KEMAMPUAN SISWA KELAS VIII B SMP MUHAMMADIYAH I KOTA JAMBI TAHUN PELAJARAN 2012/2013 DALAM BERMAIN PERAN ARTIKEL. Oleh: SAWITRI KARTINDARI A1B108036

dokumen-dokumen yang mirip
Pena. Vol 5 No.1 Juli 2015 ISSN:

ARTIKEL ILMIAH KEMAMPUAN SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 2 KUALA TUNGKAL TAHUN AJARAN 2013/2014 BERCERITA DENGAN ALAT PERAGA SKRIPSI OLEH SONIA PRYANKA

KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 23 KOTA JAMBI TAHUN AJARAN 2016/2017 Yundi Fitrah dan Lia Khairia FKIP Universitas Jambi

ARTIKEL ILMIAH. Kemampuan Menulis Laporan Pengamatan Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 16 Kota Jambi Tahun Pelajaran 2013/2014. Oleh: Pebrina Pakpahan

ARTIKEL ILMIAH. Kemampuan Menulis Paragraf Deskripsi siswa Kelas X SMA Negeri 2. Tanah Sepenggal Kabupate Bungo Tahun Ajaran 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dan sastra Indonesia. Materi pembelajaran drama yang diajarkan di tingkat

BAB I PENDAHULUAN. didik (siswa), materi, sumber belajar, media pembelajaran, metode dan lain

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen yaitu: keterampilan

ARTIKEL ILMIAH KEMAMPUAN GURU DAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA INDAH PUISI KELAS VII A SMP NEGERI 47 MUARO JAMBI

I. PENDAHULUAN. membangkitkan pesona dengan alat bahasa. Melalui karya sastra, seseorang

KEMAMPUAN MEMERANKAN DRAMA SISWA KELAS XI SMA N 1 SIBERUT UTARA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PEMODELAN ARTIKEL ILMIAH EFENDI NPM.

KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII SMP DHARMA BHAKTI 6 KOTA JAMBI TAHUN PELAJARAN 2013/2014. Oleh: RENI NOVERA MONA RRA1B109039

BAB I PENDAHULUAN. di sekolah sangat erat dengan teknik mengajar guru agar mampu memotivasi siswa

Oleh Indah Fajrina

III. METODE PENELITIAN. Metode deskriptif adalah metode penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki

1. PENDAHULUAN. pembelajaran sastra berlangsung. Banyak siswa yang mengeluh apabila disuruh

ARTIKEL ILMIAH KEMAMPUAN MENULIS LAPORAN PERJALANAN SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 22 KOTA JAMBI TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama sekolah : SD NEGERI CIPETE 1. Hari/Tanggal : Sabtu, 17 Mei 2014

Oleh Dian V. Sitompul Dra. Inayah Hanum, M.Pd.

Didaktik : Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, ISSN : Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Subang Volume I Nomor 2, Juli 2016

BAB I PENDAHULUAN. perasaan, pengalaman, kreatifitas imajinasi manusia, sampai pada penelaahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen yaitu : keterampilan

KEMAHIRAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN SISWA KELAS XI IPS SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 KARIMUN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 ARTIKEL E-JOURNAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya era globalisasi berdampak pada tatanan persaingan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. (Hasanuddin, 1996:1). Dimensi pertama, drama sebagai seni lakon, seni peran

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pembelajaran diartikan sebagai suatu sistem yang di

Dewi Arini 1 Korespondensi berkenaan dengan artikel dapat dialamatkan ke-

THE STUDENTS ABILITY IN WRITING SCRIPT AT THE EIGHTH GRADE STUDENTS OF SMP NEGERI 36 PEKANBARU.

BAB I PENDAHULUAN. berupa pengalaman, semangat, ide, pemikiran, dan keyakinan dalam suatu

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PESERTA DIDIK KELAS V SDN 2 PURWOSARI BABADAN PONOROGO TAHUN PELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah sebuah proses, pada proses tersebut adanya perubahan dan

KETERAMPILAN BERMAIN PERAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 23 PADANG DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL ARTIKEL ILMIAH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdiri dari 12 orang siswa laki-laki dan 13 orang siswa perempuan.

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN LISTENING TEAM TERHADAP KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI UNSUR INTRINSIK DRAMA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (Classroom Action Research) yaitu suatu bentuk penelitian dengan

III PROSEDUR PENELITIAN

Jurnal Noken 2(1)

PENERAPAN METODE BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMERANAN DRAMA. Kata Kunci : Metode Bermain Peran dan Pemeranan Drama

Keyword:Bermain Peran, Keterampilan Berbicara.

THE ABILITY IN WRITING SCRIPT AT THE EIGHTH GRADE STUDENTS OF MTS NAHDLATUL ULUM KECAMATAN TAPUNG KABUPATEN KAMPAR

BAB I PENDAHULUAN. dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Sebagai bahasa negara, BI dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KEMAMPUAN MENULIS LAPORAN PENGAMATAN SISWA KELAS VIII 1 SMP NEGERI 10 KOTA JAMBI ABSTRAK

Oleh : Wawan Setiawan

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA DENGAN MEDIA CERPEN PADA SISWA KELAS XI SMA N 3 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sarana untuk berkomunikasi antar manusia. Bahasa sebagai alat. mempunyai kemampuan berbahasa yang baik.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang ruang lingkupnya mencakup

Iin Pratiwi Ningsih Manurung Drs. Azhar Umar, M.Pd. ABSTRAK

III. PROSEDUR PENELITIAN. dalam kelas yang dilaksanakan oleh guru dan siswa untuk melakukan

Oleh Sri Rahayu

KATA PENGANTAR. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah yang maha esa. Karena dengan

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PADA TAMAN KANAK-KANAK KOTA A DISUSUN OLEH: MARYANI.M SEMESTER 4 PROGRAM STUDI S1 PAUD

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERMAIN DRAMA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK JIGSAW II

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

KEMAMPUAN SISWA KELAS IX SMP NEGERI 8 KOTA JAMBI DALAM MENULIS TEKS PIDATO SKRIPSI OLEH : HAYATUL BESTI A1B109029

BAB III METODE PENELITIAN

Narasumber. (siswa) menit 2 x 40. Tentukan pola. Tulislah enam pokok laporan dari laporan. urutan laporan dan buktikan. dengarkan! yang kamu.

Sumber/Bahan/Alat (8) Tak Putus Dirundung. Alokasi (7) Waktu. Penilaian (6) Pembelajaran. Kegiatan (5) novel. Indikator (4) Mampu.

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan sikap positif terhadap bahasa Indonesia yang berfungsi sebagai. berbicara, membaca, dan menulis. Keempat aspek yang

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII SMPN 1 UJUNGPANGKAH KABUPATEN GRESIK TAHUN PELAJARAN 2011/2012

LEMBAR PENGESAHAN JURNAL

III. METODE PENELITIAN

Prakata. iii. Bandung, September Penulis

BAB III PROSEDUR TINDAKAN. Tempat penelitian adalah kelas X-6 SMA Negeri 6 Bandar Lampung, di

Buku Teks Bahasa Indoneia Siswa Kelas VII SMP Negeri 11 Kota Jambi. Oleh Susi Fitria A1B1O0076

BAB I PENDAHULUAN. dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Dalam meningkatkan hal tersebut,

ARTIKEL ILMIAH. Kemampuan Menulis Teks Berita Siswa Kelas VIII SMP Negeri 16 Kota Jambi Tahun Pelajaran 2013/2014. Oleh: Lirma Susanti Nababan

UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN BERBICARA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN GAMBAR SERI UNTUK SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 6 SEMARANG 1. Oleh: Sri Sudarminah 2

ARTIKEL ILMIAH MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENULIS LAPORAN PERJALANAN MELALUI LATIHAN TERBIMBING DI KELAS VIII 6 SMP NEGERI 21 BATANGHARI

Kemampuan Mengekspresikan Dialog Para Tokoh dalam Pementasan Drama Oleh Peserta Didik Kelas XI IPS SMA Negeri 2 Kwandang OLEH. Anak Agung B.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya pendidikan adalah salah satu faktor yang sangat penting di

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. : V (lima)/ II (dua) : 1 (satu) / siklus I

Kemampuan Menulis Naskah Drama oleh Siswa Kelas VIII SMP Negeri 12 Kabupaten Muaro Jambi

BAB III METODE PENELITIAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia : SDN. 12 Sungai Lareh Kota Padang

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA LANCAR AKSARA JAWA MELALUI STRATEGI SCRAMBLE KELAS V SD N DUKUH 03 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Ida Hamidah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Kuningan

ARTIKEL ILMIAH KEMAMPUAN SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 2 KOTA JAMBI TAHUN PELAJARAN 2013/2014 DALAM MENULIS NASKAH DRAMAA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita ketahui terdapat beberapa jenis seni yang di

SILABUS. Nama Sekolah : SMA Negeri 78 Jakarta Mata Pelajaan : Bahasa Indonesia 3 Beban belajar : 4 SKS. Materi Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. memiliki pengetahuan, nilai, sikap, dan kemampuan terhadap empat

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

KEMAMPUAN BERCERITA SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 11 MUARO JAMBI TAHUN AJARAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERMAIN PERAN DENGAN METODE SOSIODRAMA PADA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 1 MAYONG KABUPATEN JEPARA TAHUN AJARAN 2008/2009

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pelajaran 7

SILABUS. Mendengarkan diskusi Merangkum seluruh isi pembicaraan. Menanggapi rangkuman yang dibuat teman. Mendengarkan pendapat seseorang

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

KEMAMPUAN SISWA KELAS X SMA 3 MUARO JAMBI DALAM MENULIS TEKS PIDATO OLEH SULIS TRIYA NINGSIH ABSTRAK

Peningkatan Kemampuan Membaca Puisi Melalui Teknik Pemodelan Siswa Kelas IV SDN 05 Bunobogu

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa mencakup keterampilan menyimak, berbicara,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN Pembelajaran sastra sangat penting bagi siswa, karena dengan pembelajaran sastra mampu menghasilkan siswa mengenal dirinya dan budaya

33. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunanetra (SMALB A)

Transkripsi:

KEMAMPUA SISWA KELAS VIII B SMP MUHAMMADIYAH I KOTA JAMBI TAHU PELAJARA 12/13 DALAM BERMAI PERA ARTIKEL Oleh: SAWITRI KARTIDARI A1B108036 PROGRAM STUDI PEDIDIKA BAHASA, SASTRA IDOESIA DA DAERAH FAKULTAS KEGURUA DA ILMU PEDIDIKA UIVERSITAS JAMBI 13

ABSTRAK KEMAMPUA SISWA KELAS VIII B SMP MUHAMMADIYAH I KOTA JAMBI TAHU PELAJARA 12/13 DALAM BERMAI PERA Sawitri Kartindari A1B108036 Kartindari, Sawitri. 13. Kemampuan Siswa Kelas VIII B SMP Muhammadiyah I Kota Jambi Tahun Ajaran 12/13 dalam Bermain Peran : Skripsi Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jambi. Pembimbing (I) Dra. Hj. Yusra D, M.Pd (II) Drs. Larlen, M.Pd. Kata Kunci : Kemampuan, bermain peran, pelafalan, intonasi, mimik, kinesik, dan penghayatan. Permasalahan dalam penelitan ini adalah bagaimanakah kemampuan siswa kelas VIII B SMP Muhammadiyah I Kota Jambi tahun ajaran 12/13 dalam bermain peran. Adapun tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan kemampuan aspek pelafalan, intonasi, mimik, kinesik, dan penghayatan. Manfaat dalam penelitian ini adalah berguna sebagai masukan bagi guru yang mengajar mata pelajaran baahasa indonesia, khususnya guru yang berada di SMP Muhammadiyah I Kota Jambi. Data ini diperoleh dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif yang dilaksanakan di SMP Muhammadiyah I Kota Jambi pada bulan Desember 12. Data ini diperoleh dengan mengamati penampilan drama yang diperankan oleh siswa kelas VIII B SMP Muhammadiyah I Kota Jambi dengan memperhatikan beberapa aspek yakni : pelafalan, intonasi, mimik, kinesik, dan penghayatan. Berdasarkan hasil penelitian yaitu kemampuan siswa kelas VIII B SMP Muhammadiyah I Kota Jambi dalam bermain peran berkategori cukup dengan rata-rata 71,86. Pada aspek pelafalan kemampuan siswa kelas VIII B SMP SMP Muhammadiyah I Kota Jambi dalam bermain peran berkategori baik dengan rata-rata 83. Aspek intonasi kemampuan siswa kelas VIII B SMP SMP Muhammadiyah I Kota Jambi dalam bermain peran berkategori cukup dengan rata-rata 71,05. Aspek mimik kemampuan siswa kelas VIII B SMP SMP Muhammadiyah I Kota Jambi dalam bermain peran berkategori cukup dengan rata-rata 63,55. Aspek kinesik kemampuan siswa kelas VIII B SMP SMP Muhammadiyah I Kota Jambi dalam bermain peran berkategori dengan cukup rata-rata 62,5. Sedangkan aspek penghayatan kemampuan siswa kelas VIII B SMP SMP Muhammadiyah I Kota Jambi dalam bermain peran berkategori cukup dengan rata-rata 71,75. Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwasannya siswa kelas VIII B SMP Muhammadiyah yang tuntas mencapai KKM (70) sebanyak 28 orang sedangkan yang tidak tuntas ada 7 orang. Dari hasil penelitian ini disarankan agar guru, khususnya guru bahasa indonesia untuk mempunyai wadah sebagai tempat menyalurkan bakat anak agar lebih terarah dan terasah. Selain itu hendaknya guru bidang studi juga mampu mengajak anak didiknya melihat atau menonton sebuah pementasan drama supaya anak didik lebih termotivasi untuk bermain peran dengan lebih baik lagi.

Kemampuan Daryanto (1997:4) mengemukakan kemampuan ialah merupakan sebuah kesanggupan, kecakapan, kekuatan dan dapat diartikan dengan sebuah kekayaan. Kemampuan berasal dari kata mampu yang berarti kuasa, sanggup melakukan sesuatu. Kata mampu setelah diberi imbuhan ke+an menjadi kemampuan yang memiliki arti kesanggupan, kecakapan dan kekuatan (Poerwadaminta dalam Weny 09 : 7). Drama Berdasarkan etimologi (asal usul bentuk kata), kata drama berasal dari bahasa Yunani draomai yang berarti gerak. Tontonan drama memang menonjolkan percakapan (dialog) dan gerak-gerik para pemain (akting) di panggung. Percakapan dan gerak-gerik itu memeragakan cerita yang tertulis dalam naskah (menurut arto,http// pengertian drama, diakses 28 Februari 12) sedangkan drama menurut (Akmal MR. http// pengertian drama, diakses pada tanggal 28 Februari 12) berasal dari bahasa Yunani draomai yang berarti berbuat, berlaku, bertindak dan sebagainya. Drama adalah hidup yang dilukiskan dengan gerak. Konflik dari sifat manusia merupakan sumber pokok. Wiyanto (03:1) mengemukakan Percakapan dan gerak-gerik itu meragakan cerita yang ditulis oleh penulis naskah di dalam naskah. Bermain Drama Menurut Poerwadarminta (05:732) bermain drama terdiri atas dua kata yaitu : kata bermain yang berasal dari kata main yang berarti melakukan sesuatu atau bersenang-senang dan drama adalah yang menceritakan tiruan prilaku kehidupan manusia yang dipentaskan. Sedangkan menurut Alam dalam Weny (09:8) bermain drama adalah memerankan suatu tokoh cerita, melatih mengembangkan imajinasi dan daya pikir serta melatih kelancaran siswa dalam berbicara sesuai dengan situasi tokoh yang diperankannya. Kemampuan Bermain Peran Menurut Waluyo (03:178) yang diperhatikan dalam penampilan memerankan sesuatu tokoh yaitu akting yang lebih dititikberatkan pada penghayatan tepat, dialog suara yang tepat, dan ekspresi. Sedangkan menurut Suyoto.com (dalam Wenny 09:9). Pelafalan Pelafalan ialah cara orang mengucapkan atau kemapuan seseorang mengucapkan bahasa sesuai dengan kaidah yang meliputi kejelasan vocal dan kejelasan artikulasi. Menurut Hariningsih.com (dalam Weny 09:10) pelafalan yaitu cara orang, sekelompok orang atau masyarakat mengucapkan bunyi bahasa. Menurut Suyoto.com (dalam Weny 09:10) dialog yang baik yang memperhatikan pelafalan adalah: A. Terdengar (volume baik), volume suara baik ialah yang dapat terdengar sampai jauh dalam jangkauan penonton, sampai penonton yang paling belakang

B. Jelas (artikulasi baik), artikulasi yang baik adalah pengucapan yang jelas,. Setiap suku kata terucap dengan jelas dan terang meskipun diucapakan dengan cepat. C. Dimengerti (lafal benar), lafal yang benar pengucapan kata yang sesuai dengan hokum pengucapan bahasa yang dipakai. Misalnya berani yang berarti tidak takut harus diucapkan berani bukan ber-ani. Intonasi Intonasi adalah perubahan nada sewaktu mengucapkan ujaran atau bagian-bagiannya. Menurut Hardinawati dalam Weny (09: 11) bahwa intonasi adalah tekanan-tekanan yang diberikan pada kata, bagian, kata atau dialog. Mimik Menurut Wiyanto (02 : 14) mimik adalah ekspresi gerak-gerik wajah (air muka) untuk menunjukan emosi pemain. Sedangkan menurut Asmara (1976:60) mimik adalah pernyataan atau perubahan gerak-gerik muka, mulut, bibir, hidung dan kening. Jadi mimik adalah ekspresi raut muka atau wajah yang ditunjukan oleh pemain kepada penonton. Kinesik Kinesik sama dengan gerak. Gerak yang dipakai dalam bermain drama banyak macamnya, menurut Suyoto.com (11) secara garis besar gerak dapat dibagi menjadi dua yakni: gerak halus dan gerak kasar. a. gerak halus adalah gerak pada raut muka atau perubahan mimik. Gerakan ini timbul karena pengaruh emosi dari dalam diri misalnya marah, sedih dan gembira b. gerak kasar adalah gerak dari seluruh atau sebagian anggota tubuh kita. Penghayatan Penghayatan adalah mengamati serta mempelajari isi naskah untuk diterapkan tubuh kita. Misalnya saat kita berperan sebagai seorang istri yang menderita karena perbuatan suami, maka saat itu juga kita harus bisa berperan sebagai seorang istri yang professional, hal ini harus kita terapkan dengan baik jika kita akan memainkan naskah drama, urasiah.com (11). Metode Penelitian Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan menggunakan metode deskriftif. Menurut Ali dalam Wahyuni (10:23) secara umum penelitian deskriftif dimulai dengan perumusan masalah, pengumpulan dan analisis data ( untuk menjawab masalah), perumusan kesimpulan, dan penyusunan laporan penelitian. Penelitian kuantitatif menurut Margono (07:105) adalah Suatu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat menemukan keterangan mengenai apa ingin kita ketahui.

Populasi dan Sampel Populasi Margono (07:118) menyatakan populasi adalah keseluruhan data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang telah ditentukan. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII B SMP Muhammadiyah I Kota Jambi tahun ajaran 12/13. Sampel Untuk menemukan jumlah sampel secara ideal dari keseluruhan objek yang terdapat dalam populasi yang dilibatkan dalam penelitian ini, sampel yang digunakan sebagian dari populasi sebagai mana yang diungkpakan oleh Arikunto ( dalam Weny 09 : 17)... Jadi sampel yang diambil dalam penelitian ini ialah siswa kelas VIII B SMP Muhammadiyah I Kota Jambi sebanyak 35 orang. Data dan Sumber Data Data yang diperlukan dalam penelitian ini ialah skor nilai dari kemapuan siswa dalam bermain drama dilihat dari pelafalan, intonasi, mimik, kinesik, dan penghayatan yang diperoleh dari metode pengamatan dengan sumber data adalah siswa kelas VIII B SMP Muhammadiyah I Kota Jambi Tahun Ajaran 12/13. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya jauh lebih baik dalam arti cermat, lengkap dan sistematis agar lebih mudah diolah (menurut Arikunto 06: 160). Berdasarkan pengertian di atas maka instrumen yang digunakan dalam penelitian ini ialah tes unjuk kerja yaitu tes kemampuan siswa dalam bermain peran dengan memperhatikan pelafalan, intonasi, mimik, kinesik, dan penghayatan. Pengumpulan Data Prosedur yang digunakan untuk pengumpulan data tentang kemampuan siswa bermain drama adalah melakukan pengamatan (observasi) dan penilaian terhadap kemapuan siswa dalam bermain peran dilihat dari pelafalan, intonasi, mimik, kinesik dan penghayatan. Untuk mengumpulkan data, langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut : (1) Dimulai dengan membagi kelompok terlebih dahulu, satu kelompok terdiri dari 5 orang. (2) Meminta siswa untuk duduk berkelompok dan membuat naskah drama, setelah naskah selesai siswa mulai membaca naskah dan siswa mulai mendiskusikan hal-hal yang harus dipersiapkan. (3) Membagikan lembaran format penilaian kepada penilai dalam hal ini yakni guru mata pelajaran dan peneliti sendiri (4) Memberi waktu kepada siswa selama dua minggu guna menghafal naskah dan mempersiapkan segala sesuatu untuk pertunjukan drama. (5) Terakhir siswa melakukan pertunjukan dan peneliti menilai bersama-sama dengan guru bidang studi guna mendapatkan skor nilai pementasan drama sesuai dengan pelafalan, intonasi, mimik, kinesik, dan penghayatan. Aspek-aspek tersebut diambil berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia untuk tingkat SMP (Depdikbud: 06)

Tabel 3.1 Format Kriteria Penilaian o Aspek Deskriptor Skor 1 Pelafalan Pelafalan dengan volume dan artikulasi yang kurang baik Pelafalan dengan volume yang cukup tetapi artikulasi yang kurang tepat Pelafalan dengan volume yang cukup, artikulasi yang cukup tetapi masih kaku dalam melakukan peran Pelafalan terdengan jelas, tepat, sesuai 5 10 15 dengan dialog dan peran pada naskah 2 Intonasi Penekanan kurang sesuai dengan dialog Penekanan pada dialog cukup baik tetapi masih kaku dalam melakukan peran Penekanan dialog dan peran sudah cukup baik, tetapi penguasaan naskah atau dialog masih kurang Penekanan dialog, peran serta penguasaan naskah sudah baik 3 Mimik Raut wajah belum sesuai dengan dialog dan naskah Usaha melakukan raut wajah cukup baik, tetapi masih kaku dalam melakukan peran yang diinginkan Raut wajah baik, tidak kau melakukan peran tetapi belum keseleruhan dialog Raut wajah sudah sesuai dengan keseluruhan dialog 5 10 15 5 10 15 4 Kinesik Belum ada keselarasan gerak tubuh seperti: kaki, tangan, kepala, tubuh Gerak tubuh cukup tetapi belum sesuai dengan peran yang diinginkan Gerak tubuh sudah mulai baik, peran sudah mulai kelihatan tetapi masih kaku untuk merespon kawan main Gerak tubuh sudah sesuai dalam peran, sudah dapat merespon kawan main sesuai dengan dialog atau naskah yang diinginkan 5 10 15 5 Penghayatan Belum mampu menghayati peran yang diinginkan Usaha untuk menghayati peran sudah cukup 5 10

baik tetapi belum menggambarkan karakter tokoh yang diperankan Penghayatan sudah baik, tetapi belum pada keseluruhan dialog Penghayatan peran, karakter tokoh pada keseluruhan dialog sudah maksimal. 15 Tabel 3.2 Skor Maksimal untuk Setiap Aspek Penilaian o Aspek yang Dinilai Skor Maksimal 1 Pelafalan 2 Intonasi 3 Mimik 4 Kinesik 5 Penghayatan Jumlah 100 1.5 Analisis Data Untuk menjawab rumusan masalah, data yang telah terkumpul kemudian dianalisis. Untuk mendapatkan data tersebut ada beberapa hal yang dilakukan yaitu: a. Menilai hasil kemampuan siswa dalam bermain peran naskah drama sesuai dengan kriteria penilaian yang telah ditentukan sebelumnya. b. Penilaian kemapuan siswa dilakukan secara perorangan yakni setiap siswa dinilai kemampuannya dalam bermain drama dilihat dari pelafalan, intonasi, mimik, kinesik, dan penghayatan. c. Untuk mengukur kemampuan siswa digunakan pedoman dan patokan penilaian. Data perorangan diambil dari penjumlahan kelima aspek (pelafalan, intonasi, mimik, kinesik, dan penghayatan) sedangkan untuk data kelas yaitu jumlah dari nilai kemampuan setiap siswa dibagi banyaknya siswa. d. Rentang nilai untuk mengukur kemampuan siswa dalam bermain peran Table 3.4 Table Interval Penilaian Interval Penilaian Keterangan Tingkat Penguasaan 85 100 Baik sekali 75 84 Baik 60 74 Cukup 40 59 Kurang 0 39 Gagal (urgiantoro 1988: 363) Penilaian tersebut didapat dengan menggunakan rumusan yang digunakan untuk menghitung nilai rata-rata (mean) menurut urgiantoro (1988 : 327) adalah: X = X

Keterangan : X x = ilai rata-rata = Jumlah seluruh nilai = Banyak Subjek Hasil Penelitian Kemampuan siswa kelas VIII B SMP Muhammadiyah I Kota Jambi Tahun Pelajaran 12/13 dalam bermain peran dengan melihat aspek: lafal, intonasi, mimik, kinesik, dan penghayatan. Hasil Analisis Aspek Pelafalan Setelah dilakukan penelitian terhadap siswa kelas VIII B SMP Muhammadiyah I Kota Jambi dalam bermain drama, maka dapat diketahui aspek pelafalannya. X = X = 585 35 = 16,71 Indeks Penilaian = X x 100 Skor Maks Hasil Analisis Aspek Intonasi = 16,71 x 100 = 83 / B Setelah dilakukan penelitian terhadap siswa kelas VIII B SMP Muhammadiyah I Kota Jambi dalam bermain drama, maka dapat diketahui aspek intonasinya. X = X = 497,5 35 = 14,21

Indeks Penilaian = X x 100 Skor Maks = 14,21 x 100 = 71,05/ C Hasil Analisis Aspek Mimik Setelah dilakukan penelitian terhadap siswa kelas VIII B SMP Muhammadiyah I Kota Jambi dalam bermain drama, maka dapat diketahui aspek mimiknya. X = X = 445 35 = 12,71 Indeks Penilaian = X x 100 Skor Maks = 12,71 x 100 = 63,55 / C Hasil Analisis Aspek Kinesik Hasil penelitian didapat setelah dilakukan penelitian terhadap siswa kelas VIII B SMP Muhammadiyah I Kota Jambi dalam bermain drama, maka dapat diketahui aspek kinesiknya X = X = 437,5 35 = 12,5

Indeks Penilaian = X x 100 Skor Maks = 12,5 x 100 = 62,5/ C Hasil Analisis Aspek Penghayatan Setelah dilakukan penelitian terhadap siswa kelas VIII B SMP Muhammadiyah I Kota Jambi dalam bermain drama, maka dapat diketahui aspek penghayatan. Pembahasan X = X = 502,5 35 = 14,35 Indeks Penilaian = X x 100 Skor Maks = 14,35 x 100 = 71,75 / C Hasil penelitian dapat diinterprestasikan bahwa kemampuan siswa kelas VIII B SMP Muhammadiyah I Kota Jambi tergolong kepada kemampuan cukup. Hal ini dapat terlihat dari perhitungan yang dilakukan dengan mempersentasekan 35 orang dalam penelitian, 12 orang (34,29 %) tergolong kategori kemampuan baik, 23 orang (65,71%) tergolong kategori kemampuan cukup. PEUTUP Kesimpulan Berdasarkan pembahasan dan analisis hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa kelas VIII B SMP Muhammadiyah I Kota Jambi dalam bermain drama tergolong kepada kemampuan cukup yaitu dengan indeks penilai 71,86. Hal ini dapat terlihat dari perhitungan yang dilakukan dengan mempersentasekan 35 orang dalam penelitian, 12 orang

(34,29%) tergolong kategori kemampuan baik, 23orang (65,71%) tergolong kategori kemampuan cukup. Saran Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan dan kesimpulan hasil penelitian peneliti menyarankan agar guru bahasa Indonesia dapat meningkatkan kemampuan siswa bermain peran dengan memperhatikan aspek pelafalan, intonasi, mimik, kinesik, dan penghayatan. Guna meningkatkan kemampuan siswa bermain peran ada baiknya guru bahasa Indonesia memmberikan motivasi dan variasi dalam mengajar materi tersebut. Dari pihak sekolah maupun guru alangkah baiknya jika sering mengajak siswa untuk menonton pertunjukan drama di luar sekolah (gedung pertunjukan) agar membuat motivasi siswa lebih tinggi untuk menyukai drama dan nantinya mampu bermain peran yang baik pula. DAFTAR RUJUKA 1. Amir, T. A. 02. ilai-ilai Moral Dalam Kumpulan Cerpen Kabut egeri Si Dali Karya A.A avis. Jambi : tidak diterbitkan 2. Arikunto, S. 1995. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi aksara 3. Daryanto. 1997. Kamus Bahasa Indonesia Lengkap. Surabaya : Apollo. 4. Dewi, D. 09. Citra Tokoh Wanita Dalam ovel Keberangkatak Karya.H. Dini. Jambi : tidak diterbitkan. 5. Depdiknas. 06. Petunjuk Teknik Pengembangan Silabus dan Contoh/ Model Silabus Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta : BSP 6. Hasanudin. 1996. Drama, Karya Dalam Dua Dimensi : Kajian Teori, Sejarah, dan Analisis. Bandung : Angkasa. 7. Lestari, E. D. 05. Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Klaten: PT.Intan Pariwara 8. Luxemburg, dkk. 1986. Pengantar Ilmu Sastra. Jakarta : Gramedia. 9. Margono, S. 07. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. 10. Moleong, J.L. 04. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosda Karya. 11. MR, A. Pengertian Drama. http// goegle. Diakses 28 Februari 12. 12. arto. Pengertian Drama. http//goegle. Diakses 28 Februari 12. 13. urgiantoro, B. 1988. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta : BPFE 14. Oktaviani. 10. Kemampuan Menulis Paragraf Ekspositif Siswa Kelas IX SMA egeri 10 Kota Jambi Tahun Ajaran 09/10. Jambi : tidak diterbitkan. 15. Poerwadarminta, W.J.S. 05. Kamus Umum Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka 16. Riantiarno,. 1999. Sampek Engtay. Jakarta. Pustaka Wijaya 17. Semi, M.A.dkk. 1988. Anatomi Sastra. Padang: Angkasa Raya. 18. Subrata, H. Diakses 19 Oktober 11. Pembelajaran Drama (http.mbahbrata. files.wordpress.com/11/pemblj-drama.ppt). 19. Sudaryono, dkk. 08. Pedoman Penulisan Skripsi. Jambi : Jurusan Bahasa dan Seni FKIP Universitas Jambi.. Sugiyono. 08. Memahami penelitian Kuantitatif. Bandung : CV. Alfabeta. 21. Suwanda, T. 07. Analisis Struktural-Semiotik Teks Drama Sampek Engtay Karya. Riantiarno. Jambi : tidak diterbitkan. 22. Wahyuni. 07. Kemampuan Siswa Kelas IX Unggul SLTP 17 Kota Jambi dalam Bermain Peran naskah Drama. Jambi : Tidak diterbitkan.

23. Wahyuni, R.. 10. Analisis Unsur-unsur Pembentuk Teater Dalam Rekaman Teater Umang-Umang Garapan Iswadi Pratama. Jambi : tidak diterbitkan. 24. Waluyo, H. J. Drama : askah, Pementasan, dan Pengajarannya. Surakarta : LPP dan US Press. 25. Wiyanto, A. 02. Terampil Bermain Drama. Jakarta : Grasindo 26. Wiyono, E.H. 07. Kamus Bahasa Indonesia Lengkap. Palanta Compugrafic.