BAB 4 PEMBAHASAN. dalam implementasi Corporate Social Responsibility pada PT PP (Persero) Tbk

dokumen-dokumen yang mirip
AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PELAKSANAAN PROGRAM KEMITRAAN (STUDI KASUS PT PP (PERSERO) TBK)

Laporan Keuangan Laporan Posisi Keuangan 1 Laporan Aktivitas 2 Laporan Arus Kas 3 Catatan atas Laporan Keuangan 4-15

UNIT PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN (PKBL) PT KAWASAN BERIKAT NUSANTARA (PERSERO)

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR : PER-09/NIBU/07/2015 TENTANG

Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk

UNIT PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN (PKBL) PT LEN INDUSTRI (PERSERO)

UNIT PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN PT TIMAH (PERSERO) TBK LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2014 DAN 2013

SALINAN KEPUTUSAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR KEP-236/MBU/2003 TENTANG

DANA PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN BADAN USAHA MILIK NEGARA

MEMUTUSKAN : BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1

- 2 - MEMUTUSKAN : BAB I KETENTUAN UMUM

PT PERUSAHAAN PENGELOLA ASET (PERSERO) Program Kemitraan dan Bina Lingkungan

Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk

Lampiran Bahan Mata Acara 3, 5 dan 6 Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST)

PT PERUSAHAAN PENGELOLA ASET (PERSERO) Program Kemitraan dan Bina Lingkungan

Daftar Isi. Laporan posisi keuangan Laporan aktivitas Laporan arus kas Catatan atas laporan keuangan

BAB II PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

KUESIONER SURVEI TERKAIT PELAKSANAAN PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN (PKBL) BADAN USAHA MILIK NEGARA

Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) PT Jasa Marga (Persero) Tbk

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA

RINGKASAN PERUBAHAN DALAM PER 03/MBU/12/2016:

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB IV PEMBAHASAN AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG USAHA PADA PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan akan perkembangan dunia usaha dimanapun sangat. dipengaruhi oleh ada atau tidaknya iklim yang memungkinkan peraturan

BAB 7 LAPORAN ARUS KAS

BAB III METODOLOGI ANALISIS

BUPATI PAKPAK BHARAT

UNIT PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN PT BRANTAS ABIPRAYA (PERSERO) LAPORAN POSISI KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 DAN 2014

Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) PT Jasa Marga (Persero) Tbk

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. dibidang pembiayaan konsumen (consumer finance), anjak piutang (factoring)

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang

BAB II LANDASAN TEORI. BUMN menurut undang-undang Nomor 19 Tahun 2003 bab I pasal 1 adalah badan

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BAB V PENUTUP. Jaminan Sosial Tenaga Kerja dijelaskan bahwa dalam Pasal 3 ayat (2) setiap

Lampiran 1. Neraca Konsolidasi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk

L2

MENTERI BADAN USALIA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR : PER-07/MBU/05/2015 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Catatan 31 Maret Maret 2010

RESEARCH REPORT: PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN MULTIFINANCE. by INFOVESTA

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BULETIN AKUNTANSI STAF BAPEPAM dan LK PEMBERIAN TANTIEM DAN BONUS SERTA TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN.

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (2012:210) merupakan klaim suatu perusahaan atas uang, barang, atau jasa

BAB IV ANALISIS STRATEGI PENCEGAHAN DAN IMPLIKASI PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH MULTIGUNA BERMASALAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Laporan aktivitas PKBL, dimana aset neto akhir tahun 2015 sebesar Rp

PT PELABUHAN INDONESIA III (PERSERO)

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Indonesia mengeluarkan sebuah kebijakan melalui. Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mewajibkan seluruh

BAB VI PENUTUP. Bab VI ini akan menjabarkan tentang kesimpulan dan saran penelitian tentang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keuangan yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap laporan keuangan.

Akuntansi Keuangan Koperasi

Daftar skor penilaian indikator-indikator aspek keuangan. Tabel 2.2 Daftar skor penilaian ROE ROI (%)

BAB IV PENERAPAN AUDIT BERBASIS RISIKO PADA PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BANK BRI SYARIAH KC GUBENG SURABAYA

BAB II GAMBARAN UMUM PT. PERMODALAN EKONOMI RAKYAT PROVINSI RIAU PEKANBARU. A. Sejarah PT. Permodalan Ekonomi Rakyat Provinsi Riau Pekanbaru

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengelolaan Keuangan. Permodalan. Modal Sendiri

PT SANG HYANG SERI (PERSERO)

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. akan sangat bermanfaat bagi penganalisa laporan keuangan untuk dapat

BAB 3 SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB II LANDASAN TEORI. memudahkan pengelolaan perusahaan. besar dan buku pembantu, serta laporan.

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 2c,2e,4, Penyertaan sementara 2c,2f,

BAB I PENDAHULUAN. pada bank umum, pinjaman disebut kredit atau loan, sedangkan pada bank syariah

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. 15 Januari 2010, dengan Akta Pendirian Koperasi No. 44 dan mendapat

2016, No Investasi pada Badan Usaha Milik Negara/Perseroan Terbatas sebagaimana dimaksud dalam huruf a, belum memuat pengaturan penyelesaian pi

APLIKASI STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) USAHA SIMPAN PINJAM KOPERASI DALAM PENILAIAN KESEHATAN KSP/ USP KOPERASI

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka

7. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 1999 tentang Kepengurusan Badan Usaha Milik Perusahaan Daerah;

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT

2016, No Tahun 2007 dan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2012 tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perseroan Terbatas; d. bahwa sel

BAB III PENGAWASAN INTERNAL KREDIT MITRA BINAAN PADA PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) MEDAN

PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN PINJAMAN DANA BERGULIR

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2010 NOMOR 32 SERI E

Tata Kerja Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan; 7. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 259/KMK.017/1993 tanggal 27 Pebruari 1993

PT JASA MARGA (PERSERO) Tbk

PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk dan ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI. Pada tanggal 30 Maret 2012 dan 2011 (Tidak Diaudit)

Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.

DAFTAR ISI. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Ruang Lingkup...

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 24 TAHUN : 2007 SERI : E PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 29 TAHUN 2007 TENTANG

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG JARING PENGAMAN SISTEM KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PT MUSTIKA RATU Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

Bahan Mata Acara Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan

BAB V PENUTUP. sebelumnya, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Pelaksanaan The Five C s of Credit dalam perjanjian kredit UMKM

Analisis tingkat kesehatan lembaga unit pengelola kegiatan( studi kasus. pada UPK PNPM Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen ) Oleh : Wawan Apriyanto

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Dana Subsidi Benih. Prosedur Penggunaan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM I OLEH KOPERASI

AUDITING 1 (Pemeriksaan Akuntansi 1)

PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Identifikasi Sistem Pengukuran Kinerja PKBL PT. Sucofindo Saat Ini

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/ 7 /PBI/2003 TENTANG GUBERNUR BANK INDONESIA,

ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI

SALINAN KEBIJAKAN AKUNTANSI PIUTANG

BAB I PENDAHULUAN. melalui pembiayaan yang menggunakan prinsip-prinsip syariah. Pada zaman

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Penyebab Pembiayaan Bermasalah di BMT Marhamah Wonosobo

Transkripsi:

BAB 4 PEMBAHASAN Ruang lingkup audit operasional terhadap pelaksanaan program kemitraan dalam implementasi Corporate Social Responsibility pada PT PP (Persero) Tbk mencakup pelaksanaan dari unit Program Kemitraan Bina Lingkungan. Tujuan dari audit operasional ini adalah untuk mengetahui kesesuaian antara prosedur penyaluran pinjaman, proses penyaluran dana pinjaman, tingkat efektivitas penyaluran dana dan tingkat kolektibilitas pengembalian, dan monitoring pengawasan dari unit PKBL dalam melaksanakan PK di PT PP (Persero) Tbk. Untuk itu, proses audit operasional atas ini harus dilakukan secara terarah dan sistematis. Program kerja untuk audit operasional adalah: 1. Survei pendahuluan, dengan tujuan untuk mendapatkan informasi umum mengenai aktifitas unit PKBL 2. Pengujian terinci atas sumber-sumber informasi yang sudah dikumpulkan untuk menetapkan temuan audit. 3. Mengidentifikasi dan mengevaluasi hasil temuan audit rinci, menetapkan temuan dan menetapkan unsur-unsur temuan seperti kondisi, kriteria, sebab, akibat dan rekomendasi. 4.1 Survei Pendahuluan. Survei pendahuluan adalah tahap awal yang dilakukan oleh penulis untuk mendapatkan gambaran secara umum mengenai kegiatan PK. Dengan survei pendahuluan, akan diperoleh informasi mengenai aktivitas yang terjadi 45

dalam unit PKBL secara umum. Proses survei pendahuluan yang dilakukan penulis adalah: 1. Melaksanakan wawancara atau pembicaraan awal dengan unit PKBL mengenai tujuan dan langkah kerja dari pemeriksaan yang dilakukan. Melakukan pendekatan kepada manajemen yang menjadi konsentrasi pemeriksaan, yaitu dengan melakukan wawancara langsung dengan manajemen dan staf-staf yang berkaitan dalam pelaksanaan di lapangan. 2. Observasi Melakukan pengamatan atas aktivitas unit PKBL 3. Documentation Mempelajari dan memeriksa strategi PK dan tahap tahap prosedur penyeleksian mitra binaan 4.1.1 Strategi Program Kemitraan PT PP (Persero) Tbk adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berkedudukan di Jakarta. Berdasarkan kebijakan pemerintah melalui Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor PER-05/MBU/2007, tanggal 27 April 2007 tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan, maka BUMN diwajibkan untuk menyisihkan maksimum 2% dari laba setelah pajak untuk Program Kemitraan (PK), serta maksimum 2% dari laba setelah pajak untuk Program Bina Lingkungan (PBL). Kewajiban BUMN dalam membina usaha kecil dilakukan mulai dari menyusun Rencana Kerja dan Anggaran (RKA), melakukan evaluasi dan 46

seleksi atas kelayakan usaha kemudian menetapkan calon Mitra Binaan secara langsung, menyiapkan serta menyalurkan dana Program Kemitraan kepada Mitra Binaan, melakukan pemantauan dan pembinaan, melakukan pembukuan atas Program Kemitraan, menyampaikan laporan pelaksanaan program yang meliputi laporan berkala baik triwulan maupun tahunan kepada menteri dan penyampaian laporan berkala baik triwulan maupun tahunan kepada coordinator BUMN pembinaan di wilayah masing-masing. Selain pemberian pinjaman, BUMN juga wajib melakukan pembinaan dengan memberikan pelatihan manajerial dan pemasaran. Pembinaan terhadap usaha kecil diberikan untuk jangka waktu maksimal 5 tahun. Penggunaan PK tersebut diaudit dan dipertanggung jawabkan di Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Kewajiban mitra binaan terhadap BUMN pembinaan antara lain melaksanakan kegiatan usaha sesuai rencana yang telah disetujui oleh BUMN pembinaan, menyelenggarakan pencatatan atau pembukuan dengan tertib, membayar kembali pinjaman secara tepat waktu sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati, dan menyampaikan kembali laporan perkembangan usaha setiap triwulan. Dalam realisasinya penyaluran alokasi dana untuk para mitra binaan tidak semudah membalikan telapak tangan karena dalam penyalurannya banyak mengalami masalah atau kendala. Masalah atau kendala tersebut berasal dari para mitra binaan yang dalam pengembalian dana sering terhambat. Mitra binaan yang menunggak (macet) terhadap kewajiban mengembalikan fasilitas pinjaman yang telah diberikan akan dikenakan 47

peringatan. Hal tersebut akan berdampak pada tidak lancarnya pengguliran dana kemitraan kepada calon mitra binaan lainnya. Strategi PKBL PT PP (Persero) Tbk Tahun 2012 adalah: Bekerjasama dengan BUMN Pembina lain yang ditunjuk oleh Pemerintah sebagai operator Gerakan Peningkatan Produksi Pangan Berbasis Korporasi (GP3K) berdasarkan Surat Menteri BUMN Nomor: S- 349/MBU/2011, tanggal 29 Juni 2011 perihal Penugasan Pelaksanaan GP3K yaitu PT Sang Hyang Seri (Persero) serta bekerjasama dengan PT Pertani (Persero). BUMN Pembina lain yang bertindak sebagai operator GP3K bertindak sebagai avalist dan off taker. Sistem penyaluran program kemitraan bersifat executing. Dalam program ini PT PP (Persero) Tbk bekerjasama dengan beberapa BUMN Pembina lain yang bertindak sebagai operator Gerakan Peningkatan Produksi Pangan Berbasis Korporasi (GP3K) PT Sang Hyang Seri (Persero) untuk klaster petani padi, kedelai dan berencana melakukan kerjasama dengan PT Pertani (Persero) untuk klaster petani padi. 4.1.2 Proses Seleksi Mitra Binaan Pola Penyaluran PK PT PP (Persero) Tbk 48

Flowchart Penyaluran Dana PK Pengajuan Proposal dan Surat Perjanjian Kerja Sama oleh BUMN lain Verifikasi Kelengkapan Data atas Proposal yang Masuk Analisis Kelayakan dan Kewajaran Dana yang diajukan Persetujuan Pengarah Unit PKBL Selesai Pencairan Dana Tanda Tangan Kontrak Kerjasama Membuat Surat Balasan Perjanjian Kerjasama Kepada BUMN Lain Seleksi Untuk Calon Mitra Binaan Melalui Lembaga Penyalur : 1. Penyaringan/seleksi para calon mitra binaan yang feasible untuk diberi pinjaman dilakukan oleh BUMN/Lembaga Penyalur, karena para calon mitra binaan tersebut telah menjadi rekanan dalam kurun waktu tertentu atau telah masuk didalam list para BUMN/Lembaga Penyalur yang sudah dilakukan analisis kelayakannya serta berdasar track record mereka selama bekerja sama dengan para BUMN/Lembaga Penyalur sehingga dapat dinyatakan layak untuk diberikan pinjaman. 2. Melakukan Survey langsung ke lokasi usaha untuk mengetahui data dan kondisi sebenarnya di lapangan apakah sesuai dengan data yang ada didalam proposal sekaligus mengambil foto kegiatan usaha. 3. Bila diperlukan para calon mitra binaan dihimbau memberikan jaminan meski jaminan bukan merupakan syarat mutlak hanya sebagai bentuk moral obligation bahwa dana PK tersebut adalah merupakan pinjaman 49

yang wajib dikembalikan bukanlah merupakan Hibah.Dana PK adalah Dana bergulir sehingga dari pengembalian pinjaman para calon mitra binaan bisa disalurkan kepada calon mitra binaan yang lainnya. 4. Hasil analisis diajukan ke Pengarah dan Ketua PKBL untuk mendapatkan persetujuan sekaligus menentukan besarnya pinjaman yang dapat diberikan ke masing-masing mitra binaan. 5. Setelah disetujui mitra binaan dan dibuatkan Kontrak Perjanjian Kerjasama Pinjaman Modal yang isinya telah dibahas dan disepakati oleh kedua belah pihak, maka dilakukan penandatanganan kontrak. 6. Sebelum dilakukan transfer dana pinjaman dipastikan terlebih dulu bahwa semua persyaratan dokumen telah dilengkapi oleh calon mitra binaan. 7. Bagi para calon mitra binaan yang dinyatakan feasible untuk diberikan pinjaman diundang ke kantor Perseroan atau ke kantor Lembaga Penyalur untuk dilakukan penanda tanganan perjanjian kerja sama / perjanjian pinjaman. 8. Pelaksanaan pencairan dana pinjaman ke mitra binaan Sehubungan dengan strategi unit PKBL dan proses seleksi mitra binaan kami memberikan rekomendasi agar PT PP (Persero) Tbk membuat divisi khusus yang menangani pencarian calon mitra binaan. Selama ini PT PP (Persero) Tbk dalam mendapatkan daftar calon mitra binaan biasanya bekerjasama dengan unit independent yang bertugas dalam menyeleksi calon mitra binaan mana saja yang layak untuk dipilih. Jenis unit independent yang bekerjasama dengan unit PKBL adalah koperasi-koperasi yang terdapat di daerah. Alasan unit PKBL bekerjasama dengan koperasi adalah karena unit independent itu lebih mengetahui tentang siapa saja yang membutuhkan 50

pinjaman dan memiliki lebih banyak saluran dalam mencari calon mitra binaan. Sehingga unit PKBL itu sendiri belum mempunyai divisi yang khusus menangani dalam pencarian calon mitra binaan. Kondisi ini membuat unit PKBL rentan kemungkinan tertipu dalam mendapatkan calon mitra binaan karena bisa saja calon mitra binaan yang kualitasnya dibawah standar tersebut mengambil jalan belakang dengan koperasi demi mendapatkan pinjaman. 4.2 Audit Terinci Audit Terinci adalah rincian dari langkah-langkah yang dilakukan seorang auditor untuk mengumpulkan dan melakukan evaluasi atas temuan audit. Untuk mendapatkan temuan audit yang kompeten serta menilai efisiensi, efektivitas, dan ekonomisasi pelaksanaan PK oleh PT PP (Persero) Tbk, maka ditetapkan tujuan serta prosedur audit. 1. Tujuan audit operasional atas pelaksanaan PK pada PT PP (Persero) Tbk adalah sebagai berikut: A. Untuk mengetahui kesesuaian antara prosedur penyaluran pinjaman Program Kemitraan PT PP (Persero) Tbk dengan PER-05/MBU/2007 terkait dengan PKBL B. Untuk mengetahui proses penyaluran dana Program Kemitraan PT PP (Persero) Tbk. C. Untuk mengetahui seberapa besar tingkat efektivitas penyaluran dana dan tingkat kolektibilitas pengembalian Program Kemitraan yang mengacu kepada Keputusan Menteri BUMN Nomor: KEP- 100/MBU/2002. D. Untuk mengetahui bagaimana monitoring pengawasan pinjaman yang dilakukan oleh PT PP (Persero) Tbk. 51

2. Prosedur audit operasional atas pelaksanaan PK pada PT PP (Persero) Tbk adalah sebagai berikut: A. Memeriksa apakah calon mitra binaan sesuai dengan kriteria yang ditentukan oleh PER-05/MBU/2007. Untuk mengetahui apakah unit PKBL telah melakukan seleksi mitra binaan sesuai dengan kriteria yang ditentukan oleh PER- 05/MBU/2007 penulis melakukan wawancara dengan narasumber dari PT PP (Persero) Tbk. Ternyata selain proses seleksi yang terdapat pada halaman sebelumnya, unit PKBL juga melakukan pemeriksaan kepada calon mitra binaan. Apakah mereka sesuai dengan kriteria yang ditentukan oleh PER-05/MBU/2007, yaitu: 1) Memiliki kekayaan bersih sebanyak Rp. 200.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau memiliki penjualan tahunan paling banyak Rp. 1.000.000.000 2) Milik Warga Negara Indonesia. 3) Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan maupun cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau terafiliasi baik secara langsung maupun tidak langsung dengan usaha menengah atau skala besar. 4) Berbentuk usaha perorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum, atau badan usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi. 5) Mempunyai potensi dan prospek usaha untuk dikembangkan. 6) Telah melakukan kegiatan usaha minimal satu tahun. 7) Belum memenuhi persyaratan perbankan (non bankable). 52

Hasil dari pemeriksaan menemukan bahwa untuk syarat kuantitatif seperti syarat 1,2,3,4,6, dan 7 terpenuhi semua. Akan tetapi untuk syarat kualitatif seperti nomor 5 penulis tidak menemukan adanya catatan khusus tentang analisis yang dilakukan oleh unit PKBL. B. Pemeriksaan terhadap kegiatan penyaluran dana PK Untuk mengetahui tentang pelaksanaan Program Kemitraan penulis melakukan wawancara dengan narasumber dari unit PKBL. Setelah melakukan wawancara tentang apa saja yang telah dilakukan unit PKBL pada tahun 2012, penulis meminta data laporan aktivitas dan laporan posisi keuangan. PT PP (Persero) Tbk menyusun laporan aktivitas dan laporan posisi keuangan menggunakan dasar akrual. Berikut penjelasan tentang akun di dalam laporan tersebut: 1) Kas dan Setara Kas Terdiri dari saldo kas dan bank serta deposito berjangka dengan jangka waktu jatuh tempo tiga bulan atau kurang dan tidak digunakan sebagai jaminan serta tidak dibatasi penggunaannya dan diklasifikasikan setara kas. 2) Alokasi Penyisihan Piutang Penyisihan piutang pinjaman mitra binaan dihitung dan dicatat sebesar presentase tertentu berdasarkan kualitas pinjaman yang telah ditetapkan oleh Keputusan Menteri BUMN No: KEP- 100/MBU/2002. Pada kualitas piutang lancar dikatakan apabila pengembalian pinjaman dibawah 30 hari, sedangkan piutang 53

kurang lancar dikatakan apabila pengembalian pinjaman lebih dari 30 hari tetapi kurang dari 180 hari. Jika pengembalian pinjaman melebihi batas waktu 180 hari tetapi kurang dari 270 hari maka disebut piutang meragukan. Terakhir adalah piutang macet yang terjadi ketika pengembalian pinjaman melebihi dari batas waktu yang telah ditentukan, yaitu 270 hari. Untuk persentasi penyisihan tiap-tiap piutang, yaitu: a) Untuk piutang lancar besaran penyisihannya sebesar 0% b) Untuk piutang kurang lancar penyisihannya sebesar 25% c) Untuk piutang diragukan penyisihannya sebesar 75% d) Untuk piutang macet penyisihannya sebesar 100% 3) Piutang Bermasalah Merupakan piutang pinjaman bermasalah berdasarkan Keputusan Menteri BUMN No: PER-05/MBU/2007. Piutang bermasalah disajikan sebesar nilai pokok pinjaman. Besarnya alokasi penyisihan adalah sebesar 100% dari saldo piutang bermasalah. Piutang bermasalah berasal dari para mitra binaan yang telat dalam pengembalian pinjaman, sehingga mengakibatkan penyaluran dana terhambat. Terhadap piutang pinjaman bermasalah yang telah diupayakan pemulihannya namun tidak terpulihkan akan dikelompokkan dalam aset lain-lain dengan nama pos piutang pinjaman bermasalah. 4) Kelebihan Pembayaran Angsuran Merupakan penerimaan angsuran yang melebihi saldo piutang mitra binaan per 31 Desember 2012 54

5) Beban Yang Masih Harus Dibayar Merupakan saldo yang masih harus dibayar Program Kemitraan per 31 Desember 2012 untuk sektor pertanian dan sektor industry 6) Angsuran Belum Teridentifikasi Merupakan penerimaan angsuran yang belum dapat diklasifikasikan atau diidentifikasi 7) Aset Bersih Aset bersih diklasifikasikan menjadi aset bersih terikat dan aset bersih tidak terikat. Aset bersih terikat adalah sumber daya yang penggunaannya dibatasi untuk tujuan tertentu atau tidak dapat digunakan untuk kegiatan operasional normal. Aset tidak terikat adalah sumber daya yang digunakannya tidak dibatasi untuk tujuan tertentu. 8) Pengakuan Penerimaan, Pendapatan, Penyaluran, Beban, dan Pengeluaran Pendapatan diakui dalam laporan aktivitas unit PKBL sesuai dengan basis yang digunakan, taitu basis akrual, kecuali untuk mendapatkan jasa administrasi pinjaman dan pendapatap sewa beli syariah yang menggunakan basis kas sehingga pendapatan-pendapatan tersebut akan dicatat/diakui pada saat RUPS menetapkan besarnya alokasi laba untuk PKBL. Penerimaan pelimpahan dana dari PKBL lain diakuis pada saat terjadi transfer dana dari unit PKBL lain. Sumbangan diakui pada saat diterima oleh unit PKBL. Penggantian beban operasional diakui pada saat diterima penggantian dana. Beban 55

dicatat atau diakui dalam laporan aktivitas unit PKBL, sesuai dengan basis yang digunakan, yaitu basis akrual pada saat terjadinya transaksi atau kejadian. Pengakuan beban bersama dengan pengakuan kenaikan kewajiban dan penurunan aktiva. 9) Dana Pembinaan Kemitraan (D.P.K) Terdiri dari dua jenis D.P.K yaitu anggaran dan realisasi. Anggaran berarti D.P.K tersebut masih dalam tahap rencana sedangkan realisasi berarti D.P.K tersebut sudah dilaksanakan. D.P.K sendiri digunakan untuk pembinaan dan promosi para mitra binaan. Berikut adalah laporan aktivitas dan laporan posisi keuangan unit satuan tugas PKBL PT PP (Persero) Tbk Tabel 4.1 Penyaluran PK Tahun 2012 No. Uraian Wilayah Jumlah Mitra Modal Kerja Pendamping an Jumlah 1 Sektor Pertanian Kerjasama PT Pertani (Persero) Kerjasama PT Pertani (Persero) Kerjasama PT Pertani (Persero) Kaliman tan Barat Kaliman tan Selatan Jawa Timur 335 1.895.260.000 284.289.000 2.179.549.000 133 929.740.000 139.461.000 1.069.201.000 79 220.000.000 220.000.000 Kerjasama PT Sang Hyang Seri (Persero) Banten 79 537.966.070 80.694.911 618.660.981 56

Kerjasama PT Sang Hyang Seri (Persero) Kerjasama PT Sang Hyang Seri (Persero) Jawa Barat Sumater a Utara 240 1.139.904.230 170.985.635 1.310.889.865 245 1.897.129.700 284.569.455 2.181.699.155 Jml Sektor Pertanian 1.111 6.620.000.000 960.000.001 7.580.000.000 2 Sektor Industri PT PNM (Persero) Jawa Tengah 24 500.000.000 108.100.000 608.100.000 Jml Sektor Industri 24 500.000.000 108.100.000 608.100.000 3 DPK Workshop Mitra Binaan DKI Jakarta 10.000.000 10.000.000 Jumlah 1.135 7.120.000.000 (sumber: Hasil wawancara) Laporan posisi keuangan 1.078.100.00 0 8.198.100.000 A - Kas dan setara kas Rp 1,974,429,620 B - Piutang penyisihan laba Rp 0 C - Piutang Lembaga penyalur Rp 11,156,741,434 D - Piutang mitra Rp 4,794,122,367 E - Alokasi penyisihan piutang pinjaman : Rp 1. Mitra binaan - Lancar ( s/d 30 hari ) Rp (242,422) - Kurang Lancar ( 31 s/d 180 hari ) Rp (1,519,000) - Diragukan ( 181 s/d 270 hari ) Rp 0 - Macet ( > 270 hari ) Rp (121,905,008) Jumlah Rp (123,666,430) 2. BUMN Lain / Lembaga penyalur : - Lancar ( s/d 30 hari ) Rp 50,963,161 57

- Kurang Lancar ( 31 s/d 180 hari ) Rp (60,394,037) - Diragukan ( 181 s/d 270 hari ) Rp 0 - Macet ( > 270 hari ) Rp 1,916,323,584 Jumlah Rp 1,906,892,708 Jumlah 1 + 2 Rp 1,783,226,278 F - Total aset Rp 11,985,217,137 G - Piutang bermasalah Rp 3,168,690,783 H - Kelebihan pembayaran angsuran Rp 14,410,326 I - Beban yang masih harus dibayar Rp 32,500,000 J - Angsuran belum teridentifikasi Rp 43,954,368 K - Aset bersih Rp 11,894,352,443 L - Pendapatan Rp 8,308,262,831 - Beban dan pengeluaran 7,243,109,406 M - D.P.K ( Anggaran ) Rp 1,440,000,000 - D.P.K ( Realisasi ) Rp 1,078,100,000 (sumber: Hasil wawancara) Pada tahun 2012 unit PKBL PT PP (Persero) Tbk berfokus utama pada sektor pertanian karena adanya Gerakan Peningkatan Produksi Pangan Berbasis Korporasi (GP3K) berdasarkan Surat Menteri BUMN Nomor: S-349/MBU/2011, tanggal 29 Juni 2011 perihal Penugasan Pelaksanaan GP3K. Kegiatan utama yang dilakukan unit PKBL pada tahun 2012 kemarin adalah melakukan kegiatan pasar murah dengan PT Sucofindo dan kegiatan mengadakan penyaluran dana PK untuk program GP3K melalui kerjasama dengan PT Sang Hyang Seri (Persero) dan PT Pertani (Persero). Dana yang tersedia untuk PK pada tahun 2012 berasal dari: Saldo awal sebesar Rp 219,498,166 Pengembalian angsuran sebesar Rp 4,767,580,396 58

Penyisihan laba sebesar Rp 3,603,347,616 dimana penyisihan laba tersebut berasal dari 1.5% X laba tahun 2011 yaitu 1.5% X Rp 240,233,175,382 Pendapatan jasa giro sebesar Rp 40,284,870 C. Menghitung kinerja PK sesuai dengan Keputusan Menteri Setelah mendapatkan laporan aktivitas dan laporan posisi keuangan dari unit PKBL, penulis melakukan perhitungan tentang kinerja PK PT PP (Persero) Tbk sesuai dengan Keputusan Menteri BUMN No: KEP-100/MBU/2002. Dari laporan aktivitas dan laporan posisi keuangan tersebut diambil variable-variable yang diperlukan dalam perhitungan kinerja. Kinerja program kemitraan merupakan Keputusan Menteri BUMN No: KEP-100/MBU/2002 tanggal 4 Juni 2002 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan BUMN lampiran II yang mengatur tata cara Penilaian Tingkat Kesehatan BUMN Non Jasa Keuangan. Pada point III.3.d disebutkan indikator yang dinilai adalah: 1) Efektivitas Penyaluran Dengan menggunakan pedoman tersebut maka nilai efektivitas penyaluran untuk tahun 2012 adalah Tabel 4.2 Perhitungan Nilai Efektivitas Perusahaan 1) - Dana tersedia : - Saldo awal Rp 219,498,166 - Pengembalian angsuran Rp 4,767,580,396 - Penyisihan laba Rp 3,603,347,616 - Pendapatan jasa giro Rp 40,284,870 59

Rp 8,630,711,048 2) - Dana disalurkan : - Penyaluran pinjaman Rp 7,120,000,000 - DPK / Hibah Rp 1,078,100,000 Rp 8,198,100,000 Jumlah dana disalurkan Rp 8,198,100,000.00 Rumus : --------------------------- x 100% = ---- --------------------- x 100% Jumlah dana tersedia Rp 8,630,711,048.00 = 94.99% (sumber: Pengolahan Data) 2) Tingkat Kolektibilitas Pengembalian Pinjaman Dengan menggunakan pedoman tersebut maka tingkat kolektibilitas pengembalian pinjaman untuk tahun 2012 adalah Tabel 4.3 Perhitungan Tingkat Kolektibilitas Pengembalian Pinjaman Rata-rata tertimbang 1) kolektibilitas pinjaman - Lancar Rp 8,959,362,931 x 100% = Rp 8,959,362,931 - Kurang Lancar Rp 20,833,327 x 75% = Rp 15,624,995 - Diragukan Rp 0 x 25% = Rp 0 - Macet Rp 6,970,667,543 x 0% = Rp 0 Rata-rata nilai tertimbang Rp 15,950,863,801 Rp 8,974,987,926 2) Pinjaman disalurkan (saldo piutang) : - Jumlah piutang Rp 15,950,863,801 - Piutang bermasalah Rp (3,168,690,783) 60

- Piutang lancar Rp 12,782,173,018 Rata-2 nilai tertimbang Rp 8,974,987,926 Rumus : --------------------------- x 100% = --- - -------------------------- --- x 100% Jumlah pinjaman (saldo piutang) Rp 12,782,173,018 = 70% (sumber: Pengolahan Data) Mengacu pada Keputusan Menteri BUMN No: KEP- 100/MBU/2002 maka skor untuk efektivitas penyaluran PT PP (Persero) Tbk adalah 3 sedangkan skor untuk tingkat kolektibilitas pengembalian pinjaman PT PP (Persero) Tbk adalah 2 Untuk membandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, kita hitung terlebih dahulu data yang ada Tabel 4.4 Perhitungan Tahun-Tahun Sebelumnya Tahun 2011 1) Efektivitas Penyaluran = 4,000,500,000 ------------------- x 100% 4,428,460,000 = 90% Skor = 2 Tingkat Kolektibilitas Pengembalian 2) Pinjaman 61

= 3,084,064,179 ------------------- x 100% 6,768,474,178 = 46% Skor = 2 Tahun 2010 1) Efektivitas Penyaluran = 2,991,100,000 ------------------- x 100% 3,498,037,510 = 86% Skor = 2 Tingkat Kolektibilitas Pengembalian 2) Pinjaman = 3,084,064,179 ------------------- x 100% 6,768,474,178 = 46% Skor = 2 Tahun 2009 1) Efektivitas Penyaluran = 2,100,230,000 62

------------------- x 100% 2,308,970,924 = 91% Skor = 3 Tingkat Kolektibilitas Pengembalian 2) Pinjaman = 1,273,015,388 ------------------- x 100% 6,191,424,030 = 21% Skor = 1 Tahun 2008 1) Efektivitas Penyaluran = 1,546,120,000 ------------------- x 100% 1,683,575,713 = 92% Skor = 3 Tingkat Kolektibilitas Pengembalian 2) Pinjaman = 2,280,447,820 ------------------- x 100% 7,761,556,337 63

= 29% Skor = 1 (sumber: Pengolahan Data) Tabel 4.5 Rekapitulasi Efektivitas Penyaluran Efektivitas No Tahun Penyaluran Dana Nilai 1 2008 92% 3 2 2009 91% 3 3 2010 86% 2 4 2011 90% 2 5 2012 95% 3 Rata-rata 91% 2.6 (sumber: Pengolahan Data) Setelah direkap dan dianalisis tingkat efektivitas penyaluran selama 5 tahun, rata-rata efektivitas penyaluran dana sebesar 91% dengan rata-rata nilai sebesar 2.6. Pada tahun 2008 efektivitas penyaluran dana sebesar 92% dengan nilai 3. Pada tahun 2009 mengalami penurunan menjadi 91% tetapi skor masi 3. Pada tahun selanjutnya kembali mengalami penurunan menjadi 86% dengan skor turun menjadi 2 dikarenakan adanya mitra binaan yang macet dalam mengembalikan pinjaman. Pada tahun 2011 mengalami peningkatan menjadi 90% dengan skor tetap 2. Pada tahun 2012 kembali meningkat menjadi 95% dengan skor meningkat menjadi 3. Tabel 4.6 Rekapitulasi Tingkat Kolektibilitas Pengembalian Pinjaman No Tahun Efektivitas Nilai 64

Penyaluran Dana 1 2008 29% 1 2 2009 21% 1 3 2010 46% 2 4 2011 46% 2 5 2012 70% 2 Rata-rata 42% 1.6 (sumber: Pengolahan Data) Setelah direkap dan dianalisis tingkat kolektibilitas pengembalian pinjaman selama 5 tahun, rata-rata tingkat kolektibilitas pengembalian pinjaman sebesar 42% dengan rata-rata nilai sebesar 1.6 saja. Pada tahun 2008 tingkat kolektibilitas pengembalian pinjaman hanya sebesar 29% dengan nilai sebesar 1. Pada tahun 2009 menurun menjadi 21% dengan nilai tetap 1. Pada tahun selanjutnya mengalami kenaikan menjadi 46% dengan nilai naik menjadi 2. Pada tahun 2011 tingkat kolektibilitas pengembalian pinjaman stabil tetap pada 46% dengan nilai 2. Pada tahun 2012 mengalami kenaikan menjadi 70% dengan nilai masi sama yaitu 2, Setelah membandingkan efektivitas penyaluran dan tingkat kolektibilitas pengembalian pinjaman maka dapat dilihat bahwa kinerja unit PKBL PT PP (Persero) Tbk stabil dari tahun 2008 sampai 2011 dengan total nilai 4 dan meningkat pada tahun 2012 menjadi 5. Tingkat efektivitas penyaluran dana pada 2008 dan 2009 mendapatkan nilai 3, akan tetapi mengalami penurunan pada 2010 karena meningkatnya mitra binaan yang mengalami kemacetan dalam 65

pengembalian pinjaman. Akan tetapi pada 2011 kembali naik performanya dan meningkat lagi pada 2012. Nilai tingkat kolektibilitas pengembalian pinjaman pada tahun 2008 sangat rendah, hanya mencapai angka 1. Hal ini disebabkan banyaknya piutang yang macet dari mitra binaan dan kurangnya personil unit PK, sehingga pengawasan atau pengecekan langsung terhadap mitra binaan sulit dilakukan. Kurangnya pengawasan terhadap mitra binaan dan tingkat disiplin mitra binaan yang rendah mengakibatkan tingkat kolektibilitas pengembalian pinjaman menjadi rendah pula. Pada tahun 2009 performa unit PKBL dalam tingkat kolektibilitas pengembalian pinjaman kembali mengalami penurunan. Untuk menyisiati hal tersebut unit PK PT PP (Persero) Tbk membuat reskedul pinjaman dengan mitra binaan dan menambah personil yang ada. Hal tersebut terbukti efektif yang dapat dilihat pada kenaikan tingkat kolektibilitas pengembalian pinjaman tahun 2010 menjadi 46%. Kemudian stabil pada tahun 2011 dan meningkat kembali pada tahun 2012 D. Memeriksa monitoring yang dilakukan oleh unit PKBL PT PP (Persero) Tbk. Untuk memeriksa kegiatan monitoring apa saja yang dilakukan oleh unit PKBL penulis melakukan wawancara dengan 2 narasumber, pertama dengan narasumber dengan jabatan manajer dan yang satu lagi dengan narasumber karyawan yang turun ke lapangan. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui apakah antara bagian top middle manajemen memiliki jawaban yang sesuai yang dilakukan oleh 66

karyawan di lapangan. Kegiatan monitoring sendiri dilakukan dengan tujuan untuk memantau bagaimana perkembangan para mitra binaan di lapangan dan untuk mengetahui tingkat keberhasilan usaha para mitra binaan. Menurut hasil wawancara dengan manajer unit PKBL, PT PP (Persero) Tbk melakukan monitoring terhadap para mitra binaan seperti pengawasan langsung kepada mitra binaan, melihat perkembangan mitra binaan. Akan tetapi ketika penulis bertanya dengan karyawan yang turun ke lapangan, kegiatan monitoring yang dilakukan oleh unit PKBL adalah hanya: Melihat kinerja dari calon mitra binaan sebelum diberi pinjaman. Memprediksi prospek apakah usaha tersebut bisa berkembang. Bertanya kepada calon mitra binaan tentang penghasilan sebelum diberi pinjaman sehingga bisa memastikan pinjaman yang diberikan. Melihat apakah ada area penjualan dari hasil produksi mitra binaan. Melihat jaminan apa yang diberikan sebelum diberi pinjaman. 4.3 Laporan Temuan Hasil Pemeriksaan Audit Operasional atas Program Kemitraan PT PP (Persero) Tbk Berikut Dengan Rekomendasi Perbaikan Sebagai tindak lanjut dilakukan evaluasi dan analisis terhadap hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi pada PT PP (Persero) Tbk yang telah dijabarkan sebelumnya, penulis menemukan adanya beberapa temuan 67

permasalahan dalam program kemitraan. Berikut ini adalah beberapa permasalahan yang ditemukan mengenai unit PKBL pada PT PP (Persero) Tbk: 1. Banyaknya peminjaman bermasalah yang tidak dapat dikembalikan Pada tahun 2012 terdapat piutang bermasalah sebesar Rp. 3,168,690,783. Jumlah piutang bermasalah tersebut mencapai 20% dari total piutang yang ada. Hal tersebut akibat dari banyaknya mitra binaan yang tidak dapat mengembalikan pinjaman kepada PT. PP (Persero) Tbk. Banyaknya mitra binaan yang tidak dapat mengembalikan pinjaman menimbulkan pertanyaan pada proses penyeleksian calon mitra binaan. Apakah penyeleksian mitra binaan berjalan dengan baik atau tidak. Jika melihat syarat mitra binaan selain terdapat syarat kuantitatif, terdapat pula syarat kualitatif. Syarat kualitatif seperti mempunyai potensi dan prospek usaha untuk dikembangkan inilah yang tidak dapat dilihat dengan baik oleh unit PKBL. Unit PKBL tidak bisa melihat dengan tepat potensi mitra binaan karena kurangnya waktu dan karyawan ketika menganalisis potensi dari calon mitra binaan tersebut. Hal ini mengakibatkan banyaknya pinjaman yang tidak dapat dikembalikan baik untuk jangka pendek maupun untuk jangka panjang yang dapat mengganggu perputaran pinjaman yang dapat menyebabkan PT PP (Persero) Tbk kesulitan dalam memberikan pinjaman kepada calon mitra binaan yang lain. Untuk mengatasi banyaknya pinjaman bermasalah kami memberikan rekomendasi untuk menambah waktu dalam menyeleksi calon mitra binaan karena dalam menganalisis potensi dan prospek dari tiap-tiap calon mitra binaan tersebut dibutuhkan analisis yang kuat dan mendalam. Akan tetapi 68

jika jangka waktu yang digunakan untuk menyeleksi calon mitra binaan tidak dapat ditambah maka kami menyarankan untuk unit PKBL menambah karyawan yang potensial dan handal dalam menganalisis dan menyeleksi calon mitra binaan. Sehingga proses penganalisisan potensi mitra binaan dapat dilakukan dengan lebih baik lagi. 2. Banyaknya peminjaman macet Pada tahun 2012 terdapat peminjaman macet sebesar Rp. 6,970,667,543. Hal tersebut diakibatkan oleh kurangnya monitoring yang dilakukan unit PKBL dalam mengawasi peminjaman yang telah diberikan. Penagihan pinjaman baru dilakukan apabila para mitra binaan telah telat dalam membayar pinjaman. Jumlah peminjaman macet yang mencapai 44% dari seluruh jumlah peminjaman yang diberikan tersebut relatif besar dan mengakibatkan perputaran peminjaman menjadi tidak dapat berputar. Jika dibiarkan terus maka dapat menyebabkan unit PKBL tidak dapat memberikan pinjaman lagi kepada calon mitra binaan baru. Untuk memperbaiki banyaknya pinjaman yang macet kami memberikan rekomendasi agar sistem monitoring unit PKBL diperbaiki. Penagihan pinjaman dilakukan secara berkala dan terlebih dahulu memberi tahu kepada mitra binaan ketika mendekati tanggal jatuh tempo pembayaran pinjaman. Agar para mitra binaan lebih waspada ketika sudah mendekati tanggal jatuh tempo dan dapat membayar pinjamannya tepat waktu. 3. Pembinaan yang tidak dilaksanakan oleh unit PKBL Berdasarkan hasil wawancara kepada karyawan unit PKBL ternyata kegiatan monitoring tidak dilakukan oleh unit PKBL. Kegiataan pembinaan hanya dilakukan oleh unit PKBL satu kali saja. Yaitu ketika calon mitra 69

binaan akan diberikan pinjaman oleh unit PKBL. Hal tersebut ditimbulkan karena belum adanya program monitoring oleh unit PKBL. Akibat yang ditimbulkan oleh belum adanya pembinaan tersebut antara lain kemampuan perkembangan mitra binaan bakal tidak berkembang sesuai harapan. Dimana jika mitra binaan tidak ada kemajuan pada akhirnya akan mempengaruhi kemampuan mitra binaan dalam membayar pinjaman. Rekomendasi yang dapat diberikan kepada unit PKBL adalah unit PKBL memasukkan kegiatan monitoring seperti seminar, pameran dan kegiatan lain yang berguna kedalam rencana tahunan unit PKBL karena kegiatan monitoring tersebut bertujuan agar mitra binaan dapat termotivasi untuk mengembangkan usahanya agar lebih baik lagi. Selain itu kegiatan monitoring yang perlu dilakukan unit PKBL adalah memantu kinerja para mitra binaan, memantau perkembangan produksi para mitra binaan, dan memantau hasil produksi para mitra. Pemantauan ini diperlukan agar kinerja mitra binaan dapat diketahui oleh unit PP dan dilakukan evaluasi jika terjadi penurunan kinerja para mitra binaan. 4.4 Penelitian Terdahulu Beberapa hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Bramanditto (2008) mengenai Implementasi Pelaksanaan Penyaluran Dana Program Kemitraan di PT Aneka Tambang Tbk. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa PT Aneka Tambang Tbk secara konsisten menyalurkan dana program kemitraannya kepada masyarakat Usaha Kecil. Persamaan antara hasil penelitian yang dilakukan oleh Bramanditto dan penulis adalah kedua perusahaan baik PT Aneka Tambang Tbk maupun PT PP (Persero) Tbk sama- 70

sama melaksanakan PK kepada usaha kecil yang sesuai dengan ketentuan yang terdapat pada PER-05/MBU/2007. Hasil penelitian lainnya yaitu Analisis Tingkat Kepuasan Pelayanan PKBL bagi Mitra Binaan PT Bhanda Ghara Reksa oleh Budi Kurniawan (2008) menunjukkan PKBL PT BGR mempunyai komitmen yang tinggi terhadap kegiatan PKBL, tetapi pembinaannya kepada para usaha kecil mitra binaannya dirasakan belum memenuhi sasaran karena kendala manajemen. Persamaan antara penelitian yang dilakukan oleh Budi Kurniawan dan penulis adalah manajemen perusahaan sama-sama memiliki kendala dalam melaksanakan PK terutama kendala dalam hal monitoring kepada mitra binaan yang dimiliki. 71