MENILAI TINGKAT KERAGAMAN RUANG PUBLIK PADA TAMAN IMAMe BONJOL DI KOTA PADANG SEBAGAI MASUKAN DALAM PERBAIKAN KUALITAS RUANG

dokumen-dokumen yang mirip
GOOD PUBLIC SPACE INDEX Teori dan metode

Oleh : Kata kunci : Ruang Publik, Tingkat Efektifitas, GPSI. Hendry Natanael Gumano 1), Tomi Eriawan 2) dan Hamdi Nur 3)

ANALISA KAPASITAS DAN TINGKAT PELAYANAN PADA RUAS JALAN WOLTER MONGINSIDI KOTA MANADO

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Taman edukasi profesi dan Rekreasi anak medan

Lahan 3.1. Kondisi Peruntukan. Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman. Tabel 3.1. Kondisi Peruntukan Lahan Kawasan Prioritas Kelurahan Tenilo

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat

1.1. Latar Belakang. Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman Isu-isu strategis

Oleh : Yuli Nurmayanti 1, Dini Rochdiani 2, Cecep Pardani 3. Fakultas Pertanian Universitas Galuh 2. Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Identifikasi Ragam Aktivitas Outdoor : Karakteristik Pedestrian Mall di Jalan Dalem Kaum, Bandung

PENYUSUNAN DATABASE JARINGAN JALAN KOTA MAKASSAR BERBASIS GIS OPEN SOURCE

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Jakarta dengan luas 661,52 km 2 dan jumlah populasi jiwa serta kepadatan

MINAT SISWA KELAS VIII TERHADAP PEMBELAJARAN BOLABASKET DI SMP NEGERI 2 LENDAH KABUPATEN KULON PROGO

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF NHT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TOLAK PELURU

Perhitungan Ruang Terbuka Hijau Perkotaan Jenis Publik (Studi Kasus : Kota Surakarta)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Emile Durkheim (dalam Salim, 2002:54-57) perubahan struktur masyarakat terbagi

FAKTOR- FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE DI PUSKESMAS MONGOLATO KECAMATAN TELAGA KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2013

PEMETAAN KONDISI FISIK JALAN DAN DRAINASE ZONA-2 KOTA MAKASSAR BERBASIS GIS OPEN SOURCE KOTA MAKASSAR, PROVINSI SULAWESI SELATAN

BAB I. 1.1 Definisi Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) Penyusunan Sistem Informasi/Data Base Jalan dan Jembatan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sukamara TAHUN ANGGARAN 2014

BAB I PENDAHULUAN I.1.

Manajemen Lalu-Lintas akibat Adanya Pembangunan Hotel Santika Gubeng

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Bab I. project sinopsis. JudulProyek. Media Penelitian dan Pengembangan Potensi Air ( Preseden Air+Arsitektur) Lokasi. Timur. Peta Lokasi. gambar 1.

BAB I PENDAHULUAN Deskripsi Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Evaluasi Tingkat Kenyamanan Penghuni Pasca Perubahan Fungsi Taman Parang Kusumo Semarang

Identifikasi Kualitas Penggunaan Ruang Terbuka Publik pada Perumahan di Kota Bandung

Ludi Hartono. 1) MA Wanadadi Banjarnegara ABSTRAK. Kata kunci: Pemahaman konsep IPA, pembelajaran kooperatif tipe TSTS.

BUKU INDIKASI KAWASAN HUTAN & LAHAN YANG PERLU DILAKUKAN REHABILITASI TAHUN 2003

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah masa transisi dari anak-anak menjadi dewasa. Krisis utama

EVALUASI EFISIENSI SIRKULASI TERMINAL ANGKUTAN PERKOTAAN DI TERMINAL BUS MANGKANG

KOMPARASI KOMPETENSI IPA SISWA ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE (TPS) DENGAN SNOWBALL THROWING PADA KELAS VII SMPN 11 PADANG

BAB III METODE PERANCANGAN. Dalam proses perancangan Kepanjen Education Park ini dibutuhkan

KISI KISI UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2015/2016. Nomor Soal. Karakteristik desa dan kota. Klasifikasi desa.

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR DOMINAN UNTUK MENARIK MINAT PEMAIN FUTSAL KE LAPANGAN FUTSAL X BANDUNG

STUDI IMPLEMENTASI PROGRAM MOBIL SEHAT DALAM PENINGKATAN DERAJAD KESEHATAN MASYARAKAT

Artikel keperawatan sebagai ilmu

- 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2000 TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN TERHADAP PEMANFAATAN RADIASI PENGION

TINGKAT KESEJAHTERAAN PETANI SALAK DI DESA TINJOMAN LAMA KECAMATAN PADANGSIDIMPUAN HUTAIMBARU KOTA PADANGSIDEMPUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. memarkirkan mobilnya di tempat-tempat perparkiran yang cukup sibuk seperti

1. Bimbingan dan Konseling 2. Administrasi Pendidikan, dengan orientasi : Manajemen Sekolah Manajemen Pendidikan Tinggi 3.

W.10 PEMANFAATAN PELAKU PARIWISATA DI PROPINSI NTB SEBAGAI SUMBER DAYA CYBER DEFENCE GUNA MENGHADAPI PERANG ASIMETRI

EVALUASI TEKNIK OPERASIONAL PENGUMPULAN DAN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KABUPATEN TANAH LAUT ( Studi Kasus : Kecamatan Pelaihari )

ARAHAN PENGEMBANGAN FUNGSI RUANG LUAR KAWASAN GELORA BUNG KARNO JAKARTA TUGAS AKHIR. Oleh: RICKAYATUL MUSLIMAH L2D

J U R U S A N A R S I T E K T U R Jl. Mayjend. Haryono No. 167 Malang Telp. (0341) Fax

ANALISIS KEBUTUHAN RUANG TERBUKA HIJAU KECAMATAN KOTA TENGAH KOTA GORONTALO. Sri Sutarni Arifin 1. Intisari

KONSEP PENGEMBANGAN KOTA BARU DI KECAMATAN BAKAUHENI, KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. heterogen serta coraknya yang materialistis (Bintarto,1983:27). Kota akan selalu

PETUNJUK PELAKSANAAN PEMERIKSAAN KINERJA BPK 1. PENDAHULUAN

OPINI PUBLIK PELANGGAN TENTANG KOMUNIKASI NONVERBAL DALAM PENINGKATAN HUNIAN KAMAR DI HOTEL GARUDA PLAZA MEDAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. keberadaan ruang terbuka hijau khususnya ruang terbuka hijau publik.

BAB I PENDAHULUAN. pemakaian energi karena sumbernya telah menipis. Krisis lingkungan sangat mempengaruhi disiplin arsitektur di setiap

Kajian Moral dan Kewarganegaraan. Volume 02 Nomor 03 Tahun 2015,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Ruang terbuka publik merupakan salah satu fasilitas yang dibutuhkan kota.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. semakin majunya teknologi. Hal tersebut mendorong para produsen dalam

Jenis Informasi yang Terbuka dan Dikecualikan

PENGUMUMAN REKTOR UNIVERSITAS NEGERI PADANG Nomor: 1787 /UN35/AK/2016 Tentang

5.1 Visi dan Misi Pembangunan Kota Kediri

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Komentar dan Rekomendasi

I. PENDAHULUAN. Zaman sekarang ini kemajuan di bidang olahraga semakin maju dan pemikiran

ISSN No Jurnal Sangkareang Mataram 33

BAB I PENDAHULUAN. lahan terbangun yang secara ekonomi lebih memiliki nilai. yang bermanfaat untuk kesehatan (Joga dan Ismaun, 2011).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

2016 BANDUNG SPORTS CLUB

Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN 1 DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA TERSTRUKTUR MODEL LIMA KEKUATAN PORTER

Jurnal SIKLUS volume 7 Nomor 1 Januari 2018 e-issn:

2016 KEBUTUHAN RUANG TERBUKA HIJAU BERD ASARKAN JUMLAH PEND UD UK D I KECAMATAN JATINANGOR KABUPATEN SUMED ANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

JURNAL MANAJEMEN OPERASIONAL. Yang dibimbing oleh Roro Arinda Reswanti Julian Pratama, S.E.

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan aspek yang penting dalam kehidupan sebagai investasi

I.PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan sebuah kota serta peningkatan jumlah penduduk perkotaan tentunya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Proyek. 1.2 Tujuan Proyek

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Heru Frianto Simanjuntak 1, Siti Latifah 2, Muhdi 2

ft;r E= 3AE'; EI EE rfi *U+: =f; 1^'/ r :Eg 4fr EF!!E t1jr Egs Eoir f;ep fre 9=R f;gb EE5 (lie htrr z,= ge E es{j s i8 EEH 6-.

I. PENDAHULUAN. Kota Jakarta Barat dikenal sebagai kota jasa dan pusat bisnis yang

PENGARUH METODE KEANDALAN WAKTU PERJALANAN DALAM PEMILIHAN WAKTU PERGERAKAN ( studi kasus : Simpang Limun Universitas Sumatera Utara )

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SILABUS PEMBELAJARAN

BAB III METODE PENELITIAN. lazim disebut classroom action research. Menurut Wiriaatmadja (2006: 13)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2013

PELATIHAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KOPERASI BAGI KELOMPOK TANI WANITA PANEN RAYA DI KANAGARIAN PADANG TAROK KEC. BASO KAB.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ruang Kota dan Perkembangannya

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

DESKRIPSI KINERJA GURU BIOLOGI YANG TELAH SERTIFIKASI DAN YANG BELUM SERTIFIKASI DI SMA / SEDERAJAT DI KECAMATAN TAMBUSAI TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

MEILAI TIGKAT KERAGAMA RUAG PUBLIK PADA TAMA IMAMe BOJOL DI KOTA PADAG SEBAGAI MASUKA DALAM PERBAIKA KUALITAS RUAG Oleh : Erit Zaky Aljsha 1), Tmi Eriawan 2) dan Hamdi ur 3) 1) Mahasiswa Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kta, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Bung Hatta, email : eritaljsha@yah.cm 2) 3) Dsen Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kta Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Bung Hatta, email : tmieriawan@yah.cm, hamdi_nur@yah.cm Abstrak Keragaman suatu ruang publik dapat dinilai dari tingkat pemanfaatan leh masyarakat pada jenis aktivitas dan interaksi ssial masyarakat didalamnya. Saat ini pada ruang publik pada pusat kta padang dianggap telah berhasil (efektif), hal ini ditandai dengan adanya para pengguna ruang publik yang berkegiatan didalamnya. Kndisi tersebut kemudian memunculkan pertanyaan penelitian yaitu, Seberapa tinggi /besar tingkat pemanfaatan ruang pada kasus RTH Imam Bnjl?. Untuk mengkaji tingkat pemanfaatan ruang publik menggunakan metde analisis GPSI (Gd Public Space Index). Tingkat pemanfaatan diinterpretasikan menggunakan nilai indeks dari 0 hingga 1. Hasil analisis yang dilakukan bahwa tingkat pemanfaatan ruang publik yang paling tinggi dari 6 variabel adalah Variety f Use dengan nilai 0,84, Diversity f Users 0,83, Tempral Diversity f Use 0,76, Intensity f Use 0,60, Intensity f Ssial Use 0,60 dan nilai indeks yang paling rendah adalah Peple s Duratin f Stay 0,58. Akan tetapi dengan nilai GPSI yang berbeda-beda untuk seluruh ruang publik amatan, tingkat keragaman nya sudah terglng tinggi. Untuk memudahkan penyimpulan hasil analisis GPSI maka diklasifikasikan ke dalam 3 kategri, Kategri Rendah yaitu pencapaian pemanfaatan dengan nilai < 0,33, Kategri Sedang 0,33 0,66, Kategri Tinggi > 0,66. Kata kunci : Ruang Publik, Tingkat Keragaman, GPSI.

PEDAHULUA Sebuah kta biasanya dikarakteristikkan leh adanya ppulasi yang lebih padat dan hal ini mendrng timbulnya guna lahan yang lebih beragam dan selanjutnya memicu jaringan transprtasi yang lebih kmpleks. Guna lahan dan jaringan transprtasi kemudian mempengaruhi bagaimana lingkungan binaan terbentuk dan pada akhirnya menjadi ruang bagi aktivitas publik. Ppulasi tinggal di dalam ruang kta yang merupakan wadah bagi kebutuhan natural manusia. Manusia sebagai makhluk ssial membutuhkan interaksi ssial dengan cakupan yang cukup luas mulai dari interaksi dmestik hingga skala lingkungan (neighburhd). Kemudahan dalam akses dan keberagaman aktivitas kemudian menjadi kata kunci utama. Keberadaan aktivitas pada ruang luar dapat menjadi indikatr kualitas ruang publik perktaan. Secara lgis cukup jelas, dengan asumsi bahwa aktivitas manusia dilakukan dengan tujuan yang randm, rang cenderung akan lebih suka beraktivitas pada ruang luar dengan kualitas yang baik. Dimana kualitas ini dapat interpretasikan sesuai kmpnen atribut ruang publik yang sukses (Carmna et al, 2003:100) yaitu kenyamanan dan image, akses dan keterhubungan, pemanfaatan dan aktivitas serta ssial. Ketergantungan masyarakat atas adanya ruang publik yang bisa mendukung kegiatan tidak dapat dipungkiri lagi, sebagai sebuah lingkungan perktaan, ruang publik adalah salah satu faktr utama yang mempengaruhi pertumbuhan jiwa dan pribadi seserang, kesehatan dan kesejahteraannya. Ruang publik tidak hanya berfungsi sebagai prasarana keindahan kta saja, tetapi lebih dari itu, ruang publik di dalam sehari-harinya dapat berupa tempat rekreasi dan integrasi ssial antar penduduk kta. Di Kta Padang, dilihat dari kndisi eksistingnya, terdapat 40 lkasi titik RTH di Kta Padang (dalam Masterplan RTH Kta Padang, 2012). Ruang publik yang tersedia sudah semakin terbatas pada lkasi-lkasi tertentu saja., saat ini setiap penduduk Kta Padang dapat menikmati ruang publik yang bisa menampung kegiatan-kegiatan. Tetapi ada yang dapat menikmatinya secara maksimal dan ada yang tidak maksimal menikmatinya karena pencapaian ke lkasi tersebut cukup jauh dan juga karena keadaan ruang publik yang kurang terawat juga menjadi faktr penting tidak puasnya penduduk dalam menggunakan ruang terbuka hijau yang ada. Sehingga dengan didasari leh penjelasan diatas, maka Perlu kiranya mengkaji tpik penelitian MEILAI TIGKAT PEMAFAATA RUAG PUBLIK PADA TAMA IMAM BOJOL DI KOTA PADAG SEBAGAI MASUKA DALAM PERBAIKA KUALITAS RUAG, mengingat sudah tepat kiranya pemikiran dan kebijakan tentang pengembangan ruang publik di Kta Padang.

STUDI LITERATUR Ruang Publik Dalam perencanaan ruang kta (twnscapes) dikenal istilah Ruang Terbuka (pen space), yakni daerah atau tempat terbuka di lingkungan perktaan. RT berbeda dengan istilah ruang luar (exterir space), yang ada di sekitar bangunan dan merupakan kebalikan ruang dalam (interir space) di dalam bangunan. Definisi ruang luar, adalah ruang terbuka yang sengaja dirancang secara khusus untuk kegiatan tertentu, dan digunakan secara intensif, seperti halaman seklah, lapangan lahraga, termasuk plaza (piazza) atau square. Dengan adanya pertemuan bersama dan relasi antara rang banyak, kemungkinan akan timbul bermacam-macam kegiatan di ruang umum terbuka tersebut. Sebetulnya ruang terbuka merupakan salah satu jenis saja dari ruang umum. Ruang umum pada dasarnya merupakan suatu wadah yang dapat menampung aktivitass/kegiatan tertentu dari masyarakatnya, baik secara individu maupun kelmpk. Bentuk ruang umum sangat bergantung kepada pla dan susunan massa bangunan. Menurut sifatnya ruang umum dapat dibagi menjadi 2, yaitu: (a) Ruang Umum Tertutup, yaitu ruang umum yang terdapat di dalam suatu bangunan; dan (b) Ruang Umum Terbuka, yaitu ruang umum di luar bangunan. Pengertian ruang terbuka tidak terlepas dari pengertian tentang ruang. Walaupun banyak definisi yang telah disebutkan leh para intelektual, ada dua rumusan yang dianggap cukup baik, yaitu menurut filsf Immanuel Kant dan menurut Plat. Menurut Kant, ruang bukanlah sesuatu yang bjektif sebagai hasil pikiran dan perasaan manusia. Sedangkan menurut Plat, ruang adalah suatu kerangka atau wadah dimana bjek dan kejadian tertentu berada. Sedangkan kata terbuka sendiri berarti tidak mempunyai penutup, sehingga bisa terjadi intervensi sesuatu dari luar terhadapnya, seperti air hujan dan terik matahari. Dengan demikian, ruang terbuka merupakan suatu wadah yang menampung aktivitas manusia dalam suatu lingkungan yang tidak mempunyai penutup dalam bentuk fisik. Ruang tidak dapat dipisahkan dari manusia baik secara psiklgis, emsinal ataupun dimensinal. Manusia berada dalam ruang, bergerak, menghayati dan berpikir, juga membuat ruang untuk menciptakan dunianya. Gd Public Space Index (GPSI) Metde Gd Public Space Index (GPSI) adalah sebuah metde yang menjelaskan bagaimana suatu ruang publik bermakna bagi masyarakat dengan mempergunakan aktivitas ssial serta karakteristik pengguna ruang luar sebagai pendekatan (Perlindungan, Jhannes: 2013). Pada Metde ini, tingkat efektifitas dinyatakan dalam tingkatan nilai indeks antara 0 (terendah) sampai 1 (tertinggi). Adapun beberpa variabel penilaian daripada metde GPSI yaitu Intensity f Use (IU), Intensity f Scial Use (ISU), Peple s Diuratin f Stay (PDS),tempral Diversity f Use, Variety f Use dan Diversity f Users.

METODE PEELITIA Selain daripada metde GPSI yang menjadi alat analisis utama, pada penelitian ini juga menggunakan cara-cara lain baik dari segi pengumpulan data hingga pada penyajian data msialnya denga teknlgi GIS (Gegraphic Infrmatin System) dan lainnya. Mengidentifikasi dengan metde deskriptif kawasan ruang publik yang akan menjadi bjek amatan/ studi berdasarkan kesamaan sifat letak dan karakteristik pemanfaatan ruang disekitarnya taman Imam Bnjl di Kta Padang. Pada bagian ini akan dijelaskan serta diuraikan pemanfaatan dari 6 variabel yang menjadi penilaian ruang publik taman Imam Bnjl. Pada pengumpulan data dilakukan dengan cara bservasi langsung dilapangan dengan membawa frm survei yang telah disediakan sebelumnya. Untuk item-item yang disurvei berdasarkan pada 6 variabel penilaian yang termasuk dalam metde GPSI, serta dibantu dengan media atau alat survei lainnya misalnya kamera ft ataupun vide untuk mendaatkan infrmasi perilaku, aktivitas dan karakteristik pengguna ruang publik. Adapun ruang publik yang dipilih sebagai bejek amatan adalah 1 bjek ruang publik terpilih di Kta Padang. Luas taman Imam Bnjl adalah sebesar 4,50 Ha. Untuk sebarannya dapat dilihat pada peta sebaran bjek ruang publik amatan berikut ini. Gambar 2. Sebaran Ruang Publik Amatan Setelah ditetapkanya ruang publik yang menjadi menjadi fkus amatan, maka langkah selanjutnya adalah memetakan kawasan tersebut dengan bantuan data peta citra atau ft udara kawasan dengan teknik remte sensing (penginderaan jauh) dalam hal memudahkan pengambilan data dan juga pemetaan pla aktivitas pada saat survei dilakukan. Kemudian untuk teknik analisis pada GPSI dengan cara melakukan analisis pada beberapa ke 6 variabel penilaiannya. 6 Variabel penilaian GPSI masing-masing mempunyai tingkat indeks 0 hingga 1. Pada masing-masing variabel penilaian tersebut, mewakili tingkat pemanfaatan ruang publik dengan pandangan atau faktr yang berbeda-beda. Berikut adalah penjelasanya. Variabel Intensity f Use (IU) Variabel ini dijelaskan leh jumlah rang yang terlibat dalam aktivitas pada ruang luar. Bila diinterpretasikan untuk tingkat pencapaian yang semakin baik yaitu penggunaan ruang publik leh pengguna ruang (masyarakat) sudah ptimum penggunaanya

dari segi jumlah pengunjung terhadap luas ruang publik yang tersedia. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada persamaan berikut : IIUU = RRRRRRRR rrrrrrrr jjjjjjjjjjjj JJJJJJJJJJJJ TTTTTTTTTTTTTTTTTT Variabel Intensity f Scial Use (ISU) Variabel ini dijelaskan melalui keberadaan kelmpk pengguna pada ruang luar. Kelmpk terjadi saat ada sekurangkurangnya dua rang terlibat dalam aktivitas yang sama. Bila diinterpretasikan untuk tingkat pencapaian yang semakin baik yaitu penggunaan ruang publiknya menunjukkan tingginya interaksi ssial yang terjadi antara pengguna ruang publik sehingga dapat dikatakan telah berhasil menjadi tempat yang menyediakan wadah atau tempat yang menjaga keberlangsungan interaksi ssial secara berkelmpk. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada persamaan berikut : JJJJJJJJJJJJ yyyyyyyy tttttttttttttttt ddddddaamm kkkkkkkkkkkkkkkk IIIIII = JJJJJJJJJJJJ PPPPPPPPPPPPPPPP RRRRRRRRRR PPPPPPPPPPPP Variabel Peple s Duratin f Stay (PDS) Variabel ini dijelaskan leh durasi (lama) rang melaksanakan aktivitas pada ruang luar. Bila diinterpretasikan untuk tingkat pencapaian yang semakin baik yaitu ruang publik tersebut telah baik dan menyediakan tempat yang dapat menampung aktivitas pengguna ruang publik tanpa ada pembatasan waktu sehingga pengguna ruang publik bisa melakukan aktivitas dalam ruang publik dengan durasi waktu yang bebas (bisa dikatakan bersifat demkratis). Untuk lebih jelas dapat dilihat pada persamaan berikut : PPPPPP = RRRRRRRR rrrrttaa wwwwwwwwww WWWWWWWWWW tttttttttttttttttt Variabel Tempral Diversity f Use Variabel ini diukur berdasarkan sebaran aktivitas yang terjadi pada suatu kurun waktu amatan. Variabel ini diukur dengan mempergunakan metde Simpsn s Diversity Index. Bila diinterpretasikan untuk tingkat pencapaian yang semakin baik yaitu pada jenis aktivitas pengguna ruang untuk setiap waktu amatan (pagi, siang, sre dan malam) tidak adanya dminansi waktu yang berarti pada setiap waktu pun, masih terdapat pengguna ruang publik yang beraktivitas pada ruang publik tersebut. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada persamaan berikut : Simpsn s diversity index = 1 - D DD = nn(nn 11) ( 11) Dimana : n = Jumlah aktivitas dalam kategri tertentu = Jumlah ttal aktivitas dari semua kategri Variabel Variety f Use Variabel ini diukur dari keberagaman aktivitas Simpsn s Diversity Index. Bila diinterpretasikan untuk tingkat pencapaian yang semakin baik yaitu pada jenis atau ragam aktivitas pengguna ruang publik tidak adanya dminansi daripada intensitas salah satu jenis aktivitas saja, melainkan merata dan dilakukan dengan intensitas yang sama dan banyak pula.

Untuk lebih jelas dapat dilihat pada persamaan berikut : Dimana : Simpsn s diversity index = 1 - D DD = nn(nn 11) ( 11) n = Jumlah aktivitas dalam kategri tertentu = Jumlah ttal aktivitas dari semua kategri Variabel Diversity f Users Variable ini diukur dari keberagaman karakteristik pengguna ruang luar. Variabel ini diukur dengan mempergunakan metde Simpsn s Diversity Index. Bila diinterpretasikan untuk tingkat pencapaian yang semakin baik yaitu pada suatu ruang publik dinilai lebih demkratis karena dapat dinikmati leh semua kalangan umur serta tidak menunjukkan adanya dminansi penggunaan ruang publik leh kalangan tertentu. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada persamaan berikut: Simpsn s diversity index = 1 - D DD = nn(nn 11) ( 11) Dimana : n = Jumlah individu dalam kategri tertentu = Jumlah ttal individu dari semua kategri Kemudian, dari beberpa tingkatan indeks tersebut untuk maksud agar nilai bisa dibaca lebih infrmatif, maka setiap kategri, dibedakan menjadi < 0,33 (rendah), 0,33 0,66 (sedang), > 0,66 (tinggi). Variabel Intensity f Scial Use (ISU) Tabel 2. Hasil Perhitungan Pada Variabel Intensity f Scial Use Variabel Tempral Diversity f Use Tabel 4. Hasil Perhitungan Pada Variabel Tempral Diversity f Use HASIL DA PEMBAHASA Setelah melakukan beberapa rangkaian analisis yaitu pada ke 6 variabel penilaian GPSI berdasarkan pada data bservasi lapangan, adapun hasilnya adalah sebagai berikut. Variabel Intensity f Use (IU) Tabel 1. Hasil Perhitungan Pada Variabel Intensity f Use ilai IU 1 Hari Libur 0,62 0,68 0,65 2 Hari Sibuk 0,56 0,55 0,55 ilai ISU 1 Hari Libur 0,51 0,51 0,51 2 Hari Sibuk 0,73 0,65 0,69 Variabel Peple s Duratin f Stay Tabel 3. Hasil Perhitungan Pada Variabel Peple s Duratin f Stay ilai PDS 1 Hari Libur 0,59 0,61 0,60 2 Hari Sibuk 0,54 0,58 0,56 ilai 1 Hari Libur 0,76 0,76 0,76 2 Hari Sibuk 0,76 0,76 0,76

Variabel Variety f Use Tabel 5. Hasil Perhitungan Pada Variabel Variety f Use Variabel Diversity f Users Tabel 6. Hasil Perhitungan Pada Variabel Diversity f Use ilai 1 Hari Libur 0,83 0,84 0,84 2 Hari Sibuk 0,82 0,83 0,83 ilai 1 Hari Libur 0,83 0,82 0,83 2 Hari Sibuk 0,82 0,83 0,83 Setelah melakukan penilaian pada setiap ruang publik berdasarkan variabel yang telah penilaiannya, maka pada tahap ini adalah merupakan bagian untuk menilai dan memberi tingkatan yang didapat leh setiap ruang publik dari hasil perhitungan beberapa variabel sebelumnya dan disebut sebagai tingkat GPSI (tingkat pemanfaatan ruang publik) dari semua variabel penilaian. Dan hasil tingkat efektifitas semua ruang publik amatan adalah sebagai berikut. Tabel 7. Tingkat Pemanfaatan Ruang Publik di Taman Imam Bnjl Kta Padang Variabel Penilaian ilai GPSI Penilaian 1 Intensitas Pengguna 0,60 Sedang (Perrangan) 2 Intensitas Pengguna Ssial 0,60 Sedang (Kelmpk) 3 Durasi Lama Aktivitas 0,58 Sedang 4 Sebaran Aktivitas dalam 0,76 Tinggi Kurun Waktu Amatan 5 Keberagaman Aktivitas 0,84 Tinggi Pengguna 6 Keberagaman Karakteristik 0,83 Tinggi Pengguna Menurut Umur Untuk variabel dengan tingkat pemanfaatan tertinggi yaitu variabel keberagaman aktivitas pengguna, sedangkan yang paling rendah adalah variabel durasi lama aktivitas pada ruang publik RTH Taman Imam Bnjl Kta Padang. Akan tetapi dengan kndisi seperti ini, walaupun terdapat ruang publik dengan tingkat pemanfaatan paling tinggi dan paling rendah, bila di kategrikan, untuk seluruh variabel yang dinilai pada taman Imam Bnjl di Kta Padang keseluruhannya pemanfaatan sudah termasuk tinggi. KESIMPULA DA REKOMEDASI Kesimpulan Untuk variabel dengan tingkat pemanfaatan tertinggi yaitu variabel keberagaman aktivitas pengguna (0,84), sedangkan yang paling rendah adalah variabel durasi lama aktivitas (0,58). Walaupun nilai GPSI berbeda akan tetapi untuk keseluruhan ruang publik memiliki tingkat efektifitas yang tinggi

Rendahnya nilai indeks intensitas pengguna yang memanfaatkan ruang publik tidak mempengaruhi nilai keberagaman karakteristik pengguna menurut umur dikarenakan ruang publik yang bersifat demkratis yang dapat digunakan leh semua kalangan, umur ataupun latar belakang ssial masyarakat tanpa terkecuali. Beragamnya aktivitas yang dilakukan leh pengguna ruang publik juga tidak terpengaruh dengan nilai indeks intensitas pengunjung yang rendah, pengunjung tetap melakukan aktivitas yang beragam, sehingga nilai indeks keragaman aktivitas yang ada bisa dikatakan baik dan beragam serta respnsif yang digunakan untuk berbagai kegiatan dan kepentingan luas. Ruang publik memiliki makna bagi masyarakat dengan kehadirannya yang dapat menguntungkan masyarakat baik dari segi eknmi, ssial dan lainnya, di dalam ataupun di sekitar ruang publik. Ruang publik Taman Imam Bnjl sudah dapat dibilang baik dikarenakan dapat menampung berbagai kegiatan dan kepentingan luas dengan tidak membatasi latar belakang caln pengunjung baik itu latar belakang ssial, eknmi, dan budaya serta aksesibilitas yang baik bagi pendukung ruang publik, hal itu membuktikan bahwa ruang publik bermakna bagi masyarakat. Rekmendasi Penanganan yang harus dilakukan pada variabel Intensitas Pengguna Ssial (Kelmpk) yaitu : Penambahan Fasilitas/sarana seperti : Sarana Olahraga Sarana Bermain Penanganan yang harus dilakukan pada variabel durasi lama aktivitas yaitu : Menambah atraksi atau aktivitas pada ruang publik, seperti : Pementasan/pagelaran, kegiatan budaya lainnya. Penambahan ruang taman dengan tema khusus : Taman Tematik. Penambahan persnil keamanan untuk mengamankan dearah ruang publik. Berdasarkan hasil dari 6 varaiabel yang dinilai mengenai penilaian tingkat pemanfaatan ruang publik di Taman Imam Bnjl dapat direkmendasikan secara keseluruhan yakni perawatan berkala pada sarana pendukung aktivitas yang ada di ruang publik Taman Imam bnjl untuk menambah kenyamanan dan minat pengunjung. Serta adanya peran masyarakat setempat dalam mendukung pembangunan dan pengembangan ruang publik imam bnjl yang secara keseluruhan bisa dikatakan ruang publik Taman Imam Bnjl memiliki nilai GPSI yang baik.

DAFTAR PUSTAKA Carmna, Heath, Oc Tanner, Tiesdell. 2003. Public places, urban spaces. Architectural Press. spaces. Urban Design Internatinal Vl. 14, 4, 207 214, www.palgravejurnals.cm/udi/ Hariyadi dan Setiawan. 1995. Arsitektur lingkungan dan perilaku. Direktrat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Republik Indnesia. Khan, Ajmal. Methdlgi fr assessing bidiversity. Mehta V. 2007. A tlkit fr perfrmance measures f public space. 43rd ISOCARP Cngress 2007. Parlindungan, Jhannes. 2013. Gd Public Space Index. Universitas Brawijaya. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum mr 5 Tahun 2008. Tentang Pedman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perktaan. Peraturan Menteri Dalam egeri mr 1 Tahun 2007. Tentang Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perktaan. Undang-undang mr 26 Tahun 2007. Tentang Penataan Ruang. Zhang dan Lawsn. 2009. Meeting and greeting, activities in public utdr