APLIKASI STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) USAHA SIMPAN PINJAM KOPERASI DALAM PENILAIAN KESEHATAN KSP/ USP KOPERASI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "APLIKASI STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) USAHA SIMPAN PINJAM KOPERASI DALAM PENILAIAN KESEHATAN KSP/ USP KOPERASI"

Transkripsi

1 APLIKASI STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) USAHA SIMPAN PINJAM KOPERASI DALAM PENILAIAN KESEHATAN KSP/ USP KOPERASI TUJUAN PEMBELAJARAN 1. TUJUAN UMUM PEMBELAJARAN Diharapkan peserta mengerti dan memahami tentang penyusunan dan penerapan Standar Operasional Prosedur Usaha Simpan Pinjam Koperasi dengan tepat dan benar. 2. TUJUAN KHUSUS PEMBELAJARAN Setelah membaca modul ini, peserta mampu : a. Menjelaskan arti, tujuan dan sasaran Standar Operasional Prosedur usaha simpan pinjam koperasi. b. Menjelaskan ruang lingkup Standar Operasional Prosedur usaha simpan pinjam koperasi. c. Standar Operasional Prosedur usaha simpan pinjam koperasi, khususnya pada penilaian kesehatan usaha simpan pinjam. POKOK BAHASAN 1. PENGERTIAN Undang - undang nomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian disusun untuk mempertegas jatidiri, kedudukan, permodalan, dan pembinaan Koperasi sehingga dapat lebih menjamin kehidupan Koperasi sebagaimana diamanatkan oleh pasal 33 Undang Undang Dasar Dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah nomor 9 tahun 1995 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam oleh Koperasi, maka semakin jelas bahwa untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan Koperasi, kegiatan Usaha Simpan Pinjam perlu ditumbuh kembangkan agar Koperasi Simpan Pinjam dan atau Unit Simpan Pinjam pada Koperasi dapat melaksanakan fungsinya untuk menghimpun Simpanan Koperasi dan Simpanan Berjangka Koperasi, serta REVISI / PENILAIAN KESEHATAN KSP/USP KOPERASI / WIN /

2 memberikan pinjaman kepada anggota, calon anggotanya serta Koperasi lain dan/atau anggotanya. Persyaratan penting yang perlu dimiliki oleh KSP/USP Koperasi sebagai lembaga keuangan ialah harus menjaga kredibilitas atau kepercayaan dari anggota pada khususnya dan/atau masyarakat luas pada umumnya. Namun demikian untuk melaksanakan perannya sebagai lembaga keuangan, KSP dan Unit Usaha Simpan Pinjam Koperasi masih dihadapkan pada berbagai kendala yang disebabkan oleh hal hal sebagai berikut : a. Belum adanya kesamaan sistem dan prosedur dalam operasional manajemen kelembagaan, manajemen usaha dan manajemen keuangan. b. Belum adanya standar sistem dan prosedur dalam operasional manajemen kelembagaan, manajemen usaha dan manajemen keuangan. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka KSP/USP Koperasi perlu memiliki Pedoman Standar Operasional Prosedur Usaha Simpan Pinjam. Diharapkan Pedoman Standar Operasional Prosedur tersebut dapat digunakan sebagai salah satu acuan dalam pengelolaan usaha simpan pinjam oleh Koperasi, sehingga usaha simpan pinjam pada KSP/USP Koperasi dapat ditangani secara profesional. Dengan demikian yang dimaksud dengan Standar Operasional Prosedur, yaitu merupakan pedoman yang berisi prosedur prosedur standar yang ada didalam suatu organisasi yang digunakan untuk memastikan bahwa setiap keputusan, langkah atau tindakan dan penggunaan fasilitas pemrosesan yang dilaksanakan oleh orang orang didalam organisasi telah berjalan secara efektif, konsisten, standar dan sistimatis. 2. TUJUAN DAN SASARAN a. TUJUAN Pedoman Standar Operasional Prosedur ini bertujuan untuk memberikan panduan bagi pengelola KSP/USP Koperasi dalam menjalankan kegiatan operasional usaha simpan pinjam secara profesional, transparan dan akuntabel baik bagi pihak internal maupun pihak eksternal KSP/USP Koperasi. REVISI / PENILAIAN KESEHATAN KSP/USP KOPERASI / WIN /

3 b. SASARAN Sasaran penyusunan Pedoman Standar Operasional Proseduri adalah sebagai berikut: 1) Terwujudnya pengelolaan KSP/USP Koperasi yang sehat dan mantap melalui sistem pengelolaan yang profesional sesuai dengan kewajiban usaha simpan pinjam. 2) Terwujudnya pengelolaan KSP/USP Koperasi yang efektif dan efisien 3) Terciptanya pelayanan prima kepada anggota, calon anggota, koperasi lain dan atau anggotanya. 4) Tersedianya landasan yang sistematis sebagai salah satu landasan kerja pengawasan dan pengendalian KSP/USP koperasi yang efektif baik bagi kepentingan pengendalian internal maupun pengawasan dari pihak eksternal. 3. RUANG LINGKUP SOP Standar Operasional Prosedur ini merupakan panduan untuk mengoperasional kan berbagai Kebijakan dan peraturan yang terkait dengan pengelolaan usaha simpan pinjam oleh KSP/USP Koperasi, berisikan prosedur rinci yang dijabarkan dari Standar Operasional Manajemen (SOM). Standar Operasional Prosedur ini secara garis besar dibagi menjadi 3 (tiga) bagian yang terdiri dari: a. Standar Operasional Prosedur Kelembagaan KSP/USP Koperasi. b. Standar Operasional Prosedur Usaha KSP/USP Koperasi. c. Standar Operasional Prosedur Keuangan KSP/USP Koperasi. 4. PENERAPAN PENILAIAN KESEHATAN SOP PENILAIAN KESEHATAN SOP penilaian kesehatan usaha simpan pinjam koperasi merupakan bagian dari SOP keuangan KSP/ USP Koperasi. Penilaian Kesehatan KSP dan USP yaitu merupakan suatu kegiatan yang dialkukan untuk menentukan kondisi atau keadaan Koperasi yang dinyatakan sehat, cukup sehat, kurang sehat, tidak sehat dan sangat tidak sehat. Adapun acuan yang digunakan dalam penilaian kesehatan usaha simpan pinjam koperasi adalah Peraturan Menteri (PERMEN) Nomor 14 tahun 2009 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan REVISI / PENILAIAN KESEHATAN KSP/USP KOPERASI / WIN /

4 Menengah Nomor 20 tahun 2008 tentang Penilaian Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam dan Unit Simpan Pinjam Koperasi. Untuk mempertahankan dan menjaga eksistensi usaha KSP tersebut, dalam menjalankan usahanya pengelola wajib memperhatikan aspek permodalan, likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas guna menjaga kesehatan usaha dan menjaga kepentingan semua pihak terkait : a. Aspek permodalan meliputi : 1) Modal sendiri KSP tidak boleh berkurang jumlahnya dan harus ditingkatkan. 2) Setiap pembentukan jaringan pelayanan, harus disediakan tambahan modal sendiri. 3) Antara modal sendiri dengan modal pinjaman dan modal penyertaan harus berimbang. b. Aspek likuiditas, meliputi : 1) Penyediaan aktiva lancar yang mencukupi untuk memenuhi kewajiban jangka pendek. 2) Rasio antara pinjaman yang diberikan dengan dana telah dihimpun. c. Aspek solvabilitas, meliputi : 1) Penghimpunan modal pinjaman dan modal penyertaan didasarkan pada kemampuan membayar kembali. 2) Rasio antara modal pinjaman dan modal penyertaan dengan kekayaan harus berimbang. d. Aspek rentabilitas, meliputi : 1) Rencana perolehan SHU ditentukan dalam jumlah yang wajar untuk dapat memupuk permodalan pengembangan usaha, pembagian jasa anggota dengan tetap mengutamakan kualitas pelayanan. 2) Rasio antara SHU atau keuntungan dengan aktiva harus wajar REVISI / PENILAIAN KESEHATAN KSP/USP KOPERASI / WIN /

5 Penilaian kesehatan usaha KSP, melalui pendekatan kuantitatif dengan menilai : a. Aspek permodalan Penilaian terhadap aspek permodalan dilakukan dengan mengukur rasio : 1) Rasio modal sendirit erhadap total asset; 2) Rasio modal sendiri terhadap pinjaman diberikan yang berisiko. 3) Rasio kecukupan modal sendiri b. Aspek kualitas aktiva produktif Penilaian terhadap aspek kualitas aktiva produktif didasarkan pada : 1) Rasio volume pinjaman pada anggota terhadap volume pinjaman; 2) Rasio risiko pinjaman bermasalah terhadap pinjaman yang diberikan; 3) Rasio cadangan risiko terhadap pinjaman bermasalah. 4) Rasio pinjaman yang berisiko terhadap pinjaman yang diberikan. c. Aspek manajemen Penilaian aspek manajemen meliputi komponen manajemen umum, kelembagaan, manajemen permodalan, manajmen aktiva dan manajemen likuiditas yang disusun dalam bentuk pertanyaan sebanyak 38 pertanyaan. d. Aspek efisiensi Penilaian terhadap aspek efisiensi didasarkan pada rasio : 1) Rasio beban operasi anggota terhadap partisipasi bruto. 2) Rasio beban usaha terhadap SHU kotor. 3) Rasio efisiensi pelayanan. e. Aspek likuiditas Penilaian terhadap aspek likuiditas didasarkan pada rasio : 1) Rasio kas 2) Rasio pinjaman yang diberikan terhadap dana yang diterima. REVISI / PENILAIAN KESEHATAN KSP/USP KOPERASI / WIN /

6 f. Kemandirian dan pertumbuhan Penilaian aspek kemandirian dan pertumbuhan, meliputi : 1) Rentabilitas asset. 2) Rentabilitas modal sendiri. 3) Kemandirian operasional pelayanan. g. Jatidiri koperasi Penilaian jatidiri koperasi, didasarkan pada rasio : 1) Rasio partisipasi bruto. 2) Rasio promosi ekonomi anggota. PROSEDUR PENILAIAN KESEHATAN USAHA SIMPAN PINJAM a. PERMODALAN 1) Tingkat pertumbuhan modal sendiri sama atau lebih besar dari tingkat pertumbuhan asset. Mintalah laporan keuangan yang isinya terdiri dari neraca dan perhitungan hasil usaha yang telah disahkan RAT tahun buku yang dinilai dan tahun sebelumnya. Lakukan cara penilaian dengan cara perhitungan sebagai berikut: a) Jumlahkan komponen modal sendiri yang terdiri dari simpanan pokok, simpanan wajib, hibah, dan cadangan untuk tahun buku yang dinilai dan tahun sebelumnya, bandingkan komponen modal sendiri tahun buku yang dinilai dengan tahun sebelumnya. b) Bandingkan antara total asset tahun berjalan dengan tahun sebelumnya. c) Bandingkan kenaikan atau penurunan atas modal sendiri dengan total asset. 2) Tingkat pertumbuhan modal sendiri berasal dari anggota sekurang kurangnya sebesar 10% dibandingkan tahun sebelumnya. Carapenilaian: Apabila pertumbuhan modal sendiri tahun berjalan dibandingkan dengan modal sendiri tahun sebelumnya menunjukkan peningkatan 10 (sepuluh) % atau lebih, maka nilainya positif. Selain diatas nilainya negatif. REVISI / PENILAIAN KESEHATAN KSP/USP KOPERASI / WIN /

7 3) Penyisihan Cadangan dari SHU sama atau lebih besar dari 25% SHU tahun berjalan. Lihat SHU tahun tutup buku yang dinilai. Lakukan perbandingan antara penyisihan cadangan balk cadangan umum maupun cadangan resiko tahun buku yang dinilai dengan tahun sebelumnya. Apabila perbandingan tersebut dihasilkan nilai yang sama atau dihasilkan 25% dari SHU maka nilainya adalah positif sedangkan apabila lebih dari 50% atau kurang dari 25% maka nilainya adalah negatif. 4) Simpanan ( Simpanan Koperasi dan Simpanan Berjangka Koperasi ) meningkat minimal 10% dari tahun sebelumnya. Lakukan penjumlahan simpanan dan simpanan koperasi tahun buku yang dinilai dengan tahun sebelumnya. Bandingkan jumlah simpanan dan simpanan tahun buku yang dinilai dengan tahun sebelumnya. Apabila hasilnya meningkat minimal 10% maka nilainya positif dan apabila kurang dari 10% hasilnya negatif. 5) Investasi harta tetap dan inventaris serta biaya ekspansi perkantoran dibiayai dengan modal sendiri. Mintalah Neraca KSP atau USP yang bersangkutan, apabila modal sendiri bagi KSP dan modal tetap bagi USP lebih besar dari harta tetap dan inventaris (Kantor Pusat, Kantor Cabang, Kantor Cabang Pembantu, KantorKas) maka dinilai positif, dan sebaliknya bila lebih kecil maka dinilai negatif. Dalam arti bahwa nilai positif diberikan apabila harta tetap dan inventaris KSP atau USP dibiayai dari modal sendiri KSP atau modal tetap USP dan sebaiknya dinilai negatif apabila harta tetap dan inventaris KSP atau USP dibiayai juga dari modal pinjaman/ modal tidak tetap. KSP dan USP yang membiayai harta tetap dan inventaris dengan modal pinjaman/ modal tidak tetap dapat berpengaruh negatil terhadap kelangsungan hidupnya. REVISI / PENILAIAN KESEHATAN KSP/USP KOPERASI / WIN /

8 b. KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF 1) Pinjaman lancar minimal sebesar 90% dari pinjaman yang diberikan Mintalah kepada Pengurus atau Pengelola daftar jumlah pinjaman yang diberikan kepada anggota berdasarkan tingkat kolektibilitas yang terdiri dari pinjaman lancar, pinjaman kurang lancar, pinjaman diragukan dan pinjaman macet. Cara Penilaian : a) apabila jumlah pinjaman lancar minimal sebesar 90% dari pinjaman yang diberikan, maka nilainya positif. b) apabila jumlah pinjaman lancar kurang dari 90% dari pinjaman yang diberikan, maka dinilai negatif. 2) Setiap pinjaman yang diberikan didukung dengan agunan yang nilainya sama atau lebih besar dari pinjaman yang diberikan. Mintalah kepada Pengurus atau Pengelola, bukti agunan terhadap pinjaman yang diberikan yang nilainya sama atau lebih besar dari pinjaman yang diberikan. Lakukan pengecekan untuk setiap pinjaman dengan agunannya Bandingkan antara setiap pinjaman dengan masing masing agunannya apabila agunannya berupa phisik, namun apabila dengan bentuk nonphisik (avalis, tanggung renteng) maka teliti keabsahannya. Apabila nilai agunan sama atau lebih besar dari pinjaman yang diberikan, maka dinilai positif. Apabila dana cadangan penghapusan pinjaman lebih kecil dari pinjaman macet, maka nilainya negatif. 3) Dana cadangan penghapusan pinjaman sama atau lebih besar dari pinjaman macet. Mintalah kepada Pengurus atau Pengelola, laporan keuangan berupa neraca dan perhitungan hasil usaha KSP atau USP yang bersangkutan. Hitung berapa jumlah dana cadangan penyisihan penghapusan pinjaman dari cadangan resiko tahun berjalan. Hitung jumlah pinjaman macet. REVISI / PENILAIAN KESEHATAN KSP/USP KOPERASI / WIN /

9 Apabila dana cadangan penghapusan pinjaman sama atau lebih besar dari pinjaman macet, maka nilainya positif. Apabila dana cadangan penghapusan pinjaman lebih kecil dari pinjaman macet, maka nilainya negatif. 4) Pinjaman macet tahun lalu dapat ditarik sekurang kurangnya sepersepuluh. Mintalah kepada Pengurus atau Pengelola jumlah pinjaman macet tahun lalu. Bandingkan pinjaman macet tahun buku yang dinilai dengan pinjaman macet tahun sebelumnya. apabila besar penarikan pinjaman macet tahun buku yang dinilai sekurang kurangnya sepersepuluh (10%) dari pinjaman macet tahun sebelumnya, maka nilainya positif. apabila besarnya penarikan pinjaman macet tahun buku yang dinilai lebih kecil dari seper sepuluh pinjaman macet tahun sebelumnya, maka nilainya negatif. 5) Koperasi senantiasa memantau agar prosedur pinjaman dilaksanakan dengan balk. Teliti apakah prosedur pemberian pinjaman yang telah ditetapkan oleh Koperasi dilaksanakan atau tidak. Apabila pemantauan prosedur pinjaman telah dilaksanakan dengan baik maka nilainya positif. Apabila pemantauan prosedur belum dilaksanakan, maka nilainya negatif. c. MANAJEMEN 1) Memiliki Rencana Kerja Jangka Pendek (Tahunan) yang meliputi : Penghimpunan Pendanaan Pendapatandanbiaya Personil. REVISI / PENILAIAN KESEHATAN KSP/USP KOPERASI / WIN /

10 Mintalah kepada Pengurus atau Pengelola mengenai rencana kerja jangka pendek (tahunan) kegiatan simpan pinjam. Apabila rencana kerja tersebut ada lengkap memuat : a) Rencana penghimpunan simpanan dan pemberian pinjaman. b) rencana pendanaan yaitu rencana peningkatan modal sendiri atau modal tetap serta modalpinjaman. c) Rencana pendapatan dan biaya. d) Rencana peningkatan personil (sumberdayamanusia) dilihat secara kuantitatif dan atau kualitatif, maka dinilai POSITIF. Apabila rencana kerja tersebut tidak ada atau ada tetapi tidak lengkap muatannya maka dinilai NEGATIF. 2) Memiliki bagan organisasi yang memuat secara jelas garis wewenang tanggung jawab setiap unit kerja dan disiplin kerja. Mintalah kepada Pengurus atau Pengelola atau bagian Personalia mengenai bagan organisasi yang memuat secara jelas garis wewenang dan tanggung jawab setiap unit kerja dan disiplin organisasi. Bagan Organisasi tidak harus dibuat pada papan yang besar tetapi dapat juga di atas kertas lembaran. Apabila bagan tersebut ada dan lengkap, maka dinilai positif. Apabila bagan tersebut tidak ada atau ada tetapi tidak lengkap maka dinilai negatif. 3) Mempunyai sistem dan prosedur mengenai pengendalian intern tentang pengamanan asset koperasi yang mencakup kas, harta tetap, dan harta likuid lainnya. Mintalah kepada Pengurus atau Pengawas atau Pengelola mengenai ketentuan yang memuat sistem dan prosedur tertulis mengenai pengendalian/ pengawasan intern tentang pengamanan asset KSP/USP yang mencakup kas, harta likuid dan harta tetap. Apabila ketentuan tersebut ada dan lengkap dinilai positif Apabila ketentuan tersebut tidak ada atau ada tetapi tidak lengkap dinilai negatif. REVISI / PENILAIAN KESEHATAN KSP/USP KOPERASI / WIN /

11 4) Mempunyai program pendidikan latihan bagi pegawai dan anggota. Mintalah kepada Pengurus atau Pengelola mengenai program pendidikan dan latihan bagai pegawai dan anggota. Apabila program tersebut ada dan dilaksanakan maka dinilai positif. Apabila program tersebut tidak ada atau ada tetapi tidak dilaksanakan seluruhnya atau sebagian besar maka dinilai negatif. 5) Mintalah kepada Pengurus, mengenai kebijaksanaan tertulis yang ditandatangani oleh Pengurus yang mengatur bahwa Pengurus dan pengawas tidak diperbolehkan memanfaatkan posisi dan kedudukannya untuk kepentingan pribadi. Apabila ketentuan tersebut ada dan dilaksanakan dinilai positif. Apabila ketentuan tersebutdi atas tidak adadan atau ada tetapi tidak dilaksanakan maka dinilai negatif. d. EFISIENSI 1) Mintalah kepada pengurus atau pengelola mengenai ketentuan tertulis tentang penyisihan penghapusan piutang/pinjaman diberikan berupa cadangan resiko yang disisihkan dari pendapatan atau SHU untuk menutup kerugian yang diperkirakan karena macet. Apabila ketentuan tersebut ada dan dilaksanakan dinilai positif. Apabila program tersebut tidak ada atau ada tetapi tidak dilaksanakan seluruhnya atau sebagian besar maka dinilai negatif. 3) Mintalah kepada pengurus dan pengelola mengenai ketentuan yang menyatakan bahwa semua pengeluaran harus didukung dengan bukti bukti yang dapat dipertanggungjawabkan. Bukti bukti pengeluaran dapat berupa bukti yang berasal dari intern (dalam) atau bukti yang berasal dari ekstern (luar). Apabila ketentuan tersebut ada dan dilaksanakan maka dinilai positif. Apabila ketentuan tersebut tidak ada atau ada tetapi tidak dilaksanakan maka dinilai negatif. REVISI / PENILAIAN KESEHATAN KSP/USP KOPERASI / WIN /

12 3) Mintalah kepada pengurus atau pengelola mengenai ketentuan bahwa prinsip pemberian pinjaman didasarkan atas penilaian kelayakan dan kemampuan pemohon pinjaman dan tidak bersifat spekulatif Apabila ketentuan tersebut ada dan dilaksanakan maka dinilai positif. Apabila ketentuan tersebut tidak ada atau ada tetapi tidak dilaksanakan maka dinilai negatif. 4) Mintalah kepada pengurus atau pengelola mengenai ketentuan yang mengatur bahwa pemberian pinjaman kepada anggota baru dimulai dengan jumlah yang relatif terbatas, dengan maksud untuk mengurangi resiko macet karena belum diketahui performancenya. Apabila ketentuan tersebut ada dan dilaksanakan maka dinilai positif. Apabila ketentuan tersebut tidak ada atau ada tetapi tidak dilaksanakan maka dinilai negatif. 5) Amati, apakah keputusan pemberian pinjaman didasarkan atas kelayakan dan kemampuan peminjam untuk mengembalikan pinjaman. Apabila ya, maka dinilai positif. Apabila tidak, maka dinilai negatif. e. LIKUIDITAS 1) Mintalah kepada pengelola, ketentuan tertulis mengenai pengendalian likuiditas, dengan maksud agar kebutuhan likuiditas setiap hari dapat tersedia, dengan cara penilaian : Apabila ketentuan tersebut ada dan dilaksanakan maka dinilai positif. Apabila ketentuan tersebut tidak ada atau ada tetapi sering kekurangan likuiditas maka dinilai negatif. 2) Tanyakan kepada pengurus atau pengelola apakah ada kerjasama tertulis dengan bank, lembaga keuangan atau pihaklainnya, bahwa lembaga tersebut bersedia memberikan pinjaman untuk mengatasi bila kekurangan likuiditas. Apabila ada kerjasama dinilai positif. Apabila tidak ada kerjasama dinilai negatif. REVISI / PENILAIAN KESEHATAN KSP/USP KOPERASI / WIN /

13 3) Mintalah kepada pengurus atau pengelola administrasi untuk memantau kewajiban KSP/USP yang jatuh tempo. Apabila ada, dinilai positif. Apabila tidak ada, dinilai negatif. 4) Mintalah kepada pengurus atau pengelola ketentuan tertulis mengenai jumlah pemberian pinjaman yang dapat disalurkan dikaitkan dengan jumlah dana yang ada. Apabila ada dan dilaksanakan, dinilai positif. Apabila tidak atau ada tetapi tidak dilaksanakan, dinilai negatif. 5) Amati, apakah KSP/USP yang bersangkutan memiliki sistim informasi manajemen/ formulir atau catatan likuiditas untuk memantau likuiditas. Apabila ada, dinilai positif. Apabila tidakada, dinilai negatif. Dari kelima aspek tersebut diatas ( permodalan, kualitas aktiva produktif, manajemen, efisiensi dan likuiditas ) merupakan beberapa aspek yang dinilai dalam penilaian kesehatan menurut Keputusan Menteri Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah RI Nomor 194 tahun 1998 tentang Penilaian Kesehatan Usaha Simpanan Pinjam Koperasi. Selanjutnya aturan terbaru tentang penilaian kesehatan usaha simpan koperasi, yaitu Peraturan Menteri Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah RI Nomor 14 tahun 2009, menambahkan 2 (dua) aspek, sebagai berikut : f. KEMANDIRIAN DAN PERTUMBUHAN Penilaian terhadap kemandirian dan pertumbuhan dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana KSP/USP koperasi mampu mampu memperoleh : 1) Keuntungan dari pengelolaan asset yang ada, penghitungannya sebagai berikut : Mintalah laporan keuangan pada pengurus / pengelola, dan tentukan berapa jumlah pendapatan yang diperoleh dan biaya operasional yang dikeluarkan. REVISI / PENILAIAN KESEHATAN KSP/USP KOPERASI / WIN /

14 Mintalah daftar asset pada pengurus / pengelola, dan tentukan jumlah asset yang dimiliki koperasi. Bandingkan antara selisih pendapatan dengan biaya operasional dengan total asset yang dimiliki koperasi dan kalikan 100%. 2) Keuntungan dari pengelolaan modal sendiri. Mintalah kepada pengurus/ pengelola laporan keuangan yang isinya terdiri dari neraca dan perhitungan hasil usaha yang telah disahkan RAT tahun buku yang dinilai dan tahun sebelumnya. Hitunglah SHU bagian anggota sesuai komposisi dalam pembagian SHU koperasi. Jumlahkan komponen modal sendiri yang terdiri dari simpanan pokok, simpanan wajib, hibah, dan cadangan untuk tahun buku yang dinilai. Bandingkan antara SHU bagian anggota dengan total modal sendiri. 3) Kemandirian dalam operasional pelayanan. Tentukan jumlah partisipasi neto, yaitu kontribusi anggota terhadap hasil usaha koperasi yang merupakan selisih antara partisipasi bruto dengan harga pokok pelayanan. Tentukan jumlah beban usaha bagi anggota. Tentukan jumlah beban perkoperasian, yaitu beban sehubungan dengan gerakan perkoperasian dan tidak berhubungan dengan kegiatan usaha. Bandingkan antara jumlah partisipasi neto dengan penjumlahan antara beban usaha dan beban perkoperasian. g. JATIDIRI KOPERASI Sedangkan penilaian pada aspek jatidiri koperasi dimaksudkan untuk mengukur keberhasilan KSP/USP koperasi dalam mewujudkan tujuannya, yaitu mempromo sikan ekonomi anggota, melalui : 1) Rasio Partisipasi Bruto Tentukan jumlah partisipasi bruto, yaitu merupakan nilai transaksi pelayanan koperasi kepada anggota, yang pengukurannya berdasarkan : kontribusi anggota kepada koperasi sebagai imbalan penyerahan barang dan jasa kepada anggota, atau pendapatan koperasi yang timbul dari transakasi dengan anggota, atau pada dasarnya nilai penjualan barang dan jasa kepada anggota. REVISI / PENILAIAN KESEHATAN KSP/USP KOPERASI / WIN /

15 Tentukan jumlah pendapatan, yaitu hasil transaksi bisnis atau penjualan barang dan jasa koperasi kepada non anggota. Bandingkan antara partisipasi bruto dengan penjumlahan antara partisipasi brutodan pendapatan. 2) Rasio Promosi Ekonomi Anggota Tentukan jumlah promosi ekonomi anggota, yaitu merupakan manfaat ekonomi yang diperoleh anggota koperasi selama satu tahun tertentu. Tentukan jumlah simpanan pokok yang ada pada neraca. Tentukan jumlah simpanan wajib yang ada pada neraca. Bandingkan antara promosi ekonomi anggota dengan penjumlahan antara simpanan pokok dan simpanan wajib. Dengan ditambahnya 2 (dua) aspek dalam penilaian kesehatan usaha simpan pinjam koperasi sebagaimana tersebut diatas, maka secara otomatis bobot, aspek dan komponen dalam penilaian kesehatan dimaksud ada perubahan. KOMPONEN DAN BOBOT PENILAIAN NO KOMPONEN YANG DINILAI BOBOT (%) Permodalan Kualitas Aktiva Produktif Manajemen Efisiensi Likuiditas Kemandirian dan Pertumbuhan Jatidiri koperasi J U M L A H = 100 REVISI / PENILAIAN KESEHATAN KSP/USP KOPERASI / WIN /

16 ASPEK DAN KOMPONEN YANG DINILAI No Aspek yg Dinilai Komponen Bobot Penilaian 1 Permodalan 15 a. Rasio Modal Sendiri terhadap Total Asset 6 b. Rasio Modal Sendiri terhadap Pinjaman diberikan yg berisiko 6 c. Rasio Kecukupan Modal Sendiri 3 Modal Sendiri Tertimbang X 100% ATMR 2 Kualitas Aktiva Produktif 25 a. Rasio Volume Pinjaman pada anggota terhadap volume pinjaman diberikan 10 b. Rasio Risiko Pinjaman Bermasalah Terhadap Pinjaman yang Diberikan Pinjaman bermasalah x Pinjaman yg diberikan 100% 5 c. Rasio Cadangan Risiko Terhadap Pinjaman Bermasalah Cadangan Risiko X 100% Pinjaman Bermasalah 5 d. Rasio Pinjaman yg Beresiko terhadap Pinjaman yg diberikan Pinjaman Yang Beresiko X 100 % Pinjaman Yang Diberikan 5 REVISI / PENILAIAN KESEHATAN KSP/USP KOPERASI / WIN /

17 3 Manajemen: 15 a. Manajemen Umum b. Kelembagaan, c. Manajemen permodalan d. Manajemen Aktiva e. Manajemen Likuiditas Efisiensi 10 a. Rasio beban operasi anggota terhadap partisipasi bruto Beban Operasi Anggota X 100% Partisipasi Bruto 4 Catatan : Beban operasi anggota adalah beban pokok + dengan beban usaha bagi anggota + beban perkoperasian. Untuk USP Koperasi, beban perkoperasian dihitung secara proporsional b. Rasio Beban Usaha terhadap Partisipasi Netto Beban Usaha SHU Kotor X 100 % 4 c. Rasio efisiensi pelayanan Biaya Karyawan X 100 % Volume Pinjaman 2 5. Likuiditas 15 a. Rasio Kas 10 b. Rasio Pinjaman yg diberikan terhadap dana yang diterima 5 Pinjaman Yang Diberikan Dana Yang Diterima X 100 % Catatan : Dana yang diterima adalah total pasiva selain hutang biaya dan SHU belum dibagi REVISI / PENILAIAN KESEHATAN KSP/USP KOPERASI / WIN /

18 6. Kemandirian dan Pertumbuhan 10 a. Rentabilitas aset SHU Sebelum Pajak X 100 % Total Asset 3 b. Rentabilitas Modal Sendiri 3 c. Kemandirian Operasional Pelayanan Partisipasi Neto X 100% Beban Usaha + Beban Perkoperasian 4 Catatan : Beban Usaha adalah beban usaha bagi anggota 7. Jatidiri Koperasi 10 a. Rasio partisipasi bruto 7 Partisipasi bruto Partisipasi bruto + pendapatan X 100 % b. Rasio promosi ekonomi anggota (PEA) 3 PEA = MEPPP + SHU Bagian Anggota Jumlah 100 REVISI / PENILAIAN KESEHATAN KSP/USP KOPERASI / WIN /

19 DAFTAR PUSTAKA 1. Undang-undang Nomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian (Lembaran Negara Republik Indonesi TAHUIN 1992) 2. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1995, Tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam oleh Koperasi. 3. KeputusanMenteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor : 96/Kep/M.KUKM/IX/2004. Tentang Pedoman standar Operasional Manajemen Koperasi Simpan Pinjam Koperasi 3. Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor 15/Per/M.KU/M/XII/2009. Tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Negara Koperasi dan UsahaKecil dan Menengah Nomor : 19/Per/M.KUKM/XI/2008 Tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam oleh Koperasi 4. Peraturan Menteri Negara Koperasai dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor 14/Per/M.KUM/XII/2009. Tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Negara Koperasi dan UsahaKecil dan Menengah Nomor : 20/Per/M.KUKM/XI/2008 Tentangf Pedoman Penilaian Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam dan Unit Simpan Pinjam Koperasi 5. Peraturan Menteri Negara Koperasi dan UsahaKecil dan Menengah Nomor : 21/Per/M.KUKM/XI/2008 Tentang Pedoman Pengawasan Koperasi Simpan Pinjam dan Unit Simpan Pinjam Koperasi. REVISI / PENILAIAN KESEHATAN KSP/USP KOPERASI / WIN /

ASPEK PERMODALAN RASIO MODAL SENDIRI TERHADAP TOTAL ASET. Modal Sendiri. Total Aset

ASPEK PERMODALAN RASIO MODAL SENDIRI TERHADAP TOTAL ASET. Modal Sendiri. Total Aset Koperasi Simpan Pinjam/Unit Simpan Pinjam (KSP/USP) Koperasi haruslah dikelola agar sehat sehingga meningkatkan citra dan kredibilitas kegiatan usaha simpan pinjam oleh koperasi sebagai lembaga keuangan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 14/Per/M.KUKM/XII/2009 TENTANG

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 14/Per/M.KUKM/XII/2009 TENTANG PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 14/Per/M.KUKM/XII/2009 TENTANG Draft Htl Maharani Agustus 2008 PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 14/Per/M.KUKM/XII/2009 TENTANG

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 14/Per/M.KUKM/XII/2009 TENTANG PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 14/Per/M.KUKM/XII/2009 TENTANG Draft Htl Maharani Agustus 2008 PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Oprasional Variabel

BAB III METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Oprasional Variabel BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian dan Definisi Oprasional Variabel Tabel 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Variabel Variabel Definisi Operasional Rumus Permodalan Kualitas Aktiva Produktif

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian yang dilakukan oleh Fandy Adi Putra dengan judul Analisis Kinerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian yang dilakukan oleh Fandy Adi Putra dengan judul Analisis Kinerja BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Tinjauan dari penelitian terdahulu yang dijadikan pertimbangan adalah penelitian yang dilakukan oleh Fandy Adi Putra dengan judul Analisis Kinerja Keuangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tujuan menciptakan masyarakat yang adil dan makmur. Dalam pelaksanaannya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tujuan menciptakan masyarakat yang adil dan makmur. Dalam pelaksanaannya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Koperasi Pemerintah melaksanakan pembangunan dibidang Ekonomi dengan tujuan menciptakan masyarakat yang adil dan makmur. Dalam pelaksanaannya pemerintah berusaha

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Adapun perhitungan rasio masing-masing aspek dalam menentukan tingkat kesehatan koperasi dapat dilihat dari data laporan keuangan tahun buku 2013. 4.2 Aspek Permodalan c.

Lebih terperinci

Draft Htl Maharani Agustus 2008

Draft Htl Maharani Agustus 2008 Draft Htl Maharani Agustus 2008 PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 20/Per/M.KUKM/XI/2008 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN KESEHATAN KOPERASI SIMPAN PINJAM

Lebih terperinci

Draft Htl Maharani Agustus 2008

Draft Htl Maharani Agustus 2008 Draft Htl Maharani Agustus 2008 PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 20/Per/M.KUKM/XI/2008 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN KESEHATAN KOPERASI SIMPAN PINJAM

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu. Penelitian terdahulu dilakukan oleh Aike Mariya Anusasanawati (2009). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana kinerja keuangan

Lebih terperinci

NPM : Dosen Pembimbing : Dr. Masodah,SE.,MMSi

NPM : Dosen Pembimbing : Dr. Masodah,SE.,MMSi ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PADA KOPERESI PEGAWAI BADAN PEMERIKSAAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA ( BPK RI ) BERDASARKAN PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH No.14/Per/M.KUKM/XII/2009

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulu Aike Mariya (2009) Mahasiswi Universitas Muhammadiyah Malang. Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis dan mengevaluasi kinerja keuangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. didirikan oleh orang perseorangan atau badanhukum koperasi, dengan pemisahan

BAB II LANDASAN TEORI. didirikan oleh orang perseorangan atau badanhukum koperasi, dengan pemisahan BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Koperasi Menurut Undang-Undang Perkoperasian Bab 1 pasal 1tahun 2012 koperasi mempunyai pengertian sebagai berikut: Koperasiadalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 LANDASAN TEORI 2.1.1 Pengertian Koperasi Menurut Subandi (2011) Koperasi berasal dari bahasa Inggris co-operation yang berarti usaha bersama. Dengan kata lain berarti segala

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 35.3/Per/M.KUKM/X/2007 TENTANG

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 35.3/Per/M.KUKM/X/2007 TENTANG PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 35.3/Per/M.KUKM/X/2007 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN KESEHATAN KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH DAN UNIT JASA KEUANGAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif kuantitatif, yaitu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif kuantitatif, yaitu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan 64 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif, yaitu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan atau

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI SETIA BHAKTI WANITA SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI SETIA BHAKTI WANITA SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI SETIA BHAKTI WANITA SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR Oleh : BELLA NOVRITA AREA NIM : 2012410814 SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS SURABAYA 2015 Latar Belakang Pada

Lebih terperinci

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Sejarah Berdirinya KSU Sejahtera Bersama Tapin KSU Sejahtera Bersama Tapin didirikan di Desa Tangkawang Baru Kecamatan Bakarangan Kabupaten

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan berkaitan dengan tingkat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan berkaitan dengan tingkat BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan berkaitan dengan tingkat kesehatan KSP/USP yang dijadikan objek penelitian, dapat diambil kesimpulan bahwa total

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cocok untuk perekonomian Indonesia. Menurut Undang-undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. cocok untuk perekonomian Indonesia. Menurut Undang-undang Republik 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di Indonesia memiliki Tiga sektor kekuatan ekonomi untuk melaksanakan berbagai kegiatan dalam tatanan kehidupan perekonomian. Ketiga sektor tersebut adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Prinsip dan Tujuan Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi Koperasi yang berawal dari kata co yang berarti bersama dan operation yang berarti bekerja, sehingga koperasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN PUSTAKA. Istilah Koperasi berasal dari bahasa Latin Cooperate yang. bersama-sama. Menurut Revrisond Baswir (2000:2) dalam bukunya

BAB II LANDASAN PUSTAKA. Istilah Koperasi berasal dari bahasa Latin Cooperate yang. bersama-sama. Menurut Revrisond Baswir (2000:2) dalam bukunya BAB II LANDASAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Koperasi Secara Umum a. Pengertian Koperasi Istilah Koperasi berasal dari bahasa Latin Cooperate yang dalam bahasa Inggris Cooperation. Co artinya bersama dan

Lebih terperinci

MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA

MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17/Per/M.KUKM/IX/2015 TENTANG PENGAWASAN KOPERASI DENGAN

Lebih terperinci

NALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN UNIT SIMPAN PINJAM PADA KOPERASI X DI KABUPATEN GRESIK TAHUN BUKU 2008-2010

NALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN UNIT SIMPAN PINJAM PADA KOPERASI X DI KABUPATEN GRESIK TAHUN BUKU 2008-2010 i NALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN UNIT SIMPAN PINJAM PADA KOPERASI X DI KABUPATEN GRESIK TAHUN BUKU 2008-2010 RANGKUMAN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian Program Pendidikan

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. dengan masalah penelitian.landasan teori diperlukan untuk menjelaskan konsep konsep

LANDASAN TEORI. dengan masalah penelitian.landasan teori diperlukan untuk menjelaskan konsep konsep BAB II LANDASAN TEORI Untuk dapat memulai suatu penelitian diperlukan suatu landasan teori yang relevan dengan masalah penelitian.landasan teori diperlukan untuk menjelaskan konsep konsep yang digunakan

Lebih terperinci

TINGKAT KESEHATAN KSP. MADANI NTB ABSTRACT

TINGKAT KESEHATAN KSP. MADANI NTB ABSTRACT TINGKAT KESEHATAN KSP. MADANI NTB I Nengah Arsana Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi AMM Mataram ABSTRACT The title of study is "Analysis of Soundness KSP. Madani NTB ". This study aims to quantify the level

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI SIMPAN PINJAM DI UNIT SIMPAN PINJAM KOPERASI KOPANESA

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI SIMPAN PINJAM DI UNIT SIMPAN PINJAM KOPERASI KOPANESA ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI SIMPAN PINJAM DI UNIT SIMPAN PINJAM KOPERASI KOPANESA ARVIATI ELNAMITA 090462201041 FAKULTAS EKONOMI, JURUSAN AKUNTANSI UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KOPERASI BERDASARKAN TINGKAT KESEHATAN SESUAI PERMENKOP

ANALISIS KINERJA KOPERASI BERDASARKAN TINGKAT KESEHATAN SESUAI PERMENKOP ANALISIS KINERJA KOPERASI BERDASARKAN TINGKAT KESEHATAN SESUAI Oleh Joko Pramono Dosen Tetap STIE AMA Salatiga Budiyati Alumni STIE AMA Salatiga Abstract Cooperative is a pillar of the national economy

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk meningkatkan pendapatan

Lebih terperinci

, No Usaha Kecil dan Menengah Nomor 19/Per/M.KUKM/XI/2008 tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam oleh Koperasi sudah ti

, No Usaha Kecil dan Menengah Nomor 19/Per/M.KUKM/XI/2008 tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam oleh Koperasi sudah ti BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 1494, 2015 KEMENKOP-UKM. Koperasi. Usaha. Simpan Pinjam. PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15/Per/M.KUKM/IX/2015 TENTANG

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian koperasi berdasarkan Undang-Undang no. 17 tahun 2012 pasal 1 disebutkan bahwa : Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI Menimbang : PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA PERATURAN DEPUTI BIDANG PENGAWASAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH. NOMOR 08/per/Dep.

REPUBLIK INDONESIA PERATURAN DEPUTI BIDANG PENGAWASAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH. NOMOR 08/per/Dep. KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA PERATURAN DEPUTI BIDANG PENGAWASAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/per/Dep.6/IV/2016 TENTANG

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI, DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 19/Per/M.KUKM/XI/2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI, DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 19/Per/M.KUKM/XI/2008 TENTANG Draft Htl Maharani 9 September 2008 PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI, DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 19/Per/M.KUKM/XI/2008 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 96/Kep/M.KUKM/IX/2004 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 96/Kep/M.KUKM/IX/2004 TENTANG KEPUTUSAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 96/Kep/M.KUKM/IX/2004 TENTANG PEDOMAN STANDAR OPERASIONAL MANAJEMEN KOPERASI SIMPAN PINJAM DAN UNIT SIMPAN PINJAM

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI, DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 19/Per/M.KUKM/XI/2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI, DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 19/Per/M.KUKM/XI/2008 TENTANG Draft Htl Maharani 9 September 2008 PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI, DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 19/Per/M.KUKM/XI/2008 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Akuntansi Perkoperasian Sebagai organisasi ekonomi yang berwatak sosial, koperasi memiliki perbedaan dengan bentuk perusahaan lainnya. Namun apabila dilihat dari kebutuhannya

Lebih terperinci

PELATIHAN PENILAIAN KESEHATAN KOPERASI SIMPAN PINJAM DAN UNIT SIMPAN PINJAM KOPERASI DI KABUPATEN BULELENG

PELATIHAN PENILAIAN KESEHATAN KOPERASI SIMPAN PINJAM DAN UNIT SIMPAN PINJAM KOPERASI DI KABUPATEN BULELENG LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PELATIHAN PENILAIAN KESEHATAN KOPERASI SIMPAN PINJAM DAN UNIT SIMPAN PINJAM KOPERASI DI KABUPATEN BULELENG Ketua : Fridayana Yudiaatmaja, M.Sc / 0012047414 Anggota

Lebih terperinci

Analisis Tingkat Kesehatan Koperasi Pada Koperasi Simpan Pinjam Cendrawasih Kecamatan Gubug Tahun Buku 2011

Analisis Tingkat Kesehatan Koperasi Pada Koperasi Simpan Pinjam Cendrawasih Kecamatan Gubug Tahun Buku 2011 Analisis Tingkat Kesehatan Koperasi Pada Koperasi Simpan Pinjam Cendrawasih Kecamatan Gubug Tahun Buku 2011 The Analysis Of Health Level Of Koperasi Simpan Pinjam District Gubug in 2011 MISBACHUL MUNIR

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dan kualitatif yaitu peneliti menilai

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dan kualitatif yaitu peneliti menilai BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dan kualitatif yaitu peneliti menilai rasio keuangan koperasi dan penyebaran kuisioner dengan dasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakatnya melalui pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakatnya melalui pembinaan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai salah satu negara yang berkembang dituntut untuk senantiasa meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakatnya melalui pembinaan pilar ekonomi

Lebih terperinci

2017, No Menengah Republik Indonesia tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Nomor 15/PER/M.KUKM/IX/2015

2017, No Menengah Republik Indonesia tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Nomor 15/PER/M.KUKM/IX/2015 No.257, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-KUKM. USP oleh Koperasi. Perubahan. PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 /PER/M.KUKM/ II /2017 TENTANG

Lebih terperinci

Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI SIMPAN PINJAM NUSA ABADI SINGARAJA TAHUN 2013-2015 DENGAN MENGGUNAKAN PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 14/PER/M.KUKM/XII/2009

Lebih terperinci

Koperasi Karyawan PT. ADIS PERHITUNGAN HASIL USAHA Periode Tahun 2010, 2011 & 2012

Koperasi Karyawan PT. ADIS PERHITUNGAN HASIL USAHA Periode Tahun 2010, 2011 & 2012 L1 PERHITUNGAN HASIL USAHA Periode Tahun 2010, 2011 & 2012 No Uraian Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 (Dalam Rp) (Dalam Rp) (Dalam Rp) I PENDAPATAN OPERASIONAL Penjualan Harga Pokok Penjualan Jumlah laba

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu alat yang digunakan untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan dapat berwujud laporan keuangan. Laporan keuangan menyajikan gambaran mengenai posisi

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI UNIT SIMPAN PINJAM (USP) PADA KPRI GOTONG ROYONG DINAS KESEHATAN KABUPATEN KARANGANYAR UNTUK TAHUN 2015 ABSTRACT

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI UNIT SIMPAN PINJAM (USP) PADA KPRI GOTONG ROYONG DINAS KESEHATAN KABUPATEN KARANGANYAR UNTUK TAHUN 2015 ABSTRACT ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI UNIT SIMPAN PINJAM (USP) PADA KPRI GOTONG ROYONG DINAS KESEHATAN KABUPATEN KARANGANYAR UNTUK TAHUN 2015 Enggar Prasetyo 1), P.W. Agung Diponegoro 2) 1) Mahasiswa Progdi

Lebih terperinci

YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 3 Nomor 1 EdisiFebruari 2018 ( )

YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 3 Nomor 1 EdisiFebruari 2018 ( ) ANALISIS ASPEK-ASPEK PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN KOPERASI SIMPAN PINJAM PADA KUD KARYA MUKTI DESA KARYA HARAPAN MUKTI KECAMATAN PELEPAT ILIR KABUPATEN BUNGO ----------------------------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

ANALISIS KESEHATAN LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD) STUDI KASUS PADA LPD DESA ADAT KEDONGANAN KUTA BADUNG TAHUN

ANALISIS KESEHATAN LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD) STUDI KASUS PADA LPD DESA ADAT KEDONGANAN KUTA BADUNG TAHUN ANALISIS KESEHATAN LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD) STUDI KASUS PADA LPD DESA ADAT KEDONGANAN KUTA BADUNG TAHUN 2013 2015 I Made Bagiada, S.E., M.Si., Ak., CA 197512312005011003 Dosen Jurusan Akuntansi Politeknik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja Keuangan 2.1.1 Pengertian Kinerja Keuangan Menurut pendapat Darsono (2010: 47), Kinerja Keuangan adalah hasil kegiatan perusahaan yang disajikan dalam bentuk angka-angka

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM I OLEH KOPERASI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM I OLEH KOPERASI PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM I OLEH KOPERASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk meningkatkan pendapatan

Lebih terperinci

Penilaian Kinerja Koperasi Serba Usaha Karyawan Pemerintah Kota Semarang Tahun 2011

Penilaian Kinerja Koperasi Serba Usaha Karyawan Pemerintah Kota Semarang Tahun 2011 Penilaian Kinerja Koperasi Serba Usaha Karyawan Pemerintah Kota Semarang Tahun 2011 Performance s Assessment of Multipurpose Cooperative of Government Employees of Semarang City Period 2011 MARGARET SETYOWATI

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 21/Per/M.KUKM/XI/2008

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 21/Per/M.KUKM/XI/2008 Draft Htl Maharani 22 Mei 2008 PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 21/Per/M.KUKM/XI/2008 TENTANG PEDOMAN PENGAWASAN KOPERASI SIMPAN PINJAM DAN UNIT

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM SYARIAH BMT AKBAR TAHUN BUKU

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM SYARIAH BMT AKBAR TAHUN BUKU 1 ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM SYARIAH BMT AKBAR TAHUN BUKU 2006-2007 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. A. Analisis Kualitas Aktiva Produktif, Likuiditas, dan Efisiensi di USPPS Jabal

BAB IV PEMBAHASAN. A. Analisis Kualitas Aktiva Produktif, Likuiditas, dan Efisiensi di USPPS Jabal BAB IV PEMBAHASAN A. Analisis Kualitas Aktiva Produktif, Likuiditas, dan Efisiensi di USPPS Jabal Rahmah Sidoarjo Berdasarkan dari penelitian yang telah dilakukan pada USPPS Jabal Rahmah Sidoarjo, berikut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peran Koperasi dirasa semakin penting dalam meningkatkan pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peran Koperasi dirasa semakin penting dalam meningkatkan pertumbuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peran Koperasi dirasa semakin penting dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Di Indonesia, Koperasi diharapkan mampu menjadi soko guru perekonomian. Koperasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi Koperasi berasal dari bahasa inggris yaitu co-operation. Co-operation berarti suatu bentuk perusahaan yang didirikan oleh orang-orang tertentu,

Lebih terperinci

ANALISIS KESEHATAN KOPERASI SIMPAN PINJAM DI KPRI NAGARA NGAGLIK SLEMAN TAHUN

ANALISIS KESEHATAN KOPERASI SIMPAN PINJAM DI KPRI NAGARA NGAGLIK SLEMAN TAHUN ANALISIS KESEHATAN KOPERASI SIMPAN PINJAM DI KPRI NAGARA NGAGLIK SLEMAN TAHUN 2014-2016 SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi Univesitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Persyaratan guna Memperoleh

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK... vii. KATA PENGANTAR... viii. DAFTAR ISI... x. DAFTAR TABEL... xiii. DAFTAR GAMBAR... xvii. DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI. ABSTRAK... vii. KATA PENGANTAR... viii. DAFTAR ISI... x. DAFTAR TABEL... xiii. DAFTAR GAMBAR... xvii. DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI... Halaman ABSTRAK.... vii KATA PENGANTAR... viii DAFTAR ISI... x DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR... xvii DAFTAR LAMPIRAN... xix BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang Masalah... 1 1.2

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khususnya dan masyarakat pada umumnya. Menurut Undang-undang. kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada

BAB I PENDAHULUAN. khususnya dan masyarakat pada umumnya. Menurut Undang-undang. kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Menurut Undang-undang Nomor 25 Tahun 1992 Pasal 1, Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya

Lebih terperinci

Nur Fatimah 1), Kun Ismawati 2) Mahasiswa Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi UNSA 2) Dosen Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi UNSA

Nur Fatimah 1), Kun Ismawati 2) Mahasiswa Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi UNSA 2) Dosen Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi UNSA ANALISIS PENILAIAN KESEHATAN KINERJA KEUANGAN KOPERASI DENGAN MENGGUNAKAN PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 14/PER/M.KUKM/XII/2009 (Studi Kasus pada

Lebih terperinci

ANALISIS KESEHATAN KSP. BMT. ARTHA ABADI KABUPATEN JEPARA

ANALISIS KESEHATAN KSP. BMT. ARTHA ABADI KABUPATEN JEPARA ANALISIS KESEHATAN KSP. BMT. ARTHA ABADI KABUPATEN JEPARA SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Program Sarjana Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Nahdlatul

Lebih terperinci

SUMBER DANA KOPERASI. koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal

SUMBER DANA KOPERASI. koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal Manajemen keuangan koperasi berkaitan dengan aktivitas pengumpulan dana dan penggunaan dana tersebut secara efektif dan efisien (Hendar 2010). Ini kerap menjadi masalah klasik yang kerap menjadi awal perselisihan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Menurut O Brien dalam Baridwan dan Hanum (2007:155) terdapat tiga dimensi pengukuran kualitas informasi, ketiga dimensi tersebut adalah sebagai berikut:

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Rasio Keuangan 2.1.1 Pengertian Analisis Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis untuk menjelaskan hubungan tertentu antara elemen yang satu dengan elemen

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. merupakan bentuk analisis untuk membuat data-data tersebut mudah diatur. Semua

BAB II KAJIAN TEORI. merupakan bentuk analisis untuk membuat data-data tersebut mudah diatur. Semua BAB II KAJIAN TEORI 1.1 Pengertian 1.1.1 Analisis Salah satu bentuk analisis adalah merangkum sejumlah data besar data yang masih mentah menjadi informasi yang dapat diinterpretasikan. Kategorisasi atau

Lebih terperinci

f 2010 Debet Kredit April 2 Kas Simpanan Pokok

f 2010 Debet Kredit April 2 Kas Simpanan Pokok Tangga Keterangan l f 21 Debet Kredit April 2 Kas 1.. Simpanan Pokok 1.. Re Saldo April 6 Peralatan Kantor 22.. Kas 7.. Utang Usaha 15.. April 7 Perlengkapan Kantor 2.. Kas 2.. Mei 2 Kas 5.. Simpanan Wajib

Lebih terperinci

Contoh laporan keuangan koperasi

Contoh laporan keuangan koperasi Contoh laporan keuangan koperasi Koperasi merupakan badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya atas dasar prinsip koperasi dan kaidah ekonomi

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik

BAB III PEMBAHASAN. Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik BAB III PEMBAHASAN A. Laporan Keuangan Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik yang disusun menurut prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum tentang status

Lebih terperinci

Analisis Tingkat Kesehatan Unit Simpan Pinjam (USP) Pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) HIDUP Tulungagung PENELITIAN

Analisis Tingkat Kesehatan Unit Simpan Pinjam (USP) Pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) HIDUP Tulungagung PENELITIAN Analisis Tingkat Kesehatan Unit Simpan Pinjam (USP) Pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) HIDUP Tulungagung PENELITIAN Disusun Oleh : ENI MINARNI, S.E., Ak., M.Ak. FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keuangan yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap laporan keuangan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keuangan yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap laporan keuangan. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Perlakuan Akuntansi Perlakuan akuntansi adalah standar yang melandasi pencatatan suatu transaksi yang meliputi pengakuan, pengukuran atau penilaian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. berwatak sosial, beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. berwatak sosial, beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi yang BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Koperasi Menurut Undang-undang tentang pokok perkoperasian Nomor : 12 tahun 1967 menyebutkan koperasi adalah organisasi ekonomi rakyat yang berwatak

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KOPERASI PEGAWAI NEGERI REPUBLIK INDONESIA ( KPRI... ) BOJONEGORO Nomor : /27-15/ I /2015 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR USAHA

KEPUTUSAN KOPERASI PEGAWAI NEGERI REPUBLIK INDONESIA ( KPRI... ) BOJONEGORO Nomor : /27-15/ I /2015 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR USAHA KEPUTUSAN KOPERASI PEGAWAI NEGERI REPUBLIK INDONESIA ( KPRI... ) BOJONEGORO Nomor : /27-15/ I /2015 TENTANG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR USAHA Menimbang : 1. Bahwa dalam rangka mencapai Tujuan pendirian

Lebih terperinci

BABI PENDAHULUAN. Koperasi sebagai gerakan ekonomi rakyat maupun sebagai badan. usaha Lerperan serta untuk mewujudkan masyarakat yang 'maju, adil dan

BABI PENDAHULUAN. Koperasi sebagai gerakan ekonomi rakyat maupun sebagai badan. usaha Lerperan serta untuk mewujudkan masyarakat yang 'maju, adil dan BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Koperasi sebagai gerakan ekonomi rakyat maupun sebagai badan usaha Lerperan serta untuk mewujudkan masyarakat yang 'maju, adil dan makmur berdasarkan Pancasila

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Prinsip dan Tujuan Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi Koperasi berasal dari kata Co dan operation, yang mengandung arti kerjasama untuk mencapai tujuan tertentu

Lebih terperinci

Pengelolaan Keuangan. Permodalan. Modal Sendiri

Pengelolaan Keuangan. Permodalan. Modal Sendiri Pengelolaan Keuangan 3 Permodalan Berhasil tidaknya suatu koperasi sangat tergantung pada pengelolaan keuangannya. Pengelolaan keuangan mencakup sumber pendanaan dan penggunaan modal koperasi. Banyak koperasi

Lebih terperinci

Akuntansi Keuangan Koperasi

Akuntansi Keuangan Koperasi Akuntansi Keuangan Koperasi Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor : 04/Per/M.KUKM/VII/2012 MENIMBANG : (d). Bahwa Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang

Lebih terperinci

BAB 2. Tinjauan Teoretis dan Perumusan Hipotesis. yang beranggotakan orang-orang atau badan-badan hukum koperasi yang

BAB 2. Tinjauan Teoretis dan Perumusan Hipotesis. yang beranggotakan orang-orang atau badan-badan hukum koperasi yang BAB 2 Tinjauan Teoretis dan Perumusan Hipotesis 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Koperasi 1. Definisi Koperasi Sumarsono (2003) menyatakan bahwa koperasi adalah suatu perkumpulan yang beranggotakan orang-orang

Lebih terperinci

Akuntasi Koperasi Sektor Riil sebagai STANDAR AKUNTANSI

Akuntasi Koperasi Sektor Riil sebagai STANDAR AKUNTANSI Koperasi sebagai badan usaha sekaligus gerakan ekonomi rakyat haruslah dikelola secara profesional dengan menerapkan prinsip keterbukaan, transparansi dan akuntabilitas yang dapat diakui, diterima dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir suatu proses kegiatan pencatatan akuntansi yang merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB I LATAR BELAKANG. dunia perbankan menjadi sangat ketat, dimana bank dituntut memberikan

BAB I LATAR BELAKANG. dunia perbankan menjadi sangat ketat, dimana bank dituntut memberikan 1 BAB I LATAR BELAKANG 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perbankan yang pesat menjadikan iklim persaingan dalam dunia perbankan menjadi sangat ketat, dimana bank dituntut memberikan pelayanan yang

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN UNIT SIMPAN PINJAM (USP) PADA KOPERASI SERBA USAHA BANGUN SEJAHTERA TAHUN BUKU 2014

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN UNIT SIMPAN PINJAM (USP) PADA KOPERASI SERBA USAHA BANGUN SEJAHTERA TAHUN BUKU 2014 ANALISIS TINGKAT KESEHATAN UNIT SIMPAN PINJAM (USP) PADA KOPERASI SERBA USAHA BANGUN SEJAHTERA TAHUN BUKU 2014 Deftiani Maryo Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Akuntansi Universitas Dian Nuswantoro

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN KUD TANI MAKMUR MOJOKERTO SKRIPSI

ANALISIS KINERJA KEUANGAN KUD TANI MAKMUR MOJOKERTO SKRIPSI ANALISIS KINERJA KEUANGAN KUD TANI MAKMUR MOJOKERTO SKRIPSI Oleh: NAMA : EKO HARI SULISTIYO NIM : 08610257 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2013 ANALISIS KINERJA KEUANGAN KUD

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENENTUKAN TINGKAT KESEHATAN KOPERASI PADA KSPPS BMT SEPAKAT SEJAHTERA BERSAMA CABANG ADILUWIH

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENENTUKAN TINGKAT KESEHATAN KOPERASI PADA KSPPS BMT SEPAKAT SEJAHTERA BERSAMA CABANG ADILUWIH SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENENTUKAN TINGKAT KESEHATAN KOPERASI PADA KSPPS BMT SEPAKAT SEJAHTERA BERSAMA CABANG ADILUWIH Siti Lailatul Mukaromah 1, Dedi Irawan Jurusan Sistem Informasi STMIK Pringsewu

Lebih terperinci

LAPORAN ARUS KAS I. PENDAHULUAN I.1 Tujuan

LAPORAN ARUS KAS I. PENDAHULUAN I.1 Tujuan LAMPIRAN IV PERATURAN BUPATI MALUKU TENGGARA NOMOR 2.a TAHUN 2010 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI LAPORAN ARUS KAS I. PENDAHULUAN I.1 Tujuan 1. Tujuan Kebijakan Akuntansi laporan arus kas adalah mengatur penyajian

Lebih terperinci

Kata kunci: tingkat kesehatan, koperasi simpan pinjam, jatidiri koperasi

Kata kunci: tingkat kesehatan, koperasi simpan pinjam, jatidiri koperasi Analisis Kesehatan Koperasi... (Dwi Herprasetyo) ANALISIS KESEHATAN KOPERASI SIMPAN PINJAM DI KPRI NAGARA NGAGLIK SLEMAN TAHUN 2014-2016 Dwi Herprasetyo Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas

Lebih terperinci

BAGIAN III PERMODALAN

BAGIAN III PERMODALAN BAGIAN III PERMODALAN PENGERTIAN Yang dimaksud dengan modal BMT adalah: Dana atau sejumlah uang yang diperlukan untuk berdirinya/beroperasinya usaha simpan pinjam, yaitu: Modal awal untuk beroperasinya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Efektifitas kinerja manajemen pada dasarnya dinilai dari efektifitas sumber

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Efektifitas kinerja manajemen pada dasarnya dinilai dari efektifitas sumber 101 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Efektifitas kinerja manajemen pada dasarnya dinilai dari efektifitas sumber daya manusia dalam menjalankan fungsinya di organisasi yang bersangkutan. Berhasilnya manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Krisis global yang terjadi pada saat sekarang ini telah menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Krisis global yang terjadi pada saat sekarang ini telah menyebabkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Krisis global yang terjadi pada saat sekarang ini telah menyebabkan kinerja perekonomian Indonesia menurun. Pengelolaan perekonomian dan sektor usaha yang

Lebih terperinci

ANALISIS KESEHATAN KOPERASI PADA KPRI MEKAR SLEMAN YOGYAKARTA

ANALISIS KESEHATAN KOPERASI PADA KPRI MEKAR SLEMAN YOGYAKARTA ANALISIS KESEHATAN KOPERASI PADA KPRI MEKAR SLEMAN YOGYAKARTA PROPOSAL SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Program Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia ANALISIS PENGUKURAN KINERJA KOPERASI BERDASARKAN PERATURAN DEPUTI BIDANG PENGAWASAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 06/PER/DEP.6/IV/2016, ANALISIS TREND DAN ANALISIS

Lebih terperinci

BUPATI LOMBOK UTARA PERATURAN BUPATI LOMBOK UTARA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA LEMBAGA KEUANGAN MIKRO

BUPATI LOMBOK UTARA PERATURAN BUPATI LOMBOK UTARA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA LEMBAGA KEUANGAN MIKRO BUPATI LOMBOK UTARA PERATURAN BUPATI LOMBOK UTARA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA LEMBAGA KEUANGAN MIKRO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK UTARA, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan konsep-konsep dasar yang telah dibahas dalam bab II dan latar belakang permasalahan yang diuraikan dalam skripsi ini akan dibahas dari sudut pandang standart

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Tingkat Kesehatan Bank Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004, tingkat kesehatan bank adalah hasil penilaian kualitatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pembangunan nasional dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan kehidupan rakyat Indonesia. Untuk mewujudkan suatu pembangunan yang berhasil maka diperlukan

Lebih terperinci

a. Koperasi dimiliki oleh anggota yang bergabung atas dasar sedikitnya ada satu kepentingan ekonomi yang sama.

a. Koperasi dimiliki oleh anggota yang bergabung atas dasar sedikitnya ada satu kepentingan ekonomi yang sama. AKUNTANSI PERKOPERASIAN PSAK NO. (REVISI ) 0 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. (REVISI ) AKUTANSI PERKOPERASIAN Paragraf-paragraf yang dicetak dengan huruf tebal dan miring adalah paragraf standar

Lebih terperinci

mampu menjadi mitra usaha yang terbaik bagi anggotanya.

mampu menjadi mitra usaha yang terbaik bagi anggotanya. royong, dan sebagai Koperasi Simpan Pinjam, maka KSP Harta Sentosa tetap fokus kepada kebijakan penggurus KSP Harta Sentosa Kota Salatiga. 2. Visi dan Misi Koperasi a. Visi KSP Harta Sentosa. Visi KSP

Lebih terperinci

¹Nyoman Adi Suadnyana Putra, ¹Ni Kadek Sinarwati, S.E, M.Si, Ak, ²Dr. Edy Sujana, M.Si,Ak

¹Nyoman Adi Suadnyana Putra, ¹Ni Kadek Sinarwati, S.E, M.Si, Ak, ²Dr. Edy Sujana, M.Si,Ak Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 07 No. 01 Tahun 2017) ANALISIS TINGKAT KESEHATAN UNIT SIMPAN PINJAM KSU TUNAS MUDA TAHUN 2015 BERDASARKAN Permen M.KUKM NO. 14/Per/M. KUKM/XII/2009 (Studi Kasus Pada

Lebih terperinci

Tugas Umum Pengawas. Kewajiban Pengawas

Tugas Umum Pengawas. Kewajiban Pengawas Tugas Umum Pengawas 1.Mengawasi pelaksanaan kebijakan dan pengelolaan koperasi (aturan yang ada atau yang dibuat dan RARK) 2.Membuat laporan tertulis ttg hasil kepengawasan Kewajiban Pengawas Melakukan

Lebih terperinci

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 0 LAPORAN ARUS KAS PSAP No. 0 Laporan Arus Kas 0 STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN NO. 0 LAPORAN ARUS KAS Paragraf-paragraf yang ditulis dengan huruf tebal dan

Lebih terperinci

Lampiran V Keanggotaan sukarela dan terbuka 2.50

Lampiran V Keanggotaan sukarela dan terbuka 2.50 1 Lampiran V Peraturan Deputi Bid Nomor : 02 /Pe Tanggal : 28 Ap Tentang : Pedoman No Indikator Kepatuhan Skor Bobot Total Skor I. PRINSIP KOPERASI 20.00 1. Keanggotaan sukarela dan terbuka Kepatuhan Koperasi

Lebih terperinci