Bab 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Haseigo Menurut Masuoka dan Takubo (2000:10) yang dimaksud dengan haseigo adalah sebagai berikut:

dokumen-dokumen yang mirip
Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau

Bab 2. Landasan Teori. Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan :

BAB 2. Landasan Teori

Bab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す.

BAB IV KESIMPULAN. Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan

BAB 2. Landasan Teori

PERLUASAN MAKNA PARTIKEL DE UNTUK MENYATAKAN BAHAN DASAR PRODUKSI DALAM MAJALAH KYOU NO RYOURI ABSTRAK

ぽん ぼん. Morfem. Kata. Alomorf adalah. morfem. Morfem Bebas. Morfem Terikat 形態素 自由形態素 拘束形態素. Contoh. bagan. Definisi. Alomorf. Contoh.

Bab 2. Landasan Teori. Masuoka dan Takubo (1992, hal.8), mengungkapkan bahwa Hinshi 品詞 atau. kelas kata dibagi menjadi sebelas jenis, diantaranya:

Bab 2. Landasan Teori

ANALISIS KONTRASTIF PENGGUNAAN KONJUNGSI /-TARA/ BAHASA JEPANG DENGAN KONJUNGSI /KALAU/ BAHASA INDONESIA

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau

Bab 2. Landasan Teori. Menurut Minami dalam Hinata ( 1990: 1 ), danwa dapat disebut juga discourse

Bab 2. Landasan Teori. 2.1 Hinshi Definisi hinshi yang dikemukakan oleh Masuoka dan Takubo (1990:9) adalah: 文中での動き ( 統語的機能 ) に基づいて語を分類したものを 品詞 という

PENGGUNAAN FUKUSHI DALAM SURAT KABAR ONLINE ASAHI SHIMBUN EDISI 9 DAN 10 FEBRUARI 2015

BAB 2. Landasan Teori

BAB 2. Tinjauan Pustaka

ABSTRAK. lambang tertentu ada yang dilambangkan. Maka yang dilambangkan disini yaitu

PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah :

BAB 2 LANDASAN TEORI. Penulis akan membagi teori yang dipakai dalam penelitian ini menjadi 5 bagian, yaitu: 2.1 Teori Pragmatik

Bab 2 TINJAUAN PUSTAKA. Meishi merupakan kata yang menunjuk kepada orang, benda, keadaan, tempat,

BAB 2. Landasan Teori

Bab 2. Landasan Teori. dengan sendirinya dapat menjadi predikat, contoh : suatu kalimat. Keiyoushi memiliki beberapa perubahan bentuk.

PENGGUNAAN SHUUJOSHI JOSEIGO DAN DANSEIGO DALAM KOMIK NIHONJIN NO SHIRANAI NIHONGO VOLUME 1 DAN 2 KARYA HEBIZOU DAN UMINO NAGIKO SKRIPSI

BAB II SOFTWERE JLOOK UP. Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup

Bab 2. Landasan Teori. Secara umum pembagian kelas kata dalam bahasa Jepang disebut dengan hinshi.

BAB 1 PENDAHULUAN. Sutedi (2003:2) mengatakan, Bahasa digunakan sebagai alat untuk

BAB I PENDAHULUAN. Untuk berkomunikasi, masyarakat sebagai makhluk sosial membutuhkan

DIKTAT KULIAH. Penjelasan Pemakaian Tata Kalimat 日本語研究者教材開発室

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu bahasa yang cukup diminati oleh pembelajar bahasa asing di

映画 野ブタをプロデュース における社会的 現象 苛め の分析

BAB 2 LANDASAN TEORI. Dalam bab ini, penulis membagi landasan teori yang digunakan menjadi lima sub-bab yaitu:

ENJO KOUSAI SEBAGAI SALAH SATU BENTUK PENYIMPANGAN REMAJA DI JEPANG SKRIPSI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PRASYARAT MENDAPAT GELAR SARJANA SASTRA

Bab 2 Landasan Teori

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi.

Bab 2. Landasan Teori. Dalam penelitian ini, penulis akan menganalisis kosakata huruf kanji dalam buku

membahas dari penggunaan dan arti tiga kata kerja tersebut,...ok,...he,.,he,.,he,.,.

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari. Salah satu fungsi bahasa yaitu dengan berbahasa manusia dapat

BJ システムについて Mengenai BJ System

ABSTRAK. tujuan. Ketika kita berbahasa, orang lain dapat mengerti apa maksud, ide, pesan,

Bab 2. Landasan Teori. Dalam bahasa Jepang, terdapat pembagian kelas kata yang disebut dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi,

Bab 2. Landasan Teori. Dalam penelitian Analisis Fungsi Kata Doumo dalam Komik Detektif Conan seri

MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG

ビナ ヌサンタラ大学日本語科三年生にみられる ~ てある と ~ ておく という動詞の使用能力の分析

LANDASAN TEORI. Menurut Niwa saburo (1998 : 2005/03/18 ) bahwa: とも や っけ って か. menurut gendai nihongo bunpo gaisetsu adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. Morfologi merupakan salah satu kajian ilmu dalam lingustik selain fonologi,

FILOSOFI DAN FUNGSI GENKAN DALAM BANGUNAN JEPANG DITINJAU DARI SUDUT PANDANG UCHI-SOTO

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG

SATUAN ACARA PERKULIAHAN JITSUYO KAIWA I (JP 301) SEMESTER 6 /TINGKAT III

KEMAMPUAN DALAM MENGGUNAKAN VERBA MEMAKAI PADA SISWA KELAS XI BAHASA SMA NEGERI 3 PROBOLINGGO TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa adalah identitas diri dari suatu negara. Suatu negara dapat kita identifikasikan

ANALISIS KESALAHAN BAHASA JEPANG DILIHAT DARI LATAR BELAKANG CARA PEMEROLEHAN BAHASANYA. Oleh: Juju Juangsih, M.Pd

Bab 2. Landasan Teori. 2.1 Definisi Makna Peribahasa Menurut Orang Jepang dan Orang Indonesia Definisi Makna Peribahasa Menurut Orang Jepang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa dari berbagai negara memiliki ciri universal dan ciri khusus.

KESALAHAN PENGGUNAAN SETSUZOKUSHI SOSHITE ( そして ), SOREKARA ( それから ), DAN SORENI ( それに ) PADA

Dikerjakan O L E H SUNITA BR

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. di seluruh dunia. Melalui bahasa, manusia dapat saling berinteraksi dan

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN PRONOMINA DEMONSTRATIVA SISWA KELAS XII BAHASA TAHUN AJARAN 2013/2014 DI SMA NEGERI 1 BATU SKRIPSI

MAKNA LAGU HIMAWARI KARYA KAWASAKI FUTOSHI DAN AKIMOTO YASUSHI

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa di dunia memiliki ciri khas masing-masing. Salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. struktur inilah menjadikan struktur bahasa Jepang menarik. Salah satunya disebabkan

Bab 2. Landasan Teori. Sintaksis merupakan salah satu bidang kajian dalam linguistik.sintaksis berasal

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah perilaku mengekspresikan, menyampaikan, dan

Bab 2 Landasan Teori

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

BAB 2. Landasan Teori. Verba bantu (jodoushi) merupakan unsur kalimat yang masuk ke dalam jenis kata

Bab 2. Landasan Teori

Bab 2. Landasan Teori

Bab 2. Tinjauan Pustaka

Afik (suffik) bahasa Jepang yang menyatakan orang

BAB I PENDAHULUAN. manusia dikenal sebagai makhluk sosial. Seperti yang dikatakan oleh P.W.J

BAB I PENDAHULUAN. kata sifat, kata kerja bantu, partikel, dan kata keterangan.

BAB I PENDAHULUAN. kalimat. Untuk menghubungkan kalimat satu dengan kalimat lainnya, digunakan

BAB 2 Landasan Teori

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem

SILABUS PERKULIAHAN CHUKYU BUNPO I (JP 201) SEMESTER 3 /TINGKAT II

PENGGUNAAN SHUUJOSHI RAGAM BAHASA WANITA DALAM DRAMA SHOKOJO SEIRA EPISODE 1,2,3 SKRIPSI OLEH: ANINDYA PURI PRIMASWARI NIM

Bab 2. Landasan Teori. digunakan sebagai landasan teori untuk mendukung penelitian skripsi ini. Teori-teori

BAB 3. Analisis Data. Pada bab ini, peneliti akan melakukan analisis dalam kalimat yang menggunakan verba bantu

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

PENGGUNAAN KONJUNGSI SOSHITE, SOREKARA, DAN SORENI DALAM MAJALAH NIPPONIA SKRIPSI OLEH LINA SUSANTI NIM

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dapat dimengerti oleh lawan bicara. Kata-kata tersebut terkadang

Bab 1. Pendahuluan. hasrat, dan keinginan (Sutedi, 2003:2). Selain bahasa tentunya dalam, berkomunikasi

Bab 2. Landasan Teori. Teori yang akan digunakan adalah konsep kanji, rikusho, konsep bushu, dan teori

Bab 2. Landasan Teori. dan kata tattein yang berarti menempatkan. Jadi, secara etimologi berarti:

Bab 2. Landasan Teori. Dalam bahasa Jepang kelas kata disebut dengan hinshi ( 品詞 ). Menurut

Bab 2. Landasan Teori. Dalam bab ini penulis akan menjelaskan mengenai definisi hinshi beserta

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial masyarakat yang digunakan di berbagai negara sangat beragam.

KARAOKE SEBAGAI MEDIA UNTUK DEALING BISNIS DAN RELAKSASI BAGI PELAKU BISNIS DAN WISATAWAN ASING DI JUN EXECUTIVE KARAOKE HOTEL SAVOY HOMANN

ABSTRAK. Kata kunci : fukugougo, kruna satma, kontrastif. viii

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam suatu bahasa terdapat bermacam macam jenis kata, di antaranya,

BAB I PENDAHULUAN. termasuk bahasa Jepang. Salah satu keunikan bahasa Jepang ialah adanya. 助詞は 単独で用いられず 名詞や動詞などの他の語に後接する 活用のない語です (Iori, 2000 : 345)

TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり

sosial pada masa Edo yang terdiri dari samurai ataushi ( 士 ), petani atau nō ( 農 ), buruh

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa terdiri dari unsur kalimat, klausa, frase dan kata. Salah satu

Transkripsi:

Bab 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Haseigo Menurut Masuoka dan Takubo (2000:10) yang dimaksud dengan haseigo adalah sebagai berikut: ある語に付加的要素が付いてできる語を派生語という この付加的要素を 接辞 という また 接辞の付加を受ける 派生語の中心要素を 派生語幹 という 寒さ という派生語の場合であれば 寒 の部分が派生語幹であり さ が接辞である Terjemahan : Haseigo adalah kata yang dapat ditempelkan sebagai unsur tambahan pada suatu kata. unsur tambahan ini disebut afiks. Kemudian, unsur haseigo yang diberikan penambahan afiks disebut akar kata dasar. Kalau dalam haseigo samusa, bagian samu adalah akar kata dasar, sedangkan sa adalah afiks. 2.2 Pengertian Setsuji Mengenai setsuji, Masuoka dan Takubo (2000:62) memberikan pernyataan sebagai berikut : 接辞は 語 ( 派生語 ) を構成する要素であり 語幹 ( 派生語幹 ) に付加して独立の語を派生する 語幹の前に付くものを 接頭辞 後ろに付くものを 接尾辞 という Terjemahan : Setsuji adalah unsur yang dikomposisikan pada kata (kata dasar) dan munculnya suatu kata tersendiri yang ditambahkan pada akar kata (akar kata dasar). Kata yang ditempelkan di depan akar kata disebut prefiks dan kata yang ditempelkan di belakang akar kata disebut sufiks. Kata ~ppanashi termasuk dalam sufiks. Sebelum membahas lebih lanjut kata ~ppanashi, terlebih dahulu penulis akan membahas tentang setsubiji. 5

6 2.2.1 Jenis-jenis Setsubiji Masuoka dan Takubo (2000:62) membagi setsubiji menjadi 3 (tiga) jenis. Pembagian setsubiji tersebut yaitu meishisei setsubiji, keiyousei setsubiji, dan doushisei setsubiji. Untuk pembagian jenis setsubiji dapat dilihat dibawah ini : 1. 名詞性接尾辞 (meishisei setsubiji) : sufiks yang bersifat nomina yang ditempelkan pada kata benda, kata sifat i dan na, serta kata kerja. Untuk sufiks yang ditempelkan pada kata benda sebagai berikut : a. Menyatakan suatu yang sopan, misalnya : san (sakurai-san), kun (yamada-kun), dan seterusnya. b. Menyatakan suatu bilangan, misalnya : tsu (hitotsu), ko (ikko), nin (sannin), hon (ippon), dai (ichidai), dan seterusnya. c. Menyatakan suatu unit ukuran, misalnya : meter, gram, dan seterusnya. d. Menyatakan urutan, misalnya : ban (ichiban), i (ichii), dan seterusnya. e. Menyatakan frekuensi, misalnya : do (ichido), kai (ikkai), dan seterusnya. Kedua sufiks nomina yang ditempelkan pada kata sifat na, yaitu sei 性, ka 化, yang ditempelkan pada kata sifat i, yaitu sa 暑さ, mi 深み, dan seterusnya. Kemudian untuk sufiks nomina dan seterusnya. Dan yang terakhir sufiks nomina yang ditempelkan pada kata kerja, yaitu kata 読み方, te 書き手, dan seterusnya. 2. 形容性接尾辞 (keiyoushisei setsubiji) : sufiks yang bersifat adjektif ini dapat dibagi menjadi sufiks adjektif i dan adjektif na. Pertama contoh sufiks adjektif i ; a. Sufiks yang dapat menempel pada kata benda : rashii (otokorashii), i (kiiroi, akai) b. Sufiks yang dapat menempel pada kata kerja : tai (tabetai), yasui (mochiyasui), nikui (wakarinikui), gatai (wasuregatai), zurai (yomizurai), yoi (kakiyoi) c. Sufiks yang dapat menempel pada kata benda, kata kerja, dan kata sifat : ppoi (yasuppoi, akippoi)

7 Kemudian contoh sufiks adjektif na sebagai berikut ; a. Sufiks yang dapat menempel pada kata benda : tekida (genjitsu tekida) b. Sufiks yang dapat menempel pada kata kerja dan kata benda : gachida (wasure gachida, byouki gachida) c. Sufiks yang dapat menempel pada kata kerja dan kata sifat : souda (furi souda, kanashi souda, genki souda) 3. 動詞性接尾辞 (doushisei setsubiji) : sufiks yang bersifat verba ini dapat menempel pada kata kerja, kata sifat i, kata benda dan lain-lain. Contoh sufiks verba yang menempel pada kata kerja, yaitu ; (r)areru, (s)aseru, (rar)eru, masu, mashita, mashou, mashitara, mashite, mashitari, uru, eta, ureba, etara, ete, etari. Kemudian sufiks verba yang menempel pada kata sifat i, yaitu ; garu (kanashigaru), meru (fukumeru), dan seterusnya. Terakhir sufiks verba yang dapat menempel pada kata benda, yaitu : bamu (asebamu), gumu (namidagumu), biru (otonabiru), meku (harumeku), dan seterusnya. Kata ~ppanashi dapat digolongkan dalam doushisei setsubiji yang menempel pada kata kerja. Kemudia menurut Konishi (2001:120) menjelaskan tentang doushi setsubiji ~ppanashi sebagai berikut : 動詞接尾辞 ~ ぱなし は付加される基本の動詞だけでなく 環 境や構文 共起語句によってさまざまなアスペクト的意味を紡ぎつむぎだすことができる また この接尾辞は書きことばで使用されることは少 じしょうじょじゅつないものの 語られる事象の内部 ( の意味 ) を生き生きと叙述する話 せいさんしことばにおいて生産的に使用される接尾辞である Terjemahan : Doushi setsubiji ~panashi adalah kata yang tidak hanya ditambahkan kata kerja, tetapi dapat merubah arti secara berbagai aspek berdasarkan frase kata,lingkungan,sintaks. Dan lagi, sufiks ini sedikit yang digunakan dalam bahasa tulisan, tetapi sufiks yang lebih banyak digunakan dalam bahasa percakapan.

8 2.3 Teori Hinshi berikut : Menurut Masuoka dan Takubo (2000 : 4) yang dimaksud hinshi adalah sebagai 語は文の材料であり文を組み立てる上で一定の働きをする この働きの違いによって語を種類分けしたものが 品詞 である Terjemahan : Bahasa adalah materi kalimat yang berfungsi dalam membangun sebuah kalimat. Hal yang membagi jenis kata berdasarkan perbedaan fungsi inilah disebut hinshi. 2.3.1 Jenis-jenis Hinshi Masuoka dan Takubo (2000 : 8) membagi hinshi menjadi 11 jenis, sebagai berikut : 1. Meishi 名詞 (nomina) : yaitu jenis kata yang menyatakan orang, benda, keadaan, tempat, arah, waktu. Meishi mempunyai sifat bebas dan dapat menjadi subjek dalam kalimat. Contohnya : かばん つくえ 2. Doushi 動詞 (verba) : yaitu jenis kata yang bersifat bebas dan menjadi predikat dalam sebuah kalimat, serta dapat mengalami perubahan sesuai dengan konteks kalimat. Contoh : 寝る 見る 書く 3. Keiyoushi 形容詞 (adjektiva) : yaitu jenis kata yang menyatakan bermacam-macam situasi dan berfungsi menerangkan sifat dari nomina dan predikat. Contoh 寒い 涼しい 狭い

9 4. Hanteishi 判定詞 : yaitu jenis kata yang digunaakn untuk menggabungkan nomina yang dapat menjadi sebuah predikat dalam kalimat. Hanteishi ini dibagi menjadi tiga jenis, yaitu : です である だ 5. Jodoushi 助動詞 : yaitu jenis kata yang menyambungkan bentuk dasar, bentuk lampau, sehingga menjadi kata predikat yang rumit. Contoh : のだ つもりだ ことだ ものだ 6. Fukushi 副詞 (adverbia) : yaitu jenis kata yang menerangkan kata adverbial, verba, adjektiva lainnya. Berfungsi menyatakan keadaan perasaan penutur, kegiatan, suasana. Contoh : ただ とても すでに 7. Joshi 助詞 (partikel) : yaitu jenis kata yang bersifat terikat, tidak dapat terpisah dari kata lain. Contoh : が を に 8. Rentaishi 連体詞 (pronomina) : jenis kata khusus yang berfungsi untuk menggantikan nomina. Contoh : ほんの せいぜい およそ 9. Setsuzokushi 接続詞 (konjungasi) : jenis kata yang berfungsi untuk menggabungkan satu kalimat dengan kalimat yang satu maupun frase dengan frase dan dapat berdiri sendiri. setsuzokushi ini tidak dapat menjadi subjek, predikat, maupun objek, serta tidak dapat menerangkan kata lain. Contoh : だから つまり また なお 10. Kandoushi 感動詞 (interjeksi) : jenis kata yang berfungsi untuk mengungkapkan ekspresi seseorang atau respon untuk menjawab. Kandoushi

10 dapat berdiri sendiri dan tidak memiliki arti yang pasti. Contoh : そうそう そうね ええ まあ そうか 11. Shijishi 指示詞 : jenis kata yang digunakan untuk menunjukkan keberadaan tempat atau benda dari sudut pembicara dan lawan bicara. Contoh : この その あの どの 2.3.2 Jenis-jenis Doushi yaitu Kudou (1997:69 ) membagi jenis doushi secara garis besar menjadi tiga jenis, gaiteki undou doushi 外的運動動詞, naiteki jyoutai doushi 内的情態 動詞, dan seitai doushi 静態動詞. Dari ketiga jenis doushi tersebut, Kudou kembali membagi menjadi bagian yang lebih kecil. Berikut pembagian jenis-jenis doushi : 1. Gaiteki undou doushi 外的運動動詞 : menyatakan kata kerja yang dapat bergerak atau berubah sesuai keadaan waktu. Dalam gaiteki undou doushi ini dapat dibagi kembali menjadi 3 (tiga) bagian, yaitu : a. 主体動作 客体変化動詞 : dalam hal ini aksinya dilihat dari subjek dan perubahannya dilihat dari objek. Semua kata kerjanya dalam bentuk tadoushi 他動詞 (kata kerja transitif). 主体動作 客体変化動詞 dibagi kembali menjadi 2 (dua) jenis, yaitu : 1) 客体の状態変化 位置変化をひきおこす動詞 Dibagi kembali menjadi 5 (lima) jenis :

11 a) もようがえ動詞 Contoh : あたためる あける あむ b) とりつけ動詞 Contoh : あてる いける まぜる c) とりはずし動詞 Contoh : とる はなす ぬく d) うつしかえ動詞 Contoh : うつす おろす だす e) 生産動詞 Contoh : きずく たてる つくる 2) 所有関係の変化をひきおこす動詞 Contoh : あげる あずける うる かう かす かりる はらう もらう やる b. 主体変化動詞 : menggambarkan keberlanjutan suatu hasil, pada umumnya bentuk jidoushi 自動詞 (kata kerja intransitif). Dibagi kembali menjadi tiga jenis, yaitu : 1) 主体変化 主体動作動詞 [ 再帰動詞 ] Contoh : かぶる きがえる きる ぬぐ はく まとう かかえる

12 2) 人の意志的な ( 位置 姿勢 ) 変化動詞 [ 自動詞 ] Contoh : あがる あつまる いく うつる 3) ものの無意志的な ( 状態 位置 ) 変化動詞 [ 自動詞 ] Contoh : あたたまる あく うれる おれる かたずく かたまる c. 主体動作動詞 : menggambarkan keberlanjutan suatu aksi, jenis doushi ini bisa mempunyai bentuk jidoushi maupun tadoushi. Dibagi kembali menjadi 6 jenis, yaitu : 1) 主体動作 客体動き動詞 [ 他動詞 ] Contoh : うごかす ふる とばす ながす 2) 主体動作 客体接触動詞 [ 他動詞 ] Contoh : いじる うつ おす すう あう まつ 3) 人の認識活動 言語活動 表現活動動詞 [ 他動詞 ] Contoh : かぐ きく ながめる にらむ のぞく いう こたえる 4) 人の意志的動作動詞 [ 自動詞 ] Contoh : あそぶ あるく いそぐ うごく 5) 人の長期的動作動詞 [ 他動詞 自動詞 ] Contoh : いとなむ かよう くらす

13 6) ものの非意志的な動き ( 現象 ) 動詞 [ 自動詞 ] Contoh : とぶ きらめく ひびく かがやく ( 注 1) 二側面動詞 Contoh : のぼる ふえる へる ( 注 2) 遂行動詞 Contoh : あやまる おわびする きょかする きんじる 2. Naiteki joutai doushi 内的情態動詞 : menyatakan kata kerja yang berkaitan dengan hal-hal yang ada dalam diri manusia. Naiteki joutai doushi ini terbagi menjadi 4 (empat) bagian, yaitu : a. 思考動詞 Contoh : おもう かんがえる うたがう いのる b. 感情動詞 Contoh : あきらめる あこがれる いらいらする うらむ c. 知覚動詞 Contoh : きこえる ざらざらする つるつるする d. 感覚動詞 Contoh : いたむ つかれる くらくらする ふるえる 3. Seitai doushi 静態動詞 : menyatakan kata kerja yang bersifat statis atau

14 tidak banyak perubahan dalam penggunaannya. Seitai doushi ini terbagi menjadi 4 (empat) bagian, yaitu ; a. 存在動詞 Contoh : ある いる そんざいする てんざいする b. 空間的配置動詞 Contoh : そびえている めんしている ひしめきあっている りんせつしている c. 関係動詞 Contoh : あたいする あたる あてはまる そうとうする ちがう ことなる d. 特性動詞 Contoh : あますぎる およげる はなせる すぐれている 2.4 Teori ~Ppanashi Nakamura (2009) memberikan pengertian secara umum ~ppanashi yaitu menggambarkan suatu keadaan yang sedang berlanjut, dimana keadaan tersebut tidak terjadi perubahan yang diharapkan pada keadaan kedua, setelah terjadinya perubahaan pada keadaan yang pertama. Kemudian berdasarkan pengertian tersebut, Nakamura membagi ~ppanashi menjadi 3 (tiga) fungsi, yaitu : 1. 動作 出来事の継続 用法 : menyatakan suatu kejadian dan aksi yang berkelanjutan. Dalam hal ini adanya subjek yang melakukan. Contoh kalimat :

15 弟は 2 時間歌いっぱなしだ Otouto wa nijikan utaippanashi da. Adik menyanyi terus-menerus selama 2 jam. 2. 結果状態の継続 用法 : menyatakan hasil perubahan yang berkelanjutan dari suatu keadaan. Keadaan tersebut diakibatkan oleh adanya suatu kegiatan yang disebut 動作. Fungsi ini harus menggunakan jenis kata kerja 自動詞 dan selalu berobjek benda mati. Contoh kalimat : 昨日からこの部屋の電気はつきっぱなしだ Kinou kara kono heya no denki wa tsukippanashi da. Lampu kamar ini dari kemarin terus menyala. 3. 放置の状態 用法 : menyatakan keadaan yang tanpa memiliki kaitan dengan suatu aksi maupun menimbulkan perubahan, hanya menambahkan kata kerja langsung di depan ~ppanashi. Dan fungsi ini harus menggunakan jenis kata kerja 他動詞 dan berobjek benda mati. Contoh kalimat : マンガが読みっぱなしだ Manga ga yomippanashi da. Membaca komik.

16