PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KOMIK STRIP TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 TANJUNG RAYA KABUPATEN AGAM Roza Dirga Sari 1, Trisna Helda 2, Refa Lina Tiawati R 2 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat rozadirgasari16@gmail.com ABSTRACT This research is motivated by the interest of reading which is owned by students less so that the motivation in learning is still low, especially in writing short story, the vocabulary in learning to write short stories owned by students is still minimal. This study aims to describe the effect of the use of comic strip media on the skills of writing short stories of students of class X Public High School 1Tanjung Raya Agam District. This research, using experimental method. Based on the result of research, three things are summarized as follows. First, the skill of writing a short story of grade X Public High School 1Tanjung Raya Agam without using comic strip media as a whole is included in Qualification More than Enough (Ldc) with an average count of 70.52. Second, the skill of writing short story of grade X Public High School 1Tanjung Raya Agam by using comic strip as a whole is included in Good qualification (B) with average count of 78,15. Third, there is a significant influence of the use of comic media on the skills of writing short stories of students of class X Public High School 1Tanjung Raya Agam District. This is evidenced by the results of research indicating that the value of t hitung (8,29) > t tabel > (1,67). Keywords: Influence, Writing Short story Skill, Comic Strip Media PENDAHULUAN Keterampilan menulis adalah suatu proses dalam menuangkan pikiran, ide, gagasan dalam bentuk tulisan baik itu berupa fakta maupun fiksi. Apabila siswa terampil dalam menulis maka akan membantu siswa dalam proses pembelajaran. Seseorang dikatakan terampil dalam menulis, apabila tulisan yang dihasilkan didukung dengan pengetahuan kebahasaan yang baik. Pengetahuan kebahasaan tersebut berguna agar tulisan yang dihasilkan dapat dipahami oleh pembaca. Dengan adanya proses latihan menulis, maka siswa akan mudah dalam menyampaikan ide-ide dan gagasan-gagasan pemikiran dalam suatu kerangka berpikir yang logis dan sistematis. Menurut Semi (2009:6), menulis merupakan suatu proses kreatif. Sebagai suatu proses kreatif ia harus
mengalami suatu proses yang secara sadar dilalui dan secara sadar pula dilihat hubungan satu dengan yang lain, sehingga berakhir pada suatu tujuan yang jelas. Salah satu keterampilan menulis yang harus dikuasai siswa adalah keterampilan menulis cerpen. Pembelajaran menulis cerpen terdapat dalam kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SMA/MA kelas X semester II. Pada Standar Kompetesi (SK) ke 16 mengungkapkan pengalaman diri sendiri dan orang lain ke dalam cerpen dan Kompetensi Dasar (KD) ke 16.2 menulis karangan berdasarkan pengalaman orang lain dalam cerpen (pelaku, peristiwa, latar). SK dan KD ini mengharapkan agar siswa mampu menulis cerpen. Dalam menulis cerpen siswa dituntut dapat berimajinasi sehingga ia dapat mengembangkan gagasan yang ada dalam pikirannya. Berdasarkan hasil wawancara dengan salah seorang guru bahasa Indonesia yang bernama Arnelia, S.Pd., di SMA Negeri 1 Tanjung Raya Kabupaten Agam siswa belum mampu menulis cerpen dengan benar. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal. Pertama, minat baca yang dimiliki siswa kurang sehingga motivasi siswa dalam belajar masih rendah terutama dalam menulis cerpen. Kedua, dalam pembelajaran menulis cerpen kosakata yang dimiliki siswa masih minim, sehingga siswa masih kesulitan dalam mengembangkan idenya untuk menulis cerpen, siswa sering mengulang kalimat yang sudah dibuat sehingga kalimat siswa kurang efektif. Ketiga, belum semua siswa mampu menulis cerpen masih terpaku hanya satu tema saja, dalam penulisan siswa masih mencampurkan huruf kapital dalam menulis cerpen. Siswa kurang bisa membedakan antara cerpen dengan novel yang membuat siswa ragu dalam menulis cerpen. Selain itu, wawancara kepada siswa juga dilakukan. Menurut salah seorang siswa yang bernama Nabila, siswa ini mengatakan bahwa ia mengalami kesulitan dalam menulis cerpen. Siswa ini mengalami kesulitan ketika mengembangkan ide dari tema yang telah ditentukan oleh
guru. Ia beranggapan bahwa ketika menulis cerpen, pemahamannya dalam mengembangkan kalimat masih kurang. Ia juga menuturkan buku yang ada di pustaka terbatas,cerpen itu-itusaja, membosankan, dan tidak menarik. Media pembelajaran yang digunakan guru juga kurang bervariasi. Penelitian ini bertujuan sebagai berikut ini. Pertama, mendeskripsikan keterampilan menulis cerpen siswa kelas X SMA Agam tanpa menggunakan media komik strip. Kedua, mendeskripsikan kelas X SMA Negeri 1 Tanjung Raya Kabupaten Agam dengan. Ketiga, mendeskripsikan pengaruh penggunaan media komik strip terhadap keterampilan menulis cerpen. Sehubung dengan permasalahan yang dihadapi dalam menulis cerpen, yang dapat membantu siswa dalam menyelesaikan permasalahan tersebut ialah dengan penerapan media pembelajaran. Penelitian ini menerapkan media yang dapat memberikan motivasi kepada siswa agar minat dan bakat siswa dapat tersalurkan. Media yang digunakan adalah media komik strip. Media komik strip adalah komik yang hanya terdiri dari beberapa panel gambar saja, namun dilihat dari segi isi ia telah mengungkapkan sebuah gagasan yang utuh. Penggunaan media komik dapat membantu siswa dalam menulis cerpen, karena media komik sebuah media yang menyampaikan cerita visualisasi atau ilustrusi gambar, dengan kata lain komik adalah cerita bergambar yang dapat memudahkan siswa dalam mengembangkan ide dalam menulis terutama dalam menulis cerpen. Menurut Nurgiyantoro (2010:434), komik strip adalah komik yang hanya terdiri dari beberapa panel gambar saja, namun dilihat dari segi isi ia telah mengungkapkan sebuah gagasan utuh. Tentu saja karna gambarnya hanya sedikit gagasan yang disampaikan juga tidak banyak dan lazimnya hanya sedikit gagasan yang
disampaikan juga tidak banyak dan lazimnya hanya melibatkan satu fokus pembicaraan. METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Sugiyono (2012:7), mengatakan bahwa penelitian kuantitatif adalah penelitian yang ilmiah yaitu konkrit, obyektif, terukur, rasional dan sistematis. Data penelitian berupa angka-angka, dimulai dari pengumpulan data, penafsiran data serta penampilan hasilnya. Data kuantitatif dalam penelitian ini dimulai dari nilai-nilai yang diperoleh siswa dalam menulis cerpen, sampai tahap akhir yaitu melakukan hipotesis yang berbentuk angka-angka. Desain penelitian ini adalah The Randomized Posttest Only Control Group Design. Yusuf (2005:241) mengemukakan bahwa The Randomized Posttest Only Control Group Designmerupakan rancangan lebih sederhana dibandingkan the randomized pretest-posttest onlycontrol group, karena tidak dilakukan pretest. Langkah penelitian ini memilih kelompok kontrol tidak dikenakan perlakuan, sedangkan kelompok eksperimen diberikan perlakuan berupa media komik Strip. Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan siswa kelas X SMA Negeri 1 Tanjung Raya Kabupaten Agam tahun ajaran 2015/2016. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah simple random sampling. Menurut Sugiyono (2012:82), simple random sampling dilakukan karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan yang ada dalam populasi itu. Sampel pada penelitian ini yaitu kelas X.1 kelas eksperimen dengan jumlah 30 siswa dan kelas X.3 kelas kontrol dengan jumlah siswa 26 siswa. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan sebanyak dua kali. Pertama, di kelas kontrol siswa diberikan tes menulis cerpen dengan tema persahabatan, setelah siswa selesai mengerjakan tes hasil tulisan siswa dikumpulkan dan dinilai dengan aspek yang diteliti. Kedua, di kelas eksperimen, pada pertemuan pertama diberikan
perlakuan menerapkan media komik (komik strip) dalam pembelajaran menulis cerpen tema yang diberikan adalah guru. Ketiga, pada pertemuan kedua di kelas eksperimen siswa diberikan tes menulis cerpen dengan tema persahabatan. Setelah siswa selesai mengerjakan tes, hasil tulisan siswa dikumpulkan dan dinilai dengan aspek yang diteliti. Teknik analisis data yang digunakan yaitu. Pertama, membaca cerpen yang ditulis siswa. Kedua, memeriksa cerpen yang ditulis siswa berdasarkan indikator. Ketiga, mencatat skor yang diperoleh siswa pada tiap indikator. Keempat, mengubah skor mentah menjadi nilai dengan menggunakan rumus persentase merujuk pada Purwanto (2010:102). Kelima, nilai tersebut dimasukkan ke dalam distribusi frekuensi. Keenam, menentukan nilai rata-rata keterampilan menulis cerpen siswa merujuk pada Nurgiyantoro (2001:362). Ketujuh, hasil perhitungan dengan rumus tersebut dikonversikan ke skala yang digunakan yaitu skala 10. Kedelapan, hasil rata-rata hitung digambarkan dalam bentuk histogram. Kesembilan, melakukan uji normalitas dan homogenitas data merujuk pada Sudjana(2005:466-477). Kesepuluh, melakukan uji hipotesis untuk uji-t merujuk pada Sudjana (2005:239). Kesebelas, membahas hasil analisis dan membuat kesimpulan. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Keterampilan Menulis Cerpen tanpa Menggunakan Media Komik Strip Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Tanjung Raya Kabupaten Agam Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh nilai rata-rata hitung tanpa menggunakan media komik strip untuk keseluruhan indikator sebesar 70,52 berada pada rentangan 66-75% dengan kualifikasi Lebih dari Cukup (LdC). Klasifikasi keterampilan menulis cerpen siswa tanpa adalah sebagai berikut ini. Pertama, kualifikasi Hampir Cukup (HC) berjumlah 7 orang (26,92%). Kedua,
kualifikasi Lebih dar Cukup (LdC) berjumlah 7 orang (26,92%). Ketiga, kualifikasi Baik (B) berjumlah 9 orang (34,61%). Keempat, siswa kualifikasi Baik Sekali (BS) berjumlah 2 orang (7,70%). Kelima, kualifikasi Sempurna (S) berjumlah 1 orang (3,85%). Keterampilan menulis cerpen untuk masing-masing indikator adalah sebagai berikut ini. Pertama, untuk indikator 1 (tokoh), diperoleh nilai rata-rata hitung keterampilan menulis cerpen siswa tanpa menggunkaan media komik strip siswa kelas X SMA Agam sebesar 61,54 berada pada rentangan 56-65% dengan kualifikasi Cukup (C). Klasifikasi keterampilan menulis cerpen siswa tanpa kualifikasi Kurang Sekali (KS) berjumlah 6 orang (23,07%). Kedua, kualifikasi Lebih dari Cukup (LdC) berjumlah 18 orang (69,23%). Ketiga, siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi Sempurna (S) berjumlah 2 orang (7,70%). Kedua, untuk indikator 2 (Alur), diperoleh nilai rata-rata hitung tanpa menggunkaan media komik strip sebesar 94,87 berada pada rentangan 86-95% dengan kualifikasi Baik Sekali (BS). Klasifikasi keterampilan menulis cerpen siswa tanpa kualifikasi Lebih dari Cukup (LdC) berjumlah 4 orang (15,38%). Kedua, kualifikasi Sempurna (S) berjumlah 22 orang (84,62%). Ketiga, untuk indikator 3 (Latar), diperoleh nilai rata-rata hitung keterampilan menulis cerpen siswa tanpa menggunkaan media komik strip siswa kelas X SMA
Agam sebesar 55,13 berada pada rentangan 46-55% dengan kualifikasi Hampir Cukup (HC). Klasifikasi tanpa menggunakan media komik strip kualifikasi Kurang Sekali (KS) berjumlah 13 orang (50%). Kedua, kualifikasi Lebih dari Cukup (LdC) berjumlah 9 orang (34,62%). Ketiga, kualifikasi Sempurna (S) berjumlah 4 orang (15,38%). 2. Keterampilan Menulis Cerpen dengan Menggunakan Media Komik Strip Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Tanjung Raya Kabupaten Agam Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh nilai rata-rata hitung dengan menggunakan media komik strip untuk keseluruhan indikator sebesar 78,15 berada pada rentangan 76-85% dengan kualifikasi Baik (B). Klasifikasi keterampilan menulis cerpen siswa dengan menggunakan media komik strip siswa kelas X SMA Negeri 1 Tanjung Raya Kabupaten Agam adalah sebagai berikut ini. Pertama, Siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi Sempurna (S) 1 orang (3,33%). Kedua, Siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi Baik Sekali (BS) 10 orang (33,34%). Ketiga, Siswa kualifikasi Baik (B) 10 orang (33,34%). Keempat, Siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi Lebih dari Cukup (LdC) 8 orang (26,66%). Kelima, Siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi Kurang (K) 1 orang (3,33%). Keterampilan menulis cerpen untuk masing-masing indikator adalah sebagai berikut ini. Pertama, untuk indikator 1 (Tokoh), diperoleh nilai rata-rata hitung keterampilan menulis cerpen siswa dengan menggunkaan media komik strip siswa kelas X SMA Agam sebesar 71,11 berada pada rentangan 66-75% dengan kualifikasi Lebih dari Cukup (LdC). Klasifikasi dengan menggunakan media komik
strip kualifikasi Kurang Sekali (KS) berjumlah 1 orang (3,33%). Kedua, kualifikasi Lebih dari Cukup (LdC) berjumlah 24 orang (80%). Ketiga, kualifikasi Sempurna (S) berjumlah 5 orang (16,67%). Kedua, untuk indikator 2 (Alur), diperoleh nilai rata-rata hitung dengan menggunkaan media komik strip sebesar 97,78 berada pada rentangan 86-95% dengan kualifikasi Baik Sekali (BS). Klasifikasi keterampilan menulis cerpen siswa dengan kualifikasi Kurang (K) berjumlah 1 orang (3,33%). Kedua, siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi Sempurna (S) berjumlah 29 orang (96,67%). Ketiga, untuk indikator 3 (Latar), diperoleh nilai rata-rata hitung keterampilan menulis cerpen siswa dengan menggunkaan media komik strip siswa kelas X SMA Agam sebesar 65,56 berada pada rentangan 56-65% dengan kualifikasi Cukup (C). Klasifikasi keterampilan menulis cerpen siswa dengan kualifikasi Kurang Sekali (KS) berjumlah 9 orang (30%). Kedua, kualifikasi Lebih dari Cukup (LdC) berjumlah 13 orang (43,33%). Ketiga, siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi Sempurna (S) berjumlah 8 orang (26,67%). 3. Pengaruh Penggunaan Media Komik Strip terhadapketerampilan Menulis Cerpen Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Tanjung Raya Kabupaten Agam Berdasarkan hasil analisis data dalam penelitian ini menunjukkan
secara umum bahwa rata-rata kelas X SMA Negeri 1 Tanjung Raya Kabupaten Agam kelompok kontrol berada pada kualifikasi Lebih dari Cukup (LdC) dengan perolehan ratarata 70,52 sedangkan keterampilan menulis cerpen siswa kelas X SMA Agam kelompokeksperimen berada pada kualifikasi Baik (B) dengan perolehan rata-rata 78,15. Hal ini berarti bahwa keterampilan menulis cerpen tanpa menggunakan media komik strip lebih rendah dibandingkan dengan keterampilan menulis cerpen dengan menggunakan media komik. Jadi, secara signifikan penggunaan media komik memiliki pengaruh terhadap penulisan cerpen yang ditulis siswa. Berdasarkan hasil uji-t, disimpulkan bahwa hipotesis alternatif (H 1 ) diterima pada taraf signifikan 95% dengan dk = n 1 +n 2-2 karena t hitung > t tabel (8,29 >1,67). Dengan kata lain, penerapan media komik memiliki pengaruh terhadap kelas X SMA Negeri 1 Tanjung Raya Kabupaten Agam. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa media komik strip memiliki pengaruh terhadap keterampilan menulis cerpen siswa kelas X SMA Agam. KESIMPULAN Berdasarkan analisis data dan pembahasan dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut ini. Pertama, keterampilan menulis cerpen tanpa menggunakan media komik strip siswa kelas X SMA Agam berada pada kualifikasi Lebih dari Cukup (LdC) dengan perolehan rata-rata 70,52. Kedua, keterampilan menulis cerpen dengan berada pada kualifikasi Baik (B) dengan perolehan rata-rata 78,15. Ketiga, penggunaan media komik berpengaruh terhadap pembelajaran menulis cerpen siswa kelas X SMA Agam. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji-t yang disimpulkan bahwa hipotesis alternatif (H 1 ) diterima pada taraf signifikan 95% dengan dk
= n 1 +n 2-2 karena t hitung > t tabel (8,29 >1,67). DAFTAR PUSTAKA Nurgiyantoro, Burhan. 2001. Penilaian Dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE. Nurgiyantoro, Burhan. 2010. Sastra Anak: Pengantar Pemahaman dunia Anak. Yogyakarta. Gajah Mada University Press Purwanto, M Ngalim. 2010. Prinsipprinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Semi, M. Atar. 2009. Menulis Efektif. Padang: UNP Press. Sudjana. 2005. Metode Statistik. Bandung:Tarsito Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Yusuf, A. Muri. 2005. Metodologi Penelitian. Padang: UNP Press.