BAB V HASIL PENELITIAN. Karakteristik responden merupakan alat ukur statistik yang penting dalam

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB V HASIL PENELITIAN. Karakteristik responden merupakan alat ukur statistik yang penting dalam"

Transkripsi

1 BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Karakteristik Responden Karakteristik responden merupakan alat ukur statistik yang penting dalam suatu populasi. Karakteristik responden dalam penelitian ini digambarkan mengenai jenis kelamin dan umur. Berdasarkan jenis kelamin jumlah total responden perempuan adalah sebesar 8 orang yang terdiri dari 5 orang yang berdinas sebagai Kepala UPT Kesmas (Ka. Puskesmas) dan 3 orang bertugas sebagai Kepala bidang Binkesmas dan Kepala bidang Yankes dan Kepala Bagian Keuangan. Jumlah total responden laki-laki adalah sebesar 11 orang yang terdiri dari 8 orang yang berdinas sebagai Kepala UPT Kesmas (Ka. Puskesmas) sedangkan sisanya masing-masing sebagai kabid SDM, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Bapeda. Berdasarkan usia, responden secara keseluruhan berusia Tahun. 5.2 Deskripsi Hasil Penelitian Deskripsi hasil penelitian merupakan uraian dari seluruh data dan pembahasan yang pada akhirnya merupakan hasil penelitian. Pembahasan diawali dengan menganalisis lingkungan eksternal dan internal masa sekarang untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman yang dihadapi saat ini, sehingga dapat menentukan strategi pemasaran seperti yang diuraikan pada bagian berikut. 83

2 Analisis lingkungan eksternal Penelitian ini dilaksanakan pada suatu kondisi dan situasi sekarang yang dihadapi oleh Puskesmas se- Kabupaten Gianyar dalam melakukan aktivitas utamanya. 1) Pembobotan lingkungan strategis eksternal masa sekarang Pembobotan terhadap indikator variabel lingkungan strategis dilakukan ditentukan oleh responden yang berjumlah 5 ( lima ) orang yang berasal dari Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar berjumlah 3 orang, 1 orang Kepala Bagian Keuangan Setda Kabupaten Gianyar dan 1 orang Kepala Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Gianyar. Berdasarkan hasil kuesioner tahap I, semua responden menyatakan setuju terhadap variabel-variabel yang diajukan. Selanjutnya kuesioner tahap II diberikan kepada responden untuk melakukan pembobotan. Berdasarkan hasil analisis terhadap kuesioner yang disebarkan dapat diketahui bahwa masing-masing responden memberikan nilai yang berbeda dan untuk mendapat bobot yang sama pada masing-masing indikator maka dicari rata-rata (mean) dari masing-masing bobot yang diberikan oleh responden. Hasil analisis menunjukkan bahwa indikator variabel eksternal yang memiliki bobot paling besar, berarti paling besar mempengaruhi operasional perusahaan. Adapun ratarata pembobotan yang diberikan oleh masing-masing responden seperti yang ditunjukkan pada Tabel 5.1.

3 85 Ekonomi Hukum Sosial Budaya Teknologi Tabel 5.1 Pembobotan Lingkungan Strategis Eksternal Puskesmas Se-Kabupaten Gianyar pada Masa Sekarang Indikator Variable Eksternal Bobot ( dalam %) Tingkat harga obat-obatan 0,070 Daya beli masyarakat 0,066 Sarana Transportasi 0,066 Ketersediaan tenaga kerja medis 0,066 Anggaran kesehatan pemerintah daerah 0,070 Implementasi sistem perundang-undangan kesehatan publik 0,070 Implementasi perlindungan hukum BLUD Puskesmas 0,066 Pelaksanaan Undang-undang BLUD 0,070 Tingkat pendidikan masyarakat Gianyar 0,070 Jumlah penduduk Gianyar 0,063 Perilaku masyarakat terhadap lingkungan 0,055 Perkembangan ilmu kesehatan 0,066 Perkembangan teknologi alat kesehatan 0,070 Perkembangan teknologi informasi 0,066 Perkembangan teknologi komunikasi 0,063 Total 1,000 Sumber : Data diolah (Lampiran 2) Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 5.1 dapat dilihat bahwa indikator tingkat harga obat-obatan saat ini dapat mempengaruhi operasional puskesmas dengan nilai 0,070. Harga obat-obatan terutama obat-obatan generik yang stabil sangat dibutuhkan puskesmas untuk memberikan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan oleh masyarakat. Harga obat-obatan yang stabil memberikan kepastian bagi pihak puskesmas untuk dapat merencanakan anggaran dalam persediaan obat-obatan di masa mendatang. Indikator daya beli masyarakat Kabupaten Gianyar saat ini dapat mempengaruhi operasional puskesmas dengan nilai 0,066. Daya beli masyarakat menjadi indikator yang mendasar bagi masyarakat dalam tingkat perekonomian rumah tangganya sehingga memberikan kesadaran masyarakat untuk meningkatkan perilaku untuk hidup sehat melalui balai

4 86 kesehatan medis seperti puskesmas. Sarana transportasi mempengaruhi operasional puskesmas sebesar 0,066. Sarana transportasi yang baik dan terjangkau oleh masyarakat dapat membantu masyarakat untuk menjangkau sarana kesehatan seperti puskesmas. Ketersediaan tenaga medis di Kabupaten saat ini mempengaruhi operasional puskesmas sebesar 0,066. Ketersediaan tenaga kerja medis mempengaruhi puskesmas dalam perekrutan tenaga kerja medis yang berkualitas sehingga dapat memberikan pelayanan yang berkualitas juga. Anggaran pemerintah daerah dapat mempengaruhi operasional puskesmas dengan nilai 0,066. Anggaran pemerintah daerah menjadi sangat penting bagi pengembangan kualitas pelayanan puskesmas dalam peningkatan kualitas pelayanan puskesmas. Dari segi hukum, Implementasi sistem perundang-undangan kesehatan publik dapat mempengaruhi operasional puskesmas dengan nilai 0,070; Implementasi perlindungan hukum BLUD puskesmas dapat mempengaruhi operasional puskesmas dengan nilai 0,066 dan pelaksanaan undang-undang BLUD dapat mempengaruhi operasional puskesmas sebesar 0,070. Perlindungan hukum yang kuat dapat menjadi jaminan bagi puskesmas dalam menjalankan pusat kesehatan sebagai Badan Layanan Umum (BLU). Peraturan perundangundangan juga dijadikan dasar bagi puskesmas mengenai standar kualitas pelayanan kesehatan puskesmas sebgai BLU sehingga puskesmas dapat menjamin kesehatan masyarakat menjadi lebih baik di masa mendatang. Dari segi sosial budaya, tingkat pendidikan masyarakat Gianyar mempengaruhi operasional puskesmas dengan nilai 0,070. Hal ini membuktikan

5 87 bahwa pendidikan masyarakat Gianyar dapat memberikan kepercayaan bagi pusat kesehatan medis seperti puskesmas dalam menjamin kesehatan masyarakat saat ini dan di masa yang akan datang. Pendidikan masyarakat memberikan kesadaran bagi masyarakat untuk meningkatkan kualitas kehidupan dengan kesehatan yang baik melalui pusat kesehatan medis. Jumlah penduduk Gianyar mempengaruhi operasional puskesmas dengan nilai 0,063. Jumlah penduduk Gianyar mempengaruhi puskesmas dalam menentukan rasio jumlah penduduk dengan jumlah tenaga medis yang harus disediakan puskesmas dalam memberikan pelayanan medis yang berkualitas. Perilaku masyarakat terhadap lingkungan mempunyai nilai 0,055. Perilaku masyarakat sangat mempengaruhi pola perkembangan penyakit di lingkungan. Puskesmas mempunyai peran penting untuk merubah perilaku masyarakat terhadap lingkungan yang buruk menjadi baik. Perkembangan ilmu kesehatan mempunyai nilai sebesar 0,066 yang berarti perkembangan ilmu kesehatan saat ini berkembang dengan pesat sehingga puskesmas dapat memberikan pelayanan kesehatan yang lebih baik bagi masyarakat melalui tenaga medis yang sudah memilki ilmu kesehatan yang lebih maju. Sisi teknologi, teknologi alat kesehatan saat ini mempengaruhi operasional puskesmas dengan nilai 0,070 Perkembangan teknologi informasi saat ini mempengaruhi operasional puskesmas dengan nilai 0,066. Perkembangan teknologi komunikasi saat ini mempengaruhi operasional puskesmas dengan nilai 0,063. Perkembangan teknologi mempengaruhi peningkatan kualitas pelayanan puskesmas saat ini.

6 88 2) Penilaian Rating Lingkungan Strategis Eksternal Masa Sekarang Setelah memberikan pembobotan terhadap lingkungan eksternal masa sekarang maka dilanjutkan penilaian lingkungan strategis eksternal oleh 6 orang responden. Hasil analisis secara rata-rata disajikan dalam Tabel 5.2 Tabel 5.2 Penilaian Rating Lingkungan Strategis Eksternal Puskesmas Se- Kabupaten Gianyar Pada Masa Sekarang No Indikator Variabel Eksternal Rating Keterangan EKONOMI 1 Tingkat harga obat-obatan 3,167 Baik 2 Daya beli masyarakat 3,000 Baik 3 Sarana Transportasi 3,000 Baik 4 Ketersediaan tenaga kerja medis 3,000 Baik 5 Anggaran kesehatan pemerintah daerah 3,167 Baik HUKUM 1 Implementasi sistem perundang-undangan kesehatan publik 3,167 Baik 2 Implementasi perlindungan hukum BLUD Puskesmas 3,000 Baik 3 Pelaksanaan Undang-undang BLUD 3,167 Baik SOSIAL BUDAYA 1 Tingkat pendidikan masyarakat Gianyar 3,167 Baik 2 Jumlah penduduk Gianyar 2,833 Baik 3 Perilaku masyarakat terhadap lingkungan 2,500 Baik 4 Perkembangan ilmu kesehatan 3,000 Baik TEKNOLOGI 1 Perkembangan teknologi alat kesehatan 3,167 Baik 2 Perkembangan teknologi informasi 3,000 Baik 3 Perkembangan teknologi komunikasi 2,833 Baik Total 45,167 Sumber : Data diolah (Lampiran 2) Data pada Tabel 5.2 menunjukan seluruh indikator eksternal menunjukan lingkungan eksternal yang baik yang artinya lingkungan eksternal dinilai dapat mendukung Puskesmas dalam menjalankan BLU saat ini. Tingkat harga obatobatan, anggaran kesehatan pemerintah daerah, pelaksanaan undang-undang BLUD, tingkat pendidikan masyarakat merupakan indikator yang mempunyai rating yang tinggi yaitu sebesar 3,167. Tingkat harga obat-obatan yang stabil memberikan peluang bagi puskesmas untuk dapat menyusun anggaran puskesmas

7 89 dalam persediaan obat-obatan dengan lebih baik. Anggaran kesehatan pemerintahan daerah yang mengutamakan kesehatan masyarakat merupakan bagian dari pelaksanaan undang-undang BLU yang memberikan peluang bagi puskesmas untuk dapat mengembangkan puskesmas menuju badan layanan umum yang berkualitas. Tingkat pendidikan masyarakat yang tinggi memberikan peluang bagi puskesmas dalam memberikan pendidikan kesehatan lebih baik bagi masyarakat karena pendidikan masyarakat yang tinggi dibarengi dengan kesadaran masyarakat untuk hidup sehat. 3) External Factors Analysis Summary (EFAS) masa sekarang Analisa selanjutnya adalah menentukan nilai terbobot total (skor) dari masingmasing indikator untuk memperoleh nilai terbobot total yang disajikan berikut ini pada Tabel 5.3. Ekonomi Hukum Sosial Budaya Teknologi Tabel 5.3 External Factors Analysis Summary (EFAS) Puskesmas Se- Kabupaten Gianyar pada Masa Sekarang Pernyataan Rating Bobot Rating score Tingkat harga obat-obatan 3,167 0,070 0,222 Daya beli masyarakat 3,000 0,066 0,199 Sarana Transportasi 3,000 0,066 0,199 Ketersediaan tenaga kerja medis 3,000 0,066 0,199 Anggaran kesehatan pemerintah daerah 3,167 0,070 0,222 Implementasi sistem perundang-undangan kesehatan publik 3,167 0,070 0,222 Implementasi perlindungan hukum BLUD Puskesmas 3,000 0,066 0,199 Pelaksanaan Undang-undang BLUD 3,167 0,070 0,222 Tingkat pendidikan masyarakat Gianyar 3,167 0,070 0,222 Jumlah penduduk Gianyar 2,833 0,063 0,178 Perilaku masyarakat terhadap lingkungan 2,500 0,055 0,138 Perkembangan ilmu kesehatan 3,000 0,066 0,199 Perkembangan teknologi alat kesehatan 3,167 0,070 0,222 Perkembangan teknologi informasi 3,000 0,066 0,199 Perkembangan teknologi komunikasi 2,833 0,063 0,178 Total 45,167 1,000 3,022 Sumber : Data diolah (Lampiran 2)

8 90 Berdasarkan hasil analisis lingkungan eksternal pada masa sekarang seperti yang disajikan pada Tabel 5.3 dapat diketahui bahwa hasil perkalian bobot dan rating didapatkan hasil keseluruhan jumlah nilai terbobot total sebesar 3,022 untuk EFAS Matriks. Hal ini menunjukkan bahwa Puskesmas Se-Kabupaten Gianyar berada pada posisi yang baik untuk lebih mengembangkan puskesmas dengan memanfaatkan peluang yang ada Analisis lingkungan internal Setelah melakukan analisis terhadap lingkungan strategis eksternal masa sekarang, maka selanjutnya akan dilakukan analisis terhadap lingkungan internal masa sekarang, yang dimaksud masa sekarang adalah tahun 2011, suatu kondisi dan situasi sekarang yang dihadapi Puskesmas Se-Kabupaten Gianyar dalam operasionalnya dalam menjalankan BLU dan masa pada saat penelitian dilaksanakan. 1) Pembobotan lingkungan strategis internal masa sekarang Seperti pada analisis lingkungan eksternal, maka untuk analisis lingkungan internal juga didahului dengan pembobotan terhadap indikator variabel lingkungan strategis internal yang dilakukan oleh 13 orang responden yang merupakan Kepala UPT Kesmas di masing-masing puskesmas di Gianyar untuk mendapat rata-rata (mean) dari masing-masing bobot yang diberikan oleh responden. Rata-rata dari pembobotan tersebut diperlihatkan dalam Tabel 5.4.

9 91 Tabel 5.4 Pembobotan Lingkungan Strategis Internal Puskesmas Se-Kabupaten Gianyar pada Masa Sekarang SDM Operasional Keuangan Pemasaran Indikator Variabel Internal Bobot ( dalam %) Kuantitas tenaga kerja bidang medis 0,053 Kuantitas tenaga kerja non medis 0,040 Kualitas tenaga kerja bidang medis 0,058 Kualitas tenaga kerja bidang non medis 0,045 Kualifikasi tenaga kerja bidang medis 0,055 Kualifikasi tenaga kerja non medis 0,038 Struktur organisasi puskesmas 0,052 Infrastruktur yang memadai 0,051 Peralatan medis yang memadai 0,051 Peralatan operasional pelayanan administrasi yang memadai 0,048 SOP pada Puskesmas 0,051 Anggaran pendapatan dan belanja puskesmas 0,043 Sistem audit keuangan 0,052 Sistem pendanaan 0,052 Ketersediaan obat-obatan 0,048 Kualitas obat-obatan 0,048 Kualitas pelayanan 0,052 Harga obat-obatan 0,048 Lokasi puskesmas 0,059 Hubungan dengan masyarakat 0,058 Total 1,000 Sumber : Data diolah (Lampiran 4) Berdasarkan analisis internal pada masa sekarang seperti yang terlihat pada Tabel 5.4 dapat diketahui bahwa, indikator variabel yang memiliki bobot paling besar, berarti mempunyai kondisi yang lebih baik dalam operasional perusahaan. Bobot paling besar diberikan pada indikator lokasi puskesmas. Saat ini lokasi puskesmas mempunyai posisi yang strategis yaitu dekat dengan pemukiman pendudukuk. Lokasi yang strategis ini mempermudah masyarakat untuk mendapatkan pelayanan medis dan mendukung puskesmas untuk dapat memberikan pelayanan medis lebih efektif kepada masyarakat. Sisi SDM yang diindikasikan dengan indikator kuantitas tenaga kerja medis dan non medis, kualitas tenaga kerja medis dan non medis, kualifikasi

10 92 tenaga kerja medis dan non medis serta struktur organisasi mempunyai peranan secara langsung terhadap pelayanan medis pada puskesmas sehingga manajemen SDM dalam puskesmas sangat penting. Kualitas tenaga kerja bidang non medis mempunyai nilai yang paling kecil yaitu sebesar 0,038. Hal ini membuktikan bahwa kualifikasi tenaga kerja bidang non medis masih belum belum baik sehingga harus dibenahi. Kualitas tenaga kerja medis mempunyai bobot yang paling besar yang mengindikasikan bahwa kualitas tenaga kerja sudah baik. Sisi operasional yang diindikasikan dengan indikator infrastruktur yang memadai, peralatan medis yang memadai, peralatan operasional pelayanan, administrasi yang memadai dan SOP puskesmas. Indikator administrasi yang memadai mempunyai bobot yang lebih rendah dibandingkan dengan indikator lainnya yang mengindikasi bahwa peralatan operasional administrasi seperti komputer masih perlu ditingkatkan. Sisi keuangan yang diidikasikan dengan indikator anggaran pendapatan dan belanja puskesmas, sistem audit keuangan dan sistem pendanaan. Anggaran pendapatan dan belanja puskesmas mempunyai bobot yang lebih kecil dibandingkan dengan indikator lainnya sehingga dalam implementasi harus lebih dikaji kembali kebutuhan di dalam anggaran tersebut. Sisi pemasaran diindikasi dengan ketersediaan obat-obatan, kualitas obat-obatan, kualitas pelayanan, harga obat-obatan, lokasi puskesmas dan hubungan dengan masyarakat. Lokasi puskesmas mempunyai bobot yang lebih tinggi dibandingkan dengan indikator lainnya. Hal ini mengidentifikasikan

11 93 bahwa lokasi puskesmas mempunyai posisi yang strategis. Sedangkan ketersediaan obat-obatan dan kualitas obat-obatan harus terus ditingkatkan dalam memberikan pelayanan yang lebih baik. 2) Penilaian rating lingkungan strategis internal masa sekarang Penilaian rating lingkungan strategis internal untuk masa sekarang dilakukan oleh 13 orang responden kunci internal puskesmas dan dapat disajikan pada Tabel 5.5 Tabel 5.5 Penilaian Rating Lingkungan Strategis Internal Puskesmas Se-Kabupaten Gianyar pada Masa Sekarang SDM Operasional Keuangan Pemasaran Indikator Variabel Internal Rating Keterangan Kuantitas tenaga kerja bidang medis 2,85 Baik Kuantitas tenaga kerja non medis 2,15 Tidak Baik Kualitas tenaga kerja bidang medis 3,08 Baik Kualitas tenaga kerja bidang non medis 2,38 Tidak Baik Kualifikasi tenaga kerja bidang medis 2,92 Baik Kualifikasi tenaga kerja non medis 2,00 Tidak Baik Struktur organisasi puskesmas 2,77 Baik Infrastruktur yang memadai 2,69 Baik Peralatan medis yang memadai 2,69 Baik Peralatan operasional pelayanan administrasi yang memadai 2,54 Baik SOP pada Puskesmas 2,69 Baik Anggaran pendapatan dan belanja puskesmas 2,31 Tidak Baik Sistem audit keuangan 2,77 Baik Sistem pendanaan 2,77 Baik Ketersediaan obat-obatan 2,54 Baik Kualitas obat-obatan 2,54 Baik Kualitas pelayanan 2,77 Baik Harga obat-obatan 2,54 Baik Lokasi puskesmas 3,15 Baik Hubungan dengan masyarakat 3,08 Baik Total 53,23 Sumber : Data diolah (Lampiran 4)

12 94 Tabel 5.5 menunjukan bahwa rata-rata penilaian rating lingkungan eksternal adalah baik. Tidak semua indikator dinyatakan memilki nilai rating yang baik karena ada beberapa indikator dinilai tidak baik dalam pelaksanaan BLU di Puskesmas Se Kabupaten Gianyar. Kuantitas, Kualitas dan kualifikasi tenaga kerja non medis dinilai tidak baik. Hal ini disebabkan karena tenaga kerja non medis terutama pada staf administrasi belum dapat melaksanakan operasional BLU secara maksimal. Tenaga kerja non medis belum memiliki kesiapan dalam hal kemampuan dalam mengerjakan operasional puskesmas secara administratif. 3) Internal Factor Analysis Summary (IFAS) masa sekarang Analisa selanjutnya adalah menentukan nilai terbobot total (skor) dari masing-masing indikator untuk memperoleh nilai terbobot total pada Tabel 5.6 Tabel 5.6 Internal Factors Analysis Summary (IFAS) Puskesmas Se-Kabupaten Gianyar pada Masa Sekarang SDM Operasional Keuangan Pemasaran Indikator Variabel Internal Rating Bobot Rating score ( dalam %) (rating x bobot) Kuantitas tenaga kerja bidang medis 2,846 0,053 0,152 Kuantitas tenaga kerja non medis 2,154 0,040 0,087 Kualitas tenaga kerja bidang medis 3,077 0,058 0,178 Kualitas tenaga kerja bidang non medis 2,385 0,045 0,107 Kualifikasi tenaga kerja bidang medis 2,923 0,055 0,161 Kualifikasi tenaga kerja non medis 2,000 0,038 0,075 Struktur organisasi puskesmas 2,769 0,052 0,144 Infrastruktur yang memadai 2,692 0,051 0,136 Peralatan medis yang memadai 2,692 0,051 0,136 Peralatan operasional pelayanan administrasi yang memadai 2,538 0,048 0,121 SOP pada Puskesmas 2,692 0,051 0,136 Anggaran pendapatan dan belanja puskesmas 2,308 0,043 0,100 Sistem audit keuangan 2,769 0,052 0,144 Sistem pendanaan 2,769 0,052 0,144 Ketersediaan obat-obatan 2,538 0,048 0,121 Kualitas obat-obatan 2,538 0,048 0,121 Kualitas pelayanan 2,769 0,052 0,144 Harga obat-obatan 2,538 0,048 0,121 Lokasi puskesmas 3,154 0,059 0,187 Hubungan dengan masyarakat 3,077 0,058 0,178 Total 53,231 1,000 2,693 Sumber : Data diolah (Lampiran 4)

13 95 Berdasarkan hasil analisis lingkungan internal pada masa sekarang seperti yang terlihat pada Tabel 5.6 dapat diketahui bahwa hasil keseluruhan nilai tertimbang IFAS total sebesar 2,693. Hal ini mengindikasikan bahwa, Puskesmas Se-Kabupaten Gianyar mempunyai kekuatan dalam operasionalnya pada tahun Penentuan Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman untuk Puskesmas Se-Kabupaten Gianyar pada Masa Sekarang Kekuatan yang ditunjukkan oleh tujuh belas indikator dengan rentang nilai berkisar antara 3-4. Kelemahan yang dimiliki saat ini adalah kuantitas, kualitas dan kualifikasi. Peluang Puskesmas Se Kabupaten Gianyar pada masa sekarang ditunjukkan oleh seluruh variabel eksternal saat ini sehingga ancaman tidak menjadi penghalang bagi puskesmas untuk pelaksanaan BLU saat in. Kekuatan,kelemahan dan peluang lebih jelas ditunjukan pada Tabel 5.7 dan 5.8

14 96 Tabel 5.7 Peluang dan Ancaman Puskesmas Se-Kabupaten Gianyar pada Masa Sekarang No Indikator Variabel Eksternal Rating Keterangan EKONOMI 1 Tingkat harga obat-obatan 3,167 Peluang 2 Daya beli masyarakat 3,000 Peluang 3 Sarana Transportasi 3,000 Peluang 4 Ketersediaan tenaga kerja medis 3,000 Peluang 5 Anggaran kesehatan pemerintah daerah 3,167 Peluang 1 2 HUKUM Implementasi sistem perundang-undangan kesehatan publik Implementasi perlindungan hukum BLUD Puskesmas 3,167 Peluang 3,000 Peluang 3 Pelaksanaan Undang-undang BLUD 3,167 Peluang SOSIAL BUDAYA 1 Tingkat pendidikan masyarakat Gianyar 3,167 Peluang 2 Jumlah penduduk Gianyar 2,833 Peluang 3 Perilaku masyarakat terhadap lingkungan 2,500 Peluang 4 Perkembangan ilmu kesehatan 3,000 Peluang TEKNOLOGI 1 Perkembangan teknologi alat kesehatan 3,167 Peluang 2 Perkembangan teknologi informasi 3,000 Peluang 3 Perkembangan teknologi komunikasi 2,833 Peluang Total 45,167 Sumber: Data Diolah (Lampiran 2) Tabel 5.7 menunjukan bahwa seluruh indikator variabel eksternal memberikan peluang yang baik bagi Puskesmas Se Kabupaten Gianyar saat ini. Hal ini tentu memberikan peluang yang besar bagi Puskesmas Se Kabupaten Gianyar dalam mengembangkan puskesmas sebagai Badan Layanan Umum. Kekuatan dan kelemahan Puskesmas Se Kabupten Gianyar dalam melaksanakan Badan Layanan Umum (BLU) pada masa sekarang saat penelitian dapat dilihat pada Tabel 5.8.

15 97 Tabel 5.8 Kekuatan dan Kelemahan Puskesmas Se-Kabupaten Gianyar pada Masa Sekarang Indikator Variabel Internal Rating Keterangan Kuantitas tenaga kerja bidang medis 2,846 Kekuatan Kuantitas tenaga kerja non medis 2,154 Kelemahan Kualitas tenaga kerja bidang medis 3,077 Kekuatan SDM Kualitas tenaga kerja bidang non medis 2,385 Kelemahan Kualifikasi tenaga kerja bidang medis 2,923 Kekuatan Kualifikasi tenaga kerja non medis 2,000 Kelemahan Struktur organisasi puskesmas 2,769 Kekuatan Infrastruktur yang memadai 2,692 Kekuatan Operasional Keuangan Peralatan medis yang memadai 2,692 Kekuatan Peralatan operasional pelayanan administrasi yang memadai 2,538 Kekuatan SOP pada Puskesmas 2,692 Kekuatan Anggaran pendapatan dan belanja puskesmas 2,308 Kelemahan Sistem audit keuangan 2,769 Kekuatan Sistem pendanaan 2,769 Kekuatan Ketersediaan obat-obatan 2,538 Kekuatan Kualitas obat-obatan 2,538 Kekuatan Pemasaran Kualitas pelayanan 2,769 Kekuatan Harga obat-obatan 2,538 Kekuatan Lokasi puskesmas 3,154 Kekuatan Hubungan dengan masyarakat 3,077 Kekuatan Total 53,231 Sumber : Data Diolah (Lampiran 4) Pada Tabel 5.8 terlihat bahwa kekuatan Puskesmas Se-Kabupaten Gianyar dalam melaksanakan BLU terdapat di hampir seluruh indikator variabel internal. Sedangkan kelemahan yang ada terdapat pada kuantitas, kualitas dan kualifikasi tenaga kerja non medis serta anggaran pendapatan dan belanja puskesmas.

16 Analisis Lingkungan Strategis Eksternal Pada Masa Mendatang Analisis lingkungan strategis eksternal pada masa mendatang merupakan gambaran tentang peluang dan ancaman yang dihadapi oleh Puskesmas Se- Kabupaten Gianyar dalam melaksanakan BLU di masa mendatang. Gambaran ini merupakan prediksi berdasarkan kemungkinan-kemungkinan terjadinya perubahan lingkungan di masa depan. Berdasarkan hasil kuesioner yang disebarkan kepada para responden, menunjukkan penilaian rating untuk indikatorindikator lingkungan eksternal dan lingkungan internal pada masa mendatang mengalami beberapa perubahan. Analisis pada masa mendatang dilakukan dengan cara meminta responden kunci untuk memprediksi indikator-indikator lingkungan eksternal. Berdasarkan prediksi yang dilakukan responden maka dapat diketahui perubahan yang terjadi seperti yang disajikan pada Tabel 5.9 No Tabel 5.9 Proyeksi Perubahan Rating Lingkungan Strategis Eksternal Puskesmas Se-Kabupaten Gianyar pada Masa Mendatang Indikator Variabel Eksternal Rating 2011 Rating 2012 Keterangan EKONOMI 1 Tingkat harga obat-obatan 3,167 3,500 Meningkat 2 Daya beli masyarakat 3,000 3,500 Meningkat 3 Sarana Transportasi 3,000 3,500 Meningkat 4 Ketersediaan tenaga kerja medis 3,000 3,667 Meningkat 5 Anggaran kesehatan pemerintah daerah 3,167 3,500 Meningkat HUKUM 1 Implementasi sistem perundang-undangan kesehatan publik 3,167 3,333 Meningkat 2 Implementasi perlindungan hukum BLUD Puskesmas 3,000 3,500 Meningkat 3 Pelaksanaan Undang-undang BLUD 3,167 3,333 Meningkat SOSIAL BUDAYA 1 Tingkat pendidikan masyarakat Gianyar 3,167 3,167 Netral 2 Jumlah penduduk Gianyar 2,833 3,333 Meningkat 3 Perilaku masyarakat terhadap lingkungan 2,500 3,667 Meningkat 4 Perkembangan ilmu kesehatan 3,000 3,500 Meningkat TEKNOLOGI 1 Perkembangan teknologi alat kesehatan 3,167 3,667 Meningkat 2 Perkembangan teknologi informasi 3,000 3,500 Meningkat 3 Perkembangan teknologi komunikasi 2,833 3,500 Meningkat Total 45,167 52,167 Sumber : Data diolah (Lampiran 3)

17 99 Pada Tabel 5.9 terlihat bahwa indikator prediksi mengenai perubahan rating lingkungan strategis eksternal puskesmas Se-Kabupaten Gianyar pada masa mendatang diprediksikan dalam kondisi yang meningkat di segala indikator penilaian. Bidang ekonomi yang terdiri dari indikator tingkat harga obat-obatan, daya beli masyarakat, sarana transportasi, ketersediaan tenaga medis dan anggaran kesehatan pemerintah diprediksi meningkat di masa mendatang. Peningkatan harga obat-obatan di masa mendatang diprediksi karena adanya peningkatan harga farmasi terutama untuk obat-obatan generik. Meningkatnya prediksi daya beli masyarakat di Kabupaten Gianyar tentunya tidak menjadi suatu permasalahan bila adanya peningkatan terhadap harga obat-obatan. Sarana transportasi dan ketersediaan tenaga medis di masa mendatang serta peningkatan anggaran kesehatan dari pemerintah daerah menjadi peluang bagi puskesmas untuk dapat memberikan pelayanan medis yang lebih baik. Prediksi dari segi hukum dalam hal implementasi sistem perundangundangan kesehatan public, implementasi perlindungan hukum dan pelaksanaan undang undang BLUD memberikan peluang yang baik bagi terlaksananya kelancaran program BLU Puskesmas di Kabupaten Gianyar. Prediksi dari segi Sosial budaya yaitu jumlah penduduk, perilaku masyarakat terhadap lingkungan dan perkembangan ilmu kesehatan mengalami peningkatan. Jumlah penduduk yang diprediksikan meningkat di Kabupaten Gianyar harus diantisipasi oleh pihak puskesmas agar dapat menambah kapasitas pelayanan medis di masing-masing puskesmas sehingga kualitas pelayanan dapat terjamin. Perkembangan ilmu

18 100 kesehatan juga menjadi hal yang sangat penting bagi penyelenggara medis untuk dapat memberikan jaminan kesehatan yang lebih baik. Prediksi perkembangan teknologi alat kesehatan, teknologi informasi dan teknologi komunikasi menjadi hal yang baik bagi perkembangan pelayanan medis. Oleh karena itu puskesmas harus dapat beradaptasi dengan segala perkembangan teknologi sesuai dengan kebutuhan pelayanan medis saat ini. Setelah diketahui perubahan rating eksternal dari masa sekarang ke masa yang akan datang, maka analisa selanjutnya adalah menyusun External Factors Analysis Summary (EFAS) masa mendatang yang dapat dilihat pada Tabel Tabel 5.10 External Factors Analysis Summary (EFAS) Puskesmas Se-Kabupaten Gianyar pada Masa Mendatang Ekonomi Bobot Rating score Pernyataan Rating ( dalam %) (rating x bobot) Tingkat harga obat-obatan 3,500 0,067 0,235 Daya beli masyarakat 3,500 0,067 0,235 Sarana Transportasi 3,500 0,067 0,235 Ketersediaan tenaga kerja medis 3,667 0,070 0,258 Anggaran kesehatan pemerintah daerah 3,500 0,067 0,235 Hukum Implementasi sistem perundang-undangan kesehatan publik Implementasi perlindungan hukum BLUD Puskesmas 3,333 0,064 0,213 3,500 0,067 0,235 Pelaksanaan Undang-undang BLUD 3,333 0,064 0,213 Tingkat pendidikan masyarakat Gianyar 3,167 0,061 0,192 Sosial Budaya Jumlah penduduk Gianyar 3,333 0,064 0,213 Perilaku masyarakat terhadap lingkungan 3,667 0,070 0,258 Teknologi Perkembangan ilmu kesehatan 3,500 0,067 0,235 Perkembangan teknologi alat kesehatan 3,667 0,070 0,258 Perkembangan teknologi informasi 3,500 0,067 0,235 Perkembangan teknologi komunikasi 3,500 0,067 0,235 Total 52,167 1,000 3,483 Sumber : Data diolah (Lampiran 3)

19 101 Berdasarkan Tabel 5.10 dapat diketahui perubahan skor dari masa sekarang ke masa mendatang peningkatan yaitu dari 3,022 menjadi 3,483 dengan selisih sebesar 0,461. Perubahan ini disebabkan karena perubahan nilai yang diberikan oleh responden dari masing-masing variabel eksternal Analisis Lingkungan Strategis Internal Pada Masa Mendatang Analisis lingkungan strategis lingkungan di masa mendatang ini sama dengan langkah-langkah selanjutnya perbedaannya, responden diminta untuk memprediksi variabel lingkungan internal pada masa mendatang seperti dapat dilihat pada Tabel 5.11 Tabel 5.11 Prediksi Perubahan Rating Lingkungan Strategis Internal Puskesmas Se-Kabupaten Gianyar pada Masa Mendatang SDM Operasional Keuangan Pemasaran Indikator Variabel Internal Rating 2011 Rating 2012 Keterangan Kuantitas tenaga kerja bidang medis 2,846 3,769 Meningkat Kuantitas tenaga kerja non medis 2,154 3,538 Meningkat Kualitas tenaga kerja bidang medis 3,077 3,769 Meningkat Kualitas tenaga kerja bidang non medis 2,385 3,538 Meningkat Kualifikasi tenaga kerja bidang medis 2,923 3,692 Meningkat Kualifikasi tenaga kerja non medis 2,000 3,538 Meningkat Struktur organisasi puskesmas 2,769 3,769 Meningkat Infrastruktur yang memadai 2,692 3,692 Meningkat Peralatan medis yang memadai 2,692 3,692 Meningkat Peralatan operasional pelayanan administrasi 2,538 3,462 yang memadai Meningkat SOP pada Puskesmas 2,692 3,615 Meningkat Anggaran pendapatan dan belanja puskesmas 2,308 3,846 Meningkat Sistem audit keuangan 2,769 3,615 Meningkat Sistem pendanaan 2,769 3,538 Meningkat Ketersediaan obat-obatan 2,538 3,846 Meningkat Kualitas obat-obatan 2,538 3,692 Meningkat Kualitas pelayanan 2,769 3,769 Meningkat Harga obat-obatan 2,538 3,615 Meningkat Lokasi puskesmas 3,154 3,692 Meningkat Hubungan dengan masyarakat 3,077 3,692 Meningkat Total 53,231 73,385 Meningkat Sumber : Data diolah (Lampiran 5)

20 102 Berdasarkan Tabel 5.11 terlihat bahwa indikator prediksi mengenai perubahan rating lingkungan strategis internal Puskesmas Se-Kabupaten Gianyar pada masa mendatang diprediksikan meningkat dari segi SDM. Hal itu dikarenakan kuantitas, kualitas, dan kualifikasi tenaga kerja baik bidang non medis maupun medis diprediksi akan meningkat sesuai dengan kebutuhan puskesmas sebagai BLU. Segi operasional yang dinilai dari infrastruktur, peralatan medis, peralatan operasional pelayanan administrasi dan SOP puskesmas diprediksi meningkat di masa depan. Hal ini dikarenakan pengaturan operasional yang semakin dibutuhkan untuk menunjang operasional puskesmas sebagai BLU. Segi keuangan juga mengalami peningkatan di masa depan karena sistem keuangan yang lebih baik di masa depan yang didukung oleh SDM dan peralatan operasional yang baik akan meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam hal anggaran dan pendanaan di masa mendatang. Segi pemasaran juga mengalami prediksi peningkatan, hal ini disebabkan karena ketersediaan dan kualitas obatobatan mengalami peningkatan sebagai akibat peningkatan jumlah penduduk sehingga ketersediaan obat-obatan juga harus meningkat. Lokasi puskesmas juga dianggap meningkat dikarenakan bukan dari aspek tempat yang berubah tepati dari aspek keterjangkauan lokasi puskesmas oleh masyarakat. Setelah diketahui perubahan rating internal dari masa sekarang ke masa yang akan datang, maka analisa selanjutnya adalah menyusun Internal Factors Analysis Summary (IFAS) masa mendatang yang dapat dilihat pada Tabel 5.12

21 103 Tabel 5.12 Internal Factors Analysis Summary (IFAS) Puskesmas Se-Kabupaten Gianyar pada Masa Mendatang Indikator Variabel Internal Rating Bobot Rating score SDM Operasional Keuangan Pemasaran Kuantitas tenaga kerja bidang medis 3,769 0,051 0,194 Kuantitas tenaga kerja non medis 3,538 0,048 0,171 Kualitas tenaga kerja bidang medis 3,769 0,051 0,194 Kualitas tenaga kerja bidang non medis 3,538 0,048 0,171 Kualifikasi tenaga kerja bidang medis 3,692 0,050 0,186 Kualifikasi tenaga kerja non medis 3,538 0,048 0,171 Struktur organisasi puskesmas 3,769 0,051 0,194 Infrastruktur yang memadai 3,692 0,050 0,186 Peralatan medis yang memadai 3,692 0,050 0,186 Peralatan operasional pelayanan administrasi yang memadai 3,462 0,047 0,163 SOP pada Puskesmas 3,615 0,049 0,178 Anggaran pendapatan dan belanja puskesmas 3,846 0,052 0,202 Sistem audit keuangan 3,615 0,049 0,178 Sistem pendanaan 3,538 0,048 0,171 Ketersediaan obat-obatan 3,846 0,052 0,202 Kualitas obat-obatan 3,692 0,050 0,186 Kualitas pelayanan 3,769 0,051 0,194 Harga obat-obatan 3,615 0,049 0,178 Lokasi puskesmas 3,692 0,050 0,186 Hubungan dengan masyarakat 3,692 0,050 0,186 Total 73,385 1,000 3,672 Sumber : Data diolah (Lampiran 4) Berdasarkan Tabel 5.12 dapat diketahui perubahan skor dari masa sekarang ke masa mendatang meningkat yaitu dari 2,693 menjadi 3,672 dengan selisih sebesar 0,979. Perubahan ini disebabkan karena perubahan nilai yang diberikan oleh responden dari masing-masing variabel internal.

22 Penentuan Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman Puskesmas Se-Kabupaten Gianyar pada masa mendatang Pada masa mendatang atau tahun 2012 Puskesmas Se-Kabupaten Gianyar mempunyai kekuatan yang ditunjukan oleh 20 indikator dengan range nilai berkisar 3-4. Puskesmas Se-Kabupaten Gianyar memiliki kekuatan dominan pada masa mendatang yaitu ketersediaan obat-obatan dan Anggaran pendapatan dan belanja puskesmas di masa mendatang. Puskesmas yang sudah menjalankan BLU diprediksi akan lebih mudah untuk merancang anggaran pendapatan dan belanja puskesmas sehingga kebutuhan operasional perusahan termasuk ketersediaan obat-obatan dapat dipenuhi dengan baik. Sementara kelemahan yang yang terjadi pada masa sekarang akan dikoreksi atau diperbaiki pada masa mendatang. Pada masa mendatang, Puskesmas Se-Kabupaten Gianyar tidak aka nada ancaman. Pihak pemerintah memprediksi bahwa peluang yang ada di masa sekarang dapat dipertahankan di masa mendatang. Jadi dengan demikian semua indikator lingkungan eksternal merupakan peluang di masa mendatang. Peluang dengan nilai tinggi di masa mendatang adalah indikator ketersediaan tenaga medis, perilaku masyarakat terhadap lingkungan, dan perkembangan teknologi alat kesehatan. Angkatan kerja tenaga medis di masa mendatang diprediksi dapat memenuhi permintaan akan tenaga kerja medis yang professional di puskesmas. Perilaku masyarakat terhadap lingkungan juga menjadi peluang yang baik bagi puskesmas dalam mensosialisaikan hidup sehat di masyarakat. Perkembangan teknologi kesehatan juga menjadi lebih baik di masa mendatang sehingga puskesmas dapat diadaptasi oleh pihak puskesmas.

23 105 Untuk lebih jelasnya kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dapat dilihat pada Tabel 5.13 dan Tabel Tabel 5.13 Peluang dan Ancaman Puskesmas Se-Kabupaten Gianyar pada Masa Mendatang Pernyataan Rating Keterangan Tingkat harga obat-obatan 3,500 Peluang Ekonomi Daya beli masyarakat 3,500 Peluang Sarana Transportasi 3,500 Peluang Ketersediaan tenaga kerja medis 3,667 Peluang Anggaran kesehatan pemerintah daerah 3,500 Peluang Hukum Implementasi sistem perundang-undangan kesehatan publik 3,333 Peluang Implementasi perlindungan hukum BLUD Puskesmas 3,500 Peluang Pelaksanaan Undang-undang BLUD 3,333 Peluang Tingkat pendidikan masyarakat Gianyar 3,167 Peluang Sosial Budaya Jumlah penduduk Gianyar 3,333 Peluang Perilaku masyarakat terhadap lingkungan 3,667 Peluang Perkembangan ilmu kesehatan 3,500 Peluang Teknologi Perkembangan teknologi alat kesehatan 3,667 Peluang Perkembangan teknologi informasi 3,500 Peluang Perkembangan teknologi komunikasi 3,500 Peluang Total Sumber : Data diolah (Lampiran 3) 52,167

24 106 Tabel 5.14 Kekuatan dan Kelemahan Puskesmas Se-Kabupaten Gianyar pada Masa Mendatang Indikator Variabel Internal Rating Keterangan Kuantitas tenaga kerja bidang medis 3,769 Kekuatan Kuantitas tenaga kerja non medis 3,538 Kekuatan SDM Kualitas tenaga kerja bidang medis 3,769 Kekuatan Kualitas tenaga kerja bidang non medis 3,538 Kekuatan Kualifikasi tenaga kerja bidang medis 3,692 Kekuatan Kualifikasi tenaga kerja non medis 3,538 Kekuatan Struktur organisasi puskesmas 3,769 Kekuatan Infrastruktur yang memadai 3,692 Kekuatan Operasional Peralatan medis yang memadai 3,692 Kekuatan Peralatan operasional pelayanan administrasi yang 3,462 memadai Kekuatan SOP pada Puskesmas 3,615 Kekuatan Keuangan Anggaran pendapatan dan belanja puskesmas 3,846 Kekuatan Sistem audit keuangan 3,615 Kekuatan Sistem pendanaan 3,538 Kekuatan Ketersediaan obat-obatan 3,846 Kekuatan Kualitas obat-obatan 3,692 Kekuatan Pemasaran Kualitas pelayanan 3,769 Kekuatan Harga obat-obatan 3,615 Kekuatan Lokasi puskesmas 3,692 Kekuatan Hubungan dengan masyarakat 3,692 Kekuatan Total 73,385 Sumber : Data diolah (Lampiran 5)

25 Posisi strategis Puskesmas Se-Kabupaten Gianyar pada masa sekarang dan masa mendatang Setelah melakukan analisis pada lingkungan internal dan eksternal baik pada masa sekarang maupun pada masa mendatang maka langkah selanjutnya adalah memindahkan skor nilai ke dalam matrik IFAS/EFAS. Nilai terbobot total untuk IFAS pada masa sekarang adalah 2,693 dan untuk masa mendatang adalah sebesar 3,672. Sedangkan skor nilai EFAS pada masa sekarang sebesar 3,022 dan pada masa mendatang sebesar 3,48 sehingga posisi perusahaan pada matriks IFAS/EFAS disajikan pada Gambar 5.1. Total Skor Strategis Internal (IFAS) 3,00 2,00 1,00 4,00 3,00 2,00 I II B III A IV V VI VII VIII IX 1,00 Total Skor Faktor Strategis Eksternal (EFAS) Gambar 5.1. Matrik Strategi IE Puskesmas Se-Kabupaten Gianyar pada Masa Sekarang dan Masa Mendatang Sumber : Hasil Analisis, 2011

26 108 Keterangan : A = Posisi Puskesmas Se-Kabupaten Gianyar pada Masa Sekarang B = Posisi Puskesmas Se-Kabupaten Gianyar pada Masa mendatang Gambar 5.1 memperlihatkan posisi strategis puskesmas Se-Kabupaten Gianyar pada masa sekarang adalah posisi grow and develop (tumbuh dan berkembang). Alternatif strategi yang dapat diterapkan kedepan pada masa mendatang yang terdiri atas mengembangkan produk baru dan menambah kualitas produk atau jasa. Strategi pengembangan produk maksudnya adalah pengembangan produk puskesmas seperti pengembangan puskesmas keliling dan pengembangan pengembangan sosialisasi sanitasi sehat di setiap rumah tangga, serta pengembangan ruang rawat inap bagi pasien. Menambah kualitas produk dan jasa dilakukan dengan pengembangan sarana dan prasara puskesmas seperti peralatan administrasi, peralatan medis, ketersediaan tenaga kerja medis dan non medis yang cukup, serta ketersediaan obat-obatan yang berkualitas.

BAB VI PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil penelitian seperti yang tersaji pada lampiran serta

BAB VI PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil penelitian seperti yang tersaji pada lampiran serta BAB VI PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian seperti yang tersaji pada lampiran serta pembahasan sebelumnya maka dapat dideskripsikan variabel-variabel lingkungan eksternal yang merupakan peluang dan

Lebih terperinci

Lampiran 1 KUISIONER ANALISIS SWOT UNTUK RENCANA STRATEGIK PENGEMBANGAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD) DI PUSKESMAS SE-KABUPATEN GIANYAR

Lampiran 1 KUISIONER ANALISIS SWOT UNTUK RENCANA STRATEGIK PENGEMBANGAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD) DI PUSKESMAS SE-KABUPATEN GIANYAR Lampiran 1 KUISIONER ANALISIS SWOT UNTUK RENCANA STRATEGIK PENGEMBANGAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD) DI PUSKESMAS SE-KABUPATEN GIANYAR Dengan Hormat, Bersama ini saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. 4.1 Rancangan dan Ruang Lingkup Penelitian. Penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif kualitatif yang menurut

BAB IV METODE PENELITIAN. 4.1 Rancangan dan Ruang Lingkup Penelitian. Penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif kualitatif yang menurut BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan dan Ruang Lingkup Penelitian 4.1.1 Rancangan penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif kualitatif yang menurut Sugiyono (2001) sebagai prosedur pemecahan

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA BERPIKIR DAN KONSEP. Kerangka pemikiran yang dituangkan dalam penelitian ini berdasarkan

BAB III KERANGKA BERPIKIR DAN KONSEP. Kerangka pemikiran yang dituangkan dalam penelitian ini berdasarkan BAB III KERANGKA BERPIKIR DAN KONSEP 3.1 Kerangka Berpikir Kerangka pemikiran yang dituangkan dalam penelitian ini berdasarkan bahwa seluruh puskesmas di Kabupaten Gianyar menjalankan Badan Layanan Umum

Lebih terperinci

Lampiran 1. Indikator dan Parameter Penilaian SWOT pada Pemasaran. Agroindustri Tahu Isi Goreng di Kecamatan Medan Polonia

Lampiran 1. Indikator dan Parameter Penilaian SWOT pada Pemasaran. Agroindustri Tahu Isi Goreng di Kecamatan Medan Polonia Lampiran 1. Indikator dan Parameter Penilaian SWOT pada Pemasaran Agroindustri Tahu Isi Goreng di Kecamatan Medan Polonia Parameter No. Indikator SWOT 1 2 3 4 Faktor Internal 1. Modal (S) (W) 2. Produksi

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Mulya Kencana Kecamatan Tulang Bawang

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Mulya Kencana Kecamatan Tulang Bawang III. METODELOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Mulya Kencana Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat Provinsi Lampung, dengan pertimbangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul Sebuah perusahaan tidak terlepas dari berbagai macam perubahan yang bersumber dari lingkungan eksternal maupun lingkungan internal. Perubahan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif. Menurut

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif. Menurut 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif. Menurut Sugiyono (2006) penelitian deskriptif kualitatif yaitu penelitian yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA STRATEGI PERUSAHAAN

BAB IV ANALISA STRATEGI PERUSAHAAN BAB IV ANALISA STRATEGI PERUSAHAAN 4.1 Faktor Strategi Eksternal 4.1.1 Identifikasi Faktor Lingkungan Eksternal Penentuan faktor strategi eksternal bertujuan untuk mengetahui berbagai peluang serta ancaman

Lebih terperinci

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura ANALISIS STRATEGI SWOT UNTUK MEMPERLUAS PEMASARAN PRODUK KURMA SALAK UD BUDI JAYA BANGKALAN Moh. Sirat ) 1, Rakmawati) 2 Banun Diyah Probowati ) 2 E-mail : rakhma_ub@yahoo.com dan banundiyah@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Strategi Pengembangan Pariwisata Sekitar Pantai Siung Berdasarkan Analisis SWOT Strategi pengembangan pariwisata sekitar Pantai Siung diarahkan pada analisis SWOT.

Lebih terperinci

Gambar 2.5 Diagram Analisis SWOT

Gambar 2.5 Diagram Analisis SWOT 32 Gambar 2.5 Diagram Analisis SWOT Kuadran 1: Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi

Lebih terperinci

V. ANALISIS LINGKUNGAN (INTERNAL DAN EKSTERNAL) KELEMBAGAAN UPT PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN

V. ANALISIS LINGKUNGAN (INTERNAL DAN EKSTERNAL) KELEMBAGAAN UPT PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN V. ANALISIS LINGKUNGAN (INTERNAL DAN EKSTERNAL) KELEMBAGAAN UPT PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN Keberadaan Kelembagaan UPT Pelatihan dan Pengembangan sejak Tahun 2001, sesuai Perda No. 9 Tahun 2001 tentang

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Pengamatan dilakukan terhadap karyawan, khususnya karyawan yang memakai e- learning. Tabel 3.1 Desain Penelitian Tujuan Penelitian Jenis Penelitian Metode

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN 3.1 Kerangka Pemikiran

III. METODE KAJIAN 3.1 Kerangka Pemikiran III. METODE KAJIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Berdasar dari tinjauan pustaka pada bab terdahulu, dapat dibuat suatu kerangka pikir berupa hipotesa pengarah dalam melakukan kajian ini. Hipotesa pengarah dalam

Lebih terperinci

VI. STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PDAM KABUPATEN SUKABUMI. Dari hasil penelitian pada PDAM Kabupaten Sukabumi yang didukung

VI. STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PDAM KABUPATEN SUKABUMI. Dari hasil penelitian pada PDAM Kabupaten Sukabumi yang didukung VI. STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PDAM KABUPATEN SUKABUMI Dari hasil penelitian pada PDAM Kabupaten Sukabumi yang didukung oleh wawancara terhadap para responden dan informasi-informasi yang diperoleh dari

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Metode Penelitian Jenis penelitian ini adalah survei sedangkan metodenya yaitu penelitian kuantitatif. Penelitian survei merupakan penelitian kuantitatif dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian merupakan segala sesuatu yang mencakup

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian merupakan segala sesuatu yang mencakup BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian merupakan segala sesuatu yang mencakup tentang pendekatan yang digunakan dalam penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

BAB IV STRATEGI PENGELOLAAN MAJALAH "AL MIHRAB" DALAM PENGEMBANGAN DAKWAH DENGAN ANALISIS SWOT

BAB IV STRATEGI PENGELOLAAN MAJALAH AL MIHRAB DALAM PENGEMBANGAN DAKWAH DENGAN ANALISIS SWOT BAB IV STRATEGI PENGELOLAAN MAJALAH "AL MIHRAB" DALAM PENGEMBANGAN DAKWAH DENGAN ANALISIS SWOT Dalam upaya pengembangan dakwah melalui jurnalistik yang telah dilakukan oleh pengelola majalah "Al-Mihrab",

Lebih terperinci

docking kapal perikanan; (2) mengkaji kelayakan finansial di bidang usaha pelayanan jasa docking kapal perikanan sebagai bagian upaya dalam

docking kapal perikanan; (2) mengkaji kelayakan finansial di bidang usaha pelayanan jasa docking kapal perikanan sebagai bagian upaya dalam RINGKASAN EKSEKUTIF WAHYUDIN. 2001. Perencanaan Strategis UPT. UPMB Muara Angke Dalam Bidang Pembinaan, Pelayanan Jasa Perawatan dan Docking Kapal Perikanan. Di bawah bimbingan SYAMSUL MA ARIF dan WAHYUDI.

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan pada CV Salim Abadi (CV SA), yang terletak di Jalan Raya Punggur Mojopahit Kampung Tanggul Angin, Kecamatan Punggur,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan salah satu upaya yang sangat penting untuk dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Keberhasilan pembangunan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. yang harus di kembangkan dalam Pariwisata di Pulau Pasaran.

III. METODE PENELITIAN. yang harus di kembangkan dalam Pariwisata di Pulau Pasaran. 37 III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Strategi Pengembangan Pariwisata di Pulau Pasaran dan juga untuk mengetahu apa saja

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP. Critical Success Factors pada pembahasan ini adalah bagaimana cara menentukan

BAB 5 PENUTUP. Critical Success Factors pada pembahasan ini adalah bagaimana cara menentukan BAB 5 PENUTUP 5.1 Simpulan Semua rumah sakit pasti membutuhkan konsumen ataupun pasien untuk dapat melanjutkan kelangsungan usahanya. Oleh sebab itu setiap rumah sakit harus mengetahui strategi bersaing

Lebih terperinci

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 104 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT Menimbang : DENGAN

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUKSI KEMUKUS DI DESA BANYUASIN KEMBARAN KECAMATAN LOANO KABUPATEN PURWOREJO

STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUKSI KEMUKUS DI DESA BANYUASIN KEMBARAN KECAMATAN LOANO KABUPATEN PURWOREJO STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUKSI KEMUKUS DI DESA BANYUASIN KEMBARAN KECAMATAN LOANO KABUPATEN PURWOREJO Mukhamad Johan Aris, Uswatun Hasanah, Dyah Panuntun Utami Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar ini mencakup pengertian yang digunakan untuk menunjang dan

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar ini mencakup pengertian yang digunakan untuk menunjang dan 36 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar ini mencakup pengertian yang digunakan untuk menunjang dan menciptakan data akurat yang akan dianalisis sehubungan dengan

Lebih terperinci

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA I. Tujuan : Untuk mencari ruang lingkup perusahaan dan proses bisnisnya. 1. Bagaimana alur proses bisnis Rumah Sakit?

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA I. Tujuan : Untuk mencari ruang lingkup perusahaan dan proses bisnisnya. 1. Bagaimana alur proses bisnis Rumah Sakit? L 1 DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA I Tgl : 04 Maret 2009 Pukul : 13.00-14.00 Tujuan : Untuk mencari ruang lingkup perusahaan dan proses bisnisnya Daftar Pertanyaan : 1. Bagaimana alur proses bisnis Rumah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini bersifat deskriptif karena menggambarkan faktor-faktor yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang ada di SMAK St. Petrus Comoro

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Strategi pembangunan kesehatan nasional adalah mewujudkan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Strategi pembangunan kesehatan nasional adalah mewujudkan Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Strategi pembangunan kesehatan nasional adalah mewujudkan Indonesia sehat 2010, strategi ini mengedepankan program pembangunan nasional berwawasan kesehatan.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan CV Mokolay Mitra Utama sendiri merupakan salah satu unit usaha yang bergerak di bidang perkebunan manggis dan durian di Desa Samongari Kabupaten,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Pengumpulan Data Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 9 Salatiga yang berada di Jalan Pemuda 7-9 Salatiga. Penelitian berlangsung pada tanggal 18 Mei 2012

Lebih terperinci

Bab III Metode Penelitian

Bab III Metode Penelitian A. Jenis Penelitian Bab III Metode Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian R&D. Menurut Sugiono (2010:297) Metode penelitian R&D digunakan apabila peneliti

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN ANALISIS SWOT MENARA SUCI TOUR AND TRAVEL DAN SHAFIRA TOUR AND TRAVEL. Pendapatan Jumlah jamaah Pendapatan Jumlah

BAB IV PEMBAHASAN ANALISIS SWOT MENARA SUCI TOUR AND TRAVEL DAN SHAFIRA TOUR AND TRAVEL. Pendapatan Jumlah jamaah Pendapatan Jumlah BAB IV PEMBAHASAN ANALISIS SWOT MENARA SUCI TOUR AND TRAVEL DAN SHAFIRA TOUR AND TRAVEL A. Data Temuan Menara suci Tabel 4.1 Data Temuan Travel Shafira Tahun Pendapatan Jumlah jamaah Pendapatan Jumlah

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Rumusan Masalah... 10 1.3. Tujuan Penelitian...

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI BISNIS PADA PT GARDA BINA UTAMA

ANALISIS STRATEGI BISNIS PADA PT GARDA BINA UTAMA ANALISIS STRATEGI BISNIS PADA PT GARDA BINA UTAMA Lenny - 0600652686 ABSTRAK PT. Garda adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang penyedia jasa aplikasi (ASP) e-filing. Tujuan dari penulisan dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 2.1 Objek dan Lokasi Penelitian Objek penelitian ini adalah di bengkel sepeda motor Budi Motor, tepatnya di Jalan Wolter Monginsidi Kecamatan Pedurungan Kota Semarang. Alasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu kepentingan yang sama yaitu untuk memperoleh laba. Perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. satu kepentingan yang sama yaitu untuk memperoleh laba. Perusahaan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan yang memasuki persaingan dalam dunia bisnis mempunyai satu kepentingan yang sama yaitu untuk memperoleh laba. Perusahaan yang memproduksi

Lebih terperinci

3.1. Kerangka Pemikiran III. METODE PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran III. METODE PENELITIAN Industri farmasi merupakan salah satu industri besar dan berpengaruh di Indonesia, karena Indonesia merupakan pasar obat potensial (Pharos, 2008) Hingga saat

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Pengumpulan data primer melalui survei lapangan, wawancara

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Pengumpulan data primer melalui survei lapangan, wawancara 20 III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Pengumpulan data primer melalui survei lapangan, wawancara (lampiran 1) dengan pihak perusahaan sebanyak 3 responden

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia bisnis persaingan antara pengusaha (perusahaan) dengan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia bisnis persaingan antara pengusaha (perusahaan) dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Dalam dunia bisnis persaingan antara pengusaha (perusahaan) dengan pengusaha yang lain bukanlah hal yang baru lagi, tetepi semakin lama semakin ketat. Ini terbukti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. wawancara di lokasi penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Dusun

BAB III METODE PENELITIAN. wawancara di lokasi penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Dusun BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi Penelitian adalah tempat dimana seorang peneliti melakukan penelitiannya dari proses survei, pengambilan atau pencarian data, dan wawancara

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. survei. Menurut Masri Singarimbun (1989:4), penelitian survei dapat digunakan

III. METODE PENELITIAN. survei. Menurut Masri Singarimbun (1989:4), penelitian survei dapat digunakan 25 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian survei. Menurut Masri Singarimbun (1989:4), penelitian survei dapat digunakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 42 III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskripsi analisis yaitu metode penelitian yang menuturkan dan menafsirkan data sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul Secara umum perusahaan mempunyai tujuan dan sasaran yang sama, yaitu mencapai keberhasilan dalam memperoleh laba. Laba yang diperoleh perusahaan sering

Lebih terperinci

No. Umur (Tahun) Pendidikan Luas Lahan (Ha) 1 47 SD SD SMA SD SMP SD S SMP 0.

No. Umur (Tahun) Pendidikan Luas Lahan (Ha) 1 47 SD SD SMA SD SMP SD S SMP 0. Lampiran 1. Karakteristik Petani No. Umur (Tahun) Pendidikan Luas Lahan (Ha) 1 47 SD 0.5 2 65 SD 0.4 3 48 SMA 0.5 4 53 SD 0.4 5 49 SMP 0.5 6 51 SD 0.5 7 37 S1 0.64 8 62 SMP 0.4 9 51 SMP 0.5 10 52 SMA 0.5

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 29 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Sektor UKM memiliki peran dan fungsi sangat strategik dalam pertumbuhan perekonomian Indonesia, tetapi kredit perbankan untuk sektor ini dinilai masih

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menjelaskan sesuatu melalui sebuah penelitian (Ulum dan Juanda, 2016).

BAB III METODE PENELITIAN. menjelaskan sesuatu melalui sebuah penelitian (Ulum dan Juanda, 2016). BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian berbentuk deskriptif. Penelitian Deskriptif adalah jenis penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan sesuatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Perkembangan bisnis di Indonesia semakin lama semakin pesat. Secara otomatis, tingkat persaingan dalam berbisnis akan semakin tajam pula. Adanya persaingan

Lebih terperinci

.BAB 1 PENDAHULUAN. dari sistem pemerintahan yang bercorak sentralisasi mengarah kepada sistem

.BAB 1 PENDAHULUAN. dari sistem pemerintahan yang bercorak sentralisasi mengarah kepada sistem .BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Munculnya otonomi daerah menyebabkan terjadinya pergeseran paradigma dari sistem pemerintahan yang bercorak sentralisasi mengarah kepada sistem pemerintahan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Februari 2013 hingga April 2013. Dengan tahapan pengumpulan data awal penelitian dilaksanakan pada Bulan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK CV Anugrah Trijaya Sakti bergerak dalam bidang pembuatan sandal dan sepatu. Pada tanggal 1 April 2002, Daniel D.W Setyadi mendirikan perusahaan ini yang berada di Jl. Brujul No 6-7 Taman Kopo Indah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan pembangunan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajad masyarakat yang optimal ditandai oleh penduduk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Jalan sebagai prasarana dalam sistem transportasi nasional memiliki peranan penting dalam mendukung kehidupan ekonomi, sosial budaya, lingkungan, politik, serta pertahanan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian B. Metode Pengumpulan Data 1. Metode Penentuan Lokasi Penelitian 2. Metode Pengambilan Sampel

METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian B. Metode Pengumpulan Data 1. Metode Penentuan Lokasi Penelitian 2. Metode Pengambilan Sampel 39 I. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis yaitu metode penelitian dengan membahas suatu permasalahan dengan cara

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian 4.2 Metode Penelitian 4.3 Metode Pengambilan Sampel

IV. METODOLOGI 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian 4.2 Metode Penelitian 4.3 Metode Pengambilan Sampel 14 IV. METODOLOGI 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Maret-April 2009. Tempat penelitian berlokasi di Kota Sabang, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. 4.2 Metode Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penentuan Lokasi Pemilihan lokasi penelitian dilakukan dilakukan secara purposive (sengaja) yaitu berdasarkan pertimbanganpertimbangan tertentu sesuai dengan tujuan

Lebih terperinci

METODE KAJIAN. 3.1 Kerangka Pemikiran

METODE KAJIAN. 3.1 Kerangka Pemikiran III. METODE KAJIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Potensi perikanan yang dimiliki Kabupaten Lampung Barat yang sangat besar ternyata belum memberikan kontribusi yang optimal bagi masyarakat dan pemerintah daerah.

Lebih terperinci

Lampiran 1. Indikator dan Parameter Faktor Internal. No Indikator Parameter Skor 1. Ketersediaan bahan baku obat tradisional

Lampiran 1. Indikator dan Parameter Faktor Internal. No Indikator Parameter Skor 1. Ketersediaan bahan baku obat tradisional 9 Lampiran. Indikator dan Parameter Faktor Internal No Indikator Parameter Skor. Ketersediaan bahan baku obat tradisional. Ketersediaan tenaga kerja yang sesuai dengan kualifikasinya. Ketersediaan bangunan,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 19 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Pemasaran adalah faktor penting dalam manajemen perusahaan. Strategi pemasaran yang diterapkan harus seiring dengan misi dan tujuan perusahaan. Strategi

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Puskesmas Seyegan, dapat disimpulkan sebagai berikut :

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Puskesmas Seyegan, dapat disimpulkan sebagai berikut : BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Dari hasil penilaian kinerja dan analisa faktor yang mempengaruhi kinerja UPT Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman dengan studi kasus pada Puskesmas Seyegan, dapat

Lebih terperinci

ANALISIS TREND PENJUALAN DAN PROSPEK USAHA OBAT PHYLLANTHUS PADA AGROINDUSTRI OBAT TRADISIONAL TRADIMUN

ANALISIS TREND PENJUALAN DAN PROSPEK USAHA OBAT PHYLLANTHUS PADA AGROINDUSTRI OBAT TRADISIONAL TRADIMUN ANALISIS TREND PENJUALAN DAN PROSPEK USAHA OBAT PHYLLANTHUS PADA AGROINDUSTRI OBAT TRADISIONAL TRADIMUN Kasus pada Agroindustri Obat Tradisional Tradimun Kabupaten Gresik SKRIPSI diajukan guna memenuhi

Lebih terperinci

Muhammad Cendana Aji Manajemen Ekonomi 2016 STRATEGI PEMASARAN CONVENIENCE STORE 7-ELEVEN MARGONDA DEPOK DALAM MENGHADAPI PERSAINGAN.

Muhammad Cendana Aji Manajemen Ekonomi 2016 STRATEGI PEMASARAN CONVENIENCE STORE 7-ELEVEN MARGONDA DEPOK DALAM MENGHADAPI PERSAINGAN. Muhammad Cendana Aji 15213856 Manajemen Ekonomi 2016 STRATEGI PEMASARAN CONVENIENCE STORE 7-ELEVEN MARGONDA DEPOK DALAM MENGHADAPI PERSAINGAN. Latar Belakang Persaingan bisnis ritel (minimarket dan convenience

Lebih terperinci

III. METODOLOGI KAJIAN

III. METODOLOGI KAJIAN 152 III. METODOLOGI KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dalam rangka menyelesaikan tugas akhir ini dilaksanakan di Pengolahan Ikan Asap UKM Petikan Cita Halus yang berada di Jl. Akar Wangi

Lebih terperinci

STRATEGI ALTERNATIF ELLY BATIK SEMARANG BERDASARKAN ANALISIS SWOT. (Studi Kasus Elly Batik Semarang Kelurahan Bugangan Kota Semarang) SKRIPSI

STRATEGI ALTERNATIF ELLY BATIK SEMARANG BERDASARKAN ANALISIS SWOT. (Studi Kasus Elly Batik Semarang Kelurahan Bugangan Kota Semarang) SKRIPSI STRATEGI ALTERNATIF ELLY BATIK SEMARANG BERDASARKAN ANALISIS SWOT (Studi Kasus Elly Batik Semarang Kelurahan Bugangan Kota Semarang) SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memenuhi Persyaratan

Lebih terperinci

III METODOLOGI. 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian Penentuan Metode Destilasi Minyak Pala

III METODOLOGI. 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian Penentuan Metode Destilasi Minyak Pala 50 III METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian 3.1.1 Penentuan Metode Destilasi Minyak Pala a. Penentuan Kriteria dan Alternatif : Diperlukan data primer berupa kriteria yang digunakan dalam pemilihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi akan memberikan dampak negatif berupa kesenjangan derajat kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi akan memberikan dampak negatif berupa kesenjangan derajat kesehatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dampak globalisasi terhadap kesehatan sangat kompleks. Dampak bisa terjadi secara langsung maupun tidak langsung. Dampak langsung misalnya efek terhadap harga obat-obatan,

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Analisis SWOT untuk menentukan Strategi Pengembangan Industri. Biofarmaka Daerah Istimewa Yogyakarta

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Analisis SWOT untuk menentukan Strategi Pengembangan Industri. Biofarmaka Daerah Istimewa Yogyakarta BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis SWOT untuk menentukan Strategi Pengembangan Industri Biofarmaka Daerah Istimewa Yogyakarta Strategi pengembangan pada Industri Biofarmaka D.I.Yogyakarta

Lebih terperinci

STANDAR EVALUASI DAN PELAPORAN

STANDAR EVALUASI DAN PELAPORAN STANDAR EVALUASI DAN PELAPORAN A. Latar Belakang B. Norma dan Dasar Hukum C. Definisi Global dan Detail Standar D. Maksud dan Tujuan E. Kebutuhan Sumber Daya Manusia F. Kebutuhan Sarana dan Prasarana G.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Metode Pengumpulan Data Defenisi Operasional Penelitian

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Metode Pengumpulan Data Defenisi Operasional Penelitian METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Seram Bagian Barat Provinsi Maluku, dimana responden petani dipilih dari desa-desa penghasil HHBK minyak kayu putih,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Menggunakan 4 perspektif Balanced Scorecard untuk menentukan ukuran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Menggunakan 4 perspektif Balanced Scorecard untuk menentukan ukuran 21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Bahan Penelitian 3.1.1 Materi Penelitian Materi penelitian yang penulis gunakan adalah sebagai berikut, yaitu : 1. Menggunakan 4 perspektif Balanced Scorecard untuk

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi yang dijadikan sebagai tempat penelitian adalah PT Godongijo Asri yang beralamat di Desa Serua, Kecamatan Cinangka, Sawangan, Depok, Jawa

Lebih terperinci

ANALISIS SWOT DALAM PERENCANAAN STARTEGI PERPUSTAKAAN

ANALISIS SWOT DALAM PERENCANAAN STARTEGI PERPUSTAKAAN ANALISIS SWOT DALAM PERENCANAAN STARTEGI PERPUSTAKAAN NYOMAN AYU NILA DEWI STMIK STIKOM BALI nila@stikom-bali.ac.id Abstrak dalam suatu institusi pendidikan memiliki peranan penting yang digunakan untuk

Lebih terperinci

ANALISIS LINGKUNGAN DALAM MEMFORMULASIKAN RENCANA STRATEGI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) ULIN BANJARMASIN

ANALISIS LINGKUNGAN DALAM MEMFORMULASIKAN RENCANA STRATEGI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) ULIN BANJARMASIN ANALISIS LINGKUNGAN DALAM MEMFORMULASIKAN RENCANA STRATEGI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) ULIN BANJARMASIN Laila Refiana Staf Pengajar MM Unlam & Muhammad Hasbi Staf Manajemen RSUD Ulin ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan. Pasal 34 ayat 2 menyebutkan bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN. serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan. Pasal 34 ayat 2 menyebutkan bahwa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam Undang-Undang Dasar Negara RI 1945 diamanatkan bahwa pelayanan kesehatan merupakan salah satu aspek dari hak asasi manusia, yaitu sebagaimana yang tercantum

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 16 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Batasan Operasional dan Jenis Data 1. Batasan Operasional Pedagang adalah seseorang yang berpotensi memasarkan barang atau jasa. Pedagang dalam penelitian ini adalah pedagang

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Analisis SWOT, Perencanaan Pemasaran Strategis. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata Kunci: Analisis SWOT, Perencanaan Pemasaran Strategis. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsep pemasaran strategis yang akan diterapkan oleh CV. Gunung Batujajar. Latarbelakang penelitian dilakukan karena peranan divisi pemasaran dan tenaga

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Pabrik Kelapa Sawit Adolina PT Perkebunan Nusantara IV yang terletak di Kelurahan Batang Terap Kecamatan Perbaungan Kabupaten

Lebih terperinci

VI. PERUMUSAN STRATEGI

VI. PERUMUSAN STRATEGI VI. PERUMUSAN STRATEGI 6.1. Analisis Lingkungan Dalam menentukan alternatif tindakan atau kebijakan pengelolaan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bantargebang, dibutuhkan suatu kerangka kerja yang logis. Analisis

Lebih terperinci

: Budi Utami, SE., MM

: Budi Utami, SE., MM STRATEGI PEMASARAN PADA TOKO PAKAIAN OLAHRAGA ZOMBIE SOCCER NAMA NPM/KELAS PEMBIMBING : ARIF ASMAWI : 111109/EA : Budi Utami, SE., MM Latar Belakang Seiring berjalannya perkembangan ekonomi sehingga membuat

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Rumah Sakit Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Pacitan sebagai pusat rujukan layanan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif observasional dan bersifat cross sectional. Menurut Dahlan (2006) penelitian deskriptif adalah

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA INDUSTRI KECIL KONVEKSI DI KAWASAN PIK PULOGADUNG

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA INDUSTRI KECIL KONVEKSI DI KAWASAN PIK PULOGADUNG STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA INDUSTRI KECIL KONVEKSI DI KAWASAN PIK PULOGADUNG Nama : Dwi Julianti Npm : 1221676 Jurusan : Manajemen Pembimbing : Dr. Dra Peni Sawitri, MM LATAR BELAKANG MASALAH 1. Sektor

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Kajian

III. METODE KAJIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Kajian III. METODE KAJIAN 3.. Kerangka Pemikiran Kajian Sinergi yang saling menguntungkan antara petani dan perusahaan (PT ATB) dalam pengusahaan perkebunan merupakan faktor penting dalam usaha pengembangan perkebunan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Evaluasi pelaksanaan..., Arivanda Jaya, FE UI, 2010.

BAB 1 PENDAHULUAN. Evaluasi pelaksanaan..., Arivanda Jaya, FE UI, 2010. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pelayanan kesehatan merupakan salah satu hak mendasar masyarakat yang penyediaannya wajib diselenggarakan oleh pemerintah sebagaimana telah diamanatkan dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian ini dilakukan di kawasan Pasar Induk Gedebage yang letaknya berada di Jalan Soekarno Hatta, Kecamatan Panyileukan, Kelurahan Mekar Mulya. Berikut adalah

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada produksi karet remah di PT ADEI Crumb Rubber Industry yang berlokasi di Jalan Imam Bonjol, Kel. Satria, Kec. Padang Hilir,

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DOC PEDAGING PADA PT X UNIT BALI. Abstrak

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DOC PEDAGING PADA PT X UNIT BALI. Abstrak ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DOC PEDAGING PADA PT X UNIT BALI BUDI RAHAYU TANAMA PUTRI Laboratorium Ekonomi, Program Studi Peternakan, Fakultas Peternakan Universitas Udayana Abstrak Penelitian dilakukan

Lebih terperinci

3. METODOLOGI PENELITIAN

3. METODOLOGI PENELITIAN 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian yang dilakukan ini didasarkan pada suatu pemikiran bahwa perlu dilaksanakan pengembangan agroindustri serat sabut kelapa berkaret. Pengembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan kriteria yang mendasarinya. Audit terdiri dari beberapa macam seperti

BAB I PENDAHULUAN. dengan kriteria yang mendasarinya. Audit terdiri dari beberapa macam seperti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Audit merupakan suatu proses pengumpulan data, penilaian ataupun pengevaluasian yang dilakukan untuk menilai sesuatu apakah telah sesuai dengan kriteria yang

Lebih terperinci

iv Universitas Kristen Maranatha

iv Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Pemasaran Global sudah tidak dapat dihindarkan lagi, terutama Indonesia dengan jumlah penduduk terbesar di Asia Tenggara, merupakan sasaran utama dalam memasarkan produk-produk import. Hal tersebut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam kajian ini adalah metode deskriptif analisis yaitu suatu metode yang meneliti suatu objek pada masa sekarang (Nazir,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di lokasi perusahaan Bintang Gorontalo dan waktu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di lokasi perusahaan Bintang Gorontalo dan waktu 22 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di lokasi perusahaan Bintang Gorontalo dan waktu penelitian dimulai pada bulan April 2013 sampai bulan Juni 2013. B.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian Proses perumusan strategi pada restoran Kebun Kita dimulai dengan mengetahui visi dan misinya, kemudian menganalisis permasalahan yang terjadi,

Lebih terperinci

PELUANG PENGEMBANGAN AGRIBISNIS SAYUR-SAYURAN DI KABUPATEN KARIMUN RIAU

PELUANG PENGEMBANGAN AGRIBISNIS SAYUR-SAYURAN DI KABUPATEN KARIMUN RIAU PELUANG PENGEMBANGAN AGRIBISNIS SAYUR-SAYURAN DI KABUPATEN KARIMUN RIAU Almasdi Syahza Pusat Pengkajian Koperasi dan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat (PPKPEM) Universitas Riau Email: asyahza@yahoo.co.id:

Lebih terperinci

Lampiran 1. Karakteristik Sampel Agroindustri Salak. Lama Pendidikan (tahun)

Lampiran 1. Karakteristik Sampel Agroindustri Salak. Lama Pendidikan (tahun) Lampiran 1 Karakteristik Sampel Agroindustri Salak Petani Salak Umur Pendidikan Tanggungan (orang) Bertani Luas Lahan (Ha) 1 43 12 3 15 1 2 48 12 4 19 3 3 38 12 4 6 2 4 39 12 4 11 1 5 43 9 4 12 2 6 53

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI DAFTAR ISI Halaman Judul... i Halaman Pengesahan Dosen Pembimbing... ii Halaman Pengesahan Dosen Penguji... iii Halaman Pernyataan Keaslian... iv Halaman Motto Dan Persembahan... v Kata Pengantar... vii

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri kosmetik merupakan salah satu industri yang memiliki prospek

BAB I PENDAHULUAN. Industri kosmetik merupakan salah satu industri yang memiliki prospek BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Industri kosmetik merupakan salah satu industri yang memiliki prospek yang cerah dan memberikan peluang pasar yang cukup luas dan besar. Terbukti dengan semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah diera sekarang ini telah menuntut kepada pemerintah Daerah untuk mengurus, mengatur, menyelenggarakan serta membiayai rumah tangganya

Lebih terperinci