BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gaya hidup masyarakat semakin hari semakin berkembang mengikuti perubahan zaman yang mengacu dan bergerak kepada modernitas. Di kota besar dan metropolitan seperti Jakarta yang memiliki jumlah mal paling banyak di Indonesia contohnya, gaya hidup bisa dikatakan menjadi sebuah tren dan kebutuhan bagi setiap masyarakatnya. Modernitas dapat dijadikan sebuah acuan untuk mengarah pada kemajuan di setiap sektor yang ada, seperti teknologi, perindustrian, infrastruktur, gaya hidup sehari-hari, sampai pola pikir dan tingkah laku manusia. Gaya hidup yang modern cenderung menyajikan dan menyediakan hal-hal yang praktis, ringkas, dan aktual. Namun, gaya hidup modern seringkali diidentikkan dengan masyarakat golongan atas atau kaum elite. Berbicara mengenai gaya hidup yang modern, hal inilah yang menjadi sebuah landasan bagi PT Mandiri Cipta Gemilang untuk membangun proyek properti yang megah dan prestisius, yaitu St. Moritz yang bertempat di wilayah CBD (Central Business District atau kawasan pusat bisnis) Jakarta Barat. Hal itu sesuai dengan keinginan PT Mandiri Cipta Gemilang untuk menghadirkan kawasan hunian dan bisnis terpadu dengan konsep global city di bilangan CBD Jakarta Barat. Hingga kini, St. Moritz hanya baru merampungkan satu tahap dari megaproyek tersebut, yang dinamakan PX Pavilion @ The St. Moritz, yaitu sebuah gedung pusat perbelanjaan/mal. PX 1
2 sendiri adalah singkatan dari Puri X tertainment, nama ini diambil karena berlokasi di daerah Puri Kembangan dan banyak menghadirkan beragam hiburan di dalamnya. Mal yang letaknya berdekatan juga dengan kantor walikota Jakarta Barat ini, dapat diposisikan sebagai tempat perbelanjaan dan hiburan yang menyenangkan, sehingga sangat cocok bagi para pengunjungnya, terlebih kaum muda dan keluarga. Perlu kita ketahui juga bahwa PT Mandiri Cipta Gemilang (Lippo Group PT Lippo Karawaci Tbk.) adalah pengembang dan operator mal terbesar di Indonesia yang saat ini memiliki dan mengelola dua puluh delapan mal di seluruh negeri. Mal-mal tersebut tersebar di Jabodetabek, Bandung, Surabaya, Malang, Binjai, Palembang, dan Makassar. Dalam jangka waktu tiga tahun, PT Lippo Karawaci Tbk. berencana untuk menambah 13 mal dalam portofolionya, yang meliputi pembangunan mal baru di Bali, Palembang, Jakarta, Medan, Semarang, Yogyakarta, dan Surabaya. St. Moritz melalui pembangunan tahap pertamanya yaitu PX Pavilion resmi diperkenalkan kepada masyarakat luas setelah memakan waktu pembangunan selama lebih dari satu tahun. Guna bersaing dengan industri sebidang lainnya, PX Pavilion membutuhkan kerjasama dari semua stakeholders dalam membentuk suatu brand awareness (kesadaran publik terhadap produk/merek) dan citra yang positif di kalangan publik. Selain itu, PX Pavilion juga harus memanfaatkan peluang-peluang bisnis dengan perusahaan atau tenant yang ingin bekerja sama dalam mengembangkan aset dan produknya. Aktivitas-aktivitas tersebut sangat erat kaitannya dengan kegiatan yang dilakukan oleh divisi public relations. Divisi public relations memang
3 terbilang hal yang masih tabu dan belum banyak perusahaan menggunakannya, karena cenderung hanya perusahaan yang tergolong besar saja yang baru memiliki public relations secara umum. Secara operasional, kegiatan public relations di PX Pavilion juga tercakup dalam divisi Marketing Communication (MarComm) yang merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi program-program yang mendorong tingkat penjualan dan kepuasan pengunjung guna meningkatkan eksistensi dan citra PX Pavilion agar semakin dikenal oleh publik. Berbagai cara memasarkan dan mempromosikan sampai saat ini telah dilakukan PX Pavilion, baik melalui internal maupun eksternal dengan bekerja sama dengan para sponsor dan tenant yang ada. Selain itu, MarComm juga harus tanggap dalam mengamati, mempelajari, dan menyelesaikan suatu masalah, baik masalah yang timbul dari dalam maupun dari luar perusahaan. Menyadari akan pentingnya peranan MarComm dalam rangka menciptakan citra yang positif bagi perusahaan, maka MarComm harus dapat menjadi informan yang baik bagi perusahaan dan publik. Berdasarkan pertimbangan tersebut, penelitian ini dilakukankan guna menganalisis strategi pencitraan mal PX Pavilion melalui divisi MarComm, sehingga dapat meningkatkan citra yang positif dan brand awareness dari publik. 1.2 Rumusan Masalah Mengacu pada latar belakang, penulis tertarik untuk mengangkat judul Analisis Strategi Pencitraan PX Pavilion melalui Peran Marketing
4 Communication sebagai tema/judul dari skripsi dan menentukan rumusan masalah yaitu bagaimana strategi-strategi yang diterapkan oleh MarComm PX Pavilion dalam membentuk citra positif perusahaan. 1.3 Fokus Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, dapat disimpulkan beberapa fokus penelitian sesuai dengan tema yang diangkat, yakni sebagai berikut: 1. Apa saja strategi-strategi yang dilakukan oleh PX Pavilion dalam meningkatkan citra perusahaan terhadap publik? 2. Kegiatan-kegiatan apa saja yang dapat menunjang pencitraan dan reputasi PX Pavilion? 1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1 Tujuan Penelitian Penelitian ini memiliki beberapa tujuan, antara lain: 1. Untuk mengidentifikasi strategi-strategi yang dilakukan oleh PX Pavilion dalam meningkatkan citra perusahaan terhadap publik. 2. Untuk menganalisis kegiatan-kegiatan yang dapat menunjang pencitraan dan reputasi PX Pavilion. 1.4.2 Manfaat Penelitian Adapun manfaat-manfaat yang dapat diambil dari penelitian berikut, yaitu:
5 1. Bagi Akademis Diharapkan dapat menjadi sumber informasi yang faktual untuk ditindaklanjuti dalam penelitian berikutnya. Selain itu juga dapat digunakan sebagai informasi dan masukan praktis tentang pentingnya peran dan strategi marketing communication dalam pembentukan opini publik dan citra yang positif perusahaan. 2. Bagi Praktis Mengetahui aplikasi konsep-konsep marketing communication melalui pengamatan dan studi empiris di PX Pavilion, sehingga diharapkan dapat berguna untuk menambah pengetahuan dan pengalaman. 3. Bagi Masyarakat/Umum Sebagai informasi dan acuan bagi masyarakat untuk mengetahui peran dan strategi marketing communication sangat penting terhadap pembentukan opini publik dan citra yang positif bagi perusahaan. 1.5 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan merupakan cara penulisan dalam menyusun skripsi ini yang meliputi bab-bab sesuai dengan masalahnya dan saling berhubungan antara bab yang satu dengan bab yang lainnya. Susunan penulisan tersebut antara lain:
6 BAB I PENDAHULUAN Bab ini menggambarkan tentang latar belakang, rumusan masalah, fokus penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika penulisan yang digunakan dalam pembuatan skripsi ini. BAB II LANDASAN TEORI Bab ini menjelaskan tentang landasan teori-teori dan konsepkonsep yang digunakan berkaitan dengan variabel yang digunakan dalam penelitian. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini berisikan cara dalam mendapatkan dan menganalisis data-data untuk penelitian, termasuk metode penelitian, pengumpulan, dan analisis data. BAB IV HASIL PENELITIAN Bab ini berisikan tentang penguraian obyek penelitian, hasil analisis dan pengolahan data, dan jawaban yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan. BAB V SIMPULAN DAN SARAN Bab yang terakhir ini menyimpulkan apa hasil dari penelitian yang dilakukan dan saran-saran yang kiranya dapat membantu perusahaan untuk meningkatkan kemajuan, kualitas, dan perkembangan perusahaan tersebut.