PENGARUH PENGGUNAAN MODEL DEMONSTRASI TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS PROSEDUR SISWA KELAS VII MTSN 1 PESISIR SELATAN Franky Pratama Putra 1, Upit Yulianti DN 2, Diyan Permata Yanda 2 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat frankypratama9@gmail.com ABSTRACT The study of this research based on students weakness ability in writing procedures text. Then, students interest in reading was still lack. Beside, studentss did not enthuans in self learning, so their ability in mastery vocabulary was low. In understanding procedure text students needen explanation with what they did in this study. By using demonstration model, the researcher hoped it can catch students ability in writing procedure text. This research aimed to describle the effect of using demonstration model through students ability in writing procedure text on VII class at MTsN 1 soutth Pesisir.Type of this research was quantitative research with true experimental design method by only posttest only control design. The population in this research was all of students in VII class at MTsN 1 South Pesisir, by totally 186 students. Sample of this research was 31 student in VII.1 class (control class) and 31 in VII.2 (experimental class). Technique of sampling was simple random sampling. Data of the research was score of students ability in writing procedure text with out treathment and with treathment demonstration model used in VII class at MTsN 1 South Pesisir.Based on the results of data analysis and discussion, it can be concluded by these three things followed. First, students ability in writing procedur text in VII class at NTsN 1 South Pesisir with out using demonstration model obtained an average value of 72,58 was at level of mastery of 66-75% with qualification more than enough (Lebih Dari Cukup). Secondly, the ability in writing procedure text by using demonstration model in experimental class, students in VII class at MTsN 1 South Pesisir obtained an average of 87,10 was at level of mastery 86-95% with qualification excellent (Baik Sekali). Third, based on the result of t-test, it can be concluded that there was influence of using demonstration model in improving students ability in writing procedure text in VII class at MTsN 1 South Pesisir because t counted > t table (5,19> 1.67). Keywords: Student, Effect, Demonstration Model PENDAHULUAN Menulis merupakan salah satu dari empat aspek keterampilan berbahasa yang harus dikuasai siswa setelah menyimak, berbicara, dan membaca. Menulis merupakan proses pemindahan pikiran dan perasaan dalam bentuk lambang-lambang, simbol atau angka. Menulis perlu dilatih dan dikembangkan. Menulis tidak akan datang dengan sendirinya tanpa ada latihan-latihan dan praktik-
praktik terlebih dahulu karena menulis membutuhkan perhatian, pemahaman, dan keseriusan. Memang tidak semua orang mampu untuk menjadi penulis yang handal.akan tetapi, tidak tertutup kemungkinan mampu menulis dengan baik kalau dibimbing dan diasah secara terusmenerus. Keterampilan menulis merupakan keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung atau tidak secara tatap muka langsung dengan orang lain. Keterampilan Menulis bukanlah sesuatu yang diwariskan secara turun-temurun. Keterampilan Menulis membutuhkan proses belajar dan latihan. Secara umum, keterampilan menulis dilatihkan dan diajarkan di sekolah mulai dari SD, SMP, SMA sampai ke perguruan tinggi. Kebiasaan menulis merupakan keterampilan yang kreatif yang ditentukan oleh minat dan keterampilan seseorang dalam melakukan aktivitas menulis. Pada dasarnya, semua keterampilan berbahasa merupakan hasil pengalaman dan latihan.dengan demikian, keterampilan menulis bukan semata-mata karena bakat, melainkan dapat dipelajari.dalam hal ini, pengalaman, pendidikan, terutama kemauan sangat menentukan keberhasilan seseorang, baik menulis dalam bidang kebahasaan maupun menulis dalam bidang kesusastraan. Pembelajaran keterampilan menulis juga diajarkan di Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 (MTsN) Pesisir Selatan khususnya pembelajaran menulis teks prosedur. Teks prosedur tidak hanya bisa dijadikan sebagai sarana untuk menuangkan ide-ide kreatif siswa, tetapi juga akan memperhatikan apakah siswa memiliki pemahaman yang kuat tentang teori teks prosedur. Teks prosedur adalah teks yang memberikan petunjuk untuk melakukan atau menggunakan sesuatu dengan langkah-langkah yang urut.teks prosedur bertujuan untuk menjelaskan tentang bagaimana sesuatu dibuat maupun dilakukan dengan langkah-langkah yang urut. Pembelajaran menulis teks prosedur di atas sesuai dengan Kurikulum 2013 edisi revisi 2016 untuk Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 (MTsN) Pesisir Selatan kelas VII
semester satu dengan Kompotensi Inti (KI) 4 mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori. Kompetensi Dasar (KD) 4.6 menyajikan data rangkaian kegiatan ke dalam bentuk teks prosedur (tentang cara memainkan alat musik daerah, tarian daerah, cara membuat cinderamata, dll) dengan memperhatikan struktur, unsur kebahasaan, dan isi secara lisan dan tulis. Priyatni (2014:87) mengemukakan bahwa teks prosedur adalah teks yang memberikan petunjuk untuk melakukan atau menggunakan sesuatu dengan langkah-langkah yang urut Pembelajaran bahasa Indonesia pada kurikulum 2013 edisi revisi 2016 menekankan pentingnya keseimbangan potensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Pada pembelajaran bahasa Indonesia disusun dengan berbasis teks baik lisan maupun tulisan. Berdasarkan observasi yang dilakukan di Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 (MTsN) Pesisir Selatan ditemukan bahwa dalam proses pembelajaran di kelas, guru lebih cenderung menggunakan metode ceramah dari awal sampai akhir pembelajaran. Guru menjelaskan materi pembelajaran, kemudian menugaskan siswa untuk membuat latihan. Akibatnya, siswa berbicara dengan temannya saat guru menjelaskan dan selalu mengeluh kalau ditugaskan menulis. Selanjutnya, wawancara dilakukan dengan Ibu Sarma Neti S.Pd. guru bahasa Indonesia kelas VII MTsN 1 Pesisir Selatan, pada tanggal 19 Januari 2017 dan diperoleh informasi bahwa ada beberapa masalah yang ditemukan dalam pembelajaran menulis teks prosedur yaitu sebagai berikut. (1) Kemampuan siswa menulis teks prosedur masih tergolong rendah. Hal ini terlihat dari nilai yang diperoleh siswa masih jauh dari yang diharapkan, sementara standar KKM yang harus dicapai adalah 80. (2) Rendahnya minat baca siswa dan kurangnya latihan menulis teks prosedur mengakibatkan siswa
sulit menguasai kemampuan menulis teks prosedur. (3) Siswa kurang semangat belajar secara mandiri, jika diminta mengulang kembali materi teks prosedur yang telah diajarkan. (4) Kemampuan penguasaan kosakata siswa masih kurang, Hal ini terlihat dari siswa sulit mengembangkan ide ke dalam bentuk tulisan teks proedur. (5) Siswa kurang memiliki pengetahuan tentang teks prosedur dan kurang memahami struktur dan ciri bahasa teks prosedur. Hal ini terlihat dari siswa tidak mampu menulis teks prosedur secara berurutan sesuai dengan struktur teks prosedur. Selain wawancara dengan guru, wawancara juga dilakukan dengan salah seorang siswa kelas VII MTsN 1 Pesisir Selatan. Berdasarkan wawancara tersebut, diketahui bahwa dalam pembelajaran menulis teks prosedur siswa masih mengalami berbagai kendala. Di antaranya siswa malas menulis dikarenakan guru dalam mengajar dengan bercerita, akibatnya pembelajaran tidak efektif dan menjadi monoton. Kurangnya penguasaan kosakata siswa dalam menulis membuat siswa kesulitan menyusun kalimat dengan menggunakan bahasa sendiri. Sesuai dengan hasil observasi dan wawancara di atas, dapat disimpulkan bahwa permasalahan menulis teks prosedur tidak hanya dari siswa saja, tetapi juga dari guru yang sering menggunakan metode ceramah yang membuat siswa kurang termotivasi untuk menulis. Hal ini menyebabkan pembelajaran menulis teks prosedur menjadi sangat membosankan dan kurang diminati siswa.oleh karena itu, perlu diupayakan sebuah model pembelajaran yang dapat merangsang aktivitas siswa untuk menulis di antaranya dengan menggunakan model demonstrasi.menurut Istarani (2012:101), Penggunaan model demonstrasi diharapkan dapat memancing ingatan siswa untuk menulis teks prosedur. Siswa dapat menulis dengan baik dan berurutan berdasarkan memperhatikan cara memperagakan atau urutan melakukan sesuatu kegiatan. Maka dari itu model demonstrasidengan pembelajaran teks prosedur saling terkaitkan
Alasan memilih model demonstrasi dikarenakan di MTsN 1 Pesisir Selatan belum pernah guru menggunakan model demonstrasipada pembelajaran teks prosedur.untuk itu, maka penting dilakukan penelitian tentang pengaruh penggunaan model demonstrasi terhadap kemampuan menulis teks prosedur siswa kelas VII MTsN 1 Pesisir Selatan. METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan analisis metode penilitian adalah true experimental design.menurut Sugiyono (2009:75) true experimentaldesign (eksperimen yang betul-betul), karena dalam desain ini, peneliti dapat mengontrol semua variabel luar yang mempengaruhi jalannya eksperimenpopulasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA N 1 Sutera Kabupaten Pesisir Selatan tahun ajaran 2016/2017. Jumlah siswa 186 orang tersebar pada 7 kelas.dengan demikian sampel penelitian ini berjumlah 31 orang.variabel dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut.pertama, variabel bebas Model Demonstrasi.Kedua, variabel terikat Menulis Teks Prosedur.Terkait dengan variabel penelitian, data dalam penelitian ini berjumlah dua yaitu sebagai berikut.pertama, skor dari hasil tes kemampuan menulis teks prosedur tanpa menggunakan model Demonstrasi siswa kelas VII MTsN 1 Pesisir Selatan. Kedua, skor dari hasil tes kemampuan menulis teks prosedur dengan menggunakan model Demonstrasi siswa kelas VII MTsN 1 Pesisir Selatan.Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes unjuk kerja.tes unjuk kerja yang digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam menulis teks prosedur. Pengumpulan data yang akan dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan, dilakukan melalui langkah-langkah berikut. Pertama, siswa mengerjakan posttest menulis teks prosedur dengan tema kerajinan tangan dengan memperhatikan struktur isi teks prosedur. Kedua, siswa berlatih menulis teks prosedur dengan menggunakan model Demonstrasi dengan memperthatikan struktur isi teks prosedur.ketiga, siswa mengerjakan possttes menulis teks prosedur dengan tema kerajinan tangan dengan
buruk sekali buruk kurang sekali kurang hampir cukup cukup lebih dari cukup baik baik sekali sempurna Jumlah siswa memperthatiak struktur isi teks prosedur. HASIL DAN PEMBAHASAN a. Kemampuan Menulis Teks Prosedur tanpa Menggunakan Model Demonstrasi Siswa Kelas VII MTsN 1 Pesisir Selatan Diperoleh gambaran hasil belajar siswa tanpa menggunakan model Demonstrasi untuk seluruh indikator siswa yang berkualifikasi memperoleh nilai baik sekali, baik, lebih dari cukup, cukup, dan hampir cukup. Siswa yang memperoleh nilai dengan berkualifikasi baik sekali banyak 4 orang (12,90%). Siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi baik sebanyak 6 orang (19,36%). Siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi lebih dari cukup sebanyak 14 orang siswa (45,16%). Siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi cukup sebanyak 5 orang siswa (16,12%). Siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi hampir cukup sebanyak 2 orang siswa (6,46%). Berdasarkan data diperoleh rata-rata hitung 72,58. Maka disimpulkan bahwa tingkat penguasaan kemampuan menulis teks prosedur tanpa menggunakan model Demonstrasi siswa kelas VII MTsN 1 Pesisir Selatan berada pada tingkatpenguasaan 66-75% berkualifikasi Lebih dari Cukup (LdC).Selanjutnya pengklasifikasian kemampuan menulis teks prosedur siswa kelas VII MTsN 1 Pesisir Selatan tanpa menggunakan model Demonstrasi berdasarkan skala 10. Histogram Kemampuan Menulis Teks Prosedur tanpa Menggunakan Model Demonstrasi Siswa Kelas VII MTsN 1 Pesisir Selatan. 31 28 25 22 19 16 13 10 7-2 14 0 0 0 0 b. Kemampuan Menulis Teks Prosedur dengan Menggunakan Model Demonstrasi Siswa Kelas VII MTsN 1 Pesisir Selatan Diperoleh gambaran hasil belajar siswa dengan menggunakan model Demonstrasi untuk seluruh indikator dengan rata-rata 87,10. 2 5 14 6 4 0
buruk sekali buruk kurang sekali kurang hampir cukup cukup lebih dari cukup baik baik sekali sempurna Jumlah Siswa Siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi sempurna sebanyak 7 orang siswa (22,58%). Siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi baik sekali sebanyak 9 orang siswa (29,04%). Siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi baik sebanyak 8 orang siswa (26,81%). Berdasarkan data diperoleh rata-rata hitung 87,10. Maka disimpulkan bahwa tingkat penguasaan kemampuan menulis teks prosedur dengan menggunakan model Demonstrasi siswa kelas VII MTsN 1 Pesisir Selatan berada pada tingkat penguasaan 86-95%.Selanjutnya pengklasifikasian kemampuan menulis teks prosedur siswa kelas VII MTsN 1 Pesisir Selatan dengan menggunakan model Demonstrasi berdasarkan skala 10.Histogram Kemampuan Menulis Teks Prosedur tanpa Menggunakan Model Demonstrasi Siswa Kelas VII MTsN 1 Pesisir Selatan. 31 28 25 22 19 16 13 10 7-2 14 c. Pengaruh Penggunaan Model Demonstrasi Terhadap Kemampuan Menulis Teks Prosedur Siswa Kelas VII MTsN 1 Pesisir Selatan Berdasarkan nilai kemampuan menulis teks prosedur dengan menggunakan demonstrasidalam model pembelajaran menulis teks prosedur siswa sangat baik.hal ini terbukti dari hasil menulis teks prosedur dengan yang mendapatkan perlakuan penggunaan model demonstrasilebih baik dibandingkan dengan tanpa menggunakan model demonstrasi yang hanya menggunakan metode ceramah. 0 0 0 0 0 0 7 8 9 7
KESIMPULAN Berdasarkan analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh terhadap penggunaan model Demonstrasi siswa kelas VII MTsN 1 Pesisir Selatan karena t hitung >t tabel (5,19>1,67). Jadi, disimpulkan bahwa kemampuan menulis teks prosedur siswa kelas VII MTsN 1 Pesisir Selatan dengan menggunakan model demonstrasi lebih baik dari pada tanpa menggunakan model demonstrasi. Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian maka dikemukakan saran-saran sebagai berikut.pertama, disarankan pada siswa kelas VII MTsN 1 Pesisir Selatan untuk lebih banyak berlatih menulis baik di sekolah maupun di luar sekolah, agar keterampilan menulis lebih bagus lagi, terutama menulis karangan deskripsi. Kedua, guru mata pelajaran Bahasa Indonesia dalam proses pembelajaran dapat menggunakan model pembelajaran untuk mewujudkan kemampuan menulis teks prosedur siswa kelas VII MTsN 1 Pesisir Selatan. Hal ini disebabkan bahwa model dalam pembelajaran sangat berperan penting untuk mewujudkan tujuan pembelajaran.ketiga, peneliti lain sebagai masukan dan bahan perbandingan dalam melakukan penelitian yang berkaitan dengan kemampuan menulis, terutama kemampuan menulis teks prosedur. DAFTAR PUSTAKA Dalman. 2011. Keterampilan Menulis. Jakarta: RajaGrafindo Persada. Istarani. 2012. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media Persada. Priyatni, Endah Tri. 2014. Desain Pembelajaran Bahasa Indonesia dalam Kurikulum 2013. Jakarta: Bumi Aksara. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif Kualitattif R & D. Bandung: Alfabet.