BAB II KAJIAN PUSTAKA. siswa. Kemampuan seseorang untuk memahami dan menyerap pelajaran sudah

dokumen-dokumen yang mirip
PERBEDAAN MODALITAS VISUAL, AUDITORIAL DAN KINESTETIK SISWA KELAS X SMK JURUSAN TEKNIK PERMESINAN DAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN

BY: METTY VERASARI MENGENAL TIPE BELAJAR ANAK (AUDITORY, VISUAL, & KINESTETIK)

MODALITAS BELAJAR. Nama : Faridatul Fitria NIM : Prodi/SMT : PGMI A1/ V. : Ringkasan :

BAB II LANDASAN TEORI. Slameto (2010:2), bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

Cara setiap siswa untuk berkonsentrasi, memproses dan menyimpan informasi yang baru dan sulit

BAB I PENDAHULUAN. dalam belajar maka perlu dilakukan suatu evaluasi, dengan tujuan untuk

PENGARUH GAYA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

II. TINJAUAN PUSTAKA. Nasution (2008: 93) mengemukakan bahwa gaya belajar atau learning style

Available online at Jurnal KOPASTA. Jurnal KOPASTA, 2 (2), (2015) 13-17

Belajar yang Efektif dan Kreatif

PEDOMAN OBSERVASI GAYA BELAJAR. Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Instrumen dan Media Bimbingan Konseling

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Kemampuan Representasi Matematis. a) Pengertian Kemampuan Representasi Matematis

BAB II KAJIAN TEORITIK

DAFTAR ISI...i TUJUAN PROGRAM KEAHLIAN...1 STANDAR KOMPETENSI KEAHLIAN...2

BAB II KAJIAN TEORITIK. a. Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita

DESKRIPSI PROGRAM PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

IDENTIFIKASI GAYA BELAJAR (VISUAL, AUDITORIAL, KINESTETIK) MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS BUNG HATTA

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. (TU) FKIP. Pada Tanggal 27 Maret 2014, penulis membuat surat ijin penelitian di

MENGENAL GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK. Oleh Mansur HR Widyaiswara LPMP Provinsi Sulawesi Selatan

DAFTAR ISI...i TUJUAN PROGRAM KEAHLIAN...1 STANDAR KOMPETENSI KEAHLIAN...2 PROFIL KOMPETENSI LULUSAN Kompetensi Umum...6

STUDI GAYA BELAJAR MAHASISWA ANGKATAN 2014 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA UM MATARAM PADA MATA KULIAH ELEKTRONIKA DASAR I TAHUN AKADEMIK 2015/2016

TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia

individu dengan lingkungannya (Sugihartono, 2007: 74).

Universitas Negeri Malang

DESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP DAN GAYA BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP

Strategi Dan Ciri Pengajaran Dalam Menghadapi Perbedaan Modalitas Belajar Dan Peran Utama Guru Dalam Inovasi Pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN

Kelas 4 SDN 1 Selodoko. LAMPIRAN 1 Daftar Siswa SDN 1 Selodoko Kelas 3 SDN 1 Selodoko

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah SUMIARTI, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat

KUESIONER PENELITIAN. Gambaran Gaya Belajar Dan Indeks Prestasi Mahasiswa Akademi Keperawatan Sri Bunga Tanjung Dumai

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia,

PENGARUH GAYA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP YAPIS MANOKWARI

BAB II KAJIAN TEORITIK

BAB II GAYA BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR

KARAKTERISTIK DAN PERILAKU AWAL SISWA. Langkah-langkah sistematis pembelajaran secara keseluruhan terdiri dari:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

ABSENSI SISWA DAFTAR ABSEN XI IPS-4 DAFTAR ABSEN KELAS XI IPS-3

BAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis. menciptakan sesuatu yang baru, sebagai kemampuan untuk memberikan

BAB III METODE PENELITIAN

PEMETAAN TINGKAT BERPIKIR KREATIF MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA DALAM PEMECAHAN MASALAH SOAL ANALISIS REAL 2 DITINJAU DARI GAYA BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pembangunan di Indonesia antara lain diarahkan untuk

LAMPIRAN A. Angket Penelitian

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. seseorang sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan dalam memenuhi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang lebih baik. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pengajaran yang banyak menggunakan verbalisme atau ceramah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara etimologi disiplin berasal dari bahasa Latin disibel yang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORITIK

PERBEDAAN TINGKAT PRESTASI BELAJAR DITINJAU DARI KECENDERUNGAN GAYA BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR

PROFIL PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA SMP PADA MATERI PECAHAN DITINJAU DARI GAYA BELAJAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diasumsikan mengacu pada kepribadian-kepribadian, kepercayaankepercayaan,

ARTIKEL ILMIAH ANALISIS HUBUNGAN GAYA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PADA KEGIATAN PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. Di era informasi instan dewasa ini, setiap masyarakat membutuhkan informasi,

KISI UJI KOMPETENSI 2013 MATA PELAJARAN TEKNIK OTOMOTIF

BAB I PENDAHULUAN. belajar yang belum sesuai dengan yang diharapkan. Melalui pendidikan,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

STUDI KETERLAKSANAAN PRAKERIN TERHADAP KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN SISWA SMK

Jurnal Akademis dan Gagasan matematika Edisi Ke Dua Tahun 2015 Halaman 45 hingga 53

BAB II LANDASAN TEORI

MATA PELAJARAN : TEKNIK SEPEDA MOTOR (OTO-TSM) JENJANG PENDIDIKAN : SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)

PENYUSUNAN SKALA PSIKOLOGIS GAYA BELAJAR SISWA. Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Instrumen dan Media Bimbingan Konseling

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru memegang peranan yang sangat penting dalam proses belajar mengajar.

MODUL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH ( PROBLEM-BASED INSTRUCTION) DILIHAT DARI GAYA BELAJAR DAN KECERDASAN EMOSIONAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen yaitu : keterampilan

FORUM DIKLAT Vol 13 No. 03 MENGENAL GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK AGAR PEMBELAJARAN MENJADI DINAMIS DAN DEMOKRATIS. Oleh : M. Hasan Syukur, ST *)

HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR AUDITORI DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI I BANCAK TAHUN AJARAN 2013/2014 JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. potensi siswa dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar

BAB I PENDAHULUAN. individu (Mudyahardjo Redja, 2001: 6). Pendidikan nasional Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring majunya perkembangan jaman, pendidikan sangat penting dalam

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah investasi sumber daya manusia jangka panjang yang

BAB I PENDAHULUAN. danperkembangan fisik serta psikologis peserta didik. diukur melalui kemampuan mengetahui, memahami, menerapkan,

This study entitled "Analysis of Student Learning Styles And Regular Featured In SMP N 2 Bangkinang"

KONSEP dan MAKNA BELAJAR Belajar dan Pembelajaran Tahun 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gunawan Wibiksana, 2013 Universitas Pendidikan Indonesia Repository.upi.edu Perpustakaan.upi.

BAB I PENDAHULUAN. baik, tidak hanya bagi diri sendiri melainkan juga bagi manusia lainnya.

II. TINJAUAN PUSTAKA. adalah teori belajar behaviorisme, kognitivisme, dan konstruktivisme.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekar Arum Ningtyas, 2014 Hubungan Antara Kebiasaan Belajar dengan Hasil Belajar Sistem Pengapian

PENGARUH GAYA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SOSIOLOGI SISWA DI SMA NEGERI 1 SINJAI TIMUR. Reski. P Pendidikan Sosiologi FIS-UNM

BAB I PENDAHULUAN. dianggap penting yaitu era globalisasi yang membutuhkan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia kaya akan beraneka ragam seni dan budaya, hampir setiap suku

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan umum program keahlian teknik kendaraan ringan 1) menghasilkan

PENGGUNAAN AUDIO VISUAL PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN BANGUN RUANG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan darikegiatan

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH GAYA BELAJAR VISUAL DAN AKTIVITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IX DI SMP NEGERI 4 KOTA PROBOLINGGO

E. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PERBENGKELAN SEPEDA MOTOR SMALB TUNAGRAHITA

Oleh : Pengaruh kreatifitas siswa dan prestasi belajar mata diklat produktif terhadap

BAB II LANDASAN TEORI

Kata kunci : Gaya Belajar, Siswa Kinestetik, Hasil Belajar

Ghufron dan Risnawita (2010: 38-39) menjelaskan bahwa:

BAB III METODE PENELITIAN

Struktur kurikulum berdasarkan urutan mata kuliah (MK) semester demi semester, dengan mengikuti format tabel berikut:

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Gaya Belajar 2.1.1 Pengertian Gaya Belajar Gaya belajar menurut Winkel (2005) adalah cara belajar yang khas bagi siswa. Kemampuan seseorang untuk memahami dan menyerap pelajaran sudah pasti berbeda tingkatnya, ada yang cepat, sedang, dan ada pula yang sangat lambat. Oleh karena itu, mereka seringkali harus menempuh cara berbeda untuk bisa memahami sebuah informasi atau pelajaran yang sama. Folk (Arjuna Fafo, 2005) yang menyatakan gaya belajar merupakan kecenderungan siswa memilih kondisi di mana, kapan, dengan siaa dan dengan apa serta di mana proses belajar yang mana kondisi pilihannya itu memegang kunci dalam menentukan cara individu mengamati dan menanggapi lingkungan belajar. Nasution (2010) yang menyatakan bahwa tidak semua orang mengikuti cara yang sama, masing-masing menunjukkan perbedaan dan gaya belajar erat pribadi seseorang yang tentu dipengaruhi oleh pendidikan. menemukan adanya berbagai gaya belajar pada siswa yang dapat digolongkan menurut kategorikategori tertentu, yaitu sebagai berikut: 1) Tiap siswa belajar dengan caranya sendiri yang kita sebut dengan gaya belajar, guru juga mempunyai gaya mengajar masing-masing. 2) Kita dapat menemukan gaya belajar itu dengan instrumen tertentu. 7

8 3) Kesesuaian gaya mengajar dengan gaya belajar mempertinggi 4) Efektivitas belajar. Gaya belajar juga sering didefinisikan sebagai cara-cara yang digunakan untuk mempermudah proses belajar. Seorang siswa atau peserta didik akan menggunakan cara-cara tertentu untuk membantunya menangkap dan mengerti suatu materi pelajaran. Siswa harus bisa memperhatikan bagaimana gaya belajar tersebut supaya siswa bisa lebih mudah mengerti materi pelajaran dan siswa bisa mengembangkan potensi belajar dengan lebih optimal, yang menjadi landasan untuk mengetahui pentingnya gaya belajar adalah supaya siswa dapat memahami dengan cepat dan optimal dalam materi pelajaran (Susilo, 2006). Gaya belajar menurut De Porter dan Hernacki (Nur Ghufron, 2012) adalah kombinasi dari bagaimana sesorang menyerap dan kemudian mengatur serta mengolah informasi. Menurut De Porter proses belajar dipengaruhi oleh modalitas belajar. De Porter membagi gaya belajar berdasarkan modalitas sesorang menjadi tiga kelompok, yaitu: gaya belajar visual, gaya belajar auditorial dan gaya belajar kinestetik. 2.1.2 Gaya Belajar Visual ( belajar dengan cara melihat ) Orang dengan gaya belajar visual akan mengandalkan penglihatannya. Biasanya orang tipe ini senang dengan membaca (diam) memperhatikan orang mengerjakan sesuatu (senang diberi contoh). Lirikan keatas bila berbicara, berbicara dengan cepat. Bagi siswa yang bergaya belajar visual yang memegang peranan penting adalah mata atau

9 penglihatan (visual ), dalam hal ini metode pengajaran yang digunakan guru sebaiknya lebih banyak dititikberatkan pada peragaan / media, ajak mereka ke objek objek yang berkaitan dengan pelajaran tersebut, atau dengan cara menunjukkan alat peraganya langsung pada siswa atau menggambarkannya di papan tulis. Siswa yang mempunyai gaya belajar visual harus melihat bahasa tubuh dan ekspresi muka gurunya untuk mengerti materi pelajaran. Mereka cenderung untuk duduk di depan agar dapat melihat dengan jelas. Mereka berpikir menggunakan gambar gambar otak mereka dan belajar lebih cepat dengan menggunakan tampilan tampilan visual, seperti diafragma, buku pelajaran bergambar, dan video. Di dalam kelas, siswa visual lebih suka mencatat sampai detil-detilnya untuk mendapatkan informasi. Ciri ciri gaya belajar visual (Bobbi De Porter): 1) Rapi dan teratur 2) Berbicara dengan cepat. 3) Tidak mudah terganggu oleh keributan. 4) Mengingat yang dilihat, dari pada yang didengar. 5) Lebih suka membaca dari pada dibicarakan. 6) Pembaca cepat dan tekun 7) Seringkali mengetahui apa yang harus dikatakan, tapi tidak pandai memilih kata kata. 8) Sering menjawab pertanyaan singkat ya atau tidak. 9) Lebih suka melakukan demonstrasi dari pada pidato. 10) Lebih suka seni dari pada musik.

10 11) Mempunyai masalah untuk mengingat instruksi verbal kecuali jika ditulis, dan seringkali minta bantuan orang untuk mengulanginya. 2.1.3 Gaya Belajar Auditorial ( belajar dengan cara mendengar ) Gaya belajar Auditorial adalah orang yang termasuk dalam tipe ini mengandalkan indera pendengarannya saat belajar. Misalnya orang yang tipe auditory ini akan lebih mengerti pelajaran saat guru menjelaskan pembelajaran di depan kelas. Orang bertipe auditory umumnya akan mengeluarkan suara ketika menghafal sesuatu. Dia butuh sesuatu yang didengarkan oleh indera pendengarnya bahkan ketika diasedang belajar sendiri. Lirikan kekiri atau kekanan mendatar bila berbicara, berbicara sedang sedang saja. Siswa yang bertipe auditori mengandalkan kesuksesan belajarnya melalui telinga (alat pendengarannya), untuk itu maka guru sebaimnya harus memperhatikan siswanya hingga ke alat pendengarnnya. Anak yang mempunyai gaya belajar auditori dapat belajar lebih cepat dengan menggunakan diskusi verbal dan mendengarkan apa yang guru katakan. Anak auditori dapat mencerna makana yang disampaikan melalui tone suara, pitch (tinggi rendahnya), kecepatan berbicara dan hal hal auditori lainnya. Informasi tertulis terkadang mempunyai makna yang minim bagi anak auditori mendengarnya. Anak anak seperti ini biasanya dapat menghafal lebih cepat dengan membaca teks dengan keras dan mendengarkan kaset. Ciri ciri gaya belajar auditorial (Bobbi De Porter) : 1) Saat bekerja suka bicara kepada diri sendiri.

11 2) Mudah terganggu oleh keributan. 3) Belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan dari pada dilihat. 4) Senang membaca dengan keras dan mendengarkan. 5) Menggerakan bibir mereka dan mengucapkan tulisan di buku ketika membaca. 6) Biasanya ia pembicara yang fasih. 7) Lebih suka musik daripada seni. 8) Lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya. 9) Lebih suka gurauan lisan dari pada membaca komik. 10) Suka berbicara, berdiskusi, dan menjelaskan sesuatu panjang lebar. 11) Berbicara dalam irama yang terpola. 2.1.4 Gaya Belajar Kinestetik (belajar dengan cara bergerak, bekerja dan menyentuh) Kinestetik tipe belajar ini menggunakan indera peraba, dengan merasakan sesuatu menggunakan indera peraba (tangan). Orang dengan tipe ini harus aktif mengerjakan sesuatu agar dapat mengerti daripada sekedar duduk diam membaca atau duduk diam mendengarkan guru mengajar. Lirikan ke bawah bila berbicara, berbicara lebih lambat. Anak yang mempunyai gaya belajar kinestetik belajar melalui bergerak, menyentuh, dan melakukan. Anak seperti ini sulit untuk duduk diam berjam jam karena keinginan mereka untuk beraktifitas dan eksplorasi sangatlah kuat. Siswa yang bergaya belajar ini belajarnya melalui gerak dan sentuhan.

12 Ciri ciri gaya belajar kinestetik (Bobbi De Porter) : 1) Berbicara perlahan. 2) Menanggapi perhatian fisik. 3) Banyak menggunakan isyarat tubuh 4) Berdiri dekat ketika ketika berbicara dengan orang. 5) Belajar melalui memanipulasi dan praktek. 6) Menghafal dengan cara berjalan dan melihat. 7) Menggunakan jari sebagai petunjuk ketika membaca. 8) Merasakan kesulitan menulis tetapi hebat dalam bercerita. 9) Menyukai buku buku dan mereka mencerminkan aksi dengan gerakan tubuh saat membaca. 10) Menyukai permainan yang menyibukkan. 11) Tidak dapat duduk diam untuk waktu lama. 2.2 Penjurusan di SMK 2.2.1 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP ) Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraaan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan siswa. Oleh sebab itu, kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di

13 daerah. Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP ) yang beragam mengacu pada standar nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional. Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, standar proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan. Dua dari kedelapan standar nasional pendidikan tersebut yaitu Standar Isi ( SI ) dan Standar Kompetensi Lulusan ( SKL ) merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20 Thaun 2003 (UU 20/ 2003) tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 (PP 19/2005) tentang Standar Nasional Pendidikan mengamanatkan kurikulum pada KTSP jenjang pendidikan dengan mengacu pada SI dan SKL serta berpedoman pada panduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan ( BSNP ). Selain dari itu, penyusunan KTSP juga mengikuti ketentuan lain yang menyangkut kurikulum dalam UU 20/2003 dan PP 19/2005. 2.2.2 Perbedaan Jurusan 2.2.2.1 Teknik Permesinan Teknik Permesinan adalah ilmu yang mempelajari energi dan sumber energinya. Hal-hal yang dipelajari dalam teknik mesin banyak berurusan dengan penggerak-penggerak awal, seperti turbin uap, motor bakar, mesin-mesin perkakas, pompa dan kompresor, pendingin dan pemanas, dan alat-alat kimia tertentu. Dalam hal penggerak-penggerak awal ini, teknik mesin mengajarkan cara

14 penggunaan yang efisien dan ekonomis. Hal lain yang dipelajari dalam Teknik Permesinan adalah sifat fisis dan fenomena yang terjadi pada suatu bahan. Hal ini termasuk sifat bahan dalam menyangga tarikan, tekanan, momen, atau puntiran. Sifat bahan penting untuk dipelajari dikarenakan dalam mendesain suatu barang, kita harus menentukan dulu kegunaan dari barang tersebut dan gaya-gaya apa saja yang akan diperlakukan pada barang tersebut. Dalam teknik mesin juga diajarkan untuk mengubah sifat suatu bahan jika didapat tidak ada bahan yang memenuhi persyaratan, yaitu dengan perlakuan panas ataupun penambangan unsur-unsur tertentu di dalam bahan yang tersedia di alam. Banyak orang berpendapat bahwa seseorang yang masuk penjuruan di Teknik Permesinan akan mendapatkan ilmu tentang mesin-mesin otomotif. Hal ini tidaklah salah, tetapi kurang tepat. Karena untuk dapat memiliki kemampuan memperbaiki mesin-mesin otomotif, perlu cukup masuk ke jurusan otomotif. Bahkan, jika seseorang mengambil jurusan otomotif, maka orang tersebut sudah memiliki kemampuan yang cukup dalam hal memperbaiki mesin-mesin otomotif. Jadi, Teknik Permesinan mengajarkan lebih dari itu. 2.2.2.2 Teknik Kendaraan Ringan Teknik Kendaraan Ringan (TKR) merupakan kompetensi keahlian bidang teknik otomotif yang menekankan keahlian pada bidang penguasaan jasa perbaikan kendaraan ringan. Kompetensi keahlian teknik kendaraan ringan menyiapkan siswa untuk bekerja pada bidang pekerjaan jasa perawatan dan perbaikan di dunia usaha/industri. Secara khusus tujuan Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan adalah membekali siswa dengan keterampilan,

15 pengetahuan dan sikap agar kompeten memahami dasar-dasar mesin, siswa memahami proses-proses dasar pembentukan logam., siswa dapat enjelaskan proses-proses mesin konversi energi, menginterpretasikan gambar teknik, menggunakan peralatan dan perlengkapan di tempat kerja., menggunakan alat-alat ukur, menerapkan prosedur keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan tempat kerja, memperbaiki sistem hidrolik dan kompresor udara. Siswa juga dapat melaksanakan prosedur pengelasan, pematrian, pemotongan dengan panas dan pemanasan, memelihara/servis sistem bahan bakar bensin, memperbaiki unit kopling dan komponen-komponen sistem pengoperasian, Teknik Kendaraan Ringan dapat memperbaiki poros penggerak roda dan ban. Memperbaiki sistem rem, sistem kemudi, sistem suspensi, kerusakan ringan pada rangkaian/ sistem kelistrikan, pengaman dan kelengkapan tambahan, memperbaiki sistem pengapian, sistim starter dan pengisian, memelihara/servis sistem AC (Air Conditioner). 2.3 Kajian Hasil Peneliti yang Relevan Wijayanti, Okta (2013) berdasarkan hasil penelitian tentang Perbedaan Antara Gaya Belajar Siswa Laki-Laki Dan Perempuan Dalam Belajar Matematika Pada Siswa Kelas VIII SMP Kristen Satya Wacana Salatiga. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara gaya belajar siswa laki-laki dan perempuan dalam belajar matematika pada siswa kelas VIII SMP Kristen Satya Wacana Salatiga. Siswa laki-laki cenderung memiliki gaya belajar visual, sedangkan siswa perempuan cenderung pada gaya belajar auditorial dalam belajar matematika.

16 Mursutami (2013) berdasarkan hasil penelitian Hubungan Antara Gaya Belajar Kinestetik Dengan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas X Jurusan Akuntansi SMK Diponegoro Salatiga. Hasil penelitian ini menunjukkan harga hitung lebih kecil dari harga tabel yakni 0,019 < 0,320, sehingga Ho diterima dan H1 ditolak. Hal ini berarti bahwa tidak ada hubungan positif dan signifikan antara gaya belajar kinestetik dengan prestasi belajar matematika siswa kelas X jurusan Akuntansi SMK Diponegoro Salatiga. Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat diketahui bahwa gaya belajar siswa berbeda beda di setiap penjuruan. Dengan gaya belajar yang lebih tepat bagi diri siswa akan meningkatkan prestasi bagi diri siswa dan bagi guru sendiri mengetahui gaya belajar siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman siswa. Untuk itu peneliti tertarik untuk mengetahui perbedaan gaya belajar siswa antar Jurusan Teknik Permesinan dan Teknik Kendaraan Ringan yang dilaksanakan di SMK Muhammadiyah Salatiga. 2.4 Hipotesis Hipotesis dalam penelitian ini adalah : Terdapat perbedaan yang signifikan antara gaya belajar siswa antar Jurusan Teknik Permesinan dan Teknik Kendaraan Ringan baik pada gaya belajar visual, auditorial, dan kinestetik di SMK Muhammadiyah Salatiga.