HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 5 Komposisi asal daerah pada masing-masing angkatan. Gambaran Umum Minat Bidang Kerja Responden

dokumen-dokumen yang mirip
HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Analisis data menggunakan software SPSS 11.5 for windows, Microsoft Excel, dan SAS 9.1. Profil Responden

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Perbandingan Tingkat Kemudahan Tiga Metode Konjoin pada Preferensi Mahasiswa terhadap Kualitas Dosen STIS

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENDEKATAN METODE KONJOIN UNTUK MENENTUKAN PREFERENSI ATRIBUT TELEPON SELULER PINTAR PADA MAHASISWA FMIPA IPB ANGKATAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

PREFERENSI MAHASISWA IPB TERHADAP MATA KULIAH METODE STATISTIKA MENGGUNAKAN ANALISIS KONJOIN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KONJOIN: METODE FULL PROFILE DAN CBC UNTUK MENELAAH PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP PILIHAN PEKERJAAN

Perbandingan Tingkat Kemudahan Tiga Metode Konjoin pada Preferensi Mahasiswa terhadap Kualitas Dosen STIS

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Mencermati semakin tingginya kebutuhan manusia akan perumahan dan

BAB III ANALISIS KONJOIN. Dalam upaya untuk memprediksi preferensi warga mengenai sistem

3 METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN


BAB 4 PENGARUH PEMBANGUNAN PASUPATI TERHADAP KARAKTERISTIK PERGERAKAN CIMAHI-BANDUNG

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

ANALISIS KONJOIN FULL-PROFILE UNTUK MENGETAHUI FEATURE TELEPON SELULAR YANG IDEAL DIPASARKAN DI KECAMATAN BANYUMANIK SEMARANG

HASIL DAN PEMBAHASAN. (a) (b) (c)

PENERAPAN DAN PERBANDINGAN CARA PENGUKURAN RESPON PADA ANALISIS KONJOIN

DAFTAR ISI. Halaman DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR... xv DAFTAR LAMPIRAN... xvi

JMP : Volume 4 Nomor 1, Juni 2012, hal

THESIS ABDUL GAUS NRP :

PENERAPAN ANALISIS KONJOIN PADA PREFERENSI MAHASISWA TERHADAP PEKERJAAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV. HASIL dan PEMBAHASAN

persentase. Sedangkan analisis inferensial yaitu analisis yang mengacu pada hasil

IV METODE PENELITIAN. 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

KAJIAN ANALISIS KONJOIN DAN PENERAPANNYA PADA PREFERENSI MAHASISWA TINGKAT AKHIR IPB TERHADAP PEKERJAAN RIANA RISKINANDINI

BAB I PENDAHULUAN. berkeluarga maupun belum berkeluarga sering mengunjungi pusat perbelanjaan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan

PREFERENSI WISATAWAN TERHADAP KUNJUNGAN WISATA PULAU SAMOSIR DENGAN ANALISIS KONJOIN. Sari C Kembaren Pengarapen Bangun, Rachmad Sitepu

BAB I PENDAHULUAN. keuangan walaupun masih ada aliran dana dari pusat kepada daerah seperti dalam bentuk

STUDI KEBUTUHAN TAKSI DI KOTA MALANG DENGAN TEKNIK STATED PREFERENCE

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V PENUTUP. pilihan yang mungkin dipilih, yang prosesnya melalui mekanisme tertentu dengan harapan

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB V HASIL PENELITIAN. Karakteristik responden merupakan alat ukur statistik yang penting dalam

PENDEKATAN METODE KONJOIN UNTUK MENENTUKAN PREFERENSI ATRIBUT TELEPON SELULER PINTAR PADA MAHASISWA FMIPA IPB ANGKATAN MUHAMMAD AULIA PUTRA

4. HASIL DAN ANALISIS HASIL

ANALISIS PREFERENSI MAHASISWA UST TINGKAT AKHIR TERHADAP PEKERJAAN DENGAN PENERAPAN CONJOINT ANALYSIS

II. HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS PREFERENSI SISWA SMA DI KOTA SEMARANG TERHADAP PROGRAM STUDI DI PERGURUAN TINGGI DENGAN METODE CHOICE-BASED CONJOINT

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI HASIL PENELITIAN. empat variabel independen (produk ramah lingkungan, atribut merek hijau,

III KERANGKA PEMIKIRAN

kontingensi. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah konsumen lakilaki

Lampiran 1. Atribut dan Level Atribut dalam Penelitian

KUESIONER PENELITIAN FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2013

BAB 5 HASIL PENELITIAN. Pada bagian hasil penelitan ini memuat deskripsi hasil penelitian meliputi

Statistika Industri 2 TIP FTP UB Mas ud Effendi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SKRIPSI MUHAMMAD IQBAL NIM :

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Pemilihan Atribut Produk Baru Untuk Perilaku Keputusan Pembelian Konsumen Terhadap Biokos BOTU-LIKE Series

Lampiran 1. Kuesioner

n = n = BAB 3 HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Sampel Dan Teknik Pengambilan sampel

BAB I PENDAHULUAN. pada kebijakan kependudukan. Dinamika kependudukan yang terjadi karena adanya dinamika

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Uraian berikut berisi hasil dari pengujian (try-out) dari kuesioner dalam penelitian

BAB VI PENGUMPULAN DATA

ALGORITMA NEAREST NEIGHBOR

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian pengaruh konten media berbasis audio-visual merupakan suatu penelitian

(M.5) PENERAPAN ANALISIS KONJOIN DENGAN PROSEDUR THURSTONE PADA PREFERENSI MAHASISWA TERHADAP KUALITAS DOSEN SEKOLAH TINGGI ILMU STATISTIK

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Resume Tracer Study ITB 2015 Prodi Teknik Sipil Angkatan 2008

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Bab 4 Pengumpulan dan Pengolahan Data

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. tersebut didapat oleh konsumen dari suatu produk yang ditawarkan, maka

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. perilaku yang berbeda. Informasi yang disajikan memberi peluang bagi produsen

Validitas dan Reliabilitas

BAHAN DAN METODE HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MOBIL MEREK TOYOTA PADA UD. DUA TIGA TUJUH MOTOR. Oleh : VINA SORAYA A

Kelas 2. Kelas 1 Mahasiswa. Mahasiswa. Gambar 1 Struktur data kelompok dalam pengukuran berulang pada data Metode Statistika

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada sub-bab ini akan profil responden yang terkait dalam penelitian ini.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

dimana: n1= jumlah sampel dalam tiap kecamatan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Brand Usage

ANALISIS PREFERENSI KONSUMEN UNTUK MEMBELI PRODUK PERUMAHAN DENGAN PENDEKATAN ANALISIS KONJOIN (STUDI KASUS PADA PERUMAHAN PAMULANG LESTARI)

SEGMENTASI PASAR PEMBELI TAHU SUMEDANG (Studi Kasus pada Perusahaan Tahu Bungkeng Kabupaten Sumedang) Oleh NING SRIMENGANTI Universitas Winaya Mukti

BAB 2 LANDASAN TEORI. Sepeda motor adalah kendaraan beroda dua yang digerakkan oleh sebuah mesin.

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang disertai terjadinya perubahan struktur ekonomi. Menurut Todaro

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Analisis konjoin menghasilkan nilai kegunaan (utility) dan nilai kepentingan

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Tracer Study ITB 2014 FTSL Angkatan 2007

Analisis Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Pada Perusahaan Batik di Kampoeng Batik Kecamatan Laweyan Solo pada Tahun 2007

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

ANALISIS PREFERENSI SISWA SMA DI KOTA SEMARANG TERHADAP PROGRAM STUDI DI PERGURUAN TINGGI DENGAN METODE CHOICE-BASED CONJOINT

ANALISIS PREFERENSI WISATAWAN TERHADAP DESTINASI EKOWISATA KEPULAUAN SERIBU DENGAN PENDEKATAN ANALISIS KONJOIN (STUDI KASUS PULAU PRAMUKA) SKRIPSI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB IV INTEPRETASI DATA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data Karakteristik Rumah Tangga Responden

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Transkripsi:

6 Tahap berikutnya adalah melakukan analisis data yang diawali dengan eksplorasi data secara keseluruhan untuk mengetahui gambaran umum dari responden tentang minat bidang pekerjaan yang diinginkannya. Selain itu eksplorasi data juga bertujuan mengetahui kecenderungan responden terhadap kedua metode pengukuran yang diberikan. Setelah itu dilanjutkan dengan menganalisis preferensi responden terhadap minat bidang kerjanya berdasarkan kedua pengukuran yang diberikan dengan menentukan model utilitas yang prinsip dasarnya menggunakan konsep regresi dengan peubah boneka dari taraf atribut pembentuknya (Lampiran ). Tahapan terakhir adalah melakukan interpretasi hasil berdasarkan NKT dan NRP responden secara keseluruhan dan pada masing-masing karakteristik responden untuk kedua jenis data yang digunakan. Hasil analisis dari kedua jenis data tersebut kemudian dibandingkan. Indikator yang digunakan adalah hasil validasi dari model utilitas yang terbentuk, lamanya waktu evaluasi stimuli, opini responden, dan efisiensi dalam pengolahan data dari kedua jenis pengukuran respon. HASIL DAN PEMBAHASAN Profil Responden Penelitian ini dilakukan terhadap 13 responden dengan menetapkan kuota untuk setiap karakteristik tertentu, tujuannya untuk melihat preferensi dari masing-masing karakteristik responden yang dibentuk. Karakteristik yang ingin dibandingkan adalah angkatan, jenis kelamin, dan asal daerah. Komposisi jenis kelamin pada masing-masing angkatan disajikan pada Tabel 4. Tabel 4 Komposisi jenis kelamin pada masing-masing angkatan Angkatan Jenis Kelamin (orang) Laki-laki Perempuan 44 22 23 4 24 21 46 21 24 Total 67 68 Untuk komposisi asal daerah pada masingmasing angkatan disajikan pada Tabel. Komposisi tersebut terlihat tidak seimbang untuk masing-masing angkatan, ini disebabkan karena memang kondisinya pada angkatan 4 sedikit sekali responden yang berasal dari luar Jawa sehingga tidak memenuhi kuota yang dibutuhkan. Kondisi ini menyebabkan responden yang berasal dari luar Jawa pada angkatan yang lain harus diambil lebih banyak sehingga kategori untuk asal daerah yang lain pun komposisinya menjadi berubah. Tabel Komposisi asal daerah pada masing-masing angkatan Angkatan Asal Daerah (orang) Luar Luar Jawa 44 13 1 17 4 19 18 8 46 13 12 Total 4 4 4 Gambaran Umum Minat Bidang Kerja Responden Distribusi jenis pekerjaan yang diinginkan responden secara keseluruhan disajikan pada Gambar 2. Jenis pekerjaan yang paling banyak diminati adalah menjadi pegawai di perusahaan swasta (34.8%), berikutnya adalah menjadi tenaga kerja profesional (24.4%), lalu pegawai negeri sipil (22.2%), wiraswasta (16.3%), dan jenis pekerjaan lainnya (2.2%) seperti LSM dan sebagainya. Untuk distribusi jenis pekerjaan pada masing-masing karakteristik menampilkan hasil yang sedikit berbeda. 24,4% 16,3% 2,2% 22,2% 34,8% C ategory Gambar 2 Distribusi jenis pekerjaan yang diminati responden. Distribusi jenis pekerjaan berdasarkan karakteristik angkatan (Gambar 3), untuk responden angkatan 44 jenis pekerjaan yang dinginkannya cukup merata, paling banyak responden berminat bekerja sebagai pegawai perusahaan swasta. Angkatan 4

7 menunjukkan distribusi minat yang tidak merata, dimana respoden kebanyakan ingin bekerja sebagai pegawai perusahaan swasta, hanya ada 2 orang responden yang ingin menjadi wiraswasta. Untuk angkatan 46 distribusi minat bidang kerjanya sangat merata, dimana pegawai swasta dan profesional menempati urutan tertinggi yang diinginkan responden. Jumalh Responden (orang) 1 Jenis 44 4 46 Gambar 3 Distribusi jenis pekerjaan yang angkatan. Distribusi jenis pekerjaan berdasarkan jenis kelamin menunjukkan sedikit perbedaan antara responden laki-laki dan perempuan (Gambar 4). Responden yang berjenis kelamin laki-laki minatnya cenderung menjadi pegawai perusahaan swasta dan bekerja sebagai profesional. Responden yang berjenis kelamin perempuan cenderung lebih menyukai sebagai pegawai perusahaan swasta dan menjadi pegawai negeri sipil. 2 1 Jenis Lakī laki Perempuan Gambar 4 Distribusi jenis pekerjaan yang jenis kelamin. Gambar menunjukkan distribusi jenis pekerjaan yang diminati responden berdasarkan asal daerah. Responden yang berasal dari dari luar cenderung berminat menjadi pegawai perusahaan swasta. Sedangkan responden yang berasal dari luar Jawa, lebih berminat menjadi pegawai negeri sipil. 1 Jenis Gambar Luar Luar Jawa Distribusi jenis pekerjaan yang asal daerah. Distribusi bidang pekerjaan yang diminati oleh responden secara keseluruhan dapat dilihat pada Gambar 6. Responden cenderung memilih bidang keuangan (47.4%) dan riset pemasaran (2.2%) sebagai bidang kerja yang paling diminatinya. Selebihnya baru bidangbidang lain seperti pendidikan (9.6%), pertanian (.2%), politik (3.7%), (2.2%), (1.%), dan bidang lainnya (.2%) seperti bidang sosial, kesehatan, properti, konveksi, transportasi dan lain-lain. 47,4%,2% 2,2% 1,% 2,2% 9,6% 3,7%,2% Category Gambar 6 Distribusi bidang pekerjaan yang diminati responden. Gambaran mengenai distribusi bidang pekerjaan pada masing-masing karakteristik dapat dilihat pada Gambar 7 sampai dengan Gambar 9. Secara umum bidang keuangan dan riset pemasaran merupakan bidang kerja yang paling diminati oleh responden. Informasi lain yang dapat digali, sebagian besar responden yang berminat pada bidang pendidikan adalah responden perempuan. Bidang kerja yang termasuk kategori lainnya, seperti bidang sosial, konveksi, dan kesehatan ternyata banyak diminati oleh responden yang berasal dari luar Jawa.

8 2 Bidang 1 44 4 46,4% 12,6% 8,9% 68,1% C ateg ory Luar Luar Jawa Luar Negeri Gambar 7 Distribusi bidang pekerjaan yang angkatan. Gambar Distribusi tempat kerja yang diminati responden. 3 Bidang Gambar 8 Bidang 2 1 4 3 Laki-laki Perempuan Distribusi bidang pekerjaan yang jenis kelamin. Lainny a Luar Luar Jaw a Gambar 9 Distribusi bidang pekerjaan yang asal daerah. Profil tentang minat bidang kerja yang akan dipaparkan selanjutnya adalah lokasi tempat kerja yang diminati oleh responden yang disajikan pada Gambar. Secara keseluruhan responden lebih berminat untuk bekerja di daerah (68.1%) daripada daerah lainnya. Daerah lain yang diminati oleh responden adalah di luar Jawa (12.6%), luar tetapi masih di Pulau Jawa (.4%), dan terakhir di luar Negeri (8.9%). Lokasi 3 2 1 Luar Luar Jawa Luar Negeri 44 Luar Luar Jawa Luar Negeri 4 Luar Luar Jawa Luar Negeri Gambar 11 Distribusi tempat kerja yang angkatan. Distribusi minat responden mengenai lokasi tempat kerja berdasarkan angkatannya (Gambar 11). Secara keseluruhan responden lebih memilih bekerja di daerah. Untuk angkatan 44 beberapa ingin bekerja di luar Pulau Jawa, hanya sedikit yang ingin bekerja di Pulau Jawa namun di luar dan luar Negeri. Untuk angkatan 4 selain yang dipilih sebagai lokasi tempat kerja favorit adalah di luar tetapi masih di Pulau Jawa. Sedangkan angkatan 46 lokasi tempat kerja yang dipilih selain di adalah di Luar Jawa. Hal tersebut disebabkan karena pengambilan contoh untuk angkatan 46 memang banyak respondennya yang berasal dari luar Jawa. Angkatan 4 paling sedikit yang berminat di luar Jawa karena memang responden yang berasal dari luar Jawa paling sedikit dibanding angkatan yang lain. Sedangkan untuk distribusi minat tempat kerja berdasarkan asal daerahnya (Tabel 6). Secara umum responden memilih daerah sebagai tempat kerja yang paling diminati. Lokasi tempat kerja lainnya membentuk pola dimana responden cenderung memilih tempat kerja yang sesuai dengan asal daerahnya, yakni responden yang berasal dari Pulau Jawa ingin bekerja di Pulau Jawa 46

9 sedangkan responden yang berasal dari luar, Jawa ingin bekerja juga di luar Jawa. Tabel 6 Distribusi lokasi tempat kerja berdasarkan asal daerah Lokasi Asal daerah (orang) Tempat Luar Luar Kerja Jawa 41 29 22 Luar 2 9 3 Luar Jawa 3 14 Luar Negeri 2 4 6 Total 4 4 4 Aspek terakhir yang akan dipaparkan adalah sumber informasi responden tentang bidang pekerjaan yang diminatinya (Tabel 7). Secara keseluruhan responden banyak mendapatkan informasi mengenai bidang kerja sebagian besar dari keluarga dan mencari sendiri. Beberapa juga banyak yang mendapatkan informasi dari Departemen Statistika baik yang disampaikan secara langsung oleh Ketua Departemen, Komisi, dan sebagainya. Ada juga sebagian kecil responden yang mendapatkan informasi pada saat kuliah Minor. Tabel 7 Distribusi sumber informasi tentang pekerjaan yang diminati responden Info pekerjaan Jumlah (orang) Departemen STK 26 Kuliah Mayor 2 Kuliah Minor/ SC 7 Mencari sendiri 41 Keluarga 8 Dosen Luar 1 Total 13 Distribusi sumber informasi berdasarkan angkatan hasilnya cukup beragam (Gambar 12). Angkatan 44 mayoritas mendapatkan informasi tentang minat bidang kerjanya tersebut dengan mencari sendiri. Sumber informasi berikutnya yang cukup dominan adalah peranan keluarga. Hal tersebut disebabkan situasi yang memang mengharuskan demikian. Angkatan 44 yang berada pada tingkat akhir saling berlomba untuk mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang bidang pekerjaan yang akan digelutinya tersebut. Angkatan 4 dan 46 mayoritas responden mendapatkan informasi dari keluarga. Masih sedikit yang berinisiatif untuk mencari sendiri informasi karena memang belum saatnya memasuki tahap dunia kerja. Sumber 2 1 Departemen STK Kuliah Mayor Kuliah Minor/ SC Mencari sendiri Keluarga Dosen Luar 44 Departemen STK Kuliah Mayor Kuliah Minor/ SC Mencari sendiri Keluarga Dosen Luar 4 Departemen STK Kuliah Mayor Kuliah Minor/ SC Mencari sendiri Keluarga Dosen Luar 46 Gambar 12 Distribusi sumber informasi tentang pekerjaan berdasarkan angkatan. Analisis Konjoin Analisis konjoin dilakukan pada dua jenis data (rating dan ranking) berdasarkan cara pengukuran responnya. Preferensi minat bidang kerja responden secara keseluruhan untuk jenis data rating berdasarkan model utilitas yang terbentuk adalah sebagai berikut: U(x) = 1.49 + 2.2X 11 + 1.46X 12 +.76X 21 +.6X 31 +.74X 41 +.7X 1 NKT dan NRP yang dihasilkan dari model utilitas yang terbentuk dapat dilihat pada Tabel 8. Secara keseluruhan atribut yang dianggap paling penting dalam menentukan minat bidang kerja bagi responden berdasarkan jenis data rating adalah gaji (47.84%). Atribut berikutnya yang dijadikan pertimbangan setelah gaji adalah lokasi tempat kerja (14.4%), kemudian atribut setelahnya berturut-turut adalah kesesuaian latar belakang pendidikan dengan bidang kerja (14.2%), jam kerja (13.23%), dan terakhir adalah reputasi tempat kerja (.1%). NKT untuk masing-masing atributnya yang disukai oleh responden adalah gaji diatas juta rupiah, lokasi tempat kerja yang strategis, reputasi tempat kerja yang terkenal, bidang kerja yang sesuai dengan latar belakag pendidikannya, dan jam kerja yang fleksibel. Hal ini sesuai dengan eksplorasi awal responden yang cenderung memilih bidang keuangan sebagai bidang kerja yang diminati karena dianggap menjanjikan dalam memberikan gaji yang cukup besar. Selain itu juga secara keseluruhan responden cenderung memilih bekerja di daerah karena dianggap strategis sebagai lokasi tempat kerja. Definisi strategis disini menurut sebagian besar responden adalah dekat dengan pusat kota, yang tentunya berimplikasi dekat dengan tempat tinggal, pusat perbelanjaan, rumah sakit, tempat hiburan, dan lain sebagainya.

Tabel 8 NKT dan NRP atribut seluruh responden untuk jenis data rating Atribut Taraf NKT NRP Gaji (ribu rupiah) Lokasi tempat kerja Reputasi tempat kerja Kesesuaian latar belakang pendidikan Jam kerja < 3-1.33 3 -.14 > 1.19 Strategis.38 strategis -.38 Terkenal.28 terkenal -.28 Sesuai.37 sesuai -.37 Fleksibel.3 fleksibel -.3 47.84 14.4.1 14.2 13.23 Untuk model utilitas yang terbentuk berdasarkan preferensi responden secara keseluruhan pada jenis data ranking adalah sebagai berikut: U(x) =.4 +.9X 11 + 3.1X 12 + 1.91X 21 +.83X 31 + 1.81X 41 + 1.27X 1 Tabel 9 NKT dan NRP atribut seluruh responden untuk jenis data ranking Atribut Taraf NKT NRP Gaji (ribu rupiah) Lokasi tempat kerja Reputasi tempat kerja Kesesuaian latar belakang pendidikan Jam kerja < 3-3.14 3 -.38 > 2.76 Strategis.9 strategis -.9 Terkenal.42 terkenal -.42 Sesuai.91 sesuai -.91 Fleksibel.63 fleksibel -.63.32 16.28 7.11 1.48.81 NKT dan NRP yang dihasilkan dari jenis data ranking dari model utilitas yang terbentuk dapat dilihat pada Tabel 9. Atribut yang paling dipertimbangkan oleh responden adalah gaji (.32%), berikutnya adalah lokasi tempat kerja (16.28%), kesesuaian latar belakang pendidikan dengan bidang kerja (1.48%), jam kerja (.81%), dan terakhir adalah reputasi tempat kerja (7.11%). Secara keseluruhan, evaluasi responden dengan menggunakan kedua jenis pengukuran respon memberikan hasil yang konsisten. Urutan atribut yang dianggap penting oleh responden dalam menentukan minat bidang kerjanya adalah gaji, lokasi tempat kerja, kesesuaian latar belakang pendidikan dengan bidang kerja, jam kerja, dan terakhir adalah reputasi tempat kerja. Hasil analisis konjoin berdasarkan karakteristik angkatan dapat dilihat pada Tabel. Berdasarkan jenis data rating pada angkatan 44, gaji merupakan atribut yang dinilai paling penting diantara atribut lainnya. Dapat dilihat dari NRP nya yaitu sebesar 44.68%, jauh lebih tinggi dari NRP atribut lainnya. Atribut kedua yang memiliki NRP tertinggi adalah jam kerja dengan nilai sebesar 17.9%, namun nilai ini tidak jauh berbeda dengan NRP atribut lain yakni lokasi tempat kerja sebesar 14.9%, kesesuaian latar belakang pendidikan dengan bidang pekerjaan sebesar 12.91%, dan terakhir adalah reputasi tempat kerja sebesar.42%. Atribut yang tidak terlalu dipentingkan dalam menentukan bidang pekerjaan bagi responden angkatan 44 adalah reputasi tempat kerja. Kesesuaian latar belakang pendidikan dengan bidang kerja juga tidak terlalu diperhatikan responden, atribut ini memiliki NRP yang kecil selain reputasi tempat kerja. Hasil evaluasi stimuli berdasarkan jenis data ranking, gaji tetap menjadi atribut yang terpenting dalam menentukan minat bidang kerja pada angkatan 44. NRP nya tidak jauh berbeda (4.72%) dengan jenis data rating (44.68%), nilainya sangat tinggi dibanding atribut lainnya. Hanya saja terdapat perbedaan urutan untuk nilai NRP atribut lainnya, atribut yang memilki NRP terbesar setelah gaji pada jenis data ranking adalah lokasi tempat kerja (16.34%), setelah itu kesesuaian latar belakang pendidikan dengan bidang kerja (1.77%), jam kerja (13.64%), dan terakhir adalah reputasi tempat kerja (8.4%). Ini mengindikasikan ketidakkonsistenan dalam mengevaluasi stimuli dari kedua jenis pengukuran data pada responden angkatan 44. Sekalipun demikian kedua jenis pengukuran tersebut masih memberikan cukup informasi, diantaranya bahwa untuk angkatan 44 atribut

11 yang mutlak jadi pertimbangan utama responden dalam memilih bidang kerjanya adalah gaji. Sedangkan atribut yang paling tidak diperhatikan responden dalam memilih bidang kerjanya adalah reputasi tempat kerja. Model utilitas beserta NKT dan NRP nya untuk kedua jenis pengukuran respon dapat dilihat pada Lampiran 6. Hasil analisis konjoin dengan jenis data rating pada angkatan 4, atribut gaji tetap menjadi atribut yang paling dipentingkan dalam memilih bidang pekerjaan. NRP nya (1.34%) lebih tinggi dari angkatan 44. Atribut kedua yang dijadikan pertimbangan setelah gaji adalah kesesuaian latar belakang pendidikan (14.91%), setelah itu baru lokasi tempat kerja (13.96%), jam kerja (.71%), dan terakhir adalah reputasi tempat kerja (9.8%). Ini mengindikasikan bahwa angkatan 4 masih cukup idealis dalam memilih bidang pekerjaannya, dimana bidang kerjanya tersebut harus sesuai dengan latar belakang pendidikannya. Ini hal yang wajar karena angkatan 4 masih belum pada tahap memasuki dunia kerja sehingga atribut lain belum terlalu dipertimbangkan. Hasil analisis konjoin pada angkatan 4 dengan jenis data rating, gaji (.18%) tetap merupakan atribut terpenting dalam menentukan minat bidang kerja. Atribut terpenting setelah gaji adalah kesesuaian latar belakang pendidikan dengan bidang kerja (18.2%), lokasi tempat kerja (17.64%), jam kerja (9.3%), dan terakhir adalah reputasi tempat kerja (4.63%). Ini mengindikasikan angkatan 4 sangat konsisten dalam mengevaluasi stimuli berdasarkan kedua jenis pengukuran respon. Model utilitas beserta NKT dan NRP untuk masing-masing atributnya dapat dilihat pada Lampiran 7. Hasil analisis konjoin untuk angkatan 46 dengan menggunakan data rating, gaji juga merupakan pertimbangan utama dalam memilih bidang kerja. Gaji memiliki NRP sebesar 47.2%, jauh lebih tinggi daripada atribut lainnya. Atribut yang menjadi pertimbangan berikutnya adalah lokasi tempat kerja (1.1%), setelah itu baru kesesuaian latar belakang pendidikan dengan bidang kerja (14.17%), reputasi tempat kerja (12.7%), dan terakhir adalah jam kerja (11.36%). Hasil analisis konjoin berdasarkan jenis data ranking pada angkatan 46, menunjukkan urutan tingkat kepentingan yang tidak jauh berbeda dengan jenis data rating. Atribut utama yang dijadikan pertimbangan dalam memilih bidang kerja adalah gaji (.22%). Setelah gaji yang dijadikan pertimbangan selanjutnya adalah lokasi tempat kerja (14.88%), kesesuaian latar belakang pendidikan (12.18%), jam kerja (9.6%), dan terakhir adalah reputasi tempat kerja (8.7%). Perbedaan hasil dari kedua jenis pengukuran adalah terletak pada urutan atribut pada posisi keempat dan kelima. Sehingga angkatan 46 dapat dikatakan tidak konsisten dalam mengevaluasi stimuli berdasarkan kedua jenis pengukuran data. Model utilitas beserta NKT dan NRP untuk masing-masing atributnya dapat dilihat pada Lampiran 8. Hasil analisis konjoin dari kedua jenis pengukuran respon berdasarkan karakteristik jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 11. Responden laki-laki berdasarkan jenis data rating, lebih mementingkan gaji (49.38%) sebagai atribut yang paling dipentingkan dalam menentukan minat bidang kerjanya. Atribut berikutnya adalah kesesuaian latar belakang pendidikan dengan bidang kerjanya (1.6%), kemudian lokasi tempat kerja (14.14%), jam kerja (12.4%), dan terakhir adalah reputasi tempat kerja (8.48%). Tabel NRP atribut berdasarkan karakteristik angkatan NRP (%) Atribut 44 4 46 Rating Ranking Rating Ranking Rating Ranking Gaji 44.68 4.72 1.34.18 47.2.22 Lokasi 14.9 16.34 13.96 17.64 1.1 14.88 Reputasi.42 8.4 9.8 4.63 12.7 8.7 Kesesuaian pendidikan 12.91 1.77 14.91 18.2 14.17 12.18 Jam kerja 17.9 13.64.71 9.3 11.36 9.6

12 Tabel 11 NRP atribut berdasarkan karakteristik jenis kelamin Atribut Laki-laki NRP (%) Perempuan Rating Ranking Rating Ranking Gaji 49.38 1.38 46.21 49.3 Lokasi 14.14 14.98 14.68 17.2 Reputasi 8.48.93 12.6 8.22 Kesesuaian pendidikan 1.6 17.9 12.36 13.9 Jam kerja 12.4.62 14. 11. Hasil Analisis dengan jenis data ranking juga didapatkan urutan tingkat kepentingan yang sama berdasarkan NRP nya, yakni gaji pada posisi pertama (1.38%), lalu kesesuaian latar belakang pendidikan dengan bidang kerja (17.9%), lokasi tempat kerja (14.98%), jam kerja (.62%), dan terakhir adalah reputasi tempat kerja (.93%). Ini mengindikasikan bahwa responden laki-laki sangat konsisten dalam mengevaluasi stimuli berdasarkan kedua jenis pengukuran respon yang digunakan. Model utilitas beserta NKT dan NRP untuk masing-masing atributnya dapat dilihat pada Lampiran 9. Hasil analisis konjoin untuk responden perempuan dengan dengan jenis data rating, gaji (46.21%) merupakan atribut yang dianggap paling mempengaruhi dalam menentukan minat bidang kerjanya. Atribut yang jadi pertimbangan berikutnya adalah lokasi tempat kerja (14.68%), ini hal yang wajar karena kebanyakan perempuan tidak mau bekerja di daerah terpencil yang lokasinya tidak strategis. Selanjutnya atribut yang dijadikan pertimbangan dalam memilih bidang kerja adalah jam kerja (14.%), ini juga merupakan kondisi yang wajar karena nantinya perempuan akan mengurus anak dan keluarga sehingga jam kerja cukup menjadi pertimbangan, dimana mereka cenderung akan memilih pekerjaan yang sifatnya fleksibel dalam hal jam kerja. Berikutnya yang dijadikan pertimbangan bagi responden perempuan adalah reputasi tempat kerja (12.6%), dari hasil penelusuran data memang terlihat bahwa responden perempuan cenderung menilai bahwa tempat kerja yang terkenal merupakan aspek yang penting untuk dipertimbangkan selain gaji dan lokasi tempat kerja. Atribut terakhir yang paling tidak dipertimbangkan responden perempuan dalam memilih bidang kerjanya adalah kesesuaian latar belakang pendidikan dengan bidang kerja (12.36%), mungkin sebenarnya atribut ini juga dipertimbangkan oleh responden namun jika dibandingkan dengan 4 atribut lainnya bidang kerja yang mesti sesuai dengan latar belakang pendidikannya menjadi tidak terlalu penting. Hasil analisis konjoin dengan jenis data ranking pada responden perempuan, NRP yang tertinggi tetap gaji (49.3%). Atribut berikutnya adalah lokasi tempat kerja (17.2%), kesesuaian latar belakang pendidikan dengan bidang kerja (13.9%), jam kerja (11.%), dan terakhir adalah reputasi tempat kerja (8.22%). Urutan atribut yang dipentingkan berdasarkan jenis data ranking ternyata cukup jauh berbeda dengan jenis data rating. Ini mengindikasikan bahwa responden perempuan tidak konsisten dalam mengevaluasi stimuli untuk kedua jenis pengukuran respon. Atribut yang dijadikan pertimbangan utama oleh responden perempuan dalam memilih bidang kerja adalah gaji dan lokasi tempat kerja. Model utilitas beserta NKT dan NRP untuk masingmasing atributnya dapat dilihat pada Lampiran. Hasil analisis konjoin berdasarkan asal daerah responden dapat dilihat pada Tabel 12. Atribut yang memiliki NRP tertinggi untuk responden berdasarkan jenis data rating adalah gaji (.88%). Atribut berikutnya yang menjadi pertimbangan setelah gaji adalah lokasi tempat kerja (16.29%), berikutnya adalah kesesuaian latar belakang pendidikan dengan bidang kerja (12.38%), jam kerja (11.4%) dan terakhir adalah reputasi tempat kerja (9.42%). NRP yang tertinggi berdasarkan jenis data ranking untuk responden adalah gaji (2.7%). Pertimbangan berikutnya adalah lokasi tempat kerja (18.16%), kesesuaian latar belakang pendidikan dengan bidang kerja (16.36%), jam kerja (6.98%), dan terakhir reputasi tempat kerja (.93%). Berdasarkan NRP tersebut nampak bahwa urutan atribut dari kedua jenis pengukuran respon menunjukkan hasil yang sama. Ini menunjukkan bahwa responden yang berasal dari sangat konsisten dalam mengevaluasi stimuli berdasarkan kedua jenis pengukuran respon. Model utilitas beserta NKT dan NRP untuk masing-masing atributnya untuk dapat dilihat pada Lampiran 11.

13 Tabel 12 NRP atribut berdasarkan karakteristik asal daerah Atribut NRP (%) Luar Luar Jawa Rating Ranking Rating Ranking Rating Ranking Gaji.88 2.7 46.82 1.7 4.61 47.32 Lokasi 16.29 18.16 14.22 16.64 12.4 14.6 Reputasi 9.42.93.81 6.93 11.37 8.4 Kesesuaian pendidikan 12.38 16.36 14.93 14.2 14.87 16. Jam kerja 11.4 6.98 13.22 11.3 1.6 14.8 Hasil analisis konjoin untuk responden yang berasal dari luar pada jenis data rating memberikan sedikit perbedaan. Atribut terpenting berdasarkan NRP nya adalah gaji (46.82%). Selanjutnya adalah kesesuaian latar belakang pendidikan dengan bidang kerja (14.93%), lokasi tempat kerja (14.22%), jam kerja (13.22%), dan terakhir adalah reputasi tempat kerja (.81%). Untuk jenis data ranking pada responden luar, urutan tingkat kepentingan atribut berdasarkan NRP nya adalah gaji (1.7%), selanjutnya adalah lokasi tempat kerja (16.64%), kesesuaian latar belakang pendidikan dengan bidang kerja (14.2%), jam kerja (11.3%), dan reputasi tempat kerja (6.93%). Dari hasil tersebut nampak perbedaan posisi untuk urutan tingkat kepentingan atributnya. Ini mengindikasikan sedikit ketidakkonsistenan responden luar dalam mengevaluasi stimuli berdasarkan kedua jenis pengukuran respon tersebut. Meskipun demikian hasil analisis dari kedua jenis pengukuran respon tersebut masih dapat memberikan cukup informasi diantaranya, secara keseluruhan untuk responden yang berasal dari luar mutlak mempertimbangkan gaji sebagai atribut yang paling dipentingkan dalam memilih bidang kerjanya. Atribut yang kurang diperhatikan oleh responden adalah jam kerja dan reputasi tempat kerja. Model utilitas beserta NKT dan NRP untuk masing-masing atributnya dapat dilihat pada Lampiran 12. Kriteria terakhir untuk karakteristik asal daerah adalah responden yang berasal dari luar Jawa. Atribut yang paling dipertimbangkan responden berdasarkan jenis data rating adalah gaji (4.61%), berikutnya adalah jam kerja (1.6%), kesesuaian latar belakang pendidikan dengan bidang kerja (14.87%), lokasi tempat kerja (12.4%), dan terakhir adalah reputasi tempat kerja (11.37%). Disini terlihat ada sedikit perbedaan pola pada responden yang berasal dari luar Jawa, dimana atribut jam kerja menjadi pertimbangan utama setelah gaji bagi responden dalam memilih bidang kerjanya. Ini kemungkinan disebabkan karena berdasarkan gambaran umum minat bidang kerjanya, responden yang berasal dari luar Jawa paling beragam dalam memilih bidang kerja yang diinginkan, dan berdasarkan jenis pekerjaannya responden yang ingin menjadi wiraswasta jumlahnya cukup banyak. Dengan kata lain responden yang memilih menjadi wiraswasta karena jam kerjanya bisa lebih fleksibel dan tidak terikat dengan waktu kantor seperti pegawai swasta. Lokasi menjadi atribut yang kurang dipertimbangkan bagi responden yang berasal dari luar Jawa, ini merupakan hal yang wajar karena dari eksplorasi data yang dihasilkan terkait dengan lokasi tempat kerja, responden yang berasal dari luar Jawa sedikit lebih fleksibel dibanding responden dari daerah lainnya. Karena selain yang menjadi tempat kerja yang paling diminati oleh sebagian besar responden, tempat kerja di luar Jawa pun tidak menjadi masalah bagi responden yang memang berasal dari luar Jawa. Artinya meski tempat kerjanya tidak sestrategis namun jika dekat dengan asal daerahnya ini tidak menjadi masalah bagi responden. Hasil analisis pada jenis data ranking untuk responden luar Jawa, gaji tetap menjadi atribut yang paling dipertimbangkan oleh responden (47.32%) dalam memilih bidang kerja. Namun pada posisi kedua responden lebih melihat kesesuaian latar belakang pendidikan dengan bidang kerjanya (16.%). Setelah itu baru jam kerja (14.8%), untuk urutan keempat dan kelima tetap sama yaitu lokasi (14.6%), dan terakhir adalah reputasi

14 tempat kerja (8.4%). Ini mengindikasikan bahwa responden yang berasal dari luar Jawa juga kurang konsisten dalam mengevaluasi stimuli berdasarkan kedua jenis pengukuran respon. Informasi yang dapat diperoleh pada kedua jenis pengukuran data ini, untuk responden yang berasal dari luar Jawa lebih mempertimbangkan gaji sebagai atribut yang paling menentukan dalam memilih bidang kerjanya. Atribut yang kurang diperhatikan responden dalam memilih bidang kerjanya adalah lokasi dan reputasi tempat kerja. Model utilitas beserta NKT dan NRP untuk masingmasing atributnya dapat dilihat pada Lampiran 13. Perbandingan Hasil Analisis Konjoin pada Kedua Jenis Pengukuran Respon Perbandingan hasil analisis konjoin pada kedua jenis pengukuran respon dikaji pada masing-masing karakteristik responden. Dari hasil analisis konjoin dapat dikatakan untuk setiap karakteristik responden tidak selalu menampilkan hasil yang konsisten untuk kedua jenis pengukuran respon, artinya urutan tingkat kepentingan atribut (NRP) nya tidak selalu sama. Pada konteks yang demikian, akan sulit melihat dan dan menentukan mana jenis pengukuran yang sebenarnya menggambarkan tingkat kepentingan relatif setiap atribut yang mempengaruhi responden dalam memilih bidang kerjanya. Oleh karena itu akan dilakukan evaluasi terhadap kedua jenis pengukuran respon. Indikatornya adalah hasil validasi dari model utilitas yang dihasilkan, rata-rata lamanya waktu evaluasi responden, opini responden, dan efisiensi dalam pengolahan data dari kedua jenis pengukuran respon yang digunakan. Tabel 13 Hasil validasi model utilitas secara keseluruhan Jenis Data Hasil Validasi (R 2 ) Rating 99. Ranking 98.7 Berdasarkan hasil validasi model utilitas secara keseluruhan pada Tabel 13 diatas, pengukuran respon dengan jenis data rating menghasilkan nilai R 2 yang lebih besar daripada ranking. Dari hasil analisis konjoin keseluruhan responden sebelumnya menunjukkan hasil analisis yang konsisten berdasarkan kedua jenis pengukuran respon. Ini artinya bisa dikatakan bahwa untuk keseluruhan responden, analisis konjoin dengan menggunakan data rating lebih baik daripada ranking. Hasil validasi pada karakteristik angkatan berdasarkan nilai R 2 nya (Tabel 14) menunjukkan bahwa pada angkatan 44 dan 4 jenis data rating memiliki nilai R 2 yang lebih besar daripada ranking, sedangkan pada angkatan 46 data ranking yang R 2 nya lebih besar daripada rating. Namun selisih hasil validasi pada kedua jenis data di angkatan 44 dan 4 lebih besar dibanding selisih hasil validasi pada angkatan 46. Berdasarkan hasil analisis konjoin sebelumnya pada karakteristik angkatan hasil evaluasi yang paling konsisten adalah angkatan 4, karena hasil analisisnya menunjukkan urutan tingkat kepentingan yang sama maka bisa dibandingkan hasilnya dengan melihat validasi berdasarkan model yang terbentuk sehingga bisa dikatakan pada angkatan 4 pengukuran dengan jenis data rating lebih baik dibandingkan dengan ranking. Untuk angkatan 44 dan 46 karena hasilnya menunjukkan urutan tingkat kepentingan yang berbeda pada kedua jenis data sehingga agak sulit menentukan mana pengukuran yang menunjukkan urutan tingkat kepentingan responden yang sebenarnya. Namun bisa dibandingkan dari hasil validasinya secara keseluruhan bisa dikatakan pengukuran jenis data rating lebih baik daripada ranking. Tabel 14 Hasil validasi model utilitas berdasarkan karakteristik angkatan Angkatan Hasil Validasi (R 2 ) Rating Ranking 44 97.8 96.3 4 99. 98.4 46 99.6 99.8 Hasil validasi untuk karakteristik jenis kelamin responden disajikan pada Tabel 1. Pada responden laki-laki hasil validasi rating lebih baik dibandingkan ranking, sedangkan pada responden perempuan ranking yang lebih baik dibandingkan rating. Jika dilihat dari selisih nilai R 2 pada kedua jenis data tersebut, pada responden laki-laki selisihnya sedikit lebih besar dibandingkan dengan perempuan. Berdasarkan hasil analisis konjoin sebelumnya diketahui bahwa responden lakilaki yang konsisten dalam mengevaluasi kedua jenis pengukuran respon. Sehingga bisa

1 dikatakan pada responden laki-laki jenis data rating lebih baik dibandingkan dengan ranking. Sedangkan pada responden perempuan urutan tingkat kepentingan atributnya menunjukkan hasil yang tidak konsisten, namun jika dilihat dari hasil validasinya jenis data ranking sedikit lebih baik daripada rating. Tabel 1 Hasil validasi model utilitas berdasarkan karakteristik jenis kelamin Jenis Kelamin Hasil Validasi (R 2 ) Rating Ranking Laki-laki 99.7 98.6 Perempuan 98.6 98.7 Hasil validasi untuk karakteristik asal daerah responden disajikan pada Tabel 16. Untuk responden yang berasal dari dan luar hasil validasi data rating lebih baik dibandingkan ranking. Sedangkan untuk responden yang berasal dari luar Jawa data ranking yang lebih baik dibandingkan rating. Berdasarkan hasil analisis konjoin sebelumnya diketahui bahwa responden yang paling konsisten dalam mengevaluasi stimuli untuk kedua jenis pengukuran respon, hasil validasinya menunjukkan bahwa data rating lebih baik dibandingkan ranking. Sehingga bisa dibilang untuk responden data rating yang lebih baik untuk diterapkan untuk mengevaluasi preferensi responden. Untuk responden yang berasal dari luar dan luar Jawa hasil analisisnya menunjukkan urutan yang tidak konsisten, sehingga agak sulit untuk menentukan mana pengukuran yang sebenarnya menggambarkan preferensi responden. Jika dilihat dari selisih nilai R 2 kedua jenis pengukuran data, secara keseluruhan berdasarkan karakteristik asal daerah responden bisa dibilang data rating sedikit lebih baik jika dibandingkan ranking. Tabel 16 Hasil validasi model utilitas berdasarkan karakteristik asal daerah Asal Daerah Hasil Validasi (R 2 ) Rating Ranking 98.7 98.4 Luar 99. 98.7 Luar Jawa 98. 98.6 Berdasarkan hasil validasi model utilitas secara keseluruhan serta pada masing-masing karakteristik yang telah dijabarkan diatas, nilai R 2 untuk kedua jenis pengukuran data menunjukkan hasil diatas 9% artinya kedua jenis pengukuran data tersebut bisa dibilang valid untuk seluruh karakteristik responden. Jika dibandingkan secara keseluruhan pada masing-masing karakteristik responden, dan ditinjau dari kriteria tiap karakteristik yang mengevaluasi secara konsisten yaitu angkatan 4, responden laki-laki, dan responden yang berasal dari bisa dibilang pengukuran data rating lebih baik dibandingkan ranking dalam mengukur preferensi responden pada kasus ini. Berdasarkan lamanya waktu evaluasi kedua stimuli dari kedua jenis pengukuran respon secara keseluruhan disajikan pada Tabel 17. Rata-rata responden mengevaluasi stimuli untuk jenis pengukuran data rating selama 3.67 Menit, sedangkan ranking membutuhkan waktu evaluasi rata-rata.4 Menit. Ini mengindikasikan bahwa evaluasi stimuli dengan menggunakan jenis pengukuran respon rating lebih efisien dibandingkan ranking. Tabel 17 Lamanya waktu evaluasi stimuli kedua jenis data Jenis Data Rata-rata waktu pengisian stimuli (Menit) Rating 3.67 Ranking.4 Lamanya waktu evaluasi stimuli dari kedua jenis pengukuran respon berdasarkan karakteristik angkatan disajikan pada Tabel 18. Pada seluruh angkatan nampak bahwa evaluasi stimuli dengan jenis data rating membutuhkan waktu yang lebih sedikit dibandingkan ranking. Sehingga pengukuran data rating bisa dikatakan lebih efisien dari segi waktu evaluasi stimuli dibandingkan ranking untuk karakteristik angkatan. Tabel 18 Lamanya waktu evaluasi stimuli kedua jenis data berdasarkan angkatan Angkatan Rata-rata waktu pengisian stimuli (Menit) Rating Ranking 44 3.33.2 4 4.22.1 46 3.44 4.6

16 Untuk rata-rata lamanya waktu evaluasi stimuli berdasarkan karakteristik jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 19. Baik laki-laki maupun perempuan menunjukkan bahwa evaluasi stimuli dengan menggunakan pengukuran jenis data rating membutuhkan waktu lebih sedikit daripada ranking. Hal ini juga mengindikasikan bahwa untuk karakteristik responden berdasarkan jenis kelaminnya pengukuran jenis data rating lebih efisien daripada ranking dari segi lamanya waktu evaluasi stimuli. Tabel 19 Lamanya waktu evaluasi stimuli kedua jenis data berdasarkan jenis kelamin Rata-rata waktu pengisian Jenis stimuli (Menit) Kelamin Rating Ranking Laki-laki 3.8 4.97 Perempuan 3.7.12 Untuk rata-rata lamanya waktu evaluasi kedua jenis pengukuran data berdasarkan karakteristik asal daerah dapat dilihat pada Tabel. Baik responden yang berasal dari, luar, maupun luar Jawa, waktu yang dibutuhkan untuk mengevaluasi stimuli dengan jenis data rating lebih sedikit dibandingkan ranking. Ini mengindikasikan untuk karakteristik responden berdasarkan asal daerah, evaluasi stimuli dengan jenis data rating lebih efisien daipada ranking dari segi waktu evaluasi stimuli. Berdasarkan lamanya waktu evaluasi stimuli dari masing-masing karakteristik responden tersebut menunjukkan bahwa pengukuran respon dengan jenis data rating lebih efisien daripada ranking. Tabel Lamanya waktu evaluasi stimuli kedua jenis data berdasarkan asal daerah Rata-rata waktu pengisian Angkatan stimuli (Menit) Rating Ranking 3.82.11 Luar 3.69 4.89 Luar Jawa 3.49 4.89 Opini responden untuk kedua jenis pengukuran respon tersebut disajikan pada Gambar 13. Sebagian besar (63.7%) responden lebih menyukai evaluasi stimuli dengan jenis data rating. Responden yang memilih evaluasi stimuli dengan jenis data ranking hanya 36.3%. Alasan untuk masingmasing opini responden mengenai kedua jenis pengukuran respon yang diberikan tersebut cukup beragam (Lampiran 14). 36,3% 63,7% Category Rating Ranking Gambar 13 Opini responden untuk kedua jenis pengukuran data. Untuk responden yang lebih menyukai pengukuran respon dengan jenis data rating, 29.41% beralasan karena lebih mudah dalam melakukan evaluasi stimuli, 16.99% mengatakan karena bisa langsung mengevaluasi stimuli tanpa harus membandingkan satu per satu. Sisanya.46% mengatakan karena dengan pengukuran jenis data rating bisa memberikan nilai yang sama pada stimuli yang berbeda, dan 9.8% mengatakan karena waktu yang dibutuhkan dalam mengevaluasi stimuli lebih cepat dibandingkan ranking. Sedangkan untuk responden yang memilih pengukuran respon dengan jenis data ranking sebagai evaluasi yang paling disukai, alasannya 18.3% responden mengatakan karena bisa mengurutkan sesuai dengan prioritas untuk minat bidang kerja yang paling diinginkan. 11.76% responden mengatakan pengukuran dengan jenis data ranking lebih mudah karena tidak perlu mempertimbangkan skala yang cocok untuk stimuli yang dievaluasi. Sisanya 3.27% mengatakan karena dengan pengukuran respon menggunakan jenis data ranking responden bisa lebih teliti dalam membandingkan sekumpulan stimuli yang diberikan. Aspek terakhir yang dijadikan indikator dalam membandingkan kedua jenis data tersebut adalah dari segi kesulitan dan efisiensi dalam pengolahan datanya. Pada jenis data rating data preferensi responden dapat langsung diolah dengan menggunakan pendekatan regresi lewat konsep ordinary least square, sehingga ini menjadi lebih mudah dan waktu pengerjaan juga lebih efisien. Sedangkan untuk jenis data ranking data preferensi harus ditransformasi monoton terlebih dahulu, sehingga akan sedikit lebih sulit dibandingkan dengan data rating. Waktu pengerjaannya pun automatis kurang efisien.