BAB IV ANALISIS GAYA BELAJAR SISWA BERPRESTASI DI SMP NEGERI 14 PEKALONGAN. A. Analisis Gaya Belajar Siswa Berprestasi di SMP Negeri 14 Pekalongan
|
|
- Sri Cahyadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV ANALISIS GAYA BELAJAR SISWA BERPRESTASI DI SMP NEGERI 14 PEKALONGAN A. Analisis Gaya Belajar Siswa Berprestasi di SMP Negeri 14 Pekalongan Analisis terhadap gaya belajar siswa berprestasi di SMP Negeri 14 Pekalongan setelah melakukan observasi dan wawancara dapat diketahui gaya belajar siswa berprestasi di antara lain: 1. Belajar dalam kondisi yang tenang Tempat belajar sebaiknya tenang tidak banyak gangguan suara bising dan gaduh. Suara bising dan gaduh dapat mengganggu konsentrasi belajar. Rumah yang bising dengan suara radio, tape recorder atau TV pada waktu belajar, juga mengganggu belajar anak, terutama untuk konsentrasi. Reaksi seseorang berbeda-beda terhadap pengaruh lingkungan, ada yang terganggu dengan suara-suara bising di sekitarnya, ada yang tidak seperti pengaruh kondisi lingkungan tempat belajar terhadap seseorang dapat mengakibatkan reaksi yang berbeda-beda. Ada anak-anak lebih suka belajar sambil mendengarkan musik dari radio atau tape corder di sampingnya, dengan volume yang besar. Adapun kondisi yang nyaman bagi siswa berprestasi SMP Negeri 14 Pekalongan dalam belajar adalah dengan kondisi yang tenang terkadang diiringi dengan musik yang tidak begitu keras. Hal ini sangat 78
2 79 dipengaruhi oleh kecenderungan modalitas indera yang digunakan, dalam hal ini modalitas indera yang memiliki ciri-ciri mudah terganggu oleh keributan adalah siswa dengan gaya belajar kinestetik, sebagaimana yang dijelaskan Bobbi DePorter dan Mike Hernacki dalam bukunya Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan terjemahan Alwiyah Abdurrahman bahwa seseorang yang kinestetik mempunyai ciriciri mudah terganggu oleh keributan Karantina sebelum lomba Siswa berprestasi di SMP Negeri 14 Pekalongan setiap harinya belajar di kamar atau bisa di mana saja yang penting dalam keadaan tenang, sedangkan ketika akan menghadapi lomba biasanya siswa berprestasi di SMP Negeri 14 Pekalongan akan ditempatkan pada ruangan khusus disertai guru yang membimbing dan jauh dari keributan. Hal ini dimaksudkan agar siswa dalam belajar lebih fokus dan tidak terganggu oleh lingkungan luar, sehingga belajarnya menjadi lebih maksimal. 3. Intensif dalam belajar Siswa berprestasi di SMP Negeri 14 Pekalongan belajar setiap hari, biasanya setelah pulang sekolah akan belajar untuk mengulang yang telah dipelajarinya di sekolah, jika di siang harinya tidak belajar akan menggantinya di malam hari, namun ketika dianggap belajarnya belum cukup matang akan mengulangnya lagi pada tengah malam sekitar jam 2-1 Bobbi DePorter dan Mike Hernacki, Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan, terjemahan Alwiyah Abdurrahman (Bandung: Kaifa, 2000), hlm. 118.
3 80 3, dengan meminta dibangunkan orang tuanya. Hal ini bukan atas paksaan orang tuanya, akan tetapi atas kemauan anak itu sendiri. Begitu juga ketika akan menghadapi lomba siswa berprestasi di SMP Negeri 14 Pekalongan akan belajar didampingi oleh guru yang membimbing dari pagi hingga sore, dan ketika di rumah juga akan mengulang yang dipelajarinya di sekolah. 4. Belajar dengan metode praktek atau membuat catatan di buku Cara belajar yang disukai siswa berprestasi di SMP Negeri 14 Pekalongan yaitu dengan praktek, dengan praktek siswa akan mudah mengingatnya karena siswa telah mengalaminya sendiri. Adapun siswa berprestasi di SMP Negeri 14 Pekalongan ketika guru menerangkan pelajaran dalam kegiatan belajar mengajar, terlebih dahulu mendengarkan dengan baik penjelasan yang diberikan oleh guru kemudian mengubah input auditori tersebut ke dalam bentuk fisik dengan membuat catatan di buku tentang keterangan yang diberikan guru. Agar tidak mudah lupa siswa berprestasi di SMP Negeri 14 Pekalongan akan membacanya lagi ketika di rumah sebagai penguatan agar tidak mudah lupa dengan penjelasan yang diberikan oleh guru. Adapun dalam membaca tidak asal membaca begitu saja, sebagaimana ketika siswa berprestasi di SMP Negeri 14 Pekalongan ini membaca suatu materi dalam buku yaitu dengan cara dibaca dengan seksama dan berulang-ulang sehingga otak akan merekam subyek-subyek yang paling kompleks di mulai dari dasardasar yang sederhana dan menambahkan secara bertahap dalam setiap
4 81 paragraf dari apa yang dibacanya, sehingga dengan membaca dengan seksama dan berulang-ulang otak akan memateri informasi yang terdapat di dalamnya. Selain itu otak akan bisa mengidentifikasi di mana materi yang pernah dibacanya dan dengan dihafalkan sedikit-sedikit dalam membaca serta dipahami. Hal ini sebagaimana dijelaskan Colin Rose dan Malcolm J. Nicholl dalam bukunya Accelerated Learning for The 21 St Century: Cara Belajar Cepat Abad XXI terjemahan Dedy Ahimsa bahwa strategi gaya belajar kinestetik dengan membuat tulisan dan sebentuk pencatatan mengubah input auditori (suatu kuliah atau ceramah) ke dalam bentuk fisik, belajar bersama dengan orang lain dalam kelompok, buatlah tanda-tanda dari stabilo pada akhir setiap paragraf untuk menunjukkan bahwa telah memahaminya, selanjutnya dapat mengidentifikasi di mana mulai kehilangan kaitan dengan materi sebelumnya, membaca ulang wacana-wacana yang sulit, bila perlu membaca dengan lantang Belajar berkelompok Siswa berprestasi di SMP Negeri 14 Pekalongan menyukai belajar secara kelompok dengan teman-temannya, terkadang sepulang sekolah karena menurut siswa berprestasi di SMP Negeri 14 Pekalongan ketika belajar dengan cara berkelompok lebih menyenangkan dan dapat pula menenangkan ketegangan-ketegangan seperti ketika bertanya kepada guru tentunya akan ada kerisihan, berbeda jika dengan teman akan lebih leluasa tanpa ada rasa takut atau tidak enak. Belajar kelompok merupakan 2 Colin Rose dan Malcolm J. Nicholl, Accelerated Learning for The 21 St Century: Cara Belajar Cepat Abad XXI, penerjemah Dedy Ahimsa (Bandung: Nuansa, 2012), hlm
5 82 alternatif belajar yang efisien, ketika bersama teman selain belajar juga bisa saling berbagi pengetahuan dengan tanya jawab atau mungkin bisa diselingi sedikit bercanda agar tidak jenuh. 6. Keaktifan bertanya Ketika siswa berprestasi SMP Negeri 14 Pekalongan menemukan materi yang sulit dipahami terlebih dahulu akan berusaha membacanya berulang-ulang jika tidak juga dapat memahaminya, maka akan bertanya kepada temannya yang menurutnya lebih tahu. Begitu juga ketika mendapat tugas yang sulit untuk diselesaikan, maka akan mencoba bertanya kepada orang tua terlebih dahulu, jika orang tuanya tidak bisa ia akan bertanya kepada temannya misalnya lewat SMS, namun apabila temannya tidak ada yang tahu terkadang akan bertanya kepada gurunya lewat SMS atau bahkan akan menanyakan langsung kepada gurunya daripada bertanya kepada teman, jika bertanya kepada teman justru akan semakin tidak paham karena penjelasan yang berputarputar. 7. Pemanfaatan teknologi dengan cara browsing Teknologi di jaman sekarang sangatlah cepat berkembang, handphone dan laptop jaman dahulu mungkin adalah barang yang mewah berbeda dengan jaman sekarang yang telah merambah sampai kalangan menengah ke bawah. Handphone dan laptop menjadi alat yang menunjang dalam belajar seperti untuk mencari mengenai informasi-informasi tertentu di internet sebagaimana siswa berprestasi di SMP Negeri 14 Pekalongan
6 83 ketika mendapat tugas yang sulit terkadang bisa dengan mencari di internet, namun ada dampak negatif dari internet jika dalam menggunakannya tidak sesuai, hal ini tergantung dari pengguna internet itu sendiri apakah bijak atau tidak dalam menggunakannya. 8. Pemantapan spiritual Untuk mencapai kesuksesan setiap individu harus memiliki upaya selain bekerja dengan sungguh-sungguh. Di samping itu, mereka juga harus berserah diri kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala usahanya. Manusia berusaha, sedangkan yang menentukan adalah kehendak-nya. Hal ini perlu selalu diingat manusia, apabila mendapatkan kesuksesan dalam kehidupannya tidak akan sombong, serta bila gagal tidak akan frustasi. Oleh karena semua itu sangat tergantung kepada kehendak Tuhan Yang Maha Esa. Selain berusaha dengan belajar sebagai usaha mencapai hasil yang maksimal tentunya disertai juga dengan usaha spiritual yang dilakukan siswa berprestasi di SMP Negeri 14 Pekalongan adalah dengan berdoa, melakukan sholat wajib lima waktu tentunya dan ditambah sholat-sholat sunah seperti tahajud dan dhuha yang dilakukan ketika ada waktu senggang di sekolah, selain itu meminta restu orang tua. 9. Tutor sebaya Siswa berprestasi di SMP Negeri 14 Pekalongan ketika mengikuti lomba tentunya ada pelajaran yang tidak bisa diikutinya sehingga untuk mengejar materi yang tertinggal tersebut siswa berprestasi di SMP Negeri
7 84 14 Pekalongan akan bertanya kepada temannya mengenai pelajaran yang kemarin diberikan oleh guru ketika mengikuti lomba dan meminjam catatannya, kemudian meminta diterangkan mengenai pelajaran tersebut. Maka temannya yang memberi penjelasan ini bisa disebut sebagai tutor. Umur sebaya antara tutor dengan yang lain maka penerimaan pembelajaran akan lebih dimengerti. Karena tutor sebaya akan menggunakan bahasa yang dapat dimengerti dan mudah dipahami antar siswa. Sehingga, siswa yang lain dapat menerima penjelasannya. Bahasa teman sebaya lebih mudah dipahami, dan teman yang belum tahu lebih berani untuk bertanya maupun memberi tanggapan karena mereka adalah teman sebaya. B. Analisis Faktor yang Mendukung dan Menghambat Belajar Siswa Berprestasi di SMP Negeri 14 Pekalongan Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu. Dari faktor-faktor tersebut ada yang dapat mendukung dan menghambat dalam kegiatan belajar bagi setiap individu. Dalam bagian ini akan dijelaskan faktor-faktor yang mendukung dan menghambat siswa berprestasi di SMP Negeri 14 Pekalongan berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, berikut penjelasannya:
8 85 1. Faktor yang mendukung belajar siswa berprestasi di SMP Negeri 14 Pekalongan Faktor yang mendukung belajar terbagi menjadi faktor intern dan ekstern. Mengenai faktor intern yang mendukung belajar siswa berprestasi di SMP Negeri 14 Pekalongan adalah: a. Motivasi belajar Dorongan dari dalam diri yang kuat yang dimiliki oleh siswa berprestasi di SMP Negeri 14 Pekalongan untuk membanggakan kedua orang tuanya, selain itu kemauan yang keras untuk menjadi yang terbaik agar sukses di masa depan yang membuat semangat dalam belajar. b. Minat Keinginan yang kuat untuk mencapai cita-cita dan agar bisa masuk SMA yang disukainya dengan mudah merupakan modal yang besar bagi siswa berprestasi di SMP Negeri 14 Pekalongan untuk giat dalam belajar guna mencapai tujuan. c. Kesehatan Kesehatan merupakan faktor yang penting dalam belajar, kerja otak dalam berpikir sangat dipengaruhi oleh kesehatan. Selain itu, kesehatan juga mempengaruhi semangat dalam belajar, karena kondisi fisik erat kaitannya dengan gairah untuk melakukan sesuatu. Sehingga siswa berprestasi di SMP Negeri 14 Pekalongan menjaga kesehatannya dengan cara yang makan teratur dan istirahat yang cukup.
9 86 Adapun faktor ekstern yang mendukung belajar siswa berprestasi di SMP Negeri 14 Pekalongan adalah: a. Dukungan dari orang sekitar seperti orang tua ataupun teman Dukungan yang diberikan oleh orang tua baik moril maupun materiil merupakan faktor yang penting dari luar diri siswa berprestasi di SMP Negeri 14 Pekalongan. Adanya dukungan moril dari orang tua siswa seperti dengan memberikan motivasi agar giat belajar demi meraih cita-cita dapat menumbuhkan semangat belajar bagi siswa karena merasa diperhatikan. Dukungan materiil yaitu berupa fasilitas juga menjadi faktor yang dapat mendukung dalam belajar seperti buku, jaringan internet (Wifi), laptop dan lain-lain. Tanpa adanya fasilitas yang cukup dalam belajar maka akan terkendala dalam belajar siswa, misalnya ketika siswa berprestasi di SMP Negeri 14 Pekalongan ini akan menulis cerpen maka butuh kertas folio dan bolpoin. Selain itu dukungan dari temannya seperti ketika sedang belajar dengan temannya, bisa juga diajak tanya jawab mengenai suatu pelajaran. b. Kondisi yang tenang Kondisi yang tenang dalam belajar sangat membantu siswa berprestasi SMP Negeri 14 Pekalongan dalam berkonsentrasi, hal ini dipengaruhi oleh modalitas indera yang dipakainya, biasanya modalitas ini adalah kinestetik karena cirinya yang mudah terganggu oleh keributan. Sebagaimana siswa berprestasi SMP Negeri 14 Pekalongan ini yang tidak bisa belajar jika dalam kondisi yang ribut.
10 87 c. Jumlah siswa yang proporsional dalam kelas Jumlah siswa yang proporsional yaitu sekitar siswa dapat membantu guru dalam memberikan perhatian kepada setiap siswanya, berbeda dengan jumlah siswa yang terlalu gemuk mengakibatkan perhatian guru menjadi kurang karena banyaknya siswa yang perlu diperhatikan, begitu juga bagi siswa dalam menyerap informasi yang diberikan guru juga menjadi lebih mudah. 2. Faktor yang menghambat belajar siswa berprestasi di SMP Negeri 14 Pekalongan Di antara faktor yang mendukung juga ada faktor yang menghambat belajar siswa berprestasi di SMP Negeri 14 Pekalongan dalam belajar. Dalam hal ini faktor yang menghambat belajar juga terbagi menjadi dua yaitu faktor intern dan ekstern. Mengenai faktor intern yang menghambat dalam belajar siswa berprestasi di SMP Negeri 14 Pekalongan hanya satu yaitu kondisi badan syang kurang fit, tentunya hal ini berkaitan dengan daya konsentrasi yang menurun karena untuk berkonsentrasi membutuhkan tenaga yang cukup sementara kondisi yang kurang fit ini menjadikan tenaga dalam tubuh menjadi tidak maksimal, sehingga badan terasa lemas dan mengakibatkan tidak bergairah dalam belajar. Adapun faktor ekstern yang menghambat dalam belajar siswa berprestasi di SMP Negeri 14 Pekalongan adalah:
11 88 a. Kondisi yang ramai Faktor lingkungan belajar yang ramai dapat mengganggu siswa dengan modalitas kinestetik. Sebagaimana diterangkan Bobbi DePorter dan Mike Hernacki dalam bukunya Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan terjemahan Alwiyah Abdurrahman bahwa seseorang yang kinestetik mempunyai ciri-ciri mudah terganggu oleh keributan. 3 Misalnya ketika keponakan siswa berprestasi ini datang, maka kondisi rumah menjadi ramai ataupun ketika kelas ditinggal guru juga menjadi ramai sehingga dapat mengganggu siswa berprestasi ini dalam belajar, hal ini karena konsentrasi yang terpecah bahkan sampai tidak bisa belajar. b. Acara TV yang digemari Apabila ada acara TV yang bagus ketika sedang belajar juga dapat mengganggu konsentrasi belajar karena pasti fokus dalam belajar teralihkan oleh acara TV tersebut sehingga informasi yang diserap dalam kegiatan belajar menjadi tidak maksimal atau bahkan adanya acara TV tersebut justru memilih menonton daripada belajar. c. Paksaan orang tua Pola asuh orang tua yang otoriter justru membuat anak menjadi terkekang, misalnya ketika orang tua yang selalu menyuruh anaknya untuk belajar yang sifatnya memaksa justru membuat anak menjadi malas untuk belajar bahkan tidak mau belajar. Seharusnya orang tua 3 Bobbi DePorter dan Mike Hernacki, loc. cit.
12 89 memberikan motivasi untuk anaknya agar dapat menumbuhkan kesadaran pada anak akan pentingnya belajar, sehingga anak akan belajar dengan sendirinya dengan sungguh-sungguh. Berbeda dengan belajar karena paksaan, anak hanya akan belajar seadanya atau hanya berpura-pura belajar karena takut dimarahi. d. Bermain media sosial Refreshing merupakan hal yang perlu dilakukan dalam setiap kegiatan, begitu juga ketika belajar. Hal ini dimaksudkan untuk mengendurkan otot-otot yang tegang ketika belajar, karena belajar merupakan aktivitas yang membutuhkan konsentrasi yang tinggi maka kerja otak dan saraf pun lebih keras bekerja. Bermain media sosial merupakan cara siswa berprestasi di SMP Negeri 14 Pekalongan dalam menyegarkan kembali otak yang lelah, namun ketika bermain media sosial yang tadinya hanya untuk refreshing justru menjadi keterusan sehingga belajar menjadi terganggu.
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. penulis akan memaparkan mengenai analisis hasil penelitianyang terdiri dari analisis
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN Pada bab ini akan dipaparkan analisis hasil penelitian, berdasarkan hasil penelitian pada bab tiga yang akan didasarkan pada teori di bab dua. Pada keempat ini penulis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu faktor penting dalam perkembangan suatu negara. Dengan pendidikan yang lebih baik akan mengarah pada perkembangan suatu negara yang
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia
9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Gaya Belajar Gaya Belajar adalah cara atau pendekatan yang berbeda yang dilakukan oleh seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia pendidikan, istilah gaya
Lebih terperinciBAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA
BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data 1. Profil Singkat Mahasiswa Tadris Kimia Angkatan 2011, 2012, 2013 a. Mahasiswa Angkatan 2011 Sebagaian sampel yang diambil oleh peneliti untuk memperoleh
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan hasil pembahasan dari ke empat kasus
84 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan hasil pembahasan dari ke empat kasus siswa yang memiliki kesulitan belajar siswa SD pada mata pelajaran IPA, maka dapat
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PEMANFAATAN TEKNIK MENYANYI DALAM PEMBELAJARAN HAFALAN KOSAKATA BAHASA ARAB SISWA MIS KERTIJAYAN BUARAN PEKALONGAN
BAB IV ANALISIS PEMANFAATAN TEKNIK MENYANYI DALAM PEMBELAJARAN HAFALAN KOSAKATA BAHASA ARAB SISWA MIS KERTIJAYAN BUARAN PEKALONGAN A. Analisis Pemanfaatan Teknik Menyanyi Dalam Pembelajaran Hafalan Kosakata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dikemas secara formal maupun non-formal. Inti dari sebuah belajar adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan suatu keharusan bagi setiap insan manusia, baik itu dikemas secara formal maupun non-formal. Inti dari sebuah belajar adalah pengalaman dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membekali peserta didik dengan kompetensi kompetensi yang sesuai dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan lembaga pendidikan kejuruan yang memiliki tujuan yaitu 1) menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia yang produktif, mampu
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA DENGAN PENERAPAN PENDEKATAN VISUAL AUDITORI KINESTETIK (VAK) Hafiz Faturahman MAN 19 Jakarta
PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA DENGAN PENERAPAN PENDEKATAN VISUAL AUDITORI KINESTETIK (VAK) Hafiz Faturahman MAN 19 Jakarta Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. efisien. 1 Untuk mempermudah siswa dalam menerima materi
efisien. 1 Untuk mempermudah siswa dalam menerima materi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses pembelajaran adalah seperangkat kegiatan belajar yang dilakukan siswa dibawah bimbingan guru. Siswa sebagai
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 KUESIONER KEMANDIRIAN
LAMPIRAN KUESIONER KEMANDIRIAN Di bawah ini terdapat beberapa pernyataan dengan berbagai kemungkinan jawaban. Saudara diminta untuk memilih salah satu dari pilihan jawaban yang tersedia sesuai dengan keadaan
Lebih terperinciU P A Y A M E N I N G K A T K A N K E M A M P U A N 25
U P A Y A M E N I N G K A T K A N K E M A M P U A N 25 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEREKONSTRUKSI PERISTIWA-PERISTIWA SEJARAH PADA SISWA KELAS VII DENGAN TEKNIK PETA KONSEP SUNDARI * Abstrak Dalam upaya
Lebih terperinciLEMBAR ANGKET DISIPLIN BELAJAR SISWA
53 55 Lampiran 1: Lembar Angket Disiplin Belajar Siswa NAMA : KELAS : No. Absen : LEMBAR ANGKET DISIPLIN BELAJAR SISWA Petunjuk pengisian : 1. Bacalah terlebih dahulu pernyataan ini dengan cermat. 2. Berilah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada subyek didik setelah mengalami proses pendidikan. Perubahan-perubahan itu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha yang dijalankan oleh seseorang atau kelompok orang lain agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup atau penghidupan yang lebih
Lebih terperinciMODEL PEMBELAJARAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PETA PIKIRAN PADA SISWA KELAS IX SMPN 1 KADUNGORA KECAMATAN KADUNGORA
MODEL PEMBELAJARAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PETA PIKIRAN PADA SISWA KELAS IX SMPN 1 KADUNGORA KECAMATAN KADUNGORA KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN 2011-2012 MAKALAH Oleh Ricky Firmansyah 1021.0875
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 KUESIONER FAKTOR-FAKTOR PROKRASTINASI AKADEMIK SEBELUM UJI COBA. No. Pernyataan SS S N TS STS
LAMPIRAN 1 KUESIONER FAKTOR-FAKTOR PROKRASTINASI AKADEMIK SEBELUM UJI COBA No. Pernyataan SS S N TS STS 1 2 Saya tidak mendaftar sidang skripsi pada periode ini karena merasa belum siap. Saya tersinggung
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Pembelajaran Langsung
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Kajian Pembelajaran Langsung a. Pengertian Pembelajaran Langsung Menurut Arends (1997) model pengajaran langsung adalah salah satu pendekatan mengajar yang dirancang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pesan itu sendiri yang biasanya berupa materi pelajaran. Kadang-kadang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran merupakan proses komunikasi. Dalam suatu proses komunikasi selalu melibatkan tiga komponen pokok, yaitu komponen pengirim pesan (guru), komponen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring majunya perkembangan jaman, pendidikan sangat penting dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring majunya perkembangan jaman, pendidikan sangat penting dalam mengembangkan kehidupan manusia, meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan upaya mewujudkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam belajar maka perlu dilakukan suatu evaluasi, dengan tujuan untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peran yang penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas. Untuk mengetahui berhasil tidaknya seseorang dalam belajar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahwa pendidikan mempunyai tujuan untuk membentuk manusia yang maju.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas pendidikan erat kaitannya dengan proses pembelajaran karena proses pembelajaran merupakan salah satu segi terpenting dalam bidang pendidikan. Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. setiap individu memiliki ciri khasnya sendiri-sendiri, selain itu setiap individu
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Allah SWT menciptakan manusia berbeda satu dengan lainnya, karena setiap individu memiliki ciri khasnya sendiri-sendiri, selain itu setiap individu juga memiliki kelebihan
Lebih terperinciAvailable online at Jurnal KOPASTA. Jurnal KOPASTA, 2 (2), (2015) 13-17
82 Available online at www.journal.unrika.ac.id Jurnal KOPASTA Jurnal KOPASTA, 2 (2), (2015) 13-17 Pengaruh Gaya Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Junierissa Marpaung* Division of Counseling and
Lebih terperinciLEMBAR KUESIONER AWAL UNTUK MURID
L1 LEMBAR KUESIONER AWAL UNTUK MURID Hari/ Tanggal : Nama : 1. Apakah kamu memiliki komputer atau laptop? a. Ya b. Tidak 2. Apa yang sering kamu lakukan saat menggunakan komputer? a. Bermain game c. Menonton
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang masalah. Pendidikan merupakan sesuatu yang tidak terlepas dan bersifat sangat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang masalah Pendidikan merupakan sesuatu yang tidak terlepas dan bersifat sangat penting dalam kehidupan manusia, karena pendidikan memiliki peranan stategis dalam menyiapkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman saat ini telah ditandai adanya proses Globalisasi. kemudian berkembang menjadi teknologi dan informasi.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan zaman saat ini telah ditandai adanya proses Globalisasi. Proses globalisasi lahir dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kemudian berkembang menjadi
Lebih terperinciMENGENAL GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK. Oleh Mansur HR Widyaiswara LPMP Provinsi Sulawesi Selatan
MENGENAL GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK Oleh Mansur HR Widyaiswara LPMP Provinsi Sulawesi Selatan Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 19 disebutkan bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pengajaran yang banyak menggunakan verbalisme atau ceramah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pengajaran yang banyak menggunakan verbalisme atau ceramah saja tentu akan membosankan, sebaliknya pengajaran akan lebih menarik bila siswa gembira dalam belajar
Lebih terperinciPENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING
Pedagogy Volume 2 Nomor 1 ISSN 252-382 PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING Irfawandi Samad 1 Progam Studi Pendidikan Matematika 1, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Belajar Secara psikologis belajar adalah suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi
Lebih terperinciKEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DITINJAU DARI GAYA BELAJAR PADA SMA NEGERI 10 PONTIANAK
KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DITINJAU DARI GAYA BELAJAR PADA SMA NEGERI 10 PONTIANAK Stevanie Wulandari, Ade Mirza, Silvia Sayu Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Untan Pontianak Email:stevanie_wulandari@yahoo.co.id
Lebih terperinciDINAMIKA MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA MANDIRI DI SMPN 10 BANDA ACEH
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Volume 1 Nomor 2 Tahun 2016 Hal 73 79 Periode Wisuda November 2016 DINAMIKA MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA MANDIRI DI SMPN 10 BANDA ACEH Nurhayati, Nurhasanah,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. setiap individu memiliki ciri khasnya sendiri-sendiri, selain itu setiap individu
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Allah SWT menciptakan manusia berbeda satu dengan lainnya, karena setiap individu memiliki ciri khasnya sendiri-sendiri, selain itu setiap individu juga memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pelajar, 2011), hlm Eti Nurhayati, Psikologi Pendidikan Inovatif, (Yogyakarta, Pustaka
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini diuraikan secara rinci mengenai latar belakang, rumusan masalah serta tujuan dan manfaat penelitian. A. Latar Belakang Mahasiswa, pada tingkat perguruan tinggi adalah orangorang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Metode pembelajaran Qantum Learning berakar dari upaya Dr. Georgi
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Metode pembelajaran Qantum Learning berakar dari upaya Dr. Georgi Lozanov, Quantum Learning itu sendiri adalah proses belajar yang nyaman dan menyenangkan, Quantum Learning
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemerintah untuk berupaya memperbaiki dan meningkatkan kualitas pendidikan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin pesat, tidak terkecuali di Indonesia. Sebagai negara berkembang, bangsa Indonesia dihadapkan pada
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI 2.1 Belajar Pengertian Belajar Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
5 BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Belajar 2.1.1 Pengertian Belajar Dalam proses pembelajaran, berhasil tidaknya pencapaian tujuan banyak dipengaruhi oleh bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa. Oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, wawasan, keterampilan tertentu pada individu-individu.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan kemajuan suatu bangsa erat hubungannya dengan pendidikan. Pendidikan pada dasarnya adalah suatu upaya untuk memberikan pengetahuan, wawasan,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. diberikan. Setiap anak merupakan individu yang unik, dimana masing-masing dari. menceritakan hal tersebut dengan cara yang sama.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap manusia membutuhkan pendidikan dan sekaligus pembelajaran. Pendidikan dan pembelajaran dapat diberikan sejak anak masih kecil sampai anak menjadi dewasa.
Lebih terperinciPEDOMAN OBSERVASI GAYA BELAJAR. Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Instrumen dan Media Bimbingan Konseling
PEDOMAN OBSERVASI GAYA BELAJAR Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Instrumen dan Media Bimbingan Konseling Dosen Pengampu: Prof. Dr. Edi Purwanta, M.Pd Dr. Ali Muhtadi, M.Pd Oleh: DESY
Lebih terperinciSTRATEGI BELAJAR. Oleh : Eva Imania Eliasa, M.Pd*)
STRATEGI BELAJAR Oleh : Eva Imania Eliasa, M.Pd*) Strategi belajar bersifat individual, artinya strategi belajar yang efektif bagi diri seseorang belum tentu efektif bagi orang lain. Untuk memperoleh strategi
Lebih terperinciPENGARUH KONSEP ACCELERATED TEACHING MODEL MASTER TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA DI MAN 2 MODEL MEDAN
PENGARUH KONSEP ACCELERATED TEACHING MODEL MASTER TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA DI MAN 2 MODEL MEDAN Yul Ifda Tanjung Prodi Pendidikan Fisika Unimed yulifda84@gmail.com Abstrak Salah satu faktor
Lebih terperinci11. Media Audio Visual D. Media Cetak
ANGKET PENGARUH PEMANFAATAN MEDIA DALAM BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR PAI SISWA KELAS I SMP MUHAMMADIYAH I INDRAPASTA SEMARANG I. Petunjuk 1. Bacalah pertanyaan berikut dengan
Lebih terperinciBAB II GAYA BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR
19 BAB II GAYA BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR A. Gaya Belajar 1. Pengertian Gaya Belajar Gaya adalah sikap, tingkah laku, ragam dan cara melakukan. 1 Sedangkan pengertian belajar adalah berusaha memperoleh
Lebih terperinciIMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) MENGGUNAKAN SOFTWARE MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) MENGGUNAKAN SOFTWARE MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN BIOLOGI PADA SISWA KELAS VII F DI SMP NEGERI I BULU SUKOHARJO
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kepercayaan diri tentu saja mengalami pasang surut, seseorang mungkin merasa percaya
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kepercayaan diri tentu saja mengalami pasang surut, seseorang mungkin merasa percaya diri dalam beberapa situasi, dan ketakutan dalam situasi lainnya, merasa
Lebih terperinciStrategi Dan Ciri Pengajaran Dalam Menghadapi Perbedaan Modalitas Belajar Dan Peran Utama Guru Dalam Inovasi Pembelajaran
1 Strategi Dan Ciri Pengajaran Dalam Menghadapi Perbedaan Modalitas Belajar Dan Peran Utama Guru Dalam Inovasi Pembelajaran Nama : Dinatus Solichah NIM : 152071200011 Prodi/SMT : PGMI A1/V Email : dinadelisha16@gmail.com
Lebih terperinciProfil Gaya Belajar Dalam Memahami Limit Fungsi Bagi Mahasiswa Yang Memiliki Kecerdasan Spasial
SEMINAR MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2017 M-14 Profil Gaya Belajar Dalam Memahami Limit Fungsi Bagi Mahasiswa Yang Memiliki Kecerdasan Spasial ABDUL HALIM FATHANI 1 Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciSKALA MOTIVASI BELAJAR SMA AL-MUAYYAD SURAKARTA. Sebelum Uji Coba
LAMPIRAN 113 SKALA MOTIVASI BELAJAR SMA AL-MUAYYAD SURAKARTA Sebelum Uji Coba PENGANTAR Skala motivasi belajar ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat motivasi belajar siswa di SMA Al-Muayyad. Skala motivasi
Lebih terperinciAnalisis Turunnya Prestasi Akademik
Analisis Turunnya Prestasi Akademik Oleh : L. Rini Sugiarti, M.Si, psikolog* Seorang ibu mengeluhkan tentang prestasi anaknya di sekolah kepada Guru Kelasnya. Bu, anak saya dari hasil tes kecerdasan tidak
Lebih terperinciANGKET KEPERCAYAAN DIRI SISWA
107 ANGKET KEPERCAYAAN DIRI SISWA Asalamualaikum wr. Wb. Pada kesempatan ini saya ingin melakukan penelitian tentang kepercayaan diri siswa. Untuk itu saya mohon bantuan dan partisipasinya untuk mengisi
Lebih terperinciLampiran 1. Uji validitas dan reliabilitas. Hasil try out Penyesuaian diri
Lampiran 1 Uji validitas dan reliabilitas Hasil try out Penyesuaian diri No Uji Validitas Keterangan 1 0.382 Diterima 2 0.362 Diterima 3 0.232 Ditolak 4 0.411 Diterima 5 0.317 Diterima 6 0.324 Diterima
Lebih terperinci- Lokasi belajar yang kondusif. - Lokasi belajar yang kondusif via sinmarine.mindmix.ru
Kegiatan bernama belajar tentu sudah kamu akrabi sedari kecil. Duduk di depan meja belajar, berusaha menyelesaikan tugas, menghapal materi yang akan diujikan besok, latihan dengan beragam tipe soal, sering
Lebih terperinciPEMBELAJARAN KONSTRUKTIF, MENGOPTIMALKAN POTENSI OTAK 1
PEMBELAJARAN KONSTRUKTIF, MENGOPTIMALKAN POTENSI OTAK 1 Oleh: MAULANA, M.Pd. 2 PEMBUKA Di antara kita, para pembaca yang budiman, mungkin sudah sangat paham, fasih, dan sering menengadahkan tangan seraya
Lebih terperinci: PETUNJUK PENGISIAN SKALA
65 No : PETUNJUK PENGISIAN SKALA 1. Sebelum menjawab pernyataan, bacalah secara teliti 2. Pada lembar lembar berikut terdapat pernyataan yang membutuhkan tanggapan Anda. Pilihlah salah satu tanggapan yang
Lebih terperinciIDENTIFIKASI GAYA BELAJAR (VISUAL, AUDITORIAL, KINESTETIK) MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS BUNG HATTA
JPPM Vol. 10 No. 2 (2017) IDENTIFIKASI GAYA BELAJAR (VISUAL, AUDITORIAL, KINESTETIK) MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS BUNG HATTA Yusri Wahyuni Pendidikan Matematika FKIP Universitas Bung Hatta
Lebih terperinciLAMPIRAN A-1 SKALA DEPRESI PADA REMAJA
LAMPIRAN A-1 SKALA DEPRESI PADA REMAJA A. IDENTITAS Kelas : B. PETUNJUK PENGISIAN SKALA 1. Bacalah pernyataan-pernyataan pada lembar berikut, kemudian kerjakan dengan sungguh-sungguh sesuai dengan keadaan
Lebih terperinciPENGARUH GAYA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF
291 PENGARUH GAYA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF Ibnu R. Khoeron 1, Nana Sumarna 2, Tatang Permana 3 Departemen Pendidikan Teknik Mesin Universitas Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia, yaitu berupa standar nilai kelulusan siswa SMP (Sekolah Menengah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemerintah telah menetapkan sebuah aturan dalam dunia pendidikan di Indonesia, yaitu berupa standar nilai kelulusan siswa SMP (Sekolah Menengah Pertama) dan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Slameto (2010:2), bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Belajar 2.1.1 Pengertian Belajar Belajar tidak hanya dapat dilakukan di sekolah saja, namun dapat dilakukan di mana-mana, seperti di rumah ataupun di lingkungan masyarakat. Menurut
Lebih terperinciLAMPIRAN C KUESIONER PENELITIAN
111 127 LAMPIRAN C KUESIONER PENELITIAN 128 112 Selamat Pagi/Siang/Sore Saya mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Esa Unggul, yang saat ini sedang melakukan pembuatan alat ukur (kuesioner) bermaksud
Lebih terperinciBAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Pada pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan dalam 4 langkah, diantaranya perencanaan, pelaksanan, observasi dan refleksi.
Lebih terperinciLampiran B.2 Kuesioner. Nama : Kelas : Alamat :
Lampiran B.2 Kuesioner Nama : Kelas : Alamat : ANGKET PENELITIAN A. UMUM 1. Angket ini disusun dalam rangka untuk menyusun Karya Ilmiah yang berjudul FAKTOR INTERNAL DAN EKTERNAL YANG MEMPENGARUHI PRESTASI
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Everyone Is Teacher Here (ETH) a. Pengertian Tipe Everyone Is Teacher Here (ETH) Strategi pembelajaran aktif adalah suatu pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidup di zaman yang serba sulit masa kini. Pendidikan dapat dimulai dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu modal yang harus dimiliki untuk hidup di zaman yang serba sulit masa kini. Pendidikan dapat dimulai dari tingkat TK sampai dengan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN A. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB SISWA TIDAK DAPAT MEMBACA DI SD NEGERI 1 TELUK KIJING KECAMATAN LAIS KABUPATEN MUSI
BAB IV HASIL PENELITIAN A. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB SISWA TIDAK DAPAT MEMBACA DI SD NEGERI 1 TELUK KIJING KECAMATAN LAIS KABUPATEN MUSI BANYUASIN. Faktor-faktor yang menyebabkan siswa mengalami kesulitan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Minat Belajar 1. Pengertian Minat Belajar Slameto (2003) berpendapat bahwa minat adalah suatu kecenderungan untuk mempelajari sesuatu dengan perasaan senang. Apabila individu membuat
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Adapun penulisan Bab V ini dimulai dengan kesimpulan, dilanjutkan dengan
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN Adapun penulisan Bab V ini dimulai dengan kesimpulan, dilanjutkan dengan implikasi dan diakhiri dengan saran-saran. 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan secara makro menurut Sumaatmadja (1997:56) merupakan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan secara makro menurut Sumaatmadja (1997:56) merupakan proses yang dialami oleh tiap orang mulai dari masa anak-anak sampai menjadi dewasa. Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam menyelesaikan suatu masalah. Hal tersebut berpengaruh terhadap hasil
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keaktifan dalam pembelajaran matematika itu penting. Karena merupakan salah satu faktor utama yang berpengaruh terhadap keberhasilan siswa. Belajar adalah berbuat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berhasil dari mereka. Sebaliknya tidak ada orang tua di muka bumi ini yang
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Setiap orang tua sangat menginginkan anaknya lebih baik, lebih hebat dan lebih berhasil dari mereka. Sebaliknya tidak ada orang tua di muka bumi ini yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
Lebih terperinciFORUM DIKLAT Vol 13 No. 03 MENGENAL GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK AGAR PEMBELAJARAN MENJADI DINAMIS DAN DEMOKRATIS. Oleh : M. Hasan Syukur, ST *)
MENGENAL GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK AGAR PEMBELAJARAN MENJADI DINAMIS DAN DEMOKRATIS Oleh : M. Hasan Syukur, ST *) Setiap insan manusia adalah unik. Artinya setiap individu pasti memiliki perbedaan antara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memahami aspek-aspek yang akan diperbaharui agar dalam melaksanakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang relatif tetap. Dalam proses ini perubahan tidak terjadi sekaligus tetapi terjadi secara bertahap tergantung
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN Pembahasan Data Hasil Observasi Dari data hasil observasi dapat dibahas sebagai berikut:
BAB IV PEMBAHASAN 5.1. Pembahasan Data Hasil Observasi Dari data hasil observasi dapat dibahas sebagai berikut: Ruang studio di kampus Ruang studio di kampus Tabel 4.1 Perbandingan ruang studio desain
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
777 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Peran Aktif Peran aktif merupakan partisipasi siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar. Siswa dipandang sebagai obyek dan subyek, maksudnya yaitu selain siswa mendengarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negatif. Perkembangan teknologi ini dimulai dari negara maju, sehingga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi yang sangat pesat sangat berpengaruh dalam dunia pendidikan. Dengan berkembangnya teknologi ini mengakibatkan berkembangnya ilmu pengetahuan
Lebih terperinciPENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE QUANTUM LEARNING
PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE QUANTUM LEARNING Arga Rineksa Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Muhammadiyah Purworejo Email: argarineksa@ymail.com Abstrak
Lebih terperinci2015 PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO LAGU DALAM PROSES PEMBELAJARAN TERHADAP PENGUASAAN TABEL PERIODIK PADA MATA PELAJARAN KIMIA DI SMA
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah sebuah sistem untuk menghasilkan sumber daya manusia yang unggul dan berkualitas, serta dapat menjadi aset bangsa demi mewujudkan kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Depok: Intuisi Press,1998) Cet 2, hlm. 2-3
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tantangan kehidupan selalu muncul secara alami seiring dengan berputarnya waktu. Berbagai tantangan bebas bermunculan dari beberapa sudut dunia menuntut untuk
Lebih terperinciMODUL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH ( PROBLEM-BASED INSTRUCTION) DILIHAT DARI GAYA BELAJAR DAN KECERDASAN EMOSIONAL
MODUL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH ( PROBLEM-BASED INSTRUCTION) DILIHAT DARI GAYA BELAJAR DAN KECERDASAN EMOSIONAL RATRI CANDRA HASTARI 1 1 STKIP PGRI TULUNGAGUNG 1 ratricandrahastari@gmail.com Abstrak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anak adalah seseorang yang akan menjadi penerus bagi orang tua,
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Anak adalah seseorang yang akan menjadi penerus bagi orang tua, keluarga bahkan negara. Maka seorang anak sudah seharusnya di jaga dan di asuh dengan baik. Pengasuhan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Hasil observasi awal dilakukan di kelas VIII E SMP N 2 Susukan semester I tahun ajaran 2012 / 2013 pada kompetensi dasar mendiskripsikan hubungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan manusia-manusia yang berkualitas, yakni manusia yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti
Lebih terperinciPENYUSUNAN SKALA PSIKOLOGIS GAYA BELAJAR SISWA. Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Instrumen dan Media Bimbingan Konseling
PENYUSUNAN SKALA PSIKOLOGIS GAYA BELAJAR SISWA Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Instrumen dan Media Bimbingan Konseling Dosen Pengampu: Prof. Dr. Edi Purwanta, M.Pd Dr. Ali Muhtadi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan sebuah proses yang dilakukan individu untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman baru yang diwujudkan dalam bentuk perubahan tingkah laku
Lebih terperinciPENGGUNAAN MODEL DISCOVERY LEARNING
PENGGUNAAN MODEL DISCOVERY LEARNING MELALUI PENDEKATAN VISUAL, AUDITORY, KINESTHETIC (VAK) DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 JATIROTO TAHUN AJARAN 2014/2015 Marlina 1, M. Chamdani
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Pelaksanaan Tindakan Siklus I A. Tahap Perencanaan Setelah diperoleh informasi pada waktu observasi, maka peneliti melakukan diskusi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting. Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa dalam kegiatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan masalah yang penting bagi setiap bangsa, terutama bagi bangsa dan negara yang sedang membangun. Dalam masalah pembangunan, pendidikan semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebudayaannya. Perubahan-perubahan tersebut juga turut serta
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Globalisasi dan modernisasi membawa perubahan yang begitu besar pada kehidupan umat manusia dan segala peradaban serta kebudayaannya. Perubahan-perubahan tersebut
Lebih terperinciKIAT CERDAS MENDIDIK ANAK
KIAT CERDAS MENDIDIK ANAK Oleh : Sativa Disampaikan dalam Pembekalan Orangtua Siswa Lembaga Bimbingan Belajar Adzkiya First Colledge 12 Pebruari 2009 Memberi motivasi agar anak berprestasi Setiap orangtua
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga, masyarakat dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga, masyarakat dan bangsa. Negara Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sangat penting yang harus dikuasai oleh peserta didik. Selain digunakan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mata pelajaran Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang sangat penting yang harus dikuasai oleh peserta didik. Selain digunakan dalam kehidupan
Lebih terperinciPENGARUH MODEL QUANTUM TEACHING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA. Hidayah Ansori, Rezqy Amalia
PENGARUH MODEL QUANTUM TEACHING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA Hidayah Ansori, Rezqy Amalia Pendidikan Matematika FKIP Universitas Lambung Mangkurat, Jl.
Lebih terperinciKecenderungan Gaya Belajar Mahasiswa dalam Menyelesaikan Masalah Fungsi Bijektif
Kecenderungan dalam Menyelesaikan Masalah Fungsi Bijektif Umy Zahroh 1 dan Beni Asyhar 2 1,2 Jurusan Tadris Matematika IAIN Tulungagung e-mail: umyzahroh@gmail.com 1 ; asyhar_beni@yahoo.com 2 Abstract:
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA A. ANALISIS TENTANG PENYEBAB-PENYEBAB SEORANG ANAK YANG. proses bimbingan dan konseling Islam menggunakan Non-Directive Permainan
BAB IV ANALISIS DATA A. ANALISIS TENTANG PENYEBAB-PENYEBAB SEORANG ANAK YANG MENGALAMI KESULITAN BELAJAR MEMBACA (DISLEKSIA) DI PONSOS KALIJUDAN SURABAYA Berdasarkan hasil penyajian data yang didapat peneliti
Lebih terperinciINSTRUMEN PENELITIAN PROFIL PROAKTIVITAS PESERTA DIDIK SMP PETUNJUK PENGISIAN
INSTRUMEN PENELITIAN PROFIL PROAKTIVITAS PESERTA DIDIK SMP Identitas Diri Nama : Tanggal : Jenis Kelamin : L / P Kelas : PETUNJUK PENGISIAN Assalamu alaikum Wr.Wb. Angket ini bukan suatu tes, tidak ada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemerintah adalah Sekolah Menengah Akhir (SMA) atau Sekolah Menengah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu lembaga formal yang ada di Indonesia dibentuk sebagai alat untuk menyelenggarakan pendidikan adalah sekolah. Sekolah pada tingkat atau jenjang akhir dalam
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sangat dibutuhkan untuk meningkatkan prestasi belajar matematika. Hal ini
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam pembelajaran matematika keaktifan dan kreatifitas siswa sangat dibutuhkan untuk meningkatkan prestasi belajar matematika. Hal ini tidak akan mudah dipenuhi
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasil Penelitian 1. Pengembangan Konsep Pengembangan konsep dilakukan dengan identifikasi masalah, merumuskan
BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasil Penelitian 1. Pengembangan Konsep Pengembangan konsep dilakukan dengan identifikasi masalah, merumuskan tujuan, dan analisis kebutuhan belajar. Identifikasi
Lebih terperinci