PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR AND SHARE (TPS) TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACAKAN BERITA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 KOTO BARU KABUPATEN DHARMASRAYA Aulia Adilla 1, Yulia Pebriani², Rina Sartika 2 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat auliaadilla1@gmail.com ABSTRACT This research is motivated by the following problems. the lack of interest and skills of students in reading, especially reading the news. Students difficulties in reading the news with intonation, pronunciation, and a good attitude, because students do not pay attention to teachers in the learning process. This study aims to describe: (1) the ability to read the news before using the type TPS, (2) the ability to read the news after using the type TPS, (3) the influence of the type TPS on the ability to read the news. This research type is quantitative with experiment method. The design of this research is One Group Pretest-Postest Design. The sample of this research is the students of class XI IPA2 SMA Negeri 2 Koto Baru Dharmasraya Regency is people. This research variable consists of two, type TPS as independent variable and read news as dependent variable. This research data is the result of performance test read news before and after use of type TPS.The research instrument is the performance test. (1) the students' ability to read the news before (pretest) using the type TPS, get the average score of 68,33 with more than enough qualification. (2) the students' ability to read the news after (postest) using the type TPS, obtaining an average score of 81,33 with good qualification. (3) the influence of type usage TPS on the ability to read news significantly. Based on t-test results, it was concluded that hypothesis (H1) was received at a significant level of 9% and dk = n-1 because t h > t t (3.23> 1.71), it can be concluded that the use of type TPS has an effect on the ability to read news of students of class XI IPA2 SMA Negeri 2 Koto Baru and type TPS can be applied in reading the news. Keywords: Effect, Type Think Pair and Share, Reading The News. PENDAHULUAN Pada hakikatnya, membaca dengan membacakan itu memiliki arti yang berbeda. Membaca adalah suatu proses yang dilakukan oleh pembaca untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan bagi diri sendiri, sedangkan membacakan adalah suatu kegiatan membaca dengan mengharuskan suara yang dilakukan pembaca agar dapat didengar oleh orang lain, serta memberikan informasi yang dibutuhkan bagi orang lain. Keterampilan membaca perlu perlu dikuasai oleh siswa karena membaca sangat berpengaruh terhadap keberhasilan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Kemampuan siswa tidak akan terkembang dengan sempurna dan siswa akan kesulitan dalam memahami materi pembelajaran tanpa membaca. Kegitan membaca merupakan langkah awal dalam memahami materi pembelajaran. Melalui membaca siswa dapat menyerap informasi dan memahami ide-ide yang terdapat dalam bacaan.
Pembelajaran bahasa Indonesia di SMA berpedoman pada panduan yang terdapat dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Di dalam KTSP, terdapat empat aspek keterampilan yang harus dikuasai oleh siswa pada Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD). Salah satu Standar Kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa adalah membaca: 3, memahami ragam wacana tulis dengan membaca intensif, dan membaca nyaring. Adapun Kompetensi Dasar tersebut adalah 3.2 membacakan berita dengan intonasi, lafal, dan sikap pembaca yang baik. Berdasarkan hasil observasi di SMA Negeri 2 Koto Baru Kabupaten Dharmasraya, pembelajaran membacakan berita siswa kelas XI SMA Negeri 2 Koto Baru Kabupaten Dharmasraya. Pertama, siswa tidak serius mengikuti pembelajaran membacakan berita karena saat guru menerangkan didepan kelas siswa tidak memperhatikan. Kedua, siswa banyak berbicara saat guru menerangkan sehingga tujuan pembelajaran membaca berita tidak tercapai. Berdasarkan hasil wawancara guru bahasa Indonesia yaitu Ibu Elwamis, S.Pd di SMA Negeri 2 Koto Baru Kabupaten Dharmasraya, dapat diketahui permasalahan sebagai berikut. Pertama, kurangnya minat dan keterampilan siswa dalam membaca, karena siswa tidak memahami materi membaca. Kedua, proses dalam pembelajaran Bahasa Indonesia pada aspek membaca siswa hanya sekedar membaca, karena siswa tidak memahami apa yang dibaca. Ketiga, kemampuan siswa dalam membacakan berita masih kurang, karena hanya sebagian siswa yang mampu membacakan berita dengan intonasi, lafal, dan sikap yang baik, sebagian lagi belum bisa terampil dalam membacakan berita. Keempat, siswa kesulitan dalam membacakan berita dengan intonasi, lafal, dan sikap yang baik, karena siswa tidak memperhatikan guru dalam proses pembelajaran. Kelima, teknik dan strategi pembelajaran di sekolah masih memakai metode ceramah sehingga pembelajaran menjadi monoton. Selanjutnya, hasil wawancara dengan salah seorang siswa kelas XI SMA Negeri 2 Koto baru Kabupaten Dharmasraya ada beberapa masalah yang ditemukan dalam membacakan berita antara lain sebagai berikut. Pertama, kurang minat siswa dalam membaca, karena membaca itu membosankan. Kedua, kesulitan yang dialami ketika membacakan berita adalah belum bisa menggunakan intonasi, lafal, dan sikap yang baik, karena guru tidak memberi umpan balik kepada siswa. Ketiga, proses pembelajaran materi tentang berita masih menggunakan metode ceramah sehingga, pembelajaran menjadi
monoton. Keempat, konsentrasi siswa berkurang ketika diberikan waktu untuk membaca, karena masih banyak siswa yang meribut sewaktu pelajaran berlangsung. Membacakan berita termasuk kedalam jenis membaca nyaring. Tarigan (8:23) menyatakan bahwa membaca nyaring adalah salah satu aktivitas atau kegiatan yang merupakan alat bagi guru, murid ataupun pembaca bersama-sama dengan orang lain atau pendengar untuk menangkap serta memahami informasi pikiran dan perasaan seseorang pengarang. Sumadiria (:61) mengemukakan berita adalah laporan tentang fakta atau ide yang termasa, yang dipilih oleh staf redaksi suatu harian untuk disiarkan, yang dapat menarik perhatian pembaca, entah karena ia luar biasa, entah karena pentingnya atau akibatnya, entah pula karena ia mencakup segi-segi human interest seperti humor, emosi dan ketegangan. Selanjutnya, menurut Oramahi (12:2) berita adalah sesuatu yang terjadi sekarang belum pernah didengara atau dibaca orang dan sesuatu yang akan (segera terjadi). Berita dapat berupa suatu peristiwa (ivent), bisa juga berupa gagasan (idea) atau pendapat (opinion) yang sudah diucapkan. Dalam hal ini, seseorang menyuarakan isi berita untuk bisa didengar orang lain. Agar berita dapat dipahami secara benar dan jelas, pembaca berita haruslah memperhatikan lafal, intonasi dan sikap yang benar. Kosasih (8:76-78) menyatakan unsur-unsur yang harus diperhatikan pembaca berita adalah: (a) Lafal, merupakan salah satu cara seseorang dalam mengucapkan bunyi bahasa. Ketika membaca berita (berbahasa Indonesia), diharapkan dapat mengucapkan bunyi-bunyi bahasa yang tidak lagi dipengaruhi oleh bahasa daerah. (b). Intonasi, adalah naik turunya bunyi kalimat. Perbedaan intonasi menyebabkan perbedaan makna pada kalimat itu. Jadi, bisa membentuk kalimat berita, kalimat tanya, atau kalimat perintah. (c). Sikap, pembaca berita berpengaruh terhadap tanggapan para pendengarnya. Sikap pembaca yang kaku dapat menyebabkan pendengar menjadi bosan. Sementara itu, sikap yang terlalu santai dapat menimbulkan kesan negatif. Salah satu model pembelajaran yang dapat dimamfaatkan guru untuk meningkatkan kemampuan membacakan berita adalah dengan menerapkan model think pair and share (TPS). Menurut Istarani (11:67) mengatakan think pair and share (TPS) dibagi menjadi tiga. Pertama, thinking merupakan pembelajaran yang diawali dengan guru mengajukan pertannyaan atau isu yang terkait dengan pelajaran untuk dipikirkan oleh peserta didik. Kedua, pairing pada tahap ini guru
meminta siswa berpasang-pasangan. Diharapkan diskusi ini dapat memperdalam makna dari jawaban yang telah diperkirakannya melalui intersubjektif dengan pasangannya. Ketiga, sharing dalam tahap ini diharapkan tanya jawab yang mendorong pada pengonstruksian pengetahuan secara integrative. Dengan menerapkan model ini diharapkan membantu siswa lebih tertarik dalam membaca dan memudahkan siswa untuk membacakan berita. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen. Menurut Sugiyono (8:72), metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. Rancangan penelitian yang digunakan yaitu One Group Pretest-Postest Design. Menurut Sugiyono (1:74) mengemukakan bahwa One Group Pretest-Postest Design dilakukan dengan cara satu kali pengukuran di depan (pretest) sebelum adanya perlakuan (treatment) dan sesudah itu dilakukan pengukuran lagi (postest). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA Negeri 2 Koto Baru Kabupaten Dharmasraya tahun ajaran 16/17. Jumlah siswa yang terdaftar pada tahun 16/17 adalah 16 yang terdiri dari 4 kelas. Karena keterbatasan dalam berbagai hal, tidak mungkin semua anggota populasi diteliti. Oleh karena itu, penelitian dibatasi pada bagian populasi yang disebut sampel. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah simple random sampling. Menurut Sugiyono (1:82) teknik pengambilan simple random sampling dilakukan secara acak tanpa memperhatikan serata yang ada dalam populasi itu, cara demikian bila anggota populasi dianggap homogen. Berdasarkan data sekolah, maka pengambilan sampel dengan pertimbangan nilai rata-rata membacakan berita dan kelas tersebut memiliki nilai dengan standar deviasi terendah dibandingkan kelas lain. Siswa kelas XI IPA 2 dipilih sebagai sampel penelitian karena memiliki standar deviasi terendah diantara 4 kelas yang ada di SMA Negeri 2 Koto Baru Kabupaten Dharmasraya, yaitu 2,8. Variabel dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut ini. Pertama, variabel bebas model pembelajaran kooperatif tipe think pair and share (TPS).. Kedua, variabel terikat membacakan berita. Terkait dengan variabel penelitian, data dalam penelitian ini adalah skor tes kemampuan membacakan berita siswa kelas XI SMA Negeri 2 Koto baru Kabupaten Dharmasraya. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes unjuk kerja. Tes unjuk
kerja ini digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan membacakan berita sebelum dan sesudah model pembelajaran kooperatif tipe think pair and share (TPS). Pengumpulan data yang akan dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan, dilakukan melalui langkah-langkah berikut ini. Pertemuan pertama, guru menjelaskan materi tentang membacakan berita dan menyampaikan kompetensi yang akan dicapai agar siswa mudah memahami. Guru memberikan tes awal (pretest) membacakan berita secara individu tampil didepan kelas dan guru ikut terlibat dalam menilai penampilan siswa sesuai indikator yang telah ditetapkan sebelumnya. Pertemuan kedua, guru menjelaskan pembelajaran dengan menggunakan model think pair and share (TPS) dengan langkah sebagai berikut. Pertama, guru menyediakan teks berita. Kemudian, teks berita tersebut diberikan kepada siswa secara individu dan siswa berpikir tentang permasalahan teks berita sesuai materi yang disampikan guru. Tahap ini disebut dengan (think). Kedua, setelah siswa mengetahui dan paham tentang teks berita dengan permasalahan yang dipikirkan, guru membagi siswa dalam bentuk kelompok kecil (berpasangan) dengan teman satu bangku. Tahap ini disebut (pair). Ketiga, setelah mereka duduk berpasangan, masing-masing siswa dengan teman sebangkunya saling berdiskusi dan saling bertukar pikiran membicarakan teks berita. Apabila teman sebangkunya tidak paham, siswa tersebut dapat membantu. Tahap ini disebut dengan (share). Pertemuan ketiga, guru memberikan test akhir (posttest) membacakan teks berita berdasarkan model think pair and share (TPS) secara individu tampil didepan kelas dan guru ikut terlibat dalam menilai penampilan siswa sesuai indikator yang telah ditetapkan. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Kemampuan Membacakan Berita Sebelum Menggunakan Model Think Pair Kabupaten Dharmasraya Pada bagian subbab ini akan dianalisis data kemampuan membacakan berita sebelum menggunakan model pembelajaran kooperatif think pair and share (TPS) SMA Negeri 2 Koto Baru Kabupaten Dharmasraya dilihat dari indikator intonasi, lafal dan sikap pembaca yang baik. a. Kemampuan Membacakan Berita Sebelum Menggunakan Teknik Model Think Pair and Share (TPS) Siswa Kelas XI Indikator I Intonasi Skor pada indikator 1 intonasi yang diperoleh siswa yaitu. Siswa yang memperoleh nilai 33,33 berjumlah 3 siswa dengan perolehan persantase 12%. Siswa yang memperoleh nilai 66,67 berjumlah 14 siswa dengan perolehan persantase 6%. Siswa yang
memperoleh nilai 1 berjumlah berjumlah 8 siswa dengan perolehan persantase 32%. 1 1 Frekuensi Frekuensi Frekuensi 3 Gambar 1. Diagram Kemampuan Membacakan Berita Sebelum Indikator I Intonasi b. Kemampuan Membacakan Berita Sebelum Menggunakan Model Think Pair Indikator II Lafal Skor pada indikator II lafal yang diperoleh siswa yaitu. siswa yang memperoleh kualifikasi sempurna, sebanyak siswa dengan perolehan persantase %. Siswa yang memperoleh kualifikasi lebih dari cukup 13 siswa dengan perolehan persantase 2%. Siswa yang memperoleh kualifikasi kurang sekali 7 siswa persantase 28%. dengan perolehan 3 1 1 Gambar 2. Diagram Kemampuan Membacakan Berita Sebelum Aspek II Lafal c. Kemampuan Membacakan Berita Sebelum Menggunakan Model Think Pair And Share (TPS) Siswa Kelas XI Kabupaten Dharmasraya untuk Indikator III Sikap Pembaca Yang Baik Skor pada indikator III sikap pembaca yang baik yang diperoleh siswa yaitu Siswa yang memperoleh kualifikasi sempurna, sebanyak siswa dengan perolehan persentase %. Siswa yang memperoleh kualifikasi lebih dari cukup 16 siswa dengan perolehan persentase 64%. Siswa yang memperoleh kualifikasi kurang sekali 4 siswa dengan perolehan persentase 16%. 3 1 1
Frekuensi Frekuensi Gambar 3. Diagram Kemampuan Membacakan Berita Sebelum Indikator III Sikap Pembaca Yang Baik 2. Kemampuan Membacakan Berita Sesudah Menggunakan Model Think Pair Kabupaten Dharmasraya Pada bagian subbab ini akan dianalisis data kemampuan membacakan berita sesudah menggunakan model think pair and share (TPS) siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 2 Koto Baru Kabupaten Dharmasraya dilihat dari indikator intonasi, lafal dan sikap pembaca yang baik. a. Kemampuan Membacakan Berita Sesudah Menggunakan Model Think Pair Indikator I Intonasi Skor pada indikator 1 intonasi yang diperoleh siswa yaitu siswa yang memperoleh kualifikasi sempurna, sebanyak 16 siswa dengan perolehan persentase 64%. Siswa yang memperoleh kualifikasi lebih dari cukup 7 siswa dengan perolehan persentase 28%. Siswa yang memperoleh kualifikasi kurang sekali 2 siswa dengan perolehan persentase 8%. 3 1 1 Gambar 4. Diagram Kemampuan Membacakan Berita Sesudah Indikator II Intonasi b. Kemampuan Membacakan Berita Sesudah Menggunakan Model Think Pair Indikator II Lafal Skor pada indikator II lafal yang diperoleh siswa yaitu siswa yang memperoleh kualifikasi sempurna, sebanyak 11 siswa dengan perolehan persentase 44%. Siswa yang memperoleh kualifikasi lebih dari cukup 11 siswa dengan perolehan persentase 44%. Siswa yang memperoleh kualifikasi kurang sekali 3 siswa dengan perolehan persentase 12%. 3 1 1
Frekuensi Gambar. Diagram Kemampuan Membacakan Berita Sesudah Indikator II Lafal c. Kemampuan Membacakan Berita Sesudah Menggunakan Model Think Pair Indikator III Sikap Pembaca Yang Baik Skor pada indikator III sikap pembaca yang baik yang diperoleh siswa yaitu siswa yang memperoleh kualifikasi sempurna, sebanyak 13 siswa dengan perolehan persentase 2%. Siswa yang memperoleh kualifikasi lebih dari cukup 11 siswa dengan perolehan persentase 44%. Siswa yang memperoleh kualifikasi kurang 1 siswa dengan perolehan persentase 4%. 3 1 1 Gambar 6. Diagram Kemampuan Membacakan Berita Sesudah Indikator III Sikap Pembaca Yang Baik 3. Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair and Share (TPS) terhadap Kemampuan Membacakan Berita Siswa Kelas XI SMA Negeri 2 Koto Baru Kabupaten Dharmasraya Berdasarkan nilai kemampuan membacakan berita dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think pair and share (TPS) dalam pembelajaran membacakan berita siswa sangat baik. Hal ini terbukti dari hasil kemampuan membacakan berita siswa sesudah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think pair and share (TPS) lebih tinggi dari siswa yang sebelum menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think pair and share (TPS). Tabel 1. Perbandingan Sebelum dan Sesudah Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair and Share (TPS) terhadap Kemampuan Membacakan Berita Siswa Kelas XI SMA Negeri 2 Koto Baru. Kelompok N 1 ΣX 1 Ratarata X 1 Pretest 1711,11 68,44 Kelompok N 1 ΣX 2 Ratarata X 2 Postest 33,34 81,33 KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan pada bab IV dapat disimpulkan tiga hal berikut ini. Pertama, kemampuan
membacakan berita siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 2 Koto Baru Kabupaten Dharmasraya sebelum menggunakan model think pair and share (TPS) memperoleh nilai rata-rata 68,33 berada pada rentang 66-7% dengan klasifikasi Lebih dari Cukup. Kedua, kemampuan membacakan berita siswa kelas XI Kabupaten Dharmasraya sesudah menggunakan model think pair and share (TPS) memperoleh nilai rata-rata 81,33 berada pada rentang 76-8% dengan klasifikasi Baik. Ketiga, berdasarkan hasil uji-t disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan model think pair and share (TPS) terhadap kemampuan membacakan berita siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 2 Koto Baru Kabupaten Dharmasraya, karena t hitung >t tabel (3,23>1,71). Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian, maka dikemukakan saran-saran sebagai berikut. Pertama, disarankan pada siswa kelas XI SMA Negeri 2 Koto Baru Kabupaten Dharmasraya untuk lebih banyak berlatih membaca, baik di sekolah maupun di luar sekolah agar kemampuan membaca lebih baik lagi. Kedua, guru mata pelajaran Bahasa Indonesia SMA Negeri 2 Koto Baru dalam proses pembelajaran dapat menggunakan model think pair and share (TPS) untuk mewujudkan kemampuan membacakan berita siswa kelas XI SMA Negeri 2 Koto Baru Kabupaten Dharmasraya. Ketiga, peneliti lain sebagai masukan dan bahan perbandingan dalam melakukan penelitian yang berkaitan dengan kemampuan, terutama kemampuan membacakan berita. DAFTAR PUSTAKA Departemen Pendidikan Nasional. 6. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas. Istarani. 11. 8 Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media Persada. Oramahi, Hasan Asy ari. 12. Jurnalistik Radio Kiat Menulis Berita. Jakarta. PT.Gelora Aksara Pratama Sugiyono. 8. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta Bandung.1Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta Bandung Sumadiria, Haris.. Jurnalistik Indonesia Menulis Berita dan Feature. Bandung: Simbiora Rekatama Media Tarigan, Hendry Guntur. 8. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahas. Bandung: Angkasa