METODE PENELITIAN Populasi dan Contoh
|
|
- Fanny Hermanto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 22 III. METODE PENELITIAN 3.1. Populasi dan Contoh Obyek yang menjadi sasaran dalam penelitian ini adalah petani peserta kemitraan dalam pembangunan hutan rakyat pola kemitraan dengan PT. Xylo Indah Pratama di Kabupaten Musi Rawas yang melingkupi 9 (sembilan) desa pad a 3 (tiga) kecamatan, yaitu kecamatan BTS Ulu (meliputi desa SP 9 Bangun Jaya, SP 5 Suka Makmur dan SP 7 Kota Baru), Kecamatan Muara Kelingi (meliputi desa Beliti 3 E, Lubuk Tua dan desa Remayu) dan Kecamatan Jayaloka (meliputi desa Ngestiboga I, Ciptodadi dan desa Sidodadi). Pengambilan contoh dalam penelitian ini menggunakan Pengambilan Contoh Tiga Tingkat (three stage sampling). Satuan contoh tingkat pertama adalah kecamatan, satuan contoh kedua adalah desa dan satuan contoh ketiga adalah rumah tangga peserta hutan rakyat pola kemitraan. Penentuan kecamatan dan desa terpilih dilakukan secara purposive sampling atau contoh yang diarahkan dengan memperhatikan beberapa kriteria. (1) Tingkat kecamatan; Pada satuan contoh tingkat pertama, dari 6 (enam) Kecamatan di Kabupaten Musi Rawas yang menjadi lokasi kegiatan hutan rakyat pola kemitraan diambil 3 (tiga) kecamatan terpilih dengan memperhatikan luasan lahan milik petani yang dikelola dengan hutan rakyat pola kemitraan Kecamatan yang terpilih adalah kecamatan yang memiliki keseluruhan luas lahan milik petani yang dikelola dengan hutan rakyat pola kemitraan yang terluas. Kecamatan terpilih ini adalah Kecamatan BTS Ulu, Kecamatan Muara Kelingi dan Kecamatan Jayaloka. (2) Tingkat desa; Satuan contoh tingkat kedua diambil 3 (tiga) desa yang masing-masing berada di tiga kecamatan terpilih. Penentuan desa contoh berdasarkan kriteria jumlah petani yang menjadi peserta hutan rakyat pola kemitraan. Desa yang terpilih adalah desa yang memiliki jumlah petani peserta hutan rakyat pola kemitraan yang paling banyak. Berdasarkan kriteria penentuan desa terpilih, dari 6 desa di kecamatan BTS Ulu diambil 3 desa terpilih yaitu desa SP 9 Bangun Jaya, SP 5 Suka Makmur dan SP 7
2 23 Kota Baru, di kecamatan Muara Kelingi diambil 3 desa terpilih yaitu desa Beliti 3 E, Lubuk Tua dan desa Remayu, dari 5 desa di Kecamatan Jayaloka dipilih 3 desa yaitu desa Ngestiboga I, Ciptodadi dan desa Sidodadi. (3) Untuk pengambilan contoh tingkat tiga, menurut Arikunto (2000), apabila jumlah populasi lebih dari 100 atau besar, jumlah contoh yang dapat diambil adalah % dari populasi tersebut, maka jumlah petani contoh (responden) dalam penelitian ini adalah sebesar 15 % dari keseluruhan jumlah petani peserta hutan rakyat pola kemitraan dari desa-desa terpilih. Penentuan jumlah petani contoh untuk masing-masing desa terpilih proporsional dengan masing-masing jumlah petani peserta pada desa-desa terpilih tersebut. Sedangkan penentuan petani peserta hutan rakyat pola kemitraan yang dijadikan contoh dipilih secara acak (random). Jumlah populasi dari 9 desa terpilih berjumlah 968 orang yang terinci desa SP 9 Bangun Jaya 112 orang, SP 5 Suka Makmur 75 orang, SP 7 Kota Baru 66 orang, desa Beliti 3 E 297 orang, desa Lubuk Tua 178 orang, desa Remayu 13 orang, Ngestiboga I 169 orang, desa Ciptodadi 30 dan desa Sidodadi 28 orang. Jumlah contoh yang diambil dari 968 orang populasi adalah 149 orang yang meliputi desa SP 9 Bangun Jaya 17 orang, SP 5 Suka Makmur 12 orang, SP 7 Kota Baru 10 orang, desa Beliti 3 E 45 orang, desa Lubuk Tua 27 orang, desa Remayu 2 orang, Ngestiboga I 26 orang, desa Ciptodadi 5 dan desa Sidodadi 5 orang Pengumpulan Data Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang ditunjang dengan penelitian pustaka. Dengan demikian terd apat 2 (dua) jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini yaitu data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan dari hasil pengamatan di lapangan. Pengumpulan data primer dilakukan melalui observasi lapangan dan wawancara langsung dengan petani hutan rakyat sebagai responden dengan berpedoman pada kuisioner yang telah dipersiapkan terlebih dahulu.
3 24 Data sekunder dikumpulkan dengan teknik pencatatan dokumen pada instansi-instansi terkait seperti Dinas Kehutanan, Pemerintah Daerah, Perusahaan atau hasil penelitian/laporan diantaranya adalah data tentang luas wilayah, kependudukan, realisasi dan sebaran hutan rakyat, petani hutan rakyat dan lainlain 3.3. Batasan Operasional Untuk menghindarkan adanya kesimpang siuran pengertian terhadap variabel yang akan dipelajari dalam penelitian ini, berikut ini disampaikan batasan operasional dan pengertian dari variabel-variabel tersebut : (1) Persepsi, adalah Penilaian dan pandangan masyarakat petani terhadap kegiatan pembangunan hutan rakyat pola kemitraan oleh PT. Xylo Indah Pratama, diukur berdasarkan jumlah skor dari pertanyaan tentang : (a) Penilaian terhadap lahan yang dimanfaatkan untuk hutan rakyat (b) Penilaian terhadap manfaat hutan rakyat (c) Penilaian terhadap jenis tanamann hutan rakyat (d) Penilaian terhadap pola kemitraanhutan rakyat Pertanyaan masing-masing penilaian berjumlah 4 buah item dan dengan indeks skor jenjang 3, maka masing-masing penilaian mempunyai skor terendah (4) dan skor tertinggi (12) dan selanjutnya dikelompokkan dalam kategori berikut : a. Lebih dari 9 (tinggi ) b. Antara 7 9 (sedang) c. Kurang dari 7 (rendah) Sedangkan untuk nilai tingkat persepsi secara keseluruhan dilakukan dengan menjumlahkan 16 item pertanyaan, sehingga diperoleh skor terendah (16) dan skor tertinggi (48) dan selanjutnya dikelompokkan dalam kategori sebagai berikut : a. Lebih dari 37 (tinggi ) b. Antara (sedang) c. Kurang dari 26 (rendah)
4 25 (2) Partisipasi, adalah peran serta atau keikutsertaan masyarakat/petani dalam kegiatan pembangunan hutan rakyat pola kemitraan yang dilaksanakan oleh PT. Xylo Indah Pratama, diukur berdasarkan jumlah skor dari pertanyaan tentang : (a) Partisipasi dalam kegiatan perencanaan (b) Partisipasi dalam aktivitas kelompok tani hutan rakyat (c) Partisipasi dalam pelaksanaan kegiatan pembibitan, penanaman, pemeliharan dan pelatihan hutan rakyat (d) Partisipasi dalam pengamanan, evaluasi kegiatan dan pemanfaatan hasil Pertanyaan partisipasi pada masing-masing tahap kegiatan berjumlah 4 buah item dan dengan indeks skor jenjang 3, maka partisipasi pada masingmasing tahap kegiatan mempunyai skor terendah (4) dan skor tertinggi (12) dan selanjutnya dikelompokkan dalam kategori berikut : a. Lebih dari 9 (tinggi ) b. Antara 7 9 (sedang) c. Kurang dari 7 (rendah) Sedangkan untuk nilai tingkat partisipasi secara keseluruhan dilakukan dengan menjumlahkan 16 item pertanyaan dan dengan indeks skor jenjang 3, maka diperoleh skor terendah (16) dan skor tertinggi (48) dan selanjutnya dikelompokkan dalam kategori sebag ai berikut : a. Lebih dari 37 (tinggi ) b. Antara (sedang) c. Kurang dari 26 (rendah) (3) Umur, adalah usia responden pada saat penilaian dilakukan. Umur diukur dalam satuan tahun yang dihitung dari hari kelahiran dan dibulatkan ke hari ulang tahun terdekat, dengan kategori sebagai berikut : a. Antara tahun (Umur Produktif / Tinggi) b. Antara tahun (Umur Kurang Produktif / Sedang) c. Lebih dari 65 tahun (Umur Tidak Produktif / Rendah)
5 26 Berdasarkan indeks skor jenjang 3, maka skor terendah (1) dan skor tertinggi (3) dan selanjutnya a. 3 (tinggi) b. 2 (sedang) c. 1 (rendah) (4) Pendidikan, adalah tingkat pendidikan formal yang pernah diikuti responden, diukur dengan kategori sebagai berikut: a. Lebih dari 9 tahun (tamat SLTA / tinggi) b. Antara 6-9 tahun (tamat SLTP atau tamat SD / sedang) c. Kurang dari 6 tahun (tidak tamat SD / rendah) Berdasarkan indeks skor jenjang 3, maka skor terendah (1) dan skor tertinggi (3) dan selanjutnya a. 3 (tinggi) b. 2 (sedang) c. 1 (rendah) (5) Penyuluhan, adalah kegiatan pembinaan dan penyampaian informasi yang dilakukan oleh Dinas Kehutanan / Perusahaan (PT. Xylo Indah Pratama) yang bertujuan untuk mengubah pengetahuan, sikap dan pandangan masyarakat, diukur berdasarkan jumlah skor dari pertanyaan tentang : (a) Intensitas kegiatan penyuluhan (b) Kesesuaian materi penyuluhan dengan kegiatan hutan rakyat kemitraan (c) Kesesuaian metode penyuluhan dengan latar belakang masyarakat Dengan pertanyaan berjumlah 9 buah item dan dengan indeks skor jenjang 3, maka skor terendah (9) dan skor tertinggi (27) dan selanjutnya a. Lebih dari 21 (tinggi ) b. Antara (sedang) c. Kurang dari 15 (rendah)
6 27 (6) Pengalaman, adalah pengalaman responden yang berhubungan dengan kegiatan pembangunan hutan rakyat, diukur berdasarkan jumlah skor dari pertanyaan tentang : (a) Pengalaman dengan kegiatan hutan rakyat (b) Kesesuaian pengelolaan hutan rakyat dengan latar belakang masyarakat (c) Wawasan atau pengetahuan tentang hutan rakyat Dengan pertanyaan berjumlah 4 buah item dan dengan indeks skor jenjang 3, maka skor terendah (4) dan skor tertinggi (12) dan selanjutnya a. Lebih dari 9 (tinggi ) b. Antara 7 9 (sedang) c. Kurang dari 7 (rendah) (7) Ekonomi, adalah keadaan ekonomi dari responden, diukur berdasarkan jumlah skor dari pertanyaan tentang : (a) Besarnya penghasilan yang berasal dari kegiatan hutan rakyat dan non hutan rakyat (b) Luas lahan yang dimiliki dan yang dipergunakan untuk hutan rakyat (c) Kondisi rumah yang ditempati oleh responden Dengan pertanyaan berjumlah 4 buah item dan dengan indeks skor jenjang 3, maka skor terendah (4) dan skor tertinggi (12) dan selanjutnya a. Lebih dari 9 (tinggi ) b. Antara 7 9 (sedang) c. Kurang dari 7 (rendah) (8) Pemahaman program, adalah pemahaman responden tentang dasar dan tujuan kegiatan pembangunan hutan rakyat dengan pola kemitraan yang dilaksanakan oleh PT. Xylo Indah Pratama di Kabupaten Musi Rawas. Dengan pertanyaan berjumlah 6 buah item dan dengan indeks skor jenjang 3, maka skor terendah (6) dan skor tertinggi (18) dan selanjutnya
7 28 a. Lebih dari 14 (tinggi ) b. Antara (sedang) c. Kurang dari 10 (rendah) (9) Kelembagaan Hutan Rakyat, adalah keberadaan dan peranan kelompok tani hutan rakyat diukur berdasarkan jumlah skor dari item pertanyaan tentang : (a) Penilaian terhadap keberadaan kelompok tani hutan rakyat (b) Penilaian terhadap manfaat adanya kelompok tani hutan rakyat (c) Penilaian terhadap perlunya keterlib atan dalam kelompok tani Dengan pertanyaan berjumlah 8 buah item dan dengan indeks skor jenjang 3, maka skor terendah (8) dan skor tertinggi (24) dan selanjutnya a. Lebih dari 18 (tinggi ) b. Antara (sedang) c. Kurang dari 13 (rendah) (10) Tokoh Masyarakat, adalah keterlibatan tokoh masyarakat dalam kegiatan pembangunan hutan rakyat dengan pola kemitraan diukur berdasarkan jumlah skor dari pertanyaan tentang : (a) Keberadaan perangkat desa / tokoh masyarakat sebagai panutan bagi masyarakat (b) Aktivitas perangkat desa / tokoh masyarakat dalam pembangunan hutan rakyat Dengan pertanyaan berjumlah 5 buah item dan dengan indeks skor jenjang 3, maka skor terendah (5) dan skor tertinggi (15) dan selanjutnya a. Lebih dari 11 (tinggi ) b. Antara 8 11 (sedang) c. Kurang dari 8 (rendah)
8 29 (11) Hak dan Kewajiban, adalah pengetahuan dan kejelasan responden terhadap hak dan kewajiban yang tertuang dalam perjanjian kerja dengan perusahaan mitra dalam pengelolaan hutan rakyat, diukur berdasarkan jumlah skor dari pertanyaan tentang : (a) Pemahaman tentang kejelasan hak dan kewajiban dalam kontrak kerja (b) Pemahaman tentang batas-batas kewenangan (c) Pemahaman isi perjanjian kerjasama menguntungkan kedua belah pihak Dengan pertanyaan berjumlah 5 buah item dan dengan indeks skor jenjang 3, maka skor terendah (5) dan skor tertinggi (15) dan selanjutnya a. Lebih dari 11 (tinggi ) b. Antara 8 11 (sedang) c. Kurang dari 8 (rendah) (12) Kebijakan Pemerintah, adalah pemahaman responden yang berhubungan dengan kebijakan pemerintah dalam pengelolaaan hutan rakyat diukur berdasarkan jumlah skor dari item pertanyaan tentang : (a) Pemahaman bahwa pembangunan hutan rakyat merupakan program pemerintah (b) Pemahaman bahwa keberhasilan pembangunan hutan rakyat tergantung pada partisipasi masyarakat (c) Pemahaman bahwa pembangunan hutan rakyat bertujuan untuk kesejahteraan masyarakat (d) Pemahaman tentang keberadaan dan peran pemerintah dalam pengelolaan hutan rakyat. Dengan pertanyaan berjumlah 5 buah item dan dengan indeks skor jenjang 3, maka skor terendah (5) dan skor tertinggi (15) dan selanjutnya a. Lebih dari 11 (tinggi ) b. Antara 8 11 (sedang) c. Kurang dari 8 (rendah)
9 30 (13) Keaktifan, adalah keaktifan responden dalam mencari informasi yang terkait dengan kehutanan, khususnya hutan rakyat, di luar sistem sosial dalam satu tahun terakhir diukur berdasarkan jumlah skor dari pertanyaan tentang : (a) Frekuensi kunjungan ke luar daerah (b) Frekuensi kontak dengan sumber informasi (c) Frekuensi membaca dan mendengar informasi media (d) Frekuensi mengikuti pertemuan (e) Frekuensi kehad iran terhadap undangan pelatihan/kursus hutan rakyat Dengan pertanyaan berjumlah 6 buah item dan dengan indeks skor jenjang 3, maka skor terendah (6) dan skor tertinggi (18) dan selanjutnya a. Lebih dari 14 (tinggi ) b. Antara (sedang) c. Kurang dari 10 (rendah) (14) Status Sosial, adalah kedudukan responden dalam struktur sosial kemasyarakatan diukur berdasarkan jumlah skor dari pertanyaan tentang : (a) Kedududkan dalam organisasi sosial kemasyarakatan (b) Kedudukan dalam struktur organisasi dalam masyarakat Dengan pertanyaan berjumlah 2 buah item dan dengan indeks skor jenjang 3, maka skor terendah (2) dan skor tertinggi (6) dan selanjutnya a. > 4 (tinggi ) b. 4 (sedang) c. < 4 (rendah) 3.4. Analisis Data Data yang diperoleh selanjutnya diolah dan dianalisis, baik secara statistik (menggunakan analisis regresi) maupun deskriptif untuk mengetahui hubungan atau keterkaitan antara variabel yang satu dengan yang lain untuk mengetahui
10 31 persepsi dan partisipasi masyarakat terhadap pembangunan hutan rakyat pola kemitraan dan faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi dan partisipasi tersebut. (1) Persepsi Masyarakat terhadap Pembangunan Hutan Rakyat Pola Kemitraan Dalam penilaian tinggi rendahnya persepsi masyarakat terhadap pembangunan hutan rakyat pola kemitraan, untuk mengetahuinya dipergunakan indikator: (a) Penilaian masyarakat terhadap lahan yang dimanfaatkan untuk hutan rakyat (b) Penilaian masyarakat terhadap manfaat hutan rakyat (c) Penilaian masyarakat terhadap jenis tanaman hutan rakyat (d) Penilaian masyarakat terhadap pola kemitraan hutan rakyat Masing-masing indikator tersebut dituangkan dalam 4 item pertanyaan sehingga untuk penilaian persepsi menggunakan 16 item pertanyaan dan setiap item pertanyaan mempunyai 3 alternatif jawaban yang diberi nilai 1 sampai dengan 3. Atas dasar itu maka nilai yang menggambarkan tentang persepsi setiap responden berkisar antara 16 dan 48. Nilai 16 merupakan nilai yang terendah dan nilai 48 merupakan nilai tertinggi, selanjutnya nilai persepsi dikelompokkan dalam 3 kategori sebagai berikut : (a) Persepsi tinggi, apabila jumlah nilai Lebih dari 37 (b) Persepsi sedang, apabila jumlah nilai antara (c) Persepsi rendah, apabila jumlah nilai kurang dari 26 Nilai rata-rata persepsi diperoleh dengan menjumlahkan total nilai persepsi dari responden dibagi dengan jumlah responden sebanyak 149 orang, sedangkan nilai rata-rata penilaian petani apabila lahannya dipakai untuk hutan rakyat, penilaian masyarakat terhadap manfaat hutan rakyat, penilaian masyarakat terhadap jenis tanaman untuk hutan rakyat dan penilaian masyarakat terhadap pola kemitraan hutan rakyat diperoleh dengan menjumlahkan masing-masing penilaian dibagi dengan jumlah responden sebanyak 149 orang.
11 32 (2) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi Masyarakat Dalam pembahasan persepsi masyarakat dalam pembangunan hutan rakyat pola kemitraan terdapat dua jenis variabel, yaitu variabel bebas (independent variable) dan variabel tidak bebas (dependent variable). Sebagai variabel bebas adalah : (a) Umur ( X 1.1 ) (b) Pendidikan ( X 1.2 ) (c) Penyuluhan ( X 1.3 ) (d) Pengalaman ( X 1.4 ) (e) Ekonomi ( X 1.5 ) (f) Pemahaman Program ( X 1.6 ) Sedangkan variabel tidak bebasnya adalah persepsi masyarakat dalam pembangunan hutan rakyat pola kemitraan ( Y 1 ). Untuk mengukur variabel penelitian dipergunakan skala ordinal. Dengan skala ordinal dapat diperoleh perbedaan nilai dan tingkatan variabel yang berurutan. Melalui daftar pertanyaan dapat dilakukan pengukuran variabel, khususnya bagi pertanyaan tertutup atau pertanyaan yang telah disediakan jawabannya. Penentuan skor digunakan skala Likert dengan kriteria 3, 2 dan 1 (Malo 1986). Skala ini berfungsi mempermudah dalam analisis statistik. Sedangkan untuk mengetahui hubungan atau pengaruh variabel bebas terhadap variabel tidak bebas dilakukan dengan menggunakan analisis regresi dengan model fungsi persepsi petani hutan rakyat sebagai berikut : Y 1 = f ( X 1.1, X 1.2, X 1.3, X 1.4, X 1.5, X 1.6, ) Dimana : Y 1 X 1.1 = Persepsi Petani = Umur X 1.2 = Pendidikan X 1.3 = Penyuluhan X 1.4 = Pengalaman
12 33 X 1.5 = Ekonomi X 1.6 = Pemahaman program Kemudian dilanjutkan dengan uji F dan uji t. Uji F dipergunakan untuk melihat pengaruh variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel tidak bebas. Sedangkan untuk melihat pengaruh variabel bebas terhadap variabel tidak bebas secara sendiri-sendiri dipergunakan uji t. (3) Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Hutan Rakyat Pola Kemitraan Dalam penilaian tinggi rendahnya partisipasi masyarakat terhadap pembangunan hutan rakyat pola kemitraan, untuk mengetahuinya dipergunakan indikator pertanyaan keterlibatannya pada kegiatan : (a) Partisipasi dalam kegiatan perencanaan (b) Partisipasi dalam aktivitas kelompok tani hutan rakyat (c) Partisipasi dalam pelaksanaan kegiatan pembibitan, penanaman, pemeliharan dan pelatihan hutan rakyat (d) Partisipasi dalam pengamanan, evaluasi kegiatan dan pemanfaatan hasil Masing-masing indikator tersebut dituangkan dalam 4 item pertanyaan sehingga untuk penilaian tingkat partisipasi menggunakan 16 item pertanyaan dan setiap item pertanyaan mempunyai 3 alternatif jawaban yang diberi nilai 1 sampai dengan 3. Atas dasar itu maka nilai yang menggambarkan tentang partisipasi setiap responden berkisar antara 16 dan 48. Nilai 16 merupakan nilai yang terendah dan nilai 48 merupakan nilai tertinggi dan dan selanjutnya (a) Partisipasi tinggi, apabila jumlah nilai Lebih dari 37 (b) Partisipasi sedang, apabila jumlah nilai antara (c) Partisipasi rendah, apabila jumlah nilai kurang dari 26 Nilai rata-rata partisipasi diperoleh dengan menjumlahkan total nilai partisipasi dari responden kemudian dibagi dengan jumlah responden sebanyak 149 orang, sedangkan nilai rata-rata partisipasi setiap kegiatan yaitu partisipasi dalam keg iatan perencanaan, partisipasi dalam aktivitas kelompok tani hutan
13 34 rakyat, partisipasi dalam tahap pelaksanaan dan partisipasi dalam pengamanan, evaluasi kegiatan dan pemanfaatan hasil diperoleh dengan menjumlahkan masingmasing penilaian dan dibagi dengan jumlah responden sebanyak 149 orang. (4) Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya Partisipasi Masyarakat Sebagai mana dalam pembahasan persepsi, dalam pembahasan partisipasi masyarakat dalam pembangunan hutan rakyat pola kemitraan terdapat dua jenis variabel, yaitu variabel bebas (independent variable) dan variabel tidak bebas (dependent variable). Sebagai variabel bebas adalah : (a) Persepsi Petani ( X 2.1 ) (b) Kelembagaan Hutan Rakyat ( X 2.2 ) (c) Tokoh Masyarakat ( X 2.3 ) (d) Hak dan Kewajiban ( X 2.4 ) (e) Kebijakan Pemerintah ( X 2.5 ) (f) Keaktifan ( X 2.6 ) (g) Status Sosial ( X 2.7 ) Sedangkan variabel tidak bebasnya adalah Partisipasi masyarakat dalam pembangunan hutan rakyat pola kemitraan ( Y 2 ). Variabel dalam penelitian dipergunakan skala ordinal. Dengan skala ordinal dapat diperoleh perbedaan nilai dan tingkatan variabel yang berurutan. Melalui daftar pertanyaan dapat dilakukan pengukuran variabel, khususnya bagi pertanyaan tertutup atau pertanyaan yang telah disediakan jawabannya. Penentuan skor digunakan skala Likert dengan kriteria 3, 2 dan 1 (Malo 1986). Skala ini berfungsi mempermudah dalam analisis statistik. Sedangkan untuk mengetahui hubungan atau pengaruh variabel bebas terhadap variabel tidak bebas dilakukan dengan menggunakan analisis regresi dengan model fungsi partisipasi petani hutan rakyat sebagai berikut :
14 35 Y 2 = f ( X 2.1, X 2.2 X 2.3, X 2.4, X 2.5, X 2.6, X 2.7 ) Dimana : Y 2 X 2.1 X 2.2 X 2.3 X 2.4 X 2.5 X 2.6 X 2.7 = Partisipasi Petani = Persepsi Petani = Kelembagaan Hutan Rakyat = Tokoh Masyarakat = Hak dan Kewajiban = Kebijakan Pemerintah = Keaktifan = Status Sosial Kemudian dilanjutkan dengan uji F dan uji t. Uji F dipergunakan untuk melihat pengaruh variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel tidak bebas. Sedangkan untuk melihat pengaruh variabel bebas terhadap variabel tidak bebas secara sendiri-sendiri dipergunakan uji t.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
13 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Hutan tanaman pola kemitraan merupakan kolaborasi antara PT. Nityasa Idola dengan masyarakat lokal. Masyarakat desa sudah lama mengklaim bahwa areal
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
24 METODOLOGI PENELITIAN Kerangka Pemikiran Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GN-RHL), yang telah dilaksanakan sejak tahun 2003, dalam penerapannya dijumpai berbagai kendala dan hambatan.
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Sub DAS Keduang, daerah hulu DAS Bengawan Solo, dengan mengambil lokasi di sembilan Desa di Kabupaten Wonogiri yang menjadi
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Desa Margasari Kecamatan Labuhan Maringgai
19 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Desa Margasari Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten Lampung Timur pada bulan April 2014. B. Alat dan Objek Alat yang
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
9 BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kerangka Pemikiran Pada tanggal 7 Mei 999 kawasan Cagar Alam Pancoran Mas Depok diubah fungsinya menjadi kawasan Tahura Pancoran Mas Depok dan dikelola oleh pemerintah
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif merupakan metode yang menggambarkan, mendeskripsikan dan memaparkan fakta-fakta
Lebih terperinciMETODOLOGI. Lokasi dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian dilaksanakan pada bulan Februari Juni 2010 di DAS
22 METODOLOGI Lokasi dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 200 - Juni 200 di DAS Cisadane Hulu, di lima Kecamatan yaitu Kecamatan Tamansari, Kecamatan Leuwiliang, Kecamatan
Lebih terperinciIV. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN Gambaran Umum Kabupaten Musi Rawas. Karakteristik Umum Wilayah Kabupaten Musi Rawas
36 IV. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN 4.1. Gambaran Umum Kabupaten Musi Rawas Karakteristik Umum Wilayah Kabupaten Musi Rawas Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Daerah Kabupaten Musi Rawas nomor 18 tahun
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive). Daerah
25 III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive). Daerah yang dipilih sebagai tempat penelitian mengenai Analisis Usahatani Kelapa
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel. variabel X yang akan diukur untuk melihat faktor-faktor yang berhubungan
37 III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 1.Variabel (X) Berdasarkan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dapat diuraikan beberapa batasan, dan ukuran dari variabel
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang di lakukan oleh peneliti berlokasi di SMA Negeri 4. jangkau sehingga memudahkan dalam pengumpulan data.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Penelitian yang di lakukan oleh peneliti berlokasi di SMA Negeri 4 Gorontalo. Pemilihan lokasi penelitian ini karena
Lebih terperinciBUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG
BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT PELAKSANA TEKNIS KELUARGA BERENCANA PADA BADAN KELUARGA BERENCANA KABUPATEN MUSI RAWAS Menimbang : a. DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian dilaksanakan di Desa Sukoharjo 1 Kecamatan Sukoharjo
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Lokasi penelitian dilaksanakan di Desa Sukoharjo 1 Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Pringsewu dengan mempertimbangkan bahwa lokasi yang dipilih memiliki
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran dan Klasifikasi. Definisi operasional pada penelitian ini mencakup semua aspek penelitian yang
29 III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional, Pengukuran dan Klasifikasi Definisi operasional pada penelitian ini mencakup semua aspek penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data yang akan di
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive (sengaja), karena Desa
III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penetuan Daerah Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di desa Paluh Sibaji, Kecamatan Pantai Labu. Penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive (sengaja), karena
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 3.1.1 Kerangka Pemikiran Berdasarkan kajian teori yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa keputusan masyarakat untuk ikut serta dalam kegiatan
Lebih terperinciIII OBJEK DAN METODE PENELITIAN. dalam kelompok peternak Lebaksiuh yang ada di desa Sindanggalih, kecamatan
25 III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek penelitian Objek yang diamati dalam penelitian ini adalah peternak yang tergabung dalam kelompok peternak Lebaksiuh yang ada di desa Sindanggalih, kecamatan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penulis melakukan penelitian di Desa Bangun Purba dan Kantor Desa. Waktu penelitian ini
43 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Sejalan dengan rencana tujuan yang diinginkan, maka dalam pelaksanaan penelitian ini penulis melakukan penelitian di Desa Bangun Purba dan Kantor
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
METODOLOGI PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini didesain sebagai penelitian survey yang bersifat deskriptif korelasional yaitu untuk mengetahui hubungan yang terjadi dari peubah-peubah yang diteliti
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah :
35 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Data Primer Sumber data primer pada penelitian ini adalah masyarakat penerima bantuan langsung
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel
41 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini didesain dalam bentuk metode survei yang bersifat explanatory research, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan peubah-peubah yang diamati,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Sedangkan waktu penelitian ini di mulai Pada tanggal 07 Januari 2014 sampai 07
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian Dalam penelitian ini penulis mengambil lokasi penelitian di Kelurahan Teluk Belitung kecamatan Merbau Kabupaten Kepulauan Meranti Provinsi Riau.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dalam kurun waktu dua bulan yakni dimulai dari 12. Segajah Kecamatan Kubu Kabupaten Rokan Hilir.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Sungai Segajah Kecamatan Kubu Kabupaten Rokan Hilir, sebagai tempat berlangsungnya objek penelitian. Penelitian
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi. Variabel X merupakan variabel faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja
III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi Definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabel yang akan diteliti serta penting untuk memperoleh dan
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
37 BAB 3 METODE PENELITIAN Bab ini akan memberikan penjelasan tentang jenis penelitian, pendekatan penelitian, teknik pengumpulan data, populasi, sampel, dan teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. menggunakan analisis deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, jenis penelitian
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, jenis penelitian ini
Lebih terperinciIV. METODOLOGI 4.1 Metode Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Populasi dan Contoh
IV. METODOLOGI 4.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survai. Menurut Singarimbun (1995) survai adalah metode yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel
METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian didesain sebagai penelitian survei yang bersifat deskriptif korelasional. Menurut Singarimbun dan Effendi (2006) desain penelitian survei adalah penelitian
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN. 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di beberapa peternak plasma ayam broiler di Kota Depok. Penentuan lokasi penelitian dilakukan atas dasar pertimbangan
Lebih terperinciBAB III METODELOGI PENELITIAN. Pertamanan (DPKP) Kabupaten Kepulauan Meranti. Waktu Penelitian ini dilakukan
BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Sejalan dengan rencana tujuan yang ingin dicapai maka dalam pelaksanaan penelitian ini penulis melakukan penelitian di Dinas Pasar, Kebersihan
Lebih terperinciKarakteristik Keluarga : Besar Keluarga Pendidikan Suami Pekerjaan Suami Pendapatan Keluarga Pengeluaran Keluarga. Persepsi Contoh terhadap LPG
KERANGKA PEMIKIRAN Program konversi minyak tanah ke LPG dilakukan melalui pembagian paket LPG kg beserta tabung, kompor, regulator dan selang secara gratis kepada keluarga miskin yang jumlahnya mencapai.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian adalah survey analitik dengan pendekatan cross sectional di bidang gizi masyarakat, yaitu penelitian yang menjelaskan hubungan antara variabel-variabel
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. deskriptif analisis. Tujuan metode deskriptif analisis ini adalah untuk membuat
III. METODE PENELITIAN Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis. Tujuan metode deskriptif analisis ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran secara sistematis,
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian
22 3. Terdapat hubungan nyata positif antara karakteristik personal, karakteristik lingkungan sosial, dan tingkat pengelolaan program dengan tingkat penghargaan masyarakat terhadap PDPT. 4. Terdapat hubungan
Lebih terperinciBUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 23 TAHUN 2008 TENTANG
BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 23 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT PELAKSANA TEKNIS BALAI PENYULUHAN PADA BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS NOMOR 21 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN KECAMATAN TUAH NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS NOMOR 21 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN KECAMATAN TUAH NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUSI RAWAS, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan pelayanan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini penulis mengambil obyek penelitian pada masyarakat di Desa Bunati Kecamatan Angsana Kabupaten Tanah Bumbu. Desa Bunati merupakan salah
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu
METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian didesain sebagai suatu penelitian deskriptif korelasional. Singarimbun dan Effendi (2006) menjelaskan bahwa penelitian deskriptif dimaksudkan untuk pengukuran
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendahuluan Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif yaitu penelitian dengan mengumpulkan data primer dan data sekunder.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di dua Desa dengan pola hutan rakyat yang berbeda dimana, desa tersebut terletak di kecamatan yang berbeda juga, yaitu:
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Umur responden merupakan usia responden dari awal kelahiran. sampai pada saat penelitian ini dilakukan.
26 III. METODE PENELITIAN A. dan 1. Umur Umur merupakan usia dari awal kelahiran sampai pada saat penelitian ini dilakukan. Umur diukur dalam satuan tahun. Umur diklasifikasikan menjadi tiga kelas sesuai
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Desa Buana Sakti Kecamatan Batanghari
27 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Buana Sakti Kecamatan Batanghari Kabupaten Lampung Timur. Penelitian dilaksanakan selama dua bulan yaitu dari bulan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar, Definisi Operasional, dan Pengukuran Variabel
36 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar, Definisi Operasional, dan Pengukuran Variabel Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian-pengertian yang digunakan untuk mendapatkan data-data
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Gorontalo. Penelitian ini akan
44 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan lokasi penelitian Adapun lokasi yang dijadikan sebagai objek penelitian adalah Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Gorontalo. Penelitian ini akan dilaksanakan
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG
PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 27 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS KESEHATAN KABUPATEN MUSI RAWAS
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Penyuluhan Pertanian bertujuan untuk mengembangkan kemampuan petani dan kelompok tani, mengubah perilakunya dalam usaha taninya sehingga mampu menghasilkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan cross sectional (belah lintang), yaitu menganalisis
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasional dengan rancangan cross sectional (belah lintang), yaitu menganalisis hubungan antara variabel
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu penelitian Populasi
27 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini didesain sebagai penelitian survei yang yang bersifat deskriptif korelasional. Menurut Singarimbun dan Effendi (1989), desain penelitian survei adalah
Lebih terperinciBAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. mendapatkan jawaban ataupun solusi dari permasalahan yang terjadi.
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk mendapatkan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian
41 METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian survei. Terdapat dua peubah yaitu peubah bebas (X) dan peubah tidak bebas (Y). Peubah bebas (independen) yaitu
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. analitik dimana penelitian ini ditunjukan untuk mengetahui ada atau tidaknya
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain penelitian Jenis penelitian yang dilakukan bersifat kuantitatif dengan desain penelitian analitik dimana penelitian ini ditunjukan untuk mengetahui ada atau tidaknya
Lebih terperinciTATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Bangunjiwo, Tirtonirmolo, Tamantirto dan Ngetisharjo dan Kecamatan
III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai Januari hingga April 2016 di Kasihan dengan daerah studi terdiri dari 4 Desa, yakni Bangunjiwo, Tirtonirmolo,
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
25 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Desain penelitian merupakan desain kelompok kontrol non-ekivalen karena subjek tidak dikelompokkan secara acak (Ruseffendi, 1994). Desain penelitian ini
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Data dan Instrumentasi
41 METODE PENELITIAN Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dipilih secara sengaja (purposive) yaitu Desa Ciaruteun Ilir, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor Jawa Barat. Pemilihan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. maka jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan menggunakan studi
39 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Berdasarkan permasalahan dan tujuan penelitian yang hendak di capai, maka jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan menggunakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian adalah deskriptif dengan menggunakan metode pendekatan survey, dimana data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer
Lebih terperinciBAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Y, dimana variabel X dalam penelitian ini adalah relationship marketing, sebagai
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek dalam penelitian yang akan dibahas adalah variabel X dan variabel Y, dimana variabel X dalam penelitian ini adalah relationship marketing,
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Lokasi dan waktu Penelitian Desain Penelitian Populasi dan Sampel
31 METODE PENELITIAN Lokasi dan waktu Penelitian Lokasi penelitian di RW 08 Kelurahan Lenteng Agung, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Lokasi ini dipilih secara purposif (sengaja). Adapun pertimbangan memilih
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode dasar deksriptif. Metode deskriptif artinya
III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Penelitian ini menggunakan metode dasar deksriptif. Metode deskriptif artinya metode yang digunakan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki
Lebih terperinciHASIL KAJIAN DAN REKOMENDASI ASPEK BIOFISIK HUTAN KOTA LANSKAP PERKOTAAN
HASIL KAJIAN DAN REKOMENDASI ASPEK BIOFISIK HUTAN KOTA LANSKAP PERKOTAAN KAJIAN PERAN FAKTOR DEMOGRAFI DALAM HUBUNGANNYA DENGAN PENGEMBANGAN HUTAN KOTA Kajian Peran Faktor Demografi dalam Hubungannya Dengan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah kesulitan belajar yang dihadapi siswa dalam mata pelajaran ekonomi pada siswa kelas XI jurusan IPS
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka lokasi
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka lokasi penelitian akan dilaksanakan pada Kantor Dinas Kesehatan Provinsi
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini terdapat beberapa istilah yang menjadi fokus
39 III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional dan Indikator Pengukuran Pada penelitian ini terdapat beberapa istilah yang menjadi fokus Penelitian, untuk memahami beberapa istilah tersebut, berikut
Lebih terperinci3 METODOLOGI PENELITIAN
3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian lapangan dilaksanakan di Desa Karang Song, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, yaitu tempat yang ditetapkan pemerintah sebagai lahan pemukiman
Lebih terperinciStrategi Koping Fungsi Ekonomi: Strategi penghematan Strategi penambahan pendapatan. Dukungan Sosial: Keluarga Besar Tetangga. Input Throughput Output
34 KERANGKA PEMIKIRAN Kemiskinan yang melanda bangsa Indonesia selama bertahun-tahun menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat Indonesia. Salah satunya adalah meningkatnya harga kebutuhan pokok yang mengakibatkan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan penyebaran kuisioner
III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data 1. Data Primer Pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan penyebaran kuisioner kepada petani di kecamatan penerima Bantuan Langsung Benih Unggul. Tujuan
Lebih terperinciMETODE. Desain, Tempat dan Waktu
25 METODE Desain, Tempat dan Waktu Desain penelitian ini merupakan metode sensus menggunakan kuesioner dengan lokasi penelitian di STPP Bogor. Alasan pemilihan lokasi dikarenakan STPP Bogor adalah lembaga
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di kawasan hutan lindung register 39 Kota Agung Utara,
III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kawasan hutan lindung register 39 Kota Agung Utara, Resort Datar Setuju, Gapoktan Bina Wana Jaya II, KPHL Batutegi, Kabupaten
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Desain Penelitian Populasi dan Sampel Lokasi dan Waktu Penelitian Tehnik Sampling
METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan kombinasi dari jenis penelitian eksplanatorikorelasional dan penelitian partisipatori (Strauss dan Corbin, 2003). Dalam penelitian eksplanatori
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Desain Penelitian
31 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini dirancang sebagai penelitian survai deskriptif dan korelasionel yang terkait dengan Program Ketahanan Pangan di Kecamatan Gandus. Menurut Singarimbun
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. satu daerah yang memiliki jumlah kelompok nelayan terbanyak. Dari data
METODE PENELITIAN Metode Penentuan Daerah Penelitian Daerah penelitian secara purposive di kecamatan Medan Labuhan dengan pertimbangan bahwa berdasarkan data sekunder daerah tersebut merupakan salah satu
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan dari Juni sampai Agustus 2014 di Desa Sidodadi,
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan dari Juni sampai Agustus 2014 di Desa Sidodadi, Kecamatan Padang Cermin, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung.
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN
IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan obyek
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Tugusari Kecamatan Sumberjaya
48 III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Tugusari Kecamatan Sumberjaya Lampung Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara purposive (sengaja). Kecamatan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. tempat berlangsungnya objek penelitian.sedangkan waktu penelitian ini dimulai dari
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar.Lokasi penelitian ini adalah Kantor Camat Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar, sebagai
Lebih terperinciBUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 22 TAHUN 2008 TENTANG
BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 22 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT PELAKSANA TEKNIS PADA DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN MUSI RAWAS Menimbang : a. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh manajer dan kepala bagian di
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh manajer dan kepala bagian di masing-masing Rumah Sakit Swasta di Bandar lampung. Adapun kriteria Rumah
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tipe deskriptif kuantitatif, yang dipakai untuk
III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan tipe deskriptif kuantitatif, yang dipakai untuk memecahkan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subyek
Lebih terperinciANALISIS MARJIN PEMASARAN JERUK SIAM (Citrus nobilis) PETANI DI DESA MUARA RENGAS KECAMATAN MUARA LAKITAN
ANALISIS MARJIN PEMASARAN JERUK SIAM (Citrus nobilis) PETANI DI DESA MUARA RENGAS KECAMATAN MUARA LAKITAN Nenny Wahyuni, SP. 1 (nennywahyuni@ymail.com) ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
40 METODOLOGI PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian dirancang sebagai penelitian survei yang bersifat deskriptif korelasional. Singarimbun dan Effendi (2006) mengatakan, desain penelitian survei adalah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah survei analitik. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Rancangan penelitian ini menggunakan rancangan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Untuk mendapatkan data yang diperlukan pada penelitian ini, penulis
27 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Untuk mendapatkan data yang diperlukan pada penelitian ini, penulis melakukan penelitian pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Gorontalo yang
Lebih terperinciBUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG
BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT PELAKSANA TEKNIS PADA DINAS PENDIDIKAN Menimbang : a. KABUPATEN MUSI RAWAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan dari Kecamatan-kecamatan yang ada di Kabupaten Kuantan Singingi.
BAB III METODE PENELITIAN 3. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Benai yang merupakan salah satu Kecamatan dari Kecamatan-kecamatan yang ada di Kabupaten Kuantan Singingi. 3.2 Jenis
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian
33 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini dirancang sebagai penelitian survey yang bersifat explanatory research yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengevaluasi dengan menjelaskan hubungan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Bandar Dalam Kecamatan Sidomulyo
III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Bandar Dalam Kecamatan Sidomulyo Kabupaten Lampung Selatan. Waktu penelitian dari bulan Agustus - September 2014.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Menurut Sugiyono (2009) obyek penelitian merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN. dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dalam penelitian ini, jenis penelitian
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk memperoleh data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Kayumerah Kecamatan Limboto
1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Kayumerah Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo. Waktu pelaksanaan penelitian bulan Mei 2013. 3.2 Jenis
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian ini termasuk penelitian Explanatory research yaitu penjelasan yang dilakukan untuk menggambarkan keadaan yang sebenarnya
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode kombinasi ( mixed
III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode kombinasi ( mixed methods). Metode penelitian kombinasi adalah metode penelitian yang menggabungkan antara metode
Lebih terperinci3. PELAKSANAAN PENELITIAN
3. PELAKSANAAN PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kelompok Tani Margo Tani II di Desa Kembang, Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali, Propinsi Jawa Tengah. Penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Babakan Madang, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Bogor, Kesatuan Pemangkuan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis / Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksplanatory digunakan untuk menjelaskan suatu keadaan atau fenomena sosial yang terjadi secara objektif,
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel
29 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini dirancang sebagai penelitian deskriptif korelasional. Menurut Rakhmat (2007) metode korelasi bertujuan meneliti sejauh mana variasi pada satu faktor
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
35 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian menurut metode, penulis menggunakan penelitian survey. Menurut Siregar (2013 : 10), Penelitian survey adalah penelitian yang tidak melakukan
Lebih terperinciIII.METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran dan Klasifikasi
29 III.METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional, Pengukuran dan Klasifikasi Definisi operasional pada penelitian ini mencakup semua aspek penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data yang akan dianalisis
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dikumpulkan secara simultan (dalam waktu yang bersamaan). Metode yang
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan descriptive correlational, yang bertujuan untuk mengungkapkan korelasi antara
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan dan diukur dalam satuan tahun. responden dan diukur dalam satuan tahun.
37 III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional 1. Variabel bebas yang diteliti meliputi: a. Usia (X 1 ), adalah usia responden dari awal kelahiran sampai pada saat penelitian dilakukan dan diukur dalam
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. yang menggunakan data yang sama dimana peneliti menjelaskan hubungan
III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menguji dua variabel sehingga menggunakan tipe penelitian kuantitatif dengan metode eksplanatori, yang artinya penelitian yang menggunakan
Lebih terperinci