BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan penelitian pengembangan yang telah dilakukan, diperoleh hasil

dokumen-dokumen yang mirip
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. hasil dari masing-masing analisis yang telah dilakukan.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau Research and

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang mengacu learning trajectory dan berorientasi pada kemampuan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdiri dari lima tahap yaitu Analysis (Analisis), Design (Perancangan),

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS EKSPERIMEN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pengembangan dengan model ADDIE (Analysis, Design, Develop, Implement,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kurikulum, dan analisis siswa.

Lampiran A. Lampiran A.1. Kisi Kisi Lembar Penilaian RPP untuk Dosen Ahli. Lampiran A.2. Deskripsi Lembar Penilaian RPP untuk Dosen Ahli

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dilakukan dengan sengaja oleh pendidik untuk menyampaikan ilmu pengetahuan,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tahapan yaitu Analysis (Analisis), Design (Perancangan), Development

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan model pengembangan ADDIE yaitu tahap analysis (analisis),

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. untuk meningkatkan prestasi belajar matematika siswa SMP kelas VIII ini

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan atau Research and

LEMBAR VALIDASI AHLI MATERI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN. Hasil dari penelitian pengembangan ini berupa (1) sebuah LKS berbasis

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian untuk mengembangkan suatu produk. Adapun produk yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. masalah dikembangkan menurut model ADDIE yang terdiri dari Analysis, Design,

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (Kelas Eksperimen)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) : Memahami bentuk penyajian fungsi

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SMP... Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : VII/ I. Alokasi Waktu : 2 Pertemuan (5 JP)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. open-ended pada materi Bangun Datar Segiempat kelas VII Sekolah Menengah

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : Kerajinan modifikasi dari limbah organik.

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN. Hasil dari penelitian ini berupa: (1) enam buah LKS mind map berbasis

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMP. : 10 Jam Pelajaran

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

LAMPIRAN 1. SURAT PENELITIAN. a. Surat Penelitian b. Surat keterangan telah melakukan penelitian

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) pada

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Produk yang dikembangkan adalah perangkat pembelajaran berupa LKS berbasis

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEORI. : Kerajinan dari Bahan Tekstil (Kain Flanel).

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. : Bentuk Muka Bumi dan Penduduk Indonesia : 4 x pertemuan (8 x40 menit)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEORI

12-LK RPP-EMA PUSPASARI

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) PRAKTEK. : Kerajinan dari Bahan Tekstil (Kai Flanel).

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau Research and

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP 03)

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN. Hasil dari penelitian ini berupa (1) sebuah LKS berbasis creative problem

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEORI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah Research and Development (R&D)

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan observasi di SMP Pelita Bangsa Bandar Lampung, pada proses

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) PRAKTEK

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : Kerajinan dari limbah organik (kulit jagung dan pelepah pisang).

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang telah dilakukan, diperoleh hasil penelitian dan pembahasan masing-masing

LAMPIRAN A. A. 1. Jadwal Penelitian

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB III METODE PENELITIAN

Tabel 1: Kompetensi Inti Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (24)

Lampiran 2. Lembar Kerja Siswa 1. Lembar Kerja Siswa 1. K s. Aritmatika Sosial. Harga Jual, Harga Beli, Untung, Rugi. Matematika.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan Van den Akker (1999:3-5) tujuan penelitian pengembangan bisa

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran. Perbandingan Membandingan dua besaran Perbandingan senilai Perbandingan berbalik nilai

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Satuan Pendidikan : Kelas / Semester : VII (Satu) / 1 Nama Guru NIP/NIK

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Pemodelan)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB IV PEMBAHASAN. yaitu analysis, design, development, implementation, dan evaluation. Berikut

BAB III METODE PENELITIAN. dihasilkan berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan

I. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR MATEMATIKA SMALB TUNANETRA

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB II KAJIAN TEORI. E. Kajian Teori. 1. Kemampuan Pemecahan Masalah. Sebagian besar ahli pendidikan matematika menyatakan bahwa masalah

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA FISIKA BERORIENTASI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DI SMPN 13 BANJARMASIN

dan menghargai keragaman dan keunikan karya seni

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. trigonometri. Tahap-tahap yang digunakan dalam pengembangan ini adalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. LKS (Lembar Kerja Siswa) berbasis etnomatematika pada kompetensi segitiga.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

1. RPP LKS MATERI LINGKARAN DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

a. Judul Modul Bagian ini berisi nama modul dari suatu mata pelajaran tertentu. b. Petunjuk Umum

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. LKS (Lembar Kegiatan Siswa) berbasis masalah yang di dalamnya

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

BAB III METODE PENELITIAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN II ( RPP II)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MEMFASILITASI KEMAMPUAN KONEKSI SISWA SMP/MTs

Transkripsi:

A. Hasil Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian pengembangan yang telah dilakukan, diperoleh hasil penelitian untuk setiap langkah sebagai berikut. 1. Analysis (Analisis) Tahap analisis dalam penelitian pengembangan ini terdiri dari tiga kegiatan analisis, yaitu analisis kebutuhan, analisis karakteristik kurikulum, dan analisis karakteristik siswa. a. Analisis Kebutuhan Siswa SMP kelas VII menurut Piaget masih dalam tahap peralihan dari penggunaan operasi konkret ke penerapan operasi formal dalam penalaran. Menurut Piaget penggunaan operasi formal bergantung pada ketidakasingan siswa dengan suatu materi tertentu. Saat siswa tidak asing dengan suatu materi mereka lebih mungkin menggunakan operasi formal. Siswa dalam memahami pengetahuan yang bersifat formal masih sangat memerlukan konteks masalahmasalah nyata yang dekat dalam diri siswa. Oleh karena itu perangkat pembelajaran yang dikembangkan memuat materi yang berorientasi pada masalah-masalah nyata yang dekat dalam diri siswa sebagai konteks bagi siswa belajar. Masalah nyata dapat digunakan sebagai cara untuk menstimulasikan kemampuan pemecahan masalah siswa. Pembelajaran matematika yang menggunakan pemecahan masalah sebagai stimulasi di awal pembelajaran adalah pembelajaran berbasis masalah. Pembelajaran berbasis masalah memuat beberapa sintaks yaitu: orientasi siswa kepada masalah, mengorganisasikan siswa untuk 51

belajar, membimbing penyelidikan, menganalisis, mengevaluasi proses pemecahan masalah, dan menyajikan hasil karya. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan menggunakan langkahlangkah kegiatan pembelajaran berbasis masalah yang telah difasilitasi dengan pendekatan saintific, yaitu orientasi siswa kepada masalah, yang mana siswa dihadapkan pada permasalahan dengan kegiatan mengamati permasalahan dan bertanya terkait permasalahan. Kemudian mengorganisasikan siswa untuk belajar, yakni siswa menggali informasi untuk memahami permasalahan serta membuat rencana untuk menyelesaikan permasalahan. Kemudian membimbing penyelidikan, yakni siswa menalar untuk menyelesaikan masalah serta memeriksa kembali terkait pemecahan masalah yang didapatkan. Kemudian menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah, yakni siswa melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan dan proses-proses yang siswa gunakan dengan kegiatan menyimpulkan.kemudian menyajikan hasil karya, yakni siswa merencanakan dan menyajikan hasil penyelesaian masalah yang didapatkan dengan kegiatan mempresentasikan. b. Analisis Kurikulum Analisis Kurikulum dilakukan dengan menetapkan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) dari materi aritmetika sosial. Setelah itu, dirumuskan indikator pencapaian pembelajaran sesuai dengan cakupan materi yang akan disajikan dalam penelitian ini. Hasil analisis kurikulum tersebut adalah sebagai berikut: Kompetensi Inti K1: Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya. 52

K2: Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya. K3: Memahami, menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata. K4: Mengolah, menyaji dan menalar dalam ranah konkret (mengggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengurang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori. Kompetensi Dasar 3.11 Menganalisis aritmetika sosial (penjualan, pembelian, potongan, keuntungan, kerugian, bunga tunggal, persentase, bruto, neto, tara) 4.11 Menyelesaikan masalah berkaitan dengan aritmetika sosial (penjualan, pembelian, potongan, keuntungan, kerugian, bunga tunggal, persentase, bruto, neto, tara). Indikator Pencapaian Kompetensi 3.11.1 Mendapatkan informasi yang terkait dengan artimetika sosial 3.11.2 Menentukan hubungan antara penjualan, pembelian, untung, dan rugi 3.11.3 Menentukan bunga tunggal dan pajak 3.11.4 Menentukan hubungan antara, bruto, neto, dan tara 4.11.1 Memecahkan masalah terkait dengan aritmetika sosial baik melalui tanya jawab, diskusi, atau presentasi Diketahui kurikulum yang berlaku saat ini adalah kurikulum 2013. Sehingga dalam menetapkan KI, KD berdasarkan permendukbud nomor 24 tahun 2016 serta merumuskan indikator pencapaian kompetensi yang berdasarkan KI dan KD yang telah ditetapkan yang mana telah dijabarkan pada hasil analisis kurikulum. Dalam mengembangkan RPP, komponen yang ada di dalam RPP adalah sesuai dengan yang tercantum dalam Permendikbud nomor 22 tahun 2016. Menurut Permendikbud nomor 58 tahun 2014 tentang kurikulum SMP, jumlah jam pelajaran dalam satu minggu untuk matematika di SMP adalah 5 jam pelajaran. Dalam satu minggu terdiri dari 2 kali pertemuan dengan pertemuan pertama 3 jam 53

pelajaran dan pertemuan kedua 2 jam pelajaran. Diketahui untuk 1 jam pelajaran pada pembelajaran di SMP memiliki alokasi waktu 40 menit. Oleh karena waktu yang dialokasikan pada RPP untuk pembelajaran materi aritmetika sosial adalah 10 jam pelajaran, maka waktu yang dialokasikan adalah 3, 2, 3, 2 jam pelajaran. c. Analisis Karakteristik Siswa Analisis karakteristik siswa dilakukan dengan melakukan identifikasi karakter siswa pengguna LKS yang dikembangkan, yaitu siswa kelas VII. Analisis tersebut dilakukan dengan memperhatikan aspek bakat, kematangan, kecerdasan, motivasi belajar dan kemampuan awal yang telah dimiliki siswa. Berdasarkan tahap perkembangan kognitif, siswa SMP kelas VII pada umumnya berada pada tahap operasional formal. Pada tahap ini, anak-anak bisa menangani situasi hipotesis dan proses berpikir mereka tidak lagi tergantung. Menurut Piaget penggunaan operasi formal bergantung pada ketidakasingan siswa dengan suatu materi tertentu. Saat siswa merasa tidak asing dengan suatu materi mereka lebih mungkin menggunakan operasi formal. Sebaliknya apabila mereka asing terhadap suatu materi, siswa cenderung menggunakan pola penalaran konkret dan tidak sering menggunakan ide-ide mereka sendiri (Slavin, 2008: 113). Berdasarkan hasil analisis karakteristik siswa yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa siswa sudah mampu untuk mengkonstruksi pengetahuannya sendiri berdasarkan informasi yang sudah diketahuinya terlebih dahulu melalui diskusi yang dilakukan selama proses pembelajaran. Berdasarkan hal tersebut di atas, pembelajaran menggunakan perangkat pembelajaran berbasis masalah akan dapat diterapkan untuk siswa SMP kelas VII. 54

Berdasarkan karakteristik siswa SMP kelas VII dan berdasarkan hasil analisis sebelumnya, peneliti mengembangkan perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS. RPP dan LKS yang dikembangkan menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis masalah pada materi aritmetika sosial. 2. Design (Perancangan) Berdasarkan hasil analisis, selanjutnya dilakukan rancangan pada RPP dan LKS. Rancangan-rancangan tersebut akan dijabarkan sebagai berikut. a. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Penyusunan RPP dengan pendekatan pembelajaran berbasis masalah dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut. 1) Menuliskan identitas Identitas yang dimaksud meliputi: identitas sekolah, identitas mata pelajaran, tingkat kelas, semester, materi pokok, dan alokasi waktu. 2) Menuliskan kompetensi inti 3) Menuliskan kompetensi dasar 4) Merumuskan indikator pencapaian kompetensi Merumuskan indikator pencapaian kompetensi yang mengacu pada kompetensi inti dan kompetensi dasar serta mampu mewakili semua kompetensi yang diharapkan. 5) Merumuskan tujuan pembelajaran Merumuskan tujuan pembelajaran yang mengacu pada indikator pencapaian kompetensi serta mampu mewakili semua kompetensi yang diharapkan. 55

6) Menentukan materi pembelajaran Materi pembelajaran yang dimaksud adalah yang dapat mencakup indikator dan tujuan pembelajaran serta memperhatikan karakteristik dan kebutuhan siswa. 7) Menentukan model/ metode pembelajaran Model atau metode pembelajaran yang digunakan dapat mendorong tercapainya tujuan pembelajaran serta sesuai dengan materi pembelajaran yang telah ditentukan yaitu model pembelajaran berbasis masalah. 8) Menentukan sumber belajar Sumber belajar yang digunakan ialah yang sesuai dengan kebutuhan guru dan siswa. 9) Menentukan media pembelajaran Media pembelajaran yang digunakan adalah yang dapat menunjang pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai yakni berupa LKS yang dikembangkan oleh peneliti. 10) Menyusun langkah-langkah kegiatan pembelajaran Kegiatan pembelajaran disusun sedemikian rupa sehingga sesuai dengan pendekatan PBL yang difasilitasi dengan pendekatan saintific yang terdiri dari: orientasi siswa kepada masalah yaitu kegiatan mengamati dan menanya. Kemudian mengorganisasikan siswa untuk belajar yaitu dalam kegiatan menggali infomasi. Kemudian membimbing penyelidikan dalam kegiatan menalar dan mengecek 56

jawaban kembali. Kemudian menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah dalam kegiatan menyimpulkan. Kemudian menyajikan hasil karya dalam kegiatan mempresentasikan. 11) Merumuskan penilaian Mencantumkan prosedur penilaian serta kisi-kisi dan rubrik penilaian. 12) Menentukan program tindak lanjut Merumuskan tindak lanjut mengenai hasil pembelajaran terkait penilaian yang diperoleh oleh siswa. b. Peta kebutuhan LKS Peta kebutuhan LKS memuat materi yang akan dibahas dalam LKS berdasarkan indikator pencapaian kompetensi yang dijabarkan dari KD. Peta kebutuhan LKS disajikan pada gambar 1 berikut ini. Menganalisis aritmetika sosial (penjualan, pembelian, potongan, keuntungan, kerugian, bunga tunggal, persentase, bruto, neto, tara). LKS 1: Keuntungan, Kerugian dan Impas LKS 2: Bunga Tunggal LKS 3: Diskon Menyelesaikan masalah berkaitan dengan aritmetika sosial (penjualan, pembelian, potongan, keuntungan, kerugian, bunga tunggal, persentase, bruto, neto, tara). LKS 4: Pajak LKS 5: Bruto, Netto dan Tara Gambar 1. Bagan Peta Kebutuhan LKS 57

c. Penyusunan kerangka LKS LKS yang disusun terbagi dalam tiga bagian yaitu bagian awal, isi, dan akhir. Bagian awal terdiri dari sampul, kata pengantar, petunjuk penggunaan LKS, kompetensi dan tujuan pembelajaran, peta konsep dan daftar isi. Bagian isi terdiri dari keseluruhan kegiatan yang ada dalam LKS. Sedangkan bagian akhir meliputi daftar pustaka. Berikut merupakan kerangka LKS yang dihasilkan. Sampul Kata Pengantar Petunjuk Penggunaan Daftar Isi Peta Konsep Kompetensi dan Tujuan Pembelajaran Lembar Kegiatan Siswa 1 Lembar Kegiatan Siswa 2 Lembar Kegiatan Siswa 3 Lembar Kegiatan Siswa 4 Lembar Kegiatan Siswa 5 Daftar Pustaka d. Pengumpulan Referensi Berikut ini merupakan buku yang dijadikan referensi dalam pengembangan LKS. 1) Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. (2013). Matematika SMP/ MTs Kelas VII. Jakarta: Kemendikbud. 58

2) Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. (2016). Matematika SMP/ MTs Kelas VII. Jakarta: Kemendikbud. 3) Suswanto DTK, dkk. (2015). Detik-Detik Plus 2016. Surabaya: Pustaka Tanah Air. e. Penyusunan Instrumen Penelitian Instrumen yang disusun dalam penelitian pengembangan ini merupakan instrumen yang digunakan untuk mendapatkan data terkait dengan nilai kavalidan, kepraktisan, dan keefektifan dari RPP dan LKS yang dikembangkan. Adapun hasil tahap penyusunan instrumen penelitian adalah sebagai berikut. 1) Lembar Penilaian Kevalidan RPP dan LKS Lembar penilaian RPP dan LKS berbentuk angket yang memuat beberapa butir pernyataan untuk lembar penilaian RPP dan memuat pernyataan untuk lembar penilaian LKS. Masing-masing butir pernyataan memiliki lima alternatif pilihan, yaitu sangat baik, baik, cukup, kurang, dan sangat kurang. Sebelum digunakan, lembar penilaian kevalidan RPP dan LKS divalidasi terlebih dahulu oleh dosen ahli untuk memastikan bahwa lembar penilaian tersebut valid yakni dapat mengukur apa yang hendak diukur. Kisi-kisi lembar penilaian kevalidan RPP disajikan pada lampiran A.1, sedangkan kisi-kisi lembar penilaian kevalidan LKS disajikan pada lampiran B.1. 2) Angket Respon Guru dan Siswa terhadap Kepraktisan Perangkat Pembelajaran 59

Angket respon untuk guru berisi pernyataan-pernyataan. Sedangkan angket respon untuk siswa disusun dari beberapa pernyataan positif dan beberapa pernyataan negatif. Angket tersebut terdiri dari butir pernyataan memiliki lima alternatif pilihan, yaitu sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Kisi-kisi angket respon guru disajikan pada lampiran C.1 dan C.3, sedangkan kisi-kisi angket respon siswa disajikan pada lampiran D.1. Sebelum digunakan, angket respon guru dan siswa terlebih dahulu divalidasi oleh dosen ahli untuk mengetahui apakah angket respon guru dan siswa yang disusun valid (mengukur apa yang hendak diukur) atau tidak. 3) Lembar Observasi Keteraksanaan Pembelajaran Lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran digunakan sebagai panduan bagi observer (pengamat) untuk mengamati kegiatan pembelajaran yang terselenggara menggunakan perangkat berbasis masalah pada materi aritmetika sosial. Lembar observasi ini disusun dari beberapa pernyataan yang disajikan pada lampiran F.1. 4) Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Instrumen tes kemampuan pemecahan masalah matematika dibagi menjadi dua, yaitu pretest dan posttest. Masing-masing dirancang terdiri dari 7 soal uraian. Penyusunan instrumen pretest dan posttest didasarkan pada indikator pembelajaran yang telah disusun berdasarkan KI dan KD. Selain itu, instrumen disusun berdasarkan indikator kemampuan pemecahan masalah matematika, yaitu memahami masalah dan 60

merencanakan pemecahan masalah, membuat proses penyelesaian suatu masalah, menjelaskan atau menginterpretasikan hasil sesuai permasalahan asal, serta memerika kebenaran hasil atau jawabannya. Sebelum digunakan, instrumen pretest dan posttest divalidasi terlebih dahulu oleh dosen ahli untuk menentukan apakah instrumen tersebut valid atau tidak. Kisi-kisi instrumen pretest disajikan pada lampiran E.3, sedangkan kisi-kisi instrumen posttest disajikan pada lampiran E.6. 3. Development (Pengembangan) Pengembangan perangkat pembelajaran ini dilakukan berdasarkan rancangan pada tahap sebelumnya. Berikut merupakan penjelasan dari hasil yang diperoleh pada tahap pengembangan. a. Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Hasil penyusunan RPP dengan pendekatan berbasis masalah pada materi aritmetika sosial untuk siswa SMP kelas VII adalah sebagai berikut. 1) Identitas RPP Tampilan identitas RPP disajikan pada gambar 2 berikut. Gambar 2. Tampilan Identitas RPP 61

2) KI dan KD Tampilan KI dan KD disajikan pada gambar 3 berikut. Gambar 3. Tampilan KI dan KD 3) Indikator pencapaian kompetensi Tampilan indikator pencapaian kompetemsi disajikan pada gambar 4 berikut. Gambar 4. Tampilan Indikator Pencapaian Kompetensi 62

4) Tujuan pembelajaran Tampilan tujuan pembelajaran disajikan pada gambar 5 berikut. 5) Materi pembelajaran Gambar 5. Tampilan Tujuan Pembelajaran Tampilan materi pembelajaran disajikan pada gambar 6 berikut. Gambar 6. Tampilan Materi Pembelajaran 63

6) Metode pembelajaran Tampilan metode pembelajaran disajikan pada gambar 7 berikut. 7) Sumber belajar Gambar 7. Tampilan Metode Pembelajaran Tampilan sumber belajar disajikan pada gambar 8 berikut. 8) Media pembelajaran Gambar 8. Tampilan Sumber Belajar Tampilan media pembelajaran disajikan pada gambar 9 berikut. Gambar 9. Tampilan Media Pembelajaran 9) Langkah-langkah kegiatan pembelajaran Tampilan langkah-langkah kegiatan pembelajaran disajikan pada gambar 10 berikut. 64

Gambar 10. Tampilan Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran 10) Penilaian Tampilan penilaian disajikan pada gambar 11 berikut. Gambar 11. Tampilan Penilaian 65

b. Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Hasil penyusunan LKS dengan model pembelajaran berbasis masalah pada materi aritmetika sosial untuk siswa SMP kelas VII adalah sebagai berikut. 1) Sampul Tampilan sampul LKS disajikan pada gambar 12 berikut. 2) Kata Pengantar Gambar 12. Tampilan Sampul LKS Tampilan kata pengantar disajikan pada gambar 13 berikut. 66

3) Petunjuk Penggunaan Gambar 13. Tampilan Kata Pengantar Tampilan petunjuk penggunaan disajikan pada gambar 14 berikut. Gambar 14. Tampilan Petunjuk Penggunaan 67

4) Daftar Isi Tampilan daftar isi disajikan pada gambar 15 berikut. 5) Peta Konsep Gambar 15. Tampilan Daftar Isi Tampilan peta konsep disajikan pada gambar 16 berikut. Gambar 16. Tampilan Peta Konsep 68

6) Kompetensi dan Tujuan Pembelajaran Tampilan kompetensi dan tujuan pembelajaran disajikan pada gambar 17 berikut. Gambar 17. Tampilan Kompetensi dan Tujuan Pembelajaran 7) Kegiatan Siswa Kegiatan siswa dalam LKS dikembangkan sesuai dengan pendekatan pembelajaran berbasis masalah. Kegiatan siswa pada LKS yang dimaksud terdiri dari: a. Ayo Kita Amati Tampilan kegiatan Ayo Kita Amati disajikan pada gambar 18 berikut. Gambar 18. Tampilan Kegiatan Ayo Kita Amati 69

b. Ayo Kita Menanya Tampilan kegiatan Ayo Kita Menanya disajikan pada gambar 19 berikut. Gambar 19. Tampilan Kegiatan Ayo Kita Menanya c. Ayo Kita Menggali Informasi Tampilan kegiatan Ayo Kita Menggali Informasi disajikan pada gambar 20 berikut. Gambar 20. Tampilan Kegiatan Ayo Kita Menggali Informasi d. Ayo Kita Menalar Tampilan kegiatan Ayo Kita Menalar disajikan pada gambar 21 berikut. Gambar 21. Tampilan Kegiatan Ayo Kita Menalar 70

e. Ayo Cek Kembali Tampilan kegiatan Ayo Cek Kembali disajikan pada gambar 22 berikut. Gambar 22. Tampilan Kegiatan Ayo Cek Kembali f. Ayo Kita Simpulkan. Tampilan kegiatan Ayo Kita Simpulkan disajikan pada gambar 23 berikut. Gambar 23. Tampilan Kegiatan Ayo Kita Simpulkan g. Ayo Presentasikan Tampilan kegiatan Ayo Presentasikan disajikan pada gambar 24 berikut. Gambar 24. Tampilan Kegiatan Ayo Presentasikan 8) Bagian tambahan dalam LKS Terdapat 1 bagian tambahan dalam LKS yang digunakan untuk membantu pengguna LKS dalam mempelajari materi aritmetika sosial yaitu Sekilas Informasi 71

Tampilan sekilas informasi disajikan pada gambar 25 berikut. 9) Lembar Kegiatan Siswa 1 Gambar 25. Tampilan Sekilas Info Tampilan lembar kegiatan siswa 1 disajikan pada gambar 26 berikut. Gambar 26. Tampilan Lembar Kegiatan Siswa 1 10) Lembar Kegiatan Siswa 2 Tampilan lembar kegiatan siswa 2 disajikan pada gambar 27 berikut. 72

Gambar 27. Tampilan Lembar Kegiatan Siswa 2 11) Lembar Kegiatan Siswa 3 Tampilan lembar kegiatan siswa 3 disajikan pada gambar 28 berikut. Gambar 28. Tampilan Lembar Kegiatan Siswa 3 73

12) Lembar Kegiatan Siswa 4 Tampilan lembar kegiatan siswa 4 disajikan pada gambar 29 berikut. Gambar 29. Tampilan Lembar Kegiatan Siswa 4 13) Lembar Kegiatan Siswa 5 Tampilan lembar kegiatan siswa 5 disajikan pada gambar 30 berikut. Gambar 30. Tampilan Lembar Kegiatan Siswa 5 74

14) Daftar Pustaka Tampilan daftar pustaka disajikan pada gambar 31 berikut. Gambar 31. Tampilan Daftar Pustaka c. Pengembangan Instrumen Hasil dari penyusunan instumen yang digunakan untuk mendapatkan data terkait dengan nilai kavalidan, kepraktisan, dan keefektifan dari RPP dan LKS yang dikembangkan adalah sebagai berikut. 1) Lembar Penilaian Kevalidan RPP dan LKS Instrumen lembar penilaian kevalidan RPP terdiri dari kisi-kisi penilaian RPP, deskripsi penilaian RPP dan lembar penilaian RPP yang masing-masing disajikan pada lampiran A.1, A.2 dan A.3. Sedangkan untuk instrumen lembar penilaian kevalidan LKS terdiri dari kisi-kisi penilaian LKS, deskripsi penilaian LKS dan lembar penilaian LKS yang masing-masing disajikan pada lampiran B.1, B.2 dan B.3. 2) Angket Respon Guru dan Siswa terhadap Kepraktisan Perangkat Pembelajaran Angket respon guru terdiri dari kisi-kisi instrumen angket respon RPP, angket respon RPP, kisi-kisi instrumen angket respon LKS dan angket 75

respon LKS yang masing-masing disajikan pada lampiran C.1, C.2, C.3 dan C.4. 3) Lembar Observasi Keteraksanaan Pembelajaran Lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran disajikan pada lampiran F.1. 4) Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Tes kemampuan pemecahan masalah terdiri dari soal pretest dan soal posttest. Instrumen soal pretest terdiri dari kisi-kisi soal pretest, naskah soal pretest dan rubrik penilaian soal pretest yang masing-masing disajikan pada lampiran E.3, E.4, dan E.5. Sedangkan instrumen soal posttest terdiri dari kisi-kisi soal posttest, naskah soal posttest dan rubrik penilaian soal posttest yang masing-masing disajikan pada lampiran E.6, E.7, dan E.8. d. Perbaikan Instrumen dan Produk Sebelum produk di impelementasikan, terlebih dahulu dilakukan validasi oleh dosen ahli. Instrumen berupa lembar kevalidan RPP dan LKS, angket respon guru dan siswa, serta lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran divalidasi oleh Ibu Dr. R. Rosnawati. Beberapa hal yang perlu diperbaiki terhadap instrumen tersebut disajikan pada lampiran H.3. Produk berupa RPP, LKS, serta soal pretest dan posttest divalidasi oleh Bapak Musthofa S.Si., M.Sc. dan Bapak Ilham Rizkianto S.Pd., M.Sc. Penilaian RPP dan LKS oleh Bapak Musthofa disajikan pada lampiran H.4. Sedangkan Penilian RPP dan LKS oleh Bapak Ilham Rizkianto disajikan pada lampiran H.5. Beberapa hal 76

yang perlu diperbaiki pada LKS dan RPP berdasarkan saran dari dosen ahli disajikan pada lampiran H.6. Hasil validasi perangkat pembelajaran dianalisis berdasarkan pedoman yang ada. Berikut ini merupakan hasil analisis terhadap validasi perangkat pembelajaran tersebut. Tabel 11. Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran No. Perangkat Rata-Rata Nilai Klasifikasi Nilai Pembelajaran Tiap Butir Tiap Aspek Tiap Butir Tiap Aspek 1 RPP 3,80 3,87 Baik Baik 2 LKS 3,74 3,75 Baik Baik Berdasarkan tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa perangkat pembelajaran yang dikembangkan oleh peneliti dikategorikan valid sehingga layak untuk diujicobakan dengan melakukan perbaikan. Berikut ini merupakan perbaikan yang dilakukan peneliti berdasarkan saran yang diberikan oleh dosen ahli terhadap instrumen dan produk yang telah disusun oleh peneliti. 1) Instumen a. Lembar Penilaian Kevalidan RPP dan LKS Berikut ini merupakan perbaikan yang dilakukan oleh peneliti berdasarkan saran yang diberikan oleh dosen ahli. 1. Lembar penilaian kevalidan RPP Pada instumen lembar penilaian kevalidan RPP ini, dosen ahli menyatakan bahwa ada beberapa poin yang harus diperbaiki. Berikut ini merupakan beberapa poin yang perlu diperbaiki yang mana merupakan saran dari dosen ahli beserta hasil perbaikan oleh peneliti. 77

a) Indikator penilaian terkait kejelasan identitas dan kelengkapan identitas pada butir 1 hingga butir 10 tidak dapat diukur dengan skala penilaian yang dibuat oleh peneliti karena hanya untuk menilai tentang kelengkapan dengan opsi penilaian ya atau tidak. Sehingga pada indikator kejelasan identitas butir 1 hingga butir 6 dijadikan 1 dengan kriteria penilaian kejelasan identitas (nama sekolah, identitas mata pelajaran, mencantumkan tingkat kelas, semester, materi pokok dan alokasi waktu). Sedangkan pada indikator kelengkapan identitas butir 7 hingga butir 10 dijadikan 1 dengan kriteria penilaian ke lengkapan identitas (kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator pencapaian kompetensi dan tujuan pembelajaran). b) Indikator penilaian terkait kesesuaian rumusan indikator pencapaian kompetensi dan tujuan pembelajaran pada butir penggunaan kata kerja operasional yang dapat diamati/ diukur diganti menjadi penggunaan kata kerja operasional pada rumusan indikator pencapaian kompetensi dan tujuan pembelajaran yang dapat diamati/ diukur. c) Indikator penilaian terkait kesesuaian pendekatan dan model pembelajaran berbasis masalah dengan tujuan pembelajaran dilengkapi dengan uraian aspek PBL yang digunakan oleh peneliti. d) Indikator penilaian terkait kesesuaian pendekatan dan model pembelajaran berbasis masalah dengan materi ajar dilengkapi 78

dengan uraian aspek PBL yang digunakan oleh peneliti dan menghilangkan 2 butir penilaian yaitu menumbuhkan keaktifan siswa dalam pembelajaran dan menumbuhkan kemandirian siswa dalam belajar. e) Indikator penilaian terkait kesesuaian kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis masalah dilengkapi dengan uraian aspek PBL yang digunakan oleh peneliti. f) Indikator penilaian terkait kesesuaian teknik penilaian pada butir penilaian kesesuaian butir penilaian instrumen dengan indikator pencapaian kompetensi dan tujuan pembelajaran diganti menjadi kesesuaian teknik penilaian dengan indikator pencapaian kompetensi dan tujuan pembelajaran. 2. Lembar penilaian kevalidan LKS Pada instumen lembar penilaian kevalidan LKS, dosen ahli menyatakan bahwa instrumen ini dapat digunakan untuk menilai kevalidan LKS yang disusun oleh ahli tanpa ada perbaikan. b. Angket Respon Guru dan Siswa terhadap Kepraktisan Perangkat Pembelajaran Berikut ini merupakan perbaikan yang dilakukan oleh peneliti berdasarkan saran yang diberikan oleh dosen ahli. 1. Angket respon guru Pada instumen angket respon guru ini, dosen ahli menyatakan bahwa ada beberapa poin yang harus diperbaiki. Berikut ini merupakan 79

beberapa poin yang perlu diperbaiki yang mana merupakan saran dari dosen ahli beserta hasil perbaikan oleh peneliti. a. Angket respon guru untuk RPP 1) Pada subbab B, komponen penilaian diganti menjadi komponen respon. 2) Kriteria penilaian nomor 1 sampai 6 diganti karena merupakan respon terhadap format sehingga tidak dapat diukur menggunakan penilaian dengan format dari peneliti. Sehingga diganti menjadi identitas RPP berupa nama sekolah, identitas mata pelajaran, mencantumkan tingkat kelas, semester, materi pokok dan alokasi waktu tercantum secara jelas. 3) Kriteria penilaian nomor 7 sampai 10 diganti karena merupakan respon terhadap format sehingga tidak dapat diukur menggunakan penilaian dengan format dari peneliti. Sehingga diganti menjadi kelengkapan identitas RPP berupa kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator pencapaian kompetensi dan tujuan pembelajaran tercantum secara jelas. 4) Kriteria penilaian terkait kalimat waktu yang dialokasikan efektif dalam pembelajaran diganti menjadi alokasi waktu pembelajaran sesuai dengan pencapaian kompetensi. 5) Beberapa kriteria penilaian yang mencantumkan RPP sebagai kata depan dihilangkan. 80

6) Kriteria penilian terkait kalimat RPP mencantumkan prosedur penilaian dengan jelas diganti menjadi prosedur penilaian mudah digunakan. 7) Kriteria penilian terkait kalimat RPP mencantumkan kisi-kisi dan rubrik penilaian dengan jelas diganti menjadi kisi-kisi dan rubrik peniaian mudah dipahami. b. Angket respon guru untuk LKS 1) Pada subbab B, komponen penilaian diganti menjadi komponen respon. 2) Kriteria penilaian terkait tepat dalam memilih jenis huruf dan ukurannya dihilangkan. 3) Kriteria penilaian terkait kalimat tepat dalam mengilustrasikan apa-apa saja yang disajikan dalam LKS diganti menjadi ilustrasi yang disajikan dalam LKS sesuai dengan tujuan. 4) Kriteria penilaian terkait kalimat tepat dalam memilih gambar yang digunakan dalam LKS serta jelas dan mempunyai kebermanfaatan diganti menjadi gambar yang digunakan dalam LKS jelas dan bermakna. 5) Kriteria penilaian terkait kalimat kegiatan pembelajaran yang disajikan dalam LKS diarahkan sesuai sintaksis pembelajaran berbasis masalah ditambahkan dengan mengamati, menanya, mengasosiasi, menalar, memeriksa kembali, dan menyimpulkan. 81

2. Angket respon siswa Pada instumen angket respon siswa ini, dosen ahli menyatakan bahwa ada beberapa poin yang harus diperbaiki. Berikut ini merupakan beberapa poin yang perlu diperbaiki yang mana merupakan saran dari dosen ahli beserta hasil perbaikan oleh peneliti. a) Pada subbab B, komponen penilaian diganti menjadi komponen respon. b) Kriterian penilaian terkait kalimat saya menemukan soal dalam LKS yang berhubungan dengan masalah-masalah kehidupan sehari-hari diganti menjadi LKS memuat masalah-masalah yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. c) Aspek penilaian pembelajaran berbasis masalah sebanyak 6 butir diganti menjadi 1 butir. d) Kriteria penilaian terkait kata masalah dalam kehidupan seharihari diganti menjadi soal cerita. c. Lembar Observasi Keteraksanaan Pembelajaran Pada instumen lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran, dosen ahli menyatakan bahwa instrumen ini dapat digunakan tanpa ada perbaikan. d. Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Berikut ini merupakan perbaikan yang dilakukan oleh peneliti berdasarkan saran yang diberikan oleh dosen ahli. 82

1. Soal pretest a) Memperbaiki kalimat pada soal nomor 7 b) Mengurangi jumlah soal 2. Soal posttest Pada instumen soal posttest, dosen ahli menyatakan bahwa instrumen ini dapat digunakan tanpa ada perbaikan. 2) Produk a. RPP Berikut ini merupakan perbaikan yang dilakukan oleh peneliti berdasarkan saran yang diberikan oleh dosen ahli. 1. Indikator pencapaian kompetensi 3.1.1 dihilangkan karena tidak dapat diukur karena terdapat kata mengenal. 2. Tujuan pembelajaran yang mengandung kata mengenal dihilangkan karena tidak bisa diukur. 3. Kegiatan inti pada tahap mengamati, masalah yang disajikan dengan gambar diganti dengan judul permasalahannya saja. b. LKS Berikut ini merupakan perbaikan yang dilakukan oleh peneliti berdasarkan saran yang diberikan oleh dosen ahli. 1. Kata pengantar ditambahkan dengan nama penulis. 2. Daftar isi terkait lembar kegiatan siswa ditambahkan dengan topik yang dibahas di halaman tersebut. 3. Mengganti font terhadap beberapa kata yang sulit untuk dibaca. 83

4. Memberi judul di setiap soal cerita yang disajikan pada LKS. 5. Mempersingkat cerita dengan menghilangkan kalimat yang tidak perlu ada dalam cerita tersebut. 6. Pada bagian menanya menghilangkan nomor karena hanya menyajikan satu contoh pertanyaan. 7. Memperbaiki beberapa kata yang kurang tepat dalam LKS. 8. Menambahkan kegiatan ayo mempresentasikan serta menghilangkan kegiatan yeey saya berhasil. 4. Implementation (Implementasi) Pada tahap impelentasi dilakukan beberapa kegiatan, yaitu uji coba perangkat pembelajaran, pengukuran kemampuan pemecahan masalah, penyebaran angket respon guru dan penyebaran angket respon siswa. Berikut merupakan penjelasan hasil kegiatan pada tahap implementasi. a. Uji Coba Perangkat Pembelajaran Uji coba perangkat pembelajaran dilakukan di SMP N 8 Yogyakarta. Uji coba dilakukan oleh peneliti pada bulan Maret 2017 dengan subjek penelitian siswa kelas VII B yang berjumlah 31 siswa. Berikut adalah jadwal uji coba perangkat pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti. Tabel 12. Jadwal Uji Coba Produk No. Pertemuan Waktu Uji Alokasi Materi ke- Coba Waktu 1 21 Maret 2017 Pretest serta keuntungan, 3 x 40 menit 1 kerugian dan impas 2 25 Maret 2017 Keuntungan, kerugian dan 2 x 40 menit 2 impas, dan bunga tunggal 3 3 1 April 2017 Bunga Tunggal dan Diskon 2 x 40 menit 4 4 4 April 2017 Diskon dan Pajak 3 x 40 menit 5 5 8 April 2017 Bruto, Netto dan Tara 2 x 40 menit 84

Dalam uji coba di lapangan, alokasi waktu pembelajaran berbeda dengan apa yang ada telah direncanakan dalam RPP. Hal ini terjadi karena sebelum produk diujikan, peneliti melakukan pretest untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah siswa sebelum produk diujikan serta karena terdapat hari libur dijadwal yang seharusnya untuk ujicoba. Alokasi waktu yang direncanakan pada pertemuan pertama dan selanjutnya memiliki pola 3, 2, 3, dan 2 jam pelajaran berganti menjadi 3, 2, 2, 3, 2 jam pelajaran. Berikut merupakan susunan materi yang diberikan dikarenakan kendala tersebut. Pertemuan pertama dilakukan pretest dan memberikan materi terkait keuntungan, kerugian, dan impas dengan alokasi waktu 3 jam pelajaran. Pretest dilakukan selama 2 jam pelajaran kemudian dilanjutkan materi. Pertemuan kedua melanjutkan materi terkait keuntungan, kerugian dan impas serta memberikan materi terkait bunga tunggal dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran. Pertemuan ketiga melanjutkan materi terkait bunga tunggal dan memberikan materi diskon dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran. Pertemuan keempat melanjutkan materi terkait diskon dan memberikan materi pajak dengan alokasi waktu 3 jam pelajaran. Pertemuan kelima memberikan materi terkait bruto, netto dan tara dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran. Berdasarkan penjelasan terkait materi yang diajarkan pada setiap pertemuannya, maka modisikasi terkait alokasi waktu pembelajaran dapat diatasi dengan baik. Hal ini dikarenakan pada setiap materi telah disusun dengan alokasi waktu yang memiliki jumlah 10 jam pelajaran dengan 5 topik materi. Sehingga apabila diterapkan dengan alokasi waktu 10 jam pelajaran, materi yang diajarkan 85

akan dapat tersampaikan dengan baik, walaupun memiliki perbedaan pada alokasi waktu yang ada. Sehingga apabila terjadi kendala seperti yang dialami oleh peneliti, akan dapat diatasi dengan baik oleh guru/ pengguna perangkat pembelajaran apabila memahami pembagian alokasi waktu pada setiap topiknya. Pembelajaran yang dilakukan saat penelitian adalah diawali dengan siswa diberikan penjelasan terkait cara menggunakan LKS. Setiap siswa mendapatkan 1 LKS. Siswa mengerjakan setiap kegiatan dalam LKS secara individu. Pembelajaran diawali dengan siswa diberikan apersepsi yang berkaitan dengan materi. Setelah itu siswa diberikan motivasi agar semangat dalam belajar. Kemudian siswa dipandu untuk mengerjakan LKS. Berikut ini adalah gambar peneliti sedang memandu siswa dalam mengerjakan LKS. Gambar 32. Peneliti Memandu Siswa dalam Mengerjakan LKS Siswa dihadapkan pada konteks dalam LKS yang berisi masalah. Kemudian siswa mengamati permasalahan tersebut. Setelah mengamati permasalahan, siswa diberikan kesempatan bertanya terkait masalah tersebut. Ketika tidak ada yang bertanya, peneliti memberikan pertanyaan pancingan agar siswa bertanya. Setelah itu, siswa menggali informasi yang diperlukan untuk mengerjakan permasalahan 86

tersebut sehingga ia dapat menyusun rencana untuk menyelesaikan permasalahan. Setelah siswa mempunyai informasi dan telah menyusun rencana, siswa menyelesaikan permasalahan. Dalam hal ini peneliti berkeliling untuk memantau pekerjaan siswa serta membantu siswa apabila dalam kesulitan. Berikut ini adalah gambar siswa sedang mengerjakan LKS. Gambar 33. Siswa mengerjakan LKS Setelah siswa selesai menyelesaikan permasalahan, siswa diberikan kesempatan untuk mengecek kembali jawaban mereka, yakni dengan cara melihat cara yang sudah digunakan serta jawaban yang telah didapatkan apakah telah sepenuhnya benar. Siswa juga diberikan kesempatan untuk berdiskusi dengan temannya untuk memastikan jawaban yang telah didapatkan. Setelah itu, siswa diminta untuk menyimpulkan apa yang telah diperoleh dari penyelesaian yang didapatkan dari permasalahan tersebut. Sehingga siswa memahami konsep yang didapatkan setelah menyelesaikan permasalahan. Setelah itu, salah satu siswa diberikan kesempatan untuk mempresentasikan jawaban mereka. Siswa yang maju mempresentasikan terkadang ditunjuk oleh peneliti, namun ada juga yang maju 87

secara sukarela. Berikut adalah gambar siswa sedang mempresentasikan pekerjaannya. Gambar 34. Siswa Mempresentasikan Pekerjaannya Dalam pembelajaran menggunakan LKS, siswa merespon dengan baik apa yang disampaikan oleh peneliti. Dalam mengerjakan LKS, peneliti berkeliling untuk memantau siswa serta membimbing siswa apabila siswa kesulitan. Secara keseluruhan pembelajaran berjalan dengan lancar dan siswa mampu memahami pembelajaran dengan baik. Hal ini terlihat dengan setiap siswa mampu mengerjakan LKS dan dapat menyimpulkan hal yang dipelajari yang tertera dalam LKS. Siswa juga diberikan latihan soal oleh peneliti yang dibahas setiap awal pembelajaran oleh peneliti bersama dengan siswa. Contoh LKS yang telah dikerjakan oleh siswa tersaji pada lampiran H.7. b. Pengisian Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran Selama perangkat pembelajaran diujikan, guru atau observer mengamati kegiatan pembelajaran yang berlangsung dan mencatat kejadian tertentu yang dianggap penting dan dapat dijadikan saran perbaikan terhadap RPP dan LKS 88

yang dikembangkan. Berikut adalah hasil analisis pengisian lembar keterlaksanaan pembelajaran oleh guru atau observer. Tabel 13. Hasil Analisis Lembar Keterlaksanaan Pembelajaran No. Pertemuan ke- Rata-Rata Nilai Klasifikasi 1 1 88,2% Sangat Baik 2 2 94,1% Sangat Baik 3 3 100% Sangat Baik 4 4 94,1% Sangat Baik Berdasarkan data yang sudah ada, maka rata-rata persentase keterlaksanaan pembelajaran keseluruhan adalah 94,1% dengan klasisfikasi sangat baik. Dari hasil analisis ini dapat disimpulkan bahwa perangkat pembelajaran memenuhi salah satu kriteria efektif. Contoh lembar keterlaksaan pembelajaran yang telah dilakukan pengamatan oleh observer disajikan pada Lampiran I.1. c. Pengukuran Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Pengukuran kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dilakukan dua kali, yaitu sebelum dan sesudah menggunakan LKS. Instrumen yang digunakan untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah matematika sisswa tersebut adalah pretest dan posttest. Soal dalam pretest maupun posttest merupakan soal yang memuat masalah. Contoh soal pretest yang telah dikerjakan oleh siswa tersaji pada lampiran H.1. Sedangkan contoh soal posttest yang telah dikerjakan oleh siswa tersaji pada lampiran H.2. Penyelesaian yang digunakan oleh siswa dalam mengerjakan soal tersebut diukur sesuai dengan pedoman rubrik penilaian yang tersaji pada lampiran E.5 untuk pretest, serta pada lampiran E.8 untuk posttest. Berikut ini merupakan hasil analisis terhadap pretest dan posttest tersebut. 89

Tabel 14. Hasil Analisis Pretest dan Posttest No. Ulangan Nilai Nilai Rata-Rata Persentase Terendah Tertinggi Nilai Kelulusan 1 Pretest 43 89 76,06 58,06% 2 Posttest 79 100 93,77 96,77% Berdasarkan nilai yang diperoleh siswa serta persentase kelulusan siswa, dapat disimpulkan bahwa perangkat pembelajaran yang dikembangkan peneliti memenuhi salah satu kriteria efektif. Penyelesaian yang digunakan oleh siswa dalam mengerjakan soal tersebut juga digunakan untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah siswa. Analisis kemampuan pemecahan masalah pada pretest disajikan pada lampiran I.2. Sedangkan analisis kemampuan pemecahan masalah pada posttest disajikan pada lampiran I.3. Berdasarkan hasil analisis terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa tersebut didapatkan hasil sebagai berikut. Tabel 15. Rata-Rata Nilai Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa No. Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah Pretest Posttest 1 Memahami masalah dan merencanakan 80,41 97,93 pemecahan masalah 2 Membuat proses penyelesaian suatu masalah 73,96 92,86 3 Menjelaskan atau menginterpretasikan hasil sesuai permasalahan asal, serta memeriksa kebenaran hasil atau jawabannya 67,74 91,70 Berdasarkan tabel di atas, setiap indikator kemampuan pemecahan masalah siswa meningkat setelah perangkat diujikan. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa perangkat pembelajaran yang dikembangkan peneliti dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa. d. Penyebaran Angket Respon Guru Guru memberikan respon terhadap perangkat yang dikembangkan oleh peneliti. Analisis respon guru terhadap RPP disajikan pada lampiran I.4. Lembar angket respon guru terhadap RPP yang telah dinilai disajikan pada 90

lampiran I.5. Sedangkan analisis respon guru terhadap LKS disajikan pada lampiran I.6. Lembar angket respon guru terhadap LKS yang telah dinilai disajikan pada lampiran I.7. Berikut ini merupakan hasil analisis terhadap angket respon guru tersebut. Tabel 16. Hasil Analisis Angket Respon Guru No. Perangkat Rata-Rata Nilai Klasifikasi Pembelajaran Tiap Tiap Tiap Butir Tiap Aspek Butir Aspek 1 RPP 4,89 4,89 Sangat Baik Sangat Baik 2 LKS 4,73 4,75 Sangat Baik Sangat Baik Berdasarkan hasil analisis respon guru terhadap perangkat pembelajaran tersebut, maka perangkat pembelajaran yang dikembangkan oleh peneliti telah memenuhi salah satu kriteria praktis. e. Penyebaran Angket Respon Siswa Siswa memberikan respon terhadap LKS yang dikembangkan oleh peneliti setelah dilakukan posttest. Analisis terhadap respon siswa tersebut disajikan pada lampiran I.8. Sedangkan lembar angket respon yang telah dinilai disajikan pada lampiran I.9. Berikut ini merupakan hasil analisis terhadap angket respon siswa tersebut. Tabel 17. Hasil Analisis Angket Respon Siswa No. Kategori Rata-Rata Nilai Klasifikasi 1 Tiap Butir 4,07 Baik 2 Tiap Aspek 3,97 Baik Berdasarkan hasil analisis respon siswa terhadap LKS tersebut, maka LKS yang dikembangkan oleh peneliti telah memenuhi salah satu kriteria praktis. 5. Evaluation (Evaluasi) Hasil evaluasi sebagai berikut: 91

a. Analisis kepraktisan Analisis kepraktisan dilakukan dengan angket respon guru yang diberikan kepada 1 guru matematika dan angket respon siswa yang diberikan kepada 31 siswa setelah proses uji coba perangkat pembelajaran selesai. Berdasarkan hasil analisis penilaian respon guru terhadap RPP dan LKS serta penilaian respon siswa terhadap LKS maka dapat disimpulkan bahwa RPP dan LKS yang dikembangkan memiliki nilai praktis. b. Analisis kefektifan Analisis keefektifan dilakukan dengan pengamatan guru atau observer terhadap pembelajaran serta nilai ujian hasil belajar siswa. Berdasarkan lembar keterlaksaan pembelajaran dan nilai ujian hasil belajar siswa, maka dapat disimpulkan bahwa perangkat pembelajaran yang dikembangkan dikategorikan efektif. c. Perbaikan Kesalahan dan kekurangan yang terjadi selama proses penelitian dianalisis untuk digunakan sebagai patokan dalam memperbaiki perangkat pembelajaran. Perbaikan yang dilakukan ialah perbaikan terhadap kesalahan-kesalahan penulisan yang ada pada beberapa bagian dalam LKS. B. Pembahasan Bersasarkan deskripsi hasil penelitian yang telah diuraikan pada hasil penelitian, diperoleh perangkat pembelajaran matematika berbasis masalah berdasarkan model pengembangan ADDIE dengan tahap analysis, design, development, implementation dan evaluation. Setelah melalui kelima tahap 92

tersebut, diperoleh produk akhir berupa perangkat pembelajaran matematika berbasis masalah. Perangkat pembelajaran berbasis masalah tersebut dapat dilihat lebih lanjut di lampiran. Berdasarkan hasil dari analisis karakteristik siswa, analisis kurikulum dan analisis kebutuhan maka dapat disimpulkan bahwa guru membutuhkan perangkat pembelajaran berupa RRP dan LKS yang dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa. Sedangkan siswa, membutuhkan LKS yang dapat menjadikan kemampuan pemecahan masalahnya meningkat. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, didapatkan karakteristik perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan pembelajaran berbasis masalah pada materi aritmetika sosial untuk siswa SMP kelas VII adalah sebagai berikut. a. Perangkat pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa kelas VII serta sesuai dengan hasil analisis kebutuhan dan analisis kurikulum. b. Perangkat pembelajaran menggunakan langkah-langkah kegiatan pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa. Pada tahap perancangan dilakukan penyusunan rancangan perangkat pembelajaran berbasis masalah berupa RPP dan LKS pada materi aritemtika sosial. Selanjutnya pada tahap pengembangan dilakukan pengembangan perangkat pembelajaran berdasarkan rancangan pada tahap sebelumnya. Selanjutnya perangkat pembelajaran divalidasi oleh dua dosen ahli dengan instumen yang juga telah divalidasi. Berdasarkan hasil analisis penilaian RPP diperoleh rata-rata skor 93

tiap butir sebesar 3,80 dengan rata-rata skor maksimal 5 dengan klasifikasi baik. Sedangkan untuk rata-rata skor dari hasil analisis penilaian RPP pada tiap aspek sebesar 3,88 dengan rata-rata skor maksimal 5 dengan klasifikasi baik. Hasil ratarata skor yang diperoleh tersebut menunjukkan bahwa RPP dengan pendekatan pembelajaran berbasis masalah yang dikembangkan oleh peneliti telah sesuai dengan lampiran permendikbud nomor 22 tahun 2016 mengenai standar proses. Berdasarkan hasil analisis penilaian LKS diperoleh rata-rata skor sebesar tiap butir 3,74 dengan rata-rata skor maksimal 5 dengan klasifikasi baik. Sedangkan untuk rata-rata skor dari hasil analisis penilaian LKS pada tiap aspek sebesar 3,75 dengan rata-rata skor maksimal 5 dengan klasifikasi baik. Hasil rata-rata skor yang diperoleh menunjukkan bahwa LKS dengan pendekatan pembelajaran berbasis masalah yang dikembangkan telah sesuai dengan beberapa syarat penyusunan LKS menurut Hendro Darmodjo dan Jenny R. E Kaligis (1992: 41-46) yaitu LKS yang memenuhi syarat didaktik, teknis dan konstruksi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa perangkat pembelajaran dapat dikategorikan valid sehingga layak untuk diujicobakan dengan melakukan perbaikan. Terdapat beberapa hal yang perlu diperbaiki didalam produk yakni didalam merumuskan indikator pencapaian kompetensi dan tujuan pembelajaran. Perbaikan yang dilakukan adalah sebagai berikut. Indikator Pencapaian Kompetensi 3.11.1 Siswa mendapatkan informasi yang terkait dengan artimetika sosial 3.11.2 Siswa memahami hubungan antara penjualan, pembelian, untung, dan rugi 3.11.3 Siswa dapat menentukan besarnya bunga dari persoalan simpan pinjam 3.11.4 Siswa dapat menentukan besarnya diskon dari suatu harga barang 3.11.5 Siswa dapat menentukan besarnya pajak yang harus dibayarkan dari suatu persoalan terkait pajak 3.11.6 Siswa dapat memahami hubungan antara, bruto, neto, dan tara 94

4.11.1 Siswa dapat memecahkan masalah terkait dengan artimetika sosial baik melalui tanya jawab, diskusi, atau, presentasi 4.11.2 Siswa dapat menentukan persentase keuntungan, atau kerugian 4.11.3 Siswa dapat menentukan persentase bunga dari persoalan simpan pinjam 4.11.4 Siswa dapat menentukan persentase diskon dari suatu barang 4.11.5 Siswa dapat menentukan persentase dari persoalan tentang pajak 4.11.6 Siswa dapat menentukan besarnya bruto, neto dan tara dari persoalan suatu produk Tujuan Pembelajaran Pertemuan Pertama Melalui lembar kegiatan siswa 1, diharapkan siswa dapat: 1. Memahami hubungan antara penjualan, pembelian, untung, dan rugi 2. Menentukan persentase keuntungan atau kerugian 3. Memecahkan masalah terkait dengan persoalan jual beli. Pertemuan Kedua Melalui lembar kegiatan siswa 2, diharapkan siswa dapat: 1. Menentukan besarnya bunga dari persoalan bunga pinjam 2. Menentukan persentase bunga dari persoalan bunga pinjam 3. Memecahkan masalah terkait dengan permasalahan simpan pinjam. Melalui lembar kegiatan siswa 3, diharapkan siswa: 1. Menentukan besarnya diskon dari suatu harga barang 2. Menentukan persentase diskon dari suatu harga barang Pertemuan Ketiga Melalui lembar kegiatan siswa 4, diharapkan siswa dapat: 1. Menentukan besarnya pajak yang harus dibayarkan dari suatu persoalan terkait pajak 2. Menentukan persentase dari persoalan tentang pajak 3. Memecahkan masalah terkait dengan permasalahan pembayaran pajak. Pertemuan Keempat Melalui lembar kegiatan siswa 5, diharapkan siswa dapat: 1. Memahami hubungan antara, bruto, neto, dan tara 2. Menentukan besarnya bruto, neto dan tara dari persoalan suatu produk Tahap selanjutnya setelah dilakukan perbaikan terhadap perangkat pembelajaran ialah perangkat pembelajaran diujicobakan di kelas VII B SMP Negeri 8 Yogyakarta. Selama perangkat diujicobakan juga dilakukan pengukuran kemampuan pemecahan masalah, penyebaran angket respon guru dan penyebaran angket respon siswa. Perangkat pembelajaran diujicobakan pada tanggal 21 Maret 2017 dan selesai pada tanggal 8 April 2017. Setelah perangkat pembelajaran diujicobakan, didapatkan penilaian sebagai berikut. 95

a. Keterlaksaan pembelajaran yang memperoleh nilai rata-rata keseluruhan yaitu 94,1% dengan klasisfikasi sangat baik. b. Hasil belajar siswa yang meningkat berdasarkan hasil dari pretest dan posttest dengan tingkat kelulusan 96,77% di atas KKM dengan rata-rata 93,77. c. Angket respon guru terhadap RPP dan LKS dengan klasifikasi penilaian sangat baik. d. Angket respon siswa terhadap LKS dengan klasifikasi penilaian baik. Berdasarkan hasil analisis penilaian respon guru terhadap RPP dan LKS serta penilaian respon siswa terhadap LKS maka dapat disimpulkan bahwa RPP dan LKS yang dikembangkan memiliki nilai praktis. Sedangkan berdasarkan lembar keterlaksaan pembelajaran dan nilai ujian hasil belajar siswa, maka dapat disimpulkan bahwa perangkat pembelajaran yang dikembangkan dikategorikan efektif. Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa perangkat pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran berbasis masalah pada materi aritmetika sosial yang dikembangkan memiliki kualitas valid, praktis dan efektif. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Niluh Sulistyani dan Heri Retnawati (2015) dalam jurnalnya yang berjudul Pengembangan Perangkat Pembelajaran Bangun Ruang di SMP dengan Pendekatan Problem Based Learning. Peneliti juga mengukur kemampuan pemecahan masalah siswa yang diperoleh dari hasil pretest dan posttest. Analisis kemampuan pemecahan masalah siswa diukur dengan memperhatikan indikator kemampuan pemecahan masalah 96

siswa. Setelah dianalisis diperoleh pada setiap indikator kemampuan pemecahan masalah siswa mengalami peningkatan yang cukup signifikan berdasarkan hasil dari pretest dan posttest. Hal ini menunjukkan pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah sehingga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Tina Sri Sumartini (2016) dalam jurnalnya yang berjudul Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa melalui Pembelajaran Berbasis Masalah. C. Keterbatasan Penelitian Keterbatasan penelitian dalam pengembangan perangkat pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran berbasis masalah ini ialah perangkat pembelajaran diujicobakan oleh peneliti, padahal seharusnya diujicobakan oleh guru. 97