PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CIRCUIT LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF PERSUASI SISWA KELAS X SMA N 1 TIMPEH KABUPATEN DHARMASRAYA Afnizar Pustipa Alvia 1,Lira Hayu Afdetis Mana 2, Asri Wahyuni Sari 2 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat afnizarpustipa1995@gmail.com ABSTRACT Backgrounds of the research were that students got difficulties to determine the topic and develop it into paragraph; the sentences and language standardization were ineffective and appropriate; students were lack of reading because of lack of motivation; students were lack of determining the diction; and teachers tended to explain the materials and straightly to give the assignment. It was a quantitative research with experiment method that is One Grup Pretest-Posttest Design. Population was all students at class X SMAN 1 Timpeh, Dharmasraya Regency registered in Academic Year 2016/2017 for 119 students. Sampling class was students of class X.3 for 25 students. Based on the research result firstly, the mean of writing ability of persuasive paragraph at class X SMAN 1 Timpeh, Dharmasraya regency before implementing the learning model of circuit learning is 62.32 on the range 56-65% with fair qualification (C). The mean of writing ability of persuasive paragraph at class X SMAN 1 Timpeh, Dharmasraya regency after implementing the learning model of circuit learning is 69.66 on the range 66-75% with more than fair (LdC). Thirdly, there is a significant effect on implementing learning model of circuit learning on the topic writing persuasive paragraph at class X SMAN 1 Timpeh, Dharmasraya regency where tcount (2,45) > table (1,71). H 1 is accepted and H 0 is rejected. There is an effect of learning model of circuit learning towards writing persuasive paragraph. Keywords: Learning Model Circuit Learning, Paragraph Persuasive. PENDAHULUAN Permasalahan yang dihadapi dalam penelitian ini adalah. Pertama, siswa mengalami kesulitan dalam menentukan topik dan mengembangkannya menjadi sebuah paragraf. Kedua, kalimat yang digunakan belum efektif dan penggunaan EYD nya masih kurang tepat. Ketiga, siswa kurang membaca karena kurangnya motivasi dari diri siswa tersebut. Keempat, siswa sulit dalam menentukan diksi (pilihan kata). Kelima, guru lebih sering menjelaskan materi dan langsung penugasan. Sehubungan dengan permasalahan yang dihadapi dalam
menulis paragraf persuasi, yang dapat membantu siswa dalam menyelesaikan permasalahan tersebut adalah model pembelajaran circuit learning. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut ini. Pertama,mendeskripsikan kemampuan menulis paragraf persuasi siswa kelas X SMA N 1 Timpeh sebelum menggunakan model pembelajaran circuit learning. Kedua, mendeskripsikan kemampuan menulis paragraf persuasi siswa kelas X SMA N 1 Timpeh sesudah menggunakan model pembelajaran circuit learning. Ketiga, mendeskripsikan pengaruh model pembelajaran circuit learning terhadap pada siswa kelas X SMA N 1 Timpeh Kabupaten Dharmasraya. Rencana pemecahan masalah ini menggunakan model pembelajaran terhadap kemampuan menulis paragraf persuasi siswa kelas X SMAN 1 Timpeh Kabupaten Dharmasraya yaitu model pembelajaran circuit learning. Menurut Huda (2014:311), model circuit learning merupakan strategi pembelajaran yang memaksimalkan pemberdayaan pikiran dan perasaan dengan pola penambahan (adding) dan pengulangan (repetition). Strategi ini biasanya dimulai dari tanya jawab tentang topik yang dipelajari, penyajian peta konsep, penjelasan mengenai peta konsep, pembagian ke dalam beberapa kelompok, pengisian lembar kerja siswa disertai dengan peta konsep, penjelasan tentang tata cara pengisian, pelaksanaan presentasi kelompok, dan pemberian reward atau pujian. Cara pembelajaran seperti ini akan lebih cepat dipahami siswa. Dalam pembelajaran circuit learning terdapat langkah-langkah terdapat tiga tahap. Tahap pertama, Persiapan: 1) Melakukan apersepsi, 2) menjelaskan
tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh siswa dalam pembelajaran hari ini, dan 3) menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan. Tahap kedua, Kegiatan Inti: 1) melakukan tanya jawab tentang topik yang dibahas, 2) menempelkan gambar tentang topik tersebut di papan tulis, 3) mengajukan pertanyaan tentang gambar yang ditempel, 4) menempelkan peta konsep yang telah dibuat, 5) menjelaskan peta konsep yang ditempel, 6) membagi siswa menjadi beberapa kelompok, 7) memberikan lembar kerja kepada setiap kelompok, 8) menjelaskan bahwa setiap kelompok harus mengisi lembar kerja siswa dan mengisi bagian dari peta konsep sesuai dengan bahasa mereka sendiri, 9) menjelaskan bahwa bagain peta konsep yang mereka kerjakan akan dipresentasikan, 10) melaksanakan presentasi bagian peta konsep yang telah dikerjakan, 11) memberikan penguatan berupa pujian atau hadiah atas hasil presentasi yang bagus serta memberikan semangat kepada mereka yang belum dapat pujian atau hadiah untuk berusaha lebih giat lagi, dan 12)menjelaskan kembali hasil diskusi siswa tersebut agar wawasan siswa menjadi lebih luas. Tahap ketiga, Penutup: 1) memancing siswa untuk untuk membuat rangkuman, 2) melakukan penilaian terhadap hasil kerja siswa. Menurut Atmazaki (2007:95) mengemukakan bahwa persuasi sama dengan bujukan, ajakan, atau rayuan. Seseorang yang menginginkan agar idenya diikuti orang lain maka ia akan berusaha mempersuasi orang itu dengan kata-kata dan kalimat yang meyakinkan. Selanjutnya Menurut Atmazaki (2007: 95-96) paragraf persuasi yang baik, setidaknya, memperlihatkan empat ciri, yaitu. Pertama, berisi ajakan. Kedua,
berisi data dan fakta. Ketiga, memiliki kalimat yang logis, dan Keempat, dapat dipercaya. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Menurut Sugiyono (2014:7) penelitian kuantitatif adalah penelitian yang ilmiah karena telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu kongkrit/empiris, objektif, terukur, rasional, dan sistematis. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen jenis pre-experimental design. Menurut Sugiyono (2014:74) penelitian eksperimen jenis preexperimental desain ini belum merupakan eksperimen sungguhsungguh, karena masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen. Rancangan penelitian eksperimen ini berupaya mengungkapkan hubungan sebab akibat (kausal). Rancangan penelitian yang digunakan yaitu one group pretest-posttest design. Menurut Sugiyono (2013:74), dalam rancangan one group pretest-posttest design pada mulanya dilakukan pretest tanpa diberikan perlakuan. Kemudian diberi perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran circuit learning, setelah dilakukan Posttest. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA N 1 Timpeh. Siswa kelas X SMA N 1 Timpeh tahun ajaran 2016/2017 terdiri dari lima kelas dengan jumlah 119 siswa. Menurut Sugiyono (2011:117), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Penelitian ini memiliki dua variabel, yaitu variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y). Variabel bebas (X)
dalam penelitian ini adalah model pembelajaran circuitlearning dan variabel terikat (Y) dalam penelitian ini adalah kemampuan menulis paragraf persuasi. Data dalam penelitian ini ada dua. Pertama, skor dari hasil tes awal (pretest) menulis teks eksposisi sebelum menggunakan model pembelajaran circuit learning. Kedua, skor dari hasil tes akhir (posttest) menulis paragraf persuasi sesudah menggunakan model pembelajaran circuit learning. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan tiga kali pertemuan. Pertemuan Pertama, (1) siswa diberikan pretest (tes awal) menulis paragraf persuasi sebelum menggunakan model pembelajaran circuit learning dengan tema Lingkungan. (2) setelah selesai lembaran kerja siswa dikumpulkan kemudian diperiksa sesuai dengan indikator yang ditetapkan sebelumnya. Pertemuan Kedua,(1) guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh siswa. (2) menyampaikan cakupan materi yaitu pengertian paragraf persuasi, ciri-ciri paragraf persuasi dan langkah-langkah menulis paragraf persuasi. (3) penjelasan uraian kegiatan. (4) guru melakukan tanya jawab tentang topik yang dibahas (dampak merokok bagi kesehatan). (5) guru menempelkan gambar tentang topik (dampak merokok bagi kesehatan) di papan tulis. (6) guru mengajukan pertanyaan tentang gambar yang ditempel. (7) guru menempelkan peta konsep yang telah dibuat (sesuai dengan gambar). (8) guru menjelaskan peta konsep yang ditempel (zat yang terkandung dalam rokok, dampak negartif rokok, dan cara mencegah ketergantungan rokok). (9)guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok (5 kelompok) dan memberikan lembar kerja
kepada setiap kelompok, (10) guru menjelaskan bahwa setiap kelompok harus mengisi lembar kerja dan mengisi bagian dari peta konsep sesuai dengan bahasa mereka sendiri, (11) guru menjelaskan bahwa bagian peta konsep yang mereka kerjakan akan dipresentasikan. (12) guru dan siswa melaksanakan presentasi bagian peta konsep yang telah dikerjakan dan guru memberikan penguatan berupa pujian atau hadiah atas hasil presentasi yang bagus. (13) guru memancing siswa untuk untuk membuat rangkuman, guru melakukan penilaian terhadap hasil kerja siswa. Pertemuan Ketiga,(1) guru memberikan posttest (tes akhir) menulis paragraf persuasi dengan tema Narkoba. (2) guru mengumpulkan lembaran hasil kerja posttest (tes akhir) siswa, kemudian diperiksa sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan. Teknik analisis data yang digunakan yaitu sebgai berikut. Pertama, mengoreksi dan memberikan skor hasil tulisan siswa susuai dengan indikator yang telah ditetapkan dengan deskriptor penilaian. Kedua, mencatat skor yang diperoleh siswa pada setiap aspek. Ketiga, mengolah skor dan menentukan nilai masing-masing siswa. Keempat, mencari nilai rata-rata dan mengelompokkan nilai paragraf persuasi sebelum dan sesudah menggunakan model pembelajaran circuit learning siswa kelas X SMA N 1 Timpeh berdasarkan patokan skala 10. Kelima, menafsirkan hasil belajar menulis paragraf persuasi siswa kelas X SMA N 1 Timpeh sebelum dan sesudah menggunakan model circuit learning berdasarkan rata-rata hitung. Keenam, membuat histrogram pengaruh model pembelajaran circuit learning terhadap
siswa kelas X SMA N 1 Timpeh Kabupaten Dharmasraya. Ketujuh, melakukan uji persyaratan analisis data. Kedelapan, melakukan uji hipotesis pengaruh model pembelajaran circuit learning terhadap kemampuan menulis paragraf persuasi. Kesembilan, menganalisis, membahas, dan menyimpulkan hasil penelitian. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan deskripsi data dan analisis data, maka selanjutnya dilakukan pembelajaran lebih lanjut mengenai berikut ini: (1) kemampuan menulis paragraf persuasi sebelum menggunakan model pembelajaran circuit learning siswa kelas X SMAN 1 Timpeh Kabupaten Dharmasraya. (2) Kemampuan menulis paragraf persuasi sesudah menggunakan model pembelajaran circuit learning siswa Dharmasraya. (3) Pengaruh menggunakan menggunakan model pembelajaran circuit learning siswa Dharmasraya. 1. Kemampuan Menulis Paragraf Persuasi sebelum Menggunakan Model Pembelajaran Circuit Learning Siswa Kelas X SMAN 1 Timpeh Kabupaten Dharmasraya (Pretest) Tabel 1. Kemampuan Menulis Paragraf Persuasi sebelum Menggunakan Model Pembelajaran Circuit Learning Siswa Kelas X SMAN 1 Timpeh Kabupaten Dharmasraya (Pretest) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Tingkat Penguasaan Keterangan Frekuensi Persentase 96 100% Sempurna 0 0% 86 95% Baik Sekali 1 4% 76 85% Baik 2 8% 66 75% Lebih dari Cukup 9 36% 56 65% Cukup 6 24% 46 55% Hampir Cukup 5 20% 36 45% Kurang 2 8% 26 35% Kurang Sekali 0 0% 16 25% Buruk 0 0% 0 15% Buruk 0 0%
Sekali Jumlah 25 100% Berdasarkan tabel diatas, maka kemampuan menulis paragarf persuasi sebelum menggunakan model pembelajaran circuit learning siswa Dharmasraya dapat diljelaskan sebagai berikut. Pertama, kemampuan menulis paragraf persuasi siswa tergolong Baik Sekali (BS) dengan nilai berkisar antara 86-95% dengan frekuensi 1 orang (4%). Kedua, kemampuan menulis paragraf persuasi siswa tergolong Baik (B) dengan nilai berkisar antara 76-85% dengan frekuensi 2 orang (8%). Ketiga, siswa tergolong Lebih dari Cukup (LdC) dengan nilai berkisar antara 66-75% dengan frekuensi 9 orang (36%). Keempat, kemampuan menulis paragraf persuasi siswa tergolong Cukup (C) dengan nilai berkisar antara 56-65% dengan frekuensi 6 orang (24%). Kelima, siswa tergolong Hampir Cukup (HC) dengan nilai berkisar antara 45-55% dengan frekuensi 5 orang (20%). Keenam, kemampuan menulis paragraf persuasi siswa tergolong Kurang (K) dengan nilai berkisar antara 36-45% dengan frekuensi 2 orang (8%). Dari data diatas, diperoleh rata-rata hitung (M) yaitu 62,32. Berdasarkan rata-rata hitung tersebut disimpulkan bahwa tingkat kemampuan menulis paragraf persuasi sebelum menggunakan model pembelajaran circuit learning siswa Dharmasraya berada pada rentangan 56-65% yaitu klasifikasi Cukup (C).
Sempurna Baik sekali Baik Lebih dari Cukup Cukup Hampir Cukup Kurang Kurang Sekali Buruk Buruk Sekali frekuensi 27 24 21 18 15 12 9 6 3 0 Kualifikasi Diagram 1. Kemampuan Menulis Paragraf Persuasi sebelum Menggunakan Model Pembelajaran Circuit Learning Siswa Kelas X SMAN 1 Timpeh Kabupaten Dharmasraya (Pretest) 2. Kemampuan Menulis Paragraf Persuasi sesudah Menggunakan Model Pembelajaran Circuit Learning Siswa Kelas X SMAN 1 Timpeh Kabupaten Dharmasraya (Posttest) Tabel 2. Kemampuan Menulis Paragraf Persuasi sesudah Menggunakan Model Pembelajaran Circuit Learning Siswa Kelas X SMAN 1 Timpeh Kabupaten Dharmasraya (Posttest) No Tingkat Penguasaan Keterangan Frekuensi Persentase 1 96 100% Sempurna 0 0% 2 86 95% Baik Sekali 5 20% 3 76 85% Baik 3 12% 4 Lebih dari 66 75% Cukup 8 32% 5 56 65% Cukup 4 16% 6 Hampir 46 55% Cukup 4 16% 7 36 45% Kurang 1 4% 8 Kurang 26 35% Sekali 0 0% 9 16 25% Buruk 0 0% 10 Buruk 0 15% Sekali 0 0% Jumlah 25 100% Berdasarkan tabel diatas, maka kemampuan menulis paragarf persuasi sesudah menggunakan model pembelajaran circuit learning siswa Dharmasraya dapat diljelaskan sebagai berikut. Pertama, kemampuan menulis paragraf persuasi siswa tergolong Baik Sekali (BS) dengan nilai berkisar antara 86-95% dengan frekuensi 5 orang (20%). Kedua, kemampuan menulis paragraf
Sempurna Baik sekali Baik Lebih dari Cukup Cukup Hampir Cukup Kurang Kurang Sekali Buruk Buruk Sekali frekuensi persuasi siswa tergolong Baik (B) dengan nilai berkisar antara 76-85% dengan frekuensi 3 orang (12%). Ketiga, siswa tergolong Lebih dari Cukup (LdC) dengan nilai berkisar antara 66-75% dengan frekuensi 8 orang (32%). Keempat, kemampuan menulis paragraf persuasi siswa tergolong Cukup (C) dengan nilai berkisar antara 56-65% dengan frekuensi 4 orang (16%). Kelima, siswa tergolong Hampir Cukup (HC) dengan nilai berkisar antara 45-55% dengan frekuensi 4 orang (16%). Keenam, kemampuan menulis paragraf persuasi siswa tergolong Kurang (K) dengan nilai berkisar antara 36-45% dengan frekuensi 1 orang (4%). Dari data diatas, diperoleh rata-rata hitung (M) yaitu 69,66. Berdasarkan rata-rata hitung tersebut disimpulkan bahwa tingkat sebelum menggunakan model pembelajaran circuit learning siswa Dharmasraya berada pada rentangan 66-75% yaitu klasifikasi Lebih Cukup(LdC). 27 24 21 18 15 12 9 6 3 0 Kualifikasi Diagram 2. Kemampuan Menulis Paragraf Persuasi sesudah Menggunakan Model Pembelajaran Circuit Learning Siswa Kelas X SMAN 1 Timpeh Kabupaten Dharmasraya (Posttest)
3. Pengaruh Model Pembelajaran Circuit Laerning Terhadap Kemampuan Menulis Paragraf Persuasi Siswa Kelas X SMAN 1 Timpeh Kabupaten Dharmasraya. Berdasarkan nilai kemampuan menulis paragraf persuasi sesudah menggunakan model pembelajaran circuit learning baik. hal ini terbukti dari hasil kemampuan menulis paragraf persuasi siswa dengan tema narkoba setelah mendapat perlakuan penggunaan model pembelajaran circuit learning. hal ini dapat diihat dari hasil pengujian normalitas data, homogenitas data dan uji penelitian hipotesis, untuk pengujian normal L 0 lebih kecil dari L t (0,1352< 0,173), ini berarti hasil belajar siswa berdistribusi normal. Berdasarkan uji homogenitas tersebut disimpulkan bahwa F hitung 1,40 dan F tabel 1,96 pada tariff signifikan 0,05 untuk n=25 diperoleh angka 1,96. Maka, mempunyai variansi yang homogen karena F hitung < F tabel (1,40 < 1,96). Selanjutnya, dilihat dari hasil uji-t disimpulkan bahwa hipotesis alternative (H 1 ) diterima pada taraf 0,05 dan dk= n-1= (25-1)= 24 karena t hitung < t tabel (2,45 > 1,71). Dengan kata lain, penerapan model pembelajaran circuit learning berpengaruh terhadap kemampuan menulis paragaraf persuasi siswa kelas X SMAN 1 Timpeh Kabupaten Dharmasraya. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasa dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan terhadap penggunaan model pembelajaran circuit learning siswa Dharmasraya karena t hitung < t tabel (2,45 > 1,71). jadi dapat disimpulkan bahwa siswa kelas X SMAN 1 Timpeh Kabupaten Dharmasraya sesudah menggunakan model pembelajaran
circuit learning lebih baik daripada sebelum mneggunakan model pembelajaran circuit learning. DAFTAR PUSTAKA Atmazaki. 2007. Kiat-kiat Mengarang dan Menyunting. Padang: UNP Press. Huda, Miftahul. 2014. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran: Isu- Isu Metodis dan Paradigmatis. Jakarta: Pustaka Pelajar. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta