UPAYA PERBAIKAN KUALITAS PRODUK KAIN KATUN TIPE PADA PROSES PENCELUPAN DI PT ARGO PANTES,TBK. DENGAN MENGGUNAKAN METODE DMAIC

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB V HASIL DAN ANALISA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

USULAN PERBAIKAN KUALITAS CELANA PENDEK MODEL PM 01 DENGAN METODE DMAIC DI PT PINTU MAS GARMINDO. Putri Endang Fitriany

Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam Mencapai Gelar Sarajana Strata Satu (S1)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 PEMBAHASAN. Pengumpulan data dilakukan sebagai bahan pengolahan data yang perlu

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

Disusun Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu ( S1 ) JAKARTA 2015

ABSTRAK Kata Kunci: Six Sigma, Sigma Level, Kualitas Produk, DMAIC, Quality Control.

PT. Surya Usaha Mandiri adalah perusahaan tekstil yang bergerak dibidang pencelupan penyempurnaan kain mentah (raw material) menjadi kain siap pakai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan UKM yang bergerak dibidang produksi furniture.

BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH

METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

Tabel 4.29 Cara Memperkirakan DPMO dan Kapabilitas Sigma Variabel L. Pergelangan.. 90 Tabel 5.1 Kapabilitas Proses produksi Sarung Tangan Golf...

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PADA PROSES PRODUKSI POMPA MINYAK MENGGUNAKAN METODE DMAIC

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB 4 PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah siklus DMAIC telah diterapkan dan diperoleh hasilnya, tujuan dari

USULAN PERBAIKAN KUALITAS PADA PROSES PRODUKSI ALUMINIUM PROFIL 4404 MENGGUNAKAN METODE DMAIC

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

xiii BAB VI PENUTUP Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

ABSTRAK. Laporan Tugas Akhir. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHAHULUAN I.1

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

MEMPELAJARI PENGENDALIAN KUALITAS PADA DIVISI PROCESSING DI PT BHINEKA KARYA MANUNGGAL I

USULAN PERBAIKAN KUALITAS PINTU DEPAN KANAN KIJANG INNOVA PADA LINI PERAKITAN PT. TOYOTA MOTOR MANUFACTURING INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DMAIC

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Persiapan Penelitian

STRATEGI MINIMASI RE-WORK PRODUKSI KURSI DI PT. SUBUR MANDIRI DENGAN PENDEKATAN DMAIC

USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK DUDUKAN MAGNET DENGAN METODE ENAM SIGMA


BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, persaingan antara perusahaan-perusahaan tidak hanya terjadi di

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... SURAT PERNYATAAN... LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN... MOTTO...

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

DAFTAR ISI. LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI...iii. HALAMAN MOTTO.. v. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL xiv. DAFTAR GAMBAR...xv. 1.1 Latar Belakang Masalah.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian yang dilakukan dalam penyusunan tugas akhir ini mencakup langkah-langkah sebagai berikut :

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA USULAN PENINGKATAN KUALITAS PRODUK BUSHING FUTURA PADA PT. NUSA INDOMETAL MANDIRI DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA

ANALISIS USULAN PERBAIKAN KUALITAS PADA PROSES PERAKITAN PINTU MOBIL PADA PT. MERCEDES-BENZ INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN DMAIC

BAB I PENDAHULUAN. (Herawati,2008). Sedangkan output yang dihasilkan pada kegiatan operasi

Skripsi RANCANGAN PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK PLAFON MEREK NUSA BOARD DENGAN METODE SIX SIGMA PADA PT. NUSANTARA BUILDING INDUSTRIES SEMARANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam bab ini dijelaskan mengenai tahapan-tahapan yang dilakukaan oleh

PENGENDALIAN KUALITAS BLOK SILINDER (TIPE-G) DENGAN METODE DEFINE, MEASURE, ANALYZE, IMPROVE DAN CONTROL (DMAIC)

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB V PEMBAHASAN. lima kategori produk cacat, yaitu Filling Height, No Crown, Breakage Full, Out of Spec,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Oleh : Miftakhusani

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT. Coca Cola Bottling Indonesia Central Java Semarang

Bab 3 Metodologi Penelitian

BAB V HASIL DAN ANALISA

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA DAN INTEPRETASI

Bab I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

PENGUKURAN KEMAMPUAN PROSES MENGGUNAKAN PENDEKATAN SIX SIGMA PADA PROSES PENCETAKAN PRODUK PAPERBAG (STUDI KASUS PT. X) Abstrak.

Ditulis Guna Melengkapi Sebagian Syarat Untuk Mencapai Jenjang Sarjana Strata Satu (S1) Jakarta 2016

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

2.2 Six Sigma Pengertian Six Sigma Sasaran dalam meningkatkan kinerja Six Sigma Arti penting dari Six Sigma...

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. perencanaan pengendalian kualitas pada produk box cetak menggunakan

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Tahap Define 5.2 Tahap Measure Jenis Cacat Jumlah Cacat jumlah

RANCANGAN PENGENDALIAN MUTU DENGAN METODE SIX SIGMA PADA DIVISI SPINNING PT UNITEX Tbk BOGOR. Oleh NENNY IKA CENDRAWATI H

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Gramedia Cikarang yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. faktor-faktor, unsur-unsur bentuk, dan suatu sifat dari fenomena di masyarakat.

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PENGUMPULAN DATA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV METODE PENELITIAN. kuantitatif dan kualitatif. Desain Penelitian ini adalah deskriptif eksploratif yaitu

BAB V PENGOLAHAN DATA DAN PERBAIKAN. pada define dan hasil pengukuran (measure) pada permasalahan yang telah

DAFTAR ISI Pengertian Variasi Dalam Proses Produksi

PENDEKATAN METODE LEAN SIX SIGMA UNTUK MENGANALISIS PROSES PRODUKSI PADA PT. DULMISON INDONESIA

MINIMASI NG BINTIK PADA PROSES PENGECATAN PART FRONT FENDER 1PA RED MET 7 DENGAN PENDEKATAN SIX SIGMA DI PT. ABC

Oleh : ERLANGGA PUTRANDIE W JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR 2010

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

: defect, six sigma, DMAIC,

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah perusahaan yang bergerak di industry

IDENTIFIKASI KUALITAS PRODUK GENTENG BETON DENGAN METODE DMAIC DI UD.PAYUNG SIDOARJO. Dedy Ermanto Jurusan Teknik Industri FTI UPN Veteran Jawa Timur

ABSTRAK. Kata Kunci: Slide Bracket, Kualitas, Six Sigma, DMAIC, DPMO, Usulan Peningkatan Kualitas

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

TUGAS SARJANA Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Industri. Oleh IVAN HERBETH H. SIBURIAN

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... ii SURAT PERNYATAAN HASIL KARYA PRIBADI... iii ABSTRAK... iv KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMA KASIH... v DAFTAR ISI...

PENINGKATAN KUALITAS PRODUK KERUDUNG INSTAN MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA (STUDI KASUS DI CV X) *

deduktif. Kajian induktif adalah kajian pustaka yang bermakna untuk menjaga

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

PENINGKATAN KUALITAS SEPATU DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA DI PT. ECCO INDONESIA SIDOARJO

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

UPAYA PERBAIKAN KUALITAS PRODUK KAIN KATUN TIPE 41166 PADA PROSES PENCELUPAN DI PT ARGO PANTES,TBK. DENGAN MENGGUNAKAN METODE DMAIC Disusun Oleh: Juli Evelina/33412985 Pembimbing: Dr. Ir. Rakhma Oktavina, MT.

PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Penulisan Persaingan Dunia Industri Kualitas Produk Tidak Sesuai PT ARGO PANTES,TBK. Produk Kain Katun Pada Proses Pencelupan 1. Mengetahui jenis kecacatan paling dominan pada lini produksi kain katun tipe 41166 pada proses pencelupan di PT Argo Pantes, Tbk. 2. Mengetahui faktor-faktor penyebab kecacatan paling dominan pada lini produksi kain katun tipe 41166 pada proses pencelupan di PT Argo Pantes, Tbk. 3. Mengetahui level sigma pada lini produksi kain katun tipe 41166 pada proses pencelupan di PT Argo Pantes, Tbk. 4. Memberikan usulan perbaikan berdasarkan hasil penelitian kepada perusahaan yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas pada lini produksi kain katun tipe 41166 pada proses pencelupan di PT Argo Pantes, Tbk. Pengendalian Kualitas METODE DMAIC

TINJAUAN PUSTAKA Tujuan Penulisan 1. Pengertian Kualitas 2. Pengendalian Kualitas 3. Faktor-Faktor Pengendalian Kualitas 4. Pengendalian Kualitas Proses Statistik (Statistical Process Control) 5. Enam Sigma (Six Sigma) 6. Tahap-tahap Implementasi Pengendalian Kualitas Dengan Enam Sigma Tahap Pendefinisian (Define) : Check sheet, histogram, diagram pareto, diagram IPO, diagram SIPOC, Tahap (Measurement) : CTQ, Peta Kontrol P, kapabilitas proses, DPMO, level sigma, Tahap (Analyze) : Diagram sebab akibat (fishbone) Tahap (Improvement) : Metode 5W+1H Tahap Control : Memberikan usulan perbaikan

Diagram Alir Penelitian METODOLOGI PENELITIAN Mulai Identifikasi Masalah 1. Bagaimana mengidentifikasi jenis kecacatan paling dominan pada lini produksi kain katun tipe 41166 pada proses pencelupan. 2. Bagaimana menganalisis faktor-faktor penyebab kecacatan paling dominan pada lini produksi kain katun tipe 41166 pada proses pencelupan. 3. Berapa level sigma yang terdapat pada lini produksi kain katun tipe 41166 pada proses pencelupan. 4. Bagaimana melakukan perbaikan dengan menggunakan metode DMAIC untuk mengurangi tingkat kecacatan pada lini produksi kain katun tipe 41166 pada proses pencelupan. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui jenis kecacatan paling dominan pada lini produksi kain katun tipe 41166 pada proses pencelupan di PT. Argo Pantes, Tbk. 2. Mengetahui faktor-faktor penyebab kecacatan paling dominan pada lini produksi kain katun tipe 41166 pada proses pencelupan. di PT. Argo Pantes, Tbk. 3. Mengetahui level sigma pada lini produksi kain katun tipe 41166 pada proses pencelupandi PT. Argo Pantes, Tbk. 4. Memberikan usulan perbaikan berdasarkan hasil penelitian kepada perusahaan untuk memperbaiki kualitas pada lini produksi kain katun tipe 41166 pada proses pencelupan di PT. Argo Pantes, Tbk. Studi Pustaka Studi pustaka yang dilakukan adalah dengan mengumpulkan referensi dari buku-buku dan jurnal penelitian yang digunakan sebagai dasar bagi penulis untuk penyusunan tugas akhir ini. Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan pada 10 Agustus 2015 sampai 30 September 2015 di PT Argo Pantes, Tbk. yang berlokasi di Jalan M.H.Thamrin Km.4 Cikokol-Tangerang. Data yang diambil merupakan data kecacatan yang terjadi pada lini produksi kain katun tipe 41166 pada proses pencelupan Pengolahan Dan Analisis 1. Define = a. Mengidentifikasi permasalahan terjadinya kecacatan. b. Diagram alir proses produksi kain katun tipe 41166 pada proses pencelupan. c. Histogram per lini produksi. d. Pareto per lini produksi. e. SIPOC. f. IPO lini terpilih. g. CTQ lini terpilih. h. Mengidentifikasi penyebab terjadinya kecacatan pada lini produksi tertinggi. 2. Measure = a. Peta Kontrol P b. Uji Normalitas c. Kapabilitas Proses d. DPMO e. Level Sigma 3. Analiyze = a. Mengidentifikasi sumber-sumber penyebab masalah kualitas dengan menggunakan metode diagram sebab akibat (Fishbone) 4. Improve = a. Membuat rencana untuk melaksanakan peningkatan kualitas produk dan menghilangkan penyebab kecacatan pada lini produksi kain katun tipe 41166 pada proses pencelupan dengan menggunakan analisis 5W+1H. 5. Control = a. Mengevaluasi solusi dan rencana. b. Menjaga upaya-upaya yang telah dilakukan dengan menstandarisasi proses. Kesimpulan dan Saran Selesai

HASIL DAN ANALISA Pengumpulan Data Tabel 4.1 Data Produksi dan Kecacatan No Tanggal Produksi Kecacatan (Yard) (Yard) 1. 1 Agustus 2015 26.000 145 2. 3 Agustus 2015 39.050 223 3. 4 Agustus 2015 18.000 121 4. 5 Agustus 2015 25.000 145 5. 6 Agustus 2015 30.000 176 6. 7 Agustus 2015 27.000 146 7. 8 Agustus 2015 27.500 156 8. 10 Agustus 2015 35.500 206 9. 11 Agustus 2015 44.000 289 10. 12 Agustus 2015 28.500 164 11. 20Agustus 2015 32.500 191 12. 21 Agustus 2015 27.000 151 13. 22 Agustus 2015 16.000 113 14. 26 Agustus 2015 21.000 124 15. 27 Agustus 2015 17.000 118 16. 28 Agustus 2015 31.000 180 17. 29 Agustus 2015 24.000 135 18. 1 September 2015 34.500 202 19. 2 September 2015 46.000 293 20. 3 September 2015 24.500 141 21. 4 September 2015 22.000 130 22. 5 September 2015 41.000 287 23. 7 September 2015 27.000 147 24. 8 September 2015 50.000 396 25. 9 September 2015 35.000 203 26. 10 September 2015 38.500 219 27. 11 September 2015 8.000 89 28. 12 September 2015 32.000 185 Total 827.550 5.075

Data Kecacatan Per Lini Produksi Tabel 4.2 Data Jenis Kecacatan Pada Bagian Persiapan Tabel 4.3 Data Jenis Kecacatan Pada Bagian Bleaching No Tanggal Produksi Aktual Jenis Kecacatan Pada Bagian Persiapan Kain Berlubang Kain Kotor Kain Sobek 1. 1 Agustus 2015 26.000 0 10 0 10 2. 3 Agustus 2015 39.050 15 0 0 15 3. 4 Agustus 2015 18.000 0 0 15 15 4. 5 Agustus 2015 25.000 10 0 0 10 5. 6 Agustus 2015 30.000 0 15 0 15 6. 7 Agustus 2015 27.000 0 0 0 0 7. 8 Agustus 2015 27.500 0 0 0 0 8. 10 Agustus 2015 35.500 10 0 10 20 9. 11 Agustus 2015 44.000 0 20 0 20 10. 12 Agustus 2015 28.500 0 0 0 0 11. 20Agustus 2015 32.500 0 0 0 0 12. 21 Agustus 2015 27.000 0 0 0 0 13. 22 Agustus 2015 16.000 0 0 0 0 14. 26 Agustus 2015 21.000 0 0 0 0 15. 27 Agustus 2015 17.000 0 0 0 0 16. 28 Agustus 2015 31.000 0 0 15 15 17. 29 Agustus 2015 24.000 0 0 0 0 18. 1 September 2015 34.500 0 0 0 0 19. 2 September 2015 46.000 0 18 0 18 20. 3 September 2015 24.500 0 0 0 0 21. 4 September 2015 22.000 0 0 0 0 22. 5 September 2015 41.000 0 10 0 10 23. 7 September 2015 27.000 0 0 0 0 24. 8 September 2015 50.000 0 20 0 20 25. 9 September 2015 35.000 0 0 0 0 26. 10 September 2015 38.500 0 15 0 15 27. 11 September 2015 8.000 0 0 0 0 28. 12 September 2015 32.000 0 0 0 0 Total 827.550 35 108 40 183 No Tanggal Produksi Aktual Jenis Kecacatan Pada Bagian Bleaching Bakar Bulu Tidak Rata Lipatan Mengkilat Tidak Rata 1. 1 Agustus 2015 26.000 0 10 0 10 2. 3 Agustus 2015 39.050 0 0 20 20 3. 4 Agustus 2015 18.000 0 0 0 0 4. 5 Agustus 2015 25.000 10 0 0 10 5. 6 Agustus 2015 30.000 0 15 0 15 6. 7 Agustus 2015 27.000 0 0 0 0 7. 8 Agustus 2015 27.500 0 0 10 10 8. 10 Agustus 2015 35.500 15 0 10 25 9. 11 Agustus 2015 44.000 0 27 22 49 10. 12 Agustus 2015 28.500 15 0 0 15 11. 20Agustus 2015 32.500 0 0 0 0 12. 21 Agustus 2015 27.000 0 0 0 0 13. 22 Agustus 2015 16.000 0 0 0 0 14. 26 Agustus 2015 21.000 0 24 0 24 15. 27 Agustus 2015 17.000 0 0 0 0 16. 28 Agustus 2015 31.000 0 0 0 0 17. 29 Agustus 2015 24.000 0 0 0 0 18. 1 September 2015 34.500 0 0 0 0 19. 2 September 2015 46.000 0 20 0 20 20. 3 September 2015 24.500 18 0 0 18 21. 4 September 2015 22.000 0 0 15 15 22. 5 September 2015 41.000 15 0 0 15 23. 7 September 2015 27.000 0 0 0 0 24. 8 September 2015 50.000 0 20 0 20 25. 9 September 2015 35.000 0 0 0 0 26. 10 September 2015 38.500 0 15 0 15 27. 11 September 2015 8.000 0 0 0 0 28. 12 September 2015 32.000 0 0 0 0 827.550 73 131 77 281 Total

Data Kecacatan Per Lini Produksi Tabel 4.4 Data Jenis Kecacatan Pada Bagian Dyeing Tabel 4.5 Data Jenis Kecacatan Pada Bagian Finishing Jenis Kecacatan Pada Bagian Dyeing Produksi No Tanggal Kotor Total Aktual Belang Flek Luntur Dyestuff 1. 1 Agustus 2015 26.000 15 80 20 0 115 2. 3 Agustus 2015 39.050 15 122 0 18 155 3. 4 Agustus 2015 18.000 0 106 0 0 106 4. 5 Agustus 2015 25.000 0 125 0 0 125 5. 6 Agustus 2015 30.000 0 146 0 0 146 6. 7 Agustus 2015 27.000 15 111 0 10 136 7. 8 Agustus 2015 27.500 0 75 0 0 75 8. 10 Agustus 2015 35.500 10 100 15 15 140 9. 11 Agustus 2015 44.000 20 130 25 20 195 10. 12 Agustus 2015 28.500 0 105 0 0 105 11. 20Agustus 2015 32.500 0 96 0 0 96 12. 21 Agustus 2015 27.000 0 121 0 0 121 13. 22 Agustus 2015 16.000 0 60 0 0 60 14. 26 Agustus 2015 21.000 0 100 0 0 100 15. 27 Agustus 2015 17.000 0 73 0 0 73 16. 28 Agustus 2015 31.000 0 110 0 0 110 17. 29 Agustus 2015 24.000 0 80 0 0 80 18. 1 September 2015 34.500 0 117 0 0 117 19. 2 September 2015 46.000 0 140 0 20 160 20. 3 September 2015 24.500 0 123 0 0 123 21. 4 September 2015 22.000 0 95 20 0 115 22. 5 September 2015 41.000 20 142 0 15 177 23. 7 September 2015 27.000 0 112 0 0 112 24. 8 September 2015 50.000 25 141 20 20 206 25. 9 September 2015 35.000 0 128 0 0 128 26. 10 September 2015 38.500 14 100 0 0 114 27. 11 September 2015 8.000 0 59 0 0 59 28. 12 September 2015 32.000 20 100 10 0 130 827.550 154 2997 110 118 3379 No Tanggal Produksi Aktual Jenis Kecacatan Pada Bagian Finishing Lebar Kurang Lebar Lebih Pakan Miring 1. 1 Agustus 2015 26.000 0 10 0 10 2. 3 Agustus 2015 39.050 0 18 15 33 3. 4 Agustus 2015 18.000 0 0 0 0 4. 5 Agustus 2015 25.000 0 0 0 0 5. 6 Agustus 2015 30.000 0 0 0 0 6. 7 Agustus 2015 27.000 10 0 0 10 7. 8 Agustus 2015 27.500 15 0 0 15 8. 10 Agustus 2015 35.500 0 21 0 21 9. 11 Agustus 2015 44.000 0 25 0 25 10. 12 Agustus 2015 28.500 0 0 0 0 11. 20Agustus 2015 32.500 0 0 0 0 12. 21 Agustus 2015 27.000 0 0 0 0 13. 22 Agustus 2015 16.000 0 0 0 0 14. 26 Agustus 2015 21.000 0 0 0 0 15. 27 Agustus 2015 17.000 0 0 0 0 16. 28 Agustus 2015 31.000 0 0 0 0 17. 29 Agustus 2015 24.000 0 0 0 0 18. 1 September 2015 34.500 0 0 0 0 19. 2 September 2015 46.000 0 0 15 15 20. 3 September 2015 24.500 0 0 0 0 21. 4 September 2015 22.000 0 0 0 0 22. 5 September 2015 41.000 0 0 0 0 23. 7 September 2015 27.000 0 0 0 0 24. 8 September 2015 50.000 0 0 0 0 25. 9 September 2015 35.000 0 0 0 0 26. 10 September 2015 38.500 0 0 0 0 27. 11 September 2015 8.000 0 0 0 0 28. 12 September 2015 32.000 0 0 0 0 Total 827.550 25 74 30 129

Proses Produksi Tahap Define MULAI BAGIAN PERSIAPAN BAGIAN BLEACHING BAGIAN DYEING BAGIAN FINISHING BAGIAN VERPACKING SELESAI BONGKAR KAIN GREY SINGEING PAD DRY RESIN FINISH INSPECTING DESIZING PAD STEAM SANFORIZE QUALITY ASSURANCE SCOURING ROLLING/ PACKING BLEACHING WAREHOUSE MERCERIZE

Frekuensi Kecacatan HISTOGRAM Tabel 4.6 Data Histogram No Bagian Produksi Frekuensi 1. Bagian Dyeing 3.379 2. Bagian Bleaching 281 3. Bagian Persiapan 183 4. Bagian Finishing 129 5. Bagian Verpacking 0 3.972 4000 3500 3000 2500 2000 1500 1000 500 0 Histogram Kecacatan Produk Kain Katun Tipe 41166 Pada Proses Pencelupan 3379 Bagian Dyeing 281 183 129 0 Bagian Bleaching Bagian Persiapan Jenis Kecacatan Bagian Finishing Bagian Verpacking

Persentase Kecacatan PARETO No Bagian Produksi Frekuensi Tabel 4.7 Data Pareto Persentase Kecacatan Persentase Kumulatif Diagram Pareto Kecacatan Produk Kain Katun Tipe 41166 Pada Proses Pencelupan 1. Bagian Dyeing 3.379 85,07% 85,07% 2. Bagian Bleaching 281 7,07% 92,15% 3. Bagian Persiapan 183 4,61% 96,75% 4. Bagian Finishing 129 3,25% 100% 5. Bagian Verpacking 0 0% 100% 3.972 100% 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% 85.07% 7.07% 4.61% 3.25% 0% 100.00% 90.00% 80.00% 70.00% 60.00% 50.00% 40.00% 30.00% 20.00% 10.00% 0.00% Bagian Dyeing Bagian Bleaching Bagian Persiapan Bagian Finishing Bagian Verpacking Jenis Kecacatan Persentase Kecacatan Persentase Kumulatif

Gambar 4.5 Diagram SIPOC SUPPLIER INPUT PROCESS OUTPUT CUSTOMER 1. PEMASOK KAIN GREY - CHENNAI - EASTERNTEX - CHINA - SHAHTAJ - PT LUCKY P 2. PEMASOK PEWARNA KAIN 3. PEMASOK ZAT PEMBANTU 1. KAIN GREY - CHENNAI - EASTERNTEX - CHINA - SHAHTAJ - PT LUCKY P 2. PEWARNA KAIN 3. ZAT PEMBANTU KAIN BERWARNA 1. TEIJIN FRONTIER (U.S.A), INC. 2. PT DEWHIRST MENSWEAR 3. MORIRIN CO.,LTD 4. TOOTAL 5. MARUBENI HONGKONG AND SOUTH 6. TEXCORP BAGIAN PERSIAPAN BAGIAN BLEACHING BAGIAN DYEING BAGIAN FINISHING BAGIAN VERPACKING

Gambar 4.6 Diagram IPO INPUT PROCESS OUTPUT Material (Bahan Baku) Sesuai Standar Kain Grey yang telah mengalami proses Bleaching Zat Pewarna dan zat pembantu untuk proses pencelupan warna Mesin yang digunakan bekerja dengan baik Mesin Pad Dry Mesin Pad Steam Manusia (Operator) memiliki skill dan disiplin kerja yang baik Metode yang digunakan sesuai dengan prosedur Lingkungan yang bersih Proses Dyeing Ukuran Kain sesuai dengan keinginan Konsumen Warna Kain sesuai keinginan konsumen Kualitas Kain terjaga dengan baik Meminimumkan biaya produksi Kualitas Produk maksimal

Tabel 4.8 Penyebab Kecacatan Kain Katun Tipe 41166 Pada Bagian Dyeing No Jenis Kecacatan Penyebab Kecacatan 1. Belang Operator kurang teliti dalam mengambil kain grey yang akan digunakan dalam proses produksi karena penulisan nama kain grey yang salah. Operator kurang teliti dalam menimbang zat warna karena timbangan mengalami kerusakan. Mesin tidak sesuai standar operasional, pemeriksaan mesin tidak dilakukan secara berkala sehingga mesin pad dry mengalami kerusakan ditengah proses pencelupan warna sehingga menyebabkan putaran kain menjadi tidak sama. Mesin tidak sesuai standar operasional, kebersihan mesin tidak diperhatikan dengan baik sehingga terdapat sisa-sisa warna yang menempel pada mesin sehingga warna-warna menjadi menempel pada kain. Material tidak sesuai standar operasional yaitu zat warna yang dibiarkan terbuka terlalu lama sehingga menyebabkan kerusakan pada warna. Material tidak sesuai standar operasional yaitu zat warna yang digunakan tidak sama dengan kualitas warna yang biasanya digunakan. Metode yang digunakan tidak sesuai standar operasional seperti waktu pencelupan kain yang terlalu lama sehingga menyebabkan kain menjadi belang. Metode yang digunakan tidak sesuai standar operasional seperti temperatur mesin pada saat proses dyeing mengalami penurunan atau kelebihan suhu. 2. Kotor Dyestuff Operator kurang teliti dalam menyimpan zat warna sehingga zat warna menjadi rusak. Material tidak sesuai standar operasional yaitu zat warna yang dibiarkan terbuka terlalu lama sehingga menyebabkan kerusakan pada warna. Lingkungan tempat penyimpanan zat-zat pewarna tidak sesuai standar operasional yaitu tidak tertutup dengan baik sehingga terjadi percampuran dengan debu. Metode yang digunakan tidak sesuai standar operasional yaitu setelah zat zat pewarna digunakan seharusnya tempat atau wadah ditutup kembali supaya tidak tercampur dengan benda-benda lain.

3. Flek Operator kurang teliti dalam melakukan pemeriksaan terhadap mesin yaitu tangki oli mengalami kebocoran sehingga menyebabkan oli tercampur pada saaat proses dyeing. Mesin tidak sesuai standar operasional, pemeriksaan mesin tidak dilakukan secara berkala sehingga mesin mengalami kerusakan pada onderdil mesin yang sudah lama atau berumur sehingga menyebabkan oli ataupun air pada mesin menetes kekain, selain itu kurangnya perawatan secara rutin terhadap mesin-mesin menyebabkan kain tersebut terdapat noda (flek). Metode yang digunakan tidak sesuai standar operasional seperti tidak melakukan pemeriksaan, perawatan dan kebersihan terhadap mesin yang akan digunakan sebelum dan sesudah proses produksi dilakukan. 4. Luntur Operator kurang teliti dalam melakukan pemeriksaan terhadap mesin yang akan digunakan sebelum dan sesudah proses produksi dilakukan. Mesin tidak sesuai standar operasional, pemeriksaan mesin tidak dilakukan secara berkala sehingga mesin mengalami kerusakan yang mengakibatkan zat warna tidak dapat mengikat dengan baik pada serat kain. Mesin tidak sesuai standar operasional, kebersihan mesin tidak diperhatikan dengan baik sehingga terdapat sisa-sisa warna yang menempel pada mesin sehingga warna-warna menjadi menempel pada kain. Metode yang digunakan tidak sesuai standar operasional seperti tidak melakukan pemeriksaan dan kebersihan terhadap mesin yang akan digunakan sebelum dan sesudah proses produksi dilakukan.

Tahap Measurement Peta Kontrol P No Tanggal Jumlah Produksi Produk Cacat Proporsi Cacat (n) (Yard) (np) (Yard) ( p ) 1. 1 Agustus 2015 26.000 115 0,00442 2. 3 Agustus 2015 39.050 155 0,00397 3. 4 Agustus 2015 18.000 106 0,00589 4. 5 Agustus 2015 25.000 125 0,0050 5. 6 Agustus 2015 30.000 146 0,00487 6. 7 Agustus 2015 27.000 136 0,00504 7. 8 Agustus 2015 27.500 75 0,00273 8. 10 Agustus 2015 35.500 140 0,00394 9. 11 Agustus 2015 44.000 195 0,00443 10. 12 Agustus 2015 28.500 105 0,00368 11. 20Agustus 2015 32.500 96 0,00295 12. 21 Agustus 2015 27.000 121 0,00448 13. 22 Agustus 2015 16.000 60 0,00375 14. 26 Agustus 2015 21.000 100 0,00476 15. 27 Agustus 2015 17.000 73 0,00429 16. 28 Agustus 2015 31.000 110 0,00355 17. 29 Agustus 2015 24.000 80 0,00333 18. 1 September 2015 34.500 117 0,00339 19. 2 September 2015 46.000 160 0,00348 20. 3 September 2015 24.500 123 0,00502 21. 4 September 2015 22.000 115 0,00523 22. 5 September 2015 41.000 177 0,00432 23. 7 September 2015 27.000 112 0,00415 24. 8 September 2015 50.000 206 0,00412 25. 9 September 2015 35.000 128 0,00366 26. 10 September 2015 38.500 114 0,00296 27. 11 September 2015 8.000 59 0,00738 28. 12 September 2015 32.000 130 0,00406 Total 827.550 3.379 0,11885 Rata-rata 29555,3571 120,678571 0,00408

Peta Kontrol P Perbaikan Berikut ini merupakan peta kontrol p yang telah di revisi dengan menghilangkan data periode ke-3, ke-7, ke-21 dan ke-27: No Tanggal Jumlah Produksi (n) (Yard) Produk Cacat (np) (Yard) Proporsi Cacat ( p) 1. 1 Agustus 2015 26.000 115 0,00442 2. 3 Agustus 2015 39.050 155 0,00397 3. 5 Agustus 2015 25.000 125 0,0050 4. 6 Agustus 2015 30.000 146 0,00487 5. 7 Agustus 2015 27.000 136 0,00504 6. 10 Agustus 2015 35.500 140 0,00394 7. 11 Agustus 2015 44.000 195 0,00443 8. 12 Agustus 2015 28.500 105 0,00368 9. 20Agustus 2015 32.500 96 0,00295 10. 21 Agustus 2015 27.000 121 0,00448 11. 22 Agustus 2015 16.000 60 0,00375 12. 26 Agustus 2015 21.000 100 0,00476 13. 27 Agustus 2015 17.000 73 0,00429 14. 28 Agustus 2015 31.000 110 0,00355 15. 29 Agustus 2015 24.000 80 0,00333 16. 1 September 2015 34.500 117 0,00339 17. 2 September 2015 46.000 160 0,00348 18. 3 September 2015 24.500 123 0,00502 19. 5 September 2015 41.000 177 0,00432 20. 7 September 2015 27.000 112 0,00415 21. 8 September 2015 50.000 206 0,00412 22. 9 September 2015 35.000 128 0,00366 23. 10 September 2015 38.500 114 0,00296 24. 12 September 2015 32.000 130 0,00406 Total 752.050 3.024 0,09763 Rata-rata 31335,4167 126 0,00402

Gambar 4.11 Hasil Uji Normalitas Data Proporsi Dengan SPSS Gambar 4.12 Hasil Uji Normalitas Data Proporsi Dengan MINITAB

Tahap Analyze Operator Kurang Teliti Material Tidak Sesuai Standar Operasional Terjadi kesalahan dalam mengambil kain grey yang akan diproses Terjadi kesalahan dalam menimbang zat warna Wadah tempat penyimpanan zat warna terbuka terlalu lama Zat warna yang digunakan tidak sama dengan kualitas warna yang biasa digunakan Kecacatan Belang Terdapat kerusakan pada mesin pad dry Kebersihan mesin tidak diperhatikan dengan baik Waktu pencelupan kain terlalu lama Temperatur mesin kurang atau melebihi standar Mesin Tidak Sesuai Standar Operasional Metode Tidak Sesuai Standar Operasional Operator Kurang Teliti Zat warna tidak disimpan dengan benar Material Tidak Sesuai Standar Operasional Zat warna terlalu lama terbuka sehingga menyebabkan kerusakan Wadah zat warna tidak tertutup dengan benar Zat warna terkontaminasi oleh debu Kecacatan Kotor Dyestuff Tempat penyimpanan zat pewarna tidak tertutup dengan baik Kebersihan tempat penyimpanan zat pewarna kurang baik Tempat atau wadah zat pewarna tidak tertutup dengan baik Zat pewarna tidak tersimpan dengan baik Lingkungan Tidak Sesuai Standar Operasional Metode Tidak Sesuai Standar Operasional

Operator Kurang Teliti Tidak dilakukan pemeriksaan terhadap mesin secara berkala Tidak dilakukan perawatan terhadap mesin Mesin Tidak Sesuai Standar Operasional Terdapat kerusakan pada onderdil mesin Terdapat kerusakan pada tangki oli Kecacatan Flek Tidak dilakukan pemeriksaaan dan perawatan sebelum dan sesudah proses produksi dilakukan Tidak dilakukan pembersihan mesin secara berkala Operator Kurang Teliti Mesin Tidak Sesuai Standar Operasional Metode Yang Digunakan Tidak Sesuai Standar Operasional Tidak dilakukan pemeriksaan terhadap mesin yang akan digunakan Tidak dilakukan pembersihan terhadap mesin yang akan digunakan Terdapat kerusakan pada mesin sehingga tidak dapat bekerja dengan optimal Kebersihan mesin tidak diperhatikan dengan baik Tidak dilakukan pemeriksaaan dan perawatan sebelum dan sesudah proses produksi dilakukan Tidak dilakukan pembersihan mesin secara berkala Kecacatan Luntur Metode Tidak Sesuai Standar Operasional

Tahap Improvement Tabel 4.18 Analisis 5W+1H (Belang)

Tabel 4.18 Analisis 5W+1H (Kotor Dyestuff)

Tabel 4.18 Analisis 5W+1H (Flek)

Tabel 4.18 Analisis 5W+1H (Luntur)

Tahap Control Berikut ini cara pengendalian yang dapat dilakukan pada lini produksi dyeing. 1. Melakukan briefing kepada operator pada lini produksi dyeing supaya terus melakukan pemeriksaan secara teliti baik pada material yang akan digunakan, terhadap perlengkapan mesin dan suhu serta kesiapan mesin yang akan digunakan dalam proses produksi, melakukan pergantian secara berkala apabila terdapat kelengkapan mesin yang mengalami kerusakan. 2. Melakukan pemeriksaan secara berkala pada setiap mesin yag digunakan dalam proses produksi. 3. Segera melakukan perbaikan pada mesin yang mengalami kerusakan supaya tidak semakin banyak hasil produk yang mengalami kecacatan. 4. Membersihkan dan menjaga kebersihan lingkungan sekitar tempat penyimpanan zat pewarna. 5. Melakukan upaya pengendalian kualitas yang lebih pada hasil dari proses atau lini sebelumnya yaitu pada lini produksi bleaching.

KESIMPULAN 1. Jenis kecacatan paling dominan yang terjadi pada proses produksi kain katun tipe 41166 pada proses pencelupan di PT Argo Pantes, Tbk. yaitu pada bagian lini produksi dyeing dengan jumlah kecacatan sebesar 3.397 yard. Jenis kecacatan pada lini produksi dyeing adalah belang dengan jumlah kecacatan sebesar 2.997 yard, jenis kecacatan kotor dyestuff dengan jumlah kecacatan sebesar 154 yard, jenis kecacatan luntur dengan jumlah kecacatan sebesar 118 yard dan jenis kecacatan flek dengan jumlah kecacatan sebesar 110 yard. 2. Faktor-faktor penyebab kecacatan paling dominan yang terjadi pada lini produksi dyeing adalah operator kurang teliti dalam melakukan pekerjaannya, mesin yang digunakan dalam proses produksi tidak secara berkala diperiksa dan dibersihkan, metode yang digunakan tidak dilakukan sesuai dengan standar operasinal, material atau bahan baku yang digunakan kurang diperhatikan dengan baik dalam penyimpanannya dan lingkungan tempat menyimpan bahan baku tidak tertutup dengan baik sehingga mudah terkontaminasi dengan yang lainnya. 3. Level sigma yang di dapat pada lini produksi dyeing yang mengalami kecacatan paling dominan adalah sebesar 4,6403 sigma. Nilai tersebut sangat besar bila dibandingkan dengan tujuan enam sigma yaitu untuk mencapai 3,4 kecacatan per satu juta peluang, oleh karena itu masih diperlukan perbaikan secara terus menerus agar enam sigma dapat tercapai. 4. Usulan perbaikan berdasarkan hasil penelitian kepada PT Argo Pantes,Tbk yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas pada lini produksi dyeing adalah melakukan sosialisasi kepada karyawan atau operator pada setiap lini produksi supaya terus melakukan pemeriksaan secara teliti baik terhadap bahan baku, kebersihan mesin, kesiapan mesin sebelum dan sesudah digunakan dalam proses produksi. Segera melakuakn perbaikan terhadap mesin yang mengalami kerusakan supaya tidak mengganggu jalannya proses produksi ataupun mengalami kerusakan terhadap produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Serta melakukan upaya pengendalian kualitas yang lebih pada setiap lini produksi supaya tidak mengalami kecacatan pada produk yang dihasilkan oleh perusahaan.

SARAN 1. Sebaiknya dilakukan pemeriksaan dan perawatan sebelum mesin-mesin produksi digunakan dalam proses supaya produk yang dihasilkan memenuhi standar kualitas yang diinginkan oleh perusahaan. 2. Sebaiknya perlu dilakukan pemeriksaan dengan ketelitian yang tinggi, baik pada saat proses produksi berlangsung maupun setelah produk selesai diproses agar kualitas yang diperoleh sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. 3. Dengan adanya hasil penelitian ini diharapkan peran komitmen dari atasan untuk mendukung proyek DMAIC dengan memberikan tanggung jawab kepada masing-masing divisi dalam pembagian tugas dan tanggung jawab. Atasan juga diharapkan dapat mempertimbangkan untuk memberikan pelatihan khusus kepada para kepala divisi mengenai proyek DMAIC karena dalam proyek DMAIC dibutuhkannya kerja sama antar tim untuk saling mendukung.