Bab 2 Landasan Teori 2.1 Sinonim dan Sinonimi Menurut kamus besar Bahasa Indonesia (KBBI) makna dari kata sinonim adalah bentuk bahasa yang maknanya mirip atau sama dengan bentuk bahasa lain. Sedangkan makna sinonimi adalah hubungan antara bentuk bahasa yg mirip atau sama maknanya. Jos Daniel Parera (2004:61-65) mengungkapkan bahwa terdapat postulat yang menyatakan bahwa dua kata yang dapat bergantian dalam pemakaian tanpa menimbulkan perbedaan rujukan abik real maupun mental disebut bersinonim. Sedangkan, sinonimi digunakan untuk membedakan dengan benar makna-makna kata yang sama, mirip sama, dan penggunaan makna kata-kata tersebut oleh pemakai bahasa khususnya para pengarang dan penulis pada umumnya. Sinonimi termasuk dalam analisis semantik walaupun dikatakan tidak terdapat dua kata yang maknanya memang merujuk kepada ide atau referen yang sama persis. Akan tetapi, dalam pemakaian bahasa sering dijumpai juga keinginan pemakai bahasa untuk mengganti satu kata dengan kata lain yang kurang lebih maknanya sama sebagai variasi atau juga sebagai ciri kebebasan berbahasa. Jika rujukannya sama persis disebut dengan sinonimi utuh. Jika hanya sebagian disebut juga sinonimi parsial atau semu. Contoh: jalan besar dan jalan raya, koran dan surat kabar. 7
Menurut Niimura Izuru (1998), definsi ruigigo (sinonim) adalah 類義語は意義が類似する言葉のこと. Terjemahan: Sinonim adalah kata-kata yang sama maknanya. 2.2 Verba Dalam bahasa Jepang ada kata yang mengalami perubahan bentuk disebut yougen. Sedangkan ada kata yang tidak mengalami perubahan bentuk disebut taigen. Yougen terdiri dari verba (doushi), kopula (jodoushi) dan adjektiva (keiyoushi). Definisi Verba: どうし動詞 Masuoka (1993:12), definsi doushi adalah きほんてき せいかく たんどく じゅつご の基本的な性格は 単独で述語の はたらきぶん働きをし 文 なかはたら中での働 ちが きの違い おうに応 かつよう じて活用することである Terjemahan: Sifat dasar kata kerja adalah berfungsi sebagai predikat, dan mempunyai penggunaan yang berbeda di dalam kalimat. Oxford advanced learner s dictionary, 7th edition menyatakan bahwa verba atau doushi adalah a word or a group of words that expresses an action, an event, or a state. 8
Terjemahan: sebuah kata atau kumpulan kata yang mengekspresikan suatu keadaan, kejadian ataupun keberadaan. 2.2.1 Perubahan bentuk verba: Verba dalam bahasa Jepang dalam bentuk kamus berdasarkan pada perubahannya digolongkan dalam tiga kelompok: 1. Yodan (consonant-stem) Semua kata kerja yang tidak termasuk dalam irregular atau ichidan ada di dalam kategori ini. Didalam kamus, kata kerja yodan memiliki satu akhirnya dari sembilan silabel yaitu u, - tsu, -tu, -ku, -gu, -su, -nu, -mu, atau bu.kata kerja Yodan yang berakhiran dengan silabel u di dalam kamus (contoh: kau) disebut juga dengan u-verbs, kata kerja yang berakhiran ku (contoh: aruku) disebut dengan ku-verbs, dan sebagainya. Contoh: Korobu (jatuh) Kiku (mendengar) 2. Ichidan (vowel-stem) Di dalam kamus bahasa Jepang, kata kerja ichidan semuanya berakhiran iru atau eru. Jika berakhiran suara [e-ru] disebut dengan kami ichidan doushi atau berakhiran suara [i-ru] disebut dengan shimo ichidan Contoh: Ageru (raise, lift up; give) Deru (leave, exit, go out) 9
3. Irregular Hanya ada dua kata kerja irregular di dalam bahasa Jepang yaitu: Kuru (datang) Suru (melakukan) Suru sering terjadi dalam kata kerja dua kata seperti benkyou suru (belajar) dan unten suru (menyetir). Dan juga, sering kali sebuah frasa yang langsung meliputi sebuah objek akan diperlakukan sebagai kata kerja dua kata, dengan menaruh kata kerja wo seperti denwa wo suru (menelepon) dan kaimono wo suru (berbelanja) Perubahan bentuk kata disebut katsuyou (konjugasi). Konjugasi verba bahasa Jepang secara garis besarnya ada enam macam sebagai berikut: a. Mizenkei ( みぜんけい ), yaitu perubahan bentuk verba yang di dalamnya mencakup bentuk menyangkal (bentuk NAI), bentuk maksud (bentuk OU/YOU), bentuk pasif (RERU) dan bentuk menyuruh (SERU). b. Renyoukei ( れんようけい ), yaitu perubahan bentuk verba yang mencakup bentuk sopan (bentuk MASU), bentuk sambung (bentuk TE), dan bentuk lampau (TA). c. Shuushikei ( しゅうしけい ), yaitu verba bentuk kamus atau yang digunakan di akhir kalimat. d. Rentaikei ( れんたいけい ), yaitu verba (bentuk kamus) yang digunakan sebagai modifikator. e. Kateikei ( かていけい ), yaitu perubahan verba ke dalam bentu pengandaian 10
(bentuk BA). f. Meireikei ( めいれいけい ), yaitu perubahan verba ke dalam bentuk perintah. 2.3 Pengertian Taoreru, Ochiru dan Korobu Penulis akan menjelaskan mengenai arti dari Ochiru, Korobu, dan Taoreru yang penulis ambil dari beberapa sumber. Tampak seperti tabel dibawah ini: 落ちる 落ちる (Ochiru) Teori 新村出 (1998) 忠雄山田 (1997) 三省堂編修所 (1999) 市川孝 (2004) Goo jisho Deskripsi いち上から下まで急に位置が変わる 落下する Adanya perpindahan tempat secara tiba-tiba dari atas ke bawah. ( どこから ) どこにー > 支え ( 平均 ) を失ったものが それ自身の重みで下方に向かって位置を移す (dari mana) ke mana -> [ Kehilangan tumpuan/pegangan] berpindahnya tempat menuju ke bawah karena kehilangan bobot diri. 物が 支えを高い所から低い所へ急に移る 落下する Berpindahnya tumpuan orang atau benda dari tempat yang tinggi ketempat yang rendah. Jatuh ke bawah. 自然の作用によって 上から下へと急に位置を移る [kegiatan yang spontan] berpindah secara tiba-tiba dari atas ke bawah. 上から下へ自然に また 急に移動する Gerakan berpindah secara tiba-tiba dan spontan dari atas ke bawah. 11
金田一春彦 (2002) 自然の力によって 高い方から低い方へ位置を移る 落下 する [kekuatan natural] berpindahnya tempat dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah. Tabel 2.4.1 Teori Ochiru Untuk lebih jelasnya, penulis akan memberikan gambar mengenai Ochiru sesuai dengan yang tampak dibawah ini: Gambar 2.4.1 Ochiru Benda jatuh dari atas ke bawah 12
Gambar 2.4.2 Orang jatuh dari atas ke bawah 転ぶ (Korobu) 転ぶ Teori 新村出 (1998) 忠雄山田 (1997) Deskripsi ころころ回っていく ころがる まろぶ Berguling-guling. 何かにつまずいたり突かれたりしてからだの安定を失い倒れる Jatuh kehilangan keseimbangan karena terpeleset dan terdorong. 三省堂編修所 (1999) 人が倒れる Orang jatuh. 市川孝 (2004) 横に倒れる 転がる 転倒する Tergeletak. Bergulig-guling. Jatuh terguling-guling. 13
Goo jisho 体のバランスを失って倒れる Jatuh kehilangan keseimbangan tubuh. Miura Akira (2011) 金田一春彦 (2002) it s used only for animate beings that are in motion. Example: running, walking, etc. Hanya digunakan untuk benda hidup yang sedang dalam kondisi bergerak seperti lari, jalan, dan lain-lain. 丸いものがころころと回っていく 安定を失い 横に倒れる Benda bulat yang berguling-guling. Tergeletak karena kehilangan stabilitas. Tabel 2.4.2 Teori Korobu Untuk lebih jelasnya, penulis akan memberikan gambar mengenai korobu sesuai dengan yang tampak dibawah ini: Gambar 2.4.3 Orang yang sedang dalam kondisi bergerak, jatuh karena terpeleset 14
Gambar 2.4.4 Orang yang sedang dalam kondisi bergerak, kemudian ada tenaga dari luar (seperti terdorong) yang mengenai orang itu, kemudian orang itu terjatuh. Gambar 2.4.5 Orang yang sedang dalam kondisi bergerak, jatuh terguling-guling karena tersandung 15
倒れる 倒れる (Taoreru) Teori 新村出 (1998) Deskripsi 立っているものが横になる Orang yang sedang berdiri atau benda yang berdiri tegak menjadi tergeletak. 忠雄山田 (1997) 立っていたものが ( 立っていることが出来なくなって ) 横にな る 外から加えられた強い力によって ( 内から支える力が無 くなって ) 本来の機能を失った状態になる Orang yang sedang berdiri atau benda yang berdiri tegak menjadi tergeletak(tidak dapat berdiri). Karena ditambahkan tenaga yang kuat dari luar, (kehilangan kekuatan penyokong dari dalam), kondisi menjadi kehilangan kemampuan berdiri. 三省堂編修所 (1999) 立っている状態が保てなくなって横になる 病気になって臥 す 16
Tergeletak karena tidak dapat mempertahankan kondisi berdiri. Terbaring karena sakit. 市川孝 (2004) 立っていたものが 横になる 病気などで活動できなくな る Orang yang sedang berdiri atau benda yang berdiri tegak menjadi tergeletak. Karena sakit, menjadi tidak dapat beraktivitas. Goo jisho 立っている状態を続けられなくなって横になる 支える力を失ってころんだり 倒壊したりする Tergeletak karena tidak dapat mempertahankan kondisi dalam keadaan diri. Kehilangan kekuatan yang menyokong, dan terjatuh. Akira Miura (2011) 金田一春彦 (2002) Taoreru can be used for either animate beings that are standing or inanimante objects. Taoreru dapat digunakan untuk makhluk hidup yang sedang berdiri ataupun untuk benda mati. 立っている物が 自分の力で支え切れずに横になる Benda yang berdiri menjadi terbaring karena kehilangan kekuatannya sendiri. Tabel 2.4.3 Teori Taoreru Untuk lebih jelasnya, penulis akan memberikan gambar mengenai taoreru sesuai dengan yang tampak dibawah ini: 17
Gambar 2.4.6 Orang atau benda dari posisi berdiri/tegak, jatuh tergeletak. Gambar 2.4.7 Orang yang sedang berdiri terdiam, terjatuh atau tergeletak karena sakit atau kehilangan kekuatan tubuh. 18
Gambar 2.4.8 Benda yang berdiri tegak, lalu ada tenaga dari luar yang mengenai benda tersebut sampai terjatuh (contoh: gempa) 19