1
PROFIL PEMANFAATAN WAKTU UNTUK BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 2 MUARA BUNGO Oleh: Khairunniza Finata * Dra. Suheni, M.Pd.** Mori Dianto, M.Pd.** Program Studi Bimbingan STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT This study has a background of problem in which students cannot utilize their time to study at school, such as difficulty to measure time between studying and resting, difficulty to concentrate in studying, and less utilization of library. The purpose of this study is to describe utilization of student s time from consideration of: 1) characteristic ability, 2) physical condition, 3) psychology condition, and 4) learning desire. This study was quantitative study. Study population was all students at class X and XI which amounted to 648 students. This study used purposive sampling technique. Study sample was amounted to 66 people. Instrument that used in this study was questionnaire. Data analysis technique was used percentage technique. Study finding revealed that: 1)characteristic ability was in good category, 2) physical condition was in poor category, 3)psychology condition was in fair category, and 4)learning desire was in fair category. Keywords: time,utilization,studying PENDAHULUAN Pendidikan adalah investasi jangka panjang yang memerlukan usaha dan dana yang cukup besar, hal ini diakui oleh semua orang atau suatu bangsa demi kelangsungan masa depannya. Demikian halnya dengan Indonesia menaruh harapan besar terhadap pendidik dalam perkembangan masa depan bangsa ini, karena dari sanalah tunas muda harapan bangsa sebagai generasi penerus dibentuk. Meski diakui bahwa pendidikan adalah investasi besar jangka panjang yang harus ditata, disiapkan dan diberikan sarana maupun prasarana dalam arti modal material yang cukup besar, tetapi sampai saat ini Indonesia masih berkutat pada problematika klasik yaitu kualitas pendidikan. Keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh peserta didik. Apabila peserta didik tidak memiliki minat dalam belajar maka hasil belajar yang diperoleh tidak akan bisa optimal. Belajar merupakan proses manusia untuk mencapai berbagai macam kompetensi, keterampilan, dan sikap. Belajar dimulai sejak manusia lahir sampai akhir hayat. Kemampuan manusia untuk belajar merupakan karakteristik penting yang membedakan manusia dengan makhluk hidup lainnya. Belajar mempunyai keuntungan, baik bagi individu maupun bagi masyarakat. Bagi individu, kemampuan untuk belajar secara terus-menerus akan memberikan kontribusi terhadap pengembangan kualitas hidupnya. Sedangkan bagi masyarakat, belajar mempunyai peran yang penting dalam mentransmisi budaya dan pengetahuan dari generasi ke generasi. Belajar merupakan aktivitas yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan perubahan dalam dirinya melalui pelatihan-pelatihan atau pengalamanpengalaman. Dengan demikian, belajar membawa perubahan bagi si pelaku, baik 1 2
perubahan pengetahuan, sikap, maupun keterampilan. Menurut Slameto (2013:2), Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Selain itu Dalyono, (2010:49) mengemukakan bahwa Belajar merupakan suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan mengadakan perubahan di dalam diri seseorang, mencakup perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan, keterampilan, dan sebagainya. Sedangkan Purwanto, (2010:85) juga berpendapat Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, di mana perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik, tetapi juga ada kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk. Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian belajar adalah suatu proses usaha yang bertujuan mengadakan perubahan di dalam diri seseorang mencakup perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan, dan keterampilan, di mana perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik, tetapi juga ada kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk. Belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang untuk memperoleh sejumlah ilmu pengetahuan. Dalam belajar, seseorang tidak bisa melepaskan diri dari beberapa hal yang dapat mengantarkan seseorang berhasil dalam belajar. Banyak orang yang belajar dengan susah payah, tetapi tidak mendapatkan hasil apa-apa hanya kegagalan yang ditemui. Penyebabnya tidak lain karena belajar tidak teratur, tidak disiplin, dan kurang semangat, tidak tahu bagaimana cara berkonsentrasi dalam belajar, mengabaikan masalah pengaturan waktu dalam belajar, kurangnya minat dalam belajar, dan tidak adanya motivasi dalam diri seseorang tersebut. Apabila peserta didik ingin memperoleh pengetahuan yang lebih banyak maka mereka harus sadar dan berusaha untuk belajar. Proses ini tidak berjalan dengan cepat. Hasilnya akan diperoleh bila belajar dilakukan secara kontiniu dan dalam waktu yang relatif lama. Artinya peserta didik tidak langsung pintar jika hanya belajar dalam sehari. Oleh karena itu belajar merupakan suatu proses, maka hasil akhir yang diperoleh peserta didik akan bergantung cara belajar peserta didik tersebut. Belajar dapat dilakukan secara kelompok atau perorangan. Selain itu ada beberapa faktor yang mempengaruhi belajar peserta didik. Faktor tersebut bisa berasal dari dalam diri peserta didik itu sendiri maupun dari luar, seperti kemampuan pembawaan, kondisi fisik peserta didik yang belajar, kondisi psikis peserta didik, dan kemauan belajar, serta pemanfaatan waktu belajar. Waktu merupakan sesuatu yang penting dalam kehidupan manusia. Waktu juga merupakan kesempatan yang digunakan untuk melakukan berbagai macam kegiatan. Adapun yang dimaksud dengan waktu belajar adalah waktu yang digunakan untuk mempelajari sesuatu, sehingga terjadi proses perubahan pada diri seseorang yang belajar. Menurut Purwanto (2010:114) Pembagian waktu belajar juga diperlukan agar peserta didik dapat belajar secara produktif, dalam hal ini Hukum Jost masih tetap diakui kebenaranya. Menurut hukum Jost tentang belajar, 30 menit 2 X sehari selama 6 hari lebih baik dan produktif dari pada sekali belajar selama 6 jam (360) menit tanpa berhenti. Jadi, waktu belajar adalah waktu yang digunakan untuk mempelajari sesuatu, sehingga terjadi perubahan pada diri seseorang yang belajar. Waktu belajar adalah waktu terjadinya proses belajar peserta didik di sekolah, baik pagi, siang, maupun sore hari. Pengaturan waktu belajar mempunyai arti penting dalam belajar, belajar menggunakan waktu merupakan suatu keterampilan yang berharga dan memberikan keuntungan dalam belajar. Peserta didik yang tidak dapat memanfaatkan waktu secara efektif dan efesien dalam belajar umumnya akan mengeluh kekurangan waktu dalam menyelesaikan tugas-tugasnya, sebaliknya peserta didik yang dapat memanfaatkan waktu secara efektif dan efesien tampak tidak pernah kehabisan waktu untuk mengerjakan tugasnya dengan baik. Pemanfaatan waktu belajar merupakan hal yang perlu diperhatikan dalam cara belajar efektif. Waktu hanya mempunyai suatu arti kalau dapat menghasilkan suatu prestasi belajar pada waktu yang tepat, yang tidak mengalami kelambatan. Kelambatan 32
dalam belajar sesungguhnya tidak dapat dengan menambah jatah waktu belajar, melainkan dengan mencari cara-cara belajar yang dapat memanfaatkan waktu secara lebih efektif. Peserta didik yang dapat memanfaatkan waktu belajar dengan baik tentunya akan lebih mudah dalam menerima dan memahami pelajaran, baik itu yang disampaikan oleh guru di sekolah maupun yang dipelajari dari buku-buku pelajaran. Peserta didik yang mampu memahami pelajaran pada akhirnya akan memperoleh prestasi belajar yang baik. Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 12 Januari 2016 yang peneliti lakukan di SMA Negeri 2 Muara Bungo ditemukannya masih ada beberapa peserta didik yang belum bisa memanfaatkan waktu belajarnya secara efektif dilihat dari segi kemampuan bawaannya seperti, menghafal bahan pelajaran, membuat ringkasan dan ikhtisar, mengerjakan tugas, dan membentuk kelompok belajar, peserta didik kurang dapat memanfaatkan perpustakaan, peserta didik kurang mengulangi bahan-bahan pelajaran, serta masih ada peserta didik yang belum bisa menggunakan waktu belajarnya ketika guru mata pelajaran tidak hadir, seperti pergi ke kantin, bermain handphone di kelas, bercerita dengan teman, mengganggu teman, duduk di depan kelas, dan tidur di kelas. Hasil observasi di atas diperkuat dengan hasil wawancara pada tanggal 14 Januari 2016 bersama peserta didik terungkap bahwa peserta didik merasa sulit dalam mengatur waktu antara belajar dan bermain, peserta didik sulit untuk berkonsentrasi dalam proses belajar dan menolak ajakan teman untuk bermain, peserta didik sulit mengatur waktu belajarnya ketika kondisi fisik yang kurang sehat, kurangnya kemauan atau minat peserta didik dalam belajar, peserta didik sulit mengatur waktu belajarnya ketika kondisi psikis yang terganggu dan adanya ketakutan peserta didik terhadap prestasinya. Dari masalah di atas maka batasan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana profil pemanfaatan waktu untuk belajar Bungo. Adapun tujuan penelitian ini dilakukan adalah untuk mengungkap pemanfaatan waktu untuk belajar peserta didik dilihat dari: 1. Kemampuan pembawaan. 2. Kondisi fisik peserta didik yang belajar. 3. Kondisi psikis peserta didik. 4. Kemauan belajar peserta didik. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan pada tanggal 27-31 Mei 2016. Lokasi penelitian ini adalah di SMA Negeri 2 Muara Bungo yang beralamat di Jalan Pangeran Diponegoro Kecamatan Rimbo Tengah, Muara Bungo Jambi. Hal ini dikarenakan fenomenanya ditemukan di sekolah tersebut. Berdasarkan permasalahan dan tujuan penelitian yang telah dirumuskan, maka pelaksanaan penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian kuantitatif. Menurut Darmawan (2013:37) Penelitian kuantitatif adalah suatu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat menemukan keterangan mengetahui apa yang ingin kita ketahui. Selanjutnya Darmawan (2013:38) mengemukakan Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan sampel dalam setiap stratum sebanding dengan jumlah unsur populasi dalam stratum tersebut. Adapun populasi dalam penelitian ini seluruh peserta didik kelas X dan kelas XI yang berjumlah 648 orang peserta didik. Adapun teknik pengambilan sampel adalah Purposive Sampling merupakan Pengambilan unsur sampel atas dasar tujuan tertentu sehingga memenuhi keinginan dan kepentingan peneliti. Menurut Martono (2012:79) Purposive Sampling merupakan teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 66 peserta didik yang didasari atas 2 kelompok 33 peserta didik yang ditetapkan secara purposive sampling. Selanjutnya pengolahan data dilakukan dengan menggunakan rumus persentase yang dikemukakan oleh Sudjana (2010:129) dengan rumus. P= 100 HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil pengolahan data tentang klasifikasi pemanfaatan waktu untuk 43
belajar Bungo dapat dilihat dari 66 responden kategori sangat baik tidak ada, kategori baik sebesar 19,69%, kategori cukup baik sebesar 72,73%, kategori kurang baik sebesar 7,58%, dan untuk kategori sangat kurang baik tidak ada. Artinya peserta didik cukup baik dalam menggunakan waktu untuk belajarnya. Berdasarkan hasil penelitian dapat dideskripsikan bahwa klasifikasi pemanfaatan waktu untuk belajar peserta didik di SMA Negeri 2 Muara Bungo dengan masing-masing indikator adalah sebagai berikut. 1) Profil pemanfaatan waktu untuk belajar peserta didik dilihat dari kemampuan pembawaan berada pada kategori baik dengan persentase 59,09% 2) Profil pemanfaatan waktu untuk belajar peserta didik dilihat dari kondisi fisik berada pada kategori kurang baik dengan persentase 7,57% 3) Profil pemanfaatan waktu untuk belajar peserta didik dilihat dari kondisi Psikis berada pada kategori cukup baik dengan persentase 56,07% 4) Profil pemanfaatan waktu untuk belajar peserta didik dilihat dari kemauan belajar berada pada kategori cukup baik dengan persentase 53,03% KESIMPULAN DAN SARAN Berdasakan hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa profil pemanfaatan waktu untuk belajar peserta didik di SMA Negeri 2 Muara Bungo sebagai berikut. 1. Profil pemanfaatan waktu untuk belajar Bungo dilihat dari kemampuan pembawaan berada pada kategori baik. 2. Profil pemanfaatan waktu untuk belajar Bungo dilihat dari kondisi fisik berada pada kategori kurang baik. 3. Profil pemanfataan waktu untuk belajar Bungo dilihat dari kondisi psikis berada pada kategori cukup baik. 4. Profil pemanfaatan waktu untuk belajar Bungo dilihat dari kemauan belajar berada pada kategori cukup baik. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan berikut beberapa saran kepada: 1. Peserta didik Peserta didik hendaknya mampu menggunakan rentang waktu 24 jam dengan sebaik-baiknya, tanpa ada waktu yang berlalu dan terbuang dengan sia-sia. Dengan begitu waktu dapat diatur menurut kehendak peserta didik. Aturlah pembagian waktu belajar berdasarkan perjalanan waktu dalam perputaran siang dan malam, sehingga peserta didik tidak merasa kehabisan waktu untuk belajar. 2. Guru BK Guru BK dapat melakukan aplikasi instrumentasi untuk mengungkap hambatan-hambatan peserta didik dalam mengembangakan kompetensi yang dimiliki, sehingga dapat memberikan layanan yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan dapat membantunya mencapai tujuan belajar dengan baik. 3. Sekolah Diharapkan kepada pihak sekolah lebih memperhatikan waktu belajar peserta didik pada saat berada di lingkungan SMA Negeri 2 Muara Bungo. 4. Pengelola Program Studi Bimbingan dan Konseling Program Studi Bimbingan dan Konseling hendaknya mampu mencetak calon pendidik yang mampu memberikan pelayanan yang baik, memiliki soft skill yang tinggi. 5. Peneliti Peneliti, untuk mendapatkan ilmu pengetahuan atau pengalaman dalam melakukan penelitian, baik secara teori maupun praktik serta untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh 6. Peneliti selanjutnya Direkomendasikan kepada peneliti selanjutnya untuk mendapat meneliti lebih baik lagi mengenai kendala peserta didik dalam memanfaatkan waktu untuk belajar. KEPUSTAKAAN Dalyono. 2010. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Darmawan, Deni. 2013. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 54
Martono, Nanang. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Rajawali Pers. Purwanto, M. Ngalim. 2010. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Slameto. 2013. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta. Sudjana, Nana. 2010. Penelitian dan Penelitian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algensindo. 65