TEORI DILASI DALAM RUANG HILBERT DAN RUANG BANACH

dokumen-dokumen yang mirip
PRODUK SILANG ATAS SEMIGRUP ENDOMORFISMA

Kaitan Antara Homomorfisma Pada Graf dan Homomorfisma Pada Aljabar Graf

RENCANA KEGIATAN PERKULIAHAN Kode Mata Kuliah : MAA 526 Nama Mata Kuliah : Analisis Fungsional

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BIMODUL-C* HILBERT. Oleh: Raden Muhammad Hadi. Departemen Pendidikan Matematika, Universitas Pendidikan Indonesia

ALJABAR-C* KOMUTATIF Commutative C*-algebra

PRODUK SILANG TEREDUKSI DARI ALJABAR- OLEH SEMIGRUP PADA AUTOMORFISMA

BAB III OPERATOR LINEAR TERBATAS PADA RUANG HILBERT. Operator merupakan salah satu materi yang akan dibahas dalam fungsi

RUANG LIPSCHITZ. Departemen Pendidikan Matematika FPMIPA UPI. *Surel: : (, ) Ϝ

DASAR-DASAR TEORI RUANG HILBERT

Ruang Linear Metrik: Sifat Sifat Dasar Dan Struktur Ruang Dalam Ruang Linear Metrik

1 PENDAHULUAN. 1.1 Pokok Pokok Teori Aljabar-C

yang Dibangun oleh Ukuran Bernilai Proyeksi

KEKONVERGENAN LEMAH PADA RUANG HILBERT

Analisis Fungsional. Oleh: Dr. Rizky Rosjanuardi, M.Si Jurusan Pendidikan Matematika UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BAB 3 PRODUK SILANG DAN PENDAHULUAN ALJABAR TOEPLITZ

APERIODICITY PADA GRAF-

II. LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori-teori yang berhubungan dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Karakteristik Operator Positif Pada Ruang Hilbert

DASAR-DASAR TEORI PELUANG

SYARAT PERLU DAN SYARAT CUKUP AGAR REPRESENTASI QUIVER BERTIPE HINGGA

Beberapa Sifat Operator Self Adjoint dalam Ruang Hilbert

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

GRUP ALJABAR DAN -MODUL REGULAR SKRIPSI SARJANA MATEMATIKA OLEH: FITRIA EKA PUSPITA

OPERATOR SELF ADJOINT PADA RUANG HILBERT

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

EKSISTENSI SELEKTOR TERUKUR PADA FUNGSI BERNILAI HIMPUNAN DI DALAM RUANG BANACH TAK SEPARABEL

BAB 2 RUANG HILBERT. 2.1 Definisi Ruang Hilbert

KARAKTERISTIK G-HOMOMORFISMA SKRIPSI SARJANA MATEMATIKA OLEH MEGA PARAMITASARI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Kriteria Struktur Aljabar Modul Noetherian dan Gelanggang Noetherian

Keterkaitan Grup Spesial Uniter dengan Grup Spesial Ortogonal

BAB III REPRESENTASI GELFAND-NAIMARK-SEGAL

BAB I PENDAHULUAN. Misalkan diberikan suatu ruang vektor atas lapangan R atau C. Jika

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

Pembelajaran Klasifikasi Geometris dari Transformasi Mӧbius Suatu Sarana Penyampaian Konsep Grup

IDEAL PRIMA DAN IDEAL MAKSIMAL PADA GELANGGANG POLINOMIAL

GRUP MONOTETIK TOPOLOGI DISKRIT BERHINGGA PADA DUALITAS PONTRYAGIN

BEBERAPA TEOREMA TITIK TETAP UNTUK PEMETAAN NONSELF. Kata kunci : pemetaan nonexpansive, pemetaan condensing, pemetaan kompak.

BAB 3 PRODUK SILANG PADA ALJABAR-C*

KETERKAITAN ANTARA LATIS BOOLEAN, RING BOOLEAN DAN ALJABAR BOOLEAN

KONSTRUKSI, SIFAT DAN DIMENSI HIMPUNAN CANTOR MIDDLE THIRD. Jl. Prof. H. Soedarto, S. H, Tembalang, Semarang Jurusan Matematika FMIPA UNDIP

1. PENDAHULUAN 2. METODE PENELITIAN 3. HASIL DAN PEMBAHASAN. Abstrak

PENGANTAR ANALISIS FUNGSIONAL

DESKRIPSI MATA KULIAH MT413 ALJABAR LINEAR LANJUT. Prasyarat : Mahasiswa telah mengikuti mata kuliah Aljabar Linear

Produk Cartesius Semipgrup Smarandache

Himpunan Ω-Stabil Sebagai Daerah Faktorisasi Tunggal

KAJIAN OPERATOR ACCRETIVE DAN SIFAT KETERBATASAN PADA RUANG HILBERT

UNNES Journal of Mathematics

PROSIDING ISBN : Dzikrullah Akbar 1), Sri Wahyuni 2)

IDEAL PRIMA FUZZY DI SEMIGRUP

ORDER UNSUR DARI GRUP S 4

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III FUNGSI UJI DAN DISTRIBUSI

Pengaruh Waktu Tunda Yang Kecil Terhadap Stabilitas Eksponensial Seragam Suatu Sistem Persamaan Diferensial

FOURIER Oktober 2014, Vol. 3, No. 2, KONSEP FUNGSI SEMIKONTINU. Malahayati 1

Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

SIFAT-SIFAT TOPOLOGI RUANG LINEAR. Nila Kurniasih Program Studi Pendidikan Matematika Jalan KHA Dahlan 3 Purworejo. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

KEKONVERGENAN BARISAN DI RUANG HILBERT PADA PEMETAAN TIPE-NONSPREADING DAN NONEXPANSIVE

PROYEKSI ORTHOGONAL PADA RUANG HILBERT. ROSMAN SIREGAR Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Jurusan Matematika Universitas Sumatera Utara

PEMETAAN KONTRAKTIF LEMAH MULTIVALUED DI RUANG METRIK PARSIAL

MATERI ALJABAR LINEAR LANJUT RUANG VEKTOR

SIFAT-SIFAT HIMPUNAN PROXIMINAL

Sifat Barisan Subhimpunan Tutup di Ruang Metrik yang Completion-nya adalah Ruang Atsuji

SIFAT GELANGGANG NOETHERIAN DAN GELANGGANG PERLUASANNYA. ABSTRAK Suatu gelanggang R disebut gelanggang Noetherian jika memenuhi sifat :

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Grup USp(2n,C) 1. Definisi dan Parameterisasi Grup USp ( 2, C )

PEMBELAJARAN SISTEM TRANSFORMASI MӦBIUS (M, ) SEBAGAI SARANA MENYAMPAIKAN KONSEP GRUP. Guntur Maulana Muhammad * Dan Iden Rainal Ihsan **

K-ALJABAR. Iswati dan Suryoto Jurusan Matematika FMIPA UNDIP Jl. Prof. H. Soedarto, S.H, Semarang 50275

BAB I PENDAHULUAN. Analisis fungsional merupakan salah satu cabang dari kelompok analisis

BAB II TEORI DASAR. S, torus, topologi adalah suatu himpunan yang mempunyai topologi, yaitu koleksi dari

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

ITERASI TIGA LANGKAH PADA PEMETAAN ASIMTOTIK NON- EKSPANSIF

TEORI GRUP SUMANANG MUHTAR GOZALI KBK ALJABAR & ANALISIS

Volume 9 Nomor 2 Desember 2015

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Jln. Perintis Kemerdekaan, Makassar, Indonesia, Kode Pos Perintis Kemerdekaan Street, Makassar, Indonesia, Post Code 90245

Analisis Real. Johan Matheus Tuwankotta 1. December 3,

HOMOLOGI DARI HIMPUNAN KUBIK YANG DIREDUKSI (ELEMENTARY COLLAPSE)

Pembelajaran Klasifikasi Geometris dari Transformasi Möbius

UNIVERSITAS INDONESIA SKRIPSI DANIEL SALIM FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI MATEMATIKA DEPOK 2012

Tinjauan Terhadap Grup Cogenerated secara Hingga

TINJAUAN PUSTAKA. Ruang metrik merupakan ruang abstrak, yaitu ruang yang dibangun oleh

NEUTROSOFIK MODUL DAN SIFAT-SIFATNYA. Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang 50275

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN ANTARA MAYORISASI NILAI EIGEN EUCLIDEAN DISTANCE MATRIX (EDM) DENGAN MATRIKS SEMIDEFINIT POSITIF YANG BERSESUAIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Integral Lebesgue merupakan suatu perluasan dari integral Riemann.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengkajian pertama, diulas tentang definisi grup yang merupakan bentuk dasar

PEMBELAJARAN SISTEM TRANSFORMASI MӦBIUS (M, ) SEBAGAI SARANA MENYAMPAIKAN KONSEP GRUP.

BIODATA KETUA PENELITI

BAB I PENDAHULUAN. umum ruang metrik dan memperluas pengertian klasik dari ruang Euclidean R n, sehingga

GRUP HOMOLOGI DARI RUANG TOPOLOGI. Denik Agustito 1, Sriwahyuni 2

OPERASI MODIFIKASI ARITMATIKA INTERVAL TERHADAP INVERS MATRIKS INTERVAL

Sifat-sifat Ruang Banach

KORESPONDENSI KARAKTER TERRESTRIKSI DAN TERINDUKSI BESERTA TABEL KARAKTER DARI REPRESENTASI GRUP HINGGA

BAB II TEORI KODING DAN TEORI INVARIAN

IDEAL PRIMA DAN IDEAL MAKSIMAL PADA GELANGGANG POLINOMIAL PRIME IDEAL AND MAXIMAL IDEAL IN A POLYNOMIAL RING

Transkripsi:

TEORI DILASI DALAM RUANG HILBERT DAN RUANG BANACH Annisanti Surachman, Rizky Rosjanuardi 1, Isnie Yusnitha 2 Departemen Pendidikan Matematika FPMIPA UPI *Surel: annisanti.surachman@student.upi.edu ABSTRAK. Pada artikel ini dibahas teori dilasi dengan ruang Hilbert sebagai ruang pokok dan kaitan antara beberapa teori dilasi yang terdiri dari pemetaan positif lengkap, kontraksi dan ukuran bernilai operator. Selain itu dibahas juga teori dilasi dengan ruang Hilbert sebagai ruang pokok. Kata Kunci: ukuran bernilai operator, pemetaan positif, Teorema Dilasi Naimark, ruang dilasi Hilbert dan ruang dilasi Banach. ABSTRACT. This paper tells about dilation theory with a Hilbert space as an underlying space and associations between some of dilation theory consist of completely positive maps, contraction and operator-valued measure. In addition also tells about dilation theory with a Banach space as an underlying space. Key words: operator-valued measure, positive maps, Naimark s Dilation Theorem, Hilbert dilation space, Banach dilation space. 1. PENDAHULUAN Secara umum dilasi didefinisikan sebagai pembesaran atau penyusutan skala pada semua arah dalam suatu objek. Dilasi untuk pemetaan positif lengkap Φ: B(H) adalah pasangan (, ) yang merupakan representasi dari sedemikian sehingga Φ( ) = ( ) H untuk setiap. Teori dilasi pada aljabar operator dimulai dengan 2 artikel dari Naimark yang ditulis dan dipublikasikan pada perang dunia ke-2. Teorema Naimark memaparkan dilasi pada ukuran : B(H) yang countably additive [1]. Kemudian pada tahun 1955 Stinespring merumuskan ulang teorema Naimark untuk ukuran bernilai operator dengan mengganti -aljabar dengan aljabar- * dan mengganti ukuran dengan fungsi linear Φ pada [6]. Stinespring 1 Pembimbing 1 2 Pembimbing 2 1 E u r e k a M a t i k a, V o l. 4, N o. 1, 2 0 1 6

menggunakan pendekatan aljabar- dalam teori dilasi dan menggunakannya untuk membuktikan teorema dilasi Naimark. Stinespring juga membuktikan bahwa jika komutatif, maka setiap pemetaan linear pada adalah pemetaan positif lengkap [2]. Teorema Dilasi Stinespring memungkikan untuk mengatakan bahwa setiap pemetaan positif lengkap memiliki dilasi [5]. Pada tahun 1950, Halmos menunjukan bahwa setiap kontraksi B(H) memiliki dilasi uniter u yang beraksi pada ruang Hilbert H sedemikian sehingga = H H [1] yang kemudian pada 1953 Sz-Nagy memperluasnya dengan menunjukan bahwa setiap kontraksi memiliki dilasi uniter berpangkat. Teorema Sz-Nagy ini menunjukan bahwa setiap operator kontrakasi pada ruang Hilbert H merupakan kompresi dari operator uniter pada ruang Hilbert H [5]. Pada tahun 2010, Deguang Han, dkk., menulisakan atikel yang memuat teori dilasi [4]. Di dalamnya mereka mendefinisikan ruang dilasi Hilbert yang didasarkan pada Teorema Dilasi Naimark untuk ukuran bernila operator yang kemudian di perumum menjadi ruang dilasi Banach. Pada umumnya beberapa teori dilasi terfokus pada karakterisasi berbagai kelas dari pemetaan-pemetaan ke B(H) sebagai kompresi ke H dari pemetaan di B( ), di mana merupakan ruang Hilbert yang memuat H [5]. Teori dilasi ini merupakan teori dilasi dengan ruang Hilbert sebagai ruang pokok. Berdasarkan Teorema Dilasi Naimark, setiap ukuran bernilai operator positif dapat didilasi ke sebuah ukuran bernilai operator yang self-adjoint dan spektral di ruang Hilbert yang lebih besar [4]. Han, dkk [4] membuktikan bahwa hal ini juga berlaku untuk setiap ukuran bernilai operator dalam ruang Banach dengan memaparkan hasil yang serupa dengan Teorema Dilasi Naimark untuk ukuran bernilai operator dengan ruang Banach sebagai ruang pokok dengan menunjukan bahwa terdapat ruang Banach, ukuran bernilai B(X) pada (Ω, Σ) dan pemetaan linear terbatas dan sedemikian sehingga ( ) = ( ) dipenuhi untuk setiap Σ. 2. METODOLOGI Penelitian ini bersifat kualitatif dengan fokus kajiannya adalah teori dilasi dalam ruang Banach dan ruang Hilbert. Dalam penelitian ini buku dan jurnal yang dijadikan referensi utama adalah sebagai berikut. 1. Sebuah jurnal dengan judul Operator-Valued Measure, Dilations, and the Theory of Frames yang ditulis oleh Deguang Han, Bei Liu, Rui Liu dan David R. Larson pada 2010. 2. Buku dengan judul A course in Operator Theory karya John B. Conway. 2 E u r e k a M a t i k a, V o l. 4, N o. 1, 2 0 1 6

3. Buku dengan judul Completely Bounded Maps and Operator Algebras karya Vern Paulsen. Penelitian dilakukan di Jurusan Pendidikan Matematika Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dan dilaksanakan selama 3 semester. Penelitian dimulai dengan melakukan studi literatur pada sebuah jurnal dan hingga dipilih konsep dilasi untuk penulisan skripsi ini. Adapun langkah langkah yang dilakukan dalam penelitian dan penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut. 1. Pengkajian teori dasar aljabar operator pada smester 6 yang meliputi ruang Banach, ruang Hilbert, proyeksi orthogonal, operator linear, serta aljabar- *. 2. Pengkajian toeri dilasi dengan melakukan studi literatur pada jurnal yang telah dijadikan referensi utama. Kemudian membuat daftar konsep-konsep yang diperlukan untuk mempelajari teori dilasi. Hal ini mulai dilakukan pada semester 6 pada mata kuliah kapita selekta. 3. Mencari sumber dan referensi terkait dengan konsep dan teori pada kajian pustaka dan pembahasan yang sesuai dengan tujuan pembahasan penelitian yang akan dilaksanakan. 4. Pengkajian beberapa teorema terkait teori dilasi serta pembuktiannya, ukuran bernilai operator dan pemetaan positif dan pemetaan positif lengkap dalam aljabar-c*. Hal ini dilakukan pada semester 7 dan 8. 5. Melakukan pengkajian ulang terhadap konsep-konsep yang menjadi landasan teoritis dan teori dilasi sebagai bahasan utama serta melakukan revisi mengenai keterkaitan kajian pustaka dengan pembahasan, serta kerelevanan rumusan masalah dan tujuan pada bab pendahuluan dengan pembahasan dan kesimpulan. Hal ini penulis lakukan pada semester 8 dengan melakukan diskusi dan bimbingan dengan pembimbing skripsi hingga diperoleh hasil penelitian yang optimal. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Pemetaan Positif Lengkap dan Ukuran Bernilai Operator Misalkan adalah subhimpunan dari aljabar- B dan Φ: B adalah sebuah pemetaan. Φ dikatakan positif jika Φ memetakan elemen-elemen positif di ke elemen-elemen positif di B. Selanjutnya, definisikan pemetaan Φ : ( ) (B) oleh [, ] Φ([, ]) = [Φ(, )]. Φ dikatakan positif 3 E u r e k a M a t i k a, V o l. 4, N o. 1, 2 0 1 6

lengkap jika untuk setiap Φ juga merupakan pemetaan positif. Pemetaan positif lengkap Φ dikatakan terbatas jika Φ berhingga dan Φ = Φ, di mana menotasikan norm pada ruang pemetaan lengkap terbatas. Teorema 2.1 [5] Misalkan B adalah aljabar- dan Φ: ( ) B adalah pemetaan positif. Maka Φ adalah pemetaan posisif lengkap. Selanjutnya, misalkan : B(H) adalah pemetaan pada adalah ruang kompak Hausdorff Ω. disebut ukuran bernilai operator jika memenuhi sifat weakly countably additive; yaitu jika { } adalah koleksi terhitung dari himpunan Borel yang disjoint di mana gabungan { } adalah, maka ( ), = ( ),,, H. Ukuran dikatakan terbatas jika sup{ ( ) ; }< dan dikatakan regular jika untuk setiap, H, ukuran kompleks yang diberikan oleh, ( ) = ( ), juga ukuran regular. Jika adalah sebuah ukuran bernilai-b(h) yang regular terbatas, maka akan diperoleh pemetaan linear terbatas ( ) ( ) di mana ( ), =, (*) Sebaliknya, diberikan sebuah pemetaan linear terbatas : C(Ω) B(H), jika terdefinisi ukuran borel regular, untuk setiap, H, di bawah persamaan (*), maka untuk setiap himpunan Borel, terdapat operator linear ( ) yang unik yang didefinisikan oleh persamaan, ( ) = ( ), dan pemetaan ( ) yang mendefinisikan ukuran bernilai (H) yang terbatas. Dengan demikian, dapat dilihat korespondensi satu satu antara pemetaan linear terbatas dan ukuran bernilai B(H) yang regular terbatas, sehingga ukuran dikatakan : 1. Spektral jika (B 1 B 2) = (B 1) (B 2) 2. Positif jika (B) 0 3. Self-adjoint jika (B)* = (B) untuk semua himpunan Borel B, B 1, B 2. 2. Teori Dilasi dalam Ruang Hilbert Jika Φ: B(H) adalah pemetaan positif, (, ) adalah representasi dari dengan H, adalah proyeksi dari ke H dan Φ( ) = ( ) H untuk setiap, maka (, ) disebut dilasi dari Φ. Teorema 2.1 [5] Misalkan adalah ukuran bernilai- B(H) yang regular positif pada Ω. Maka terdapat ruang Hilbert, operator linear terbatas : H dan ukuran bernilai- B( ) yang self-adjoint, regular dan spektral sedemikian sehingga ( ) = ( ) untuk. 4 E u r e k a M a t i k a, V o l. 4, N o. 1, 2 0 1 6

Teorema 2.2 [3] Jika adalah kontraksi pada ruang Hilbert H, terdapat ruang Hilbert yang memuat H dan operator uniter pada sedemikian sehingga untuk semua Z, = H di mana adalah proyeksi dari ke H. Teorema 2.3 [5] Jika adalah aljabar- * unital dan Φ: B(H) pemetaan positif lengkap maka terdapat ruang Hilbert, homomorfisma-* unital B( ) dan operator terbatas H dengan Φ(1) = sedemikian sehingga Φ( ) = ( ), untuk. Teorema 2.4 [5] Misalkan adalah grup topologi. Jika B(H) adalah pemetaan definit positif lengkap yang weakly continuous, maka akan terdapat ruang Hilbert, operator terbatas : H dan representasi uniter B( ) yang *-strongly continuous sedemikian sehingga, ( ) = ( ), untuk setiap. Akibatnya, secara otomatis menjadi *-strongly continuous. Berdasarkan Teorema 2.1, didefinisikan ruang dilasi Hilbert untuk ukuran bernilai operator. Misalkan ( Ω,,, B(H) ) adalah sistem ukuran bernilai operator. dikatakan memiliki ruang dilasi Hilbert jika terdapat ruang Hilbert, dua buah operator linear terbatas : H dan : H dan ukuran bernilai idempoten : B( ) sedemikian sehingga ( ) = ( ) untuk setiap. 3. Ruang Dilasi Banach Ruang dilasi Banach untuk ukuran bernilai operator adalah salah satu teori dilasi dengan ruang Banach sebagai ruang pokok yang definisinya merupakan perumuman dari ruang dilasi Hilbert yang didasarkan pada teorema dilasi Naimark untuk ukuran bernilai operator. Untuk dapat menggeneralisasi ruang dilasi Hilbert menjadi ruang dilasi Banach, definisikan ukuran bernilai operator di ruang Banach. Misalkan dan adalah ruang Banach, dan diberikan ruang terukur (Ω, Σ). Ukuran bernilai-b(, ) di Ω adalah pemetaan Σ B(, ) yang countably additive di weak operator topology; yaitu jika terdapat { } koleksi terhitung dari anggota-anggota Σ yang disjoint di mana gabungan { } adalah, maka y*(e( )x) = ( ( ) ), dan. Gunakan simbol (Ω, Σ, ) untuk menotasikan ruang ukuran bernilai operator atau (Ω, Σ,, B(, )) untuk menotasikan sistem ukuran bernilai-operator. Selanjutnya sistem ruang ukuran bernilai operator ( Ω, Σ,, B(, )) dikatakan memiliki ruang dilasi Banach jika terdapat operator linear terbatas dan dan ruang ukuran bernilai proyeksi (,,, ( )) sedemikian sehingga untuk setiap Σ, ( ) = ( ). 5 E u r e k a M a t i k a, V o l. 4, N o. 1, 2 0 1 6

4. KESIMPULAN Misalkan Ω adalah ruang kompak Hausdorff dan adalah -aljabar dari semua subhimpunan Borel di Ω. Ukuran bernilai B(H) pada Ω adalah pemetaan : B(H) yang weakly countably additive; yaitu jika { } adalah koleksi terhitung dari himpunan Borel yang disjoint dengan gabungan, maka : E( ), = E( ),,, H. Jika Φ: B(H) adalah pemetaan positif, (, ) adalah representasi dari dengan H, adalah proyeksi dari ke H dan Φ( ) = ( ) H untuk setiap, maka (, ) disebut dilasi dari Φ. Misalkan (, ) adalah dilasi pada pemetaan positif lengkap Φ: B(H). Misalkan pula = [ ( )H] adalah subruang tereduksi yang memuat H. Jika B( ) didefinisikan sebagai subrepresentasi ( ) = ( ), maka (, ) juga merupakan dilasi dari Φ. (, ) merupakan dilasi minimal dengan syarat = (dan karenanya = ). Teorema dilasi Stinespring pemetaan positif dalam ruang Hilbert H dapat didilasi ke homomorfisma-* dalam ruang Hilbert di mana H merupakan subruang Hilbert dari. Sebagai akibat dari teorema dilasi Stinespring, teorema dilasi Naimark mendilasi sebuah ukuran bernilai operator dalam ruang Hilbert yang regular positif ke ukuran bernilai operator yang regular, self-adjoint, dan spektral. Sedangkan Teorema dilasi Sz-Nagy membahas kontraksi pada ruang Hilbert yang didilasi ke sebuah operator uniter pada ruang Hilbert yaang lebih besar, teorema ini disebut pula sebagai dilasi uniter pada kontraksi. Misalkan ( Ω, Σ,, B(H) ) adalah sistem ukuran bernilai operator. dikatakan memiliki ruang dilasi Hilbert jika terdapat ruang Hilbert, dua buah operator linear terbatas : H dan : H dan ukuran bernilai idempoten : Σ B( ) sedemikian sehingga ( ) = ( ) untuk setiap. Misalkan (, ) ruang terukur, dan adalah ruang Banach, dan B(, ) ukuran bernilai operator. Ruang Banach dikatakan ruang dilasi pada ukuran bernilai operator (,, ) jika terdapat operator linear dan dan ruang ukuran bernilai proyeksi (,,, ( )) sedemikian sehingga untuk setiap Σ ( ) = ( ). 6 E u r e k a M a t i k a, V o l. 4, N o. 1, 2 0 1 6

5. DAFTAR PUSTAKA [1] Arveson, W. (2009). Dilation Theory Yesterday and Today, A glimpse at Hilbert Space Operator, 99-123. [2] Bunce, J.W. (1987). Review Completely Bounded Maps and Dilations by Vern I Paulsen. New York: American Mathematical Society. [3] Conway, J. B. (2000). A course in Opeator Theory. Rhode Island: American Matheatical Society. [4] Han, D., Larson, D. R., Liu, B., & Lui, R. (2010). Operator-Valued Measure, Dilation, and The Theory of Frames. [5] Paulsen, V. (2002). Completely Bounded Maps and Operator Algebras. Cambridge: Cambridge University Press. [6] Stinespring, W. F. (1954). Positive Function on C*-Algebra, 211-216. 7 E u r e k a M a t i k a, V o l. 4, N o. 1, 2 0 1 6