BAB VI PENUTUP. Bab VI ini akan menjabarkan tentang kesimpulan dan saran penelitian tentang

Transkripsi

1 BAB VI PENUTUP Bab VI ini akan menjabarkan tentang kesimpulan dan saran penelitian tentang Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PTPN IX PG Mojo, sebagai berikut : 6.1 Kesimpulan Dalam proses Program Kemitraan dan Bina Lingkungan, PG Mojo sebagai pihak penyelenggara Corporate Social Responsibily (CSR), menerapkan model CSR keterlibatan langsung, yaitu dalam menjalankan Program CSR perusahaan menyerahkan bantuan langsung kepada masyarakat tanpa perantara. Untuk menjalankan tugas tersebut perusahaan menugaskana karyawannya atau membentuk langsung divisi untuk menjalankan program untuk masyarakat. Walaupun belom terdapat bagian khusus untuk staff PKBL yaitu tergabung dalam bidang Sumber Daya Manusia (SDM) dalam struktur PG Mojo, tidak menghalangi PG Mojo untuk melaksanakan Program CSR terhadap masyarakat. Dalam Program Kemitraan, Proses penyaluran bantuan berupa bantuan untuk modal usaha kecil dan menengah (UKM) harus melalui tahapan-tahapan yaitu Pertama, Pihak PG Mojo mengajukan calon mitra binaan untuk menjadi mitra binaan. Untuk masyarakat yang ingin menjadi mitra binaan maka mengajukan proposal yang 73

2 berisi tentang jenis usaha yang dilakukan. Disini peran staff PKBL adalah mencari dan memilih calon mitra binaan yang dianggap berpotensi dan dapat sesuai dengan tujuan Program Kemitraan yaitu dapat tangguh, mandiri dan menciptakan lapangan kerja baru. Yang kedua, Survei Lapangan ini di gunakan untuk melihat kelayakan calon mitra binaan untuk mendapatkan bantuan modal usaha. Disini staff PKBL datang langsung kelokasi tempat usaha untuk menganalisa dan mengenal calon mitra binaan melalui pendekatan dengan wawancara atau dialog langsung dengan para tetangga. Ketiga, persetujuan menjadi mitra binaan ini dilakukan tidak hanya oleh staf PKBL PG Mojo saja tetapi hasil dari survei lapangan dan semua berkas diberikan kepada dewan direksi di PTPN IX Pusat untuk didentifikasi. Setelah memenuhi persyaratan baik administrasi atau kelayakan usaha yang dilakukan kemudian mendapatkan persetujuan dengan oleh Direksi maka calon mitra binaan disetujui. Tahapan terakhir dalam pencairan dana bantuan ini adalah terjadi penandatanganan surat perjanjian kedua belah pihak yaitu berisi kesanggupan mitra binaan untuk membayar angsuran setiap bulannya. Proses dalam Program Bina Lingkungan tidak Jauh berbeda dengan dengan Program Kemitraan, hanya saja ini berupa dana hibah yang langsung diberikan oleh masyarakat dan langsung direalisasikan melalui berbagai program sosial, pembangunan dimasyarakat, serta pelestarian lingkungan. Dalam pelaksaannya program Bina lingkungan ini staff PG mojo melibatkan tokoh masyarakat seperti perangkat desa serta ketua RT maupun RW dilingkungan sekitar. Dalam membina 74

3 lingkungan sekitar pihak PG Mojo juga memberikan pelatihan olahraga dan serta membuka lapangan kerja bagi masyarakat yang ingin bekerja di PG Mojo. Kendala dalam proses pelaksanaan program kemitraan tersebut adalah tidak adanya unit khusus yang menyebabkan tidak fokusnya pekerjaan yang dilakukan untuk menjalankan program sehingga para staff tidak fokus dan tidak maksimal dalam mengajukan atau menerima mitra binaan. Selain itu kurangnya Sumber Daya Manusia menjadi penyebab hanya ada dua orang saja yang diberikan wewenang untuk menjadi pelaksana Program Kemitraan dan Bina Lingkungan. Kurangnya kerjasama dengan pihak Luar perusahaan menyebabkan kurang berkembangnya program dan terkesan hanya memberikan bantuan modal usaha tanpa memberikan bantuan ketrampilan dan pengetahuan bagi mitra binaan 6.2 Saran Berdasarkan hasil dari penelitian yang dilakukan, maka peneliti memberikan saran terkait dengan Proses Pelaksanaan CSR Program Kemitraan dan Bina Lingkungan di PG Mojo, yaitu 1. Untuk pengelola PKBL yang dalam hal ini adalah PG Mojo, sebaiknya membentuk unit khusus PKBL dengan menambah staf yang bertugas untuk menangani Program Kemitraan dan Bina Lingkungan agar tidak terjadi rangkap tugas seperti yang sudah terjadi yaitu bagian SDM bertugas juga untuk 75

4 mengurusi PKBL. Selain itu, perlu menambah staf untuk meringankan tugas dan menspesifikasikan kemampuan staf dengan tugas yang diberikan. Selain itu, juga dapat dilakukan dengan membentuk tim yang sudah ada untuk menangani PKBL namun dengan catatan memberikan insentif apabila program tersebut dapat berjalan dengan baik 2. Berdasarkan hasil penelitian bahwa adanya permasalahan dalam Proses Pelaksanaan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan di PG Mojo dijalankan belum maksimal karena keterbatasan Sumber daya Manusia. Sehingga disarankan untuk menambah jumlah staff atau bagian pelaksana untuk Program Kemitraan dan Bina Lingkungan agar program yang dijalankan dapat berkembang. Para staf atau bagian PKBL harus perlu diperhatikan karena mereka merupakan pelaksana program. 3. Dalam Program kemitraan tidak hanya berhenti pada pemberian modal saja, namun harus juga diberikan pelatihan untuk meningkatkan usahanya, misalnya seperti bagi mitra binaan dalam bidang peternakan, pendidikan untuk mengelola ternak, pembuatan pakan fermentasi, pembuatan kandang, serta cara pemasaran hasil ternaknya sehingga biaya produksi dapat ditekan dan tidak sulit untuk memasarkan dagangannya. Dengan mengajak peran serta pemerintah daerah seperti dinas peternakan, dinas usaha kecil dan koperasi dan dinas-dinas terkait untuk membantu membina, memberikan pelatihan serta kewirausahaan agar lebih mandiri karena ditangani oleh pihak yang 76

5 berkompeten. Adanya kerjasama tersebut dapat digunakan juga sebagai media promosi bagi mitra binaan seperti mengikuti pameran yang diadakan di acaraacara pemerintah misalnya saja dengan cara pengolahan hasil susu kambing 77