I. PENDAHULUAN. laut maupun ikan air tawar. Menurut Arias dalam Fernandes (2009) ikan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang aman dan beberapa spesies digunakan sebagai terapi dalam proses

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang Penelitian. beberapa manfaat salah satunya adalah sebagai probiotik. Hal ini

I. PENDAHULUAN. dan cepat mengalami penurunan mutu (perishable food). Ikan termasuk komoditi

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. yaitu berkisar jam pada suhu ruang 27 C. Salah satu alternatif untuk

I. PENDAHULUAN. Jambi) ataupun yang berasal dari daging seperti sosis dan urutan/bebontot

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Semakin hari kebutuhan daging sapi semakin meningkat, untuk itu

I. PENDAHULUAN. Bakteri Asam Laktat (BAL) merupakan bakteri yang sering digunakan di

I. PENDAHULUAN. Tempoyak durian yang menjadi makanan khas daerah Lampung, merupakan aset daerah yang ternyata memiliki keunikan.

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Produk yang dihasilkan oleh itik yang bernilai ekonomis antara lain: telur, daging,

BAB I. Pendahuluan. Kesadaran masyarakat akan pentingnya mengkonsumsi bahan pangan yang

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

3. HASIL PENELITIAN Fermentasi Asinan Rebung

4. PEMBAHASAN Fermentasi Acar Kubis Putih (Brassica oleracea)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

4. PEMBAHASAN Fermentasi Acar Kubis Putih

bio.unsoed.ac.id I. PENDAHULUAN

TINJAUAN PUSTAKA Bakteri Asam Laktat

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahan-bahan organik yang dibuat menjadi pupuk cair memiliki

I. PENDAHULUAN. (uniseluler) (Kusnadi dan Aditawati, 2003). Setiap sel tunggal mikroba

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. nila (Oreochromis niloticus) merupakan salah satu hasil perikanan budidaya

BAB 1 PENDAHULUAN. secara optimal (Direktorat Pengelolaan Hasil Perikanan, 2007 dalam Marada, 2012).

II. TINJAUAN PUSTAKA. Bahan Baku Kerang. Kerang Anadara sp termasuk Kelas Pelecypoda (Bivalva) yang mempunyai

I. PENDAHULUAN. ekonomi, perubahan pola hidup, peningkatan kesadaran gizi, dan perbaikan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ikan merupakan salah satu hasil kekayaan alam yang banyak digemari oleh masyarakat Indonesia untuk dijadikan

3. HASIL PENELITIAN Acar Kubis Putih (Brassica oleracea)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Bakteri asam laktat (BAL) adalah kelompok bakteri yang bersifat Gram

I. PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (1.3) Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat Penelitian, (1.5)

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dari tahun ke tahun. Hasil

3.5.1 Teknik Pengambilan Sampel Uji Daya Hambat Infusa Rimpang Kunyit Terhadap E. coli dan Vibrio sp. Pada Ikan Kerapu Lumpur

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II EKOLOGI MIKROBIOLOGI PANGAN

PENDAHULUAN. Latar Belakang. peternakan karena keberhasilan usaha peternakan sangat ditentukan oleh

PENGARUH EKSTRAK KUNYIT (Curcuma domestica) DENGAN KONSENTRASI YANG BERBEDA TERHADAP MIKROBA PADA ISOLAT IKAN NILA (Oreochromis niloticus)

TINJAUAN PUSTAKA. (a) (b) (c) (d) Gambar 1. Lactobacillus plantarum 1A5 (a), 1B1 (b), 2B2 (c), dan 2C12 (d) Sumber : Firmansyah (2009)

I. PENDAHULUAN. panjang serta bersifat anaerob fakultatif dan katalase negatif (Prescott et al.,

LARUTAN HASIL FERMENTASI LIMBAH KUBIS SEBAGAI PENGAWET ALAMI IKAN SEGAR

BAB I PENDAHULUAN. protein hewani yang mengandung omega-3 dan protein yang cukup tinggi sebesar

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian Kemurnian Bakteri L. plantarum dan Patogen

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI ASAM LAKTAT PADA SAYUR ASIN YANG DIPRODUKSI DENGAN MEDIA AIR KELAPA DAN AIR TAJIN

BAB I PENDAHULUAN. lainnya, karena jenis tersebut yang paling banyak di tangkap dan di

BAB I PENDAHULUAN. sebanyak 22%, industri horeka (hotel, restoran dan katering) 27%, dan UKM

DAN PERUSAK IKAN. Di bawah bimbingan DR. IR. BETTY SRI

BABI PENDAHULUAN. dengan cara menyadap tangkai bunga tanaman siwalan yang dipotong. Nira

I. PENDAHULUAN. Tempe merupakan produk pangan tradisional Indonesia berbahan dasar kacang

I. PENDAHULUAN. juga mengandung beberapa jenis vitamin dan mineral. Soeparno (2009)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Daging ayam merupakan sumber protein hewani yang mudah dimasak

BABI PENDAHULUAN. pentingnya makanan sehat mengalami peningkatan. Hal ini mendorong timbulnya

I. PENDAHULUAN. Pampekan, merupakan kerabat dekat durian yaitu masuk dalam genus Durio.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditumbuhkan dalam substrat. Starter merupakan populasi mikroba dalam jumlah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. negara dengan ciri khas masing-masing. Makanan fermentasi tersebut diolah

I PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat

BAB I PENDAHULUAN. dapat memberikan manfaat bagi kesehatan. Salah satu pangan fungsional yang

SUTOYO. Penapisan Bakteri Asam Laktat (BAL) Asal Berbagai Sumber Bahan. IDWAN SUDIRMAN sebagai ketua, SRI BUDIARTI POERWANTO dm

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Sosis merupakan salah satu makanan olahan daging yang cukup

TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN

I. PENDAHULUAN. populasi mikrobia dengan berbagai ukuran dan kompleksitas. Bakteri

BAB I PENDAHULUAN. Ikan merupakan sumber protein, lemak, vitamin dan mineral yang

SK RIP S I ISOLASI DAN SELEKSI B.AKTERI ASAM LAKTAT YANG BERSIFAT ANTIMIKROBA DARI PIKEL;/ KETIMUN DAN ACAR. Oleh. SlAW LIE F 27.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. makanan yang halal dan baik, seperti makan daging, ikan, tumbuh-tumbuhan, dan

BAB I PENDAHULUAN. biasa (suhu kamar) daya tahannya rata-rata 1 2 hari saja. Setelah lebih dari

BAB I PENDAHULUAN. Kandungan gizi pada ikan adalah protein, lemak, vitamin-vitamin, mineral,

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan bahan tambahan berbahaya untuk makanan. Salah satu bahan

TINJAUAN PUSTAKA Bakteri Asam Laktat

I. PENDAHULUAN. berasal dari susu seperti yogurt, keju, es krim dan dadih (produk olahan susu fermentasi

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu sumber protein hewani. Ikan juga merupakan bahan makanan

I PENDAHULUAN. maksud dan tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka pemikiran, hipotesis

I. PENDAHULUAN. Buah naga (Hylocereus polyrhizus) merupakan buah yang saat ini cukup populer

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN

merupakan komponen terbesar dari semua sel hidup. Protein dalam tubuh pembangun, dan zat pengatur dalam tubuh (Diana, 2009). Protein sangat penting

Penelitian ini dilakukan di laboratorium Mikrobiologi Pangan Universitas Katolik Soegijapranata pada Agustus 2013 hingga Januari 2014.

I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas mengenai: (1.1) Latar Belakang Penelitian, (1.2)

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mencapai kesehatan dan kesejahteraan sepanjang siklus kehidupan,

BAB I PENDAHULUAN. makanan sangat terbatas dan mudah rusak (perishable). Dengan pengawetan,

BAB I PENDAHULUAN. macam belimbing yaitu belimbing manis (Averrhoa carambola) dan

BAB 7. MIKROBIOLOGI HASIL PERIKANAN. 7.1 Jenis-jenis Mikroba Pada Produk Perikanan

I. PENDAHULUAN. Bubur buah (puree) mangga adalah bahan setengah jadi yang digunakan sebagai

PENDAHULUAN. Latar Belakang Produk pangan yang memiliki kandungan gizi dan. kesehatan sangat penting dalam memenuhi kebutuhan gizi sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. berupa pengawet yang berbahaya (Ismail & Harahap, 2014). Melihat dari

<-- ' ' '\' l~i~ ;~~ B riicl~"':ii

HASIL DAN PEMBAHASAN Pemeriksaan Kemurnian Isolat Bakteri Asam Laktat dan Bakteri Patogen Indikator Morfologi Sel

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 5. Jumlah Bakteri Asam Laktat pada Media Susu Skim.

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan produk pangan menggunakan bahan baku kacang-kacangan

I PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian,

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ikan merupakan bahan pangan hewani bernilai ekonomis tinggi dan banyak dikonsumsi masyarakat karena kandungan gizinya yang tinggi, baik ikan air laut maupun ikan air tawar. Menurut Arias dalam Fernandes (2009) ikan kaya akan protein, mineral, lemak, serta asam lemak. Selain itu, ikan juga memiliki kadar air yang cukup tinggi. Hal ini akan menyebabkan mikroba masuk sehingga akan mudah terjadi kerusakan bahan pangan (de Coffau, 2004). Ikan segar dapat mengalami pembusukan sekitar 5 8 jam setelah penangkapan, untuk itu dibutuhkan upaya-upaya pengawetan ikan agar ikan tetap dalam keadaan segar dan nilai gizinya tetap terjaga. Jenis pengawetan ikan segar yang sering dilakukan adalah dengan pendinginan menggunakan es (de Coffau, 2004). Pengawetan ikan dengan pendinginan memiliki kekurangan yaitu sifat balok es yang mudah mencair sehingga kurang efisien untuk digunakan dalam jangka waktu yang lama. Penambahan asam organik dan ester sebagai zat pengawet, termasuk sulfit, nitrit, asam asetat, asam sitrat, asam laktat, asam sorbat, asam benzoat, natrium diasetat, natrium benzoat, methylparaben, ethylparaben, propylparaben, dan natrium propionat

2 diizinkan secara hukum dalam makanan (Rahman, 2012). Saat ini, formalin banyak digunakan untuk pengawetan makanan. Menurut Berry (2013), formalin tidak digunakan untuk makanan karena dapat menyebabkan iritasi pada mulut, lambung, dan perut. Selain itu, formalin juga menyebabkan kanker. Alternatif bahan pengawet yang lebih alami dan aman dibutuhkan untuk dapat menekan pertumbuhan bakteri pembusuk dan patogen pada ikan. BAL menghasilkan asam laktat, asam asetat, serta senyawa antibakteri antara lain hidrogen peroksida (H 2 O 2 ), dan bakteriosin. Senyawa metabolit ini dapat membatasi pertumbuhan bakteri patogen dan bakteri pembusuk (Ghanbari dan Jami, dalam Kongo 2013). BAL dapat ditemukan pada usus itik, cairan rumen sapi, usus udang, dan pada produk makanan hasil fermentasi seperti yoghurt, asinan sayur, ikan bekasam, dan tempoyak. Tempoyak berasal dari buah durian (Durio zibethinus Murr.) yang difermentasi dengan penambahan garam. Nurmalinda dkk (2013) menerangkan bahwa pada buah durian ditemukan bakteri indigenous yang dapat melakukan fermentasi. Bakteri tersebut memiliki karakteristik antara lain bersifat Gram positif, berbentuk basil, tidak memiliki endospora, bersifat motil, dan katalase bersifat positif. Dari tempoyak ditemukan beberapa jenis spesies bakteri asam laktat, yaitu Pediococcus acidilactici, Lactobacillus plantarum, Lactobacillus curvatus, dan Leuconostoc mesentroides (Hasanuddin, 2010).

3 Penelitian penggunaan BAL sebagai bahan pengawet alami telah banyak dilakukan, salah satunya pada filet nila merah. Filet nila merah yang direndam dalam larutan Lactobacillus plantarum menyebabkan terjadinya penurunan nilai ph substrat yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri pembusuk. Perlakuan ini dapat menambah masa simpan filet nila merah hingga lebih dari dua hari. Efektivitas BAL (L. plantarum) paling tinggi diperoleh melalui perendaman dengan konsentrasi 108 cfu/ml selama 5, 10, dan 15 menit, yaitu hingga hari ke-9 (Rostini, 2007). Namun, informasi mengenai kemampuan isolat dan hasil metabolit BAL dari tempoyak sebagai pengawet hayati hayati ikan air laut dan ikan air tawar masih sangat terbatas sehingga perlu dilaksanakan penelitian lebih lanjut. B. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh hasil metabolit dari isolat bakteri asam laktat terhadap pertumbuhan populasi bakteri ikan segar air laut dan air tawar. C. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah serta dapat digunakan untuk pengembangan di bidang perikanan maupun pangan sebagai alternatif pengawet hayati.

4 D. Kerangka Pemikiran Bakteri asam laktat menghasilkan senyawa metabolit berupa asam laktat dan asam asetat. Asam organik yang dihasilkan bakteri ini dapat menurunkan ph. Penurunan ph yang terjadi menyebabkan terhambatnya pertumbuhan bakteri yang sensitif terhadap ph rendah. Selain asam - asam organik, bakteri asam laktat juga menghasilkan senyawa antibakteri lainnya yaitu bakteriosin, hidrogen peroksida (H 2 O 2 ), karbondioksida, dan diasetil yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri patogen dan bakteri pembusuk (Ghanbari dan Jami, dalam Kongo 2013). Secara umum diketahui bahwa bakteri asam laktat dan metabolit yang dihasilkannnya dapat menghambat pertumbuhan bakteri Gram positif dan Gram negatif (Ghanbari dan Jami, dalam Kongo 2013). Bakteri asam laktat yang berasal dari asinan sawi dapat bersifat antibakteri terhadap bakteri yang bersifat Gram positif yaitu Staphylococcus aureus ATCC 25923 dan bakteri Gram negatif Escherichia coli (Rachmawati dkk, 2005). Isolat Lactobacillus dari tempoyak dapat menghambat pertumbuhan bakteri gram positif Bacillus substilis dan Staphylococcus aureus (Viogenta, 2010). Pada ikan nila ditemukan bakteri pembusuk Gram negatif yaitu Pseudomonas aeruginosa dan Gram positif Bacillus licheniformis (Purwani dkk., 2009) sedangkan pada beberapa jenis ikan air laut di teluk Semarang ditemukan bakteri patogen yang bersifat Gram positif Stapylococus aureus, dan Gram negatif E. coli Salmonellae Thyposa, dan Vibrio cholera (Adji,

5 2008). Selain itu, pada ikan tongkol di daerah Yogyakarta juga ditemukan bakteri Gram negatif yaitu bakteri coliform, E. Coli, dan V. parahaemolyticus ( Milo, 2013). E. Hipotesis Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yaitu metabolit dari isolat bakteri asam laktat mampu menghambat pertumbuhan populasi bakteri ikan segar air laut dan air tawar.