Ludi Hartono. 1) MA Wanadadi Banjarnegara ABSTRAK. Kata kunci: Pemahaman konsep IPA, pembelajaran kooperatif tipe TSTS.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Ludi Hartono. 1) MA Wanadadi Banjarnegara ABSTRAK. Kata kunci: Pemahaman konsep IPA, pembelajaran kooperatif tipe TSTS."

Transkripsi

1 PEERAPA PEMBELAJARA KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UTUK MEIGKATKA PEMAHAMA KOSEP IPA MATERI BUYI PADA SISWA KELAS VIII MTs COKROAMIOTO WAADADI Ludi Hartn 1) MA Wanadadi Banjarnegara ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman knsep pembelajaran IPA dalam setting pembelajaran kperatif TSTS pada kelas VIII MTs Ckramint WanadadiPenelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam 3 siklus, setiap siklus dilaksanakan selama 3 kali pertemuan, dimana 2 kali pertemuan digunakan untuk prses belajar mengajar dan 1 kali pertemuan digunakan sebagai tes akhir Masing-masing siklus terdiri dari empat tahap yaitu plan (perencanaan), act (pelaksanaan tindakan), bserve (pengamatan), dan reflect(refleksi) Objek penelitian ini adalah siswa kelas VIIIA MTs Ckramint Wanadadi yang berjumlah 24 peserta didik yang terdiri dari 12 putra da 12 putri Data dalam penelitian ini diperleh melalui lembar bservasi keterlaksanaan pembelajaran, Lembar Kegiatan Siswa (LKS), tes pemahaman knsep siklus I, tes pemahaman knsep siklus II, tes pemahaman knsep siklus III, catatan lapangan, serta wawancara dengan siswa dan guruhasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran IPA dalam setting pembelajaran kperatif tipe TSTS dapat meningkatkan pemahaman knsep IPA pada siswa kelas VIIIA MTs Ckramint Wanadadi Penerapan pembelajaran ini disesuaikan dengan ciri-ciri pembelajaran TSTS yang memuat elemen-elemen berikut: (1) Saling ketergantungan psitif, (2) Interaksi tatap muka, (3) Akuntabilitas individual, dan (4) Keterampilan menjalin Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya persentase rata-rata pemahaman knsep siswa dari siklus I sebesar 47,44% kategri sedang, siklus II menjadi sebesar 62,5% kategri sedang, dan pada siklus III sebesar 84,42% berdasarkan pedman kualifikasi termasuk dalam kategri tinggi Kata kunci: knsep IPA, pembelajaran kperatif tipe TSTS PEDAHULUA Pendidikan adalah usaha sadar yang sengaja dirancang untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan seserang baik dalam keluarga maupun masyarakat Setiap anak memiliki hak untuk tumbuh dan berkembang dan belajar dalam suatu lembaga pendidikan Mengingat kebutuhan tersebut maka serang guru harus menyediakan sarana dan prasarana pendidikan dalam rangka memenuhi kebutuhan anak supaya tumbuh dan berkembang sebagaimana mestinya IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang diterapkan di berbagai tingkat pendidikan Dalam kehidupan sehari-hari banyak sekali teknlgi yang dikembangkan dengan berawal dari knsep IPA -knsep dalam ilmu ---( 66 )---

2 IPA bermanfaat dalam kehidupan sehari hari mulai dari iptek sampai pada seni Salah satu cnth sederhana pemanfaatan IPA adalah pemanfaatan knsep bunyi dalam bermusik Melalui knsep IPA yang dipadukan dengan seni dapat tercipta alunan musik yang indah Banyak peserta didik yang merasa tidak menyukai pembelajaran IPA karena mereka beranggapan bahwa pembelajaran IPA itu sulit, menakutkan dan tidak bermanfaat dalam kehidupanhal ini didasarkan pada hasil wawancara dengan beberapa peserta didik kelas VIII MTs Ckramint Wanadadi, hampir sebagian peserta didik mengaku bahwa mereka sering kali masih mengalami kesulitan untuk memahami pkk bahasan IPA yang telah dijelaskan leh guru Sebagian besar peserta didik hanya menghafal rumus tanpa mengetahui asal-usul ditemukannya rumus tersebut Terlebih lagi jika mereka diberikan sal dengan sedikit variasi yang membutuhkan penalaran lebih Hanya beberapa peserta didik yang mampu menjawab dengan benar Berdasarkan hasil wawancara dengan Yuliantini selaku guru IPA kelas VIII MTs Ckramint Wanadadi menunjukan realitas nilai peserta didik kelas VIII MTs Ckramint Wanadadi masih jelek, beberapa tahun terakhir menunjukan nilai yang masih kurang Disebabkan faktr-faktr yang kurang mendukung dalam prses pembelajaran, yaitu: 1) Faktr yang dihadapi peserta didik: Peserta didik masih belum aktif dalam prses pembelajaran Hal ini ditandai dengan kurang beraninya peserta didik dalam menyatakan dan menanggapi pendapat, atau bahkan ketika bertanya tentang materi yang belum dipahamidaya imajinasi peserta didik masih kurang, terbukti dari kurangnya alternatif yang dimiliki peserta didik dalam menjawab sal yang bervariasi; serta peserta didik masih mengandalkan kemampuan teman sekelas Dapat dikatakan demikian karena ketika diskusi berlangsung, mereka kurang dapat mempertahankan pendapatnya sendiri karena masih tergantung pada peserta didik yang pintar, jika peserta didik yang dianggap pintar di kelasnya sudah mengeluarkan pendapat, maka peserta didik yang lain menganggap bahwa pendapatnya lah yang benar walaupun sebenarnya kebenaran itu belum terbukti Hal tersebut terjadi karena pemahaman knsep peserta didik masih kurang 2) Faktr yang dihadapi guru yaitu guru belum menerapkan metde pembelajaran yang invatif dan mdern, tetapi hanya menggunakan metde pembelajaran knvensinal (metde ceramah) sehingga keaktifan peserta didik belum maksimal dalam prses pembelajaran Dari beberapa uraian di atas, perlu diupayakan strategi pembelajaran yang efektif dan efisien Sebagai alternatif untuk meningkatkan aktivitas belajar sehingga diharapkan mampu meningkatkan pemahaman knsep peserta didik Permasalahan yang terjadi pada peserta didik kelas VIII menunjukkan bahwa peserta didik belum mampu untuk menyajikan knsep dari berbagai bentuk representasi matematis serta mengaplikasikan knsep atau algritma pada pemecahan masalah Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa pemahaman knsep IPA pada peserta didik kelas VIIIMTs Ckramint Wanadadi masih rendah Untuk mewujudkan pemahaman knsepipa, dapat dilakukan dengan pembelajaran yang aktif dan kreatif yang dikenal sebagaiactive learningactive learning pada dasarnya merupakan salah satu bentuk atau jenis dari pendekatan pembelajaran yang berrientasi pada aktivitas peserta didik Pembelajaran berrientasi pada aktivitas peserta didik mengandung pengertian bahwa sistem pembelajaran menempatkan peserta didik ---( 67 )---

3 sebagai subjek didik yang aktif dan telah memiliki kesiapan untuk belajar Dalam pandangan psiklgi mdern belajar bukanlah sekedar menghafalkan sejumlah fakta atau infrmasi, akan tetapi merupakan peristiwa mental dan prses berpengalaman Oleh karena itu, setiap peristiwa pembelajaran menuntut keterlibatan intelektual-emsinal peserta didik melalui asimilasi dan akmdasi kgnitif untuk mengembangkan pengetahuan, tindakan serta pengalaman langsung dalam rangka membentuk keterampilan (kgnitif, mtrik, dan ssial), penghayatan serta internalisasi nilai-nilai dalam pembentukan sikap Tingkatan di atas dapat dijadikan bahan pertimbangan dan alasan untuk menerapkan strategi pembelajaran active learning dalam pembelajaran di kelas Peserta didik perlu membaca, menulis, berdiskusi bersama-sama dengan anggta kelas yang lain dalam memecahkan masalah Dalam hal ini menggunakan teknik active learning di kelas menjadi sangat penting karena memiliki pengaruh yang besar terhadap belajar peserta didik Salah satuactive learning yang sangat ppuler sekarang adalahcperative learning, salah satunya dengan Pembelajaran Kperatif Tipe Tw Stay Tw Stray (TSTS) Pembelajaran kperatif TSTSadalah teknik pembelajaran kperatif yang dapat mendrng anggta kelmpk untuk memperleh knsep secara mendalam melalui pemberian peran pada peserta didik, yaitu teknik belajar mengajar dua tinggal dua tamu Teknik belajar mengajar TSTS dikembangkan leh Spencer Kagan Struktur TSTS memberi kesempatan kelmpk untuk membagikan hasil dan infrmasi dengan kelmpk lain Mdel pembelajaran kperatif TSTS adalah dua rang peserta didik tinggal di kelmpk dan dua rang peserta didik bertamu ke kelmpk lain Dua rang yang tinggal bertugas memberikan infrmasi kepada tamu tentang hasil kelmpknya, sedangkan yang bertamu bertugas mencatat hasil diskusi kelmpk yang dikunjunginya Berdasarkan analisis situasi pembelajaran IPA di kelas VIII MTs Ckramint Wanadadi, peneliti dalam rangka memecahkan masalah yang ditemukan, maka dipandang perlu diadakan penelitian tindakan kelas dengan menerapkan mdel pembelajaran kperatiftipetsts untuk meningkatkan pemahaman knsep IPA pada peserta didik kelas VIII MTs Ckramint Wanadadi Diharapkanmelaluipembelajaran kperatif TSTS, peserta didik dapat merespn pembelajaran dengan baik sehingga peserta didik dapat lebih aktif dalam pembelajaran dan kemampuan pemahaman knsep pada peserta didik juga meningkat Adapun materi yang akan dipelajari leh peserta didik adalah materi bunyi,pengertian bunyi, nada, resnansi, dan pemantulan gelmbang bunyi METODOLOGI PEELITIA Tempat penelitian ini adalah MTs Ckramint Wanadadi yangberalamatkan di Jalan Raya Timur KM 1 Wanadadi, Kecamatan Wanadadi, Kabupaten Banjarnegara, Prpinsi Jawa Tengah Adapun waktu penelitian dalam penelitian ini mulai dari survei dan penjajakan, penyusunan prpsal peijinan hingga pembuatan lapran penelitian dimulai dari bulan April 215 sampai dengan bulan Mei 215 Penelitian ini termasuk penelitian tindakan kelas (PTK) Rancangan penelitian dalam penelitian ini disusun sesuai dengan variabel-variabel yang terlibat Variabelvariabel terlibat dalam penelitian ini merupakan cerminan dari data-data yang akan diperleh setelah perlakuan terhadap sample penelitian dilakukan Data yang diperleh kemudian dianalisis mengguna- ---( 68 )---

4 kan, analisis data dilakukan sejak data diperleh dari hasil bservasi leh peneliti Data hasil penelitian dianalisis secara deskriptif untuk setiap siklus Teknik analisis data digunakan untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran IPA dalam setting pembelajaran kperatif tipe TSTS Data yang akan dianalisis adalah data yang diperleh selama penelitian berlangsung, berupa data hasil bservasi pembelajaran, data hasil tes pemahaman knsep pada masing-masing siklus, data wawancara, dan hasil catatan lapangan Analisis hasil tes akhir digunakan untuk mengukur peningkatan kemampuan pemahaman knsep peserta didik setelah pembelajaran dilaksanakan Data hasil tes pada akhir siklus akan dianalisis berdasarkan pedman penilaian yang telah dibuat leh peneliti Pedman penilaian hasil tes pemahaman knsep peserta didik didasarkan pada indikatr-indikatr yang telah disesuaikan dengan materi Adapun indikatr-indikatr yang digunakan adalah sebagai berikut (1)Kemampuan menafsirkan (Interpreting) (2)Kemampuan mengklasifikasikan (Classifying) dan memberikan cnth (Exemplifying) (3)Kemampuanmenarik inferensi (4)Kemampuan membandingkan (Cmparing) (5)Kemampuan menjelaskan (Explaining) yang menunjukkan bahwa pemahaman knsep peserta didik meningkat adalah dengan cara membandingkan hasil tes pada tiap-tiap siklus Data yang terkumpul dianalisis dengan langkah berikut ini Menghitung rata-rata pencapaian peserta didik pada tiap indikatr pemahaman knsep yang telah ditetapkan dengan rumus sebagai berikut A = jumlahskrpencapaianperindikatr jumlahsiswa Menghitung persentase pencapaian seluruh peserta didik untuk setiap indikatr pemahaman knsep dengan rumus sebagai berikut A B = skrmaksimalperindikatr 1% Menghitung rata-rata persentase pemahaman knsep peserta didik dengan rumus sebagai berikut C = jumlahpersentasepencapaianperindikatr jumlahindikatr Peneliti menentukan kategri persentase rata-rata nilai tiap indikatr pemahaman knsep IPA yang diperleh peserta didik Pemberian kategri dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan pemahaman knsep peserta didik Berikut kualifikasi hasil persentase skr indikatr pemahaman knsep IPA peserta didik Tabel 1Pedman Kualifikasi Hasil Tes ilai rata-rata tes Kategri 66,68% x 1% Tinggi 33,34% x < 66,68% Sedang % x < 33,34% Rendah Analisis data tes pemahaman knsep ini bertujuan untuk mengetahui perubahan pemahaman knsep IPA peserta didik ilai tes siklus I dibandingkan dengan nilai tes siklus II dan III Dengan demikian dapat diketahui apakah pemahaman knsep IPA peserta didik mengalami peningkatan, tetap, atau penurunan Teknik Pengumpulan Data dalam penelitian ini menggunakan: (1) Metde TesTes bertujuan untuk mengukur kemampuan peserta didik sesudah prses pembelajaran IPA dilakukan pada siklus I, II dan siklus III dengan menggunakan metde pembelajaran TSTS, (2) Observasi dilakukan selama prses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar pengamatan tertutup Kegiatan bservasi dilakukan untuk mengamati seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa kuis dan tes akhir Instrumen yang juga digunakan dalam penelitian ini adalah: (1) Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran ---( 69 )---

5 (2) Pedman Wawancara (3) Test (4) Catatan Lapangan HASIL PEELITIA DA PEMBAHASA Dalam melakukan pengukuran terhadap tingkat pemahaman knsep IPA peserta didik maka diberikan tes siklus I Berikut disajikan tabel hasil analisis tes pemahaman knsep pada siklus I Tabel 2 Hasil Analisis Tes Siklus I Jumlah Skr Peserta didik Ju ml ah Sk r Ide al Menafsirkan (Interpreting) Mengklasifikasi kan (Classifying) danmemberikan cnth(exempli fying) Menarik inferensi Membandingka n(cmparing) Menjelaskan (Explaining) Keterca paian Kateg ri 71,7% Tinggi 33,8% Renda h 51,7% Sedan g 36,7% Renda h 43,3% Sedan g Berdasarkan tabel di atas dapat dilihatbahwapersentase aspek membandingkan (Cmparing),mengklasifikasikan(Classifyi ng) dan memberikan cnth (Exemplifying) berada pada kategri rendah, aspek menarik inferensi dan menjelaskan (Explaining) berada pada kategri sedang, serta aspek menafsirkan (Interpreting) berada pada kategri tinggi Berdasarkan perhitunggan diperleh bahwa rata-rata pemahaman knsep IPA peserta didik kelas VIII A MTs Ckramint Wanadadi adalah47,44% yang berada pada kategri sedang Respn peserta didik terhadap pembelajaran belum maksimal Peserta didik belum antusias dengan mdel pembelajaran yang diterapkan Berdasarkan analisis pedman bservasi pembelajaran dapat disimpulkan bahwa pembelajaran pada siklus I belum berhasil dilaksanakan Hal ini ditunjukkan dengan persentase pelaksanaan pembelajaran menunjukkan angka6,% pada pertemuan pertama serta 64,% pada pertemuan kedua Terdapat permasalahan yang timbul selama pembelajaran Permasalahan-permasalahan yang timbul selama prses pembelajaran pada siklus I adalah sebagai berikut : (1)Ada anggta kelmpk yang menggunakan kesempatan diskusi untuk bercanda dengan teman sebangku Ada juga yang mengganggu anggta kelmpk lain saat berdiskusi (2)Alkasi waktu untuk tahapan-tahapan dalam pembelajaran IPA dalam setting pembelajaran kperatif tipe TSTS masih kurang cermat sehingga tidak semua kegiatan dalam LKS dapat dipresentasikan leh peserta didik (3)Pada saat peserta didik mengerjakan tes akhir siklus I, beberapa peserta didik terlihat mencntek pekerjaan temannya Untuk mengatasi beberapa permasalahan yang muncul pada siklus I, direkmendasikan pada siklus II untuk dilakukan perlakuan yang berbeda agar pemahaman knsep IPA peserta didik dapat meningkat Beberapa rekmendasi yang dilakukan adalah sebagai berikut (1)Untuk mengatasi permasalahan pada pin 1, pada siklus II dilakukan pemindahan tempat duduk antar kelmpk Hal ini dimaksudkan agar peserta didik tidak lagi bercanda atau mengganggu teman dari kelmpk lain dan lebih fkus dalam mengikuti pembelajaran Selain itu, guru bersikap lebih tegas terhadap peserta didik dengan cara memberikan teguran terhadap peserta didik yang masih bercanda dan tidak fkus dalam pembelajaran (2)Untuk mengatasi permasalahan pada pin 2, pada RPP siklus II alkasi waktu pada tiap tahap lebih dirinci dan dialkasikan secara cermat lagi, sehingga pembelajaran akan lebih efektif ---( 7 )---

6 (3)Untuk mengatasi permasalahan pada pin 3, pada siklus II guru memberikan teguran dengan memindahkan tempat duduk peserta didik yang mencntek ke meja yang paling depan Tabel 3Hasil Analisis Tes Siklus II Menafsirkan (Interpreting) Mengklasifik asikan (Classifying) dan Memberikan cnth (Exemplifyin g) Menarik inferensi Membanding kan (Cmparing) Menjelaskan (Explaining) Jumla h Skr Pesert a didik Jumla h Skr Ideal Keter capai an ,8 % Ka teg ri Tin ggi % Tin ggi ,5 % ,8 % ,5 % Sed ang Sed ang Sed ang Berdasarkan tabel 3 di atas dapat dilihat bahwa persentase aspek menarik inferensi (inferring) membandingkan (cmparing) menjelaskan (explaining) berada pada kategri sedang berada pada kategri rendah Sedangkan aspek menafsirkan(interpreting),mengklasifikasi kan (classifying) dan memberikan cnth (exemplifying berada pada kategri tinggi Perhitunggan diperleh bahwa rata-rata pemahaman knsep IPA peserta didik kelas VIIIA MTs Ckramint Wanadadi adalah 62,5% yang berada pada kategri sedang Berdasarkan perhitunggan diperleh bahwa rata-rata pemahaman knsep IPA peserta didik kelas VIIIA MTs Ckramint Wanadadi adalah 62,5% yang berada pada kategri sedang Respn peserta didik terhadap pembelajaran juga baik sekali Peserta didik sangat antusias dengan mdel pembelajaran yang diterapkan Berdasarkan analisis pedman bservasi pembelajaran dapat disimpulkan bahwa pembelajaran sudah berjalan sesuai dengan prsedur akan tetapi prses pembelajaran belum maksimal Hal ini ditunjukkan dengan persentase pelaksanaan pembelajaran menunjukkan angka 88,% pada pertemuan pertama serta 92,% pada pertemuan kedua (Tampilan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 34) Walaupun demikian, masih terdapat permasalahan yang timbul selama pembelajaran Permasalahan-permasalahan yang timbul selama prses pembelajaran pada siklus II adalah sebagai berikut : (1) Keaktifan peserta didik yang menurun, karena guru lebih berknsenterasi pada alkasi waktu penelitian (2) Hasil belajar peserta didik masih di bawah standar nilai yang ditentuka peneliti Untuk mengatasi beberapa permasalahan yang muncul pada siklus II, direkmendasikan pada siklus III untuk dilakukan perlakuan yang berbeda, yaitu : (1) Untuk mengatasi permasalahan pada pin 1, peneliti ikut membantu prses pembelajaran dalam mengkndisikan siswa agar selalu aktif dalam pembelajaran (2) Untuk mengatasi permasalahan pada pin 2, peneliti memperbanyak latihan sal Tabel 4Hasil Analisis Tes Siklus III Jumlah Skr Peserta didik Jum lah Sk r Idea l Keterc apaian Kateg ri 1 Menafsirkan % Tinggi (Interpreting) 2 Mengklasifik ,2% Tinggi asikan (Classifying) dan Memberikan cnth (Exemplifyin g) 3 Menarik ,8% Tinggi inferensi 4 Membanding ,5% Tinggi kan (Cmparing) 5 Menjelaskan ,7% Tinggi ---( 71 )---

7 Jumlah Skr Peserta didik Jum lah Sk r Idea l Keterc apaian Kateg ri (Explaining) Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa persentase semua aspek yang diamati berada pada kategti tinggi Berdasarkan perhitungan diperleh bahwa rata-rata pemahaman knsep IPA peserta didik kelas VIIIA MTs Ckramint Wanadadi pada siklus III adalah 88,42% yang berada pada kategri tinggi Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pemahaman knsep IPA dari siklus I, siklus II menuju siklus III mengalami peningkatan Berdasarkan analisis pedman bservasi pembelajaran dapat disimpulkan bahwa pembelajaran sudah berhasil dilaksanakan Hal ini ditunjukkan dengan persentase pelaksanaan pembelajaran menunjukkan angka 1% pada pertemuan pertama serta 1% pada pertemuan kedua angka tersebut menunjukkan bahwa secara keseluruhan pembelajaran IPA dalam setting pembelajaran kperatif tipe TSTS sudah terlaksana dengan baik dan berada pada kategti tinggi IPA Peserta didik Berdasarkan analisis hasil tes peserta didik pada siklus I,II dan III, pemahaman knsep IPA peserta didik kelas VIIIA MTS Ckramint Wanadadi mengalami peningkatan Adapun peningkatan digambarkan dalam Tabel 5 berikut ini Tabel 5 Perbandingan Tiap Siklus Ketercapa ian pada Siklus I Ketercapai an pada Siklus II Ketercapa ian pada Siklus III Menarik inferensi Membandingk an (Cmparing) 51,7% 62,5% 88,8% 36,7% 38,8% 92,5% Menjelaskan (Explaining) 43,3% 62,5% 81,7% Rata-rata Prentase Peserta Didik 47,44% 62,5% 88,42% Tabel5 di atas merupakan perbandingan tes pemahaman knsep siklus I, siklus II dan siklus III Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa rata-rata persentase peserta didik mengalami peningkatan ketercapaian Rata-rata Presentase pada siklus I adalah 47,44%, pada siklus II adalah 62,5% dan pada siklus III adalah 88,42% Berdasarkan perhitungan diperleh bahwa rata-rata pemahaman knsep IPA peserta didik kelas VIIIA MTs Ckramint Wanadadi pada siklus I berada pada kategri sedang, pada siklus II pada kategri sedang, dan pada siklus III yang berada pada kategri tinggi Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pemahaman knsep IPA dari siklus I, siklus II menuju siklus III mengalami peningkatan Sedangkan hasil nilai peserta didik pada tes siklus I,siklus II dan siklus III ditampilkan dalam bentuk grafik berikut ini 1 2 Menafsirkan (Interpreting) 71,1% 73,8% 9% Mengklasifikas ikan (Classifying) dan Memberikan cnth (Exemplifying) 33,8% 75% 89,2% Diagram diatas menunjukan perbandingan nilai dari siklus I, II dan siklus III dengan jumlah 24 peserta didik Warna menunjukkan nilai pada siklus I, warna merah menunjukkan nilai pada siklus II, sedangkan warna hijau menunjukkan nilai pada siklus III Berdasarkan diagram tersebut, nilai dari ---( 72 )---

8 peserta didik pada siklus I dan II belum mencapai ketercapaian dalam pemahaman knsep IPA (masih di bawah kmpetensi), dan pada siklus III nilai dari peserta didik sudah mencapai ketercapaian kmpetensi Sehingga dapat disimpulkan bahwa ketercapaian nilai dari siklus I menuju siklu II dan siklus III mengalami peningkatan yang signifikan KESIMPULA DA REKOMEDASI Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan secara klabratif antara peneliti dengan guru dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPA dalam setting pembelajaran kperatif tipe Tw Stay Tw Stray (TSTS) dapat meningkatkan pemahaman knsep IPA materi bunyi pada peserta didik kelas VIII A MTs Ckramint Wanadadi Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti memberikan saran yang perlu dipertimbangkan leh berbagai pihak berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran IPA dalam setting pembelajaran kperatif tipe Tw Stay Tw Stray (TSTS) sebagai upaya meningkatkan pemahaman knsep IPA materi bunyi pada peserta didik kelas VIII A MTs Ckramint Wanadadi, yaitu: (1) Pembelajaran IPA dalam setting pembelajaran kperatif tipe Tw Stay Tw Stray (TSTS) adalah mdel pembelajaran yang dapat meningkatkan pemahaman knsep IPA peserta didik Diharapkan kepada pihak seklah agar mdel pembelajaran ini dapat menjadi alternatif mdel pembelajaran yang digunakan di MTs Ckramint Wanadadi dan dapat dilaksanakan secara bergantian dengan mdel pembelajaran yang laindalam pembelajaran ini, hendaknya guru lebih intens mendampingi dan membimbing peserta didik dalam belajar kelmpk Manajemen waktu juga sangat diperlukan dalam pelaksanaan pembelajaran IPA dalam setting pembelajaran kperatif tipe Tw Stay Tw Stray (TSTS)) Karena dalam pembelajaran ini terdapat tujuh langkah penting yang tidak dapat dipisahkan satu dan lainnya Sehingga, alkasi dan disiplin waktu sangat menentukan kelancaran prses pembelajaran (2) Bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian serupa, tahap persiapan sangat diperlukan sebelum melakukan penelitian Kmunikasi yang baik dengan berbagi pihak yang berkaitan, akan meminimalisir kendala teknis yang mungkin terjadi di lapangan Peneliti lain dapat melakukan penelitian lebih lanjut menggunakan pembelajaran IPA dalam setting pembelajaran kperatif tipe Tw Stay Tw Stray (TSTS) sebagai upaya untuk meningkatkan aspek-aspek lain dan juga mengaplikasikannya pada materi pembelajaran yang berbeda atau pada mata pelajaran selain IPA DAFTAR PUSTAKA A,Lie 22 Cperative Learning Mempraktikan Cperative Learning di Ruang-Ruang Kelas Jakarta : Grasind Amien, Mh 1987 Mengajarkan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Dengan Menggunakan Metde Discvery dan Inquiry Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Karim, Saeful, dkk 28 Belajar IPA: Membuka Cakrawala Alam Sekitar 2 Untuk Kelas VIII/SMP/MTs Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan asinal Kunt, Ari Suharsimi 29 Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta : Bumi Aksara, Margn, S Metdelagi Penelitian Pendidikan, Jakarta: PT Rineka Cipta, 27 P, Rinie Pratiwi, dkk 28 Cntextual Teaching and Learning Ilmu Pengetahuan Alam: Seklah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah Kelas VIIIJakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan asinal BSE ---( 73 )---

9 Sugiyant, 29 Mdel-Mdel Pembelajaran Invatif Surakarta: Yuma Pustaka ---( 74 )---

BAB III METODE PENELITIAN. lazim disebut classroom action research. Menurut Wiriaatmadja (2006: 13)

BAB III METODE PENELITIAN. lazim disebut classroom action research. Menurut Wiriaatmadja (2006: 13) 44 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Peneliti menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau lazim disebut classrm actin research. Menurut Wiriaatmadja (2006: 13) penelitian tindakan

Lebih terperinci

PENINGKATAN PEMAHAMAN PERAN PARA TOKOH-TOKOH PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA MELALUI TEKNIK KANCING GEMERINCING

PENINGKATAN PEMAHAMAN PERAN PARA TOKOH-TOKOH PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA MELALUI TEKNIK KANCING GEMERINCING PEIGKATA PEMAHAMA PERA PARA TOKOH-TOKOH PERSIAPA KEMERDEKAA IDOESIA MELALUI TEKIK KACIG GEMERICIG Septia Umun KL, Amir, A.Dakir PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet Riyadi 449 Surakarta. e-mail:

Lebih terperinci

49 Media Bina Ilmiah ISSN No

49 Media Bina Ilmiah ISSN No 9 Media Bina Ilmiah ISS. 978-3787 PEERAPA PEMBELAJARA KOOPERATIF DEGA PETA KOSEP UTUK MEIGKATKA MOTIVASI DA HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS VII D DI SMP EGERI 8 MATARAM SEMESTER GEAP TAHU PELAJARA 20/20.

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI KOOPERATIF GI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING SEPAK BOLA

IMPLEMENTASI KOOPERATIF GI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING SEPAK BOLA IMPLEMETASI KOOPERATIF GI UTUK MEIGKATKA AKTIVITAS DA HASIL BELAJAR PASSIG SEPAK BOLA Oleh Made Arya Suardika PEJASKESREK FOK Universitas Pendidikan Ganesha, Kampus Tengah Undiksha Singaraja, Jalan Udayana

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF NHT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TOLAK PELURU

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF NHT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TOLAK PELURU IMPLEMETASI PEMBELAJARA KOOPERATIF HT UTUK MEIGKATKA AKTIVITAS DA HASIL BELAJAR TOLAK PELURU Oleh I PUTU JULIATII IM 0916011068 JURUSA PEDIDIKA JASMAI, KESEHATA DA REKREASI FAKULTAS OLAHRAGA DA KESEHATA

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Seklah Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi Pkk Alkasi Waktu : SMAN 47 Jakarta : Kimia : XI/2 : Larutan Penyangga : 3 Minggu x 4 Jam pelajaran @ 45 Menit A. Kmpetensi Inti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research), dimana

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research), dimana BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Desain atau jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research), dimana mengandung

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI MAHASISWA PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN MELALUI PEMBELAJARAN TWO STAY-TWO STRAY (TS-TS)

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI MAHASISWA PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN MELALUI PEMBELAJARAN TWO STAY-TWO STRAY (TS-TS) 11 MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI MAHASISWA PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN MELALUI PEMBELAJARAN TWO STAY-TWO STRAY (TS-TS) Durinta Puspasari 1, Durinda Puspasari 2 1,2 Fakultas Ekonomi, Universitas

Lebih terperinci

ARTIKEL IMPLEMENTASI KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING BOLA VOLI. Oleh I Made Sudiarjana NIM.

ARTIKEL IMPLEMENTASI KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING BOLA VOLI. Oleh I Made Sudiarjana NIM. ARTIKEL IMPLEMENTASI KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING BOLA VOLI Oleh I Made Sudiarjana NIM. 07606 JURUSAN PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS OLAHRAGA

Lebih terperinci

!- I, Tahap perencanaan 1 Menetapkan kelas penelitian yaitu mahasiswa,!,, mengambil mata kuliah Zlgi Vertebrata pada sernester uitrii; Tahun

!- I, Tahap perencanaan 1 Menetapkan kelas penelitian yaitu mahasiswa,!,, mengambil mata kuliah Zlgi Vertebrata pada sernester uitrii; Tahun BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A Penataan Penelitian Penelitian tindakan kelas dilaksanakan bersama antaratim dsen maia kuliah Zlgi Verlebrata pada Prgram Studi Pendidikan Bilgi FKIP TINRI dengan jumlah

Lebih terperinci

KOMPARASI KOMPETENSI IPA SISWA ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE (TPS) DENGAN SNOWBALL THROWING PADA KELAS VII SMPN 11 PADANG

KOMPARASI KOMPETENSI IPA SISWA ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE (TPS) DENGAN SNOWBALL THROWING PADA KELAS VII SMPN 11 PADANG PILLAR OF PHYSICS EDUCATIO, Vl. 8. Oktber 2016, 57-64 KOMPARASI KOMPETESI IPA SISWA ATARA MODEL PEMBELAJARA KOOPERATIF TIPE THIK-PAIR-SHARE (TPS) DEGA SOWBALL THROWIG PADA KELAS VII SMP 11 PADAG Yana Ramadhani

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah : SMP dan MTs Mata Pelajaran : Matematika Kelas : VII (Tujuh) Semester : 2 (Dua)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah : SMP dan MTs Mata Pelajaran : Matematika Kelas : VII (Tujuh) Semester : 2 (Dua) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Seklah : SMP dan MTs Mata Pelajaran : Matematika Kelas : VII (Tujuh) Semester : 2 (Dua) Standar Kmpetensi Kmpetensi Dasar Alkasi Waktu : GEOMETRI 5. Memahami

Lebih terperinci

PENYUSUNAN MATERI PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN SENI RUPA BERDASAR KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

PENYUSUNAN MATERI PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN SENI RUPA BERDASAR KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA PENYUSUNAN MATERI PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN SENI RUPA BERDASAR KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA Oleh: Tri Hartiti Retnwati M.Pd Makalah disampaikan pada Wrkshp pelaksanaan Kurikulum

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. Kompetensi Inti : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. Kompetensi Inti : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi Pembelajaran Alkasi : SMA : FISIKA : X / II : ELASTISITAS : 12 JP Kmpetensi Inti KI 1 : Menghayati dan mengamalkan

Lebih terperinci

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TSTS Dengan Pendekatan CTL Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Lisan dan Koneksi Matematis

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TSTS Dengan Pendekatan CTL Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Lisan dan Koneksi Matematis SEMINAR MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2017 Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TSTS Dengan Pendekatan CTL Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Lisan dan Koneksi Matematis

Lebih terperinci

PENINGKATAN KOMUNIKASI MATEMATIS MELALUI MODEL TSTS SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 24 PURWOREJO

PENINGKATAN KOMUNIKASI MATEMATIS MELALUI MODEL TSTS SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 24 PURWOREJO PENINGKATAN KOMUNIKASI MATEMATIS MELALUI MODEL TSTS SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 24 PURWOREJO Bintari, Puji Nugraheni, Erni Puji Astuti Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Materi Pkk Metde : Termdinamika : Pertama dn Kedua / 4 x 45 menit : Ceramah dan mengerjakan sal A. Kmpetensi Dasar 3.2 Menganalisis perubahan keadaan gas ideal dengan menerapkan hukum termdinamika B. Indikatr

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Materi Pkk Metde : Pertama dan kedua / 4 x 30 menit : Ceramah dan mengerjakan sal A. Kmpetensi Dasar B. Indikatr Menjumlahkan tanpa teknik menyimpan Mengurangkan tanpa teknik menyimpan Menghitung penjumlahan

Lebih terperinci

DESAI EVALU IMPLEM BAB I PENDAHULUAN

DESAI EVALU IMPLEM BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Pertemuan ke : 1 Alkasi waktu : 0,5 Jam Kmpetensi dasar : 1. Mahasiswa mampu memahami pentingnya mempelajari perancangan antarmuka pengguna. Indikatr : 1. Menuliskan dan menjelaskan knsep

Lebih terperinci

Peningkatan Prestasi Siswa pada Konsep Fluida Statis dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay-Two Stray

Peningkatan Prestasi Siswa pada Konsep Fluida Statis dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay-Two Stray Fadiyah Suryani SMA Negeri 5 Yogyakarta Jl Nyi Pembayun 39 Prenggan Kotagede Yogyakarta 55172 Surat-e: fadiyahsuryani@yahoocom Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan hasil belajar fisika konsep fluida

Lebih terperinci

Oleh: Tita Yulianti Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

Oleh: Tita Yulianti Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK LAPORAN PERJALANAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY PADA SISWA KELAS VIII SMP MA ARIF KALIBAWANG WONOSOBO Oleh: Tita Yulianti Program Studi

Lebih terperinci

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. Madrasah Tsanawiyah Mifahul Aula Bangkal terletak di Jalan Kaluku

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. Madrasah Tsanawiyah Mifahul Aula Bangkal terletak di Jalan Kaluku BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lkasi Penelitian 1. Gambaran Lkasi Madrasah Madrasah Tsanawiyah Mifahul Aula Bangkal terletak di Jalan Kaluku nmr 36 Kelurahan Bangkal Kecamatan Cempaka

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS LESSON STUDY YANG MENERAPKAN MODEL KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY

PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS LESSON STUDY YANG MENERAPKAN MODEL KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY Prosiding Seminar Nasional Volume 02, Nomor 1 ISSN 2443-1109 PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS LESSON STUDY YANG MENERAPKAN MODEL KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY Masrita Gani 1 SMP Negeri 1 Suli 1 masrita.gani@gmail.com

Lebih terperinci

Anna Revi Nurutami Universitas PGRI Yogyakarta

Anna Revi Nurutami Universitas PGRI Yogyakarta UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TS-TS) PADA SISWA KELAS VIIIA SMP MATARAM KASIHAN Anna Revi Nurutami Universitas PGRI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karekteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Mangunsari 05 kelas 5 semeter II. Sekolah ini dipilih berdasarkan

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura Ni Wayan Lasmini SD Negeri 2 Tatura, Palu, Sulawesi Tengah ABSTRAK Permasalahan

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS)

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) Yusuf Arman Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo Email:

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil observasi awal yang dilakukan di kelas XI IPS2 SMA NEGERI 1

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil observasi awal yang dilakukan di kelas XI IPS2 SMA NEGERI 1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Hasil observasi awal yang dilakukan di kelas XI IPS2 SMA NEGERI 1 GROBOGAN semester II tahun ajaran 2013-2014 pada kompetensi dasar mengenal

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DI SMP N 2 SEDAYU YOGYAKARTA

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DI SMP N 2 SEDAYU YOGYAKARTA UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DI SMP N 2 SEDAYU YOGYAKARTA Dhian Arista Istikomah FKIP Universitas PGRI Yogyakarta E-mail: dhian.arista@gmail.com

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. 1. Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Two Stay Two Stray. peserta didik 20 dengan rincian 9 perempuan dan 11 laki-laki.

BAB V PEMBAHASAN. 1. Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Two Stay Two Stray. peserta didik 20 dengan rincian 9 perempuan dan 11 laki-laki. BAB V PEMBAHASAN A. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Two Stay Two Stray dalam Mata Pelajaran IPA Pokok Bahasan Proses Pembentukan Tanah Model cooperative learning

Lebih terperinci

METODE PERMAINAN WHISPER RACE DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK BAHASA INGGRIS. Jalan Slamet Riyadi 449 Surakarta

METODE PERMAINAN WHISPER RACE DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK BAHASA INGGRIS. Jalan Slamet Riyadi 449 Surakarta METODE PERMAINAN WHISPER RACE DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK BAHASA INGGRIS Isnaeni 1, Suhartn 2, Kartika Chrysti Suryandari 3 1 Mahasiswa PGSD FKIP UNS, 2,3 Dsen PGSD FKIP UNS Jalan Slamet Riyadi

Lebih terperinci

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PERKULIAHAN (GBPP)

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PERKULIAHAN (GBPP) GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PERKULIAHAN (GBPP) Matakuliah : Lgika Fuzzy Kde : TSK-710 Teri : 2 sks Praktikum : - Deskripsi Matakuliah Standar Kmpetensi Prgram Studi : Himpunan Fuzzy dan Lgika Fuzzy: mtivasi,

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA DENGAN MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS)

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA DENGAN MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) Jurnal Ilmiah Edukasi Matematika (JIEM) 7 UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA DENGAN MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) Susi Widowati Program

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN PEMERIKSAAN KINERJA BPK 1. PENDAHULUAN

PETUNJUK PELAKSANAAN PEMERIKSAAN KINERJA BPK 1. PENDAHULUAN PETUNJUK PELAKSANAAN PEMERIKSAAN KINERJA BPK 1. PENDAHULUAN a) LATAR BELAKANG DAN DASAR HUKUM BPK mempunyai kewenangan untuk melakukan pemeriksaan keuangan,kinerja dan pemeriksaan dengan tujuan tertentu

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT DISERTAI JOYFULL LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT DISERTAI JOYFULL LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMA Edisi,., Mei 14 PEGARUH MODEL PEMBELAJARA KOOPERATIF TIPE TGT DISERTAI JOYFULL LEARIG TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMA Betty M. Turnip dan Iriana Fratiwi Turnip Prgram Studi Pendidikan Fisika FMIPA

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 1. Standar Kmpetensi :. Menyelesaikan masalah prgram linear RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan : SMA Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : XII IPA/1 Pertemuan : ke Alkasi Waktu :

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENCAPAI KETUNTASAN BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN KIMIA DI KELAS X-6 SMA N 12 PEKANBARU Dwi Gusti Nola *), R. Usman Rery, Erviyenni

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. (Classroom Action Research). Menurut Suharsimi Arikunto penelitian tindakan

III. METODE PENELITIAN. (Classroom Action Research). Menurut Suharsimi Arikunto penelitian tindakan III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Menurut Suharsimi Arikunto penelitian tindakan kelas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran dapat dikatakan sebagai hasil dari memori, kognisi, dan metakognisi yang berpengaruh terhadap

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran dapat dikatakan sebagai hasil dari memori, kognisi, dan metakognisi yang berpengaruh terhadap BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran dapat dikatakan sebagai hasil dari memori, kognisi, dan metakognisi yang berpengaruh terhadap pemahaman. Hal ini terjadi ketika seseorang sedang belajar,

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Geografi FKIP Unsyiah Volume 2, Nomor 2, Hal 70-77, Mei 2017

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Geografi FKIP Unsyiah Volume 2, Nomor 2, Hal 70-77, Mei 2017 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM PELAJARAN GEOGRAFI SISWA KELAS X-IPA 3 SMA LABORATORIUM UNSYIAH BANDA ACEH Nurti Aslindiˡ, Hasmunir²,

Lebih terperinci

BioEdu Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi

BioEdu Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi EFEKTIVITAS PEERAPA MEDIA PAPA MAGETIK KARIOTIPE SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARA KELAS XII THE EFFECTIVEESS OF KARYOTIPE MAGETIC BOARD MEDIA IMPLEMETATIO AS LEARIG MEDIA AT GRADE XII Alifatus Setyrini Prgram

Lebih terperinci

Penggunaan Tutor Sebaya untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Kelas X B di SMA Negeri 1 Gumbasa

Penggunaan Tutor Sebaya untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Kelas X B di SMA Negeri 1 Gumbasa Penggunaan Tutor Sebaya untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Kelas X B di SMA Negeri 1 Gumbasa Safrudin, Kamaluddin dan Haeruddin E-mail: safrudinfisika@yahoo.co.id Program Studi Pendidikan Fisika,

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN MODEL TSTS DENGAN MEDIA ALAT PERAGA

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN MODEL TSTS DENGAN MEDIA ALAT PERAGA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN MODEL TSTS DENGAN MEDIA ALAT PERAGA Teguh Setiyantoro Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo Email: teguhp424@gmail.com

Lebih terperinci

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI MODEL BELAJAR TWO STAY TWO STRAY

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI MODEL BELAJAR TWO STAY TWO STRAY Sayekti Wuri Estri, Meningkatkan Prestasi Belajar IPS... 111 MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI MODEL BELAJAR TWO STAY TWO STRAY (TSTS) DI KELAS IV SD NEGERI 3 NGADISUKO KECAMATAN DURENAN KABUPATEN

Lebih terperinci

E. Langkah-langkah Pembelajaran 1. Pertemuan Ke-1 ( 3 x 40 menit ) Waktu Pendahuluan/Kegiatan Awal

E. Langkah-langkah Pembelajaran 1. Pertemuan Ke-1 ( 3 x 40 menit ) Waktu Pendahuluan/Kegiatan Awal RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Seklah Mata Pelajaran Kelas/Semester Tema Alkasi Waktu : SMP NEGERI : Agama Buddha dan Budi Pekerti : VII/Ganjil : Pascapenerangan Sempurna Buddha Gtama : 5 x Menit

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) LAMPIRAN 57 A. Identitas Satuan Pendidikan RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Kelas/Semester : X/2 Mata Pelajaran Pkk Bahasan Sub Pkk Bahasan Alkasi Waktu B. Standar kmpetensi (RPP) : SMA Negeri 1 Imgiri

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. tindak dengan menggunakan pedoman yang peneliti tindak kelas (Classroom Action Research)

METODOLOGI PENELITIAN. tindak dengan menggunakan pedoman yang peneliti tindak kelas (Classroom Action Research) III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metde Penelitian Penelitian ini adalah penelitian tindakan karena penelitian ini dilakukan dengan metde kaji tindak dengan menggunakan pedman yang peneliti tindak kelas (Classrm

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sadar merencanakan kegiatan pengajarannya secara sistematis dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. sadar merencanakan kegiatan pengajarannya secara sistematis dengan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran merupakan aktivitas yang secara sadar dilakukan oleh seseorang dari kondisi tidak tahu menjadi mengetahui terhadap hal yang dipelajarinya. Proses belajar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan di SDN Kalibeji 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang yang terletak di lingkungan rumah warga dan jauh dari pasar

Lebih terperinci

Penerapan Metode Curah Gagasan (Brainstorming) Untuk Meningkatkan Kemampuan Mengemukakan Pendapat Siswa

Penerapan Metode Curah Gagasan (Brainstorming) Untuk Meningkatkan Kemampuan Mengemukakan Pendapat Siswa DOI: https://di.rg/10.21009/jps.052.01 Penerapan Metde Curah Gagasan (Brainstrming) Untuk Meningkatkan Kemampuan Mengemukakan Pendapat Siswa Oleh : Diyah Nur Fauziyyah Amin Pendidikan Sejarah PPS UNJ Abstract

Lebih terperinci

BAB V PERANCANGAN DAN PEMBANGUNAN MODEL KOMPETENSI

BAB V PERANCANGAN DAN PEMBANGUNAN MODEL KOMPETENSI BAB V PERANCANGAN DAN PEMBANGUNAN MODEL KOMPETENSI 5.1 Kerangka Identitas MEDIOR 1. Dasar Pemikiran Kelmpk Media Olahraga (MEDIOR) merupakan anggta KKG (Kelmpk Kmpas Gramedia) yang bertujuan untuk ikut

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR EFEK DOPPLER MELALUI TS-TS SISWA KELAS XI TKJ.1 SMK NEGERI 1 BIREUEN. Oleh Bima Albert*

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR EFEK DOPPLER MELALUI TS-TS SISWA KELAS XI TKJ.1 SMK NEGERI 1 BIREUEN. Oleh Bima Albert* 142 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR EFEK DOPPLER MELALUI TS-TS SISWA KELAS XI TKJ.1 SMK NEGERI 1 BIREUEN Oleh Bima Albert* Abstrak Penelitian Tindakan Kelas (PTK) meningkatkan hasil belajar efek Doppler melalui

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Kinerja adalah sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan, serta

BAB II KAJIAN TEORI. Kinerja adalah sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan, serta BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian Kinerja Kinerja adalah sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan, serta kemampuan kerja yang didasari leh pengetahuan, sikap, keterampilan dan mtivasi dalam menghasilkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Pra Siklus BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Langkah awal dalam penelitian adalah observasi. Proses pembelajaran dikelas guna mengidentifikasi permasalahan-permasalahan yang ada. Observasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemampuan pemecahan masalah dan komunikasi matematis merupakan kemampuan matematika yang harus dimiliki siswa dalam pencapaian kurikulum. Keberhasilan pembelajaran

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN TEMATIK SEKOLAH DASAR KELAS 1 SEMESTER 2 TEMA: KELUARGA

SILABUS PEMBELAJARAN TEMATIK SEKOLAH DASAR KELAS 1 SEMESTER 2 TEMA: KELUARGA SILABUS PEMBELAJARAN TEMATIK SEKOLAH DASAR KELAS 1 SEMESTER 2 TEMA: KELUARGA Standar IPS : Mendeskripsikan lingkungan rumah IPA/ Sains : Mengenal berbagai benda langit dan peristiwa alam ( cuaca dan musim

Lebih terperinci

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN TWO STAY TWO STRAY SISWA KELAS X-AK SMK BHUMI PAHALA PARAKAN TEMANGGUNG

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN TWO STAY TWO STRAY SISWA KELAS X-AK SMK BHUMI PAHALA PARAKAN TEMANGGUNG UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 3 No 1, Maret 2015 MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN TWO STAY TWO STRAY SISWA KELAS X-AK SMK BHUMI PAHALA PARAKAN TEMANGGUNG

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TSTS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMK NU GRESIK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TSTS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMK NU GRESIK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TSTS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMK NU GRESIK Fandi Kurniawan Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

Seprotanto Simbolon 1, Sakur 2, Syofni 3 Contact :

Seprotanto Simbolon 1, Sakur 2, Syofni 3  Contact : 1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TSTS (TWO STAY TWO STRAY) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK KELAS VII B SMPN 10 TAPUNG Seprotanto Simbolon 1, Sakur 2, Syofni 3 Seprotantobest@yahoo.co.id,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN

SILABUS PEMBELAJARAN SILABUS PEMBELAJARAN Silabus Kelas 7 SMP Negeri 4 Brebes Seklah Mata Pelajaran Kelas /Semester Standar : SMP Negeri 4 Brebes : Bahasa Indnesia : VII (Tujuh) /2 (Dua) : Mendengarkan 9. Memahami wacana lisan

Lebih terperinci

Kebijakan tentang Benturan Kepentingan dan Benturan Komitmen

Kebijakan tentang Benturan Kepentingan dan Benturan Komitmen Kebijakan tentang Benturan Kepentingan dan Benturan Kmitmen Versi 29 Juni 2009 I. Pendahuluan Partisipasi aktif atau kegiatan staf akademik SBM dalam berbagai kegiatan yang berperan dalam meningkatkan

Lebih terperinci

Pendidikan Teknik Bangunan Vol 2 Nomer 2/JKPTB/15 (2015): 57-63

Pendidikan Teknik Bangunan Vol 2 Nomer 2/JKPTB/15 (2015): 57-63 Pendidikan Teknik Bangunan Vl 2 mer 2/JKPTB/15 (2015): 57-63 Penerapan Mdel Pembelajaran Kperatif Metde The Learning Cell dengan Pendekatan Scientific pada Mata Pelajaran Surveying terhadap Belajar Siswa

Lebih terperinci

Kajian Moral dan Kewarganegaraan. Volume 02 Nomor 03 Tahun 2015,

Kajian Moral dan Kewarganegaraan. Volume 02 Nomor 03 Tahun 2015, Kajian Mral dan Kewarganegaraan. Vlume 02 mr 03 Tahun 2015, 636-650 IMPLEMETASI KURIKULUM 2013 PADA KELOMPOK MATA PELAJARA ORMATIF DI SEKOLAH MEEGAH KEJURUA EGERI 2 GAWI Aris Sants 11040254049 (PPKn, FIS,

Lebih terperinci

PROSIDING ISBN :

PROSIDING ISBN : P 54 UPAYA MENINGKATKAN KARAKTER POSITIF SISWA DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE KOOPERATIF DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA TRAVEL GAME DI SMP NEGERI 14 YOGYAKARTA Laela Sagita, M.Sc 1, Widi Asturi

Lebih terperinci

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIIIB SMPN 3 PARINGIN PADA MATERI POKOK CAHAYA MELALUI PENDEKATAN GUIDED INQUIRY

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIIIB SMPN 3 PARINGIN PADA MATERI POKOK CAHAYA MELALUI PENDEKATAN GUIDED INQUIRY QUANTUM, Jurnal Inovasi Pendidikan Sains, Vol.4, No.1, April 2013, hlm. 71-78 71 MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIIIB SMPN 3 PARINGIN PADA MATERI POKOK CAHAYA MELALUI PENDEKATAN GUIDED

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun kewajiban sebagai warga negara yang baik. Untuk mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. maupun kewajiban sebagai warga negara yang baik. Untuk mengetahui BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan memegang peranan penting bagi kelangsungan kehidupan manusia. Pendidikan adalah sarana yang berfungsi untuk meningkatkan kualitas manusia dalam aspek kemampuan,

Lebih terperinci

MINAT SISWA KELAS VIII TERHADAP PEMBELAJARAN BOLABASKET DI SMP NEGERI 2 LENDAH KABUPATEN KULON PROGO

MINAT SISWA KELAS VIII TERHADAP PEMBELAJARAN BOLABASKET DI SMP NEGERI 2 LENDAH KABUPATEN KULON PROGO Minat Siswa Terhadap Pembelajaran Blabasket (Ari Prasety) 1 MIAT SISWA KELAS VIII TERHADAP PEMBELAJARA BOLABASKET DI SMP EGERI 2 LEDAH KABUPATE KULO PROGO GRADE VIII STUDETS ITEREST TOWARD BASKETBALL TEACHIG

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) PADA SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 2 PONOROGO Nur Fauziah Rahmawati Mahasiswa

Lebih terperinci

bab i Pendahuluan A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka disusun rumusan

bab i Pendahuluan A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka disusun rumusan bab i Pendahuluan A. Latar Belakang Penyelenggaraan pembelajaran merupakan salah satu tugas utama guru, dimana pembelajaran dapat diartikan sebagai kegiatan yang ditujukan untuk membelajarkan siswa. Untuk

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 17, No. 2, Mei 2016 (Edisi Khusus) ISSN 2087-3557 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN SD Negeri 02 Kebonsari, Karangdadap, Kabupaten

Lebih terperinci

Siska Puspita Dewi, Wartono, dan Hartatiek Universitas Negeri Malang

Siska Puspita Dewi, Wartono, dan Hartatiek Universitas Negeri Malang PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KETRAMPILAN PROSES SAINS DAN PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII-C SMP NEGERI 8 MALANG TAHUN AJARAN 2012/2013 Siska Puspita Dewi,

Lebih terperinci

Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) DUNIA MATEMATIKA 1

Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) DUNIA MATEMATIKA 1 MODEL Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) DUNIA MATEMATIKA 1 untuk Kelas 1 SD Berdasarkan Permendiknas Nmr 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi dan Permendiknas Nmr 23 Tahun 2006 tentang Standar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari pembentukan Negara RI adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini tentunya menuntut adanya penyelenggaraan

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD 6

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD 6 ISSN 2442-3041 Math Didactic: Jurnal Pendidikan Matematika Vol. 1, No. 2, Mei - Agustus 2015 STKIP PGRI Banjarmasin UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR FAKTOR DAN KELIPATAN BILANGAN MELALUI METODE CTL

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR FAKTOR DAN KELIPATAN BILANGAN MELALUI METODE CTL UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR FAKTOR DAN KELIPATAN BILANGAN MELALUI METODE CTL Muryatin SDN Pakunden 1, Jalan Bogowonto 48A Kota Blitar E-mail: muryatin2@gmail.com Abstract: Improvement Efforts of Learning

Lebih terperinci

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray Suska Journal of Mathematics Education Vol.2, No. 1, 2016, Hal. 41 51 Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TSTS) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIIIb

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Efektivitas Pembelajaran Dalam kamus bahasa Indonesia efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti mempunyai efek, pengaruh atau akibat, selain itu efektif

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN TEMATIK SEKOLAH DASAR KELAS III SEMESTER 2 TEMA: KERAJINAN TANGAN

SILABUS PEMBELAJARAN TEMATIK SEKOLAH DASAR KELAS III SEMESTER 2 TEMA: KERAJINAN TANGAN 1 SILABUS PEMBELAJARAN TEMATIK SEKOLAH DASAR KELAS III SEMESTER 2 TEMA: KERAJINAN TANGAN I. PKN 3. Memiliki harga diri sebagai individu II. IPS 2. Memahami jenis pekerjaan dan penggunaan uang Dasar IPS

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. disebut proses komunikasi. Proses komunikasi berguna untuk menciptakan

I. PENDAHULUAN. disebut proses komunikasi. Proses komunikasi berguna untuk menciptakan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi merupakan interaksi yang terjadi antara komunikan dan komunikator. Komunikasi meliputi penyampaian informasi atau pesan yang disampaikan komunikator kepada

Lebih terperinci

Volume XIV September 2016

Volume XIV September 2016 PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJAJARAN IPA KELAS V SD YPK KEYEN SARA KAMBU S.Pd Guru Madya SD YPK Keyen Abstrak Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII 1 MTs NEGERI ENOK Habibullah a, Hj. Zetriuslita b, Abdurrahman c a Alumni Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil suatu kelompok manusia

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Awal Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan oleh peneliti sebelum melakukan penelitian diperoleh data mengenai kondisi pembelajaran Aqidah

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA KELAS VPADA MATERI GAYA DAN PEMANFATANNYA. Yuyu Hendawati 1, Cici Kurniati 2

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA KELAS VPADA MATERI GAYA DAN PEMANFATANNYA. Yuyu Hendawati 1, Cici Kurniati 2 PENERAPAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA KELAS VPADA MATERI GAYA DAN PEMANFATANNYA Yuyu Hendawati 1, Cici Kurniati 2 yuyuhendawati@upi.edu, cici.kurniati.@student.upi.edu ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

1130 ISSN:

1130 ISSN: 1130 ISSN: 2338-5340 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN TEKNIK BERKIRIM SALAM DAN SOAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII-1 SMP NEGERI 9 PEKANBARU Putri Wahyuni a a

Lebih terperinci

JEMBER TAHUN PELAJARAN

JEMBER TAHUN PELAJARAN PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF LEARNING MODEL PROBLEM BASED INTRODUCTION (PBI) DAPAT MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MATERI MENGIDENTIFIKASIKAN CIRI- CIRI NEGARA BERKEMBANG DAN NEGARA MAJU BAGI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Hal ini sesuai dengan pendapat

BAB III METODE PENELITIAN. dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Hal ini sesuai dengan pendapat BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam melaksanakan suatu kegiatan ilmiah, baik itu berupa penelitian maupun pra penelitian, diperlukan suatu metodologi, agar kegiatannya terarah dan sesuai

Lebih terperinci

Fika Yunifa Efrianingrum, Triwahyudianto, Rofi ul Huda Universitas Kanjuruhan Malang

Fika Yunifa Efrianingrum, Triwahyudianto, Rofi ul Huda Universitas Kanjuruhan Malang PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DUA TINGGAL DUA TAMU (TWO STAY TWO STRAY) PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII E MTsN KEPANJEN

Lebih terperinci

PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD DENGAN MEDIA POHON MATEMATIKA DALAM PEMBELAJARAN KPK KELAS VI SD NEGERI 004 BALAI

PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD DENGAN MEDIA POHON MATEMATIKA DALAM PEMBELAJARAN KPK KELAS VI SD NEGERI 004 BALAI 27,J-TEQI,Tahun III, Nmr 2, Npember 2012 ENERAAN COOERATIVE LEARNING TIE STAD DENGAN MEDIA OHON MATEMATIA DALAM EMBELAJARAN ELAS VI SD NEGERI 004 BALAI Aah Wasi ah Guru SD Negeri 007 Ranai Natuna Abstrak:

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEORI ASAM BASA

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEORI ASAM BASA RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEORI ASAM BASA Nama Seklah : SMA... Mata Pelajaran : Kimia Kelas / Semester : XI IPA / 2 Standar Kmpetensi : 4. Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metde pengukuran,

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : SUGENG RIYADI JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2012

SKRIPSI. Oleh : SUGENG RIYADI JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2012 IMPLEMENTASI TEKNIK TSTS (TWO STAY TWO STRAY) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PERAWATAN DAN PERBAIKAN MOTOR OTOMOTIF SISWA KELAS XII JURUSAN TEKNIK OTOMOTIF SMK N 2 YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan Kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah 1 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan

Lebih terperinci

Bambang Supriyanto 36

Bambang Supriyanto 36 PENERAPAN DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VI B MATA PELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN KELILING DAN LUAS LINGKARAN DI SDN TANGGUL WETAN 02 KECAMATAN TANGGUL KABUPATEN JEMBER

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas (PTK) atau Classroom Action Research yang dilakukan peneliti secara

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas (PTK) atau Classroom Action Research yang dilakukan peneliti secara 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research yang dilakukan peneliti secara langsung.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kecamatan Gunungsari Kabupaten Serang-Banten

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kecamatan Gunungsari Kabupaten Serang-Banten BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Objek Penelitian 1. Lokasi penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di kelas V SDN Pasirbuah yang beralamat di Jl. Gunungsari Km 14 Kp. Jambu Desa

Lebih terperinci

Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA Melalui Metode Inquiri di Kelas IV SD Inpres 4 Kasimbar

Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA Melalui Metode Inquiri di Kelas IV SD Inpres 4 Kasimbar Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 2 No. 3 ISSN 2354-614X Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA Melalui Metode Inquiri di Kelas IV SD Inpres 4 Kasimbar Ni Wayan Ratnawathi, Fatmah Dhafir

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM RESPONDEN

BAB 3 GAMBARAN UMUM RESPONDEN BAB 3 GAMBARAN UMUM RESPONDEN 3.1 Prfile Respnden 3.1.1 Sejarah Singkat Banyaknya anak-anak usia seklah dan anak-anak putus seklah pada awal pemerintahan Orde Baru pada tahun 1966, dan pengalaman selama

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 20 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian Setting dalam penelitian ini meliputi tempat penelitian, waktu penelitian, dan siklus penelitian yang diterangkan sebagai berikut : 1. Waktu Penelitian

Lebih terperinci

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KEAKTIFAN BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN SUPERITEM SECARA KOOPERATIF

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KEAKTIFAN BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN SUPERITEM SECARA KOOPERATIF MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KEAKTIFAN BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN SUPERITEM SECARA KOOPERATIF Multiana Riyaningsih Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammaiyah

Lebih terperinci