ARTIKEL ILMIAH KEMAMPUAN SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 2 KOTA JAMBI TAHUN PELAJARAN 2013/2014 DALAM MENULIS NASKAH DRAMAA
|
|
- Inge Iskandar
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ARTIKEL ILMIAH KEMAMPUAN SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 2 KOTA JAMBI TAHUN PELAJARAN 2013/2014 DALAM MENULIS NASKAH DRAMAA Oleh: SRF FAZILAH TOYIBAH RRA1B FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI SEPTEMBER, 2013
2 KEMAMPUAN SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 2 KOTA JAMBI TAHUN PELAJARAN 2013/2014 DALAM MENULIS NASKAH DRAMA Oleh: Srf. Fazilah Toyibah (Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Jurusan PBS FKIP Universitas Jambi) ABSTRAK Toyibah, Srf Fazilah Kemampuan Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 2 Kota Jambi Tahun Pelajaran 2013/2014 dalam Menulis Naskah Drama. Skripsi. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, FKIP Universitas Jambi. Pembimbing (1) Dra. Irma S., M.Pd., (2) Dra. Hj. Yusra D., M.Pd. Kata kunci: kemampuan, menulis naskah drama Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 2 Kota Jambi dalam menulis naskah drama berdasarkan unsur-unsur pembangun naskah drama dan sistematika penulisan naskah drama oleh siswa kelas VIII B SMP Negeri 2 Kota Jambi Tahun Pelajaran 2013/2014. Jenis dan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 2 Kota Jambi pada Juli 2013 dan Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah tes. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII B SMP Negeri 2 Kota Jambi yang berjumlah 37 siswa. Teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah: (1) Menjumlahkan skor individu siswa, (2) Menjumlahkan skor keseluruhan siswa, (3) Mempersentasekan data. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kemampuan siswa kelas VIII B SMP Negeri 2 Kota Jambi tahun pelajaran 2013/2014 dalam menulis naskah drama mencapai 53,86 %. Berdasarkan tabel persentase kemampuan menulis naskah drama nilai tersebut berada pada interval 40%-59% dan berkriteria kurang baik. Dari hasil pengolahan data, diketahui persentase kemampuan siswa dalam menulis naskah drama berdasarkan unsur intrinsik naskah drama dari unsur tema, cakapan, latar, tokoh dan penokohan, amanat, tergolong kriteria kualitas kemampuan cukup dengan rentang nilai 60%-74% sedangkan dari unsur konflik/masalah dan alur/plot tergolong kriteria kemampuan kurang baik dengan rentang nilai 40%-59% dan penilaian berdasarkan sistematika penulisan naskah drama tergolong kriteria kemampuan kurang baik dengan persentase kemampuan 55,40% Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa memiliki kelemahan dalam menciptakan konflik/masalah, menggunakan alur dan sistematika penulisan naskah drama, bagi guru bahasa indonesia di SMP Negeri 2 Kota jambi diharapkan untuk meningkatkan pembelajaran mengenai menulis naskah drama. Khususnya memberikan penjelasan dan pemahaman lebih detail mengenai
3 konflik/permasalahan, alur/plot dan sistematika penulisan naskah drama karena dari hasil penelitian pada ketiga aspek itu siswa hanya memperoleh nilai yang berada pada interval persentase 40%-59%, kemudian untuk meningkatkan pemahaman siswa yang kurang terhadap menulis naskah drama, guru bisa lebih meningkatkan motivasi dan minat siswa untuk membaca dan menulis naskah drama dengan cara mengikuti lomba atau membuat mading yang bisa diisi dengan naskah drama siswa di SMP Negeri 2 Kota Jambi sehingga kemampuan siswa akan terasah dengan baik. I. PENDAHULUAN Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan anak didik. Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan dan diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum pembelajaran dilakukan. Harapan yang ingin dicapai oleh guru tentunya adalah bagaimana bahan pelajaran yang disampaikan dapat dikuasai oleh anak didik secara tuntas. Penguasaan bahan pelajaran oleh siswa merupakan masalah yang cukup sulit yang dialami oleh guru. Kesulitan itu dikarenakan anak didik bukan hanya sebagai individu dengan segala keunikannya, tetapi mereka juga sebagai makhluk sosial dengan latar belakang yang berlainan. Setidaknya, ada tiga aspek yang membedakan anak didik yang satu dengan yang lainnya, yaitu aspek intelektual, psikologis, dan biologis. Sementara itu, karya sastra adalah salah satu media ampuh untuk menyampaikan atau menanamkan suatu paham, pendapat, atau pemikiran seseorang untuk diketahui orang lain. Karya sastra berusaha menyampaikan apa yang ingin disampaikan pengarang lewat karyanya dengan bahasa yang indah dan imajinatif namun sesungguhnya sarat akan makna dan pengajaran. Satu diantaranya pengajaran sastra menuntut siswa untuk mampu menulis naskah drama. Pelajaran menulis naskah drama di SMP dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ada pada standar kompetensi 8 yaitu menulis naskah drama, dengan kompetensi dasar terbagi 2. Kompetensi 8.1 menulis kreatif naskah drama satu babak dengan memperhatikah keaslian ide. Kompetensi 8.2 menulis kreatif naskah drama satu babak dengan memperhatikan kaidah penulisan naskah drama. Hasil belajar yang diharapkan adalah siswa mampu menulis naskah drama dengan baik dengan memperhatikan unsur-unsur pembangun drama. Drama diciptakan pengarang bukan sekedar untuk menghibur, juga sebaliknya bukan hanya sebagai alat penyampaian wejangan atau alat pendidikan semata. Karya sastra drama merupakan jalinan atau perpaduan antara keduanya, dengan karya sastranya, pengarang bermaksud menyampaikan gagasan-gagasan, pandangan hidup, dan tanggapan atas kehidupan sekitarnya. Selain menghibur seseorang, pengarang juga bermaksud untuk menyampaikan nilai-nilai yang memuat keyakinan, yang bermanfaat bagi para penikmatnya.
4 Melihat besarnya peranan karya sastra seperti yang telah dipaparkan di atas, sudah seharusnyalah siswa dibekali dengan kemampuan menulis yang dalam hal ini menulis naskah drama dengan baik. Namun dari hasil observasi awal selama melaksanakan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL), banyak siswa yang dihadapkan pada persoalan-persoalan yang berhubungan dengan kegiatan menulis. Hingga saat ini banyak siswa yang memiliki kelemahan dalam belajar yang bersifat informal yaitu rendahnya keterampilan menulis naskah drama disebabkan karena siswa kurang berminat pada pembelajaran menulis. Sebagian siswa mengeluh ketika diberi tugas menulis naskah drama. Mereka mengalami kesulitan dalam menentukan tema, kurang menguasai kosa kata, kurang mampu mengembangkan ide, dan kurang tanggap dalam memahami isi dari sebuah cerita. Kekurangan itu menyebabkan mereka tidak mampu menyampaikan pikiran dan gagasan dengan baik sehingga siswa menjadi malas untuk menulis, dan biasanya pembelajaran menulis akan memakan waktu lebih lama dari pembelajaran lainnya. Pembelajaran menulis naskah drama penting untuk dideskripsikan, karena proses pengajaran menulis naskah drama terdapat dalam kurikulum. Materi ini perlu diajarkan kepada siswa dan perlu ditangani secara sungguh-sungguh sehingga pembelajaran menulis naskah drama dapat terlaksana dengan baik. Penelitian sebelumnya pernah dilakukan oleh Feni Trianasari dengan judul Kemampuan Siswa Kelas VII SMP Negeri 6 Batanghari Jambi Tahun Ajaran 2012/2013 Dalam Menulis Naskah Drama dengan kriteria kemampuan cukup. Dari penelitian ini peneliti merasa tertantang untuk meneliti dengan objek yang sama yaitu kemampuan menulis naskah drama tetapi sasaran dalam penelitian kali ini adalah siswa kelas unggul dari sekolah yang berbeda. Selanjutnya, alasan penulis memilih SMP Negeri 2 Kota Jambi karena berdasarkan hasil observasi langsung penulis ke sekolah ini dan hasil wawancara penulis kepada salah satu guru agama Islam di SMP Negeri 2 Kota Jambi menunjukkan bahwa SMP Negeri 2 Kota Jambi merupakan salah satu Sekolah Menengah Pertama favorit di kota Jambi yang berkualitas, hal ini terlihat dari lengkapnya sarana dan prasarana dan juga tingginya tingkat kelulusan UN di sekolah ini. Bukan hanya itu, prestasi yang didapat oleh siswa-siswanya pun sangat baik seperti, juara di bidang olahraga, ekstrakulikuler dan juara di bidang mata pelajaran. Oleh karena itu seharusnya siswanya telah memiliki kemampuan baik dalam menulis naskah drama. Namun, anggapan tersebut tetaplah harus dibuktikan dengan dilakukannya sebuah penelitian. Dari beberapa kelas VIII yang ada di SMP Negeri 2 Kota Jambi peneliti memilih melakukan penelitian di kelas VIII B karena kelas ini merupakan kelas unggul yang siswanya dipilih berdasarkan tingkat prestasi akademik mereka. Dengan demikian, penulis melakukan penelitian dengan judul Kemampuan Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 2 Kota Jambi Tahun Pelajaran 2013/2014 dalam Menulis Naskah Drama.
5 II. KAJIAN PUSTAKA Pengertian Menulis Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung tidak tatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif reseptif. Dalam kegiatan menulis ini, Penulis harus terampil memanfaatkan grafologi, struktur kata, dan kosa kata. Keterampilan menulis tidak akan datang secara otomatis, melainkan harus melalui latihan dan praktik yang banyak dan teratur Tarigan (1986:3-4). Senada dengan Tarigan, Sujanto (Farhan 2005:29) mengungkapkan Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang dilandasi dengan pengetahuan kebahasaan, baik tentang kaidah-kaidah maupun laras-larasnya dan menulis juga merupakan suatu proses yang tidak mungkin datang tanpa adanya latihan. Dari beberapa pendapat yang dirujuk menjelaskan mengenai tujuan menulis yang merujuk pada satu kesimpulan, yakni menulis adalah salah satu keterampilan berbahasa yang dilandasi dengan pengetahuan kebahasaan yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung kepada pihak lain atau pembaca dengan medium bahasa yang telah disepakati bersama dan tidak secara tatap muka. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif, maka keterampilan ini harus selalu dilatihkan dan disertai dengan praktek teratur. Pembelajaran Menulis Naskah Drama di SMP Salah satu dari keempat aspek pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan pada kemampuan menulis. Dengan adanya kemampuan menulis, siswa diharapkan dapat menggunakan bahasa sesuai dengan fungsi bahasa tersebut, terutama sebagai alat komunikasi tertulis. Berdasarkan kurikulum KTSP, di SMP pembelajaran menulis yang harus diajarkan kepada siswa yaitu: menulis surat resmi, menulis puisi, menulis slogan/poster, menulis berita, dan menulis naskah drama. Menulis naskah drama merupakan materi pembelajaran yang perlu diajarkan kepada siswa. Pembelajaran menulis dengan kompetensi dasar menulis kreatif naskah drama satu babak dengan memperhatikan kaidah penulisan naskah drama di SMP diajarkan pada kelas VIII semester ganjil. Untuk pembelajaran naskah drama ini diberikan waktu selama 4 jam pelajaran (4x40 menit). Menulis naskah drama adalah salah satu keterampilan menulis yang perlu dikembangkan oleh siswa dalam rangka meningkatkan kompetensi siswa dan merupakan salah satu upaya membawa sastra Indonesia dalam perkembangannya, dengan tujuan dapat memberikan informasi kepada orang lain. Serta dengan menulis naskah drama siswa dapat mengungkapkan pikiran dan perasaannya. Pengertian Naskah Drama Naskah Drama adalah salah satu genre karya sastra yang disejajarkan dengan prosa dan puisi. berbeda dengan prosa dan puisi, naskah drama memiliki bentuk sendiri yaitu ditulis dalam bentuk dialog yang didasarkan atas konflik batin dan mempunyai kemungkinan dipentaskan (Waluyo dalam Husnul 2011:24). Menurut Suryanto ( Diakses 3 Desember 2012) drama adalah suatu aksi atau perbuatan (bahasa yunani). Sedangkan dramati
6 adalah jenis karangan yang dipertunjukkan dalam suatu tingkah laku, mimik dan perbuatan. Sandiwara adalah sebuatan lain dari drama di mana sandia adalah rahasia dan wara adalah pelajaran. Orang yang memainkan drama disebut aktor atau lakon. Menulis Naskah Drama Menulis naskah drama adalah kegiatan menuangkan pikiran melalui tulisan dan menghasilkan sebuah cerita berdialog, alur, dan watak dengan bahasa yang kreatif. Kusmawan (2011: 35) menyatakan Menulis naskah drama merupakan kegiatan proses kreatif. Kreatifitas tersebut menyangkut tahapan pemikiran imajinatif, meliputi teknik merasakan, menghayati, menghayalkan, dan menemukan kebenaran. Senada dengan Kusmawan, Jabrohim (2003: 122) mengungkapkan Penulisan naskah drama merupakan suatu proses yang utuh dan mempunyai keseluruhan. Ada berbagai aspek yang dapat dijadikan sebagai dasar dalam menulis naskah drama, yaitu penciptaan latar (creatting setting), penciptaan tokoh yang hidup (freshingout character), penciptaan konflik-konflik ( working with konflik), dan penulisan adegan. Untuk menciptakan naskah drama yang baik, berbobot dan berkualitas lebih lanjut Kusmawan (2011: 36) menyatakan: 1. Menampilkan gagasan baru melalui pikiran imajinatif. 2. Memiliki konflik dengan surprise (kejutan -kejutan), kaya suspense (ketegangan) sehingga memikat untuk dibaca atau dipentaskan. 3. Menghadirkan tokoh sebagai gerak penentu gerak alur cerita. 4. Memiliki dialog yang bermuatan emosi, konsep, dan perasaan tokoh disertai dengan lakuan. 5. Menggunakan simbol-simbol bahasa, gerak dan bunyi. Menampilkan problem kehidupan manusia, mengandung aspek moral, dan mengandung nilai-nilai pendidikan Unsur-unsur Intrinsik Naskah Drama 1. Tema Maryaeni (1992:32) mengemukakan tema merupakan pokok pikiran atau sesuatu yang melandasi suatu karya sastra diciptakan. Tema merupakan sesuatu yang paling hakiki dalam setiap karya sastra meskipun tidak meninggalkan dan mengesampingkan unsur lainnya. 2. Alur Alur disebut juga plot. Alur adalah jalinan atau rangkaian peristiwa berdasarkan hubungan waktu dan hubungan sebab-akibat. Luxemburg (Wiyatmi, 2009:49) mengatakan: alur pada dasarnya merupakan deretan peristiwa dalam berhubungan logik dan kronologik saling berkaitan dan yang diakibatkan atau oleh para pelaku.
7 3. Konflik atau Masalah Moeliono mengatakan Masalah atau konflik adalah persoalan kehidupan yang harus dipecahkan (Sugihastuti&Suharto:2005). Konflik terjadi apabila pelaku utama menemukan rintangan-rintangan antara dia dan tujuannya. 4. Tokoh dan Penokohan Tidak ada drama tanpa pelaku, bagaimanapun bentuk dan jenis drama tersebut. Secara umum dapat dikatakan bahwa peristiwa-peristiwa yang ditampilkan dalam karya sastra selalu diemban atau terjadi atas diri tokoh-tokoh tertentu. Pelaku yang mengemban peristiwa dalam cerita, sehingga peristiwa tersebut mampu menjalin suatu cerita yang padu disebut tokoh (Maryaeni,1992:39). Tokoh adalah orang-orang yang berperan dalam drama. Dalam cerita umumnya terdapat tokoh baik (protagonis) dan tokoh jahat (antagonis). 5. Cakapan Dialog dan monolog merupakan bagian penting dalam drama, karena hampir sebagian besar teks drama di dominasi oleh dialog dan monolog, itulah yang membedaka teks drama dengan novel dan puisi (Wiyatmi, 2009:52). Ada dua macam cakapan dalam drama, yaitu dialog dan monolog. Disebut dialog ketika ada dua orang atau lebih tokoh bercakap-cakap. Disebut monolog ketika seorang tokoh bercakap denggan dirinya sendiri. 6. Latar atau Setting Latar atau tempat kejadian sering disebut latar cerita. Pada umumnya, latar menyangkut tiga unsur, yaitu tempat, ruang dan waktu. Latar adalah lingkungan tempat untuk mengekspresikan diri tokoh, dan tempat terjadinya peristiwa. Latar dapat berfungsi sebagai metonimia atau metafora yaitu sebagai ekspresi dari tokoh-tokoh yang ada (Wellek, 1990:291). atar atau Setting. 7. Amanat Dalam karyanya, pengarang pasti menyampaikan sebuah amanat. Amanat merupakan pesan atau nilai-nilai moral yang bermanfaat yang terdapat dalam drama. Amanat dalam drama bisa diungkapkan secara langsung (tersurat), bisa juga tidak langsung atau memerlukan pemahaman lebih lnjut (tersirat). Apabila penonton menyaksikan drama dengan teliti, dia dapat menangkap pesan atau nilainilai tersebut. Sistematika Penulisan Naskah Drama Hal-hal yang terdapat dalam naskah drama dan membedakannya dengan karya fiksi lain adalah bentuk naskah drama, yang terdiri dari keterangan suasana panggung (latar), keterangan perilaku tokoh, dan dialog. Menurut Husnul (2011: 36) pembentukan naskah drama tersebut sebaiknya mengikuti sistematika penulisan naskah drama seperti berikut ini. 1. Judul dan pengarang diletakkan di bagian paling awal 2. Tokoh-tokoh drama, huruf awalnya ditulis dengan huruf kapital 3. Keterangan babak
8 4. Keterangan suasana panggung awal babak (latar) 5. Dialog diawali dengan penulisan nama tokoh, titik dua (:), kalimat dialog yang ditulis di dalam tanda petik. 6. Keterangan perilaku tokoh ditulis miring dan diletakkan di dalam kurung 7. Penutup adegan atau babak ditandai dengan pergantian setting panggung. Keterangan suasana panggung dituliskan di dalam kurung. III. RANCANGAN PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Dalam penelitian ini peneliti bertujuan menggambarkan secara objektif tentang sesuatu seperti apa adanya. Sedangkan pendekatan dalam penelitian ini adalah pedekatan kuntitatif. Subjek Penelitian Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII B SMP Negeri 2 Kota Jambi yang berjumlah 37 siswa. Peneliti memilih kelas VIII B sebagai subjek penelitian karena VIII B merupakan kelas unggul dengan nilai rata-rata pelajaran tertinggi. Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui kemampuan menulis naskah drama siswa kelas VIII B. Objeknya yaitu kemampuan menulis naskah drama. Data dan Sumber Data Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah kemampuan menulis naskah drama siswa kelas VIII B SMP Negeri 2 Kota Jambi dan skor nilai kemampuan menulis naskah drama berdasarkan aspek penilaian. Sumber datanya yaitu siswa kelas VIII B SMP Negeri 2 Kota Jambi. Instrumen Penelitian Arikunto (2006:160) meny atakan Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. Sesuai data dan sumber data maka instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa tes unjuk kerja yaitu tes kemampuan siswa dalam menulis naskah drama. Berikut dijelaskan lebih rinci petunjuk atau langkah tes unjuk kerja menulis naskah drama. A. Perintah 1. Tulislah nama dan kelas di kertas yang telah disediakan 2. Tulislah sebuah naskah drama bedasarkan peristiwa nyata dengan memperhatikan unsur intrinsik naskah drama dan sistematika penulisan naskah drama. B. Waktu Pelaksanaan 2 x 40 menit (1 kali pertemuan). Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dilaksanakan di ruang kelas VIII B pada tanggal 20 Juli 2013 tepatnya pukul WIB. Dalam penelitian ini siswa diberi tugas menulis naskah drama dengan waktu 2x40 menit (1 kali pertemuan) dengan teknik pengumpulan data sebagai berikut.
9 1. Peneliti memberikan tugas berupa tes unjuk kerja, yaitu memberi perintah menulis naskah drama satu babak dengan memperhatikan keaslian ide dengan memperhatikan unsur intrinsik dan sistematika penulisan naskah drama 2. Siswa mengerjakan tugas menulis naskah drama 3. Siswa mengumpulkan tugasnya. IV HASIL PENELITIAN Berdasarkan hasil penelitian diketahui kemampuan siswa kelas VIII B SMP Negeri 2 Kota Jambi tahun pelajaran 2013/2014 dalam menulis naskah drama berkriteria kurang baik. Hasil tersebut didapat dengan pengolahan data yang berdasarkan unsur-unsur pembangun drama yang meliputi (1) tema; (2) konflik atau masalah; (3) cakapan; (4) plot; (5) latar; (6) tokoh dan penokohan; (7) amanat; dan berdasarkan (8) sistematika penulisan naskah drama. Hasil siswa kelas VIII B SMP Negeri 2 Kota Jambi dalam menulis naskah drama berdasarkan unsur-unsur dan sistematika penulisan naskah drama tersebut akan dibahas sebagai berikut. 1. Berdasarkan Unsur Intrinsik Naskah Drama Dari hasil pengolahan data diketahui kemampuan siswa kelas VIII B SMP Negeri 2 Kota Jambi tahun pelajaran 2013/2014 dalam menulis naskah drama dari kemampuan menggunakan tema, memperoleh nilai 61,62. Nilai tersebut berada pada interval 60%-74% dan berkriteria cukup. Berbeda dengan kemampuan memilih dan mengemas tema, dalam menciptakan konflik/masalah pada penulisan naskah drama siswa kelas VIII B SMP Negeri 2 Kota Jambi berada pada interval 40%-59% berkriteria kurang baik. Hal ini karena nilai yang diperoleh mencapai 56,48. Selanjutnya kemampuan membuat cakapan berada pada interval 60%-70% berkriteria cukup dengan nilai yang diperoleh mencapai 62,70. Dalam hal membuat cakapan siswa sudah tergolong cukup mampu dalam membuat cakapan, hal ini diketahui ada 10 siswa memperoleh nilai rata-rata 4. Perolehan tersebut membuktikan bahwa siswa cukup mampu membuat cakapan yang menunjang gerak laku tokohnya dan dialog yang yang digunakan cukup tajam dan jelas. Dari hasil pengolahan data diketahui kemampuan siswa kelas VIII B SMP Negeri 2 Kota Jambi tahun pelajaran 2013/2014 dalam menulis naskah drama dari kemampuan menggunakan alur/plot memperoleh nilai 59,45. Nilai tersebut berada pada interval 40%-59% dan berkriteria kurang baik. Dari perolehan nilai rata-rata yang diperoleh siswa frekuensi nilai dibawah 3 sebanyak 11 siswa. Dalam hal ini dalam menggunakan alur banyak siswa yang cenderung kurang memberikan kejutan, dan kurang ada keutuhan dari keseluruhan cerita yang dibangun Selanjutnya kemampuan mendeskripsikan latar dalam menulis naskah drama siswa kelas VIII B SMP Negeri 2 Kota Jambi juga tidak memperoleh nilai yang maksimal yaitu memperoleh nilai 60,81 dan berkriteria cukup karena berada pada interval 60%-74%. Dari hasil perolehan nilai rata-rata siswa ada 1 siswa yang memperoleh nilai maksimal dan yang paling dominan siswa memperoleh nilai rata-rata 3 sebanyak 13 siswa. Tidak berbeda dengan kemampuan mendeskripsikan latar dalam hal menggambarkan tokoh dan penokohan dalam menulis naskah drama siswa kelas
10 VIII B SMP Negeri 2 Kota Jambi juga berada pada kriteria cukup. Hal ini karena nilai yang diperoleh 64,81 nilai ini juga berada pada interval 60%-74%. Sama halnya dengan kemampuan mendeskripsikan latar dan menggambarkan tokoh dan penokohan, kemampuan mengemas amanat juga berkriteria cukup. Mengemas amanat dalam menulis naskah drama siswa kelas VIII B SMP Negeri 2 Kota Jambi memperoleh nilai 60,27 dan berada pada interval 60% 75%. Dalam hal mengemas amanat banyak siswa yang sudah mengaplikasikan teori yang berkaitan dengan amanat yaitu menurut Kosasih (2008: 64) Amanat merupakan ajaran moral atau pesan didaktis yang hendak disampaikan oleh pengarang kepada pembaca melalui karyanya. 2. Berdasarkan Sistematika Penulisan Naskah Drama. Dari hasil pengolahan data diketahui kemampuan siswa kelas VIII B SMP Negeri 2 Kota Jambi tahun pelajaran 2013/2014 dalam menulis naskah drama berdasarkan sistematika penulisan naskah drama berkriteria kurang baik yang berada pada inteval 40%-59%. Hal ini karena siswa kelas VIII B SMP Negeri 2 Kota Jambi memperoleh nilai 55,40. Dari perolehan nilai rata-rata diketahui hanya 4 siswa yang cukup mampu menulis naskah drama mengikuti sistematika penulisan naskah drama, sedangkan selebihnya dikategorikan kurang mampu. Perolehan tersebut membuktikan bahwa siswa tidak mampu mengikuti aturan penulisan naskah drama yang sudah ada, kesalahan terbanyak yang dilakukan siswa adalah dalam menuliskan nama-nama tokoh yang seharusnya huruf awalnya ditulis dengan huruf kapital, menuliskan kalimat dialog dalam tanda petik, dan menuliskan perilaku tokoh. Hal ini disebabkan karena kenyataannya sistematika penulisan memang kurang diperhatikan dalam pembelajaran menulis, guru hanya fokus menerangkan unsur-unsur karya fiksi saja, hal ini tentu saja tidak sejalan dengan pendapat Husnul (2011:36) salah satu yang membedakan karya fiksi satu dengan karya fiksi lainnya adalah cara penulisannya. V. Simpulan dan Saran Berdasarkan pemaparan dalam bab IV, disimpulkan bahwa kemampuan siswa kelas VIII B SMP Negeri 2 Kota Jambi tahun pelajaran 2013/2014 dalam menulis naskah drama berkriteria kurang baik. Hal ini diketahui dari perolehan nilai dalam menulis naskah drama yang berdasarkan dari ketujuh unsur-unsur pembangun naskah drama dan sistematika penulisan naskah drama, siswa kelas VIII B SMP Negeri 2 Kota Jambi hanya memperoleh nilai 53,86. Berdasarkan tabel 3.5 Kriteria Kualitas Kemampuan, nilai tersebut terdapat pada interval 40%- 59% dan berkategori kurang baik. Saran Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa memiliki kelemahan dalam menciptakan konflik/masalah, menggunakan alur, dan sistematika penulisan naskah drama. Oleh sebab itu guru bahasa Indonesia di SMP Negeri 2 Kota jambi diharapkan untuk meningkatkan pembelajaran mengenai menulis naskah drama, khususnya memberikan penjelasan dan pemahaman lebih detail mengenai konflik/permasalahan, alur/plot dan sistematika penulisan naskah drama karena
11 dari hasil penelitian pada ketiga aspek itu siswa hanya memperoleh nilai yang berada pada interval persentase 40%-59%, kemudian untuk meningkatkan pemahaman siswa yang kurang terhadap menulis naskah drama, guru bisa lebih meningkatkan motivasi dan minat siswa untuk membaca dan menulis naskah drama dengan cara mengikuti lomba atau membuat mading yang bisa diisi dengan naskah drama siswa di SMP Negeri 2 Kota Jambi sehingga kemampuan siswa akan terasah dengan baik. DAFTAR RUJUKAN Arikunto, S Prosedur Penelitian Suatau Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Farhan, K Peningkatan Keterampilan Menulis Teks Berita dengan Pembelajaran Kontekstual Komponen Pemodelan pada Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 1 Kaloran. Skripsi. Universitas Negeri Semarang. Tidak Diterbitkan. Jabrohim, dkk Cara menulis kreatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Husnul, A Menulis Kreatif naskah drama. Jakarta: Wadah Ilmu. Kusmawan, I Seni Bermain drama. Jakarta Timur: Ghina Walafafa. Maryaeni, Teori Drama. Malang: Proyek OPF IKIP Malang. Sugihastuti & Suharto Kritik Sastra Feminisme: Teori dan Aplikasinya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Suryanto, imam Pengertian Drama dan Teater. (online) Tarigan, H.G Menulis Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Wellek, Waren Teori Sastra. Bandung: Angkasa. Wiyatmi Pengantar Kajian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher.
12
KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 23 KOTA JAMBI TAHUN AJARAN 2016/2017 Yundi Fitrah dan Lia Khairia FKIP Universitas Jambi
KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 23 KOTA JAMBI TAHUN AJARAN 2016/2017 Yundi Fitrah dan Lia Khairia FKIP Universitas Jambi ABSTRACT Artikel ini memberikan hasil penelitian dari
Lebih terperinciKEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII SMP DHARMA BHAKTI 6 KOTA JAMBI TAHUN PELAJARAN 2013/2014. Oleh: RENI NOVERA MONA RRA1B109039
KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII SMP DHARMA BHAKTI 6 KOTA JAMBI TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Oleh: RENI NOVERA MONA RRA1B109039 Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai
Lebih terperinciKemampuan Menulis Naskah Drama oleh Siswa Kelas VIII SMP Negeri 12 Kabupaten Muaro Jambi
Kemampuan Menulis Naskah Drama oleh Siswa Kelas VIII SMP Negeri 12 Kabupaten Muaro Jambi Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang kemampuan menulis naskah drama berdasarkan unsur-unsur
Lebih terperinciKEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI
KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI Pada hakikatnya belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia diarahkan untuk meningkatkan
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. pembelajaran sastra berlangsung. Banyak siswa yang mengeluh apabila disuruh
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran sastra di sekolah kini tampak semakin melesu dan kurang diminati oleh siswa. Hal ini terlihat dari respon siswa yang cenderung tidak antusias saat
Lebih terperinciARTIKEL ILMIAH KEMAMPUAN MENULIS LAPORAN PERJALANAN SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 22 KOTA JAMBI TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI.
ARTIKEL ILMIAH KEMAMPUAN MENULIS LAPORAN PERJALANAN SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 22 KOTA JAMBI TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI Oleh: Fitriyani RRA1B109059 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciTHE STUDENTS ABILITY IN WRITING SCRIPT AT THE EIGHTH GRADE STUDENTS OF SMP NEGERI 36 PEKANBARU.
THE STUDENTS ABILITY IN WRITING SCRIPT AT THE EIGHTH GRADE STUDENTS OF SMP NEGERI 36 PEKANBARU. Sinar Ilfat Nursal Hakim Charlina sinarilfat@ymail.com 0853555523813 Education of Indonesian Language and
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGUASAAN DIKSI DENGAN KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 15 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015
HUBUNGAN PENGUASAAN DIKSI DENGAN KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 15 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 Oleh Azmayunira Muharramah Sabran Dr. Wisman Hadi, M.Hum. Abstrak Penelitian
Lebih terperinciFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KREATIF NASKAH DRAMA SATU BABAK DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS VIII RKBI SMP MUHAMMADIYAH 7 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan hasil imajinasi manusia yang dapat menimbulkan kesan pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan problematika yang
Lebih terperinciKEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII SMPN 1 UJUNGPANGKAH KABUPATEN GRESIK TAHUN PELAJARAN 2011/2012
KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII SMPN 1 UJUNGPANGKAH KABUPATEN GRESIK TAHUN PELAJARAN 2011/2012 MUSTOFA Universitas Negeri Malang E-Mail: Mustofagresik@gmail.com Pembimbing: (I) Dr. Heri
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Kajian yang Relevan Sebelumnya Kajian yang relevan sebelumnya dengan penelitian ini, yakni penelitian
7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian yang Relevan Sebelumnya Kajian yang relevan sebelumnya dengan penelitian ini, yakni penelitian yang dilakukan oleh Maimun Ladiku (2008) Meningkatkan kemampuan mengidentifikasi
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. berarti berbuat, to act atau to do (Morris dalam taringan, 2000:69). Drama dapat
BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoretis 2.1.1 Drama Kata drama berasal dari bahasa Greek, tegasnya dan kata kerja Dran yang berarti berbuat, to act atau to do (Morris dalam taringan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan manusia. Kemampuan berbahasa seseorang dapat menunjukkan kepribadian serta pemikirannya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari kebudayaan. Usianya sudah cukup tua. Kehadiran hampir bersamaan dengan adanya manusia. Karena ia diciptakan
Lebih terperinciRAGAM TULISAN KREATIF. Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom
RAGAM TULISAN KREATIF C Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom HAKIKAT MENULIS Menulis merupakan salah satu dari empat aspek keterampilan berbahasa. Menulis merupakan kemampuan menggunakan pola-pola bahasa
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah yang maha esa. Karena dengan
KATA PENGANTAR Assalamu alaikum wr. Wb. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah yang maha esa. Karena dengan rahmatnya kita bisa membuat makalah ini dengan tepat waktu. Semoga makalah ini bermanfaat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Karya sastra merupakan hasil cipta, rasa dan karsa manusia, selain memberikan hiburan juga sarat dengan nilai, baik nilai keindahan maupun nilai- nilai ajaran
Lebih terperinciBuku Teks Bahasa Indoneia Siswa Kelas VII SMP Negeri 11 Kota Jambi. Oleh Susi Fitria A1B1O0076
Kemampuan Siswa menentuan Tokoh, Karekter Tokoh, dan Latar Cerpen Pada Buku Teks Bahasa Indoneia Siswa Kelas VII SMP Negeri 11 Kota Jambi Oleh Susi Fitria A1B1O0076 Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh
Lebih terperinciKeterampilan Menulis Naskah Drama Berdasarkan Novel Populer Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan ARTIKEL ILMIAH
Keterampilan Menulis Naskah Drama Berdasarkan Novel Populer Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan ARTIKEL ILMIAH Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. belajar dipengaruhi oleh motivasi dari dalam dan luar siswa.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan proses yang kompleks karena menyangkut berbagai faktor baik yang berasal dari diri guru, berasal dari diri siswa maupun yang berasal dari
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. (Hasanuddin, 1996:1). Dimensi pertama, drama sebagai seni lakon, seni peran
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Drama merupakan karya yang memiliki dua dimensi karakter (Hasanuddin, 1996:1). Dimensi pertama, drama sebagai seni lakon, seni peran atau seni pertunjukan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa Indonesia merupakan Bahasa Nasional Republik Indonesia dan Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di Sekolah Dasar. Dalam kurikulum,
Lebih terperinciKEMAMPUAN MENULIS TEKS PROSEDUR SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 11 KOTA JAMBI. Nia Budianti, Herman Budiyono, Imam Suwardi FKIP Universitas Jambi ABSTRAK
KEMAMPUAN MENULIS TEKS PROSEDUR SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 11 KOTA JAMBI Nia Budianti, Herman Budiyono, Imam Suwardi FKIP Universitas Jambi ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan kemampuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan karena
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Bahasa digunakan oleh manusia untuk berkomunikasi dengan manusia lain. Bahasa mempunyai fungsi intelektual,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah salah satu bentuk karya seni yang pada dasarnya merupakan sarana menuangkan ide atau gagasan seorang pengarang. Kehidupan manusia dan pelbagai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan dan intelektual, sosial,
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan dan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua
Lebih terperinciHUBUNGAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN NASKAH DRAMA DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 13 PADANG
HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN NASKAH DRAMA DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 13 PADANG Oleh: Mira Elfiza, Andria Catri Tamsin, Zulfikarni Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan pada hasil temuan penelitian dan analisis data mengenai struktur, pandangan dunia pengarang, struktur sosial pengarang, nilai edukatif, dan
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR BERSERI TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA NEGERI 12 SIJUNJUNG ARTIKEL ILMIAH
PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR BERSERI TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA NEGERI 12 SIJUNJUNG ARTIKEL ILMIAH Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. bagaimana unsur cerita atau peristiwa dihadirkan oleh pengarang sehingga di dalam
BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Drama Sebagai Karya Fiksi Sastra sebagai salah satu cabang seni bacaan, tidak hanya cukup dianalisis dari segi kebahasaan, tetapi juga harus melalui studi khusus yang berhubungan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. memang telah banyak dilakukan oleh peneliti lain. Penelitian tersebut membahas
8 BAB II LANDASAN TEORI A. Penenitian yang Relevan Penelitian tindakan kelas tentang kemampuan menulis naskah drama memang telah banyak dilakukan oleh peneliti lain. Penelitian tersebut membahas tentang
Lebih terperinciPENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DRAMA BERDASARKAN ANEKDOT MELALUI TEKNIK LATIHAN TERBIMBING. Wiji Lestari
Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 16, No. 3, Juli 2015 ISSN 2087-3557 SMP Negeri 2 Wonokerto Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran sastra merupakan pembelajaran yang dapat memperkaya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Pembelajaran sastra merupakan pembelajaran yang dapat memperkaya pengalaman anak dan menjadikannya lebih tanggap terhadap peristiwa-peristiwa di sekelilingnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lingkungan sekolah, keterampilan menulis selalu dibelajarkan. Hal ini disebabkan oleh menulis
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keterampilan menulis merupakan salah satu dari empat aspek keterampilan berbahasa dalam kegiatan pembelajaran. Bagi peserta didik yang sedang menuntut ilmu
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) telah banyak dilakukan. Pada penelitian tindakan kelas, ada yang meneliti tentang pemanfaatan media pembelajaran, penerapan
Lebih terperinciARTIKEL ILMIAH. Kemampuan Menulis Laporan Pengamatan Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 16 Kota Jambi Tahun Pelajaran 2013/2014. Oleh: Pebrina Pakpahan
ARTIKEL ILMIAH Kemampuan Menulis Laporan Pengamatan Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 16 Kota Jambi Tahun Pelajaran 2013/2014 Oleh: Pebrina Pakpahan A1B110064 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam kurikulum 2013 terdapat pada Kompetensi Inti (KI) 4 yaitu Mencoba,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pelajaran menulis cerita fantasi di SMP/MTs Negeri kelas VII Semester 1 dalam kurikulum 2013 terdapat pada Kompetensi Inti (KI) 4 yaitu Mencoba, mengolah,
Lebih terperinciARTIKEL ILMIAH KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWAKELAS VIII B SMP NEGERI 1 TANAH SEPENGGAL KABUPATEN BUNGO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI
ARTIKEL ILMIAH KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWAKELAS VIII B SMP NEGERI 1 TANAH SEPENGGAL KABUPATEN BUNGO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI Oleh Luke Ulandari A1B110039 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Lebih terperinciPENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DENGAN TEKNIK BRAINWRITING PADA SISWA KELAS X SMK MA ARIF 4 KEBUMEN
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DENGAN TEKNIK BRAINWRITING PADA SISWA KELAS X SMK MA ARIF 4 KEBUMEN Oleh: Arif Pratomo Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan berkaitan erat dengan proses belajar mangajar. Seperti di sekolah tempat pelaksanaan pendidikan, peserta didik dan pendidik saling melaksanakan pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menulis. Menurut Tarigan (2008:21) Proses menulis sebagai suatu cara. menerjemahkannya ke dalam sandi-sandi tulis.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat yang digunakan untuk berkomunikasi. Kita dapat menyatakan pendapat, perasaan, gagasan yang ada di dalam pikiran terhadap orang lain melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada satu atau beberapa karakter utama yang sukses menikmati perannya atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Drama merupakan karya sastra yang dalam penulisan teksnya berisikan dialog-dialog dan isinya membentangkan sebuah alur. Seperti fiksi, drama berpusat pada satu
Lebih terperinci2014 PENERAPAN METODE MENULIS BERANTAI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekpresif. Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Pada prinsipnya
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Pada prinsipnya fungsi tulisan adalah sebagai alat komunikasi tidak langsung. Menulis sangat penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan istilah catur- tunggal. Keempat keterampilan tersebut yaitu : keterampilan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemampuan berbahasa mempunyai empat komponen keterampilan. Keempat keterampilan ini pada dasarnya merupakan suatu kesatuan dan dikenal dengan istilah catur-
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bagi manusia sangat begitu penting karena dapat meningkatkan kemampuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik dengan menggunakan bahan atau sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran
Lebih terperinciDINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA KISI-KISI PENULISAN SOAL UJIAN SEKOLAH TULIS TAHUN PELAJARAN 2014/2015
DINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA KISI-KISI PENULISAN SOAL UJIAN SEKOLAH TULIS TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Jenjang Pendidikan : SMP Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kurikulum : KTSP 2006 Jumlah Soal : 50 Butir
Lebih terperinciKEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS DRAMA MENJADI TEKS CERPEN OLEH SISWA KELAS XI SMK MULTI KARYA TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017
0 KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS DRAMA MENJADI TEKS CERPEN OLEH SISWA KELAS XI SMK MULTI KARYA TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017 Oleh Romauli Sinurat (romaulisinurat94@gmail.com) Atika Wasilah, S.Pd., M.Pd. Penelitian
Lebih terperinciPeningkatan Keterampilan Menulis Naskah Drama dengan Media Pembelajaran Video Stop Motion Untuk Siswa Kelas VIII A SMP N 1 Semanu
Peningkatan Keterampilan Menulis Naskah Drama dengan Media Pembelajaran Video Stop Motion Untuk Siswa Kelas VIII A SMP N 1 Semanu E-Journal Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta
Lebih terperinciJurnal Noken 2(1)
KEMAMPUAN MENGUBAH NASKAH PERCAKAPAN DRAMA KE DALAM BENTUK NARASI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI I BONTOLEMPANGAN KECAMATAN BONTOLEMPANGAN KABUPATEN GOWA Rosmida 1, Rais Dera P Rawi 2 1 Program Studi Sastra
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN
9 BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Kajian Teori 1. Kedudukan Pembelajaran Mengidentifikasi Konflik Teks Drama dengan Menggunakan Metode Numbered Head Together dalam Kurikulum 2013 Mata Pelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra lahir di tengah-tengah masyarakat sebagai hasil imajinasi pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di sekitarnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut tersebar di daerah-daerah sehingga setiap daerah memiliki kebudayaan yang berbeda-beda.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kebudayaan sangat erat. Oleh sebab itu, sebagian besar objek karya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan suatu bentuk institusi sosial dan hasil pekerjaan seni kreatif dengan menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Hubungan antara sastra, masyarakat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai objeknya dan bahasa sebagai mediumnya. Menurut Esten (2000: 9), sastra merupakan pengungkapan
Lebih terperinciPENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERITA PENDEK MELALUI METODE PENUGASAN. Cicih Wiarsih 1, Tri Yuliansyah Bintaro 2
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERITA PENDEK MELALUI METODE PENUGASAN Cicih Wiarsih 1, Tri Yuliansyah Bintaro 2 cie_sh4quille@yahoo.co.id ABSTRAK Penelitian ini berdasarkan pada permasalahan yang dialami
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat,
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Sosiologi dan Sastra Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat, sedangkan objek ilmu-ilmu kealaman adalah gejala alam. Masyarakat adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Dalam meningkatkan hal tersebut,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan
Lebih terperinciKEMAMPUAN MENULIS CERITA BERBAHASA JAWA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 1 CANDI SIDOARJO. Ayuningtiastutik 1 Roekhan 2 Heri Suwignyo 3
KEMAMPUAN MENULIS CERITA BERBAHASA JAWA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 1 CANDI SIDOARJO Ayuningtiastutik 1 Roekhan 2 Heri Suwignyo 3 Universitas Negeri Malang, Jalan Semarang 5 Malang E-mail: Ayukuning11@gmail.com
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
6 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Landasan Teori 1. Keterampilan Menulis Puisi a. Hakikat Menulis Tarigan (1994:3) memberikan pengertian bahwa menulis adalah suatu keterampilan berbahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berlangsung saat tulisan tersebut dibaca oleh orang lain.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis adalah kemampuan menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan menggunakan bahasa tulis. Seorang penulis berkomunikasi melalui tulisan mereka untuk mempengaruhi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Tugas utama seorang pendidik adalah menyelenggarakan kegiatan belajar
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tugas utama seorang pendidik adalah menyelenggarakan kegiatan belajar dan pembelajaran dengan baik. Seorang pendidik harus melaksanakan kegiatan proses belajar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. budayanya dan budaya orang lain, serta mengemukakan gagasan dan
1 BAB I PENDAHULUAN peserta didik agar dapat mengenali siapa dirinya, lingkungannya, budayanya dan budaya orang lain, serta mengemukakan gagasan dan perasaannya. Penggunaan bahan ajar yang jelas, cermat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah sebuah proses, pada proses tersebut adanya perubahan dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran adalah sebuah proses, pada proses tersebut adanya perubahan dan perkembangan yang terjadi pada peserta didik. Supaya perubahan pada peserta didik dalam
Lebih terperinciHUBUNGAN KETERAMPILAN MEMAHAMI TEKS CERITA PENDEK DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SISWA KELAS XI SMA SEMEN PADANG
HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMAHAMI TEKS CERITA PENDEK DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SISWA KELAS XI SMA SEMEN PADANG Oleh: Mira Handriyani, Harris Effendi Thahar, Andria Catri Tamsin Program
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat terlepas dari kegiatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat terlepas dari kegiatan berkomunikasi, karena untuk mencapai segala tujuanya, manusia memerlukan sebuah alat atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mudah dipahami oleh orang lain. Selain itu menulis berarti mengorganisasikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan media yang digunakan manusia dalam berkomunikasi. Melalui bahasa seseorang dapat menyampaikan pikiran dan perasaan kepada orang lain. Sebagai
Lebih terperinciKISI-KISI SOAL KOMPETENSI PROFESIONAL BIDANG STUDI BAHASA INDONESIA
KISI-KISI SOAL KOMPETENSI PROFESIONAL BIDANG STUDI BAHASA INDONESIA Kompetensi Utama Pedagogik St. Inti/SK Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya era globalisasi berdampak pada tatanan persaingan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berkembangnya era globalisasi berdampak pada tatanan persaingan kehidupan tingkat tinggi sehingga menuntut sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu bersaing.
Lebih terperinciPeningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli
Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli Mashura SMP Negeri 2 ToliToli, Kab. ToliToli, Sulteng ABSTRAK Strategi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan dalam pembelajaran berpengaruh pada tingkat pencapaian hasil belajar. Hasil belajar yang dicapai tentu harus melalui proses pembelajaran secara
Lebih terperinciKEMAMPUAN MENULIS LAPORAN PENGAMATAN SISWA KELAS VIII 1 SMP NEGERI 10 KOTA JAMBI ABSTRAK
KEMAMPUAN MENULIS LAPORAN PENGAMATAN SISWA KELAS VIII 1 SMP NEGERI 10 KOTA JAMBI Oleh : Zul Arva Lenny ABSTRAK Lenny, Zul Arva. 2013. Kemampuan Menulis Laporan Pengamatan Siswa Kelas VIII 1 SMP Negeri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra diciptakan oleh sastrawan untuk dinikmati dan dipahami serta dimanfaatkan oleh masyarakat pembaca. Karya sastra memberikan kesenangan dan pemahaman
Lebih terperinciBAHAN PELATIHAN PROSA FIKSI
BAHAN PELATIHAN PROSA FIKSI Ma mur Saadie SASTRA GENRE SASTRA nonimajinatif - esai - kritik - biografi - otobiografi - sejarah - memoar - catatan harian Puisi imajinatif Prosa Fiksi Drama GENRE SASTRA
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. sering melaksanakan tugas-tugas menyimak, disertai kondisi fisik dan mental yang prima,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Kemampuan Kemampuan menyimak manusia sangat terbatas. Manusia yang sudah terlatih baik dan sering melaksanakan tugas-tugas menyimak, disertai kondisi fisik dan mental
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. membangkitkan pesona dengan alat bahasa. Melalui karya sastra, seseorang
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra adalah ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat keyakinan dalam suatu bentuk konkret yang membangkitkan pesona
Lebih terperinciintrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh, latar, sudut pandang, dan lain-lain yang semuanya bersifat imajinatif. Novel adalah karya fiksi yang
1 PENDAHULUAN Karya sastra adalah salah satu bentuk karya seni yang pada dasarnya merupakan sarana menuangkan ide atau gagasan seorang pengarang. Kehidupan manusia dan berbagai masalah yang dihadapinya
Lebih terperinciMENU UTAMA UNSUR PROSA FIKSI PENGANTAR PROSA FIKSI MODERN
ENCEP KUSUMAH MENU UTAMA PENGANTAR PROSA FIKSI MODERN UNSUR PROSA FIKSI CERPEN NOVELET NOVEL GENRE SASTRA SASTRA nonimajinatif Puisi - esai - kritik - biografi - otobiografi - sejarah - memoar - catatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keterampilan berbahasa yang baik. Bentuk bahasa dapat dibagi dua macam, yaitu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai mahluk sosial selalu berbahasa. Bahasa senantiasa digunakan manusia dalam komunikasi. Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan seseorang
Lebih terperinciKISI-KISI PENULISAN SOAL UJIAN SEKOLAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013
KISI-KISI PENULISAN SOAL UJIAN SEKOLAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Penulis: Listiya Susilawati SMP Negeri 161 Jakarta Jenis Sekolah : SMP Bentuk Soal : Pilihan Ganda + Uraian Mata Pelajaran : BAHASA INDONESIA
Lebih terperinciMENULIS FIKSI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN EFEKTIF UNTUK SISWA SEKOLAH DASAR KELAS TINGGI. Nurmina 1*) ABSTRAK
MENULIS FIKSI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN EFEKTIF UNTUK SISWA SEKOLAH DASAR KELAS TINGGI Nurmina 1*) 1 Dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Almuslim, Bireuen *) Email: minabahasa1885@gmail.com
Lebih terperinciKEMAHIRAN MENULIS KARANGAN NARASI BERDASARKAN LIRIK LAGU SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2 BINTAN TAHUN PELAJARAN 2012/ 2013.
KEMAHIRAN MENULIS KARANGAN NARASI BERDASARKAN LIRIK LAGU SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2 BINTAN TAHUN PELAJARAN 2012/ 2013. ARTIKEL E-JOURNAL Oleh Ispurwaningrum Nim 080320717088 JURUSAN PENDIDIKAN
Lebih terperinciKEMAMPUAN MEMPROSAKAN PUISI KEPADA ADIK-ADIKKU KARYA ARIFIN C. NOOR SISWA SMA. Oleh
KEMAMPUAN MEMPROSAKAN PUISI KEPADA ADIK-ADIKKU KARYA ARIFIN C. NOOR SISWA SMA Oleh Icha Meyrinda Ni Nyoman Wetty S. Mulyanto Widodo Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan e-mail : ichameyrinda@yahoo.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karena adanya interaksi antara guru dan siswa. Interaksi yang dilakukan mengharapkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan kegiatan yang bernilai edukatif, hal ini terjadi karena adanya interaksi antara guru dan siswa. Interaksi yang dilakukan mengharapkan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. yang representatif dalam suatu alur atau suatu keadaan yang agak kacau atau kusut.
BAB II LANDASAN TEORI A. Konsep. 1. Pengertian Novel. Novel atau sering disebut sebagai roman adalah suatu cerita prosa yang fiktif dalam panjang yang tertentu, yang melukiskan para tokoh, gerak serta
Lebih terperinciOleh: Rini Subekti Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo
PENERAPAN TEKNIK MENIRU MENGOLAH MENGEMBANGKAN (3M) DALAM PENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII SMP MA ARIF KALIBAWANG WONOSOBO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Oleh: Rini Subekti Program
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra tidak lahir dalam kekosongan budaya (Teew, 1991:
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra tidak lahir dalam kekosongan budaya (Teew, 1991: 11) seperti halnya budaya, sejarah dan kebudayaan sastra yang merupakan bagian dari ilmu humaniora.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran berbahasa mempunyai peranan yang sangat penting, khususnya
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengajaran berbahasa mempunyai peranan yang sangat penting, khususnya dalam dunia pendidikan. Bahasa merupakan alat komunikasi yang dibutuhkan manusia. Salah
Lebih terperinciHUBUNGAN KETERAMPILAN MEMBACA APRESIATIF DENGAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA PEMBANGUNAN LABOLATORIUM UNP
HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMBACA APRESIATIF DENGAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA PEMBANGUNAN LABOLATORIUM UNP Oleh: Ella 1, Harris Effendi Thahar 2, Afnita 3 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia di sekolah memegang peranan penting dalam mengupayakan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari karena bahasa merupakan alat komunikasi antar manusia. Secara luas dapat diartikan bahwa komunikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yaitu keterampilan menyimak, membaca, berbicara, dan menulis.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil berbahasa dan mampu berkomunikasi dengan baik secara lisan ataupun tulisan. Kemampuan siswa berkomunikasi
Lebih terperinciPENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA DENGAN MEDIA CERPEN PADA SISWA KELAS XI SMA N 3 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA DENGAN MEDIA CERPEN PADA SISWA KELAS XI SMA N 3 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Oleh: Eka Susilowati Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Yulianti, 2015
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan adalah suatu usaha yang sadar dan sistematis dalam mengembangkan potensi peserta didik. Pendidikan juga suatu usaha masyarakat dan bangsa dalam
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Nellasari Mokodenseho dan Dian Rahmasari. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Relevan Sebelumnya Dari beberapa penelusuran, tidak diperoleh kajian yang relevan sebelumnya dengan penelitian ini. Adapun penelitian yang hampir sama adalah penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbicara, membaca dan menulis. Menulis merupakan kegiatan yang produktif
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan berbahasa terdiri atas empat aspek, yaitu menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Menulis merupakan kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah dulce at utile. Menyenangkan dapat dikaitkan dengan aspek hiburan yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra mempunyai dua fungsi utama yaitu menyenangkan dan bermanfaat, atau lebih dikenal dengan istilah dulce at utile. Menyenangkan dapat dikaitkan dengan aspek
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan. kesatuan dari aspek bahasa itu sendiri (Tarigan, 2008: 1).
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Empat keterampilan berbahasa yang harus dimiliki siswa dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menulis adalah salah satu kegiatan yang harus dilakukan siswa dalam proses
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menulis adalah salah satu kegiatan yang harus dilakukan siswa dalam proses pembelajaran, terutama pada mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Menurut Tarigan
Lebih terperinci