KOMODITAS HORTIKULTURA UNGGULAN DI KABUPATEN SEMARANG (PENDEKATAN LQ DAN SURPLUS PRODUKSI)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VI SASARAN PEMBANGUNAN HORTIKULTURA

Republik Indonesia. SURVEI HARGA PEDESAAN Subsektor Tanaman Hortikultura (Metode NP)

2. TANAMAN PANGAN 2.1. Luas Tanam (Ha) Komoditi Tanaman Pangan Kabupaten Luwu, tahun

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. bujur timur. Wilayahnya sangat strategis karena dilewati Jalur Pantai Utara yang

Tabel Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Sayuran Tahun

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS LOCATION QUOTIENT (LQ) AGROPOLITAN PONCOKUSUMO

LUAS TAMBAH TANAM SAYUR BUAH SEMUSIM (SBS) TAHUN 2015 LUAS PANEN SAYUR BUAH SEMUSIM (SBS) TAHUN 2015

A. Realisasi Keuangan

Tabel Lampiran 39. Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Bawang Merah Menurut Propinsi

Pedoman Pengumpulan Data Hortikultura L-5

KATA SAMBUTAN. Dalam era ali ini situasi moneter. bertindak cep. Ungaran, Desember 2015 BAPPEDA KABUPATEN SEMARANG Kepala,

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang


Katalog BPS :

KERJASAMA BAPPEDA KABUPATEN SEMARANG BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SEMARANG

TINJAUAN PUSTAKA. daerahnya masing-masing. Oleh karena itu tiap daerah sudah lebih bebas dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sayuran merupakan salah satu komoditas unggulan karena memiliki nilai

Perkembangan Ekonomi Makro

I. PENDAHULUAN. 1 Kementerian Pertanian Kontribusi Pertanian Terhadap Sektor PDB.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Analisis PDB Sektor Pertanian Tahun 2015

PENENTUAN KOMODITI BASIS SUB SEKTOR TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA DI KABUPATEN PASER

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I PENDAHULUAN Latar Belakang

(Isian dalam Bilangan Bulat) KAB./KOTA : LEBAK 0 2 Tahun 2017 Luas Luas Luas Luas

PERAN DAN IDENTIFIKASI KOMODITAS PERTANIAN UNGGULAN DI KABUPATEN WONOGIRI

I. PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia. Oleh karena itu sektor pertanian di Indonesia perlu

Tabel 4.22 Peringkat Sub Sektor Pertanian Tanaman Pangan. Sub Komoditas Tanaman Pangan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia akan terlindas oleh era globalisasi dan perdagangan bebas.

I. PENDAHULUAN. pelestarian keseimbangan lingkungan. Namun pada masa yang akan datang,

VII. KOMODITAS UNGGULAN DI KABUPATEN BOGOR

LAMPIRAN 1. Tanda tangan,

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Prosiding SNaPP2012: Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisikan latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan.

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi perdagangan memberikan peluang. peluang karena pasar komoditas akan semakin luas sejalan dengan

Statistik Konsumsi Pangan 2012 KATA PENGANTAR


IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Banjarnegara terletak antara 7⁰12 7⁰31 Lintang Selatan dan

Tahun Bawang

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

I PENDAHULUAN * Keterangan : *Angka ramalan PDB berdasarkan harga berlaku Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura (2010) 1

BAB V PERTANIAN. Kabupaten Tegal Dalam Angka

BAB I PENDAHULUAN. pencaharian sebagai petani. Hal ini ditunjang dari banyaknya lahan kosong yang

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI KOTA PURWODADI NOVEMBER 2016 INFLASI 0,38 PERSEN

ANALISIS KOMODITAS UNGGULAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA DI KABUPATEN MEMPAWAH. Universitas Tanjungpura Pontianak.

Konsumsi Buah Dan Sayur Susenas Maret Dalam rangka Hari Gizi Nasional, 25 Januari 2017

Analisis Potensi Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian Dalam Pembangunan Wilayah Di Kabupaten Sleman (Pendekatan Location Qoutient dan Shift Share)

Analisis PDB Sektor Pertanian Tahun 2014

DASAR-DASAR HORTIKULTURA

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI KOTA PURWODADI FEBRUARI 2017 INFLASI 0,45 PERSEN

Analisis PDB Sektor Pertanian Tahun 2013

IV. KEDAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN. Wilayah Kabupaten Sleman terbentang mulai 110 o sampai dengan

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISIS PENENTUAN LOKASI TERMINAL AGRIBISNIS HORTIKULTURA DI KABUPATEN GORONTALO JURNAL ILMIAH ALFIRA HADJU

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Agribisnis menurut Arsyad dalam Firdaus (2008:7) adalah suatu kesatuan

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

I. PENDAHULUAN. penting bagi perkembangan perekonomian nasional di Indonesia. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. merupakan negara yang sangat mendukung untuk pengembangan agribisnis

Lampiran 2. Impor Komoditi Pertanian (Dalam Volume Impor) Sub Sektor Jan-Nov 2007 Jan-Nov 2008 % 2008 Thd 2007

Republik Indonesia. SURVEI HARGA PERDESAAN (Subsektor Hortikultura) PERHATIAN

Perkembangan Hortikultura Dunia dan Indonesia. Agronomi & Hortikultura

Bab 5 H O R T I K U L T U R A

IDENTIFIKASI POTENSI KOMODITI PERTANIAN UNGGULAN DALAM PENERAPAN KONSEP AGROPOLITAN DI KECAMATAN PONCOKUSUMO, KABUPATEN MALANG

Programa Penyuluhan Kab.Bangka


BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara agraris yang subur tanahnya dan berada di

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG

BUPATI SEMARANG. KEPUTUSAN BUPATI SEMARANG Nomor : 050 / 0330 / 2011 TENTANG

30% Pertanian 0% TAHUN

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Sebaran Struktur PDB Indonesia Menurut Lapangan Usahanya Tahun

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional.hal ini dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sumber mata pencarian mayoritas penduduknya. Dengan demikian,

Pada bulan Maret 2016 Perkembangan harga berbagai komoditas sangat bervariatif. Berdasarkan hasil pemantauan BPS Kabupaten Magelang, pada bulan Maret

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

Analisis keterkaitan sektor tanaman bahan makanan terhadap sektor perekonomian lain di kabupaten Sragen dengan pendekatan analisis input output Oleh :

DATA SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR SAMPAI DENGAN SEMESTER I TAHUN 2016

KOMODITI TANAMAN BAHAN MAKANAN DALAM PENGEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI

Tabel/Table 1.4 Luas Panen, Produksi dan Rata-Rata Produksi Tanaman Buah - Buahan Harvest Area, Production and yield Rate of Fruits Tahun/ Year 2013

POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS KOMODITAS PERTANIAN DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DI KABUPATEN KARANGANYAR

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

Pada bulan Perkembangan harga berbagai komoditas bervariatif. Berdasarkan hasil pemantauan BPS Kabupaten Magelang, pada bulan terjadi deflasi sebesar

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pemahaman masyarakat terhadap pentingnya pola hidup sehat semakin

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Gamping Kabupaten Sleman ini dilakukan terhadap 117 orang responden yang

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI KOTA PURWODADI JUNI 2016 INFLASI 0,66 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI KOTA PURWODADI APRIL 2016 DEFLASI 0,40 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN DESEMBER 2016

Katalog BPS:

Kuesioner Food Frekuensi Semi Kuantitatif. 1-2x /mgg. 2 minggu sekali

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI SUKOHARJO BULAN JANUARI 2016 INFLASI 0,49 PERSEN

DATA JUMLAH POHON, POHON PANEN, PRODUKSI,PROVITAS DAN HARGA TANAMAN BUAH-BUAHAN TAHUNAN DI PACITAN TAHUN 2010

1. PERTANIAN, KEHUTANAN, KELAUTAN, PERIKANAN, PETERNAKAN & PERKEBUNAN. Tabel 1.1.1C

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP)

IDENTIFIKASI KOMODITAS UNGGULAN DI KAWASAN AGROPOLITAN KABUPATEN PASAMAN

Pada bulan Agustus Perkembangan harga berbagai komoditas sangat bervariasi. Berdasarkan hasil pemantauan BPS Kabupaten Magelang, pada bulan Agustus te

Transkripsi:

KOMODITAS HORTIKULTURA UNGGULAN DI KABUPATEN SEMARANG (PENDEKATAN DAN SURPLUS PRODUKSI) Eka Dewi Nurjayanti, Endah Subekti Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Wahid Hasyim Jl. Menoreh Tengah X/22, Sampangan, Semarang 50236 Email ekadewi2107@gmail.com Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi komoditas hortikultura unggulan di Kabupaten Semarang dan mengetahui peran komoditas unggulan tersebut terhadap perekonomian wilayah Kabupaten Semarang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitis dengan menggunakan metode analisis Location Quotient (), dan Surplus Produksi. Data yang digunakan berupa data produksi komoditas hortikultura Kabupaten Semarang dan nilai produksi komoditas hortikultura setiap kecamatan di Kabupaten Semarang periode tahun 2014. Komoditas hortikultura unggulan di Kabupaten Semarang terdiri dari sayur-sayuran, buah-buahan, dan tanaman hias. Berdasarkan analisis Location Quotient, diketahui bahwa jenis komoditas sayur-sayuran unggulan yang banyak diusahakan pada setiap kecamatan di Kabupaten Semarang adalah petai, terong, sawi, kubis, melinjo, kangkung, bawang daun, cabai, dan bayam. Untuk jenis komoditas buah-buahan unggulan adalah mangga, rambutan, pepaya, sirsat, jambu biji, durian, pisang, nanas, sukun, salak, dan jambu air. Sedangkan komoditas tanaman hias unggulan meliputi mawar, sedap malam, gladiol, dan krisan. Surplus produksi terbesar berasal dari komoditas pertsai/sawi sebanyak 17.365 kuintal, sedangkan surplus produksi terkecil berasal dari komoditas sirsat sebanyak 2 kuintal. Kata kunci hortikultura, komoditas,, unggulan 1. PENDAHULUAN Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan memberikan kontribusi dalam pembentukan PDRB Kabupaten Semarang sebesar 12,09% pada tahun 2014. Sektor ini menempati posisi ketiga setelah sektor Industri Pengolahan (40,14%) dan sektor Konstruksi (13,345). Subsektor Tanaman Hortikultura merupakan penyumbang terbesar terhadap sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan, yaitu sebesar 30,01% dari seluruh nilai tambah pertanian (BPS, 2015). Peningkatan beragam jenis komoditas hortikultura ditunjang dengan semakin pesatnya kemajuan di bidang teknologi pertanian. Hal ini dapat menambah peluang diversifikasi produk hortikultura yang berkualitas ekspor. Kabupaten Semarang, sebagai salah satu sentra produksi hasil pertanian, mempunyai potensi alam yang mendukung kegiatan pertanian terutama tanaman hortikultura. Potensi tersebut dapat dimanfaatkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Semarang untuk membangun daerahnya berlandaskan pada prinsip keunggulan kompetitif yang berdasarkan pada komoditas pertanian unggulan daerah. Analisis atas masing-masing komoditas lebih mudah baik dari aspek produksi maupun aspek pemasarannya, karena literatur ilmiah maupun penyampaian informasi sering dilaksanakan atas dasar komoditas atau sektor (Tarigan, 2015). Adanya informasi mengenai komoditas-komoditas pertanian unggulan dan menyebarannya akan mempermudah Pemerintah Daerah dalam menyusun kebijakan pembangunan yang terkait dengan pembangunan sektor pertanian. Berbagai kebijakan tersebut diharapkan dapat meningkatkan peran dan kontribusi sektor pertanian terhadap perekonomian wilayah. Berdasarkan berbagai hal tersebut maka dapat disusun rumusan masalah sebagai berikut 1. Komoditas hortikultura apakah yang menjadi komoditas unggulan di Kabupaten Semarang? 2. Bagaimana peran komoditas hortikultura unggulan terhadap perekonomian wilayah Kabupaten Semarang? 2. METODOLOGI Metode deskriptif analitis digunakan sebagai metode dasar dalam penelitian ini. Adapun dalam penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive dengan pertimbangan bahwa Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan selama tahun 2012 2014 mengalami laju pertumbuhan riil 98

F.19 yang meningkat setiap tahunnya. Menurut data BPS (2015) pada tahun 2012 sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan mempunyai laju pertumbuhan riil sebesar 1,69%, meningkat pada tahun 2013 sebesar 1,77%, dan kembali meningkat 1,96% pada tahun 2014. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Semarang, BAPPEDA Kabupaten Semarang, dan Dinas Pertanian, Perikanan, dan Pangan Kabupaten Semarang. Data yang digunakan berupa data produksi komoditas pertanian Kabupaten Semarang dan Provinsi Jawa Tengah tahun 2014. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi 2.1 Analisis Komoditas Hortikultura Unggulan Untuk menentukan komoditas hortikultura digunakan metode Location Quotient (). adalah suatu indeks yang membandingkan pangsa suatu wilayah untuk suatu aktivitas tertentu dengan pangsa suatu wilayah untuk fenomena agregat. menggambarkan keunggulan komparatif memproduksi suatu komoditas di suatu wilayah (Saragih, 2015). Persamaan adalah sebagai berikut (1) Keterangan ki kt Ki Kt > < Indeks Location Quotient komoditas hortikultura i Nilai produksi/output komoditas hortikultura i pada tingkat Kabupaten Nilai produksi/output total komoditas hortikultura i pada tingkat Kabupaten Nilai produksi/output komoditas hortikultura i pada tingkat Provinsi Nilai produksi/output total komoditas hortikultura i pada tingkat Provinsi 1 maka komoditas hortikultura tersebut merupakan komoditas unggulan yang dapat memenuhi kebutuhan daerahnya sendiri dan diekspor ke daerah lain. 1 maka komoditas hortikultura tersebut bukan merupakan komoditas unggulan. (Budiharsono, 2001). 2.2 Peran Komoditas Hortikultura Peran komoditas hortikultura terhadap perekonomian wilayah Kabupaten Semarang dapat diketahui melalui surplus produksi yang diberikan. Besarnya surplus produksi diketahui dengan persamaan berikut = (Si/S) (Ni/N) Si (2) Keterangan Si S Ni N = = (Budiharsono, 2001). Surplus produksi Nilai produksi/output komoditas hortikultura i pada tingkat Kabupaten Nilai produksi/output total komoditas hortikultura i pada tingkat Kabupaten Nilai produksi/output komoditas hortikultura i pada tingkat Provinsi Nilai produksi/output total komoditas hortikultura i pada tingkat Provinsi + komoditi pertanian tersebut selain dapat memenuhi kebutuhan masyarakat setempat juga dapat memenuhi kebutuhan masyarakat lain. komoditi pertanian tersebut masih kurang dalam memenuhi kebutuhan masyarakat setempat dan perlu dibeli dari kabupaten lain. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Nilai produksi komoditas pertanian yang nilainya relatif besar di suatu wilayah kecamatan merupakan komoditas pertanian unggulan di wilayah kecamatan tersebut. Informasi terkait komoditas unggulan pada setiap kecamatan tersebut menjadi penting untuk pembangunan potensi kecamatan tersebut. Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui bahwa masing-masing kecamatan di Kabupaten Semarang mempunyai komoditas hortikultura unggulan yang berbeda-beda. Kecamatan Ambarawa mempunyai komoditas hortikultura unggulan terbesar yaitu 16 komoditas sedangkan Kecamatan Bancak tidak mempunyai komoditas hortikultura unggulan. Komoditas unggulan yang banyak diusahakan di 19 kecamatan yang terdapat di Kabupaten Semarang yaitu Prosiding SNST ke-8 Tahun 2017 Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang 99

a. Sayur-sayuran petai, terong, sawi, kubis, melinjo, kangkung, bawang daun, cabai, bayam b. Buah-buahan mangga, rambutan, pepaya, sirsat, jambu biji, durian, pisang, nanas, sukun, salak, jambu air c. Tanaman hias mawar, sedap malam, gladiol, krisan. Tabel 1. Komoditas Hortikultura Unggulan Tiap Kecamatan di Kabupaten Semarang Tahun 2015 No Kecamatan Jumlah Komoditas Unggulan Komoditas 1 Getasan 7 Cabe Rawit, Kobis, Wortel, Sawi, Terung, Labu Siam, Pisang 2 Tengaran 11 Kobis, Terung, Petai, Alpukat, Rambutan, Duku, Manggis, Jambu Air, Pepaya, Pisang, Salak 3 Susukan 11 Bawang Merah, Ketimun, Tomat, Kacang Panjang, Terung, Mangga, Rambutan, Durian, Pepaya, Pisang 4 Kaliwungu 10 Kacang Panjang, Petai, Melinjo, Rambutan, Jeruk Siam/Keprok, Durian, Sawo, Pepaya, Sirsak, Sukun 5 Suruh 14 Lombok, Kcg. Panjang, Terong, Petai, Melinjo, Alpokat, Mangga, Rambutan, Duku, Jambu Biji, Sawo, pepaya, Nanas, Sirsat 6 Pabelan 11 Kcg. Panjang, Petai, Melinjo, Mangga, Rambutan, Manggis, Jambu Air, Sawo, Pepaya, Pisang, Sirsat 7 Tuntang 9 Petai, Alpokat, Mangga, Rambutan, Jambu Biji, Pepaya, Salak, Sirsat 8 Banyubiru 11 Kobis, Kcg. Panjang, Alpokat, Duku, Durian, Jambu Biji, Pepaya, Nanas, Kelengkeng, Sirsat, Sukun 9 Jambu 5 Melinjo, Alpokat, Durian, Pepaya, Salak 10 Sumowono 10 Lombok, Kobis, Wortel, Tomat, Buncis, Bwg. Daun, Petsai/ Sawi, Terong, Labu Siam, Alpokat 11 Ambarawa 16 Tomat, Petsai/ Sawi, Bayam, Petai, Kangkung, Mangga, Durian, Jambu Air, Jambu Biji, Pepaya, Nanas, Salak, Kelengkeng, Gladiol, Mawar, Sedap Malam 12 Bandungan 13 Ketimun, Tomat, Buncis, Bwg. Daun, Kcg. Panjang, Labu Siam, Bayam, Kangkung, Alpokat, Jeruk, Salak, Kelengkeng, Krisan 13 Bawen 13 Bwg. Daun, Petsai/ Sawi, Kcg. Panjang, Terong, Bayam, Kangkung, Mangga, Durian, Jambu Biji, Sirsat, Sukun, Sedap Malam 14 Bringin 7 Petai, Mangga, Rambutan, Sawo, Pisang, Sirsat, Sukun 15 Bancak 0 0 16 Pringapus 5 Bawang merah, Petai, Mangga, Rambutan, Sirsat 17 Bergas 11 Bwg. Daun, Petsai/ Sawi, Bayam, Petai, Mangga, Rambutan, Jeruk, Jambu Air, Nanas, Sirsat, Sukun 18 Ungaran Barat 13 Bawang merah, Kcg. Panjang, Terong, Bayam, Petai, Kangkung, Rambutan, Manggis, Durian, Jambu Air, Jambu Biji, Pisang, Nanas 19 Ungaran Timur 10 Petai, Alpokat, Mangga, Rambutan, Durian, Jambu Biji, Pepaya, Nanas, Sirsat, Sukun Sumber Analisis Data Perekonomian wilayah Kabupaten Semarang mempunyai beberapa komoditas hortikultura unggulan. Hal ini berarti komoditas tersebut mempunyai kemampuan dalam memenuhi kebutuhan di daerahnya dan di daerah lain (ekspor). Komoditas hortikultura unggulan berperan dalam meningkatkan pendapatan sektor pertanian yang pada akhirnya pengembangan komoditas unggulan tersebut akan meningkatkan komoditas non unggulan dalam otonomi daerah Kabupaten Semarang. 100

F.19 Tabel 2. Komoditas Hortikutura Unggulan di Kabupaten Semarang Tahun 2015 No Jenis Komoditas Nilai 1 Cabai 3,80 2 Kobis 1,04 3 Wortel 1,56 4 Ketimun 2,48 5 Tomat 4,37 6 Buncis 3,95 7 Bwg. Daun 2,30 8 Petsai/ Sawi 5,50 9 Terong 2,64 10 Labu Siam 2,26 11 Bayam 1,99 12 Melinjo 1,05 13 Lobak 19,46 14 Kangkung 1,33 15 Alpokat 4,95 16 Rambutan 1,28 17 Durian 1,80 18 Kelengkeng 7,19 19 Sirsat 1,45 20 Gladiol 1,60 21 Krisan 1,58 Sumber Analisis Data Komoditas hortikultura unggulan terdiri dari sayur-sayuran, buah-buahan, dan tanaman hias. Berdasarkan analisis Location Quotient, diketahui bahwa jenis komoditas sayur-sayuran unggulan yang banyak diusahakan di Kabupaten Semarang adalah lobak, sawi, tomat, buncis, dan cabe. Sedangkan jenis komoditas buah-buahan unggulan yang banyak diusahakan adalah alpukat dan kelengkeng. Untuk komoditas tanaman hias unggulan meliputi gladiol dan krisan (Tabel 2). Kondisi iklim dan topografi wilayah yang sesuai sangat mendukung pengembangan berbagai jenis komoditas hortikultura unggulan tersebut. Tabel 3. Surplus Produksi Komoditas Hortikutura Unggulan di Kabupaten Semarang Tahun 2015 No Jenis Komoditas Surplus Produksi (ku) 1 Cabai 13.448 2 Kobis 698 3 Wortel 1.931 4 Ketimun 258 5 Tomat 5.795 6 Buncis 1.393 7 Bawang Daun 4.822 8 Petsai/ Sawi 17.365 9 Terong 655 10 Labu Siam 1.480 11 Bayam 12 12 Melinjo 10 13 Lobak 70 14 Kangkung 36 15 Alpokat 2.343 16 Rambutan 475 17 Durian 1.604 18 Kelengkeng 1.295 19 Sirsat 2 20 Gladiol (tangkai) 11 21 Krisan (tangkai) 39.509.147 Sumber Analisis Data Prosiding SNST ke-8 Tahun 2017 Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang 101

Berdasarkan Tabel 3 diketahui bahwa surplus produksi terbesar berasal dari komoditas petsai/sawi sebanyak 17.365 kuintal, sedangkan surplus produksi terkecil berasal dari komoditas sirsat sebanyak 2 kuintal. Surplus produksi yang bernilai positif menunjukkan bahwa komoditas hortikultura unggulan mampu diekspor ke luar wilayah Kabupaten Semarang sehingga mampu memberikan kontribusi terhadap pendapatan wilayah Kabupaten. Semakin besar nilai surplus produksi yang dimiliki oleh suatu Kabupaten maka semakin besar pula ekspor komoditas unggulan yang ada di wilayah tersebut. Secara umum surplus produksi di Kabupaten Semarang sebesar 53.690 kuintal. Surplus produksi yang bernilai positif menunjukkan komoditas hortikultura berperan peran dalam meningkatkan pendapatan daerah. 4. KESIMPULAN Kesimpulan yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut a. Komoditas unggulan yang banyak diusahakan di 19 kecamatan yang terdapat di Kabupaten Semarang yaitu Sayur-sayuran Petai, Terong, Sawi, Kubis, Melinjo, Kangkung, Bawang Daun, Cabai, Bayam Buah-buahan Mangga, Rambutan, Pepaya, Sirsat, Jambu Biji, Durian, Pisang, Nanas, Sukun, Salak, Jambu Air Tanaman hias Mawar, Sedap Malam, Gladiol, Krisan b. Surplus produksi terbesar berasal dari komoditas pertsai/sawi sebanyak 17.365 kuintal, sedangkan surplus produksi terkecil berasal dari komoditas sirsat sebanyak 2 kuintal. UCAPAN TERIMA KASIH Penelitian ini didanai oleh Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi melalui skema Hibah Penelitian Dosen Pemula tahun anggaran 2016. DAFTAR PUSTAKA Budiharsono, S. (2001). Teknik Analisis Pembangunan Wilayah Pesisir dan Lautan. PT. Pradnya Paramita. Jakarta. BPS. (2015). Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Samarang Menurut Lapangan Usaha 2010-2014. BPS Kabupaten Semarang. Saragih, Rudiantho. (2015). Perencanaan Wilayah dan Pengembangan Ekonomi Lokal Berbasis Pertanian. Pustaka Pelajar. Yogyakarta. Tarigan, Robinson. (2015). Perencanaan Pembangunan Wilayah. PT. Bumi Aksara, Jakarta. 102