V. GAMBARAN UMUM PETERNAKAN MAJU BERSAMA. 5.1.Gambaran Umum Desa Cikarawang

dokumen-dokumen yang mirip
VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL

VI. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK NON FINANSIAL Aspek Pasar Analisis Peluang Pasar Permintaan

VII. ANALISIS FINANSIAL

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

IV. DESKRIPSI USAHA PENGOLAHAN TEPUNG UBI JALAR

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

VI. ANALISIS ASPEK-ASPEK NON FINANSIAL

TERNAK AYAM KAMPUNG PELUANG USAHA MENGUNTUNGKAN

VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN yaitu terdiri dari 16 kelurahan dengan luas wilayah 3.174,00 Ha. Saat ini

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

IbM POTENSI DAN PEMANFAATAN ITIK (JANTAN DAN PETELUR AFKIR) SEBAGAI TERNAK POTONG PADA KELOMPOK TANI DI KECAMATAN AIR HANGAT TIMUR KABUPATEN KERINCI

BAB I PENDAHULUAN. Peternakan adalah bagian dari agribisnis yang mencakup usaha-usaha atau

V. GAMBARAN UMUM LOKASI DAN RESPONDEN

1) Pencarian dan sewa lahan yang digunakan untuk tempat penggemukan sapi. BAB V RENCANA AKSI. 5.1 Kegiatan

BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1. Gambaran Umum Desa

VII. ANALISIS PENDAPATAN

I PENDAHULUAN. Aman, dan Halal. [20 Pebruari 2009]

PROPOSAL PROGAM KREATIVITAS MAHASISWA BUDIDAYA KAMBING MODERN DENGAN TEKNIK FERMENTASI PAKAN DI BIDANG PETERNAKAN PKM KEWIRAUSAHAAN.

BAB III PRAKTIK KERJASAMA BUDIDAYA LELE ANTARA PETANI DENGAN PEMASOK BIBIT DI DESA TAWANGREJO KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN an sejalan dengan semakin meningkatnya pendapatan per kapita masyarakat,

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Desa Purwasari terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor.

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan produktivitas ayam buras agar lebih baik. Perkembangan

V GAMBARAN UMUM DESA CIMANGGIS

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Topografi Daerah Penelitian

I. PENDAHULUAN. 1 Sapi 0,334 0, Kerbau 0,014 0, Kambing 0,025 0, ,9 4 Babi 0,188 0, Ayam ras 3,050 3, ,7 7

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA CIHIDEUNG ILIR, KECAMATAN CIAMPEA, KABUPATEN BOGOR

V. GAMBARAN UMUM 5.1. Wilayah dan Topografi 5.2. Jumlah Kepala Keluarga (KK) Tani dan Status Penguasaan Lahan di Kelurahan Situmekar

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. DESA BABAKAN DALAM KONTEKS LINGKAR KAMPUS IPB DARMAGA

BAB III MATERI DAN METODE

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

Disusun oleh FLipMAS BADUY Wilayah Banten

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA

VI HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. untuk penggemukan dan pembibitan sapi potong. Tahun 2003 Pusat Pembibitan dan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

1. PENDAHULUAN. sangat tinggi. Jumlah penduduk Indonesia di tahun 2008 diperkirakan sebesar

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

dan produktivitasnya sehingga mampu memenuhi kebutuhan IPS. Usaha

I PENDAHULUAN Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

V. KEADAAN UMUM DAN KONDISI WILAYAH. Kecamatan Leuwiliang memiliki empat unit usaha pengolahan limbah

V. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Kondisi umum Desa Kalisari meliputi kondisi fisik daerah dan kondisi

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.

BAB VI ANALISIS USAHA AYAM RAS PEDAGING DI PASAR BARU BOGOR

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

1. PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk yang

GAMBARAN UMUM LOKASI

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Purbolinggo Kabupaten Lampung Timur.

V. GAMBARAN UMUM POTENSI WILAYAH

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

I. PENDAHULUAN. sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia.

Bab 3. Deskripsi Daerah Penelitian

VI. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK NON FINANSIAL

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

kimia yang dapat merusak sistem organ tubuh. mengurangi tingkat pengangguran di Indonesia

VII. KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL

IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Lokasi peternakan penggemukan sapi potong Haji Sony berada di Desa Karang

VI. PELAKSANAAN KEMITRAAN

BAB I RINGKASAN EKSEKUTIF

V. GAMBARAN UMUM. Kota Bogor mempunyai luas wilayah km 2 atau 0.27 persen dari

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Stoner (2004: 7) manajemen adalah proses merencanakan,

IV. METODE PENELITIAN

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan.

V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. yang dibina oleh Kementerian Kehutanan. Koperasi ini didirikan pada tahun 1989.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan

BAB III TINJAUAN UMUM OBYEK PENELITIAN

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

VI HASIL DAN PEMBAHASAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Jarak dari Kecamatan Megamendung ke Desa Megamendung adalah 8 km,

BAB V RENCANA AKSI. Untuk dapat mulai menjalankan unit bisnis IFS BATARI secara tepat

IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Karawang. Kabupaten Karawang merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

PENDAHULUAN. Latar Belakang

TUGAS KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS Peluang Bisnis Ayam Ras

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pola kemitraan ayam broiler adalah sebagai suatu kerjasama yang

Budidaya Bebek Peking Sangat Menjanjikan

V. DESKRIPSI LOKASI DAN SAMPEL PENELITIAN. Kelurahan Kamal Muara merupakan wilayah pecahan dari Kelurahan

BAB I PENDAHULUAN. mengandung protein dan zat-zat lainnya seperti lemak, mineral, vitamin yang

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan

Wajib menjaga kelestarian lingkungan.

BAB III KERJASAMA USAHA TERNAK AYAM POTONG DI DESA TANGGUL WETAN KECAMATAN TANGGUL KABUPATEN JEMBER

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Jumlah Tenaga Kerja Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Lapangan Pekerjaan Tahun 2011

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

PEMBERDAYAAN KARANG TARUNA MELALUI PEMANFAATAN LIMBAH BULU AYAM UNTUK PEMBUATAN PAKAN BEBEK

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

LINGKUNGAN BISNIS USAHA TERNAK ITIK. : Wahid Muhammad N. Nim : SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

Transkripsi:

V. GAMBARAN UMUM PETERNAKAN MAJU BERSAMA 5.1.Gambaran Umum Desa Cikarawang Desa Cikarawang merupakan salah satu desa yang yang berada dalam wilayah administrasi Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor Jawa Barat. Berdasarkan tinjauan topografi, Desa Cikarawang merupakan dataran tinggi dengan ketinggian mencapai 700 meter diatas permukaan laut. Suhu udara Desa Cikarawang antara 20 30 0 C. Desa Cikarawang memiliki luas wilayah 226,56 ha. Orbitasi jarak Desa Cikarawang dari pusat pemerintahan yaitu 5 kilometer dari ibukota kecamatan, 35 kilometer dari ibukota kabupaten, 135 kilometer dari ibukota provinsi, dan 85 kilometer dari ibukota negara. Adapun batas-batas Desa Cikarawang sebagai berikut: Sebelah utara : Sungai Cisadane Sebelah selatan : Sungai Ciapus Sebelah barat : Sungai Ciaduan (pertemuan Sungai Ciapus dengan Sungai Cisadane. Sebelah timur : Kelurahan Situ Gede. Wilayah Desa Cikarawang terbagi atas 3 dusun, 7 Rukun Warga (RW), dan 32 Rukun Tetangga (RT) yang menyebar di 11 kampung. Sebagian besar wilayah Desa Cikarawang merupakan lahan persawahan (termasuk didalamnya palawija) yang mencapai 77,63 persen dari total lahan yang berada di Desa Cikarawang. Luas lahan Desa Cikarawang berdasarkan penggunaannya dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Luas Lahan Desa Cikarawang Menurut Penggunaannya Tahun 2009 Penggunaan Luas (ha) Persentase Permukiman 37.854,00 15,10 Persawahan 194.572,00 77,63 Perkebunan 18.226,00 7,27 Kuburan 0,60 0,00024 Pekarangan 1,21 0,00048 Perkantoran 0,01 0,000006 Total 250.653,82 100 Sumber: Buku Monografi Desa Cikarawang, 2009 (diolah) 54

5.2.Gambaran Umum Perusahaan 5.2.1. Lokasi Perusahaan Peternakan Maju Bersama didirikan di Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Lokasi perusahan berada di tengahtengah areal pertanaman palawija. Hingga saat ini peternakan memiliki satu buah kandang di lokasi tersebut. Menurut pemilik, alasan pemilihan lokasi peternakan diantaranya lokasi tersebut terletak di luar permukiman warga. Kondisi demikian dapat menghindarkan itik dari keramaian yang berpotensi menimbulkan stress pada itik. Keberadaan kandang yang di luar permukiman warga juga dengan pertimbangan supaya tidak mencemari lingkungan warga dari pencemaran yang mungkin ditimbulkan peternakan misalnya pencemaran limbah produksi dan bau. Selain alasan di atas, pemilihan lokasi didasarkan bahwa letak strategis Kabupaten Bogor yang cukup dekat dengan sumber input peternakan. Kabupaten Bogor juga merupakan wilayah Jabodetabek sehingga dapat memudahkan dalam proses pemasaran produk utama Peternakan Maju Bersama di Jabodetabek. 5.2.2. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Peternakan Maju Bersama merupakan perusahaan peternakan yang bergerak di bidang pembesaran itik pedaging. Peternakan Maju Bersama berdiri pada Maret 2011. Sejarah berdirinya Peternakan Maju Bersama berawal dari adanya informasi mengenai tingginya permintaan itik pedaging. Pemilik mencoba menekuni bisnis itik pedaging dan memulai dengan menjadi penjual dan pembeli itik pedaging. Oleh karena pasokan itik dari para peternak semakin sulit didapat maka pemilik bersama satu rekan bisnisnya mencoba membudidayakan itik. Budidaya itik pertama kali dilakukan pada kandang tenda karena masih ingin mencoba-coba dan masalah terbatasnya permodalan. Meskipun telah berhasil melakukan budidaya pada kandang tenda, akan tetapi terdapat kendala pada kandang tenda tersebut untuk digunakan sebagai tempat budidaya karena mudah rusak apalagi ketika banyak terjadi hujan dan angin. Akhirnya kandang tenda tersebut dibongkar. 55

Langkah selanjutnya yang dilakukan pemilik adalah mencoba membangun kembali usaha budidaya itik dengan dibantu beberapa rekannya yang lain. Pemilik mulai mengumpulkan modal patungan, membuat nama perusahaan yaitu Peternakan Maju Bersama, mendirikan kandang yang permanen, dan membeli peralatan budidaya dan pasca panen itik pedaging. Kapasitas kandang yang dibangun yaitu 2.000 ekor itik untuk satu siklus produksi. Satu siklus produksi yang dilakukan membutuhkan waktu sekitar 10 minggu. Dalam penjadwalan produksi didapatkan gambaran jumlah produksi yang terjadi pada tahun ke-2 sampai ke-5 sebanyak lima siklus produksi sedangkan pada tahun ke-1 hanya dapat dilakukan empat siklus produksi. Aktivitas perusahaan dapat dilihat dalam Lampiran 1. Peternakan Maju Bersama merupakan usaha bersama dari para pendirinya. Hal itu dikarenakan Peternakan Maju Bersama merupakan perusahaan patungan yang didirikan oleh beberapa orang. Modal awal untuk usaha berasal dari modal patungan diantara para pendirinya (pemilik). Dalam pengelolaan usahanya, perusahaan dikelola oleh salah satu dari pemilik sebagai penanggungjawab keseluruhan perusahaan atau manajer. Pengelola bertanggung jawab sepenuhnya atas keberlangsungan usaha yang dilakukan sedangkan pemilik bertanggung jawab menanggung semua risiko yang akan terjadi. Pengelola usaha terdiri dari ketua atau manajer yang juga merupakan salah satu pemilik yang dibantu penanggung jawab kandang dan anak kandang. Pemilik telah melakukan investasi pada kandang dan peralatan kerja budidaya dan pasca panen. Kandang yang dibanguan merupakan kandang permanen yang ditujukan untuk pengelolaan itik pedaging secara intensif. Kapasitas kandang dapat mencapai 2.000 ekor itik. Peralatan budidaya merupakan peralatan yang digunakan dalam proses budidaya dari mulai mendatangkan bibit hingga panen. Peralatan pasca panen merupakan peralatan yang dibutuhkan untuk penangan pasca panen sampai itik dijual dalam bentuk karkas. Kegiatan produksi yang telah dilakukan hanya produksi percobaan. Itik yang dibudidayakan sebanyak 900 ekor. Perusahaan akan berproduksi selama lima tahun ke-depan sesuai dengan umur kandang yang dapat mencapai 6 tahun sejak didirikan. Perusahaan perlu mengetahui kelayakan dari usaha yang akan 56

dijalankannya. Sejauh ini, pemilik belum melakukan studi kelayakan usaha. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis kelayakan usaha untuk mengetahui kelayakan dari usaha pada Peternakan Maju Bersama. 5.2.3. Visi dan Misi Perusahaan Peternakan Maju Bersama memiliki visi ingin menjadi peternakan yang sukses dalam usaha pembesaran itik pedaging dan menciptakan lapangan pekerjaan yang seluas-luasnya bagi masyarakat sekitar. Misi yang dilakukan peternakan melalui peningkatan pengetahuan berbisnis itik, menyerap tenaga kerja di sekitar lokasi perusahaan, menguasai pangsa pasar Jabodetabek, memiliki perencanaan ekspansi pasar hingga ke luar Jabodetabek, memperbaiki manajemen usaha, memperbaiki tim pemasaran, memperbaiki kemampuan teknis perusahaan dalam melakukan kegiatan pembesaran itik pedaging, dan menambah struktur permodalan perusahaan. 5.2.4. Deskripsi Kegiatan Usaha Peternakan Maju Bersama merupakan perusahaan peternakan dengan fokus bisnis pada pembesaran itik pedaging. Kegiatan utama yang dilakukan yaitu membesarkan itik pedaging dan menjualnya dalam bentuk produk utama yaitu karkas. Alur produksi pada Peternakan Maju Bersama diawali dengan mendatangkan bibit itik dari pemasok, proses budidaya selama 10 minggu, panen, kegiatan pasca panen, dan pemasaran. Bibit itik yang didatangkan dari pemasok berupa itik umur sehari atau Day Old Duck (DOD). Untuk selanjutnya itik dipelihara selama 10 minggu untuk mencapai bobot hidup sekitar 1,2 kg dan menjadi karkas dengan bobot sekitar satu kilogram. Setelah proses pemeliharaan, itik kemudian dipanen dan dilakukan proses pasca panen. Proses pasca penen dilakukan karena itik dipasarkan dalam bentuk karkas. Produk yang dihasilkan berupa produk utama dan sampingan. Produk utama yang dihasilkan yaitu karkas itik pedaging sesuai dengan possitioning peternakan sebagai perusahaan penghasil karkas itik. Ukuran karkas yaitu satu 57

kilogram per satu ekor karkas. Harga jual karkas dengan ukuran tersebut yaitu Rp 30.000,00 per ekor. Produk sampingan yang dihasilkan berupa ati ampela dan pupuk kandang. Ati ampela dijual per pasang dengan harga Rp 1.000,00. Kotoran dijual dengan harga Rp 3.000,00 per karung. Pendistribusian produk ke pelanggan dilakukan melalui dua alternatif. Alternatif pertama perusahaan mengantarkan produk ke pelanggan. Alternatif kedua pelanggan yang mengambil karkas dari perusahaan. Kegiatan promosi dilakukan melalui menawarkan langsung ke pelanggan. Pelanggan yang ditargetkan yaitu restoran-restoran. Kegiatan promosi juga dapat dilakukan melalui bantuan dari para peternak lain misalnya ketika terjadi tukar informasi diantara para peternak mengenai bisnis itik pedaging. 5.2.5. Gambaran Umum Aktivitas Perusahaan Aktivitas perusahaan yang terdapat pada Peternakan Maju Bersama sekaligus memberikan gambaran mengenai penjadwalan produksi atau kegiatan investasi dan operasional perusahaan. Aktivitas perusahaan meliputi pembangunan kandang, pengadaan peralatan, produksi percobaan, dan proses produksi pembesaran itik pedaging. Aktivitas perusahaan dilakukan selama umur ekonomis usaha yaitu 6 tahun. Aktivitas tersebut dimulai dari didirikannya kandang yaitu pada tahun ke-0 hingga tahun ke-5. Pada tahun ke-0 aktivitas perusahaan meliputi pembangunan kandang, pengadaan peralatan, dan produksi percobaan. Pembangunan kandang dilakukan sendiri oleh pemilik yang dibantu oleh para karyawan. Pembangunan kandang dari awal hingga kandang siap digunakan membutuhkan waktu sekitar dua bulan. Waktu pembanguan kandang juga termasuk pembangunan instalasi air dan listrik. Setelah pembangunan kandang, pemilik mulai membeli peralatan yang meliputi peralatan budidaya, panen, dan pasca panen. Peralatan budidaya diantaranya tempat pakan dan minum itik, mesin rucah pakan, ember, lampu, dan sepatu boot. Peralatan panen yaitu timbangan dan peralatan pasca penen diantaranya pisau, baskom, panci, dan freezer. 58

Produksi percobaan dilakukan setelah kondisi kandang dan peralatan telah siap untuk digunakan. Produksi percobaan dilakukan selama 10 minggu terhitung dari mendatangkan bibit itik hingga panen. itik yang dibudidayakan dalam produksi percobaan sebanyak 900 ekor. Dari 900 ekor itik yang dibudidayakan, hanya 135 ekor itik yang berhasil dipanen dan sisanya mengalami kematian. Tingkat kematian itik pada produksi percobaan mencapai 85 persen yang dapat dikatakan tinggi. Tingginya tingkat kematian itik (mortalitas) diduga disebabkan oleh pemberian pakan yang salah dimana pada umur 0-4 minggu itik terlalu sedikit diberikan pakan buatan pabrik (pakan broiler) yang mengakibatkan itik mengalami kekurangan gizi dan banyak yang mati pada fase tersebut. Pada tahun ke-1 perusahaan dapat melakukan produksi sebanyak empat siklus produksi. Setiap siklus produksi dilakukan selama 10 minggu. Dengan 10 minggu waktu yang dibutuhkan per siklus produksi, maka dalam satu tahun memungkinkan untuk dilakukan produksi selama empat siklus produksi. Berdasarkan penjadwalan produksi, pada tahun ke-1 masih ada sisa waktu untuk melakukan produksi selama delapan minggu. Akan tetapi, dalam kurun waktu delapan minggu belum bisa melakukan panen itik karena panen dilakukan pada minggu ke-10 pemeliharaan. Oleh karena itu, aktivitas pada delapan minggu terakhir di tahun ke-1 dimasukkan ke dalam siklus produksi pertama di tahun ke-2 setelah ditambahkan waktu selama dua minggu di tahun ke-2 tersebut. Hal itu dilakukan untuk memudahkan perhitungan keuangan yaitu dengan mencatat biaya dan manfaat pada delapan minggu terakhir di tahun ke-1 ke dalam pembukuan tahun ke-2 setelah ditambah dua minggu waktu produksi di tahun ke-2. Dampak dari penjadwalan pada tahun ke-1 mengakibatkan jumlah produksi yang dilakukan dalam setiap tahun dari tahun ke-2 hingga ke-5 sebanyak lima siklus produksi. Pada tahun ke-5 produksi terakhir dilakukan pada 10 minggu terakhir sehingga panen dilakukan pada minggu terakhir di tahun ke-5. Oleh karena itu, seluruh minggu di tahun ke-5 dapat digunakan untuk aktivitas produksi. Pada tahun ke-6 umur ekonomis perusahaan telah habis yang berarti usaha atau proyek telah selesai dilakukan. Gambaran aktivitas perusahaan selengkapnya dapat dilihat dalam Lampiran 1. 59