Asri Eka Ratih (Universitas Maritim Raja Ali Haji)

dokumen-dokumen yang mirip
Asri Eka Ratih

BAB I PENDAHULUAN. Era reformasi telah memberikan peluang bagi perubahan cara-cara pandang

strategis organisasi, kepuasan konsumen dan memberikan kontribusi ekonomi.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Sleman yang

A. Demografi Responden Nama Instansi Nama Responden Latar Pendidikan Jabatan Responden Lama Menjabat Tanggal Pengisian

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Bantul. Sampel yang akan

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 5.1 Karakteristik Responden Penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk melihat kuat pengaruh

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Karakteristik Berdasarkan Responden

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. data, hasil uji validitas data, hasil uji asumsi klasik, hasil pengujian hipotesis dan

2. KUISONER PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. dan karyawan di bagian akuntansi dan keuangan pada 5 (lima) Perusahaan

BAB IV PENGUJIAN. Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat tingkat kevalidan atau

BAB I PENDAHULUAN. negara/daerah dimulai dengan diterbitkannya 2 (dua) undang-undang yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. perusahaan manufaktur skala besar dan sedang di Semarang. 3.2 Populasi, Sampel, dan Teknik Pengumpulan Sampel

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Hasil Jawaban Responden Atas Variabel Kepatuhan Wajib Pajak. kerelaan nilai dalam membayar pajak sebagai berikut :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. melalui kuesioner. Kuesioner yang disebar sebanyak 34 kuesioner, pekerjaan, dan tingkat pendidika terakhir.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum. Berdasarkan penjabaran pertanggungjawaban pelaksanaan Anggaran

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Untuk memperoleh data dalam pengujian ini, penulis telah membagikan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Objek dan Subjek Penelitian. Pemilihan sampel pada penelitian ini menggunakan metode sensus.

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Penyajian Statistik Deskripsi Hasil Penelitian. kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel, baik mengenai

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. transaksi untuk pembelian fashion muslim melalui e-commerce, maka akan. Tabel 4.1 Data responden berdasarkan gender

Kata Kunci: Tingkat Pemahaman, Pelatihan, Penerapan SAP Berbasis Akrual

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. sampel auditor internal pada perusahaan perusahaan tersebut. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH KEAHLIAN, INDEPENDENSI DAN ETIKA AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDITOR PADA INSPEKTORAT PROVINSI DAN INSPEKTORAT KOTA TANJUNGPINANG

BAB III METODE PENELITIAN. diperoleh secara langsung dari subyek penelitian dalam bentuk panduan

BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. GAMBARAN UMUM OBYEK/SUBYEK PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. daftar pertanyaan tertulis kepada responden, dalam hal ini adalah seluruh

BAB III METODE PENELITIAN. BPKAD (Badan Pengelolaan Keuangan Aset Daerah) dan DP2KAD (Dinas

PENGARUH AKUNTANSI BARANG MILIK DAERAH TERHADAP PENGAWASAN KEKAYAAN DAERAH PADA PEMERINTAHAN KABUPATEN BINTAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Daerah (SKPD) yang ada di pemerintah kabupaten/kota se-provinsi Lampung.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menjadi sampel dalam penelitian mengenai pengaruh harga, kualitas produk, citra merek

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. VARIABEL PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan bertujuan untuk menguji apakah motivasi,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. terdaftar pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Purwokerto.

BAB III METODELOGI PENELITIAN. juga terdapat data-data yang berasal dari pihak Solo Grand Mall dan

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. berada di meruya selatan. dengan total 100 kuesioner yang diantarkan langsung

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN. Berikut ini diringkas pengiriman dan penerimaan kuesioner : Tabel 4.1. Rincian pengiriman Pengembalian Kuesioner

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Perusahaan didirikan pada tanggal 20 Maret 1958 di Jakarta. Ruang lingkup

BAB IV METODE PENELITIAN. yang diperoleh dari penelitian itu adalah data empiris (teramati) yang mempunyai

PENGARUH LATAR BELAKANG PENDIDIKAN, PENGALAMAN KERJA DAN INTEGRITAS TERHADAP KUALITAS HASIL PEMERIKSAAN PADA INSPEKTORAT DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif adalah sebagai penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengujian hipotesis (hyphotesis testing

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK),

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

IKA NUR MAULIDA AFFIANI B

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGAUH KUALITAS PRODUK, HARGA, CITRA MEREK DAN DESAIN PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MOBIL JENIS MPV MEREK TOYOTA. Risnandar

BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN. buah. Dari 105 kuesioner yang dikirimkan kepada seluruh

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Untuk menguji apakah alat ukur (instrument) yang digunakan memenuhi

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN KEPUASAN TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN PADA BELANJA ONLINE ELEVENIA STUDI KASUS MAHASISWA UNIVERSITAS GUNADARMA

BAB IV HASIL PENELITIAN. Responden dalam penelitian ini adalah seluruh Wajib Pajak Orang Pribadi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang telah dilakukan. Hasil dan pembahasan ini terdiri dari kualitas website, uji

ANALISIS PENGARUH PRODUK, HARGA, PROMOSI DAN TEMPAT TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN RESTORAN RICHEESE FACTORY CABANG DEPOK KELAPA DUA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 110 responden yang berada di

dan 3 variabel independen, serta 1 variabel moderating, yang diadopsi dari jurnal

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. uji instrumen penelitian, analisis data dan pembahasan. Statistik deskriptif data,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. jumlah sampel, nilai minimum, nilai maksimum, rata-rata (mean) dan standar

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pengujian yang telah dilakukan yaitu terdiri dari analisis deskriptif, dan beberapa

Transkripsi:

PENGARUH PEMAHAMAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH, PENATAUSAHAAN KEUANGAN DAERAH DAN PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH TERHADAP KINERJA SKPD PADA PEMERINTAHAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU Asri Eka Ratih (Universitas Maritim Raja Ali Haji) ABSTRAK Reformasi Pemerintahan Daerah harus diikuti dengan reformasi kelembagaan dan reformasi manajemen, yang didalamnya termasuk penatausahaan keuangan dan pengelolaan barang milik daerah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemahaman sistem akuntansi keuangan daerah, penatausahaan keuangan daerah dan pengelolaan barang milik daerah terhadap Kinerja SKPD pada Pemerintahan Provinsi Kepulauan Riau. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan data primer, yaitu kuesioner dengan menggunakan teknik judgment sampling. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pejabat pada instansi pemerintah yang melaksanakan kewenangan di tingkat provinsi Kepulauan Riau populasi sebanyak 363 orang dengan populasi target 234 orang. Sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah Kuasa Pengguna Anggaran(KPA), Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK), Pejabat Penatausahaan Keuangan (PPK) di seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) sebanyak 210 orang. Sebelum dilakukan pengujian hipotesis dengan analisis regresi berganda, terlebih dahulu dilakukan uji kualitas data dan uji asumsi klasik. Hasil penelitian menunjukan bahwa pemahaman sistem akuntansi keuangan daerah, penatausahaan keuangan daerah dan pengelolaan barang milik daerah berpengaruh secara simultan terhadap kinerja SKPD. Sedangkan secara parsial penatausahaan keuangan daerah tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja SKPD. Kata Kunci : Sistem akuntansi keuangan, Penatausahaan keuangan, Pengelolaan barang milik daerah, Kinerja SKPD PENDAHULUAN Berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara pasal 51 ayat (2), Kepala SKPD selaku Pengguna Anggaran harus menyelenggarakan akuntansi atas transaksi keuangan, aset, utang, dan ekuitas dana termasuk transaksi pendapatan dan belanja, yang berada dalam tanggung jawabnya. Hal ini berarti bahwa setiap SKPD harus membuat laporan keuangan unit kerja yaitu antara lain : Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Catatan Atas Laporan Keuangan, sedangkan yang menyusun laporan Arus Kas adalah Kepala Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah selaku Bendahara Umum Daerah.

Peraturan Pemerintah Nomor 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah yang dijabarkan oleh Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006 merupakan pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Penatausahaan keuangan daerah dalam pelaksanaan APBD mengalami perubahan yang cukup fundamental, diantara perubahan tersebut adalah dilimpahkannya sebagian mekanisme peraturan keuangan di Badan/Biro/bagian Pengelolaan Keuangan Daerah kepada SKPD, lingkup penatausahaan keuangan yang dilimpahkan diantaranya pengujian Surat PermintaanPembayaran (SPP), baik Langsung (LS), Uang Persedian (UP), Ganti Uang (GU), maupun Tambahan Uang (TU) serta penerbitan Surat Perintah Membayar (SPM). Perubahan mendasar dalam penatausahaan keuangan dan asset daerah pasca reformasi adalah perubahan sistem akuntansi pemerintah pusat dan daerah. Akuntansi akan mempunyai peran yang nyata dalam kehidupan sosial ekonomi kalau informasi yang dihasilkan oleh akuntansi dapat mengendalikan perilaku pengambilan kebijakan ekonomi untuk bertindak menuju kesuatu pencapaian tujuan sosial dan ekonomi negara. Sebagai alat kontrol dan alat untuk mencapai tujuan pemerintah. Akuntansi harus dapat berperan dalam mengendalikan roda pemerintahan dalam bentuk pengelolaan keuangan daerah berdasarkan aturan yang berlaku Suwardjono (2005:159). Mardiasmo (2002:35) menegaskan bahwa sistem pertanggungjawaban keuangan suatu institusi dapat berjalan dengan baik, bila terdapat mekanisme pengelolaan keuangan yang baik pula. Ini berarti penatausahaan keuangan daerah memiliki posisi strategis dalam mewujudkan manajemen pemerintahan yang akuntabel. Maka dari itu pemahaman akuntansi dan penatausahaan keuangan daerah adalah suatu hal yang sangat penting dimengerti oleh pemerintah daerah diantaranyasekretaris daerah selaku koordinator Pengelola Keuangan Daerah, Kepala SKPKD (Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah) selaku PPKD (Pejabat Pengelola Keuangan Daerah) dan Kepala SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) selaku pejabat pengguna anggaran/ pengguna barang, kepala Sub bagian, dinas, badan atau kantor, mengingat tuntutan publik akan transparansi suatu daerah agar dapat dipertanggungjawabkan baik dari segi moral maupun material demi terciptanya pemerintah yang baik dan transparan. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja manajerial adalah kinerja para individu anggota organisasi dalam kegiatan kegiatan manajerial (Mahoney et.al, 1963). Menurut (Solikin : 2006) usaha usaha untuk menerapkan pelaporan kinerja pemerintah dapat ditelusuri sebelum krisis ekonomi 1997/ 1998. Memang secara faktual, peraturan yang berkaitan baru ditetapkan dalam bentuk Inpres 7/ 1999. Dalam Inpres 7/ 1999 tersebut disebutkan bahwa laporan akuntabilitas

kinerja instansi pemerintah merupakan alat untuk melaksanakan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah. Tujuan system akuntabilitas kinerja instansi pemerintah adalah untuk mendorong terciptanya akuntabilitas kinerja pemerintah sebagai salah satu prasyarat untuk terciptanya pemerintah yang baik dan terpercaya. Akuntansi keuangan pemerintah daerah merupakan bagian dari akuntansi sektor publik, yang mencatat dan melaporkan semua transaksi yang berkaitan dengan keuangan daerah. Herbert et. al dalam Syahrida (2009) yang juga menegaskan bahwa secara ekstrim penting bagi sebagian besar manajer (dinas, badan, kantor dan bagian) adalah memahami bagaimana informasi diperoleh, dianalisis, dan dilaporkan. Sebagian besar manajer juga harus memahami bagaimana pencatatan yang dilakukan oleh organisasi lain dalam mempertanggungjawabkan sumber daya yang dikelola. Penatausahaan keuangan daerah merupakan bagian yang tak terpisahkan dari proses Pengelolaan Keuangan Daerah, baik menurut Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 maupun berdasarkan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Uraian tentang penatausahaan keuangan daerah mencakup hal-hal sebagai berikut: (a) asas umum penatausahaan keuangan daerah; (b) pelaksanaan penatausahaan keuangan daerah; (c) penatausahaan penerimaan; dan (d) penatausahaan pengeluaran. Yang dimaksud dengan asset/barang milik daerah adalah semua kekayaan daerah baik yang dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah maupun yang berasal dari perolehan lain yang sah baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak beserta bagian-bagiannya ataupun yang merupakan satuan tertentu yang dapat dinilai, dihitung, diukur atau ditimbang termasuk hewandan tumbuh-tumbuhan kecuali uang dan surat-surat berharga lainnya, (IAI 2011). Pengelolaan / manajemen asset daerah meliputi beberapa tahap, yaitu : perencanaan kebutuhan, penganggaran, pengadaan, pendistribusian (termasuk penyimpanan), penggunaan, pemeliharaan dan penghapusan. Setiap tahap, mulai dari perencanaan kebutuhan hingga penghapusan asset daerah harus diketahui dan dipertanggungjawabkan kepada masyarakat melalui DPRD. Oleh karena itu, asset daerah yang pada dasarnya merupakan bagian dari asset negara harus dikelola secara optimal dengan memperhatikan prinsip efisiensi, efektivitas, transparansi dan akuntabilitas. METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian kausal yaitu untuk melihat hubungan beberapa variable yang belum pasti, Umar (2008) menyebutkan desain kausal berguna untuk menganalisis bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain. Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda. Ruang

lingkup dalam penelitian dibatasi pada 3 variabel independen yang diperkirakan berpengaruh terhadap kinerja SKPD yaitu pemahaman sistem akuntansi keuangan daerah, penatausahaan keuangan daerah, dan pengelolaan barang milik daerah. Adapun jenis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Alat pengumpulan data dilakukan dengan memberikan lembaran kuesioner secara langsung, instrument dalam kuesioner berisi pertanyaan/pernyataan yang berkaitan dengan variabel-variabel yang akan diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pejabat pada instansi pemerintah yang melaksanakan kewenangan di tingkat provinsi Kepulauan Riau. Sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah Pengguna Anggaran (Kuasa Pengguna Anggaran), Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK), dan Pejabat Penatausahaan Keuangan di seluruh SKPD sebanyak 30 SKPD dengan populasi sebanyak 363 orang. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan cara judgment sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan tertentu (Indriantoro, 2002). Judgment sampling artinya bahwa penentuan sampel mempertimbangkan hal-hal tertentu yang telah dibuat terhadap obyek yang sesuai dengan tujuan penelitian. Dari 363 orang yang dapat dijadikan sampel dan memenuhi syarat sebanyak 234 orang. Kinerja SKPD (Y) adalah hasil kerja kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawabyang diberikan kepadanya mulai dari proses perencanaan, pengorganisasian, pengawasan, investigasi, evaluasi dan staffing di setiap SKPDPengukuran variabel ini menggunakan instrument kuesioner dengan skala 5 point yang dikembangkan oleh Mahoney et.al., (1963-1965). Dengan indikator sebagai berikut : (a) Perencanaan; (b) Pengkoordinasian; (c) Evaluasi; (d) Pengawasan; (e) Pemilihan staf; dan (f) Kinerja secara menyeluruh. Pemahaman sistem akuntansi keuangan daerah (X1), yang merupakan pemahaman para pengguna anggaran tentang sistem pencatatan akuntansi serta penatausahaan keuangan dan asset daerah. Kuesioner pemahaman sistem akuntansi di adaptasi dari replikasi peneliti terdahulu oleh Syahrida (2009) yang sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13Tahun 2006. Dengan indikator : (a) Memahami system dan prosedur akuntansi penerimaan kas; (b) Memahami system dan prosedur akuntansi pengeluaran kas;(c)memahami system dan prosedur akuntansi aset tetap; (d)memahami sistem dan prosedur akuntansi selain kas; (e)memahami sistem pencatatan double entry; (f) Memahami prosedur yang harus dilakukan untuk menjembatani kas basis ke akrual basis. Penatausahaan keuangan daerah (X2) adalah tata buku yang merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan secara sistematis di bidang keuangan berdasarkan prinsip-prinsip, standar-standar tertentu serta prosedur-prosedur tertentu sehingga dapat memberikan informasi aktual di bidang keuangan. Kuesioner

penatausahaan keuangan daerah juga diadaptasi dari peneliti terdahulu oleh Syafrida (2009) yang sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006. Dengan indikator : (a)penyusunan dan pelaksanaan kebijakan pengelolaan APBD; (b) Pelaksanaan pemungutan pendapatan daerah; (c) Penyusunan laporan keuangan; (d) Penatausahaan Pendapatan; (e) Penatausahaan belanja; (f) Laporan Semester I dan prognosis, serta laporan keuangan SKPD; (g) Melakukan pengawasan terhadap proses pengelolaan keuangan SKPD. Pengelolaan asset/barang milik daerah (X3) adalah semua kekayaan daerah baik yang dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah maupun yang berasal dari perolehan lain yang sah baik yang bergerakmaupun yang tidak bergerak beserta bagian-bagiannya ataupun yang merupakan satuan tertentu yang dapat dinilai, dihitung, diukur atau ditimbang termasuk hewan dan tumbuh-tumbuhan kecuali uang dan surat-surat berharga lainnya. Kuesioner pengelolaan barang milik daerah akan di desain sendiri oleh penulis berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007, kuesioner ini akan diuji pra test sebelum disebarkan kepada responden, Dengan indikator : (a)mengajukan rencana kebutuhan dan penganggaran milik Negara untuk lembaga yang dipimpin; (b) Mengatur pelaksanaan pemanfaatan, penghapusan, dan pemindahtanganan barang milik daerah yang telah disetujui oleh gubernur/bupati/walikota atau DPRD; (c) Melakukan pengawasan dan pengendalian atas pengelolaan barang milik daerah; (d) Menyusun dan menyampaikan Laporan Barang Pengguna Semesteran (LBPS) dan Laporan Barang Pengguna Tahunan (LBPT); (e) Pencatatan/pembukuan barang milik daerah dalam Kartu Inventaris Barang, merekapitulasi pendaftaran dan pencatatan barang milik daerah dalam DBMD; (f) Melakukan pendaftaran dan pencatatan barang milik daerah ke dalam HASIL ANALISIS Dari hasil analisis data statistic dapat diketahui, dari 210 jumlah responden sebagian besar berlatar belakang pendidikan S1, yaitu sebanyak 153 responden atau 72,9%, dan S2 sebanyak 55 responden (26,2%), dari penjabaran diatas dapat disimpulkan bahwa responden mempunyai tingkat pendidikan yang cukup memadai. Sedangkan untuk kegiatan dalam mengikuti DIKLAT dari 210 responden ini hanya 18 responden yang tidak pernah mengikuti diklat yaitu sebesar 8.6 % dengan dan 131 responden yang minim sekali mengikuti diklat yaitu 62.4%, sedangkan yang sering mengikuti diklat berjumlah 61 orang yaitu 29%. Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa responden yang mengikuti diklat sangat sedikit sekali. Hasil kuesioner untuk karakteristik responden jabatan yang terdiri dari 5 tingkatan yaitu kabag, sekre, kabid, kasub, dan kasi, dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Kabag dan Sekre masing-masing 23 responden yaitu masing-masing 11% (pembulatan) dengan persentase komulatif 21.9%. Sedangkan Kabid sebanyak 25 responden dengan

persentase 11.9%, Kasub sebanyak 28 responden dengan persentase 13.3% dan Kasi sebanyak 111 responden dengan persentase 52.9%. Berdasarkan penjabaran di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa responden cukup relevan dalam mengisi kuesioner. untuk karakteristik responden lama menjabat yang terdiri rentang 1 tahun sampai 12 tahun dapat dilihat pada tabel berikut ini: 3 (tiga) responden yang menjabat selama 8, 9, dan 12 tahun masing-masing 1 orang dengan persentase 0.5% (pembulatan) dan persentase komulatif sebesar 1.45%. sedangkan untuk lama menjabat 7 tahun terdiri dari 5 responden dengan nilai persentase 2.4%, untuk lama menjabat 6 tahun sebanyak 8 responden dengan persentase 3.8%, untuk lama menjabat 5 tahun sebanyak 22 responden dengan persentase 10.5%, untuk masa menjabat 4 tahun sebanyak 26 responden dengan persentase 12.4%, untuk masa menjabat 3 tahun sebanyak 29 responden dengan persentase 13.8%, untuk masa menjabat 2 tahun sebanyak 47 responden dengan persentase 22.4%. dan masa menjabat 1 tahun merupakan dominasi responden pada penelitian ini yaitu 70 responden dengan nilai persentase 33.3%. Dari penjabaran di atas dapat disimpulkan 1/3 dari seluruh responden adalah responden yang menjabat selama 1 tahun artinya responden yang masih baru dalam segi pengalaman sedangkan 2/3 responden lagi sudah cukup berpengalaman dan keseluruhan dari responden sudah relevan untuk mengisi kuesioner pada penelitian ini. Uji Instrumen untuk mengukur validitas pertanyaan/pernyataan kuesioner adalah Korelasi Product Moment dari Karl Pearson dengan ketentuan : jika r hitung lebih besar dari r tabel, maka skor butir pertanyaan/pernyataan kuesioner valid tetapi sebaliknya jika r hitung lebih besar dari r tabel, maka skor butir pertanyaan/pernyataan kuesioner dikatakan tidak valid. (Ghozali, 2005). Untuk responden sebanyak 210 maka nilai r tabelnya adalah 0.135. Suatu instrument dapat dikatakan reliable jika nilai alpha cronbach > 0,6, dan sebaliknya dikatakan tidak reliable jika alpha cronbach < 0,6 (Ghozali,2005). Berdasarkan hasil uji realibilitas nilai dari Cronbach s alpha if item deleted yang terdapat pada tabel 5.5, 5.6, 5.7, 5.8, nilai alpha cronbach > 0.6 maka seluruh pertanyaan kuesioner yang berjumlah 25 pertanyaan yang terbagi kepada 3 variabel independen dan 1 (satu) variabel dependen dinyatakan reliable. Uji Asumsi Klasik Uji normalitas data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Uji Kolmogorov-Smirnov. Kriteria pengujian satu sampel menggunakan pengujian satu sisi yaitu dengan membandingkan probabilitas dengan tingkat signifikansi tertentu yaitu jika signifikan atau probabilitas < 0,05, maka distribusi data adalah tidaknormal, tetapi jika nilai signifikan atau probabilitas > 0,05, maka distribusi data adalah normal. Dari hasil uji normalitas di atas

diketahui bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0.929 > 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa distribusi data adalah normal. Suatu model regresi yang baik harus tidak menimbulkan masalah multikolinieritas. Untuk itu diperlukan uji multikolinieritas terhadap setiap data variabel bebas yaitu dengan melihat angka collinearity statistics yang ditunjukan oleh nilai variance inflation Factor (VIF). Jika angka VIF > 5, maka variabel bebas yang ada memiliki masalah multikolinieritas (Santoso, 2002) dan juga melihat nilai tolerance pada output penilaian multikolinieritas yang tidak menunjukan nilai > 0,1 akan memberikan kenyataan bahwa tidak terjadi masalah multikolinieritas. Berdasarkan hasil pengolahan data di atas diketahui bahwa nilai VIF < 5 dan juga nilai tolerance > 0.1, maka disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas. Uji Heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui dalam hubungan antar variable independen dan variable dependen tidak terjadi Heteroskedastisitas,hal ini dapat dibuktikan dengan melihat nilai probabilitas signifikansinya diatas 0,05.Dari hasil uji Glejser dapat diketahui bahwa nilai sig.untuk semua variable independen, diatas atau lebih besar dari 0,05. Uji Hipotesis Hipotesis penelitian diuji dengan menggunakan analisa regresi sederhana. Pengujian hipotesis ditujukan untuk menguji ada tidaknya pengaruh dari variabel bebas secara keseluruhan terhadap variabel dependen dilakukan dengan menggunakan uji F. Uji ini menggunakan α 5%. Dengan ketentuan, jika F hitung > dari F tabel maka hipotesis yang diajukan dapat diterima atau dapat dinilai berdasarkan hasil uji hipotesis yang ditunjukkan oleh tabel koefisien pada kolom signifikansi, yang menunjukkan nilai < α 5%. Tabel 5.16. Uji F (simultan) Anovab Model 1 Regression Residual Sum of Squares 686.935 1399.188 Df 3 206 Total 2089.124 209 Mean Square 229.978 6.792 F Sig. 33.859.000 a