BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN Pada bab ini akan dipaparkan analisis hasil penelitian, berdasarkan hasil penelitian pada bab tiga yang akan didasarkan pada teori di bab dua. Pada keempat ini penulis akan memaparkan mengenai analisis hasil penelitianyang terdiri dari analisis pola belajar, yang meliputi pola belajar visual, auditorial, dan kinestetik dan faktorfaktor yang mempengaruhi pola belajar santriwati. A. Analisis Pola Belajar Santriwati di Pondok Pesantren Ribatul Muta allimin 1. Visual Pelajar visual adalah pelajar yang bersandar pada penglihatan ketika menyerap informasi. Secara alami mereka tertarik kepada pemandanganpemandangan yang akrab, dan mengingatkan tanda-tanda visual seperti gerak, warna, bentuk, dan ukuran. Pola belajar visual dilakukan seseorang untuk memperoleh informasi seperti melihat gambar, diagaram, peta, poster, grafik dan lain sebagainya. 1 Pola belajar visual sebagaimana yang tercantum diatas paling banyak digunakan oleh santriwati dalam belajarnya. Santriwati yang memiliki pola belajar visual biasanya rajin dalam mencatat materi-materi yang diberikan guru karena mereka belajar menyerap informasi secara visual dalam bentuk grafik, gambar, maupun tulisan. Mereka belajar dengan cara membaca (menghafalkan, 1 Colin Rose dan Malcolm J. Nicholl, Cara Belajar Cepat Abad XXI, alih bahasa Dedy Ahimsa (Jakarta: Nuansa, 2012), hlm. 136. 81
82 memahami dan menganalisis) maupun menuliskannya. Mereka lebih paham jika membaca lewat tulisan daripada mendengarkannya langsung karena pelajar visual, belajar yang efektif adalah dengan menggunakan gambaran keseluruhan (melakukan tinjauan umum), yakni dengan membaca bahan pelajaran dalam bentuk pemahaman. Modalitas visual mengakses citra visual, yang diciptakan maupun diingat. Pelajar dengan pola belajar visual harus melihat informasi, baik tertulis maupun dalam bentuk gambar dan bentuk visual lain.mereka dapat mengingat hal yang terlibat dan secara visual akan mengulanginya. 2 Berdasarkan teori pola belajar visual diatas tentang ciri pelajar visual, sama halnya dengan ciri-ciri yang dimiliki oleh santriwati di pndok pesantren Ribatul Muta allimin. Berdasarkan hasil penelitian dari Sembilan santriwati yang dijadikan sebagai objek penelitian, ada enam santriwati yang memiliki pola belajar visual. Dari penelitian yang peniliti lakukan santriwati yang pola belajar visual adalah saudara AM, NC, AF, AA, UI, dan FU, karena mereka belajar dengan membaca lalu dihafalakan yang penting-penting kemudian memahaminya. Mereka belajar dari apa yang mereka catat sehari-hari dalam kelas ketika guru menyapaikan materi pelajaran, karena mereka belajar dengan melihat apa yang dipelajarinya. Seorang pelajar visual yang memiliki pola belajar visual biasanya 2 Bobbi DePorter, Mark Reardon, dan Sarah Singer-Nourie, Quantum Teaching, alih bahasa Ary Nilandari, (Bandung : Kaifa, 2000), hlm. 85.
83 rajin dalam mencatat materi-materi yang diberikan oleh guru karena mereka belajar menyerap informasi visual dalam bentuk grafik, gambar maupun tulisan. Mereka sama-sama suka membaca, mengingat apa yang dilihat, dan menggunakan tulisan sebagai media untuk belajar. Mereka juga sering belajar dengan mengerjakan soal-soal. Sebagian besar dari santriwati belajar dengan metode membaca, memahami, dan menghafakan dari apa yangh mereka baca, dikarenakan bersifat praktis, mudah dan disesuaikan dengan keadaan di pondok pesantren. 2. Auditorial Pola belajar auditorial juga digunakan oleh santriwati di pondok pesantren. Pelajar auditorial lebih menyukai dan lebih paham jika belajar dengan cara mendengarkan. Model pembelajaran auditorial yang digunakan santriwati di pondok pesantren adalah dengan membaca, bersuara, berdiskusi dan melakukan tanya jawab. Santriwati yang mempunyai pola belajar auditorial, yaitu saudara AR dan TK. Saudara AR ketika belajar dalam keadaan ramai biasanya membaca dengan keras seperti sedang presentasi dikelas, dia juga lebih bias memahami pelajaran dengan mendengarkan penjelasan dari temannya dibandingkan dengan dia menghafal sendiri, terkadang dia juga mengira-ngira sendiri materi yang akan keluar ketika ulangan. Selain belajar dengan membaca saudara AR Juga belajar dengan sistem tanya-jawab bersama teman di pondok pesantren ketika mengalami kesulitan materi tertentu. Hal ini
84 juga disaksikan langsung oleh peneliti ketika sedang mengamati proses belajar untuk persiapan ujian tengah semester (UTS). 3 Sedangkan saudara TK dia belajar dengan cara membaca kemudian mengerjakan soal-soal dan sambil mendengarkan musik. Pelajar dengan pola belajar auditorial menggunakan media dan cara belajar, seperti : metode ceramah, menggunakan melodi untuk teks, bergumam membaca dengan suara keras (read aloud), membangun suasana musikal untuk menciptakan suasana, menggunakan media audio visual CD/VCD, mendengarkan ceramah / pidato / radio di rumah dan jalan. Ada pelajar auditorial yang suka mendengarkan musik sambil belajar, ada yang menganggapnya sebagai gangguan. Pelajar auditorial harus diperbolehkan berbicara dengan suara perlahan pada diri mereka sendiri sambil bekerja. 4 Pelajar dengan pola belajar auditorial menyerap informasi melalui pendengaran baik suara maupun musik. Mereka belajar sambil mendengarkan musik dan jarang sekali suka pada kesunyian. Walaupun mereka sedang membaca buku, mereka akan menggunakan musik untuk menemaninya. Namun karena di pondok pesantren dilarang membawa media elektronik santriwati yang memiliki pola belajar auditorial belajar dengan suara yang keras dan mendengarkan temannya membacakan materi yang akan dipelajari. 3 Hasil Observasi di Pondok Pesantren Ribatul Muta allimin 12 Oktober 2014. 4 Bobbi De Porter, Mark Reardon, dan Sarah Singer-Nourie, op. cit., hlm. 168.
85 3. Kinestetik Kinestetik atau lebih dikenal dengan belajar yang dilakukan dengan cara bergerak, bekerja, dan menyentuh. 5 Kinestetik adalah pelajar tactile yang lebih mengutamakan tangan dalam belajar baik dengan menyentuh ataupun bergerak. Modalitas kinestetik ini mengakses segala jenis gerak dan emosi diciptakan maupun diingat. Gerakan, koordinasi, irama, tanggapan, emosional, dan kenyamanan fisik menonjol disini. Dari Sembilan subyek penelitian yang telah diteliti, hanya terdapat satu santriwati yang mempunyai pola belajar secara kinestetik. Dia adalah saudara LR dia mempunyai karakteristik yang lebih mengarah ke pola belajar kinestetik. Akan tetapi dalam kenyataannya saudara LR sering belajar menggunakan metode membaca bukan dengan praktik langsung sehingga hasil yang diperolehpun tidak begitu memuaskan karena mereka belajar belum sesuai dengan pola belajar mereka karena ketika seseorang belajar tentang sesuatu sesuai dengan kondisi dan pola belajarnya, maka dia akan belajar dalam cara yang natural. Karena belajar berlangsung natural, maka menjadi lebih cepat. Sebagaimana menurut Zainal Mustakim bahwa bagi pelajar kinestetik belajar yang efektif adalah dengan melibatkan diri langsung dengan aktivitasnya, jadi mereka cenderung pada eksperimen (gerak). 6 5 Bobbi de Porter dan Mike Hernacki, Quantum Learning, (Bandung : kaifa, 1999), hlm. 113. 6 Zaenal Mustakim, Strategi & Metode Pembelajaran 2, (Pekalongan : STAIN Pekalongan Press, 2009), hlm. 99.
86 Saudara LR menyukai pembelajaran dengan praktek langsung, bahkan terkadang mempraktikkan materi yang diperolehnya ketika di sekolah. Namun, karena keterbatasan waktu, media, sarana dan prasarana, Dia belajar menggunakan metode yang lebih mudah yaitu dengan membaca dan membayangkan apa yang dia baca. Akan tetapi ketika membacapun dia tidak bisa duduk tenang dan terkadang menggerakkan tangannya ataupun melakukan kegiatan lain ketika membaca sambil membayangkan apa yang sedang dia baca. B. Analisis Faktor Pendukung dan Penghambat Pola Belajar Santriwati di Pondok Pesantren Ribatul Muta allimin Berdasarkan data-data terkait dengan pola belajar santriwati di pondok pesantren Ribatul Muta allimin Pekalongan terdapat faktor pendukung dan penghambat, yaitu: 1. Analisis Faktor Pendukung Berdasarkan hasil wawancara bahwa faktor pendukung dalam pola belajar santriwati di pondok pesantren Ribatul Muta allimin Pekalongan dapat dianalisis bahwa ada beberapa faktor pendukung yaitu seperti faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu mood (suasana hati) dan faktor eksternal seperti menyukai guru yang mengajar, suka dengan mata pelajaran yang akan di pelajari, adanya motivasi dari teman, ada ulangan, untuk memperoleh nilai yang baik, ingin meraih cita-cita, keinginan untuk membanggakan dan membahagiakan orang tua santriwati.
87 2. Analisis Faktor Penghambat Berdasarkan hasil wawancara bahwa faktor penghambat dalam pola belajar santriwati di pondok pesantren Ribatul Muta allimin Pekalongan dapat dianalisis bahwa ada beberapa faktor penghambat yaitu keadaan pondok pesantren yang ramai sehingga terkadang mengganggu pola belajar santriwati, keadaan fisik yang lelah karena kegiatan seharian yang padat, mengantuk, lapar, sakit, keterbatasan waktu untuk belajar, keterbatasan media yang digunakan untuk belajar, dan adanya masalah pribadi. Adapun solusi agar pola belajar para santriwati menjadi lebih baik lagi, maka para santriwati hendaknya, mengatur waktu, belajar dengan teratur, disiplin, semangat, konsentrasi, istirahat dan tidur.