Pezi Awram

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan temuan-temuan selama penelitian, peneliti membuat beberapa

MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

Modul ke: BAHASA INDONESIA MEMBACA UNTUK MENULIS. Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Drs. SUMARDI, M. Pd. Program Studi MANAJEMEN

PENERAPAN METODE CIRC UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN WACANA FIKSI DAN WACANA NON FIKSI DI KELAS X SMA AL ISLAM 3 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. harus dikuasai oleh peserta didik, yaitu kemampuan mendengarkan, berbicara, membaca,

PEMAHAMAN WACANA FIKSI DAN NONFIKSI PADA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 3 SAMBUNGMACAN TAHUN AJARAN 2007/2008

Nurdia Artu. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. Kegiatan membaca erat kaitannya dengan proses belajar, seperti kita

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN METODE SQ3R PADA SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 2 GATAK, SUKOHARJO

II. LANDASAN TEORI. untuk memperoleh kesan-kesan yang dikehendaki, yang disampaikan penulis

BAB II LANDASAN TEORI. Membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal,

BAB 1 PENDAHULUAN. sehingga terciptalah masyarakat membaca (reading society). Masyarakat yang

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA CEPAT MELALUI PENDEKATAN LATIHAN PERSEPSI. Hesty Nurhayati

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. perbandingan. Adapun kajian-kajian yang relevan diantaranya adalah sebagai berikut.

MEMBACA INTENSIF. Menentukan

BAB I PENDAHULUAN. Kompetensi menekankan pada kecakapan-kecakapan yang berguna untuk

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. melakukan sesuatu. Secara keseluruhan kemampuan berarti kesanggupan, kecakapan atau

MEMBACA UNTUK MENULIS

PENINGKATAN KECEPATAN EFEKTIF MEMBACA TULISAN BRAILLE DENGAN TEKNIK DUA TANGAN BAGI TUNANETRA KELAS V SLB NEGERI 2 PADANG

Oleh Septia Sugiarsih

MENGANALISIS ASPEK-ASPEK DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN MEMBACA. Sumarni. Jurusan Bahasa Inggris, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

I. PENDAHULUAN. Ada empat segi keterampilan berbahasa yakni keterampilan menyimak/

Tampubolon menyebutnya sebagai Kemampuan Efektif Membaca. Walaupun keduanya

SPEED READING / MEMBACA CEPAT BERMANFAAT UNTUK :

BAB II KAJIAN TEORI. pemberian makna terhadap tulisan, sesuai dengan maksud penulis. Membaca

BAB II LANDASAN TEORI. Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk

ANALISIS BUKU TEKS BAHASA INDONESIA TINGKATAN SMP KELAS VIII, ERLANGGA: KETERBACAAN DAN TINGKAT KETERBACAAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan maka diperolah data kecepatan. Rumus kecepatan membaca

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SQ3R. Baiq Corlina Mahdawati 1 Revised: 08/03/2017

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Membaca Cepat

Develoved by: Saepul Anwar

PENGARUH KEEFEKTIFAN MEMBACA CEPAT TERHADAP KEMAMPUAN MENEMUKAN IDE POKOK PARAGRAF

BAB I PENDAHULUAN. membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang

MEMAHAMI HAKEKAT DAN ASPEK-ASPEK DALAM READING (MEMBACA)

BAB I PENDAHULUAN. mengandung pengertian bahwa dengan membaca akan diperoleh pengetahuan dan

KEMAMPUAN MEMBACA CEPAT MAHASISWA SEMESTER II PROGRAM STUDI PGSD FKIP UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015

BAB PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nita Ernawati Setiawan, 2013

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan menyimak, berbicara dan menulis. Tek (tulisan) berfungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini di kenal dua macam cara berkomunikasi, yaitu komunikasi

MEMBACA DAN PEMBELAJARANNYA 5. MODEL PEMBELAJARAN INTEGRATIF DNGAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Bahasa Indonesia UMB MEMBACA UNTUK MENULIS. Kundari, S.Pd, M.Pd. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Sistem Informasi

BAB I PENDAHULUAN. Membaca merupakan sebuah proses yang kompleks, dimana setiap aspek

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. informasi melalui lambang-lambang tertulis kemudian menalarkannya. Menurut

2015 PENERAPAN METODE PQ4R (PREVIEW QUESTION READ REFLECT RECITE REVIEW) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA MEMINDAI SISWA SEKOLAH DASAR

KEEFEKTIFAN TEKNIK KHUSUS DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA CEPAT PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 BANGUNTAPAN BANTUL SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi manusia karena pada

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan pesat.

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Teoretis. Membaca merupakan keterampilan yang sangat penting untuk dikuasai oleh

GERAKAN LITERASI SEKOLAH

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. dimaksud ialah variabel independen (bebas) pembelajaran yaitu metode Directed

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

200 kata permenit (kpm) : Kecepatan baca rata-rata anak sekolah dasar.

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting yang sangat strategis karena memberikan bekal kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan satu bagian atau komponen dari komunikasi tulisan. Adapun

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

KEMAMPUAN MEMBACA CEPAT SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 PULAU TIGA KECAMATAN PULAU TIGA KABUPATEN NATUNA TAHUN AJARAN 2012/2013 ARTIKEL E-JOURNAL

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan insan yang produksi, kreatif, inovatif, dan berkarakter.

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antara guru-siswa dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam

BAB I PENDAHULUAN. empat aspek, yakni mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Dalam

BAB II LANDASAN TEORI. Metode PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review) pada Siswa Kelas

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan aktivitas visual dan berfikir. Crawley dan Mountain mengatakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERAN MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS TEKS DI SEKOLAH DASAR

KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DAN KEMAMPUAN BERCERITA SISWA KELAS VI SD 03 KALIYOSO KECAMATAN UNDAAN KABUPATEN KUDUS TAHUN AJARAN 2007/2008 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dua materi ajar, yakni materi bahasa dan materi sastra. Materi bahasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Membaca sangat berperan penting untuk mencapai kesuksesan dalam

Membaca Cepat. Oleh. Usep Kuswari

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 02/Tahun XIX/November 2015

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA TEKNIS DENGAN MENGGUNAKAN KARTU HURUF PADA SISWA KELAS II SD

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa adalah penggunaan kode yang merupakan gabungan fonem sehingga

BAB II KAJIAN TEORI. Hakikat pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di Madrasah Ibtidaiyah

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA VISUAL PADA ANAK DI KELOMPOK B TK KI HAJAR DEWANTORO VI KOTA GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dalam bahasa Indonesia kita ini adalah PUEBI (pedoman umum ejaan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Bahasa Indonesia terdiri atas pembelajaran bahasa dan sastra.

BAB 1 PENDAHULUAN. Riama N Sihombing, 2013

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Kemampuan Representasi Matematis. a) Pengertian Kemampuan Representasi Matematis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya, pembelajaran bahasa adalah belajar berkomunikasi,

ABSTRAK. Kata kunci: membaca cepat, media audio visual

I. PENDAHULUAN. semakin modern, diharapkan dapat meningkatkan aktivitas serta kreativitas

BAB I PENDAHULUAN. usia dini yang merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar

BAB 1 PENDAHULUAN. Proses kegiatan belajar mengajar dikatakan berhasil apabila siswa dianggap

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan karangan argumentasi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia di sekolah memegang peranan penting dalam mengupayakan dan

BAB II KAJIAN TEORI. atau dapat diartikan sebagai implikasi dari aktivitas. pengembangan dari hasil training dan pengalaman yang didapat.

CARA MEMAKSIMALKAN KEMAMPUAN MEMBACA CEPAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Globalisasi saat ini telah melanda dunia. Dunia yang luas seolah-olah

I. PENDAHULUAN. yaitu aspek membaca, menulis, menyimak dan berbicara. Keempat kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. gagasan dengan menggunakan bahasa tulis. Jika dibandingkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan siswa dalam membaca, merupakan salah satu faktor yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB II KAJIAN TEORI A.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak usia dini adalah anak yang berumur nol tahun atau sejak lahir

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa

Transkripsi:

315 PROBLEMATIKA MEMBACA CEPAT SISWA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA Pezi Awram Pezi.awram@yahoo.com ABSTRAK Makalah ini disusun untuk menjelaskan problema apa saja dalam membaca cepat khususnya siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP). Makalah ini berupa sumbangan pemikiran penulis terhadap apa saja problema membaca cepat siswa. Makalah ini disusun berdasarkan beberapa sumber referensi terakurat dan juga sedikit dari internet. Dari hasil pembahasan materi dapat disimpulkan bahwa penghambat atau problema dalam membaca cepat yakni vokalisasi, gerakan bibir, gerakan kepala, menunjuk dengan jari, dan regresi. Kata kunci: problema, membaca cepat Pendahuluan Setiap siswa hendaknya dapat berusaha membaca lebih banyak dari sebelumnya, semakin meningkat jenjang kelas maka kemampuan informasi mereka juga harus lebih tinggi. Siswa tidak bisa fokus hanya pada pelajaran tertentu yang banyak tulisannya saja, seperti pelajaran sejarah/ips. Ternyata pelajaran eksakpun bisa dibaca dan dapat digali informasinya. Setiap guru juga harus menggalakkan rajin membaca,seperti idiom yang sering didengar membaca adalah jendela dunia kata-kata itu memang benar sekali karena dengan membaca banyak hal yang dapat kita ketahui. Buku-buku diperpustakaan sekolah juga harus ditambah, jika minat membaca sudah muncul dan media membaca tersedia maka siswa bisa langsung memulai giat membaca tersebut. Setiap negara maju memiliki orang-orang yang gemar membaca dan mengaplikasikan pengetahuan mereka. Dunia semakin berkembang dan buku bacaanpun jumlahnya akan terus bertambah.kesulitanpun terjadi ketika siswa sudah berminat pada banyak bacaan tetapi merasa waktu kurang efisien sehingga diperlukan suatu cara yang dapat melatih mereka agar membaca lebih cepat dari semula dan menyerap informasi maksimal dari bacaan tersebut. Guru memiliki peran untuk mengajarakan cara membaca cepat tersebut, terutama guru bidang studi bahasa indonesia, membaca cepat bukanlah asal membaca dan selesai. Membaca cepat menjadi membingungkan bagi siswa ketika mereka kurang mendapat perhatian dari guru dan media buku diperpustakaan juga sedikit. Penulis akan mengupas apa sebenarnya problematika yang dihadapi siswa saat membaca cepat melalui makalah ini. Hakikat membaca Menurut Crawley dan Mountain dalam Rahim (2005: 3) membaca

316 merupakan gabungan proses perseptual dan kognitif. Membaca sebagai proses visual merupakan proses menerjemahkan simbol tulis ke dalam bunyi. Pembaca tahap ini mengidentifikasi tugas membaca untuk membentuk strategi membaca yang sesuai, memonitor pemahamannya, dan menilai hasilnya. Menurut Klen, dkk., dalam Rahim (2005: 3) mengemukakan definisi membaca mencakup: a. Membaca merupakan suatu proses Maksudnya informasi dari teks dan pengetahuan yang dimiliki oleh pembaca mempunyai peranan yang utama dalam membentuk makna. b. Membaca merupakan suatu strategis Maksudnya pembaca yang efektif menggunakan berbagai strategi membaca yang sesuai dengan teks dan konteks dalam rangka mengonstruk makna ketika membaca. Strategi bervariasi sesuai dengan jenis teks dan tujuan membaca. c. Membaca adalah interaktif Maksudnya orang yang senang membaca suatu teks yang bermanfaat, akan menemui beberapa tujuan yang ingin dicapainya, teks yang dibaca seseorang harus mudah dipahami (readable) sehingga terjadi interaksi antara pembaca dan teks. Proses Membaca Menurut Burns, dkk., dalam Rahim (2005: 12) proses membaca meliputi sembilan aspek, yaitu : Aspek sensori Pada tahap ini anak belajar membedakan secara visual simbol-simbol grafis (huruf atau kata) yang digunakan untuk mempresentasikan bahasa lisan. Aspek perceptual Anak mengenali rangkaian simbol tertulis, baik berupa kata, frasa atau kalimat kemudian memberi makna dengan menginterprestasikan teks yang dibacanya. Aspek urutan Kegiatan mengikuti rangkaian tulisan yang tersusun secara linear, yang umumnya tampil pada satu halaman dari kiri ke kanan atau dari atas ke bawah. Aspek pengalaman Anak yang mempunyai pengalaman yang banyak akan mempunyai kesempatan luas dalam mengembangkan pemahaman kosa kata dan konsep yang dihadapi dalam membaca. Aspek berpikir Anak membuat simpulan berdasarkan isi yang terdapat dalam materi bacaan untuk dapat memahami bacaan. Aspek pembelajaran Anak belajar membaca dalam kegiatan pembelajaran. Aspek asosiasi Anak mengenal hubungan antara simbol dengan bunyi bahasa dan makna. Aspek afektif Kegiatan memusatkan perhatian anak, membangkitkan kegemaran membaca dana menumbuhkan motivasi ketika sedang membaca. Aspek pemberian gagasan Anak memberikan gagasan atau pendapat tentang teks yang telah mereka baca. Selain itu membaca dapat juga diartikan sebagai : Farris (1993: 304) mendefinisikan membaca sebagai pemrosesan kata-kata, konsep, informasi, dan gagasan-gagasan yang dikemukakan oleh pengarang yang berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman awal pembaca. Dengan

317 demikian, pemahaman diperoleh apabila pembaca mempunyai pengetahuan atau pengalaman yang telah dimiliki sebelumnya dengan apa yang terdapat di dalam bacaan. Syafi i (1999: 7) menyatakan bahwa membaca adalah suatu proses yang bersifat fisik atau yang disebut proses mekanis, berupa kegiatan mengamati tulisan secara visual, sedangkan proses psikologis berupa kegiatan berpikir dalam mengolah informasi. Dalam KBBI (2000: 62) membaca didefinisikan sebagai melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis, yang dibaca secara lisan atau dalam hati. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa membaca merupakan suatu kegiatan yang menggunakan indera penglihatan, dan memahami isi bacaan dan menyimpan informasi dari bacaan tersebut. Membaca merupakan bagian penting dari sebuah proses belajar, semua siswa wajib rajin membaca untuk menambah pengetahuan mereka karena tidak semua hal tersampaikan dari guru jadi siswa harus berusaha juga mencari referensi dalam proses belajarnya. Membaca cepat Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, membaca cepat diartikan sebagai membaca dalam hati dengan tujuan memperoleh informasi yang sebanyak-banyaknya dan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya (Depdiknas, 2008). Tarigan (1985) mendefinisikan secara singkat, membaca adalah memetik sertamemahamai arti makna yang terkandung di dalam bahan tertulis. Sedangkan Juel (Sandjaja, 2005) mengartikan bahwa membaca adalah proses untuk mengenal kata dan memadukan arti kata dalam kalimat dan struktur bacaan, sehingga hasil akhir dari proses membaca adalah seseorang mampu membuat intisari dari bacaan. Pada dasarnya untuk membaca cepat dibutuhkan 2 hal penting yaitu 1) Kemampuan membaca lebih cepat dalam waktu singkat dan 2) Kemampuan men-scan isi tulisan. Faktor Penghambat Membaca Cepat Dalam melakukan kegiatan membaca cepat, ada beberapa hal yang dapat menghambat kegiatan tersebut. Penghambat membaca cepat ini biasanya diturunkan karena kegiatan membaca yang dilakukan sewaktu masih kecil. Kebiasaan-kebiasaan membaca waktu kecil menjadi terbawa sampai dewasa. Membaca dengan bersuara (vokalisasi), menggerakkan bibir, menunjuk kata demi kata dengan jari, menggerakkan kepala dari kiri ke kanan, seperti dilakukan semasa kanak-kanak, merupakan kegitan yang menghambat (Soedarso, 2002:5). Selain hambatan tersebut, ada hambatan yang sulit diatasi adalah regresi dan subvokalisasi. Soedarso menjelaskan lebih rinci tentang hambatan-hambatan diatas sebagai berikut: 1. Vokalisasi Vokalisasi atau membaca dengan bersuara adalah salah satu hal yang mampu menghambat kecepatan dalam membaca cepat. Jika seseorang membaca dengan bersuara, maka seseorang melakukan dua pekerjaan sekaligus sehingga akan menghambat kecepatan membaca sekaligus pemahaman yang diperoleh. Itu berarti

318 bahwa kita mengucapkan kata demi kata secara lengkap. 2. Gerakan Bibir Menggerakkan bibir ketika kita sedang membaca akan membuat kecepatan membaca kita melambat. Itu sama saja dengan kita membaca dengan bersuara. Soedarso menambahkan kecepatan seseorang yang membaca dengan bersuara ataupun dengan gerakan bibir hanya seperempat dari kecepatan seseorang yang membaca secara diam (Soedarso, 2002: 5). 3. Gerakan Kepala Kebiasaan menggerakkan kepala saat membaca merupakan kebiasaan yang timbul pada masa kanak-kanak. Kebiasaan itu timbul karena dulu jangkauan mata kita sewaktu masih kecil, kurang mencukupi. Setelah dewasa, walaupun jangkauan mata kita sudah mencukupi, kita sulit meninggalkan kebiasaan menggerakkan kepala karena sudah sering dilakukan. 4. Menunjuk dengan Jari Kegiatan membaca dengan menunjukkan jari ini juga merupakan kebiasaan membaca yang dibawa sejak kecil. Dulu kita melakukan hal ini karena untuk menjaga agar tidak ada kata yang terlewatkan. Akan tetapi, setelah dewasa, sudah barang tentu kemampuan membaca kita semakin meningkat kebiasaan ini tetap dilakukan karena sudah menjadi kebiasaan. Padahal membaca dengan menggunkan telunjuk jari atau benda lain dapat menghambat kecepatan membaca kita. Cara membaca dengan menunjuk dengan jari atau benda lain itu sangat menghambat membaca sebab gerakan tangan lebih lambat daripada gerakan mata (Soedarso, 2002: 7). 5. Regresi Regresi ialah terjadinya pengulangan-pengulangan gerak mata pada unit-unit bahasa yang telah dibaca. Hal tersebut biasanya terjadi karena kurang memahami kalimat yang dibacanya. Kebiasaan tersebut menjadi hambatan yang sangat serius dalam membaca. Regresi sering diiringi oleh beberapa sebab diantaranya adalah: a. Kurang percaya diri terhadap apa yang sedang di baca. b. Merasa ada sesuatu yang tertinggal. c. Salah persepsi. d. Terpaku pada detail. e. Mempersoalkan tentang salah cetak, yakin ada salah ejaan, dan kata sulit. Menurut Soedarso (2002:6) melamun merupakan penyebab kebiasaan regresi. Melamun disebabkan karena kurang konsentrasi saat membaca. Sehingga menyebabkan ingin kembali mengulang kata atau kalimat yang telah dibaca. 6. Subvokalisasi Subvokalisasi ini adalah suara yang biasa ikut membaca di dalam pikiran kita. Jadi waktu kita membaca, di dalam pikiran kita seperti ada suara yang menyuarakan bacaan itu. Menurut Dwi, subvokalisasi ini juga menghambat karena kita jadi lebih memperhatikan bagaimana melafalkan daripada berusaha memahami ide yang dikandung dalam kata-kata yang kita baca. Kebiasaan subvokalisasi ini akan menjadi penghambat pembaca dalam melakukan kegiatan membaca cepat, karena pembaca menjadi tidak fokus pada ide pokok bacaan tetapi terpecah menjadi cara pelafalannya juga.

319 cara mengukur kecepatan membaca Jumlah kata dibaca X X 60 = jumlah KPM jumlah detik untuk membaca *kpm= kata per menit. Kecepatan membaca disesuaikan dengan tujuan. Salah satu kategorisasinya adalah sbb. 1. Skimming & scanning (1000 kpm) digunakan untuk : mengenal bahan yang akan dibaca, menjawab pertanyaan tertentu, menemukan struktur, organisasi dan ide umum bacaan. 2. Kecepatan tinggi (500 800 Kpm) : membaca bahan mudah yang sudah dikenal, novel ringan untuk mengikuti jalan cerita. 3. Cepat (350-500 kpm); membaca bacaan deskriptif, informative 4. Kecepatan rata-rata (250-350 kpm) : fiksi kompleks analisis watak & jalan cerita, membaca nonfiksi kompleks untuk mendapatkan detail, hubungan dan evaluasi ide penulis. Lambat (100-250 Kpm) bahan yang sulit & menguasai isinya, bacan teknik, analisis sastra klasik, instruksional. Tingkat Kecepatan Membaca sumber mengukur-kecepatan-membaca. juga akan berkurang dan minat membaca akan turun, informasi yang didapat semakin sedikit dana tentu akan tertinggal. DAFTAR PUSTAKA http://tipsanda.com diakses pada 2015/09/28/tips-menguasai-teknikmembaca-cepat/ Nazir.,Moh. 2003.Metode Penelitian.Jakarta: PT. Ghalia Indonesia. Setiawan,Agus. 2012. BACA KILAT. Jakarta; PT. Gramedia Pustaka. Soedarso. 1999. Teknik Membaca Cepat Speed Reading, Sistem Mebaca Cepat Dan Efektif. JAKARTA: PT. Gramedia pustaka utama. Pascasarjana : 400 kpm (kata per menit ). Mahasiswa : 325 kpm (kata per menit ). SMA : 250 kpm (kata per menit ). SD / SMP : 200 kpm (kata per menit ). Untuk tingkat SMP yang baru mencapai 200 KPM haruslah berjalan optimal, jika pada tingkatan mereka sudah sulita mencapai 200 kpm, maka pada tingkat SMA dan selanjutnya