BAB V ANALISIS. Tabel 5.1. Kesalahan Estimasi Peramalan Metode Linear Regression

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 5 ANALISIS 5.1. Analisis Forecasting (Peramalan)

BAB III METODE PENELITIAN

4.10 Minimum Order Struktur Produk BAB 5 ANALISA 5.1 Pengolahan Data Perhitungan Coefficient of Variance

PENENTUAN JADWAL INDUK PRODUKSI DI PT SALIM IVOMAS PRATAMA TBK

BAB V ANALISA HASIL. Pada bab sebelumnya telah dilakukan pengolahan data-data yang

Biaya Perencanaan Agregat Metode-Metode Perencanaan Agregat Linear Programming Pengertian Linear

SEMINAR NASIONAL MESIN DAN INDUSTRI (SNMI6) 2010

Bab 3 Metodologi Penelitian

Penentuan Waktu Produksi Optimal dengan Metode Rougt Cut Capacity Planning Guna Memenuhi Permintaan Konsumen (Studi Kasus PT. Adhitama Abadi Surabaya)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

BAB IV JADWAL INDUK PRODUKSI

Kata kunci: tenaga kerja musiman, permintaan konsumen, alokasi waktu lembur dan produksi periode sebelumnya.

BAB III METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI UNTUK MEMENUHI PERMINTAAN KONSUMEN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ROUGH CUT CAPACITY PLANNING (RCCP) DIDIK KHUSNA AJI

BAB IV JADWAL INDUK PRODUKSI

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

Perhitungan Waktu Siklus Perhitungan Waktu Normal Perhitungan Waktu Baku Tingkat Efisiensi...

Perencanaan Produksi dengan Mempertimbangkan Kapasitas Produksi pada CV. X

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB IV JADWAL INDUK PRODUKSI

PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE ROUGH CUT CAPACITY PLANNING (RCCP) UNTUK MEMENUHI PERMINTAAN KONSUMEN PADA PT

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN

Membuat keputusan yang baik

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB V ANALISA HASIL. Berdasarkan data permintaan produk Dolly aktual yang didapat (permintaan

RUDI SUSANTO NPM

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

Seminar Nasional IENACO ISSN PENGELOMPOKAN STASIUN KERJA UNTUK MENYEIMBANGKAN BEBAN KERJA DENGAN METODE LINE BALANCING

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM. 3.1 Alasan digunakan Metode Exponential Smoothing. Banyak metode peramalan yang dapat digunakan dalam memprediksi tingkat

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI DENGAN METODE ROUGH CUT CAPACITY PLANNING (RCCP) DI PT. LOTUS INDAH TEXTILE INDUSTRIES SURABAYA SKRIPSI

PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU KEMASAN MINUMAN RINGAN UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN. Mila Faila Sufa 1*, Rizky Novitasari 2

ABSTRACT. Universitas Kristen Maranatha

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 Metode Penelitian

BAB V ANALISA HASIL. hasil grafik, dapat di lihat bahwa pola permintaan tidak beraturan sbb : BULAN

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISA HASIL. Januari 2008 sampai dengan Desember 2008 rata-rata permintaan semakin

Universitas Bina Nusantara

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

REZAFANI ALFIN NPM

TINJAUAN PUSTAKA II.1 Peramalan...7

BAB I PENDAHULUAN. untuk item yang diproduksi. Peramalan ini berguna sebagai dasar untuk

BAB V ANALISA HASIL. yang digunakan untuk meramalkan keadaan yang akan datang memiliki. penyimpangan atau kesalahan dari keadaan aslinya.

PERENCANAAN PRODUKSI AGREGAT PRODUK FLOORING PADA PERUM PERHUTANI INDUSTRI KAYU BRUMBUNG

PERENCANAAN PRODUKSI

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

ABSTRACT. Universitas Kristen Maranatha

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Bab III PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI

BAB V ANALISA HASIL Perbandingan Akurasi Hasil Peramalan MC Tire IRC Tube Type. menganalisa produk MC Tire IRC Tube Type, sebagai berikut :

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

ANALISIS PENGELOLAAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN BBM PADA SPBU PT. MANASRI USMAN *)

pengecoran logam. Bahan baku utamanya adalah besi rongsokan (Screp Style) dalam ukuran kilogram. Sedangkan bahan pembantu berapawaterglass dan pasir,

Perencanaan Produksi Kotak Karton Tipe PB/GL pada PT.Guru Indonesia Ciracas, Jakarta Timur dengan Metode Transportasi.

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU BAJA MS DI DIREKTORAT PRODUKSI ATMI CIKARANG

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan produksi pada

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya dunia bisnis dari waktu ke waktu mengakibatkan

ABSTRACT. Keywords : aggregation plan, cost minimizing. iv Universitas Kristen Maranatha

Abstract. Keywords : fluctuating demand, aggregate planning, strategy. Universitas Kristen Maranatha

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Seiring dengan meningkatknya pangsa pasar, permintaan konsumen juga menjadi

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian dewasa ini semakin menuju pasar global, hal ini

ANALISIS PENGELOLAAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN PADA KOPERASI NIAGA ABADI RIDHOTULLAH *)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebuah fakta bahwa waktu adalah uang dalam aktivitas penjualan. Pengambilan

OPTIMASI PERENCANAAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU CAPROLACTAM

BAB 1 PENDAHULUAN. Praktikum Sistem Produksi ATA 2014/2015

SALES FORECASTING UNTUK PENGENDALIAN PERSEDIAAN

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Jurusan Teknik Industri, Universitas Brawijaya Jalan MT. Haryono 167, Malang, 65145, Indonesia (1)

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR.. ii DAFTAR ISI.. iv DAFTAR TABEL. vi DAFTAR GAMBAR vii DAFTAR LAMPIRAN. viii

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Indentifikasi Pola Permintaan Data Historis 2011 dan Perhitungan Model

Daftar Isi Lembar Pengesahan Lembar Pernyataan Abstrak Lembar Peruntukan Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Daftar Lampiran

BAB IV ANALISIS HASIL PENGOLAHAN DATA

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. diajukan. Sugiyono (2014:2) mengatakan bahwa: secara umum metode. adalah penelitian secara deskriptif dan komparatif.

2.4.3 Krtiteria Pemilihan Metode Peramalan Verifikasi Model Peramalan Uji Verifikasi Peramalan dengan Moving Range Chart...

ABSTRAK. vii. Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI

Perencanaan Agregat. Perencanaa & Pengendalian Produksi_TI-UG

BAB 2 LANDASAN TEORI

Transkripsi:

BAB V ANALISIS 5.1. Analisis Peramalan Peramalan merupakan suatu cara untuk memperkirakan permasalahan dimasa yang akan datang berdasarkan pada data penjualan masa lalu. Dari bulan januari 2010 sampai dengan desember 2010. Langkah awal dalam melakukan proses peramalan yaitu plotting data permintaan actual berdasarkan dari permintaan setiap periodenya, plotting data ini dilakukan untuk mengetahui pola data actual yang terjadi. Berdasarkan hasil plotting data permintaan masa lalu yang dimiliki, maka pola yang terbentuk adalah pola data trend. Hal ini dikarenakan tidak terjadi fluktuasi permintaan yang terlalu besar. Peramalan yang dilakukan berdasrkan trend data permintaan periode sebelumnya yaitu moving average, single exsponential smoothing, double exponential smoothing dan linear regression. Dari hasil peramalan yang telah dilakukan dengan menggunakan empat metode, hasil perhitungan peramalan dengan menggunakan WINQ SB menunjukkan bahwa nilai MSE dan MAD yang terkecil adalah dengan menggunakan metode linear regression yaitu terlihat pada tabel 5.1: Tabel 5.1. Kesalahan Estimasi Peramalan Metode Linear Regression Metode Peramalan Produk MSE MAD Linear Regression B-foam 5529822 2098.32 Setelah di dapat bahwa metode yang sesuai untuk trend data permintaannya yaitu dengan metode linear regression maka di dapat data peramalan untuk periode Januari 2011 sampai Desember 2011. Adapun hasil metode peramalan yang terpilih adalah seperti pada tabel berikut: 138

139 Tabel 5.2. Hasil Peramalan Terpilih Periode Peramalan 1 33896.39 2 34984.47 3 36072.55 4 37160.63 5 38248.71 6 39336.79 7 40424.87 8 41512.95 9 42601.03 10 43689.11 11 44777.19 12 45865.27 5.2. Analisis Uji Moving Range Chart Setelah mendapatkan metode peramalan terpilih berdasarkan kesalahan yang terkecil maka untuk mendapatkan hasil ramalan yang baik, kita harus membandingkan hasil ramalan tersebut dengan permintaan dan membuat perbaikan ramalan jika terdapat perubahan peramalan. Untuk memastikan apakah metode peramalan yang terpilih sesuai dengan pola data, maka dilakukan uji moving range yang merupakan salah satu cara untuk mengendalikan kesalahan peramalan dengan mengabaikan error positif dan error negatif. uji moving range diawali dengan menghitung selisih antara data actual dengan data hasil peramalan, kemudian hasilnya dipetakan pada rentang bergerak. Dari peta rentang bergerak tersebut dapat disimpulkan apakah metode peramalan yang digunakan dapat mewakili system permintaan yang ada. Pengujian dilakukan dengan menentukan batas-batas, region-region dan selanjutnya memplotkan data error. Hasil plot data dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

140 Gambar 5.1. Grafik Pengujian Moving Range chart Peramalan Linear Regression setelah diadakan uji verifikasi terbukti data tidak out of control maka metode peramalan linear regression memang cocok diterapkan. Dengan BKA = 9950.98 dan BKB = -9950.98 jadi tidak perlu diadakan peramalan lagi dengan metode lain. 5.3. Analisis Kapasitas Produksi Kapasitas produksi merupakan kemampuan produksi yang dimiliki perusahaan dalam memenuhi permintaan konsumen. Kapasitas produksi ini terdiri dari kapasitas normal (regular time) dan kapasitas produksi yang dihasilkan dari kerja lembur (over time). Over time atau lembur diperoleh dari 25% dari jam kerja normal yang telah ditentukan oleh perusahaan. Perhitungan kapasitas dalam perencaan produksi untuk jam kerja normal dan jam kerja lembur, berdasarkan waktu jam kerja terhadap jumlah produk yang diproduksi. Setelah diketahui kapasitas produksi tiap stasiun kerja/mesin seluruh jenis produk, maka kapasitas produksi yang tersedia adalah kapasitas stasiun kerja yang memiliki output terendah. Kemampuan memproduksi dalam suatu aliran produksi berdasarkan output terendah dan stasiun kerja (mesin) yang ada. Dari hasil perhitungan, output terendah untuk seluruh periode dan seluruh jenis produk yang diamati, untuk setiap jenis B-foam dihasilkan oleh mesin Silo.

141 Maka kapasitas produksi yang tersedia berdasrkan output atau kemampuan produksi dari masing-masing stasiun kerja tersebut. 5.4. Analisi Perencanaan Produksi Agregat pada perencanaan produksi agregat ini tidak dibahas produk yang diproduksi secara rinci melainkan dalam bentuk agregat, yaitu suatu satuan yang mempresentasikan kumpulan beberapa produk. Pada perencanaan produksi agregat data yang digunakan didapat dari hasil kapasitas produksi dan peramalan. Pada perhitungan perencanaan produksi agregat metode yang dipakai adalah metode hibrid dan metode Transportasi. Dari hasil perhitungan metode yang digunakan diperoleh a. Metode Tenaga Kerja Tetap Dari perhitungan metode Tenaga Kerja Tetap dapat dianalisis pada periode 1 dan periode 2 semua permintaan yang terpenuhi oleh kapasitas jam kerja normal (regular time), tetapi pada periode 3 sampai dengan periode 12 kapasitas jam kerja normal (regular time) tidak memenuhi, maka dibutuhkan kapasitas jam kerja lembur (over time) pada setiap periode sesuai dengan kebutuhan. Dari hasil perhitungan didapat total ongkos dari metode Tenaga Kerja Tetap sebesar Rp. 5,490,901,740/tahun. Tabel 5.3. Total Cost Metode Tenaga Kerja Tetap UPRT 327948 x Rp 11,935 Rp 3,914,059,380 UPOT 128722 x Rp 11,935 Rp 1,536,297,070 SC x Rp 0 Rp 0 Inventori 22651 x Rp 1,790 Rp 40,545,290 Total Cost Rp 5,490,901,740 b. Dari perhitungan metode transportasi dapat dianalisis pada periode 1 sampai dengan periode 3 semua permintaan yang masuk terpenuhi oleh kapasitas jam kerja normal (regular time), tetapi pada periode 4 sampai dengan periode 12 kapasitas jam kerja normal (regular time) tidak memenuhi, maka dibutuhkan kapasitas jam kerja lembur (over time) pada setiap periode sesuai dengan kebutuhan. Dari hasil perhitungan didapat total ongkos dari metode hibrid sebesar Rp. 5,529,780,540/tahun.

142 Tabel 5.4. Total Cost Metode Transportasi UPRT 327948 x Rp 11,935 Rp 3,914,059,380 UPOT 128722 x Rp 11,935 Rp 1,536,297,070 SC x Rp 0 Rp 0 Inventori 44371 x Rp 1,790 Rp 79,424,090 Total Cost Rp 5,529,780,540 Dari kedua metode tersebut dapat dibandingkan, metode tenaga kerja tetap mempunyai total cost yang lebih kecil dibandingkan dengan metode transportasi. Oleh karena itu, maka metode tenaga kerja tetap adalah metode yang terpilih untuk rencana produksi agregat. Tabel 5.5. Perbandingan Total Cost Pada Metode Tenaga Kerja Tetap dan Transportasi Tabel Perbandingan Metode Total Cost Tenaga Kerja Tetap Rp 5,490,901,740 Transportasi Rp 5,529,780,540 Selanjutnya dari hasil perhitungan metode yang terpilih akan dijadikan sebagai input pada proses disagregasi. 5.5. Analisis Proses Disagregasi Disagregasi merupakan proses mengubah hasil rencana produksi agregat menjadi jumlah yang harus diproduksi untuk setiap item. Data yang diolah dalam proses disagregasi ini sebagai data inputnya di dapat dari hasil proses perencanan produksi agregat yang kemudian digunakan untuk pengolahan data. Dengan melihat perhitungan pada bab 4 ongkos setup sebesar Rp 25,000 ongkos simpan sebesar Rp 1,790 dan safety stock produk WEB sebanyak 23 unit, Produk WES sebanyak 1380 unit dan produk WEP sebanyak 68 unit. Dapat dianalisis proses disagregasi ini dengan mengacu pada faktor konversi, presentasi proporsi dari tiap-tiap item untuk menghasilkan jadwal induk produksi yang nantinya akan digunakan. Pada rencana produksi agregat yang terpilih metode tenaga kerja tetap didapat data-data demand dan total supply yang akan dijadikan acuan untuk proses disagregasi selama 12 periode.

143 Pada proses disagregasi digunakan metode family setup untuk mengetahui apakah tiap family dari msing-masing tersebut dibuat atau tidak. Item yang dibuat ada 3, yaitu WEB, WES dan WEP. Dari perhitungan dapat dianalisis bahwa semua item diproduksi, karena mempunyai inventori yang lebih kecil dibandingkan dengan safety stock (I jt >S ij ). Kemudian dilakukan penyesuaian atau adjustment karena ukuran produksi optimal. 5.6. Analisis Jadwal Induk Produksi Jadwal induk produksi merupakan hasil akhir dari proses disagregasi dari masing-masing item yang akan diproduksi. Jadwal induk produksi yang dihasilkan akan memberikan informasi tingkat produksi yang diperlukan dari setiap item untuk memenuhi ramalan tingkat permintaan pada suatu periode tertentu. Pada perhitungan jadwal induk produksi untuk masing-masing item diambil dari perhitungan disagregasi item untuk setiap periodenya. 5.7. Analisis Kebutuhan Kapasitas Kasar Perencanaan kebutuhan kapasitas merupakan langkah penting dalam mencapai target produksi. Perencanaan kapasitas ini berdasarkan pada jam kerja stasiun kerja (mesin). Untuk mendapatkan nilai RCCP (Rought Cut Capasity Planning) ini digunakan perkalian data waktu kerja setiap stasiun kerja dikalikan dengan jadwal induk produksi, sehingga akan didapatkan jumlah waktu yang diperlukan untuk produksi masing-masing item. Metode yang digunakan dalam penentuan kapasitas kasar ini adalah Bill Of Labour (pendekatan jumlah tenaga kerja). Pendekatan ini menghasilkan waktu total untuk memproduksi permintaan setiap item agar dapat memenuhi jadwal induk produksi. Dari hasil grafik perbandingan dapat dilihat bahwa kapasitas waktu yang tersedia untuk mesin Hopper, Chamber 1, Fluidized Bed 1, Chamber 2, Fluidized Bed 2, Block Moulding, EPS Cutting Machine dapat terpenuhi dari kapasitas yang tersedia pada regular time dan mesin silo 1, silo 2 dan EPS cutting machine

144 schnell tidak dapat terpenuhi oleh kapasitas waktu yang tersedia, maka perlu ada tambahan jam kerja lembur (Overtime)