LAPORAN UJI PETIK PELAKSANAAN SIKLUS PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2009 KEGIATAN REMBUG KESIAPAN MASYARAKAT (RKM) Bulan Agustus 2009 KEGIATAN RKM RKM merupakan tahapan awal dari keseluruhan intervensi pembelajaran pengorganisasian masyarakat tingkat kelurahan yang penerapannya melalui rangkaian siklus kegiatan program. Dalam kegiatan ini dilakukan musyawarah warga untuk menentukan keputusan; menerima atau menolak fasilitasi program penanggulangan kemiskinan di wilayah kelurahan melalui PNPM Mandiri Perkotaan. Keputusan warga menerima atau siap melaksanakan program ini harus ditunjukkan dengan adanya kesediaan sejumlah warga menjadi Relawan. Pembekalan awal terhadap Relawan agar memahami program ini dilakukan melalui pelatihan / coaching. Pesan-pesan terkait RKM kepada khalayak masyarakat umum disampaikan melalui sosialisasi dengan media komunikasi massa.
HASIL UJI PETIK Capaian Umum (Nasional) Capaian pelaksanaan Rembug Kesiapan Masyarakat (RKM) untuk kelurahan sasaran yang termasuk dalam kategori Lokasi Baru 2009 secara nasional menunjukkan hasil 62,84%. Walaupun dalam kerangka acuan (pedoman) uji petik tidak ditetapkan tingkatan klasifikasi capaian hasil akhir untuk kegiatan RKM ini namun dapat dikatakan bahwa capaian nilai 62,84% termasuk dalam klasifikasi Sedang atau Cukup. 100,00% 90,00% 80,00% 91,56% 82,55% 62,84% 70,00% 60,00% 51,48% 50,00% 40,00% 25,78% 30,00% 20,00% 10,00% 0,00% PROSES KEGIATAN COACHING RELAWAN CAPAIAN KUANTITATIF SOSIALISASI NILAI AKHIR Berdasarkan 4 hal (materi) yang dikaji dalam uji petik ini menunjukkan bahwa capaian 62,84% didukung oleh capaian tinggi pada aspek Proses Kegiatan (91,56%) dan Capaian Kuantitatif (82,55%) serta dipengaruhi oleh capaian rendah pada aspek Coaching Relawan (51,48%) dan Sosialisasi (25,78%).
Pemenuhan substansi proses pelaksanaan kegiatan RKM Pada aspek Proses Kegiatan, secara umum seluruh propinsi (10) menunjukkan capaian di atas 85,0% hingga 100%, kecuali Propinsi Jawa Tengah yang hanya mencapai 64,4%. Capaian kategori Sedang di Jawa Tengah disebabkan karena beberapa kelurahan yang diuji mengalami keterlambatan pelaksanaan RKM. Dengan capaian ini menunjukkan bahwa secara umum proses kegiatan RKM telah dijalankan sesuai dengan prosedur pada pedoman teknis; yaitu khususnya pada langkah-langkah : sosialisasi awal, pengambilan kesepakatan penerimaan terhadap program (tingkat basis & tingkat kelurahan), relawan (pendaftaran, pembacaan nama2, pengukuhan), sosialisasi hasil RKM, hingga penanda-tanganan kesepakatan penerimaan program. PROSES KEGIATAN 10 9 8 7 6 5 1
Pelaksanaan Pelatihan/Coaching Relawan Pada aspek Coaching Relawan dengan capaian 51,48% dipengaruhi oleh : i). adanya beberapa kelurahan yang belum melaksanakan pelatihan relawan, ii). seluruh kelurahan yang melaksanakan pelatihan relawan tidak menggunakan media (standars KMP), dan iii). Keterlambatan pelaksanaan coaching relawan karena terlambatnya kejelasan tentang prosedur pemanfaatan biaya pelatihan masyarakat (fixed cost). Beberapa kelurahan yang melaksanakan pelatihan relawan tidak menerapkan transparansi & akuntabilitas penggunaan fixed cost (biaya) pelatihan masyarakat. 9 8 7 6 5 1 COACHING RELAWAN
Capaian indikator kuantitatif dan kesesuaian dengan data/informasi pendukung di lapangan Pada aspek Capaian Kuantitaif (82,55%) ditunjukkan bahwa secara umum bahwa hasil-hasil kegiatan RKM memenuhi standar minimal pada indikator yang ditetapkan, meliputi : i). Penduduk dewasa hadir pada pertemuan dalam rangka RKM (minimal 10%), ii). perempuan dewasa yang hadir diantara peserta pertemuan RKM (minimal 20%), iii). Potensi relawan yang mendaftar (minimal 25 orang), iv). Relawan perempuan yang mendaftar (minimal 20%), dan v). Relawan yang mengikuti coaching (minimal 25 orang). Beberapa parameter yang umumnya tidak memenuhi (di bawah) standar adalah yang terkait dengan keterlibatan perempuan; baik pada pertemuan maupuan sebagai relawan. CAPAIAN KUANTITATIF 10 82,55% 9 8 7 6 5 1
Ketersediaan materi sosialisasi terkait pelaksanaan siklus RKM Pada aspek Sosialisasi dengan capaian 25,78%, secara umum dipengaruhi oleh tidak adanya media sosialisasi yang digunakan untuk mendukung kegiatan RKM ini. Parameter yang memberi hasil positif adalah adanya beberapa kelurahan yang menyebar-luaskan hasil seluruh rangkaian kegiatan RKM melalui pengumuman secara tertulis. SOSIALISASI 9 8 7 6 5 1 25,78%
Wawancara / Diskusi Mendalam Masyarakat telah mengenal PNPM lebih dulu dari iklan layanan masyarakat dan pemberitaan di televisi; sebelum kehadiran Faskel (sosialisasi awal). Kesan baik terhadap PNPM memotivasi warga masyarakat untuk terlibat dalam sosialisasi, pertemuan warga, hingga pelatihan (coaching) relawan. Sebagian warga masyarakat dapat menyebutkan tahapan kegiatan (siklus program) dan memahami pentingnya keberadaan relawan yang secara sukarela terlibat dalam PNPM ini. Namun ada sebagian warga yang memandang PNPM sebagai program pemerintah yang (hanya) memberi bantuan kredit usaha (hutang) dan mengharap insentif bila terlibat dalam program ini. Sebagian warga masyarakat (peserta pelatihan relawan) di beberapa kelurahan berperan dalam pengelolaan biaya pelatihan (fixed cost) dan mengumumkan pengelolaan keuangan pelatihan. Namun ada yang mengetahui (terlibat) hanya pada biaya untuk konsumsi, dan ada juga yang tidak mengetahui tentang penyelenggaraan pelatihan ini. KESIMPULAN Secara umum kinerja pelaksanaan Rembug Kesiapan Masyarakat (RKM) dapat dikatakan pada capaian Sedang atau Cukup. Kinerja kegiatan RKM dengan ketepatan proses dan output yang baik lebih dipengaruhi oleh input Fasilitator Kelurahan yang dimobilisasi secara cukup dan memiliki kemampuan yang baik dalam mendampingi masyarakat dan menjadi pemandu dalam pelatihan relawan. Kendala yang menghambat pencapaian kinerja kegiatan RKM terutama pada ketersediaan media; baik untuk pelatihan / coaching relawan dan untuk sosialisasi.