BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi

1 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan aspek penting dalam menunjang sumber daya manusia. Karena sumber daya manusia terutama generasi muda yang baik merupakan modal utama dalam pembangunan bangsa. Masa remaja adalah peralihan antara masa anakanak dan dewasa. Pada masa ini, remaja sebagai seorang individu akan mengalami perubahan fisik yang sangat cepat. Perubahan fisik ini akan membuat remaja semakin memberi perhatian lebih terhadap bentuk tubuh, khususnya terjadi pada remaja putri, dan kesehatan jasmani bagi remaja putra. Gaya hidup yang tidak mendukung konsumsi makanan dan minuman sehat dan bergizi menyebabkan remaja kurang mengontrol makanan dan minuman yang dikonsumsinya, hal ini akan berpengaruh pada berat badan idealnya. Seiring dengan perkembangan zaman dan era globalisasi yang terjadi saat ini membawa perubahan-perubahan dalam kehidupan di masyarakat khususnya remaja. Perubahan tersebut terjadi karena derasnya arus informasi yang dapat masuk dengan mudah dan diakses oleh masyarakat. Perubahan yang berhubungan dengan kesehatan manusia ini dapat terjadi dalam bentuk perubahan gaya hidup dan adanya perubahan pola konsumsi pangan. Pola dan gaya hidup masyarakat Indonesia terutama kaum remaja yang tengah mengalami perubahan gaya hidup yang aktif dan dinamis seperti meningkatnya aktivitas sosial, sehingga sering makan diluar dengan jadwal yang tidak terkontrol, dan tingginya dampak dari tren gaya hidup sehat membuat remaja semakin menyadari akan pentingnya menjaga keseimbangan asupan makanan dan minuman yang masuk kedalam tubuh. Ditengah perubahan tersebut, tentunya remaja semakin menuntut gaya hidup sehat yang praktis. Salah satu perusahaan yang menyadari kondisi pasar dan perubahan gaya hidup masyarakat terutama remaja akan pola hidup sehat salah satunya adalah PT Suntory Garuda Beverage. Perusahaan dibawah naungan Tudung Group yang bergerak di bidang industry fast moving consumer goods ini menyadari akan perubahan gaya hidup

2 2 konsumen serta peluang bisnis dalam segmen penjualan minuman ringan menyehatkan yang cukup menjanjikan. Tercatat pertumbuhan minuman ringan pada tahun 2003 mencapai 13% dengan volume penjualan sebesar sepuluh milyar liter (Ratri, 2008). Angka tersebut tentunya mencapai nominal lebih tinggi dari beberapa tahun terakhir melihat semakin berkembangnya perusahaan yang turut bersaing dan memasuki pasar minuman ringan. Dalam suatu produk, merk dan manfaat tidak hanya menjadi daya tarik bagi konsumen, namun juga digunakan sebagai alat untuk meningkatkan daya saing bagi perusahaan. Fungsi merek telah berkembang menjadi sebuah alat promosi yang menyebabkan merek memiliki peranan penting dalam menarik minat konsumen dan melakukan pemutusan pembelian. Sebelum memutuskan untuk membeli, konsumen akan terlebih dahulu mencari informasi mengenai merek apa yang baik dan image apa yang tertanam dalam merek tersebut. Oleh karena itu, image produk yang baik juga akan memberikan dampak yang positif terhadap faktor pembelian konsumen. Merk atau brand adalah nama, istilah, tanda, symbol, rancangan, atau kombinasi dari hal-hal tersebut, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari seorang atau kelompok penjual dan untuk membedakannya dari produk pesaing (Kotler, 2005) Brand image adalah apa yang konsumen pikir dan rasakan ketika mendengar atau melihat suatu merek dan apa yang konsumen pelajari tentang merek (Supranto, J, & Limakrisna, 2007). Brand image disebut juga memori merek yang skematis, berisi interpretasi pasar sasaran tentang karakteristik produk, manfaat produk, situasi penggunaan dan karakteristik pemasaran. Brand image terhadap sebuah produk dapat dijadikan pertimbangan dan faktor utama yang menjadi acuan bagi konsumen sebelum melakukan pembelian. Oleh karena itu perusahaan harus memberi perhatian lebih terhadap upaya untuk menggambarkan produk yang sesuai dengan kebutuhan konsumen dan pasar sehingga mereka memiliki citra atau persepsi yang baik terhadap merek yang dipasarkan. Berbagai upaya yang dilakukan perusahaan dalam rangka membangun dan mempertahankan brand image diantaranya adalah inovasi teknologi, keunggulan yang dimiliki produk, harga yang bersaing, pembangunan citra melalui artis atau endorsement dan promosi yang tepat sasaran.

3 3 Salah satu minuman ringan yang menjadi favorit masyarakat di Indonesia adalah minuman teh kemasan atau teh siap saji. Hal ini berhubungan dengan pola hidup dan kebiasaan masyarakat Indonesia yang gemar mengkonsumsi teh. Hasil survey lembaga penelitian MARS di lima kota besar di Indonesia menunjukkan bahwa teh dikonsumsi oleh 75% penduduk Indonesia. Hal tersebut tentunya mencapai nominal yang cukup tinggi dan menarik minat perusahaan food&beverages untuk memperluas jaringannya dan memasuki pasar minuman teh kemasan atau teh siap saji. Dalam tahun 2004 sampai tahun 2009, pertumbuhan minuman ringan di Indonesia mengalami peningkatan sebesar 7,2%. Pada tahun 2009, omset makanan dan minuman mencapai Rp, 493,0 triliun, dimana market size minuman dalam omset tersebut mencapai 50,6%. Komposisi persentase terdiri dari minuman berenergi 2,1%, minuman isotonic 1,5%, teh siap minum 12,0%, minuman berkarbohidrat 10,0%, minuman sari buah 1,5 %, air minum dalam kemasan 18,0% dan sirup 1 %. Pada tahun 2011 asosiasi industri minuman ringan mengharapkan pasar minuman teh siap saji meningkat 7,5% dari total produksi 1,55 milyar liter pada tahun 2010 menjadi 1,67 milyar liter (en.indonesiafinancetoday.com). Gambar 1.1 Grafik Pertumbuhan Minuman Ringan Sumber :

4 4 Bentuk minuman teh siap saji di Indonesia dapat dibedakan berdasarkan jenis kemasannya, seperti minuman teh dalam kemasan botol, teh dalam kemasan kaleng, teh dalam kemasan kotak dan teh dalam kemasan cup atau gelas. Selain berdasarkan kemasannya, jenis-jenis teh kemasan juga dapat dibedakan melalui variasi dan cita rasanya, seperti teh dengan sari rasa buah, teh hijau, pilihan teh dengan penekanan less sugar, dan teh terbaru yang dipelopori oleh PT Suntory Garuda Food dan menjadi teh Oolong dalam kemasan pertama di Indonesia yang diberi nama Mytea. Teh yang mengklaim sebagai salah satu teh menyehatkan karena melalui proses oksidasi teh oolong yang baik untuk antioksidan dan stimulus tubuh, mengubah kalori menjadi tenaga dan cocok untuk remaja yang suka ngemil tanpa perlu takut gemuk. Kehadiran Mytea di dalam pasar minuman ringan tentu membuat persaingan semakin ketat. Untuk mensiasati hal ini, perusahaan harus terus berupaya untuk membangun strategi yang tepat agar dapat meraih hati dan minat konsumen. Salah satu strategi dan upaya yang dilakukan selain dengan menyuguhkan minuman ringan yang baik untuk kesehatan salah satunya adalah membangun brand image yang kuat dengan menanamkan citra positif di benak konsumen. Produk Mytea yang merupakan teh Oolong dalam kemasan pertama yang diluncurkan pada Juni 2013 ini memfokuskan pada pembangunan citra produk sebagai teh oolong yang tidak hanya memiliki cita rasa yang unik namun juga sesuai untuk kosumen yang suka nyemil namun tetap peduli dengan kesehatannya. Pembangunan brand image terhadap teh Oolong Mytea ini juga dilakukan melalui pemilihan brand ambassador untuk mempromosikan produknya. Suntory Garuda memilih Vino Bastian sebagai brand ambassador yang dianggap dapat mewakili profil dari target konsumen yang ingin dituju, yaitu berjiwa muda, dinamis serta menyukai halhal yang bersifat spontanitas termasuk dalam hal pemilihan minuman. Pemilihan selebriti yang tepat dapat berpengaruh pada brand image dari produk itu sendiri. Karena citra yang baik dari selebriti dapat membentuk citra yang baik pula bagi merek produk. Celebrity endorsement adalah individu yang terkenal oleh publik atas prestasinya selain daripada produk yang didukungnya. Brand Endorser merupakan seseorang yang mempunyai popularitas / dikenal dikalangan masyarakat yang dimana tujuan celebrity endorser untuk mendukung suatu produk sebagai media partner

5 5 perusahaan dalam memasarkan produk kemasyarakat atau target pasar. Celebrity endorser dianggap dapat lebih memberikan respon dan minat pembelian yang positif dibandingkan dengan typical-person endorser. Asosiasi yang positif antara selebriti dengan produk di dalam iklan dapat mempengaruhi minat konsumen pada produk secara efektif. Perusahaan pembuat iklan dapat meciptakan asosiasi antara endorser dengan produknya sehingga citra yang baik dari endorser dapat mempengaruhi secara positif produk yang diiklankan. Selebriti memiliki karisma yang dapat mempengaruhi konsumen karena status mereka sebagai role model. Hasil penelitian mereka mengindikasikan bahwa sikap konsumen terhadap produk dapat diprediksi melalui pendapat konsumen tentang karakteristik endorser. Penggunaan selebriti sebagai pendukung sukses dalam menarik perhatian konsumen dapat membangun citra yang sesuai dengan produk. Menurut (Utami, 2006), loyalitas pelanggan mempunyai komitmen akan berbelanja barang-barang kebutuhan dan akan mengabaikan aktivitas pesaing yang mencoba untuk menarik pelanggan. Apabila pelanggan puas terhadap barang atau pelayanan yang diberikan, maka akan menimbulkan peningkatan kesetiaan pelanggan atau loyalitas konsumen. Sehingga dapat dikatakan bahwa faktor-faktor tersebut saling berkaitan dan berhubungan satu dan lainnya. Dengan brand image yang baik dan sesuai dengan apa yang dibayangkan/ekspektasi konsumen, maka hal tersebut dapat meningkatkan kepuasan pelanggan terhadap pembelian produk, dan kepuasan ini tentu dapat menjadi faktor pendorong timbulnya sikap brand loyalty konsumen terhadap produk yang dipasarkan. Istilah loyalitas pelanggan menunjukkan pada kesetiaan pelanggan pada objek tertentu, seperti merek, produk, jasa, atau toko. Pada umumnya merek seringkali dijadikan sebagai objek loyalitas pelanggan. Loyalitas merek (brand loyalty) mencerminkan loyalitas pelanggan pada merek tertentu (Tjahyadi, 2006). Loyalitas merek merupakan suatu kondisi dimana konsumen memiliki sikap yang positif terhadap merek, memiliki komitmen terhadap merek, dan memiliki kecenderungan untuk meneruskan pembeliannya di masa yang akan datang. Berdasarkan uraian yang telah disampaikan di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang diberi judul Pengaruh Brand Image Mytea Terhadap

6 6 Loyalitas Konsumen (Studi Kasus Konsumen Kelas XI SMA 47 Jakarta, Periode Mei 2015). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dalam latar belakang yang sebelumnya disampaikan, terdapat rumusan masalah yaitu sebagai berikut : Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh dan seberapa besar pengaruh dari brand image Mytea terhadap loyalitas konsumen PT Suntory Garuda Beverage Dan mengetahui seberapa signifikan hubungan antara brand image Mytea dengan loyalitas konsumen PT Suntory Garuda Beverage 1.3 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka permasalahan yang dapat diidentifikasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Seberapa besar pengaruh brand image Mytea terhadap loyalitas konsumen? 2. Seberapa signifikan hubungan antara brand image Mytea dengan loyalitas konsumen? 1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan Penelitian Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mengetahui seberapa besar pengaruh brand image Mytea terhadap loyalitas konsumen 2. Mengetahui seberapa signifikan hubungan antara brand image Mytea dengan loyalitas konsumen Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi pihak terkait, yaitu : 1. Manfaat Akademis Sebagai bahan informasi dan masukan bagi para peneliti dan pembaca dalam hal pengembangan penelitian yang akan datang, serta diharapkan dapat

7 7 bermanfaat sebagai penambah pengetahuan bagi jurusan Marketing Communication dan peminatan Public Relations di Binus University. 2. Manfaat Praktis Untuk lebih memperkaya penelitian mengenai Pengaruh brand image Mytea terhadap loyalitas konsumen di PT Suntory Garuda Beverage, sekaligus diharapkan dapat bermanfaat memberikan pemikiran dan masukan bagi pihakpihak yang terkait. 3. Manfaat Umum Untuk memberi gambaran yang akurat bagi masyarakat mengenai pengaruh brand image terhadap loyalitas konsumennya untuk produk minuman kemasan. 1.5 Sistematika Penulisan Dalam penelitian ini, terdapat susunan bab-bab uraian dimana setiap bab dilengkapi dengan sub-sub bab masing-masing sehingga dapat memberi gambaran yang lebih jelas dan mendalam. Maka penulisan skripsi ini secara garis besar dibagi menjadi 5 bab yang diuraikan sebagai berikut : BAB 1 PENDAHULUAN Dalam Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, identifikasi masalah, tujuan dan manfaat yang mencakup manfaat akademis, praktis, dan manfaat umum. BAB 2 KAJIAN PUSTAKA Dalam bab ini menjelaskan mengenai konsep-konsep Brand Image, dan Consumer Loyalty yang diperlukan untuk menjelaskan variabel-variabel pada penelitian ini. Selain itu dalam bab ini diuraikan pula mengenai penelitian terdahulu, kerangka berpikir, operasionalisasi konsep dan hipotesis penelitian.

8 8 BAB 3 METODE PENELITIAN Dalam bab ini menjelaskan tentang subyek dan obyek penelitian, populasi (pelajar kelas XI SMA 47 Jakarta), periode penelitian dan sampel, serta jenis dan sumber data, uji validitas dan uji reliabilitas, metode analisis, teknik analisis pengumpulan data kuantitatif/statistik melalui kuisioner dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. BAB 4 ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini menjelaskan mengenai gambaran umum, struktur ogranisasi dan sejarah perusahaan. Lalu penguraian analisis data yang telah diperoleh dalam penelitian. Analisis data yang dilakukan meliputi analisis statistik yang digunakan untuk melakukan pengujian terhadap hipotesis penelitian. BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN Dalam bab ini berisi bagian penutup dari penelitian yang dilakukan, disajikan kesimpulan-kesimpulan berupa simpulan statistik dan simpulan penelitian serta saran-saran yang relevan dengan hasil penelitian yang berguna sebagai masukan untuk penelitian selanjutnya dan untuk perusahaan.