BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Responden Penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk melihat kuat pengaruh MSDM, motivasi terhadap kinerja Karyawan dengan melakukan penyebaran kuesioner kepada Karyawan sebanyak 334 kuesioner dengan minimum sampel yang diambil 141 responden dengan karakteristik seperti, umur, jenis kelamin, jabatan, pendidikan. Untuk lebih detailnya bisa dilihat pada table berikut : Tabel. 5.1. Umur Valid Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent 1.00 18 12.8 12.8 12.8 2.00 67 47.5 47.5 60.3 3.00 18 12.8 12.8 73.1 4.00 16 11.3 11.3 84.4 5.00 9 6.4 6.4 90.8 6.00 7 5.0 5.0 95.8 7.00 6 4.3 4.3 100.0 Total 141 100.0 100.0 Tabel. 5.2. Jenis Kelamin Valid Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Pria 88 62.4 62.4 62.4 Wanita 53 37.6 37.6 100.0 Total 141 100.0 100.0 108
109 Tabel. 5.3. Jabatan Valid Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Kabag 12 8.5 8.5 8.5 Kasubag 17 12.1 12.1 20.6 Staf 112 79.4 79.4 100.0 Total 141 100.0 100.0 Tabel. 5.4. Pendidikan Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent SMA 15 10.6 10.6 10.6 D3 12 8.5 8.5 19.1 Valid S1 102 72.3 72.3 91.4 S2 12 8.5 8.5 100.0 Total 141 100.0 100.0 Sumber Data primer diolah SPSS Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa responden yang diteliti tersebut adalah sebagai berikut: 1. Karakteristik responden pada penelitian ini yang menjadi subyek penelitian menurut kelompok umur dapat dilihat pada tabel 5.1. dari data penelitian diatas menunjukkan bahwa responden yang berusia >24 tahun (1) atau sekitar 12.8%, 25-30 tahun (2) atau sekitar 47.5%, 31-35 tahun atau sekitar 12.8%, 36-40 tahun atau sekitar 11.3%, 41-45 tahun atau sekitar 6.4%, 46-50 tahun atau sekitar 5.0%, >50 tahun atau sekitar 4.3%. 2. Berdasarkan hasil penelitian, sebagian besar yang menjadi responden terbanyak pada penelitian ini 62.4% berjenis pria dan 37.6% berjenis kelamin wanita, maka dapat disimpulkan bahwa responden yang mengisi kuesioner paling banyak adalah berjenis kelamin pria.
110 3. Karakteristik responden pada penelitian ini yang menjadi subyek penelitian menurut kelompok Jabatan adalah seperti yang ditunjukkan pada tabel 5.3. adalah didominasi oleh staf atau sekitar 79.4%, dan kasubag atau sekitar 12.1% serta kabag atau sekitar 8.5%. 4. Karakteristik responden pada penelitian ini yang menjadi subyek penelitian menurut kelompok Pendidikan adalah seperti yang ditunjukkan pada tabel 5.4. adalah didominasi oleh pendidikan S1 atau sekitar 70.3%, SMA atau sekitar 10.6%, D3 atau sekitar 8.5% dan S2 atau sekitar 8.5%. 5.2 Uji Instrument 5.2.1. Uji Validitas Pengujian validitas ini dilakukan untuk menguji apakah tiap butir pernyataan sudah mewakili indikator yang akan diuji validitas pengukuran dapat dilihat dengan bantuan software SPSS versi 21.0. Menurut Singgih Santoso (2002:390) cara yang paling banyak mengukur validitas konstruk suatu instrument/alat pengukur ialah dengan mengkolerasi skor/nilai yang diperoleh pada masing-masing skor total semua pernyataan dari semua responden. Korelasi antara skor pernyataan skor total harus signifikan berdasarkan urutan statistic, misalnya menggunakan teknik korelasi produk moment, biasanya syarat minimum untuk instrumen dianggap valid adalah r = 0.361. Jadi apabila antara butir-butir dan skor total r < 0.361, maka butir dalam instrument tersebut dinyatakan tidak valid.
111 5.2.2. Uji Validitas Instrument Variabel Manajemen Sumber Daya Manusia N = 30 r tabel (0,05) = 0,361 jika r hitung < r tabel = tidak valid, dan jika r hitung > r tabel = valid r hitung dapat dilihat dari korelasi antara masing-masing Item dgn Total Skor (TS) Tabel. 5.5. Uji Validitas Variabel X 1 (Manajemen Sumber Daya Manusia)
112 5.2.2. Uji Validitas Instrument Variabel Motivasi N = 30 r tabel (0,05) = 0,361 jika r hitung < r tabel = tidak valid, dan jika r hitung > r tabel = valid r hitung dapat dilihat dari korelasi antara masing-masing Item dgn Total Skor (TS) Tabel. 5.6. Uji Validitas Variabel X 2 (Motivasi)
113 5.2.2. Uji Validitas Instrument Variabel Kinerja Karyawan N = 30 r tabel (0,05) = 0,361 jika r hitung < r tabel = tidak valid, dan jika r hitung > r tabel = valid r hitung dapat dilihat dari korelasi antara masing-masing Item dgn Total Skor (TS) Tabel. 5.7. Uji Validitas Variabel Y (Kinerja Karyawan)
114 5.3 Uji Reliabilitas Pedoman analisis data SPSS, suatu pengukuran Instrument (kuesioner) dikatakan reliabel bila hasil skor yang konsisten pada setiap pengukuran. Skala pengukuran yang reliabel sebaiknya memiliki nilai alpha Cronbach minimal 0.70. Reliabilitas instrument menunjukan konsistensi suatu instrument, bila suatu instrument data dipakai dua kali atau lebih untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten, maka alat pengukur tersebut dapat dikatakan reliabel (dapat dipercaya). Berikut pengujian reliabilities dilakukan dengan hasil dalam tabel 5.07, 5.08 dan 5.09, sesuai rincian SPSS versi 21.0. Tabel 5.8. Uji reliabilitas variable manajemen sumber daya manusia Cronbach s Alpha Reliability Statistics N of Items.934 34 Sumber Data diolah SPSS versi 21.0 Hasil olah data uji statistik reliabilitas memperlihatkan bahwa nilai cronbach s alpha, r = 0.934 dengan demikian seluruh 34 butir pernyataan adalah reliable, karena nilai cronbach s alpha berada diatas batas minimum 0.70, sehingga dapat disimpulkan bahwa skala pengukuran manajemen sumber daya manusia mempunyai reliabilitas yang baik.
115 Tabel 5.9. Uji reliabilitas variable motivasi Cronbach s Alpha Reliability Statistics N of Items.908 15 Sumber Data diolah SPSS versi 21.0 Hasil olah data uji statistik reliabilitas memperlihatkan bahwa nilai cronbach s alpha, r = 0.908 dengan demikian seluruh 15 butir pernyataan adalah reliable, karena nilai cronbach s alpha berada diatas batas minimum 0.70, sehingga dapat disimpulkan bahwa skala pengukuran motivasi mempunyai reliabilitas yang baik. Tabel 5.10. Uji reliabilitas variable kinerja karyawan Cronbach s Alpha Reliability Statistics N of Items.963 15 Sumber Data diolah SPSS versi 21.0 Hasil olah data uji statistik reliabilitas memperlihatkan bahwa nilai cronbach s alpha, r = 0.963 dengan demikian seluruh 15 butir pernyataan adalah reliable, karena nilai cronbach s alpha berada diatas batas minimum 0.70, sehingga dapat disimpulkan bahwa skala pengukuran kinerja karyawan mempunyai reliabilitas yang baik.
116 5.4 Uji Normalitas Dalam penelitian ini uji normalitas data menggunakan uji One Sample Kolmogorof-Smirnov dan anlisis grafik histogram. Kriteria pengujiannya adalah: (1) jika nilai Signifikansi (Asym Sig 2 tailed) > 0,05 maka data berdistribusi normal, dan (2) jika Signifikansi (Asym Sig 2 tailed) < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal. Hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 5.11. Hasil Uji Normalitas Data Variable Manajemen Suber Daya Manusia, Motivasi dan Kinerja Karyawan One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Manajemen Sumber Daya Manusia Kinerja Karyawan Motivasi N 141 141 141 Normal Parameters a,b Mean 3.8678 3.8620 3.9196 Std. Deviation.60892.47338.49832 Most Extreme Absolute.111.054.063 Differences Positive.058.045.052 Negative -.111 -.054 -.063 Kolmogorov-Smirnov 1.315.636.751 Z Asymp. Sig. (2-tailed).063.813.626 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber Data diolah SPSS versi 21.0 Kriteria: (Lihat Kolom Kolmogorov-Smirnov) Jika Sig. > 0,05 maka data berdistribusi normal Jika Sig. < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal
117 Gambar 5.1. Uji Normalitas Jika Residual berasal dari distribusi normal, nilai-nilai sebaran data akan terletak disekitar garis lurus. Terlihat bahwa sebaran data pada chart di atas bisa dikatakan tersebar di sekeliling garis lurus tersebut (tidak terpencar jauh dari garis lurus). Dengan demikian, bisa dikatakan bahwa persyaratan Normalitas bisa dipenuhi. Gambar 5.2. Grafik Histogram Histogram Dependent Variable: Kinerja Regression Standardized Residual
118 Berdasarkan gambar 5.2, dapat disimpulkan bahwa grafik histogram memberikan pola distribusi normal, tidak menceng kekanan atau kekiri. 5.5 Uji Asumsi Klasik 5.5.1 Uji Multikolinearitas Pada uji multikolinearitas atau terjadinya korelasi diantara sesame variable bebas. Pada uji ini dapat dilihat pada table Coefficients dan lihat kolom Collinearity Statistic dimodel 1 yang memperhatikan nilai VIF<10, pada umumnya terjadi multikolinearitas apabila nilai VIF>10 berarti model ini tidak terjadi multikolinearitas. Tabel 5.12. Hasil Uji Multikolinearitas Coefficients a Collinearity Statistics Model Tolerance VIF 1 Manajemen Sumber Daya Manusia.620 1.612 Motivasi.620 1.612 a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan Sumber Data diolah SPSS versi 21.0 5.5.2 Uji Heterokedastisitas Tujuan dari pengujian ini adalah menguji apakah terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain, jika residual
119 satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap maka disebut homoskedasitas jika tidak maka terjadi heterokedastisitas. Gambar 5.1. Grafik Scatterplot Dari grafik scatterplot pada Kinerja Karyawan tampak titik-titik tidak membentuk suatu pola tertentu. Diagram pencar diatas ternyata tidak membentuk pola tertentu. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa regresi tidak mengalami gangguan heteroskedastisitas sehingga model regresi tersebut layak dipakai untuk memprediksi Kinerja Karyawan berdasarkan masukan variabel bebas.
120 5.6 Uji Regresi 5.6.1. Uji Koefisien Determinasi Berdasarkan Tabel 5.12 dijelaskan bahwa koefisien determinasi dari variable manajemen sumber daya manusia, motivasi bersama-sama terhadap kinerja karyawan adalah: R disebut juga dengan koefisien korelasi ganda. Dapat dibaca bahwa nilai koefisien korelasi antara variable Manajemen Sumber Daya Manusia (X 1 ), Motivasi (X 2 ) terhadap Kinerja (Y) adalah 0.748 yang berarti mempunyai pengaruh yang cukup kuat. R Square disebut koefisien determinasi. Dari table dapat dibaca bahwa nilai R square (R 2 ) adalah 0,559 artinya 55,90% variasi yang terjadi terhadap tinggi atau rendahnya Kinerja disebutkan variasi Manajemen Sumber Daya Manusia dan Motivasi sedangkan sisanya (44,10%) tidak dapat diterangkan. Adjusted R 2 square merupakan nilai R yang disesuaikan sehingga gambarannya lebih mendekati mutu penjajakan model dalam populasi. Adjusted R 2 = 1 (1 R 2 ) Dimana: n = jumlah sampel k = jumlah parameter Adjusted R 2 = 1 (1 0.559) = 0,33315
121 Std. Error of the Estimation merupakan kesalahan standar dari penaksiran dan bernilai 1,839. Tabel 5.13. Koefisien Determinasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of The Estimate 1.748 a.559.553.33315 a. Predictor: (Contant), Motivasi, Manajemen Sumber Daya Manusia b. Dependent Variable: Kinerja Karyawan Sumber Data diolah SPSS versi 21.0 5.6.2. Uji F Untuk menguji hubungan secara simultan variable manajemen sumber daya manusia dan motivasi terhadap kinerja karyawan dilakukan pengujian F hitung dibandingkan dengan table F. Tabel 5.14. Tabel Uji F ANOVA b Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 19.449 2 9.725 87.620.000 a Residual 15.316 138.111 Total 34.766 140 a. Predictors: (Constant), Motivasi, Manajemen Sumber Daya Manusia b. Dependent Variable: Kinerja Karyawan Sumber Data diolah SPSS versi 21.0 Tabel ini menampilkan F hitung. Uji F berguna untuk menentukan apakah model penaksiran yang digunakan tepat atau tidak. Model persamaan yang digunakan adalah model linear Ŷ = a + b 1 x 1 + b 2 x 2
122 Untuk menguji apakah model linear tersebut sudah tepat atau belum, F hitung pada table anova perlu dibandingkan dengan F tabel F hitung = 87,620 F tabel dilihat pada: Taraf signifikansi 5% df pembilang = jumlah variable 1 = (3 1) = 2 df penyebut = jumlah data jumlah variable = (141 3) = 138 F tabel = 3.06 Oleh karena F hitung >F tabel maka dapat disimpulkan bahwa model linear Ŷ = a + b 1 x 1 + b 2 x 2 sudah tepat dan dapat digunakan. Selain membandingkan F hitung dengan F tabel, ada cara yang lebih mudah untuk menentukan ketepatan model diatas, yaitu dengan membandingkan probabilitas (pada table Anova tertulis Sig) dengan taraf nyatanya (0,05 atau 0,01). Jika probabilitasnya > 0,05 maka model ditolak Jika probabilitasnya < 0,05 maka model diterima Dapat dilihat probabilitas (Sig) adalah 0,000 < 0,05 berarti model diterima.
123 5.6.2. Uji t Uji t dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel manajemen sumber daya manusia, motivasi terhadap kinerja karyawan secara parsial (sendiri-sendiri) dengan membandingkan nilai t hitung dengan t table. Apabila t hitung > t tabel, maka dikatakan pengaruhnya signifikan dan apabila t hitung < t tabel maka dikatakan pengaruhnya tidak signifikan. Tabel 5.15. Coefficient Coefficient a Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Model B Std. Error Beta 1 (Constant) 1.045.236 4.426.000 Manajemen Sumber Daya Manusia.433.059.529 7.379.000 Motivasi.310.076.295 4.110.000 a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan Sumber Data diolah SPSS versi 21.0 Kolom Unstandardized Coefficients Constant (Kontanta) = 1,045 Manajemen Sumber Daya Manusia = 0,433 Motivasi = 0,310 Dari sini didapat persamaan regresi Ŷ = 1,045 + 0,433X 1 + 0,310X 2 Kolom t Uji t berguna untuk menguji signifikansi koefisien regresi (b), yaitu apakah varibel independen (X) berpengaruh secara nyata atau tidak.
124 5.7 Uji Korelasi antar Dimensi Matrik korelasi antar dimensi dependen dengan independen digunakan untuk meneliti pengaruh mana yang paling kuat untuk dimensi dari varibel independen terhadap variabel dependen. Tabel 5.16. Matrik korelasi antara manajemen sumber daya manusia dan kinerja karyawan
125 Tabel 5.17. Matrik korelasi antara motivasi dan kinerja karyawan Tabel 5.20. Pedoman interpretasi koefisien korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 0,199 Sangat rendah 0,20 0,399 Rendah 0,40 0,599 Sedang 0,60 0,799 Kuat 0,80 1,000 Sangat kuat
126 5.7.1. Pembahasan 5.7.1.1. Pengaruh manajemen sumber daya manusia terhadap kinerja karyawan Manajemen sumber daya manusia yang kondusif merupakan prasyarat bagi terselenggaranya proses bisnis yang efektif. Dalam penelitian ini manajemen sumber daya manusia berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan Universitas Mercu Buana Jakarta dengan koefisien sebesar 0,529 (positif). Hal ini berarti bahwa naiknya kinerja karyawan disebabkan oleh karyawan memiliki tanggung jawab dalam melaksanakan tugas atau pekerjaannya, karyawan memiliki inisiatif dalam menjalankan tugas atau pekerjaannya, karyawan memiliki integrasi untuk menyelesaikan pekerjaan, sehingga akan meningkatkan kinerja karyawan dan mutu pekerjaan pada umumnya. 5.7.1.2. Pengaruh motivasi terhadap kinerja karyawan Dalam penelitian ini motivasi berpengaruh positif terhadap karyawan Universitas Mercu Buana Jakarta dengan koefisien regresi sebesar 0,295 (positif). Hal ini berarti bahwa naiknya motivasi disebabkan oleh karyawan berusaha keras untuk mencapai prestasi kerja, karyawan memiliki tanggung jawab, berani mengambil resiko, tujuan realistik, rencana kerja dan mencapai kinerja yang lebih baik.
127 5.7.1.3. Pengaruh manajemen sumber daya manusia, dan motivasi terhadap kinerja karyawan Terbukti bahwa sinergi varibel manajemen sumber daya manusia dan motivasi secara bersama-sama mampu memberikan pengaruh yang sangat kuat dan signifikan terhadap kinerja karyawan Universitas Mercu Buana Jakarta. Bahwa manajemen sumber daya manusia dan motivasi mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja karyawan Universitas Mercu Buana dan manajemen sumber daya manusia mempunyai pengaruh yang dominan terhadap variable kinerja dibandingkan dengan motivasi sekalipun beda tipis. Kondisi ini juga mampu menjelaskan, bahwa manajemen sumber daya manusia dan motivasi secara bersama-sama memberikan pengaruh yang sangat kuat terhadap kinerja karyawan dengan pengaruh sebesar 55,90% dan sisanya 44,10% dipengaruhi oleh variable lain yang tidak dijelaskan. Berdasarkan gambaran diatas sudah sangat jelas peningkatan kinerja karyawan Universitas Mercu Buana Jakarta dapat dilakukan dengan meningkatkan kontribusi dari variable motivasi dan juga memperhatikan variable lainnya yang tidak dijelaskan agar dapat dilakukan peningkatan kinerja karyawan secara berkesinambungan.