By Afifudin PSP FE Unisma 2

dokumen-dokumen yang mirip
PAJAK PERUSAHAAN Pajak penghasilan perusahaan Pajak pihak ketiga PPN dan PPnBM Pajak Lain-lain 2

Materi: 2 LAPORAN KEUANGAN FISKAL

By Afifudin PSP FE Unisma 2

AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN

PERPAJAKAN: PENGAJARAN & PENELITIAN

Landasan Hukum: Pasal 4 Ayat (2) UU PPh

Dosen: Afifudin, SE., M.SA., Ak.

BAB II LANDASAN TEORI

PENGUATAN PPh 21, 22, 23, & 24

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

PSAK 46 AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN REVISI 2014

2

AKUNTANSI PERPAJAKAN. PSAK 46 : Standar Akuntansi atas PPh

Sistem/Cara Pemungutan Pajak ada 3, yaitu:

SISTEMATIKA. Konsep Rekonsiliasi. Rincian Item Rekonsiliasi. Kasus dan Ilustrasi

BAB IV EVALUASI PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT TGS

LAPORAN KEUANGAN KOMERSIAL DAN FISKAL. Amanita Novi Yushita

A. Pengertian Laporan Keuangan

By Afifudin PSP FE Unisma 2

Selamat Datang dan Selamat Mengikuti Pelatihan

Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan. Oleh Ruly Wiliandri

Modul ke: Pengantar Perpajakan. 01Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Yusar Sagara, SE.,M.Si.,Ak.,CA. Program Studi Manajemen

BAB IV PEMBAHASAN. Penjelasan mengenai akun akun dalam laporan keuangan PT Mitra Wisata Permata

Akuntansi : Proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan pelaporan keuangan suatu organisasi /perusahaan yang terdiri dari neraca, L/R, dan

PAJAK PAJAK DEPARTEMEN IKK - IPB

PAJAK WP ORANG PRIBADI

(Dr) Piutang 55,000,000 (Cr) PPN Keluaran 5,000,000 Penjualan 50,000,000. (Dr) Kas/Bank 55,000,000 (Cr) Piutang 55,000,000

KETENTUAN UMUM & TATA CARA PERPAJAKAN

Perpajakan 1 UTS Semester Genap 2014/2015

Rekonsiliasi LK Komersial ke LK Fiskal

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menurut Rochmat Soemitro, seperti yang dikutip Waluyo (2008:3)

BAB II LANDASAN TEORI. Pada Pasal 1 Undang-Undang Nomor 36 tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan,

Kewajiban yang harus dipenuhi oleh wajib pajak badan setelah memperoleh NPWP

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. berhubungan dengan penghasilan juga berhubungan dengan Pajak

Mentoring Perpajakan 1. PT ABC memiliki rincian aset tetap pada tahun 2014 sebagai berikut: Biaya Perolehan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. negara berdasarkan undang-undang (dapat dipaksakan) yang langsung dapat

4. PPh TERUTANG (Pilih salah satu sesuai dengan kriteria Wajib Pajak. Untuk lebih jelasnya, lihat Buku Petunjuk Pengisian SPT) 10a. 10b.

BADAN KANTOR PELAYANAN PAJAK ORANG PRIBADI. Syarat Objektif Syarat Subjektif. Wilayah tempat kedudukan. Wilayah tempat tinggal

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sesuai dengan yang kita ketahui bahwa penerimaan negara untuk

a. Rp ,00 d. Rp ,00 b. Rp ,00 e. Rp ,00.

BAB IV PEMBAHASAN. komersial, namun untuk menjadi dasar pelaporan SPT Tahunan, PT. Dipta Adimulia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pajak merupakan sumber pendapatan pemerintah untuk membiayai pengeluaran pengeluaran negara yang ditujukan

Satuan Acara Perkuliahan

BAB II LANDASAN TEORITIS. 2.1 Pengertian dan Fungsi Pajak Penghasilan. 1. Pengertian Pajak Penghasilan (PPh)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang - Undang dengan

BAB II LANDASAN TEORI. pemungutan pajak merupakan perwujudan dari pengabdian, kewajiban dan peran serta

AKUNTANSI KAS DAN BANK

Penghitungan PPh Akhir Tahun

KLASIFIKASI BIAYA DAN KOMPENSASI KERUGIAN. Aris Munandar, SE., M.Si

BAB I PENDAHULUAN. hidup rakyat, dan untuk memajukan bangsa. Pengeluaran-pengeluaran negara

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Definisi Pajak menurut undang-undang No.16 tahun 2009 tentang. perubahan keempat atas undang undang No. 6 tahun 1983 tentang

Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Pajak PJ.091/PL/S/006/

LAPORAN KEUANGAN KOMERSIL DAN FISKAL. ARIS MUNANDAR, SE., M.Si

SPA MENTORING. Kamis, 24 Maret 2016 Pajak (UTS) By: Stella Hie

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI. Pemahaman akan pengertian pajak merupakan hal penting untuk dapat

KETENTUAN UMUM & TATA CARA PERPAJAKAN

Dilarang memperbanyak MOJAKOE ini tanpa seizin SPA FEUI. Mojakoe dapat didownload di

Modul ke: Manajemen Perpajakan

MODUL V REKONSILIASI FISKAL

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang No. 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan. Umum dann Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah dengan

BAB 1 Pendahuluan 1.1. Latar belakang masalah

PENGHASILAN. Oleh Iwan Sidharta, MM.

UJI KOMPETENSI. Mata Uji : Perpajakan Kelas : II Hari, tanggal : Waktu : 60 menit

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

RENCANA PEMBELAJARAN

Evaluasi Pelaksanaan Pajak Pertambahan Nilai di PT IO

BAB IV REKONSILIASI KEUANGAN FISKAL UNTUK MENGHITUNG PAJAK. TERUTANG PADA PT. KERAMIKA INDONESIA ASSOSIASI. Tbk

RANCANGAN PERKULIAHAN PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

RENCANA PROGRAM & KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) (4) Kemampuan Akhir yang diharapkan

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) PROGRAM STUDI AKUNTANSI

NOMOR :. TANGGAL : MULAI TAHUN PAJAK :

BAB II KAJIAN PUSTAKA. karangan Prof. Dr. Mardiasmo (2011:1) pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara

Nur ain Isqodrin, SE., Ak., M.Acc Isqodrin.wordpress.com

Kewajiban kini entitas yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diperkirakan mengakibatkan pengeluaran sumber daya entitas

AKUNTANSI PERPAJAKAN

Dilarang memperbanyak MOJAKOE ini tanpa seizin SPA FEUI. Mojakoe dapat didownload di

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Kewajiban Perpajakan PT.Klinik Sejahtera PT.Klinik Sejahtera adalah salah satu klien dari KKP Adiyanto Consultant

Self assessment : WP membayar pajak sesuai UU tidak tergantung SKP

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan produk yang dihasilkan dari akuntansi yang harus

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Penghitungan Pajak Penghasilan ( PPh ) pasal 21 PT. Lucky Indah

BAB II KAJIAN PUSTAKA tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan adalah. badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang dengan tidak

OLEH: Yulazri M.Ak. CPA

CONTOH SOAL DAN JAWABAN REKONSILIASI FISKAL

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN

BIAYA-BIAYA YANG BOLEH DIKURANGKAN DARI PENGHASILAN BRUTO WAJIB PAJAK DALAM NEGERI / BENTUK USAHA TETAP

ABSTRAK. : Pajak Penghasilan, Laporan Keuangan Komersial, Laporan Keuangan Fiskal, Rekonsiliasi Fiskal.

Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH.

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR...ii. DAFTAR ISI...v. DAFTAR LAMPIRAN.xii. 1.1 Latar Belakang Masalah Identifikasi Masalah..3

BAB II TINJAUAN TEORITIS. merupakan hal yang paling penting dalam meningkatkan pembangunan nasional dan

BAB IV PEMBAHASAN. IV. 1 Analisis Mekanisme Pajak Penghasilan Pasal 22 di PT. KAS

13/01/2015 AKUNTANSI PAJAK INVESTASI PADA EFEK TERTENTU

DAFTAR PUSTAKA. Ikatan Akuntan Indonesia. 2007, Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat Jakarta.

Rekonsiliasi Fiskal Terhadap Laporan Keuangan Komersial Dan Laporan Keuangan Fiskal Dalam Menghitung Pajak Penghasilan Badan Pada Pt Cipta KARYA

Akuntansi Pajak Atas Liabilitas (Kewajiban)

Transkripsi:

Pengertian Penghasilan menurut SAK dan UU Pajak Tata cara Pemotongan PPh Pasal 21/26, dan PPh Pasal 21/23 Tata cara Pemungutan PPh Pasal 22. Penghitungan PPh Pasal 21, Pasal 22, PPh Pasal 23, dan PPh Pasal 26 Penyajian Laporan Keuangan Komersial PPh atas Pemotongan dan Pemungutan. By Afifudin PSP FE Unisma 2

Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal entitas selama suatu periode jika arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi pemilik. Pendapatan meliputi Hanya arus kas bruto dari manfaat ekonomi yang diterima dan dapat diterima oleh entitas itu sendiri. By Afifudin PSP FE Unisma 3

Setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh WP, baik yg berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan WP yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apapun (UU No. 36/2008, psl 4 ayat 1). By Afifudin PSP FE Unisma 4

MEKANISME/SIKLUS PENYELESAIAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN DALAM BADAN USAHA SELAMA SATU TAHUN Transaksi usaha dalam satu tahun pajak 200X Penghitungan & atau Pot/put pajak-pajak yg terkait dg transaksi ush Penyetoran pajak yg terkait dengan transaksi usaha dg media SSP, SSB, atau lainnya seperti : penyetoran PPh 21, 22, 23, 25, 26, PPN & PPnBM, PBB, BPHTB, Pajak Daerah Pelaporan pajak yg terkait dengan transaksi, dengan media SPM PPh 21, SPM PPh 22, SPM PPh 23, SPM PPN & PPnBM Harus dilaksanakan oleh WP setiap bulan/masa dlm satu tahun pajak Dicatat dalam buku jurnal Diposting ke buku besar NERACA SALDO/LAJUR BUKU PEMBANTU Laporan Keuangan Komersial SPT Tahunan PPh Badan PPh Ps 28A/29 Laporan Keuangan Fiskal Rekonsiliasi ke LK Fiskal (Koreksi Fiskal)

Pemotong/ Pemungut PPh PPh pasal 4 (2)/Final PPh pasal 21 PPh pasal 22 PPh pasal 23 Setiap Bulan Setorkan; media SSP Laporkan; media SPT Masa PKP Penjual BKP/JKP PPN Keluaran WP Setiap Bulan PPN KB/LB/Nihil PKP Pembeli BKP/JKP PPN Masukan Terpotong/Terpungut PPh oleh pihak lain Membayar sendiri PPh PPh pasal 4 (2)/Final PPh pasal 21 PPh pasal 22 PPh pasal 23 PPh pasal 24 Pada tahun berjalan PPh pasal 25 STP PPh 25 FLN PPhTB Dikreditkan PPh KB/LB/Nihil PPh 29/28A/Nihil Pada akhir tahun Lap. Keu (Fiskal) PPh Terutang

Dipotong PPh 23 atas penghasilan jasa Badan Memotong PPh 21 atas gaji Penghasilan Beban yang dapat dikurangkan Penghasilan kena pajak X tarif pajak Pajak terutang 1thn fiskal Kredit pajak Angsuran pajak (PPh25) Dipotong pihak lain (22,23) Pajak luar negeri (24) Pajak kurang/lebih bayar (29/28 PBB Meterai BPHTB Pajak Daerah Setor Kas negara Lapor KPP PPN atas penyerahan barang/jasa

Pajak atas Penghasilan Perusahaan Dibayar langsung oleh perusahaan : Angsuran pajak (PPh 25) Pembayaran pajak akhir tahun (PPh 28/29) Dipotong oleh pihak lain (final, tidak final, 22, 23) Laporan laba rugi akan mempengaruhi jumlah beban pajak dan di Neraca utang pajak / pajak dibayar dimuka Kewajiban memotong pajak pihak lain (with holding tax) Pajak atas penghasilan yang diterima pihak lain (21, 23, 26) PPN pajak atas penyerahan barang / jasa kena pajak Tidak muncul dalam laporan laba rugi, tetapi di Neraca sebagai utang atau pajak dibayar dimuka Pajak Lainnya PBB, pajak daerah, PPnBM beban Pajak atas pengalihan hak atas tanah dan bangunan (BPHTP) Pajak Daerah Bea Materai 8

Pajak atas penghasilan perusahaan yang dipotong oleh pihak ketiga: PPh pasal 22 PPh pasal 23 Pajak penghasilan yang diangsur oleh perusahaan PPh pasal 25 Pajak atas penghasilan perusahaan yang diperhitungkan setiap akhir tahun pajak PPh pasal 29

Peraturan pajak mengharuskan pihak pembayar untuk memotong pajak atas penghasilan yang diterima (PPh 23) Penghasilan sewa Penghasilan royalty Penghasilan jasa, bunga, deviden Pajak yang dipotong dapat bersifat final dan tidak fidak final Pajak final : pajak yang dipotong tidak boleh diperhitungkan sebagai kredit pajak dan penghasilan tersebut tidak dimasukkan dalam SPT. Pajak tidak final : potongan pajak dimasukkan sebagai kredit pajak dan penghasilannya dimasukkan dalam SPT

Pajak final: sering tidak dimasukkan dalam pencatatan sehingga akan dicatat pendapatan sebesar nilai setelah pajak Misal untuk pendapatan bunga deposito sering langsung dimasukkan setelah pajak Pajak tidak final: pajak yang dibayar dicatat sebagai pembayaran pajak dimuka Kas 940.000 Pajak dibayar dimuka PPh 23 60.000 Pendapatan sewa 1.000.000

Bendaharawan Jumlah pajak yang dipungut oleh bendaharawan merupakan pengurang kas yang diterima dicatat sebagai pembayaran pajak dimuka PPN dan PPnBM tidak dicatat namun bukti potongnya dimintakan, untuk memperoleh restitusi pajak Import Jumlah PPh 22 yang dibayarkan dicatat sebagai pajak dibayar dimuka. Untuk bea masuk dan PPnBM menjadi penambah nilai persediaan

PT. Mulia mengirimkan tagihan ke Pemda atas pengadaan barang sebesar 100.000.000. Atas pengadaan barang tersebut dipungut PPh 22. Harga pokok atas barang tersebut adalah 80.000.000 Jurnal? Piutang Dagang 98.500.000 Pajak dibayar dimuka PPh 22 1.500.000 Penjualan 100.000.000 HPP 80.000.000 Persediaan 80.000.000

PT. Karina melakukan import sebesar 40.000 USD (kurs menteri keuangan 9.000). CIF sebesar 10%, bea masuk dan bea masuk lainnya 6.000, PPN 10% dan PPnBM 20%. Perusahaan memiliki API (tarif PPh 22 sebesar 2,5%) CIF telah dibayarkan kepada perusahaan pengangkut. Cost 40.000 + 4.000 = 44.000 DPP PPN = 44.000 + 6.000=50.000 (DPP PPN) x 9.000 = 450.000.000 PPN 5.000 x 9.000 = 45.000.000 PPnBM 10.000 x 9.000 = 90.000.000 PPh 22 = 1.250 x 9.000 = 11.250.000 JURNAL Persediaan 54.000.000 (6.000 x 9.000) Kas 54.000.000 (bea masuk) PPN masukan 45.000.000 Persediaan 90.000.000 (PPnBM) Pajak dibayar dimuka PPh 22 11.250.000 Kas 146.250.000

Pemotong pihak yang membayar Dicatat sebagai kewajiban pada saat pembayaran dilakukan. Pajak akan mengurangi kas yang diberikan namun tidak mengurangi beban perusahaan. Pajak yang dipotong disetorkan pada bulan berikutnya Saldo pajak di neraca jumlah yang belum disetorkan. Jika beban tidak dipungut pajak beban tidak boleh menjadi pengurang Pihak yang Dipungut Mencatat sebagai pajak dibayar dimuka pada saat pendapatan diakui. Jumlah kas yang diterima lebih sedikit dari pendapatan yang diakui

Pihak pemotong sama seperti pajak tidak final Ada dua pendekatan pihak dipotong Dicatat gross seperti pajak tidak final Dicatat net > hanya sebesar nilai setelah pajak Tergantung bagaimana perusahaan menset sistem pembukuan. Standar akuntansi tidak menjelaskan secara rinci perlakuan pajak final ini, sehingga dalam praktik akan timbul dua pendekatan di atas. Dampak yang terjadi effektif tax tarif akan sangat berbeda dari keduanya.

Pada saat menerima penghasilan dari LN, pendapatan akan diakui sebesar seluruh pendapatan. Pajak yang telah dibayar dianggap sebagai pajak dibayar dimuka. Pada saat akhir tahun, pajak yang telah dibayarkan akan dibebankan, walaupun yang boleh dikreditkan mungkin lebih kecil dari jumlah yang dibayarkan. Bagaimana cara menjurnalnya jika ada yang tidak boleh diakui

Menerima penghasilan dari LN sebesar 500juta, dipotong pajak sebesar 25%. Penghasilan DN sebesar 1000 juta. Angsuran PPh 25 sebesar 220 juta Pada saat menerima penghasilan Kas Pajak dibayar dimuka PPh 24 Pendapatan dari LN 375 jt 125 jt 500jt Akhir tahun Beban pajak 375 jt (25% x 1.500) Pajak dibayar dimuka PPh 25 220jt Pajak dibayar dimuka PPh 24 125 jt Utang PPh 29 30jt

Menerima penghasilan dari LN sebesar 500juta, dipotong pajak sebesar 20%. Penghasilan DN sebesar 1000 juta. Angsuran PPh 25 sebesar 220 juta Pada saat menerima penghasilan Kas Pajak dibayar dimuka PPh 24 Pendapatan dari LN 400 jt 100 jt 500jt Akhir tahun Beban pajak 375 jt (25% x 1.500) Pajak dibayar dimuka PPh 25 220jt Pajak dibayar dimuka PPh 24 100 jt Utang PPh 29 55jt

Menerima penghasilan dari LN sebesar 500juta, dipotong pajak sebesar 30%. Penghasilan DN sebesar 1000 juta. Angsuran PPh 25 sebesar 220 juta Pada saat menerima penghasilan Kas Pajak dibayar dimuka PPh 24 Pendapatan dari LN 350 jt 150 jt 500jt Akhir tahun Beban pajak kini Pajak dibayar dimuka PPh 25 Pajak dibayar dimuka PPh 24 Utang PPh 29 Beban pajak kini Pajak dibayar dimuka PPh 24 375 jt (25% x 1.500) SPT 220jt 125 jt (boleh dikreditkan) 30jt 25 jt di akuntansi 25 jt

Pajak perusahaan secara keseluruhan akan dihitung pada akhir tahun. Pajak penghasilan dihitung dari Penghasilan kena pajak dikalikan dengan tarif pajak yang berlaku. Penghasilan kena pajak dihitung dari laba sebelum pajak (dihasilkan dari pembukuan akuntansi) kemudian dikoreksi / direkonsiliasi. Koreksi dan rekonsiliasi fiskal diperlukan karena terdapat perbedaan aturan antara akuntansi dan pajak dalam mengukur pendapatan dan beban.

PPh 29 akan dicatat pada saat pembuatan jurnal penyesuaian pada akhir periode. PPh 29 akan dicatat sebagai utang PPh 29 sebesar kas yang masih harus dibayar atau dicatat sebagai pajak dibayar dimuka jika ada kelebihan pembayaran pajak (pph pasal 28). Pajak dibayar dimuka yang telah dicatat ditutup direlasifikasikan ke dalam beban pajak kini. Beban pajak tangguhan dihitung berdasarkan beda temporer yang muncul.

Pajak terutang dalam satu tahun (dalam akuntansi disebut beban pajak kini) dihitung dari Penghasilan kena pajak dikalikan dengan tarif. Pajak terutang dalam satu tahun pajak ini dikurangi dengan pajak yang telah dibayar dimuka akan menghasilkan pajak kurang bayar PPh 29. PPh 29 merupakan utang pajak penghasilan yang akan muncul di neraca perusahaan pada akhir tahun pelaporan. Jurnal yang dibutuhkan adalah Beban pajak (hasil perhit fiskal) 20.000.000 Pajak dibayar dimuka (22.23,25) 15.000.000 Utang pajak penghasilan (29) 5.000.000

Perusahaan memperoleh PKP sebesar 2.000juta. Termasuk dalam penghasilan tersebut penghasilan dari LN sebesar 400 juta yang telah dikenakan pajak sebesar 40%. Jumlah pajak yang telah dipotong oleh pihak lain adalah: PPh 21 atas gaji dan honor sebesar 150juta dan PPh 26 sebesar 50 juta atas penghasilan expat yang bekerja di perusahaan. PPh 23 final sebesar 30 juta PPh 23 tidak final sebesar 40 juta PPh 24 sebesar 160 juta PPh 25 sebesa5 250 juta PPh 22 sebesar 10 juta Perusahaan mencatat pembayaran pajak dibayar dimuka baik final maupun tidak final sebagai pajak dibayar dimuka. Beban pajak 500 jt Pajak dibayar dimuka PPh 22 10 Pajak dibayar dimuka PPh 23 40 Pajak dibayar dimuka PPh 24 100 Pajak dibayar dimuka PPh 25 250 Utang PPh 29 100 Beban pajak 90 jt Pajak dibayar dimuka PPh 23 30 Pajak dibayar dimuka PPh 24 60 PKP 2.000.000 pajaknya = 500 juta Kredit PPh 22 10 jt Kredit PPh 23 40 jt Kredit PPh 24 100 jt Pph 25 250 jt PPh 29 sebesar 100juta Beban pajak kini : 610 500 30 (final) 60 (pajak LN tidak dapat dikreditkan)

Atas perbedaan temporer yang ada, akan diperhitungkan nilai Aktiva / Utang pajak tangguhan. Beda temporer x tarif pajak = Aktiva / utang pajak tangguhan Jurnal yang dibutuhkan untuk pengakuan aktiva pajak misalnya Aktiva pajak tangguhan 500.000 Beban / penghasilan pajak 500.000 Total beban pajak yang muncul di laba rugi : Pajak kini (pajak terutang menurut SPT) Ditambah atau dikurangi perubahan dari pajak tangguhan yang disebabkan karena adanya perbedaan temporer

Utang pajak atas kewajiban memotong / memungut pajak Utang pajak atas kewajiban pajak perusahaan yang masih harus dibayar (PPh 29) Beban pajak kini pajak dalam satu tahun fiskal Pajak tangguhan atas perbedaan temporer kena pajak atau dapat mengurangi pajak di masa depan Tarif pajak efektif

Atas pembayaran yang dilakukan kepada pihak ketiga, jika jumlah yang dibayarkan merupakan penghasilan kepada pihak lain yang harus dipotong pajaknya. Perusahaan memiliki kewajiban memotong pajak atas penghasilan pihak ketiga. Penghasilan tersebut diantaranya : PPh 21 : atas penghasilan yang diterima oleh pekerja PPh23 : atas penghasilan sewa, royalty, deviden PPh26 : atas penghasilan yang diterima oleh WP Luar Negeri PPh pasal 4 ayat 2 (bunga tabungan, deposito)

Pajak yang dipotong bukan merupakan pajak perusahaan tetapi pajak pihak ketiga. Pihak ketiga dapat mengkreditkan pajak yang telah dipotong jika pajak yang dipotong bukan pajak final. Pencatatan yang dibuat saat memotong pajak Beban gaji 1.000.000 Utang PPh 21 karyawan 50.000 Kas 950.000 Perusahaan harus menyetorkan dan melaporkan pajak yang dipotong.

Gaji 2.500.000, iuran pensiun 50.000, PPh 21 sebesar 44.750. Karyawan membayar sendiri asuransi kecelakaan dan kematian sebesar 30.000 melalui perusahaan. Jurnalnya? Beban gaji 2.500.000 Utang Iuran Pensiun karyawan 50.000 Utang JKK dan JKM 30.000 Kas 2.375.250 Utang PPh 21 44.750 (iuran pensiun dan asuransi dibayarkan oleh perusahaan, tetapi ditanggung oleh karyawan)

Terkait dengan beban yang menurut pajak merupakan penghasilan pihak lain sehingga harus dipotong pajak. Jika tidak dipotong pajaknya, tidak boleh menjadi beban menurut pajak Membayar sewa sebesar 100.000.000 dikenakan pajak PPh 23 sebesar 2%. Pemotong Beban Sewa 100.000.000 Utang PPh 23 2.000.000 Kas 98.000.000

1. Waluyo, 2012, Akuntansi Pajak, Edisi 4, Jakarta, Salemba Empat. 2. Martani, Dwi dan Jayu Pramudya, 2012, Hand Out, Perkuliahan Akuntansi Pajak, FEB UI. 3. Direktorat Jenderal Pajak, Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. 4. Direktorat Jenderal Pajak, Undang-undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan. By Afifudin PSEI FE Unisma Ak-BS: 1 31