V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN"

Transkripsi

1 V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Gambaran Wilayah Kabupaten Ciamis Berdasarkan data geografis, wilayah Kabupaten Ciamis berada pada ' sampai dengan ' Bujur Timur dan 7 40'20" Lintang Selatan. Wilayah sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Majalengka dan Kabupaten Kuningan, sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Tasikmalaya dan Kota Tasikmalaya, sebelah Timur berbatasan dengan Kota Banjar dan Propinsi Jawa Tengah, dan sebelah Selatan dengan Samudera Indonesia. Wilayah Kabupaten Ciamis berkurang dibanding dengan keadaan tahun 2002 yaitu dari ha menjadi ha. Kabupaten Ciamis terdiri dari 36 kecamatan dan 345 desa/kelurahan. Keadaan alam di Kabupaten Ciamis cukup potensial untuk pertanian dan pendistribusian hasil pertanian karena wilayahnya merupakan jalur tranportasi antar kota maupun antar provinsi. Pada umumnya wilayah Kabupaten Ciamis berupa pegunungan dan dataran tinggi, kecuali di perbatasan dengan Jawa Tengah bagian selatan, serta sebagian wilayah pesisir. Pantai selatan Ciamis bagian timur berupa teluk, diantaranya Teluk Pangandaran, Teluk Parigi, dan Teluk Pananjung. Ciamis berada pada posisi strategis yang dilalui jalan Nasional lintas Jawa Barat-Jawa Tengah dan jalan Provinsi lintas Ciamis-Cirebon-Jawa Tengah. penduduk Kabupaten Ciamis berjumlah jiwa dengan kepadatan 620 jiwa/km². Berdasarkan proporsi jenis kelamin, penduduk jenis kelamin laki-laki terdiri dari jiwa dan perempuan jiwa. Usia tidak produktif berjumlah jiwa sedangkan usia produktif berjumlah jiwa. Pada umumnya mata pencaharian Kabupaten Ciamis bagian utara bergerak dibidang pertanian dataran tinggi, bagian timur pertanian sawah dan bagian selatan berupa nelayan. Kecamatan Sukamantri merupakan salah satu kecamatan dari 36 kecamatan yang ada di Kabupaten Ciamis yang memiliki luas 4.790,662 Ha. Secara administratif Kecamatan Sukamantri terdiri dari lima desa, 61 RW dan 56

2 164 RT. Rincian luas lahan dan pembagian administratif tiap desa di Kecamatan Sukamantri dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Pembagian Luas Lahan dan Administratif Setiap Desa di Kecamatan Sukamantri Tahun 2009 No Desa/Kelurahan Luas Lahan Persentase (Ha) (%) RW RT Dusun 1 Sukamantri 820,705 17, Cibeureum 1.448,695 30, Sindanglaya 750,035 15, Mekarwangi 918,414 19, Tenggeraharja 852,853 17, , Sumber : Kecamatan Sukamantri,2008. Berdasarkan Tabel 9, Desa Cibeureum merupakan desa yang memiliki luas lahan terluas di Kecamatan Sukamantri dengan luas lahan 1.448,695 Ha atau 30,24 persen dari luas keseluruhan kecamatan. Sedangkan Desa Sindanglaya merupakan desa dengan luas lahan paling sedikit dibandingkan desa lainnya di Kecamatan Sukamantri yaitu seluas 750,035 Ha atau 15,66 persen. Desa Sindanglaya merupakan desa paling sedikit luas lahannya di Kecamatan Sukamantri, namun untuk pembudidayaan usahatani ganyong merupakan yang terdepan dibandingkan desa lainnya di Kecamatan Sukamantri karena di desa ini sudah ada sistem semi pabrikasi dalam pengolahan ganyong menjadi tepung ganyong. Berdasarkan geografis letak Kecamatan Sukamantri berada di bagian utara Kabupaten Ciamis dengan batas wilayah sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Majalengka, sebelah timur dengan Kecamatan Panawangan, sebelah selatan dengan Kecamatan Panjalu dan sebelah barat dengan Kecamatan Panumbangan. Jarak tempuh (orbitasi) dari ibukota Kecamatan Sukamantri dengan pusat pemerintahan Kabupaten Ciamis berjarak 42 Km dan jarak ke pusat pemerintahan Provinsi Jawa Barat berjarak 110 Km. Peta Kecamatan Sukamantri dapat dilihat pada Lampiran 2. Ketinggian wilayah Kecamatan Sukamantri berada pada 729 mdpl dengan suhu berkisar antara 17ºC sampai dengan 21ºC. hari terbanyak dengan 57

3 curah hujan adalah 30 hari dengan banyaknya curah hujan 2588mm/h. Kecamatan Sukamantri merupakan daerah dataran tinggi dengan bentuk wilayah datar sampai berombak 30 persen, berombak sampai berbukit 40 persen dan berbukit sampai bergunung 30 persen. Pemanfaatan lahan yang ada di Kecamatan Sukamantri didasarkan pada penggunaannya yaitu sebagai permukiman, kebun atau pekarangan, empang atau kolam, lahan pertanian, perkebunan swasta maupun rakyat, pemakaman, perkantoran, dan lainnya yang berkaitan dengan fasilitas umum dan sosial. Penggunaan lahan di Kecamatan Sukamantri dapat dilihat pada Tabel 10. Berdasarkan Tabel 10, pemanfaatan lahan untuk kegiatan agribisnis adalah seluas 2.710,734 Ha atau 56,58 persen dari total luas lahan yang ada di Kecamatan Sukamantri. Selain pemanfaatan lahan untuk kegiatan pertanian rakyat, di Kecamatan Sukamantri juga terdapat lahan pertanian milik swasta, baik untuk kepentingan perusahaan maupun lahan percontohan salah satu perguruan tinggi swasta di sekitar Kabupaten Ciamis. Kegiatan agribisnis ini meliputi pertanian sawah, sayuran, umbi-umbian, perkebunan, peternakan dan perikanan. Luas lahan untuk kepentingan lainnya adalah untuk jalur transportasi, sungai, fasilitas pendidikan, fasilitas umum dan fasilitas sosial seluas 1.919,798 Ha atau 40,07 persen dan sisanya untuk kepentingan pemakaman sebesar 0,22 persen, perkantoran 0,06 persen serta permukiman 3,06 persen. Tabel 10. Penggunaan Lahan di Kecamatan Sukamantri Tahun 2009 No Keterangan Luas Lahan (Ha) Persentase (%) 1 Permukiman 146,75 3,06 2 Kebun atau pekarangan 1.857,32 38,77 3 Empang atau kolam 41,18 0,86 4 Lahan pertanian 482,24 10,07 5 Perkebunan swasta 30,00 0,63 6 Perkebunan rakyat 300,00 6,26 7 Pemakaman 10,75 0,22 8 Perkantoran 2,65 0,06 9 Lainnya 1.919,80 40, , Sumber : Kecamatan Sukamantri Tahun

4 Komoditas tanaman pertanian yang dibudidayakan di Kecamatan Sukamantri diantaranya adalah padi, jagung, ketela pohon, ganyong dan lain-lain. Pada umumnya masyarakat Kecamatan Sukamantri yang bermata pencaharian sebagai petani adalah dengan bertani sawah. Tabel 11 menunjukkan penggunaan lahan pertanian tiap komoditas di Kecamatan Sukamantri. Tabel 11. Luas Lahan per Tanaman yang Dibudidayakan Di Kecamatan Sukamantri Tahun No Jenis Tanaman Luas Lahan (Ha) Persentase (%) Produksi (Ton) 1 Padi 400,00 82, Jagung 20,00 4, Ketela pohon 15,00 3, Ganyong 33,00 6, Lain-lain 14,24 2, , Sumber: Kecamatan Sukamantri Tahun Berdasarkan Tabel 11 padi merupakan komoditas yang banyak dibudidayakan oleh para petani yaitu mencapai 82,95 persen dari luas lahan pertanian di Kecamatan Sukamantri. Ganyong saat ini baru dikembangkan di lahan seluas 33 Ha, hal ini disebabkan karena ganyong belum banyak dikembangkan oleh masyarakat dan dinilai hanya sebagai makanan tambahan rumah tangga sehingga pembudidayaannya pun hanya sebagai mata pencaharian sampingan petani. Keberadaan kelompok tani pada kegiatan usahatani merupakan hal yang penting. Kelompok tani ini berupa organisasi informal para petani yang mampu membantu para petani baik dalam penyediaan input produksi maupun dalam hal pemasaran. kelompok tani yang ada di Kecamatan Sukamantri berjumlah 10 kelompok tani. Kelompok tani ini bergerak dalam berbagai bidang, yaitu diantaranya perikanan, peternakan dan tanaman pangan. Di Kecamatan Sukamantri sarana umum seperti sarana pendidikan, agama, kesehatan dan sosial sudah tersedia. Sarana pendidikan telah tersedia mulai dari tingkat Taman Kanak-Kanak (TK) hingga tingkat SMA/sederajat. Sedangkan sarana agama adalah tersedianya banyak mushola maupun mesjid sebagai tempat ibadah warga Kecamatan Sukamantri yang 100 persen 59

5 penduduknya beragama islam. Sarana kesehatan berupa puskesmas dan sarana kesehatan lainnya tersedia di kecamatan ini dan untuk sarana sosial berupa sarana untuk kepentingan kemasyarakatan Kondisi Demografi Lokasi Penelitian Kecamatan Sukamantri yang terdiri dari 61 rukun warga dan 164 rukun tetangga serta terdiri dari kepala keluarga memiliki jumlah penduduk (2009) sebanyak jiwa. Kecamatan Sukamantri ini terbagi menjadi lima desa. Proporsi jumlah penduduk laki-laki sebanyak jiwa dan perempuan jiwa. Rincian jumlah penduduk di Kecamatan Sukamantri tiap desa dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Penduduk Tiap Desa di Kecamatan Sukamantri per Desember 2009 No Desa Persentase Total (orang) Laki-Laki Perempuan (%) 1 Sukamantri ,97 2 Cibeureum ,30 3 Sindanglaya ,29 4 Mekarwangi ,55 5 Tenggerraharja , Sumber : Kecamatan Sukamantri Tahun Berdasarkan Tabel 12, jumlah penduduk Kecamatan Sukamantri adalah sebanyak jiwa dengan proporsi penduduk laki-laki sebanyak jiwa atau 50,67 persen dan penduduk perempuan sebanyak jiwa atau 49,33 persen dari total keseluruhan jumlah penduduk. Desa Cibeureum yang merupakan desa terluas di Kecamatan Sukamantri memiliki penduduk sebesar jiwa atau 31,30 persen. Sedangkan Desa Tenggerraharja merupakan desa yang memiliki jumlah penduduk paling sedikit di Kecamatan Sukamantri yaitu sebanyak jiwa atau 10,89 persen hal ini disebabkan karena kondisi topografi desa ini yang berbukit. Desa Sindanglaya yang merupakan lokasi penelitian ini memiliki jumlah penduduk sebanyak 4624 jiwa atau 19,29 persen dengan jumlah petani ganyong 60

6 sebanyak 51 orang. Desa Sindanglaya ini merupakan desa yang menjadi sentra produksi ganyong karena adanya daya tarik sistem pengolahannya. Penduduk di Kecamatan Sukamantri adalah merupakan asli warga Indonesia, tidak ada warga yang merupakan warga keturunan asing sehingga nuansa kekeluargaan dan sifat gotong royong masih ada. Menurut data buku monografi Kecamatan Sukamantri (2009), kondisi topografi Kecamatan Sukamantri yang berombak hingga berbukit menyebabkan pemerataan permukiman penduduk tidak terlalu padat dan tidak merata yaitu rata-rata hanya berjumlah 5 jiwa tiap Km². Kemajuan suatu daerah tentunya tidak terlepas dari adanya peran serta aktif warganya. Penduduk yang telah memasuki angkatan kerja dan merupakan penduduk produktif adalah salah satu faktor keberhasilan suatu daerah, karena melalui golongan produktif ini mampu menghasilkan pendapatan yang bertujuan untuk kesejahteran dirinya dan orang-orang yang menjadi tanggungannya yaitu golongan tidak produktif. Rincian golongan tiap usia warga Kecamatan Sukamantri dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Pengolongan Usia Penduduk di Kecamatan Sukamantri Tahun 2009 No Usia (tahun) Golongan ( orang ) Persentase (%) Non produktif , Produktif , Non produktif , Sumber : Kecamatan Sukamantri, 2009 (Diolah). Berdasarkan Tabel 13, jumlah penduduk golongan produktif adalah sebanyak orang atau 42,38 persen dari total jumlah penduduk. Penduduk golongan produktif ini yaitu penduduk yang sudah memasuki usia angkatan kerja baik yang bekerja maupun tidak atau belum bekerja. Walaupun penduduk usia di atas 65 tahun dikatakan sebagai penduduk usia non produktif, namun penduduk diusia ini tidak jarang yang masih bekerja. Melalui uji 40% (Forty percent test) dalam Rusli (1995) dikatakan bahwa penduduk untuk Kecamatan Sukamantri 61

7 penduduknya termasuk golongan usia produktif, hal ini ditunjukkan dalam rumus sebagai berikut : penduduk umur 0 14 tahun Uji 40% = X 100% total penduduk Uji 40% = rang orang X 100% = 31,96 % Pada rumus di atas diperoleh hasil 31,96 persen yaitu hasil ini di bawah 40% ( < 40% ). Artinya jika hasil yang diperoleh di bawah 40 %, maka daerah tersebut penduduknya termasuk golongan usia produktif. Menurut Rusli (1995), untuk beban ketergantungan (Dependency Ratio) penduduk Kecamatan Sukamantri dapat dirumuskan sebagai berikut : DR = penduduk umur (0 14 tahun) + ( > 65 tahun ) penduduk umur ( tahun ) X 100% DR = = orang orang orang X 100% Beban ketergantungan atau Dependency Ratio di Kecamatan Sukamantri adalah 136. Hasil DR sebesar 136 menunjukkan bahwa setiap 100 orang penduduk usia produktif harus menanggung sebanyak 136 orang penduduk bukan usia produktif. Mata pencaharian yang dilakukan oleh masyarakat Kecamatan Sukamantri adalah dibidang pertanian, terdiri dari petani, petani penggarap dan buruh tani. Hal ini disebabkan karena kondisi alam di daerah ini sangat cocok untuk kegiatan pertanian, terutama pertanian dataran tinggi. Selain itu, ketersediaan air untuk pertanian pun tersedia yang bersumber dari Gunung Syawal yang mengalir sepanjang tahun. Mata pencaharian pokok warga Kecamatan Sukamantri dapat dilihat pada Tabel

8 Tabel 14 secara jelas menunjukkan jumlah warga Kecamatan Sukamantri yang sudah memiliki pekerjaan dengan rincian pekerjaannya tiap bidang mata pencaharian. Dari berbagai mata pencaharian yang ada di Kecamatan Sukamantri, terlihat bahwa mata pencaharian yang bergerak dibidang pertanian mampu menarik sebesar 52,26 persen dari jumlah warga yang yang bekerja di Kecamatan Sukamantri atau sebanyak orang. Mata pencaharian yang memiliki porsi paling sedikit adalah sebagai TKI yaitu berjumlah tiga orang atau sebesar 0,03 persen dari total penduduk yang bekerja Tabel 14. Mata Pencaharian Pokok Warga Kecamatan Sukamantri Tahun 2009 No Jenis Pekerjaan (orang) Persentase (%) 1 Petani ,25 2 Petani Penggarap 220 2,24 3 Buruh Tani ,77 4 Pengusaha Sedang/Besar 40 0,41 5 Pengrajin/ Industri Kecil 53 0,54 6 Buruh Bangunan 201 2,05 7 Buruh Perkebunan 75 0,76 8 Pedagang ,15 9 Jasa Pengangkutan 80 0,81 10 PNS 192 1,96 11 TNI/POLRI 10 0,10 12 Pensiunan PNS/TNI/POLRI 245 2,50 13 Peternak 730 7,44 14 TKI 3 0,03 Total Sumber : Kecamatan Sukamantri, 2009 (Diolah). Perkembangan teknologi dan semakin berkembangnya sistem transportasi membuat saluran pendistribusian hasil pertanian menjadi lebih mudah walaupun berasal dari pelosok daerah. Namun kendala yang dihadapi adalah buruknya jalur distribusi yaitu jalan di Desa Sindanglaya Kecamatan Sukamantri yang rusak. Kecamatan Sukamantri pada khususnya atau wilayah Kabupaten Ciamis bagian utara yang kodisi alamnya mendukung untuk kegiatan pertanian membuat suatu rencana dari Pemkab Ciamis untuk menjadikan Ciamis bagian utara sebagai wilayah agropolitan. 63

9 Jenis pertanian yang paling banyak diusahakan oleh warga Kecamatan Sukamantri adalah jenis pertanian dataran tinggi seperti sayuran. Selain itu, pertanian sawah pun telah banyak diusahakan oleh warga. Kegiatan pertanian yang dilakukan di Kecamatan Sukamantri tidak lepas dari adanya peran Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kabupaten Ciamis yang rutin memberikan penyuluhan kepada petani. Penyuluhan pada usahatani ganyong minimal dilakukan oleh penyuluh per minggu satu kali yaitu setiap hari Rabu. Kepedulian pemeritah daerah terlihat jelas terhadap pertanian yaitu melalui bupati Kabupaten Ciamis menyarankan kepada seluruh warganya untuk menanam segala bentuk tanaman pangan. Kecamatan Sukamantri yang pertaniannya dinilai maju dan kondisi alamnya yang cocok untuk berbagai macam pertanian menjadikan daerah ini sebagai tempat untuk praktikum lapangan bagi mahasiswa maupun untuk penelitian. Mahasiswa yang sering mengadakan praktikum dan penelitian di daerah ini diantaranya adalah dari Universitas Galuh Ciamis, Universitas Siliwangi Tasikmalaya, Universitas Padjadjaran dan Universitas Jenderal Soedirman. Selain itu, adanya pihak swasta diluar akademisi yang saat ini mulai datang ke daerah tersebut untuk melakukan survey bagi keperluan perusahaan, seperti mencari bahan baku produksi perusahaan. Para petani yang ada di Kecamatan Sukamantri saat ini telah mampu mengembangkan sistem pertaniannya dengan pola semi modern mengikuti tuntutan teknologi budidaya pertanian. Di Desa Sindanglaya khususnya, selain sistem pertaniaanya yang mengarah pada sistem semi modern, pasar komoditasnya pun sudah cukup berkembang. Sistem transportasi sudah tersedia untuk melakukan pendistribusian hasil pertanian, komoditas hasil pertanian beragam dan telah tersedianya sarana fasilitas umum sebagai pasar untuk transaksi jual beli hasil pertanian yang berdekatan dengan pusat pemerintahan kecamatan dan sub terminal angkutan umum. Fasilitas jasa perbankan dan perkreditan untuk pengembangan usahatani telah tersedia di kecamatan ini, hal ini sangat membantu dan mepermudah lalu lintas keuangan di daerah tersebut, yaitu telah tersedianya BRI dan BPR. Pembayaran kredit yang dilakukan oleh petani kepada pihak bank karena dinilai 64

10 lancar, maka pihak perbankan pun dengan mudahnya untuk meberikan pinjaman diperiode berikutnya. Dalam analisis usahatani dan promosi hasil pertanian beberapa petani sudah memanfaatkan jaringan internet untuk mengetahui perkembangan pasar, hal ini tidak terlepas dari adanya peran serta pemerintah dan masyarakat yang mengerti akan pentingnya informasi yang serba cepat. Sejumlah warga yang berada di daerah ini pada umumnya memiliki rumah permanen yang terbuat dari batu bata dan semen, hal ini membuktikan bahwa warga tersebut walaupun mayoritas bermata pencaharian dibidang pertanian namun bisa menabung dan hidup layak. Mereka pun mampu menyekolahkan anak-anaknya untuk generasi sekarang hingga ke kota untuk melanjutkan pendidikannya hingga jenjang yang lebih tinggi yang belum tersedia di daerah ini. Para warga pada umumnya tidak hanya memiliki satu mata pencaharian sebagai sumber penghasilannya namum memiliki mata pencaharian lain sebagai mata pencaharian sampingan. Misalnya warga yang berprofesi sebagai petani tidak selamanya menghabiskan waktunya di kebun atau sawah, tetapi mereka memiliki pekerjaan lain di luar pertanian jika tidak sedang bekerja di kebun atau sawah dengan berwiraswasta di luar kota maupun menjadi pekerja borongan maupun harian di orang lain Karekteristik Petani Responden Responden dalam penelitian ini adalah petani yang sedang mengusahakan ganyong. Petani responden ini adalah meliputi petani ganyong yang tergabung dalam kelompok tani Harapan Mulya maupun petani bukan anggota kelompok. Beberapa karakteristik responden yang dianggap penting meliputi status usaha, umur, pendidikan, luas lahan, pengalaman bertani ganyong, status kepemilikan lahan dan alasan bertani ganyong. Karakteristik responden yang dianggap penting tersebut dipilih karena dianggap mempengaruhi dalam pelaksanaan usahatani ganyong terutama dalam melakukan teknik budidaya yang akan berpengaruh pada produksi petani tersebut. Karakteristik petani responden untuk usahatani ganyong dapat dilihat pada Tabel

11 Tabel 15. Karakteristik Responden Petani Ganyong di Desa Sindanglaya Kecamatan Sukamantri Tahun 2009 No Karakteristik Responden Petani (orang) Persentase (%) Status Usaha 1 a Utama 0 0 b Sampingan Umur (tahun) a ,96 2 b ,53 c ,10 d ,41 Pendidikan 3 a SD/Sederajat 31 60,78 b SMP/Sederajat 15 29,41 c SMA/Sederajat 5 9,80 Pengalaman bertani ganyong (tahun) 4 a ,82 b 5, ,18 c 10,1 0 0 Luas lahan (Ha) 5 a 0, ,04 b 0, ,96 c 1, Status kepemilikan lahan 6 a Milik sendiri 43 84,31 b Bukan milik sendiri 8 15,69 Alasan bertani ganyong a Menambah penghasilan 32 68,63 b Adanya motivasi dari kelompok tani 11 21,57 7 c Menambah 4 7,84 wawasan/pengalaman/pengetahuan d Adanya kebijakan Pemprov Jabar 1 1,96 e Memanfaatkan lahan kosong 3 5, Status Usaha Responden dalam penelitian ini adalah petani yang menjadikan bertani ganyong sebagai mata pencaharian utama dan sebagai mata pencaharian sampingan. Petani responden tidak ada yang memilih bertani ganyong sebagai mata pencaharian utama. Sebaliknya petani responden secara jumlah keseluruhan yaitu 51 orang atau 100 persen memilih usahatani ganyong sebagai mata pencaharian sampingan untuk menambah penghasilan. Adapun mata pencaharian utama yang dijalankan oleh petani responden diantaranya adalah sebagai petani padi dan wiraswasta. 66

12 Umur Umur petani responden di daerah penelitian ini mayoritas berusia tahun yang berjumlah 23 orang atau 45,10 persen dan hal ini merupakan petani pada usia produktif. Para petani diusia produktif ini membuktikan walaupun bertani ganyong bukan sebagai mata pencaharian utama, tetapi mereka tetap melakukannya. Kondisi ini dikarenakan pada usia produktif tersebut orang-orang memiliki semangat yang tinggi untuk menambah penghasilan karena adanya dorongan kebutuhan yang tinggi. Namun, justru petani umur 20 tahunan hanya ada satu orang yang membudidayakan ganyong. Hal tersebut membuktikan bahwa generasi saat ini di daerah penelitian banyak yang meninggalkan pertanian dan lebih memilih merantau ke kota. Rincian pembagian kelompok umur dari petani responden yaitu petani ganyong yang tergabung dengan kelompok tani dan petani yang tidak bergabung dapat dilihat pada Tabel 16. Pada Tabel 16, petani responden baik petani anggota kelompok maupun bukan anggota kelompok sama-sama menunjukkan bahwa petani berumur tahun merupakan umur petani yang mendominasi dalam budidaya ganyong yaitu 51,52 persen untuk petani anggota kelompok dan 33,33 persen untuk petani bukan anggota kelompok. Tabel 16. Penggolongan Umur Petani Responden Ganyong di Desa Sindanglaya Kecamatan Sukamantri Tahun 2009 No Anggota Kelompok Bukan Anggota Umur Tani Kelompok Tani Petani Persentase Persentase Persentase (tahun) (orang) (%) (orang) (%) (orang) (%) , , , , , , , , , , Pendidikan Tingkat pendidikan yang ada di petani responden akan berpengaruh pada tingkat penyerapan teknologi dan ilmu pengetahuan. Seluruh petani responden, baik yang bergabung dengan kelompok tani maupun yang tidak bergabung seluruhnya pernah mengikuti pendidikan formal hingga tamat pada tingkat 67

13 pendidikan tersebut. Namun tingkat pendidikan yang diikuti oleh petani pada umumnya masih rendah karena faktor fasilitas yang ada saat itu. Petani responden yang membudidayakan ganyong sebagian besar hanya lulusan SD/sederjat dengan jumlah 31 orang atau sebesar 60,78 persen dari seluruh responden. Petani lainnya yang mencapai tingkat pendidikan SMP/sederajat berjumlah 15 orang (29,41%) dan SMA/sederajat berjumlah lima orang (9,80%). Adapun rincian pendidikan yang dimiliki oleh petani anggota kelompok dan petani bukan anggota dapat dilihat pada Tabel 17. Tabel 17. Tingkat Pendidikan Petani Responden Ganyong di Desa Sindanglaya Kecamatan Sukamantri Tahun 2009 No Keteranagn Pendidikan Anggota Kelompok Tani Persentase (orang) (%) Bukan Anggota Kelompok Tani (orang) Persentase (%) (orang) Persentase (%) Tamat SD / sederajat 20 60, , ,78 Tamat SMP/ sederajat 8 24, , ,41 Tamat SMA / sederajat 5 15, , Berdasarkan Tabel 17, terlihat jelas bahwa petani responden anggota kelompok maupun bukan anggota tingkat pendidikan yang dimiliki yang mendominasi adalah tamatan SD/sederajat. petani pada anggota kelompok yang tamat SD/sederajat berjumlah 20 orang atau 60,61 persen. Sedangkan pada petani yang bukan anggota berjumlah 11 orang atau mencapai 61,11 persen dari jumlah totalnya. Tingkat pendidikan petani menjadi hal yang penting terutama kaitannya dengan transformasi teknologi. Walaupun mayoritas hanya lulusan SD/sederajat, tetapi petani tersebut sudah melakukan kegiatan usahatani ganyong dengan baik, hal ini dilihat dari keuntungan yang diperoleh. Keberhasilan petani-petani tersebut saat ini tidak terlepas dari peran serta adanya penyuluhan dari Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kabupaten Ciamis dan bimbingan dari kelompok tani yang ada. 68

14 Pengalaman Bertani Ganyong Karakteristik ganyong merupakan pertanian tahunan yaitu panen pada usia tujuh sampai delapan bulan. Namun cara budidayanya tidak begitu sulit sehingga di Desa Sindanglaya banyak dibudidayakan. Walaupun cara budidayanya yang tidak sulit bukan berarti tidak memiliki nilai ekonomis, ganyong ini mampu menghasilkan nilai yang dinilai lebih dari cukup sebagai hasil dari mata pencaharian sampingan petani. Pada awalnya ganyong hanya dinilai sebagai tanaman liar yang hasilnya hanya untuk tambahan makanan masyarakat saja, tetapi sekitar tahun 2002 melalui kebijakan Pemprov Jawa Barat untuk mengembangkan ketahanan pangan melalui komoditas lokal maka ganyong mulai dibudidayakan. Sebagian besar (58,82 %) petani responden membudidayakan ganyong sekitar satu sampai lima tahun terakhir. Namun ada juga petani yang sudah membudidayakan ganyong sejak dikeluarkannya kebijakan tersebut atau saat ini sudah di atas lima tahun. Petani yang sudah membudidayakan ganyong 5,1-10 tahun berjumlah 21 orang atau 41,18 persen. Pengalaman bertani ganyong petani responden anggota kelompok dan bukan anggota kelompok dapat dilihat pada Tabel 18. Tabel 18. Pengalaman Bertani Ganyong Petani Responden di Desa Sindanglaya Kecamatan Sukamantri Tahun 2009 No Lama Bertani Ganyong Anggota Kelompok Tani Persentase (orang) (%) Bukan Anggota Kelompok Tani Persentase (orang) (%) (orang) Persentase (%) tahun 20 60, , ,82 2 5,1-10 tahun 13 39, , , ,1 tahun Berdasarkan Tabel 18 lama bertani ganyong antara satu sampai lima tahun baik petani anggota kelompok maupun petani bukan anggota sama-sama terlihat mayoritas. Pada petani anggota kelompok berjumlah 20 orang (60,61%) dan petani bukan anggota berjumlah 10 orang (55,56%) yang memiliki pengalaman bertani ganyong satu sampai lima tahun. Tidak ada petani responden yang memiliki pengalaman bertani ganyong lebih dari sepuluh tahun. Hal ini 69

15 dikarenakan ganyong mulai dikenal masyarakat sebagai komoditas yang memiliki nilai ekonomis sejak tahun Pengalaman bertani ganyong yang semakin lama akan menjadikan petani tersebut lebih memahami karakteristik ganyong yang mereka budidayakan, karena melalui pengalaman tersebut para petani bisa memperoleh sebuah pelajaran atau pengetahuan dari kegiatan usahatani setiap harinya. Jika dirasakan kurang menguntungkan suatu keputusannya, para petani dengan sendirinya melalui pengalaman tersebut bisa memperbaikinya. Selain dari pengalaman bertaninya, biasanya petani tersebut mengetahui pemahaman mengenai budidaya ganyong dari petugas penyuluh dan bimbingan dari kelompk tani Luas Lahan Usahatani Ganyong Luas lahan rata-rata usahatani ganyong di Desa Sindanglaya Kecamatan Sukamantri adalah seluas 0,20 hektar. Sebagian besar petani responden memiliki luas lahan untuk membudidayakan ganyong adalah di bawah 0,5 Ha yaitu berjumlah 50 orang atau 98,04 persen dan hanya ada satu orang (1,96%) yang memiliki luas lahan 0,51 1 Ha. Luas lahan yang masih relatif sempit yang dimiliki petani untuk budidaya ganyong dikarenakan para petani tersebut hanya membudidayakan ganyong sebagai usaha sampingan, kalaupun memiliki lahan pertanian mereka saat ini lebih memilih untuk sawah dan singkong. penguasaan lahan petani responden dapat dilihat pada Tabel 19. Tabel 19. Luas Lahan Usahatani Ganyong di Desa Sindanglaya Kecamatan Sukamantri Tahun 2009 Anggota Kelompok Bukan Anggota Luas Lahan Tani Kelompok Tani No (Ha) Persentase Persentase Persentase (orang) (%) (orang) (%) (orang) (%) 1 0,01-0, , ,67 2 0,26-0, , ,37 3 0,51-0,75 1 3, ,96 4 0,76-0,

16 Tabel 19 menunjukkan penguasaan lahan petani responden masih sangat sempit yaitu berada pada kisaran 0,1 0,25 Ha. Pada petani responden anggota kelompok jumlah petani yang memiliki luas lahan 0,1 0,25 Ha adalah 16 orang sama dengan jumlah petani yang memiliki luas lahan 0,26 0,50 Ha atau mencapai 48,48 persen. Sedangkan pada petani reponden yang bukan anggota kelompok berjumlah 18 orang (100%) dari jumlah petani bukan anggota tersebut. Kecilnya areal lahan yang dipakai untuk kegiatan budidaya ganyong, para petani pun pada umumnya tidak melakukan tumpangsari atau pola tanam. Tanaman ganyong hanya dibiarkan tumbuh dengan sendirinya karena pemeliharan yang tidak begitu sulit dan bersifat tradisional sehingga jika dilakukan pola tanam menurut petani responden justru akan menambah beban biaya tenaga kerja dan pemeliharaan tanaman tumpangsari Status Kepemilikan Lahan petani responden yang memiliki status lahannya sebagai lahan milik sendiri sebanyak 43 orang atau 84,31 persen dari total jumlah responden. Status lahan milik sendiri ini terdiri dari pembelian maupun dari warisan. Sedangkan sisanya sebanyak delapan orang (15,69%) status kepemilikan lahan untuk budidaya ganyong adalah lahan bukan milik sendiri. Status lahan bukan milik sendiri ini diataranya merupakan lahan Perhutani yang dimanfaatkan oleh petani. Status kepemilikan lahan petani responden secara rinci antara petani anggota dan bukan anggota kelompok dapat dilihat pada Tabel 20. Berdasarkan Tabel 20 status kepemilikan lahan yang bersifat milik sendiri sangat mendominasi, baik di petani anggota kelompok maupun di petani bukan anggota kelompok. petani anggota kelompok yang sifat kepemilkan lahannya merupakan lahan sendiri adalah sebanyak 29 orang atau 87,88 persen. Sedangkan pada petani bukan anggota jumlahnya sebanyak 14 orang atau 77,78 persen. 71

17 Tabel 20. Status Kepemilikan Lahan Petani Responden Ganyong di Desa Sindanglaya Kecamatan Sukamantri Tahun 2009 No 1 Keterangan Anggota Kelompok Tani Persentase (orang) (%) Bukan Anggota Kelompok Tani (orang) Persentase (%) (orang) Persentase (%) Bukan milik sendiri Memanfaatkan lahan hutan 4 12, , ,69 a b Sewa Sub Total 4 12, , ,69 2 Milik sendiri a Milik sendiri 21 63, , ,78 b Warisan 8 24, , ,53 Sub Total 29 87, , , Alasan Bertani Ganyong Petani responden yang memberikan alasan bertani ganyong karena untuk menambah penghasilan merupakan yang paling banyak yaitu 32 orang (68,63%). Saat ini ganyong merupakan komoditas yang sudah memiliki nilai ekonomis, maka walaupun sebagai usaha sampingan petani tetap membudidayakannya sebagai tambahan penghasilan keluarga. Para petani responden ini merasakan hasil dari ganyong sangat membantu dalam pemenuhan kebutuhan ekonominya. Adapun alasan bertani ganyong dari petani responden dapat dilihat pada Tabel 21. Berdasarkan Tabel 21, alasan bertani ganyong karena tujuan untuk menambah penghasilan merupakan alasan yang banyak dipilih petani responden karena hal ini merupakan usaha sampingan. Pada petani anggota kelompok tani, alasan bertani ganyong karena untuk menambah penghasilan dipilih oleh 19 orang (57,58%). Sedangkan di petani bukan anggota sebanyak 13 orang atau sebesar 72,22 persen. 72

18 Tabel 21. Alasan Bertani Ganyong Petani Responden di Desa Sindanglaya Kecamatan Sukamantri tahun 2009 No Keterangan Menambah penghasilan Adanya motivasi dari kelompok tani Menambah wawasan pengetahuan/pengalaman Adanya kebijakan Pemprov Jabar Memanfaatkan lahan kosong Anggota Kelompok Tani Jml Persentase (org) (%) Bukan Anggota Kelompok Tani Jml Persentase (org) (%) 19 57, , , , ,11 1 3, , org Persentase (%) 32 62, ,57 4 7,84 1 1,96 3 5,

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Karakteristik Wilayah Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini adalah Desa Gunung Malang, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor. Desa Gunung Malang merupakan salah

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM 5.1. Kondisi Wilayah

BAB V GAMBARAN UMUM 5.1. Kondisi Wilayah BAB V GAMBARAN UMUM 5.1. Kondisi Wilayah Penelitian dilakukan di Kecamatan Panumbangan, Sindangkasih dan Cihaurbeuti. Tiga kecamatan ini berada di daerah Kabupaten Ciamis sebelah utara yang berbatasan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Lokasi dan Kondisi Geografis Desa Citapen Lokasi penelitian tepatnya berada di Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Berdasarkan data Dinas

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 24 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Keadaan Wilayah dan Potensi Sumber daya Alam Desa Cikarawang adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat dengan luas wilayah 2.27

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan 1. Keadaan Geografi Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105,14 sampai dengan 105,45 Bujur Timur dan 5,15 sampai

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang 70 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Tanggamus 1. Keadaan Geografis Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum dan Geografis Penelitian dilakukan di Desa Lebak Muncang, Kecamatan Ciwidey, Kabupaten Bandung. Desa Lebak Muncang ini memiliki potensi yang baik dalam

Lebih terperinci

VI. ANALISIS USAHATANI DAN EFEKTIVITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK TANI

VI. ANALISIS USAHATANI DAN EFEKTIVITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK TANI VI. ANALISIS USAHATANI DAN EFEKTIVITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK TANI 6.1. Proses Budidaya Ganyong Ganyong ini merupakan tanaman berimpang yang biasa ditanam oleh petani dalam skala terbatas. Umbinya merupakan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis Desa wukirsari merupakan salah satu Desa dari total 4 Desa yang berada di Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman. Desa Wukirsari yang berada sekitar

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB V GAMBARAN UMUM WILAYAH BAB V GAMBARAN UMUM WILAYAH 5.1 Karakteristik Wilayah Kecamatan Pacet merupakan salah satu Kecamatan yang berada di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Kecamatan ini berada di bagian utara kota Cianjur. Wilayah

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105. IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan 4.1.1. Keadaan Geografis Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.14 sampai dengan 105, 45 Bujur Timur dan 5,15

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 18 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Desa Gorowong Desa Gorowong merupakan salah satu desa yang termasuk dalam Kecamatan Parung Panjang, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal,

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal, V. GAMBARAN UMUM 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa ini berbatasan dengan Desa Bantarjati

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI DAN RESPONDEN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI DAN RESPONDEN V. GAMBARAN UMUM LOKASI DAN RESPONDEN 5.1. Gambaran Umum Desa Purwasari Desa Purwasari merupakan salah satu Desa pengembangan ubi jalar di Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor. Usahatani ubi jalar menjadi

Lebih terperinci

BAB IV KARAKTERISTIK RESPONDEN DAN SISTEM PERTANIAN

BAB IV KARAKTERISTIK RESPONDEN DAN SISTEM PERTANIAN BAB IV KARAKTERISTIK RESPONDEN DAN SISTEM PERTANIAN 23 Gambaran penelitian yang dimuat dalam bab ini merupakan karakteristik dari sistem pertanian yang ada di Desa Cipeuteuy. Informasi mengenai pemerintahan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 25 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Kondisi Fisik Desa Desa Pusakajaya merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Pusakajaya, Kabupaten Subang, Propinsi Jawa Barat, dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian. Kabupaten Wonosobo, terletak lintang selatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian. Kabupaten Wonosobo, terletak lintang selatan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Daerah Penelitian 1. Kondisi Fisik a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian Kecamatan Mojotengah merupakan salah satu dari 15 kecamatan di Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV KONTEKS LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONTEKS LOKASI PENELITIAN 27 BAB IV KONTEKS LOKASI PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Kabupaten Kuningan 4.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kuningan terletak di ujung Timur Laut Provinsi Jawa Barat yang berbatasan langsung dengan Provinsi

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Letak dan Keadaan Geografi Daerah Penelitian Desa Perbawati merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Sukabumi, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Batas-batas

Lebih terperinci

Batas-batas Desa Pasir Jambu adalah sebagai berikut:

Batas-batas Desa Pasir Jambu adalah sebagai berikut: KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Biofisik 4.1.1 Letak dan Aksesibilitas Berdasarkan buku Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Purwakarta (21) Dinas Kehutanan Purwakarta merupakan

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH. A. Kecamatan Kretek

KARAKTERISTIK WILAYAH. A. Kecamatan Kretek III. KARAKTERISTIK WILAYAH A. Kecamatan Kretek Kecamatan Kretek merupakan salah satu Kecamatan yang berada di Kabupaten Bantul. Gambar 5. Peta Administrasi Kecamatan Kretek 17 18 Secara geografis Kecamatan

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 43 IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Geografis 1. Letak dan Batas Wilayah Kabupaten Kudus secara geografis terletak antara 110º 36 dan 110 o 50 BT serta 6 o 51 dan 7 o 16 LS. Kabupaten Kudus

Lebih terperinci

V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN

V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1. Gambaran Umum Kecamatan Kebon Pedes, Kabupaten Sukabumi Gambaran umum Kecamatan Kebon Pedes, Kabupaten Sukabumi dalam penelitian ini dihat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Luas dan Batas Wilayah. dari kantor Kabupaten Wonogiri sekitar 30 km.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Luas dan Batas Wilayah. dari kantor Kabupaten Wonogiri sekitar 30 km. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Daerah Penelitian 1. Kondisi Fisiografis a. Letak, Luas dan Batas Wilayah Desa Punduh Sari merupakan bagian dari wilayah administratif di Kecamatan Manyaran

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada zaman pemerintahan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada zaman pemerintahan IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Sejarah Berdirinya Kelurahan Karangrejo Karangrejo adalah salah satu Kelurahan di Kecamatan Metro Utara Kota Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Letak dan Keadaan Geografi Daerah Penelitian Desa Pulorejo merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Batas-batas

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA TANJUNGSARI

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA TANJUNGSARI BAB IV GAMBARAN UMUM DESA TANJUNGSARI 4.1 Profil Desa Tanjungsari 4.1.1 Letak Geografis Desa Tanjungsari Desa Tanjungsari merupakan salah satu dari delapan Desa yang termasuk dalam wilayah Kecamatan Sukaresik,

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis. dari luas Provinsi Jawa Barat dan terletak di antara Bujur Timur

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis. dari luas Provinsi Jawa Barat dan terletak di antara Bujur Timur III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Kondisi Geografis Kabupaten Subang merupakan kabupaten yang terletak di kawasan utara Jawa Barat. Luas wilayah Kabupaten Subang yaitu 2.051.76 hektar atau 6,34% dari

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Lokasi dan Kondisi Fisik Kecamatan Berbah 1. Lokasi Kecamatan Berbah Kecamatan Berbah secara administratif menjadi wilayah Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Purbolinggo Kabupaten Lampung Timur.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Purbolinggo Kabupaten Lampung Timur. 43 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Sejarah Singkat Kecamatan Purbolinggo Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Purbolinggo Kabupaten Lampung Timur. Kecamatan Purbolinggo sebelum pemekaran kabupaten,

Lebih terperinci

BAB V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN BAB V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1. Karakteristik Desa 5.1.1. Kondisi Geografis Secara administratif Desa Ringgit terletak di Kecamatan Ngombol, Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa Tengah. Letak Desa

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Belitung yang terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 sejak

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Belitung yang terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 sejak IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN Kabupaten Belitung Timur adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Bangka Belitung yang terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 sejak tanggal 25 Februari

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH V. GAMBARAN UMUM WILAYAH 5.1. Karakteristik Wilayah Kabupaten Brebes merupakan salah satu dari tiga puluh lima daerah otonom di Propinsi Jawa Tengah yang terletak di sepanjang pantai utara Pulau Jawa.

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM POTENSI WILAYAH

V. GAMBARAN UMUM POTENSI WILAYAH V. GAMBARAN UMUM POTENSI WILAYAH 5.1. Kondisi Umum Kecamatan Leuwisadeng Kecamatan Leuwi Sadeng merupakan kecamatan yang terletak di Leuwi Sadeng, Kabupaten Bogor. Kecamatan Leuwi Sadeng terdiri dari 8

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Palas Kabupaten Lampung Selatan. Desa Bumi Restu memiliki

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Palas Kabupaten Lampung Selatan. Desa Bumi Restu memiliki 65 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografis dan Luas Wialayah Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Palas Kabupaten Lampung Selatan yang berlokasi pada dua Desa yaitu Desa Bumi Restu dan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Karawang. Kabupaten Karawang merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Karawang. Kabupaten Karawang merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa V. GAMBARAN UMUM 5.1 Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Karawang Kabupaten Karawang merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa Barat. Secara geografis, wilayah Kabupaten Karawang terletak antara 107

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Profil Kecamatan Cisarua 5.1.1. Letak dan Keadaan Geografis Secara Geografis, Kecamatan Cisarua terletak di Selatan wilayah Bogor pada 06 42 LS dan 106 56 BB. Kecamatan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Cidokom Kecamatan Rumpin. Kecamatan Leuwiliang merupakan kawasan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Cidokom Kecamatan Rumpin. Kecamatan Leuwiliang merupakan kawasan V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5. Kecamatan Leuwiliang Penelitian dilakukan di Desa Pasir Honje Kecamatan Leuwiliang dan Desa Cidokom Kecamatan Rumpin. Kecamatan Leuwiliang merupakan kawasan pertanian

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 41 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Provinsi Lampung 1. Keadaan Umum Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi di Republik Indonesia dengan areal daratan seluas 35.288 km2. Provinsi

Lebih terperinci

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS Kecamatan Tomoni memiliki luas wilayah 230,09 km2 atau sekitar 3,31 persen dari total luas wilayah Kabupaten Luwu Timur. Kecamatan yang terletak di sebelah

Lebih terperinci

BAB IV PROFIL DESA BANJARWARU

BAB IV PROFIL DESA BANJARWARU BAB IV PROFIL DESA BANJARWARU 4.1. Lokasi dan Kondisi Geografis Desa Banjarwaru merupakan salah satu desa yang secara administratif termasuk dalam wilayah Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA CIHIDEUNG ILIR, KECAMATAN CIAMPEA, KABUPATEN BOGOR

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA CIHIDEUNG ILIR, KECAMATAN CIAMPEA, KABUPATEN BOGOR BAB IV GAMBARAN UMUM DESA CIHIDEUNG ILIR, KECAMATAN CIAMPEA, KABUPATEN BOGOR 4.1 Gambaran Umum Desa 4.1.1 Kondisi Fisik, Sarana dan Prasarana Desa Cihideung Ilir merupakan salah satu desa di wilayah Kecamatan

Lebih terperinci

BAB IV KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB IV KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN BAB IV KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Kecamatan Conggeang 4.1.1 Letak geografis dan administrasi pemerintahan Secara geografis, Kecamatan Conggeang terletak di sebelah utara Kabupaten Sumedang. Kecamatan

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian. Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian. Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota Pekanbaru yang dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.. Wilayah dan Topografi Secara geografis Kota Pagar Alam berada pada 4 0 Lintang Selatan (LS) dan 03.5 0 Bujur Timur (BT). Kota Pagar Alam terletak di Provinsi Sumatera

Lebih terperinci

BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 16. Tabel 4. Luas Wilayah Desa Sedari Menurut Penggunaannya Tahun 2009

BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 16. Tabel 4. Luas Wilayah Desa Sedari Menurut Penggunaannya Tahun 2009 33 BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 16 4.1 Keadaan Wilayah Desa Sedari merupakan salah satu desa di Kecamatan Cibuaya, Kabupaten Karawang. Luas wilayah Desa Sedari adalah 3.899,5 hektar (Ha). Batas

Lebih terperinci

V. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Kondisi umum Desa Kalisari meliputi kondisi fisik daerah dan kondisi

V. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Kondisi umum Desa Kalisari meliputi kondisi fisik daerah dan kondisi V. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Kondisi Umum Desa Kalisari Kondisi umum Desa Kalisari meliputi kondisi fisik daerah dan kondisi sosial ekonomi masyarakat. Kondisi sosial ekonomi masyarakat meliputi

Lebih terperinci

V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Demografi Desa Citeko, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor Desa Citeko merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Cisarua. Desa Citeko memiliki potensi lahan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran merupakan kabupaten baru yang dibentuk berdasarkan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran merupakan kabupaten baru yang dibentuk berdasarkan 78 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Pesawaran Kabupaten Pesawaran merupakan kabupaten baru yang dibentuk berdasarkan UU No.33 Tahun 2007 yang diundangkan pada tanggal 10 Agustus

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Barat. mempunyai luas wilayah 4.951,28 km 2 atau 13,99 persen dari luas

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Barat. mempunyai luas wilayah 4.951,28 km 2 atau 13,99 persen dari luas 29 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Barat 1. Keadaan Geografis Kabupaten Lampung Barat dengan ibukota Liwa merupakan salah satu kabupaten/kota yang berada di wilayah

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya Jakarta Utara. Kelurahan Penjaringan memiliki lahan seluas 395.43 ha yang

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM. dan berpenduduk jiwa dengan luas wilayah 90,58 km 2. Kecamatan Raman. Utara memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut :

GAMBARAN UMUM. dan berpenduduk jiwa dengan luas wilayah 90,58 km 2. Kecamatan Raman. Utara memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut : 44 IV. GAMBARAN UMUM A. Keadaan Umum Wilayah Penelitian 1. Keadaan Umum Kecamatan Raman Utara Kecamatan Raman Utara merupakan bagian wilayah Kabupaten Lampung Timur dan berpenduduk 35.420 jiwa dengan luas

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Trimurti merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Trimurti merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografis Desa Trimurti merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Desa Trimurti memiliki luas

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Kebonagung merupakan salah satu dari 8 (delapan) desa yang

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Kebonagung merupakan salah satu dari 8 (delapan) desa yang IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Geografis 1. Keadaan topografi dan letak wilayah Desa Kebonagung merupakan salah satu dari 8 (delapan) desa yang terdapat di Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul,

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DESA KALIURANG. memiliki luas lahan pertanian sebesar 3.958,10 hektar dan luas lahan non

IV. KEADAAN UMUM DESA KALIURANG. memiliki luas lahan pertanian sebesar 3.958,10 hektar dan luas lahan non IV. KEADAAN UMUM DESA KALIURANG A. Letak Geografis Wilayah Kecamatan Srumbung terletak di di seputaran kaki gunung Merapi tepatnya di bagian timur wilayah Kabupaten Magelang. Kecamatan Srumbung memiliki

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah BT dan LS, dan memiliki areal daratan seluas

IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah BT dan LS, dan memiliki areal daratan seluas IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah 1. Keadaan Geografis Kabupaten Lampung Tengah merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Propinsi Lampung. Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM DESA CIMANGGIS

V GAMBARAN UMUM DESA CIMANGGIS V GAMBARAN UMUM DESA CIMANGGIS 5.1. Karakteristik Wilayah Kabupaten Bogor memiliki kuas wilayah 299.428,15 hektar yang terbagi dari 40 kecamatan. 40 kecamatan dibagi menjadi tiga wilayah yaitu wilayah

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Bangun Rejo merupakan salah satu kecamatan yang terdapat di

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Bangun Rejo merupakan salah satu kecamatan yang terdapat di IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografis dan Luas Wilayah Kecamatan Bangun Rejo merupakan salah satu kecamatan yang terdapat di Kabupaten Lampung Tengah. Kecamatan Bangun Rejo merupakan pemekaran

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 35 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Bab ini mendeskripsikan keadaan umum wilayah penelitian dan deskripsi dan analisis tayangan iklan layanan masyarakat. Dalam penelitian ini kondisi potensi sosial

Lebih terperinci

Gambar 4. Kerangka Habitat Equivalency Analysis V. GAMBARAN UMUM WILAYAH. Wilayah penelitian pada masyarakat Kecamatan Rumpin secara

Gambar 4. Kerangka Habitat Equivalency Analysis V. GAMBARAN UMUM WILAYAH. Wilayah penelitian pada masyarakat Kecamatan Rumpin secara Sumber: Chapman, D. J (2004) Gambar 4. Kerangka Habitat Equivalency Analysis V. GAMBARAN UMUM WILAYAH 5.1 Kondisi Geografis dan Administratif Wilayah penelitian pada masyarakat Kecamatan Rumpin secara

Lebih terperinci

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada IV. LOKASI PENELITIAN A. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada dinaungan Kecamatan Sungkai Utara Kabupaten Lampung Utara Berdasarkan Perda

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di dua desa yakni Desa Pagelaran dan Desa Gemah

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di dua desa yakni Desa Pagelaran dan Desa Gemah 52 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Umum Kecamatan Pagelaran Penelitian ini dilakukan di dua desa yakni Desa Pagelaran dan Desa Gemah Ripah Kecamatan Pagelaran Kabupaten Pringsewu. Desa Pagelaran

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 26 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Keadaan Geografis Desa Karacak Desa Karacak merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa ini

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Desa Kepek Kecamatan Saptosari merupakan desa yang terletak di Kecamatan Saptosari bagian utara. Jarak dari Desa Kepek ke Kantor Kecamatan Saptosari

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu dari lima daerah otonom di

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu dari lima daerah otonom di IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Umum Lokasi Penelitian 1. Letak Geografis Kabupaten Kulonprogo Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu dari lima daerah otonom di propinsi Daerah Istimewa

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Desa Purwasari terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor.

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Desa Purwasari terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian Desa Purwasari terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Petir, sebelah Selatan berbatasan dengan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran merupakan salah satu dari 14 Kabupaten/Kota yang ada di

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran merupakan salah satu dari 14 Kabupaten/Kota yang ada di 38 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Kabupaten Pesawaran merupakan salah satu dari 14 Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Lampung. Secara geografis Kabupaten Pesawaran terletak antara

Lebih terperinci

BAB IV PROFIL DESA 4.1. Aspek Geografis

BAB IV PROFIL DESA 4.1. Aspek Geografis 27 BAB IV PROFIL DESA 4.1. Aspek Geografis Desa Pasawahan merupakan salah satu dari tiga belas desa yang ada di Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi. Bagian Utara berbatasan dengan Desa Kutajaya, bagian

Lebih terperinci

PROFIL DESA. Profil Kelurahan Loji. Kondisi Ekologi

PROFIL DESA. Profil Kelurahan Loji. Kondisi Ekologi 23 PROFIL DESA Pada bab ini akan diuraikan mengenai profil lokasi penelitian, yang pertama mengenai profil Kelurahan Loji dan yang kedua mengenai profil Kelurahan Situ Gede. Penjelasan profil masingmasing

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. Awal berdirinya pemerintahan Kecamatan Bumi Waras terbentuk berdasarkan

IV. GAMBARAN UMUM. Awal berdirinya pemerintahan Kecamatan Bumi Waras terbentuk berdasarkan 77 IV. GAMBARAN UMUM A. Keadaan Umum Kecamatan Bumi Waras 1. Keadaan Umum Awal berdirinya pemerintahan Kecamatan Bumi Waras terbentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 04 Tahun 2012,

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN. A. Kelurahan Proyonanggan Utara Batang

BAB III GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN. A. Kelurahan Proyonanggan Utara Batang BAB III GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN A. Kelurahan Proyonanggan Utara Batang 1. Keadaan Fisik a. Letak 62 Kelurahan Proyonangan Utara merupakan kelurahan salah satu desa pesisir di Kabupaten Batang Provinsi

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. Selo Kabupaten Boyolali Propinsi Jawa Tengah. Desa Tlogolele merupakan

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. Selo Kabupaten Boyolali Propinsi Jawa Tengah. Desa Tlogolele merupakan BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN A. Batas Administrasi Desa Tlogolele secara administratif masuk dalam wilayah Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali Propinsi Jawa Tengah. Desa Tlogolele merupakan salah satu

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 33 Tahun

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 33 Tahun IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Desa Pesawaran Indah Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2007 tanggal 10 Agustus 2007 tentang Pembentukan Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI 4.1 Letak Geografis dan Keadaan Lingkungan Desa Cisarua adalah desa yang terletak di wilayah Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi. Desa ini memiliki luas wilayah sebesar ±

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 19 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Kondisi Geografi Desa Sipak merupakan salah satu desa di wilayah Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor dengan luas wilayah 558 194 ha. Desa Sipak secara geografis terletak

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM WILAYAH. tenggara dari pusat pemerintahan kabupaten. Kecamatan Berbah berjarak 22 km

GAMBARAN UMUM WILAYAH. tenggara dari pusat pemerintahan kabupaten. Kecamatan Berbah berjarak 22 km IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH A. Kecamatan Berbah 1. Lokasi Kecamatan Berbah Kecamatan Berbah secara administrasi menjadi wilayah bagian dari Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, terletak

Lebih terperinci

BAB II KONDISI WILAYAH DESA SEMPOR. membuat sungai dari sebelah barat (Sungai Sampan), sedang yang muda

BAB II KONDISI WILAYAH DESA SEMPOR. membuat sungai dari sebelah barat (Sungai Sampan), sedang yang muda 31 BAB II KONDISI WILAYAH DESA SEMPOR A. Sejarah Desa Sempor Pada jaman dahulu kala ada dua orang putra Eyang Kebrok, namanya belum diketahui mendapat perintah untuk membuat sungai. Putra yang tua membuat

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI DESA BANGUNKERTO

KEADAAN UMUM LOKASI DESA BANGUNKERTO IV. KEADAAN UMUM LOKASI DESA BANGUNKERTO A. Keadaan Geografis Secara Geografis Kabupaten Sleman terletak diantara 110 33 00 dan 110 13 00 Bujur Timur, 7 34 51 dan 7 47 30 Lintang Selatan dengan luas wilayah

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH Bab ini berisikan gambaran umum wilayah yaitu Kelurahan Purwawinangun Kecamatan Kuningan yang meliputi kondisi geografis, kependudukan, kondisi perekonomian, kondisi fasilitas

Lebih terperinci

NO KATALOG :

NO KATALOG : NO KATALOG : 1101002.3510210 STATISTIK DAERAH KECAMATAN WONGSOREJO 2013 Katalog BPS : 1101002.3510210 Ukuran Buku Jumlah Halaman : 25,7 cm x 18,2 cm : vi + Halaman Pembuat Naskah : Koordinator Statistik

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM KABUPATEN KULONPROGO. Kabupaten Kulonprogo merupakan salah satu dari lima kabupaten / kota di

KEADAAN UMUM KABUPATEN KULONPROGO. Kabupaten Kulonprogo merupakan salah satu dari lima kabupaten / kota di IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN KULONPROGO A. Keadaan Geografis 1. Letak dan keadaan fisik Kabupaten Kulonprogo Kabupaten Kulonprogo merupakan salah satu dari lima kabupaten / kota di Propinsi D.I. Yogyakarta

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian Kabupaten Lampung Selatan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian Kabupaten Lampung Selatan 47 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian Kabupaten Lampung Selatan 1. Letak geografis, topografi, dan pertanian Kabupaten Lampung Selatan Wilayah Kabupaten Lampung Selatan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak dan Keadaan Fisik Desa penelitian ini merupakan salah satu desa di Kabupaten Banyumas. Luas wilayah desa ini sebesar 155,125 ha didominasi oleh hamparan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI

GAMBARAN UMUM LOKASI 23 GAMBARAN UMUM LOKASI Bab ini menjelaskan keadaan lokasi penelitian yang terdiri dari kondisi geografis, demografi, pendidikan dan mata pencaharian, agama, lingkungan dan kesehatan, potensi wisata, pembangunan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Topografi Daerah Penelitian

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Topografi Daerah Penelitian 60 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografis dan Topografi Daerah Penelitian Daerah penelitian terletak di Desa Fajar Asri Kecamatan Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah. Desa Fajar Asri

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. administratif terletak di Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Provinsi Jawa Timur.

V. GAMBARAN UMUM. administratif terletak di Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Provinsi Jawa Timur. V. GAMBARAN UMUM 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Berdasarkan Data Potensi Desa/ Kelurahan (2007), Desa Tlekung secara administratif terletak di Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Provinsi Jawa Timur. Desa

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI Desa Kembang Kuning terbagi atas tiga dusun atau kampung, yakni Dusun I atau Kampung Narogong, Dusun II atau Kampung Kembang Kuning, dan Dusun III atau Kampung Tegal Baru. Desa

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Blora merupakan kabupaten yang berada di Provinsi Jawa

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Blora merupakan kabupaten yang berada di Provinsi Jawa V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Kabupaten Blora merupakan kabupaten yang berada di Provinsi Jawa Tengah. Kabupaten Blora terbagi dalam 16 kecamatan yaitu Kecamatan Jati, Kecamatan Randublatung, Kecamatan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah. Kecamatan Kersana mempunyai 13

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah. Kecamatan Kersana mempunyai 13 V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN 5.1 Kondisi Umum Desa Kemukten 5.1.1 Letak Geografis Desa Kemukten secara administratif terletak di Kecamatan Kersana, Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah. Kecamatan Kersana

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Suka Jawa merupakan salah satu Desa di Kecamatan Bumiratu Nuban

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Suka Jawa merupakan salah satu Desa di Kecamatan Bumiratu Nuban 55 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Desa Sukajawa Desa Suka Jawa merupakan salah satu Desa di Kecamatan Bumiratu Nuban yang mulai diresmikan pada tahun 1951. Pada awalnya merupakan bagian

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota 66 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota Bandarlampung 1. Letak Geografis Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota Bandarlampung memiliki luas wilayah

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 32 BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Letak dan Luas Wilayah Desa Sumberejo terletak di Kecamatan Batuwarno, Kabupaten Wonogiri, Propinsi Jawa Tengah. Secara astronomis, terletak pada 7 32 8 15

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 28 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Luas Wilayah Kelurahan Pasir Mulya merupakan salah satu Kelurahan yang termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Bogor Barat Kota Bogor. Dengan luas wilayah

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kota Metro merupakan ibukota Kecamatan Metro Pusat. Kota Metro

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kota Metro merupakan ibukota Kecamatan Metro Pusat. Kota Metro 61 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Umum Kota Metro Kota Metro merupakan ibukota Kecamatan Metro Pusat. Kota Metro termasuk bagian dari Provinsi Lampung, berjarak 45 km dari Kota Bandar Lampung

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan :

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan : 54 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Tata Guna Lahan Kabupaten Serang Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan : a. Kawasan pertanian lahan basah Kawasan pertanian lahan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Profil Desa Desa Jambenenggang secara admistratif terletak di kecamatan Kebon Pedes, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat. Wilayah Kabupaten Sukabumi yang terletak

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1. Lokasi dan Topografi Kabupaten Donggala memiliki 21 kecamatan dan 278 desa, dengan luas wilayah 10 471.71 kilometerpersegi. Wilayah ini

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Banjararum terletak sekitar 26 km dari Puasat Pemerintahan Kabupaten Kulon

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Banjararum terletak sekitar 26 km dari Puasat Pemerintahan Kabupaten Kulon IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Alam 1. Letak geografis dan batas administrasi Desa Banjararum merupakan salah satu desa yang terdapat di Kecamatan Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo, Daerah

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Banjar termasuk salah satu wilayah di Kecamatan Banjar Kabupaten

BAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Banjar termasuk salah satu wilayah di Kecamatan Banjar Kabupaten BAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1 Letak Geografis Desa Banjar termasuk salah satu wilayah di Kecamatan Banjar Kabupaten Buleleng dengan jarak kurang lebih 18 km dari ibu kota Kabupaten Buleleng

Lebih terperinci