Laporan Keuangan Laporan Posisi Keuangan 1 Laporan Aktivitas 2 Laporan Arus Kas 3 Catatan atas Laporan Keuangan 4-15

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Laporan Keuangan Laporan Posisi Keuangan 1 Laporan Aktivitas 2 Laporan Arus Kas 3 Catatan atas Laporan Keuangan 4-15"

Transkripsi

1

2 UNIT PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN (PKBL) PT KAWASAN BERIKAT NUSANTARA (PERSERO) LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2016 dan 2015 Untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut Beserta Laporan Auditor Independen DAFTAR ISI Halaman Laporan Auditor Independen Laporan Keuangan Laporan Posisi Keuangan 1 Laporan Aktivitas 2 Laporan Arus Kas 3 Catatan atas Laporan Keuangan 415 Lampiran Laporan Akumulasi Dana Lampiran No.1 Penilaian Kinerja sesuai Keputusan Menteri Negara BUMN Lampiran No.2. 1 Penilaian Kinerja sesuai Keputusan Menteri Negara BUMN Lampiran No.2. 2 i

3

4

5

6 UNIT PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN (PKBL) PER 31 DESEMBER 2016 DAN 2015 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas Piutang pinjaman mitra binaan Penyisihan piutang pinjaman mitra binaan Piutang jasa administrasi Jumlah aset lancar ASET TIDAK LANCAR Aset tetap Nilai perolehan Keterangan Akumulasi penyusutan Nilai buku Aset lainlain Piutang bermasalah Alokasi penyisihan piutang bermasalah Nilai buku Catatan 31Des16 Rp 2b, c, c,4 ( ) ( ) 2d, e,6 2g,7 ( ) 31Des15 Rp ( ) ( ) 1 1 2g, ( ) Jumlah aset tidak lancar 1 1 JUMLAH ASET LIABILITAS DAN ASET NETO LIABILITAS JANGKA PENDEK Biaya Yang Masih Harus Di bayar JUMLAH LIABILITAS JANGKA PENDEK ASET NETO Aset neto tidak terikat Jumlah aset neto JUMLAH LIABILITAS DAN ASET NETO Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidakterpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. 1

7 UNIT PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN (PKBL) LAPORAN AKTIVITAS PER 31 DESEMBER 2016 DAN 2015 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Keterangan Catatan 31Des16 Rp 31Des15 Rp PENERIMAAN, PENDAPATAN DAN PENYISIHAN 2j A. Penerimaan Alokasi bagian laba dari BMUN pembinaan Jasa administrasi pinjaman Pendapatan lainlain Jumlah Penerimaan B. Pendapatan Bunga deposito Jasa giro Jumlah Pendapatan C. Penyisihan Alokasi aset neto terikat terbebaskan Jumlah Penyisihan JUMLAH PENERIMAAN, PENDAPATAN DAN PENYISIHAN PENYALURAN, BEBAN, DAN PENGELUARAN 2j A. Penyaluran Dana pembinaan kemitraan Dana bina lingkungan Jumlah penyaluran B. Beban dan Pengeluaran Beban penyisihan piutang Beban lainlain Jumlah beban dan pengeluaran JUMLAH PENYALURAN, BEBAN DAN PENGELUARAN KENAIKAN (PENURUNAN) ASET NETO TIDAK TERIKAT ( ) PENYISIHAN BUMN PEDULI Aset neto terikat terbebaskan KENAIKAN (PENURUNAN) ASET NETO ( ) ASET NETO AWAL PERIODE ASET NETO AKHIR PERIODE Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidakterpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. 2

8 UNIT PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN (PKBL) LAPORAN ARUS KAS PER 31 DESEMBER 2016 DAN 2015 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Keterangan 31Des16 Rp 31Des15 Rp ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Kas diterima dari: Penerimaan dana BUMN Pembina Pengembalian pinjaman Mitra Binaan Pendapatan jasa administrasi pinjaman Pendapatan bunga deposito dan jasa giro Kas dikeluarkan untuk: Penyaluran pinjaman kemitraan Dana pembinaan kemitraaan Penyaluran bina lingkungan Biaya Yang Masih harus Dibayar Biaya lainlain Kas Bersih diperoleh dari (digunakan untuk) Aktivitas Operasi ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Kenaikan/ (Penurunan) bersih kas dan setara Kas Kas dan setara kas awal periode Kas dan setara kas akhir periode ( ) Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidakterpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. 3

9 1. UMUM a. Pendirian Unit Kerja PKBL Pembentukan Unit Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) PT Kawasan Berikat Nusantara (Persero) adalah pelaksanaan dari Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor; 316/KMK/1994 sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Keputusan Menteri Badan Urusan Milik Negara Nomor; KEP236/MBU/2003 khususnya pasal 2 ayat (1) yang menyatakan "BUMN wajib melaksanakan Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan dengan mematuhi ketentuanketentuan yang diatur dalam keputusan ini". Sebagai tindak lanjut atas Keputusan Menteri BUMN Nomor; KEP236/MBU/2003 tanggal 17 Juni 2003, Dewan Direksi PT Kawasan Berikat Nusantara (Persero) membentuk unit tersendiri yang khusus menangani PKBL sebagaimana termuat dalam Surat Keputusan Direksi. Pengelolaan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan oleh PT Kawasan Berikat Nusantara (Persero) mengacu kepada Peraturan Menteri BUMN Nomor; PER09/MBU/07/2015 tanggal 03 Juli 2015 tentang Program Kemitraan dan Bina Lingkungan Badan Usaha Milik Negara kemudian dirubah menjadi Peraturan Menteri BUMN Nomor; PER03/MBU/12/2016 tanggal 16 Desember 2016 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor; PER09/MBU/07/2015 tentang Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan Badan Usaha Milik Negara. b. Dasar Penyusunan Laporan PKBL Laporan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) PT Kawasan Berikat Nusantara (Persero) disusun berdasarkan berbagai peraturan. Peraturanperaturan pokok yang menjadi dasar penyusunan laporan PKBL adalah sebagai berikut: 1. Undangundang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2008 tentang usaha kecil; 2. Undangundang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah; 3. Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor Kep100/MBU/2002 tanggal 4 juni 2002 tentang Penilaian Kesehatan Badan Usaha Milik Negara; 4. Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor PER05/MBU/2007 tanggal 27 April 2007 tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan; 5. Surat Edaran Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor SE04/MBU.S/2007 tanggal 17 Juli 2007 tentang Penerapan Pedoman Akuntansi Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan Badan Usaha Milik Negara, yang kemudian diubah dengan Nomor SE02/MBU/wk/2012 tentang penerapan Standar Akuntansi Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan yang berbasis ETAP dan PSAK. 6. Peraturan Menteri BUMN Nomor; PER09/MBU/07/2015 tanggal 03 Juli 2015 tentang Program Kemitraan dan Bina Lingkungan Badan Usaha Milik Negara kemudian dirubah menjadi Peraturan Menteri BUMN Nomor; PER03/MBU/12/2016 tanggal 16 Desember 2016 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor; PER 09/MBU/07/2015 tentang Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan Badan Usaha Milik Negara. 4

10 1. UMUM (Lanjutan) c. Struktur Organisasi Unit PKBL PT Kawasan Berikat Nusantara (Persero) merupakan organisasi non struktural berada dibawah Direktur Utama melalui Direktur Administrasi dan Keuangan. Organisasi ini dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Direksi Nomor 088/SKD/DRT,5,1/10/2011 tanggal 25 Oktober 2011 tentang Struktur Organisasi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Kawasan Berikat Nusantara. Susunan kepengurusan Unit PKBL tahun 2016 sebagai berikut: Direktur Administrasi & Keuangan : Kepala Bagian PKBL : Kepala Seksi Pembinaan : Kepala Seksi Administrasi Keuangan : Kepala Seksi Penagihan : d. Sumber dan Penggunaan Dana I. Program Kemitraan 1. Sumber Dana: a. Anggaran perusahaan yang diperhitungkan sebagai biaya, maksimal 2% dari laba bersih tahun sebelumnya, dan bagi BUMN yang tidak memperoleh laba, besarnya ditetapkan paling banyak sama dengan besarnya dana Program Kemitraan tahun sebelumnya. b. c Gempa Nursyamsu Yasin Fitriani Rolly Rahmanto Suzan Sunarya Saldo dana Program Kemitraan yang berasal dari tahun buku sebelumnya Jasa Administrasi pinjaman/marjin/bagi hasil, bunga deposito dan /atau jasa giro dari dana Program Kemitraan. d. Pelimpahan dana program kemitraan dari BUMN lain, jika ada. 2. Penggunaan Dana: a. Pinjaman untuk membiayai modal kerja dan atau pembelian aset tetap dalam rangka meningkatkan produksi dan penjualan mitra binaan. b. Pinjaman tambahan untuk membiayai kebutuhan yang bersifat jangka pendek dalam rangka memenuhi pesanan dari rekanan usaha Mitra Binaan. 5

11 1. UMUM (Lanjutan) d. Sumber dan Penggunaan Dana (Lanjutan) I. Program Kemitraan (Lanjutan) c. Usaha kecil yang dapat ikut serta dalam Program Kemitraan harus memenuhi kriteria sebagai berikut : a. Memiliki kekayaan bersih maksimal Rp tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. b. Memiliki hasil penjualan maksimal Rp per tahun. c. Dimiliki oleh Warga Negara Indonesia.. d. Merupakan perusahaan yang berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha menengah atau usaha besar. e. f. g. h. Berbentuk perusahaan perorangan, baik yang tidak berbadan hukum, atau yang berbadan hukum termasuk usaha mikro dan koperasi. Mempunyai potensi dan prospek usaha untuk dikembangkan. Telah melakukan kegiatan usaha minimal 1 (satu) tahun. Belum memenuhi persyaratan perbankan (non bankable). II. Program Bina Lingkungan 1. Sumber Dana: a. Anggaran perusahaan yang diperhitungkan sebagai biaya, maksimal 2% dari laba tahun sebelumnya,dan bagi BUMN yang tidak memperoleh laba, besarannya ditetapkan paling banyak sama dengan besarnya dana Program Bina Lingkungan tahun sebelumnya. b. c. Saldo dana program BL yang berasal dari tahun sebelumnya. Hasil bunga deposito dan/atau jasa giro dari dana Program BL yang masih tersisa dari dana Program BL tahun sebelumnya, apabila ada. 2. Penggunaan Dana: a. Dana Program BL yang tersedia setiap tahun terdiri dari saldo kas awal tahun, biaya yang dialokasikan, pendapatan bunga jasa giro dan/atau deposito yang terealisasi serta pendapatan lainnya. b. Apabila pada akhir tahun terdapat sisa kas dana Program BL BUMN Pembina, maka sisa kas tersebut menjadi saldo kas awal tahun dan Program BL tahun berikutnya. c. Ruang Lingkup bantuan Program BL BUMN Pembina: 1. Bantuan korban bencana alam. 2. Bantuan pendidikan dan/atau pelatihan. 3. Bantuan peningkatan kesehatan. 4. Bantuan pengembangan prasarana dan/atau sarana umum. 5. Bantuan sarana ibadah. 6. Bantuan pelestarian alam. 7. Bantuan sosial kemasyarakatan dalam rangka pengentasan kemiskinan. 8. Beban Pembinaan. 6

12 1. UMUM (Lanjutan) II. Program Bina Lingkungan (Lanjutan) 3. Beban Pembinaan: a. Untuk membiayai pendidikan, pelatihan,pemagangan,pemasaran,promosi,dan halhal lain yang menyangkut peningkatan produkivitas Mitra binaan serta untuk mengkaji/penelitian yang berkaitan. b. Beban pembinaan bersifat hibah dan besarnya maksimal 20% (dua puluh persen) dari dana Program Kemitraan yang disalurkan pada tahun berjalan. c. Beban pembinaan hanya dapat diberikan kepada atau untuk kepentingan Mitra Binaan. 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan PER09/MBU/07/2015 tentang Program Kemitraan dan Bina Lingkungan Badan Usaha Milik Negara yang merupakan basis akuntansi yang mengadopsi Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP). Pedoman ini berlaku sejak tanggal 03 Juli Laporan keuangan disusun dengan menggunakan dasar akrual kecuali untuk laporan arus kas disusun menggunakan dasar kas. Laporan arus kas menyajikan penerimaan dan pengeluaran kas yang diklasifikasikan dalam aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan yang disusun dengan menggunakan metode langsung. Mata uang fungsional dan pelaporan yang digunakan untuk penyusunan laporan keuangan adalah mata uang Rupiah. b. Kas dan Setara Kas Kas dan setara kas adalah alat pembayaran yang sah siap serta bebas dipergunakan untuk membiayai kegiatan Unit PKBL yang terdiri dari saldo kas di tangan, saldo bank, dan deposito yang jatuh temponya kurang dari tiga bulan. c. Piutang Pinjaman Mitra Binaan Piutang Pinjaman Mitra Binaan diakui pada saat pinjaman tersebut disalurkan kepada mitra binaan melalui transfer atau diserahkan secara tunai kepada mitra binaan dan diukur serta dicatat sebesar jumlah bersih/pokok yang diharapkan dapat ditagih dari mitra binaan dan piutang bunga diragukan dan macet maka tidak akan dilakukan akrualisasi piutang bunga mitra binaan. Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor Per09/MBU/07/2015, Penggolongan kualitas pinjaman sebagai berkut: 1. Lancar, adalah pembayaran angsuran pokok dan jasa administrasi pinjaman tepat waktu atau terjadi keterlambatan pembayaran angsuran pokok dan/atau jasa administrasi pinjaman selambatlambatnya 30 hari dari tanggal jatuh tempo pembayaran angsuran, sesuai dengan perjanjian yang telah disetujui bersama. 7

13 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) c. Piutang Pinjaman Mitra Binaan (Lanjutan) Kurang lancar, apabila terjadi keterlambatan pembayaran angsuran pokok dan/atau jasa administrasi pinjaman yang telah melampaui 30 hari dan belum melampaui 180 hari dari tanggal jatuh tempo pembayaran angsuran, sesuai dengan perjanjian yang telah disetujui bersama. Diragukan, apabila terjadi keterlambatan pembayaran angsuran pokok dan/atau jasa administrasi pinjaman yang telah melampaui 180 hari dan belum melampaui 270 hari dari tanggal jatuh tempo pembayaran angsuran, sesuai dengan perjanjian yang telah disetujui bersama. Macet, apabila terjadi keterlambatan pembayaran angsuran pokok dan/atau jasa administrasi pinjaman yang telah melampaui 270 hari dari tanggal jatuh tempo pembayaran angsuran, sesuai dengan perjanjian yang telah disetujui bersama. Alokasi Penyisihan Penurunan Nilai Piutang Pinjaman Alokasi penyisihan penurunan nilai piutang pinjaman diakui saat akhir perode akuntansi dan diukur dan dicatat sebesar estimasi kerugian yang tidak dapat ditagih. Metode perhitungan yang dipilih adalah secara kolektif berdasarkan prosentase tertentu ketertagihan (collection ) data historis yang ada (minimal 2 tahun). d. Piutang Jasa Administrasi Pinjaman Piutang jasa administrasi pinjaman mitra binaan dicatat secara akrual mengikuti piutang pokok mitra binaan tersebut bilamana kualitas pinjaman tersebut lancar dan kurang lancar, bila kualitas pinjaman sudah diragukan maka tidak dilakukan akrualisasi piutang bunga pinjaman mitra binaan. e. Aset tetap Aset tetap disajikan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutannya. Aset tetap tertentu dapat dinilai kembali berdasarkan hasil penilaian yang dilakukan oleh penilai independen sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku. Aset tetap, kecuali tanah, disusutkan berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap dengan menggunakan tarif penyusutan sebagai berikut: Jenis Aset Peralatan dan inventaris kantor Persentase 25% f. Aset Tetap Tidak Berfungsi Aset tetap tidak berfungsi diakui pada saat aset tetap direklasifikasi menjadi aset lainlain, aset tetap yang direklasifikasi menjadi aset tetap tidak berfungsi disusutkan sampai nilai sisa (Residu) Rp 1.00 (Satu rupiah). Apabila aset tidak dapat digunakan sebelum umur ekonomisnya berakhir, maka nilai aset tersebut harus diturunkan nilainya. 8

14 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) g. Pinjaman Bermasalah Pinjaman macet yang telah diupayakan pemulihannya dengan cara rescheduling dan reconditioning namun tidak terpulihkan dikelompokkan dalam aset lainlain dengan nama pos Pinjaman Bermasalah. Pinjaman bermasalah disajikan sebesar nilai pokok pinjaman dikurangi alokasi penyisihan sebesar 100% dari saldo pinjaman bermasalah. Penghapus bukuan pinjaman bermasalah dilakukan setelah ada keputusan hapus buku yang ditetapkan oleh Menteri/RPUS. h. Angsuran Belum Teridentifikasi Angsuran belum teridentifikasi diakui pada saat angsuran tersebut diterima oleh unit PKBL, besarnya angsuran belum teridentifikasi diukur dan dicatat sebesar nilai nominal yang diterima unit PKBL, saldo pos angsuran belum teridentifikasi akan berkurang pada saat diketahui identitas mitra binaan yang melakukan pembayaran dan jumlah yang teridentifikasi tersebut akan mengurangi saldo i. Aset Neto Aset Neto diklasifikasikan menjadi Aset Neto terikat dan Aset Neto Tidak Terikat. Aset Neto Terikat adalah sumber daya yang penggunaannya dibatasi untuk tujuan tertentu atau tidak dapat digunakan untuk kegiatan operasional normal. Aset neto Tidak Terikat adalah sumber daya yang penggunaannya tidak dibatasi untuk tujuan tertentu. j. Pengakuan Penerimaan, Pendapatan, Penyaluran, Beban dan Pengeluaran Pendapatan diakui berdasarkan basis akrual kecuali untuk Pendapatan Jasa Administrasi Pinjaman diakui berdasarkan basis kas dan dicatat/diakui pada saat terealisasi. Alokasi bagian laba dari BUMN Pembina diakui pada saat RUPS menetapkan besarnya alokasi laba untuk PKBL. Penerimaan Pelimpahan Dana dari PKBL lain diakui pada saat terjadi transfer dana dari unit PKBL lain. Sumbangan diakui pada saat diterima oleh Unit PKBL dan Penggantian Beban Operasional diakui pada saat diterimanya penggantian dana. Beban diakui berdasarkan basis akrual maka beban akan dicatat/diakui pada saat terjadinya transaksi. Pengakuan beban bersamaan dengan pengakuan kenaikan kewajiban atau penurunan aset. 9

15 3. KAS DAN SETARA KAS Kas Program Kemitraan Program Bina Lingkungan Jumlah Kas Bank Program Kemitraan Bank Mandiri No. Rekening Bank BNI Bisnis No. Rekening Bank BNI Syariah No. Rekening Jumlah Bank Program Kemitraan Program Bina Lingkungan Bank Mandiri No. Rekening Bank DKI No. Rekening Bank BNI Syariah Jumlah Bank Bina Lingkungan Jumlah Kas dan Setara kas PIUTANG MITRA BINAAN A. Berdasarkan Sektor Usaha Sektor Perdagangan Sektor Lainnya Jumlah piutang usaha Dikurang: Alokasi penyisihan piutang pinjaman Jumlah Piutang Bersih ( ) ( ) B. Berdasarkan Kualitas Pinjaman Lancar Kurang Lancar Diragukan Macet Jumlah Piutang Bersih

16 4. PIUTANG MITRA BINAAN (Lanjutan) C. Alokasi Penyisihan Piutang Pinjaman Mitra Binaan Saldo awal tahun Pemulihan/penggunaan Beban penyisihan Jumlah Saldo Akhir ( ) ( ) Sesuai dengan Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor : Pedoman Akuntansi PKBL SE02/MBU/wk/2012 yang mengatur mengenai tarif perhitungan alokasi penyisihan piutang pinjaman mitra binaan berdasarkan ratarata tingkat pengembalian selama 2 tahun adalah sebagai berikut: 2016 Jumlah piutang Persentase penyisihan Akumulasi penyisihan Lancar Kurang Lancar Diragukan Macet Jumlah ,87% ,52% ,85% ,00% Jumlah piutang Persentase penyisihan Akumulasi penyisihan Lancar Kurang Lancar Diragukan Macet Jumlah ,22% ,60% ,71% ,00% PIUTANG JASA ADMINISTRASI Akun ini merupakan piutang jasa administrasi kepada mitra binaan sebesar Rp dan Rp masingmasing pada tanggal 31 Desember 2016 dan Piutang jasa administrasi Jumlah

17 6. ASET TETAP Rincian dan mutasi aset tetap adalah sebagai berikut: Harga perolehan Inventaris dan Peralatan Akumulasi Penyusutan Inventaris dan Peralatan Nilai Buku Harga perolehan Inventaris dan Peralatan Akumulasi Penyusutan Inventaris dan Peralatan Nilai Buku 2016 Saldo awal Penambahan Pengurangan Saldo akhir ( ) ( ) ( ) ( ) Saldo awal Penambahan Pengurangan Saldo akhir ( ) ( ) ( ) ( ) PIUTANG BERMASALAH Akun ini merupakan saldo piutang bermasalah kepada Mitra Binaan sebagai berikut: Sektor Perdagangan Alokasi penyisihan piutang sektor perdagangan Jumlah piutang bermasalah ( ) ( ) 12

18 7. PIUTANG BERMASALAH (Lanjutan) Perubahan atas saldo piutang bermasalah disebabkan karena adanya Mitra Binaan telah pailit akibat musibah banjir yang berkepanjangan, Mitra Binaan telah pindah alamat tanpa memberitahukan pihak PKBL dan tidak ditemukan alamat baru dan Mitra Binaan telah meninggal dunia ahli warisnya tidak mampu meneruskan membayar sisa angsuran untuk melunasinya. Sesuai Pedoman Akuntansi PKBL dari Kementerian Negara BUMN tersebut di atas, terhadap piutang bermasalah dibentuk penyisihan piutang tidak tertagih 100% yang dibebankan pada laporan aktivitas tahun yang bersangkutan. 8. BIAYA YANG MASIH HARUS DI BAYAR Biaya Yang Masih Harus Di bayar Jumlah piutang bermasalah Merupakan biaya Badan Usaha Milik Negara (BUMN) hadir untuk negeri sesuai tagihan dari Asuransi Jiwasraya. 9. TINGKAT EFEKTIVITAS PENYALURAN DANA DAN KOLEKTIBILITAS PENGEMBALIAN PINJAMAN Indikator yang digunakan untuk menilai kinerja Program Kemitraan BUMN sesuai dengan keputusan Menteri Negara BUMN No.KEP 100/MBU/2002 tanggal 4 Juni 2002 adalah tingkat efektivitas penyaluran dana dan kolektibilitas pengembalian pinjaman. Tingkat efektivitas penyaluran dana dihitung dengan cara membagi jumlah dana yang disalurkan dengan jumlah dana yang tersedia. Jumlah dana yang disalurkan adalah seluruh dana yang disalurkan kepada usaha kecil dan Koperasi dalam tahun yang bersangkutan yang terdiri dari hibah dan bantuan pinjaman, sedangkan jumlah dana yang tersedia terdiri dari saldo awal periode ditambah dengan pengembalian pinjaman, setoran pembagian laba serta pendapatan bunga dari pinjaman. Tabel daftar penilaian tingkat penyerapan dana kemitraan Tingkat Penyaluran % >90 85 s.d s.d 85 Skor Baik Cukup Kurang <80 0 a. Tingkat Efektivitas Penyaluran Dana Dana yang disalurkan dalam tahun 2016 Penyaluran pinjaman Hibah Jumlah Dana yang tersedia Saldo awal Alokasi laba dari BUMN Pembina Angsuran pinjaman Jasa administrasi pinjaman Pendapatan lainlain Jumlah

19 9. TINGKAT EFEKTIVITAS PENYALURAN DANA DAN KOLEKTIBILITAS PENGEMBALIAN PINJAMAN (Lanjutan) Jumlah dana yang disalurkan Jumlah dana yang tersedia x % = x 100% = 81,89% Skor indikator tingkat penyaluran dana: 1 Dana yang disalurkan dalam tahun 2015 Penyaluran pinjaman Hibah Jumlah Dana yang tersedia Saldo awal Alokasi laba dari BUMN Pembina Angsuran pinjaman Jasa administrasi pinjaman Pendapatan lainlain Jumlah Jumlah dana yang disalurkan x 100% = Jumlah dana yang tersedia x 100% = 71,64% Skor indikator tingkat penyaluran dana: 0 b. Tingkat Kolektibilitas Pengembalian Pinjaman Indikator lain dalam penilaian kinerja PKBL yaitu tingkat kolektibilitas pengembalian pinjaman yang memberi indikasi kemungkinan tertagihnya suatu pinjaman. Tingkat kolektibilitas pengembalian pinjaman merupakan perbandingan antara ratarata tertimbang kolektibilitas pinjaman terhadap jumlah pinjaman yang disalurkan (saldo pinjaman). Ratarata tertimbang kolektibilitas pinjaman adalah perkalian antara bobot kolektibilitas (%) dengan saldo pinjaman berdasarkan kualitas pinjaman (lancar, kurang lancar, raguragu dan macet). Bobot kolektibilitas dengan kualitas lancar (100%), kurang lancar (75%), raguragu (25%) dan macet (0%). Tabel daftar Penilaian Kolektibilitas pengembalian pinjaman Tingkat Pengembalian % >70 40 s.d s.d 40 <10 Skor Baik Cukup Kurang 14

20 9. TINGKAT EFEKTIVITAS PENYALURAN DANA DAN KOLEKTIBILITAS PENGEMBALIAN PINJAMAN (Lanjutan) b. Tingkat Kolektibilitas Pengembalian Pinjaman (Lanjutan) Kualitas Pinjaman Saldo 2016 Bobot Ratarata Tertimbang Lancar Kurang Lancar Diragukan Macet Jumlah Jumlah saldo piutang tertimbang Jumlah saldo piutang x % % % % % = x 100% = 90,02% Skor indikator tingkat pengembalian pinjaman: 3 Kualitas Pinjaman Saldo 2015 Bobot Ratarata Tertimbang Lancar Kurang Lancar Diragukan Macet Jumlah % % % % Jumlah saldo piutang tertimbang x 100% = Jumlah saldo piutang x 100% = 91,48% Skor indikator tingkat pengembalian pinjaman: PENYELESAIAN LAPORAN KEUANGAN Laporan keuangan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016 diselesaikan pada tanggal 27 Pebruari

21 Lampiran No. 1 REALISASI PENYALURAN DANA PROGRAM KEMITRAAN TAHUN 2016 dan Sektor Usaha Realisasi Penyaluran Tahun 2015 Rencana Penyaluran Tahun 2016 Realisasi Penyaluran Tahun 2016 Sektor Perdagangan Sektor Produksi Sektor Jasa Sektor Peternakan Sektor Perikanan Sektor Perkebunan Sektor lainnya Jumlah Provinsi Realisasi Penyaluran Tahun 2015 Rencana Penyaluran Tahun 2016 Realisasi Penyaluran Tahun 2016 DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Timur Yogyakarta Banten Jumlah

22 Lampiran No. 2.2 PENILAIAN KINERJA SESUAI KEPUTUSAN MENTERI NEGARA BUMN Nomor: KEP100/MBU/2002 tanggal 4 Juni 2002 TAHUN 2016 dan 2015 No. Uraian Tahun 2016 (Rp) Tahun 2015 (Rp) I. Efektivitas Penyaluran Pinjaman Rumus: Jumlah dana yang disalurkan x 100% = x 100% = Jumlah dana yang tersedia = 81,89% = 71,64% Skor = 1 = 0 x 100% Jumlah dana yang disalurkan: Pinjaman disalurkan Realisasi hibah Jumlah dana yang tersedia: Saldo awal Alokasi laba dari BUMN Pembina Angsuran pinjaman Jasa administrasi pinjaman Pendapatan lainlain Biaya operasional terdiri dari: Beban pembinaan Beban administrasi Beban Penyisihan Beban sewa Beban lainlain

23 Lampiran No. 2.2 PENILAIAN KINERJA SESUAI KEPUTUSAN MENTERI NEGARA BUMN Nomor: KEP100/MBU/2002 tanggal 4 Juni 2002 TAHUN 2016 dan 2015 No. Uraian Tahun II. Kolektibilitas Pengembalian Pinjaman Tahun 2016 Rumus: Ratarata tertimbang kolektibilitas pinjaman MB x 100% = Saldo pinjaman x 100% = 90,02% Skor = 3 Ratarata tertimbang kolektibilitas pinjaman Mitra Binaan Kolektibilitas Saldo Pinjaman Bobot Ratarata Tertimbang (Rp) (%) (Rp) Lancar Kurang Lancar Diragukan Macet Jumlah II. Kolektibilitas Pengembalian Pinjaman Tahun 2015 Rumus: Ratarata tertimbang kolektibilitas pinjaman MB x 100% = Saldo pinjaman x 100% = 91,48% Skor = 3 Ratarata tertimbang kolektibilitas pinjaman Mitra Binaan Kolektibilitas Saldo Pinjaman Bobot Ratarata Tertimbang (Rp) (%) (Rp) Lancar Kurang Lancar Diragukan Macet Jumlah

UNIT PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN (PKBL) PT KAWASAN BERIKAT NUSANTARA (PERSERO)

UNIT PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN (PKBL) PT KAWASAN BERIKAT NUSANTARA (PERSERO) Laporan Keuangan Beserta Laporan Auditor Independen UNIT PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN (PKBL) 31 Desember 2014 DAFTAR ISI Halaman Laporan Auditor Independen Laporan Keuangan Laporan Posisi Keuangan...

Lebih terperinci

Daftar Isi. Laporan posisi keuangan Laporan aktivitas Laporan arus kas Catatan atas laporan keuangan

Daftar Isi. Laporan posisi keuangan Laporan aktivitas Laporan arus kas Catatan atas laporan keuangan LAPORAN KEUANGAN TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT BESERTA LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN Daftar Isi Halaman Laporan auditor independen Laporan posisi keuangan...

Lebih terperinci

Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk

Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Laporan keuangan tanggal dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut beserta laporan auditor independen LAPORAN KEUANGAN

Lebih terperinci

UNIT PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN (PKBL) PT LEN INDUSTRI (PERSERO)

UNIT PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN (PKBL) PT LEN INDUSTRI (PERSERO) Laporan Keuangan Beserta Laporan Auditor Independen 31 Desember 2016 dan 2015 Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain. DAFTAR ISI Halaman Laporan Auditor Independen Laporan Posisi Keuangan... 1

Lebih terperinci

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR : PER-09/NIBU/07/2015 TENTANG

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR : PER-09/NIBU/07/2015 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR : PER-09/NIBU/07/2015 TENTANG PROGRAM KEMITRAAN DAN PROGRAM BINA LINGKUNGAN BADAN USAHA MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI BADAN

Lebih terperinci

UNIT PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN PT TIMAH (PERSERO) TBK LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2014 DAN 2013

UNIT PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN PT TIMAH (PERSERO) TBK LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 UNIT PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN PT TIMAH (PERSERO) TBK LAPORAN KEUANGAN UNIT PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN Lampiran 1 LAPORAN POSISI KEUANGAN Catatan ASET LANCAR Kas dan setara kas

Lebih terperinci

PT PERUSAHAAN PENGELOLA ASET (PERSERO) Program Kemitraan dan Bina Lingkungan

PT PERUSAHAAN PENGELOLA ASET (PERSERO) Program Kemitraan dan Bina Lingkungan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan Laporan Keuangan Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 d1/february 29, 2016 Paraf : Program Kemitraan dan Bina Lingkungan Daftar Isi

Lebih terperinci

Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk

Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Laporan keuangan tanggal dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut beserta laporan auditor independen LAPORAN KEUANGAN

Lebih terperinci

PT PERUSAHAAN PENGELOLA ASET (PERSERO) Program Kemitraan dan Bina Lingkungan

PT PERUSAHAAN PENGELOLA ASET (PERSERO) Program Kemitraan dan Bina Lingkungan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan Laporan Keuangan Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2016 dan 2015 d1/february 23, 2017 Paraf : Program Kemitraan dan Bina Lingkungan Daftar Isi

Lebih terperinci

Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) PT Jasa Marga (Persero) Tbk

Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) PT Jasa Marga (Persero) Tbk Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) PT Jasa Marga (Persero) Tbk Laporan keuangan tanggal 31 Desember 2015 dan untuk beserta laporan auditor independen LAPORAN KEUANGAN TANGGAL 31 DESEMBER 2015

Lebih terperinci

SALINAN KEPUTUSAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR KEP-236/MBU/2003 TENTANG

SALINAN KEPUTUSAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR KEP-236/MBU/2003 TENTANG SALINAN KEPUTUSAN NOMOR KEP-236/MBU/2003 TENTANG PROGRAM KEMITRAAN BADAN USAHA MILIK NEGARA DENGAN USAHA KECIL DAN PROGRAM BINA LINGKUNGAN, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam rangka mendorong kegiatan

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN : BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1

MEMUTUSKAN : BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 KEPUTUSAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR KEP-236/MBU/2003 TENTANG PROGRAM KEMITRAAN BADAN USAHA MILIK NEGARA DENGAN USAHA KECIL DAN PROGRAM BINA LINGKUNGAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA, Menimbang

Lebih terperinci

- 2 - MEMUTUSKAN : BAB I KETENTUAN UMUM

- 2 - MEMUTUSKAN : BAB I KETENTUAN UMUM SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR PER-05/MBU/2007 TENTANG PROGRAM KEMITRAAN BADAN USAHA MILIK NEGARA DENGAN USAHA KECIL DAN PROGRAM BINA LINGKUNGAN MENTERI NEGARA BADAN USAHA

Lebih terperinci

Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) PT Jasa Marga (Persero) Tbk

Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) PT Jasa Marga (Persero) Tbk Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) PT Jasa Marga (Persero) Tbk Laporan keuangan tanggal 31 Desember 2016 dan untuk beserta laporan auditor independen LAPORAN KEUANGAN TANGGAL 31 DESEMBER 2016

Lebih terperinci

DANA PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN BADAN USAHA MILIK NEGARA

DANA PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN BADAN USAHA MILIK NEGARA DANA PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN BADAN USAHA MILIK NEGARA bitheula.blogspot.com I. PENDAHULUAN Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebagai salah satu alat negara untuk mendukung perekonomian nasional

Lebih terperinci

PT JASA MARGA (PERSERO) Tbk

PT JASA MARGA (PERSERO) Tbk Unit Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) Laporan Auditor Independen Dan Laporan Keuangan Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2014 dan 2013 d1/february 24, 2015 paraf: Unit Program Kemitraan

Lebih terperinci

UNIT PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN PT BRANTAS ABIPRAYA (PERSERO) LAPORAN POSISI KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 DAN 2014

UNIT PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN PT BRANTAS ABIPRAYA (PERSERO) LAPORAN POSISI KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 LAPORAN POSISI KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 (Dinyatakan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) Catatan 2015 2014 ASET LANCAR Kas dan Setara Kas 2b, 3.a 1.661.701.690 359.605.273 Piutang Pinjaman

Lebih terperinci

MENTERI BADAN USALIA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR : PER-07/MBU/05/2015 TENTANG

MENTERI BADAN USALIA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR : PER-07/MBU/05/2015 TENTANG MENTERI BADAN USALIA MILIK NEGARA SALINAN PERATURAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR : PER-07/MBU/05/2015 TENTANG PROGRAM KEMITRAAN BADAN USAHA MILIK NEGARA DENGAN USAHA KECIL DAN PROGRAM BINA LINGKUNGAN

Lebih terperinci

Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk

Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Laporan keuangan tanggal 31 Desember 2014 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut beserta laporan auditor independen

Lebih terperinci

RINGKASAN PERUBAHAN DALAM PER 03/MBU/12/2016:

RINGKASAN PERUBAHAN DALAM PER 03/MBU/12/2016: LATAR BELAKANG Peraturan Menteri BUMN No. PER-09/MBU/07/2015 Pada tanggal 3 Juli 2015, Pemerintah mengundangkan Peraturan Menteri BUMN No. PER-09/MBU/07/2015 tentang Program Kemitraan dan Program Bina

Lebih terperinci

2016, No Tahun 2007 dan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2012 tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perseroan Terbatas; d. bahwa sel

2016, No Tahun 2007 dan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2012 tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perseroan Terbatas; d. bahwa sel BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1928, 2016 BUMN. Program Kemitraan. Program BL. Perubahan. PERATURAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER - 03/MBU/12/2016 TENTANG PERUBAHAN

Lebih terperinci

PT PELABUHAN INDONESIA III (PERSERO)

PT PELABUHAN INDONESIA III (PERSERO) PT PELABUHAN INDONESIA III (PERSERO) LAPORAN KEUANGAN PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN TAHUN 2015 (SETELAH AUDIT) DAFTAR ISI Halaman I. LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2015 DAN 2014... 1 II.

Lebih terperinci

BAB 2 BAHAN RUJUKAN 2.1. Pengertian Akuntansi

BAB 2 BAHAN RUJUKAN 2.1. Pengertian Akuntansi BAB 2 BAHAN RUJUKAN 2.1. Pengertian Akuntansi Para ahli mendefinisikan pengertian akuntansi dengan berbagai pendapat berbeda antara lain: Menurut Fess, et al. (2005:8) bahwa akuntansi adalah: "Accounting

Lebih terperinci

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER - 02/MBU/7/ 2017 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN MENTERI BADAN

Lebih terperinci

LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO

LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 29 /SEOJK.05/2015 TENTANG LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO - 1 - PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO YANG MELAKUKAN KEGIATAN

Lebih terperinci

Akuntansi Keuangan Koperasi

Akuntansi Keuangan Koperasi Akuntansi Keuangan Koperasi Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor : 04/Per/M.KUKM/VII/2012 MENIMBANG : (d). Bahwa Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang

Lebih terperinci

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI BAD-AN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER - 03/MBU/12/2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI BADAN USAHA

Lebih terperinci

Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.

Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Laporan keuangan tanggal 31 Desember 2015 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut beserta laporan auditor independen LAPORAN

Lebih terperinci

KUESIONER SURVEI TERKAIT PELAKSANAAN PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN (PKBL) BADAN USAHA MILIK NEGARA

KUESIONER SURVEI TERKAIT PELAKSANAAN PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN (PKBL) BADAN USAHA MILIK NEGARA KEMENTERIAN BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPUTI BIDANG INFRASTRUKTUR BISNIS ASDEP TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta 10110 Indonesia Telp. 021-29935678

Lebih terperinci

PT PERUSAHAAN PENGELOLA ASET (PERSERO) Program Kemitraan dan Bina Lingkungan. Laporan Keuangan. Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal

PT PERUSAHAAN PENGELOLA ASET (PERSERO) Program Kemitraan dan Bina Lingkungan. Laporan Keuangan. Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal PT PERUSAHAAN PENGELOLA ASET (PERSERO) Program Kemitraan dan Bina Lingkungan Laporan Keuangan Untuk Tahuntahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 PT PERUSAHAAN PENGELOLA ASET (PERSERO)

Lebih terperinci

Catatan 31 Maret Maret 2010

Catatan 31 Maret Maret 2010 NERACA KONSOLIDASI ASET Catatan 31 Maret 2011 31 Maret 2010 ASET LANCAR Kas dan setara kas 2f, 3 220.361.019.579 10.981.803.022 Piutang usaha - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu Pihak yang

Lebih terperinci

PEDOMAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN PESANTREN. Priyo Hartono Tim Perumus Pedoman Akuntansi Pesantren

PEDOMAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN PESANTREN. Priyo Hartono Tim Perumus Pedoman Akuntansi Pesantren PEDOMAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN PESANTREN Priyo Hartono Tim Perumus Pedoman Akuntansi Pesantren PENDAHULUAN Tujuan dari penyusunan Pedoman Akuntansi Pesantren adalah untuk memberi panduan akuntansi

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. dalam implementasi Corporate Social Responsibility pada PT PP (Persero) Tbk

BAB 4 PEMBAHASAN. dalam implementasi Corporate Social Responsibility pada PT PP (Persero) Tbk BAB 4 PEMBAHASAN Ruang lingkup audit operasional terhadap pelaksanaan program kemitraan dalam implementasi Corporate Social Responsibility pada PT PP (Persero) Tbk mencakup pelaksanaan dari unit Program

Lebih terperinci

Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk

Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Laporan keuangan beserta laporan auditor independen tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal LAPORAN KEUANGAN BESERTA LAPORAN

Lebih terperinci

LL -f L- LL.- LI -f L[ -r LI -' LL_I. L1_-, LI -r. Lt- r L. LL.I. Lt-r LL- N/tMillanWoods Professionalism at the torefronr.

LL -f L- LL.- LI -f L[ -r LI -' LL_I. L1_-, LI -r. Lt- r L. LL.I. Lt-r LL- N/tMillanWoods Professionalism at the torefronr. L L _J Lt- r L. 4 Lr LL -f I -f ll tu]l N/tMillanWoods Professionalism at the torefronr LL.- LI -f L[ -r L LL -f LI -' Laporan Keuangan Dan Laporan Auditor lndependen LL.I LL_I Ll -f PROGRAM KEMITRAAN

Lebih terperinci

PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk dan ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI. Pada tanggal 30 Maret 2012 dan 2011 (Tidak Diaudit)

PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk dan ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI. Pada tanggal 30 Maret 2012 dan 2011 (Tidak Diaudit) PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk dan ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Pada tanggal 30 Maret 2012 dan 2011 (Tidak Diaudit) DAFTAR ISI Halaman Surat Pernyataan Direksi Laporan Auditor Independen

Lebih terperinci

LAPORAN ARUS KAS STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN ARUS KAS STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN I.0 PERATURAN PEMERINTAH NOMOR TAHUN 00 TANGGAL OKTOBER 00 STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 0 LAPORAN ARUS KAS Lampiran I.0 PSAP 0 (i) DAFTAR ISI Paragraf PENDAHULUAN

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN

PEDOMAN PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN PEDOMAN PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN Lampiran II I. PEDOMAN UMUM A TANGGUNG JAWAB ATAS LAPORAN KEUANGAN 1 Pengurus Dana Pensiun bertanggung jawab atas laporan keuangan Dana

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN BULANAN PERUSAHAAN PENJAMINAN KREDIT

PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN BULANAN PERUSAHAAN PENJAMINAN KREDIT PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN BULANAN PERUSAHAAN PENJAMINAN KREDIT OTORITAS JASA KEUANGAN 2013 -1- PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN BULANAN PERUSAHAAN PENJAMINAN KREDIT PROFIL PERUSAHAAN A. Data Perusahaan 1. Nama

Lebih terperinci

2017, No pengendalian pelaksanaan anggaran negara; c. bahwa mengacu ketentuan Pasal 26 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 201/PMK.02/2015 tentang

2017, No pengendalian pelaksanaan anggaran negara; c. bahwa mengacu ketentuan Pasal 26 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 201/PMK.02/2015 tentang No.19, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Iuran Pensiun. PNS. Pejabat Negara. Pengelolaan. Pelaporan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 243/PMK.02/2016 TENTANG

Lebih terperinci

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN 29 /SEOJK.05/2015 TENTANG LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN 29 /SEOJK.05/2015 TENTANG LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 29 /SEOJK.05/2015 TENTANG LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO -2- PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO YANG MENJALANKAN KEGIATAN

Lebih terperinci

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 65 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 76 TAHUN 2009 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN

Lebih terperinci

Akuntansi Modal Bank K E L O M P O K 4 : H A F I L I A P O N G G O H O N G S U S A N T I A S S A S A R W I N D A S A R I R I K I K U M A U N A N G

Akuntansi Modal Bank K E L O M P O K 4 : H A F I L I A P O N G G O H O N G S U S A N T I A S S A S A R W I N D A S A R I R I K I K U M A U N A N G Akuntansi Modal Bank K E L O M P O K 4 : H A F I L I A P O N G G O H O N G S U S A N T I A S S A S A R W I N D A S A R I R I K I K U M A U N A N G Materi: 2 1 2 3 Klasifikasi Modal Bank Rasio Kecukupan

Lebih terperinci

PT. PRIMARINDO ASIA INFRASTRUCTURE, Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Per 30 Juni 2010 dan 2009

PT. PRIMARINDO ASIA INFRASTRUCTURE, Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Per 30 Juni 2010 dan 2009 1. UMUM a. Pendirian dan Informasi Umum PT. Primarindo Asia Infrastructure, Tbk. (Perusahaan) didirikan di Bandung berdasarkan Akta No. 7 tanggal 1 Juli 1988 dan Notaris Nany Sukarja, S. H. Akta Pendirian

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... iii Peraturan Gubernur

Lebih terperinci

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 0 LAPORAN ARUS KAS KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN DESEMBER 00 DAFTAR ISI Paragraf PENDAHULUAN --------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

BAB IV KEBIJAKAN AKUNTANSI

BAB IV KEBIJAKAN AKUNTANSI BAB IV KEBIJAKAN AKUNTANSI Tujuan kebijakan akuntansi adalah menciptakan keseragaman dalam penerapan perlakuan akuntansi dan penyajian laporan keuangan, sehingga meningkatkan daya banding di antara laporan

Lebih terperinci

PT. INTANWIJAYA INTERNASIONAL, Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2009 DAN 2008

PT. INTANWIJAYA INTERNASIONAL, Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2009 DAN 2008 Halaman 8 PT. INTANWIJAYA INTERNASIONAL, Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2009 DAN 2008 1. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN a. Pendirian Perusahaan PT. Intanwijaya Internasional Tbk. (Perusahaan) didirikan

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 5 /POJK.03/2015 TENTANG KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 5 /POJK.03/2015 TENTANG KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 5 /POJK.03/2015 TENTANG KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM DAN PEMENUHAN MODAL INTI MINIMUM BANK PERKREDITAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN

Lebih terperinci

Lampiran Bahan Mata Acara 3, 5 dan 6 Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST)

Lampiran Bahan Mata Acara 3, 5 dan 6 Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Lampiran Bahan Mata Acara 3, 5 dan 6 Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. 14 Maret 2017 Disclaimer: * Apabila terdapat perubahan ataupun penambahan bahan mata Acara

Lebih terperinci

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR./SEOJK.05/2014 TENTANG LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR./SEOJK.05/2014 TENTANG LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO Yth. PT/Koperasi Lembaga Keuangan Mikro di Indonesia SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR./SEOJK.05/2014 TENTANG LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO Sehubungan dengan berlakunya Peraturan Otoritas

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN SAK ETAP DALAM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PADA PT. BPR Ganto Nagari 1954

ANALISIS PENERAPAN SAK ETAP DALAM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PADA PT. BPR Ganto Nagari 1954 ANALISIS PENERAPAN SAK ETAP DALAM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PADA PT. BPR Ganto Nagari 1954 Immu Puteri Sari dan Dwi Nova Azana Fakultas Ekonomi UMSB Abstrak Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas

Lebih terperinci

PT DANASUPRA ERAPACIFIC Tbk. LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2012 DAN 2011

PT DANASUPRA ERAPACIFIC Tbk. LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2012 DAN 2011 PT DANASUPRA ERAPACIFIC Tbk. LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2012 DAN 2011 PT DANASUPRA ERAPACIFIC Tbk. LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 MARET 2012 DAN 31 DESEMBER 2011 A S E T Aset Lancar Catatan 31-Mar-12 31-Dec-11

Lebih terperinci

KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 5 LAPORAN ARUS KAS

KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 5 LAPORAN ARUS KAS LAMPIRAN BV. : PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR : 20 TAHUN 2014 TANGGAL : 30 MEI 2014 KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 5 LAPORAN ARUS KAS A. PENDAHULUAN Tujuan 1. Tujuan Kebijakan Akuntansi Laporan

Lebih terperinci

Neraca 1. Perhitungan Hasil Usaha 2. Laporan Perubahan Ekuitas 3. Laporan Arus Kas 4. Catatan Atas Laporan Keuangan 5

Neraca 1. Perhitungan Hasil Usaha 2. Laporan Perubahan Ekuitas 3. Laporan Arus Kas 4. Catatan Atas Laporan Keuangan 5 DAFTAR ISI Halaman LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN LAPORAN KEUANGAN Neraca 1 Perhitungan Hasil Usaha 2 Laporan Perubahan Ekuitas 3 Laporan Arus Kas 4 Catatan Atas Laporan Keuangan 5 N E R A C A 31 Desember

Lebih terperinci

ASET Catatan Januari 2014 Disajikan Kembali- Catatan 6 Rp Rp Rp

ASET Catatan Januari 2014 Disajikan Kembali- Catatan 6 Rp Rp Rp BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN Per 31 Desember 2015 dan 2014 serta 1 Januari 2014 ASET Catatan 2015 2014 1 Januari 2014 Rp Rp Rp ASET LANCAR Kas

Lebih terperinci

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 37 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 37 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 37 TAHUN 2015 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI DANA BERGULIR PEMERINTAH KABUPATEN SINJAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINJAI,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PUSKESMAS SAMBILEGI

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PUSKESMAS SAMBILEGI PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PUSKESMAS SAMBILEGI LAPORAN KEUANGAN SEMESTERAN TAHUN 2016 DAFTAR ISI Neraca Laporan Operasional Perubahan Ekuitas Laporan Arus Kas Catatan Atas Laporan

Lebih terperinci

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 66 /POJK.03/2016 TENTANG KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM DAN PEMENUHAN MODAL INTI MINIMUM BANK PEMBIAYAAN RAKYAT

Lebih terperinci

PT SEKAWAN INTIPRATAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT SEKAWAN INTIPRATAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK PT SEKAWAN INTIPRATAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN (Mata Uang Rupiah) 1 PT SEKAWAN INTIPRATAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN DAN SEMBILAN BULAN

Lebih terperinci

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG 1 BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN

Lebih terperinci

MATRIKS RANCANGAN POJK KPMM BPRS

MATRIKS RANCANGAN POJK KPMM BPRS MATRIKS RANCANGAN POJK KPMM BPRS BATANG TUBUH PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.../POJK.03/... TENTANG KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM DAN PEMENUHAN MODAL INTI MINIMUM BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

Lebih terperinci

KOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI, DAN OPERASI YANG TIDAK DILANJUTKAN

KOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI, DAN OPERASI YANG TIDAK DILANJUTKAN KOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI, DAN OPERASI YANG TIDAK DILANJUTKAN Koreksi Kesalahan 332. Kesalahan penyusunan laporan keuangan dapat disebabkan oleh keterlambatan

Lebih terperinci

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 30 JUNI 2010 DAN 2009 (MATA UANG INDONESIA)

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 30 JUNI 2010 DAN 2009 (MATA UANG INDONESIA) PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 30 JUNI 2010 DAN 2009 (MATA UANG INDONESIA) PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2010 DAN 2009 Daftar Isi Halaman Neraca... 2-3 Laporan

Lebih terperinci

SELAMAT DATANG PUBLIC HEARING EXPOSURE DRAFT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH ( ED SAK EMKM

SELAMAT DATANG PUBLIC HEARING EXPOSURE DRAFT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH ( ED SAK EMKM SELAMAT DATANG PUBLIC HEARING EXPOSURE DRAFT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH ( ED SAK EMKM ) Balai Kartini Jakarta, 16 Juni 2016 Exposure Draft Standar Akuntansi Keuangan

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN PERATURAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR: PER- 02 /BL/2007 TENTANG BENTUK DAN

Lebih terperinci

MEN I.FRI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR : PER-20/MBU/2012 TENTANG

MEN I.FRI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR : PER-20/MBU/2012 TENTANG MEN I.FRI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR : PER-20/MBU/2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA

Lebih terperinci

Nomor : 014-LAI /KAP-AR/10 Tanggal : 23 Maret 2010 KANTOR AKUNTAN PUBLIK ABDI ICHJAR, BAP & REKAN

Nomor : 014-LAI /KAP-AR/10 Tanggal : 23 Maret 2010 KANTOR AKUNTAN PUBLIK ABDI ICHJAR, BAP & REKAN PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA, Tbk PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN BUKU YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 DAN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN Nomor : 014LAI /KAPAR/10

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR : 79 TAHUN 2013 TANGGAL: 27 DESEMBER 2013 KEBIJAKAN AKUNTANSI NO. 04 LAPORAN ARUS KAS

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR : 79 TAHUN 2013 TANGGAL: 27 DESEMBER 2013 KEBIJAKAN AKUNTANSI NO. 04 LAPORAN ARUS KAS LAMPIRAN B.IV : PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR : 79 TAHUN 2013 TANGGAL: 27 DESEMBER 2013 KEBIJAKAN AKUNTANSI NO. 04 LAPORAN ARUS KAS Paragraf-paragraf yang ditulis dengan huruf tebal dan miring

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi Menurut Undang-undang Nomor 17 tahun 2012 koperasi adalah : Badan hukum yang didirikan oleh perseorangan atau badan hukum koperasi, dengan pemisahan kekayaan para

Lebih terperinci

BAB VI KEBIJAKAN AKUNTANSI PIUTANG

BAB VI KEBIJAKAN AKUNTANSI PIUTANG BAB VI KEBIJAKAN AKUNTANSI PIUTANG A. UMUM 1. Definisi Piutang salah satu aset yang cukup penting bagi pemerintah daerah, baik dari sudut pandang potensi kemanfaatannya maupun dari sudut pandang akuntabilitasnya.

Lebih terperinci

DAFTAR PENYUSUTAN DAN AMORTISASI FISKAL TAHUN PAJAK 2 0 NPWP : NAMA WAJIB PAJAK : BULAN / TAHUN PEROLEHAN HARGA PEROLEHAN (US$)

DAFTAR PENYUSUTAN DAN AMORTISASI FISKAL TAHUN PAJAK 2 0 NPWP : NAMA WAJIB PAJAK : BULAN / TAHUN PEROLEHAN HARGA PEROLEHAN (US$) 2 0 DAFTAR PENYUSUTAN DAN AMORTISASI FISKAL 1B KELOMPOK / JENIS HARTA BULAN / TAHUN PEROLEHAN HARGA PEROLEHAN (US$) NILAI SISA BUKU FISKAL AWAL TAHUN PENYUSUTAN / AMORTISASI KOMERSIAL METODE HARTA BERWUJUD

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. PPN. Pembangunan. Pasca Bencana Alam.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. PPN. Pembangunan. Pasca Bencana Alam. No.34, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. PPN. Pembangunan. Pasca Bencana Alam. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 /PMK.02/2010 TENTANG TATA CARA PENYETORAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Perkembangan dunia usaha baik industri, perdagangan, maupun jasa mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Dalam kondisi ekonomi nasional dan arus globalisasi

Lebih terperinci

BALAI BESAR PULP DAN KERTAS NERACA PER 31 DESEMBER 2013 DAN 2012

BALAI BESAR PULP DAN KERTAS NERACA PER 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 BALAI BESAR PULP DAN KERTAS NERACA PER 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 II. NERACA ( dalam Rp) NAMA PERKIRAAN CATATAN 31 DESEMBER 2013 31 DESEMBER 2012 ASET Aset Lancar C.1 Kas dan Bank Kas di Bendahara Pengeluaran

Lebih terperinci

LAPORAN ARUS KAS STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03

LAPORAN ARUS KAS STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 0 LAMPIRAN I.0 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TANGGAL LAPORAN ARUS KAS Lampiran I.0 PSAP 0 (i) DAFTAR ISI Paragraf PENDAHULUAN

Lebih terperinci

KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 11 AKUNTANSI PIUTANG

KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 11 AKUNTANSI PIUTANG LAMPIRAN B.XI : PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR : 20 TAHUN 2014 TANGGAL : 30 MEI 2014 KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 11 AKUNTANSI PIUTANG A. UMUM 1. Definisi Piutang salah satu aset yang cukup penting

Lebih terperinci

No. POS - POS. 30 Apr 2015

No. POS - POS. 30 Apr 2015 LAPORAN POSISI KEUANGAN No. POS POS ASET 1. Kas 9,279 2. Penempatan pada Bank Indonesia 2,388,541 3. Penempatan pada bank lain 507,919 4. Tagihan spot dan derivatif 38,117 5. Surat berharga a. Diukur pada

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 87 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN ASET JAMINAN SOSIAL KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 28/POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 28/POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 28/POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini yang dimaksud dengan: 1. Perusahaan adalah perusahan pembiayaan dan perusaha

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini yang dimaksud dengan: 1. Perusahaan adalah perusahan pembiayaan dan perusaha LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.363, 2014 OJK. Perusahaan Pembiyaan. Kelembagaan. Perizinan Usaha. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5637) PERATURAN OTORITAS JASA

Lebih terperinci

PT JAYA REAL PROPERTY TBK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN Per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 (Dalam Ribuan Rupiah) 31 Desember 2010

PT JAYA REAL PROPERTY TBK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN Per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 (Dalam Ribuan Rupiah) 31 Desember 2010 LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN Per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 ASET Catatan 30 Juni 2011 31 Desember 2010 Kas dan Setara Kas 2.d, 2.e.,2.n, 3, 29 887.194.955 758.054.399 Investasi Saham 2.c,

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. dibidang pembiayaan konsumen (consumer finance), anjak piutang (factoring)

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. dibidang pembiayaan konsumen (consumer finance), anjak piutang (factoring) BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN III.1 Objek Penelitian III.1.1 Sejarah Singkat PT. FMA Finance PT. FMA Finance adalah suatu perusahaan swasta nasional yang bergerak dibidang pembiayaan konsumen (consumer

Lebih terperinci

S A L I N A N KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL LEMBAGA KEUANGAN NOMOR : KEP-2345/LK/2003 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN

S A L I N A N KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL LEMBAGA KEUANGAN NOMOR : KEP-2345/LK/2003 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL LEMBAGA KEUANGAN S A L I N A N KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL LEMBAGA KEUANGAN NOMOR : KEP-2345/LK/2003 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN PINJAMAN DANA BERGULIR

PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN PINJAMAN DANA BERGULIR PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN PINJAMAN DANA BERGULIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PEKALONGAN, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN TANGGAL LAPORAN : Per LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS POS ASET 1. Kas 9.601.772 2. Penempatan pada Bank Indonesia 37.086.352 3. Penempatan pada bank lain 14.455.137 4. Tagihan spot dan derivatif

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN TANGGAL LAPORAN : Per LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS POS ASET 1. Kas 11.253.358 2. Penempatan pada Bank Indonesia 39.954.020 3. Penempatan pada bank lain 19.876.744 4. Tagihan spot dan derivatif

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN TANGGAL LAPORAN : Per LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS POS ASET 1. Kas 16,585,317 2. Penempatan pada Bank Indonesia 38,046,361 3. Penempatan pada bank lain 22,931,445 4. Tagihan spot dan derivatif

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN TANGGAL LAPORAN : Per LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS POS ASET 1. Kas 10,417,472 2. Penempatan pada Bank Indonesia 37,972,458 3. Penempatan pada bank lain 19,313,423 4. Tagihan spot dan derivatif

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN TANGGAL LAPORAN : Per LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS POS ASET 1. Kas 11,609,497 2. Penempatan pada Bank Indonesia 34,482,395 3. Penempatan pada bank lain 26,093,132 4. Tagihan spot dan derivatif

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN TANGGAL LAPORAN : Per LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS POS ASET 1. Kas 10,260,695 2. Penempatan pada Bank Indonesia 32,182,944 3. Penempatan pada bank lain 26,766,738 4. Tagihan spot dan derivatif

Lebih terperinci

BADAN MEDIASI PEMBIAYAAN, PEGADAIAN DAN VENTURA INDONESIA (BMPPVI)

BADAN MEDIASI PEMBIAYAAN, PEGADAIAN DAN VENTURA INDONESIA (BMPPVI) BADAN MEDIASI PEMBIAYAAN, PEGADAIAN DAN VENTURA INDONESIA (BMPPVI) LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2017 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT BESERTA LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN BADAN MEDIASI

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGGARA PER 31 OKTOBER 2016 (dalam jutaan rupiah)

LAPORAN POSISI KEUANGAN PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGGARA PER 31 OKTOBER 2016 (dalam jutaan rupiah) LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 OKTOBER 216 NO POS-POS 31-Oct-16 ASET 1 Kas 82,52 2 Penempatan pada Bank Indonesia 313,1 3 Penempatan pada bank lain 619,75 4 Tagihan spot dan derivatif 5 Surat Berharga

Lebih terperinci

Laporan Keuangan - Pada tanggal 31 Desember 2008 dan untuk periode sejak 8 April 2008 (tanggal efektif) sampai dengan 31 Desember 2008

Laporan Keuangan - Pada tanggal 31 Desember 2008 dan untuk periode sejak 8 April 2008 (tanggal efektif) sampai dengan 31 Desember 2008 Daftar Isi Halaman Laporan Auditor Independen 1 Laporan Keuangan - Pada tanggal 31 Desember 2008 dan untuk periode sejak 8 April 2008 (tanggal efektif) Laporan Aset dan Kewajiban Laporan Operasi Laporan

Lebih terperinci

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN PERNYATAAN

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN PERNYATAAN 8A-1 PERUSAHAAN INDUSTRI LAMPIRAN KHUSUS 8A-1 MANUFAKTUR 1. KAS DAN SETARA KAS 1. HUTANG USAHA PIHAK KETIGA 2. INVESTASI SEMENTARA 2. 3. PIUTANG USAHA PIHAK KETIGA 3. HUTANG BUNGA PIUTANG USAHA PIHAK YANG

Lebih terperinci

Bab IV PEMBAHASAN. Sistematika pembahasan yang akan dilakukan terhadap objek penelitian adalah berdasarkan

Bab IV PEMBAHASAN. Sistematika pembahasan yang akan dilakukan terhadap objek penelitian adalah berdasarkan Bab IV PEMBAHASAN Sistematika pembahasan yang akan dilakukan terhadap objek penelitian adalah berdasarkan akun-akun yang terdapat di dalam laporan keuangan Yayasan Sekolah TSK yang kemudian dianalisis

Lebih terperinci

BAGIAN X EKUITAS X.1. PENDAHULUAN

BAGIAN X EKUITAS X.1. PENDAHULUAN BAGIAN X EKUITAS X.1. PENDAHULUAN 01. Ekuitas adalah hak residual atas aset Bank setelah dikurangi semua kewajiban. 02. Unsur ekuitas dapat disubklasifikasikan dalam neraca menjadi pos-pos ekuitas, misalnya

Lebih terperinci

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS LAMPIRAN V PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2005 TANGGAL 13 JUNI 2005 STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS Paragraf-paragraf yang ditulis dengan huruf

Lebih terperinci

-3- BAB I KETENTUAN UMUM

-3- BAB I KETENTUAN UMUM -2- c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika tentang Kebijakan Akuntansi Piutang

Lebih terperinci

BAB 7 LAPORAN ARUS KAS

BAB 7 LAPORAN ARUS KAS 21 BAB 7 LAPORAN ARUS KAS A. TUJUAN 1. Laporan arus kas bertujuan menyajikan informasi perubahan historis atas kas dan setara kas PDAM, yang menunjukkan secara terpisah perubahan yang terjadi selama satu

Lebih terperinci