BAB V PENUTUP Simpulan

dokumen-dokumen yang mirip
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG

Jumlah penduduk Kabupatent Bandung berdasarkan hasil SP2010 sebanyak 3,17 juta orang dengan laju pertumbuhan sebesar 2,56 persen per tahun

STRATEGI PENGEMBANGAN DAN ANALISIS PENENTUAN LOKASI KAWASAN INDUSTRI TEMBAKAU

BUPATI BANDUNG RANCANGAN PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 16 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG

BADAN PERENCANAAN, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 16 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

UU No.23 Tahun Indikator. 6 Dimensi 28 Aspek. Pelimpahan Kewenangan

BUPATI BANDUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

DAFTAR KEGIATAN SKPD YANG DILAKSANAKAN DI WILAYAH TAHUN ANGGARAN Besaran Satuan Kecamatan Desa

METODE ANALISIS YANG DIGUNAKAN DALAM PENENTUAN PUSAT PELAYANAN

BAB III GAMBARAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan subsektor peternakan sehingga menjadi sumber pertumbuhan baru

PETUNJUK TEKNIS FESTIVAL NASYID KAB. BANDUNG 2015 A. KETENTUAN PESERTA

Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan PROGRAM DAN KEGIATAN, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

VISI DINAS PERTANIAN PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN BANDUNG

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Pemerintah Kabupaten Bandung, dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Indonesia Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

ANALISIS LUAS LAHAN GARAPAN PER RUMAH TANGGA PETANI DI SELURUH KECAMATAN DAS CITARUM HULU

Lampiran 1 Indikator dari Pembangunan yang Berkelanjutan (CSD 2001)

SURVEI SOSIAL EKONOMI DAERAH KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2011

Usulan Program dan Kegiatan dari Para Pemangku Kepentingan Tahun 2015 Kabupaten Bandung

TINJAUAN KEBIJAKAN TERKAIT

H. DADANG M. NASER., SH., S.Ip BUPATI BANDUNG

Data Sosial Ekonomi. Masyarakat Kabupaten Bandung Tahun 2008 (Publikasi Hasil SUSEDA 2008) Kerjasama Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung

Katalog BPS: TAHUN 2010 KERJASAMA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANDUNG DENGAN BAPPEDA KABUPATEN BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menempati tempat yang penting dalam pembangunan bangsa

GINI RASIO KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2008

BAB I PENDAHULUAN. anggaran pemerintah yang cukup karena oil boom untuk membiayai berbagai

KONSEP DASAR DAPODIK EMPAT BAGIAN PENTING KONSEP DASAR DAPODIK

BAHAN TAYANGAN MATERI SOSIALISASI

LEMBARAN DAERAH K A B U P A T E N B A N D U N G NOMOR 20 TAHUN 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 27 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BANDUNG TAHUN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Anisa Lestari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia berpotensi untuk mengembangkan sektor pertanian hal ini

BUPATI BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 27 TAHUN 2016 TENTANG

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BANDUNG KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BANDUNG. NOMOR: 68/Kpts/KPU-Kab /2015

Rencana Umum Pengadaan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2007 SAMPAI TAHUN 2027

3.1. BATASAN ADMINSTRASI KABUPATEN BANDUNG

GLOSSARY. 1. Daerah adalah Kabupaten Bandung. 2. Pemerintah Daerah adalah kepala daerah dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan

BAB I PENDAHULUAN. Lahan merupakan salah satu sumberdaya alam yang dibutuhkan umat

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan dan pemanfaatan lahan yang tidak sesuai dengan kemampuan,

5.1. PELUANG PENYEDIAAN BAHAN BAKU DAN BAHAN PENDUKUNGAN INDUSTRI PENGOLAHAN TERHADAP INDUSTRI KREATIF DI KABUPATEN BANDUNG

DOKUMEN PELAKSANAAN PRUBAHAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH Kabupaten Bandung Tahun Anggaran 2012

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Menurut Sugiyono, (2008

Pengembangan Kawasan Perkebunan Teh di Kabupaten Bandung

(Implementation of the Policy on the Protection of Sustainable Agricultural Land in Handling Agricultural Land Convertion) ABSTRAK ABSTRACT

PERUBAHAN PENYESUAIAN PANJAR BIAYA PERKARA PERDATA PADA KAMI, KETUA PENGADILAN PENGADILAN NEGERI BALE BANDUNG

DISKRIPSI PROGRAM UTAMA A-1 PENGEMBANGAN LINGKUNGAN SEHAT PERMUKIMAN (AIR LIMBAH)

TINJAUAN PUSTAKA Pubertas Siklus Menstruasi

Analisis penurunan produksi tanaman padi akibat perubahan iklim di Kabupaten Bandung Jawa Barat

Analysis Calculation of Optimum Hand Tractor Needs In Regency Bandung. Dwi Rustan Kendarto 1)

KAJIAN KERENTANAN, RISIKO, DAN ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM PADA SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN BANDUNG

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KATA PENGANTAR. LKIP Kabupaten Bandung 2016

BAB III PENDIDIKAN DI KABUPATEN BANDUNG TAHUN (Belajar dari Pengalaman) A. Kabupaten Bandung dalam Catatan Sejarah

KAJIAN PENYUSUNAN DATA BASE PENATAAN KECAMATAN DI KABUPATEN BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Bab III. Capaian Pembangunan Manusia

PANWASLU KABUPATEN BANDUNG KELOMPOK KERJA PEMBENTUKAN PANWASLU KECAMATAN

AMELIORASI IKLIM MELALUI ZONASI HUTAN KOTA BERDASARKAN PETA SEBARAN POLUTAN UDARA

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH (RPJPD) KABUPATEN BANDUNG

BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KAJIAN PENYUSUNAN DATA BASE PENATAAN DAERAH DI KABUPATEN BANDUNG

10 poin arah pengembangan tembakau dan industri hasil tembakau yang direncanakan sebagai berikut :

A. Latar Belakang... 1 B. Tujuan... 3 C. Ruang Lingkup... 3 D. Pengertian Umum... 3

DAFTAR PERUNDANG-UNDANGAN, KEPUTUSAN/KEBIJAKAN YANG TELAH DISAHKAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, setiap warga negara

BAB III KAJIAN UMUM WILAYAH STUDI

KETERSEDIAAN LIMBAH PERTANIAN UNTUK MENDUKUNG PENGEMBANGAN BUDIDAYA SAPI PERAH DI KABUPATEN BANDUNG HENDRA NUGRAHA


BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI

Laporan Tahunan Tahun 2014 Edisi Terbit Tahun 201

Dedi Sukarno 1 ABSTRAK

LAMPIRAN A DATA UMKM KABUPATEN BANDUNG

5. PENUTUP. A. Kesimpulan

PENGEMBANGAN KAWASAN PERKEBUNAN TEH DI KABUPATEN BANDUNG

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN Aspek Geografis dan Demografi Kabupaten Bandung

LAPORAN TAHUNAN 2015 E D I S I T E R B I T T A H U N DINKES KAB BDG DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANDUNG

TABEL INDIKASI PROGRAM UTAMA RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BANDUNG

RENCANA KERJA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF TAHUN 2012

RUMUSAN RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SKPD TAHUN 2016 DAN PRAKIRAAN MAJU TAHUN 2017 KABUPATEN BANDUNG. Rencana Tahun 2016 (Tahun Rencana) Kebutuhan

PROGRAM KEGIATAN FISIK DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG KABUPATEN BANDUNG KEGIATAN PEMBANGUNAN APBD TAHUN ANGGARAN 2017

ANALISIS USAHATANI KOPI DI KELOMPOK TANI HUTAN GIRI SENANG DESA GIRI MEKAR KABUPATEN BANDUNG. Oleh : 2 Elly Rasmikayati, 3 Bobby Rachmat Saefudin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN MASTERPLAN PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH (KAWASAN AGROPOLITAN CIWIDEY)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Millennium Development Goals (MDGs) adalah Komitmen Negara terhadap rakyat

, Ebb. P",x.**l HASIL DAN PEMBAHASAN

RENCANA KERJA PERUBAHAN (RENJA-P) TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Soreang, Mengetahui, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik. Kepala Seksi Tanggap Darurat. Cecep Hendrawan, S.Ip NIP

SEKILAS KABUPATEN BANDUNG

Transkripsi:

BAB V PENUTUP 5.1. Simpulan Tingginya peningkatan jumlah penduduk dan aktivitas perekonomian di Kota Bandung mengakibatkan lahan di wilayah tersebut kian terbatas. Keterbatasan lahan di Kota Bandung mengakibatkan Kota Bandung sedikit demi sedikit mengambil lahan daerah penyangganya. Salah satu daerah penyangga tersebut adalah Kabupaten Bandung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh fenomena urban sprawl Kota Bandung ke Kabupaten Bandung, serta untuk mengetahui apakah fenomena urban sprawl tersebut akan menyebabkan terjadinya backlog perumahan dan alih fungsi lahan hijau menjadi area permukiman di Kabupaten Bandung. Asumsi masyarakat tentang rendahnya harga lahan di daerah penyangga, mengakibatkan fenomena urban sprawl serta backlog perumahan semakin sulit dihindari. Alihfungsi lahan pertanian (lahan tidak terbangun) menjadi lahan permukiman (lahan terbangun) merupakan salah satu indikator suatu wilayah mengalami fenomena urban sprawl. Alihfungsi lahan dari lahan tidak terbangun menjadi lahan terbangun diharapkan dapat memenuhi kebutuhan rumah di Kota Bandung dapat terpenuhi di wilayah penyangganya (Kabupaten Bandung). Akan tetapi, alihfungsi lahan tersebut belum dapat mengatasi masalah backlog perumahan di Kabupaten Bandung. Hal tersebut terbukti dari masih banyaknya kepala keluarga di Kabupaten Bandung yang kebutuhan akan rumahnya belum terpenuhi. Dalam penelitian ini, rasio lahan terbangun dan rasio jumlah penduduk merupakan dua variabel yang digunakan penulis dalam perhitungan urban sprawl. Dari kedua variabel tersebut didapat hasil bahwa Kabupaten Bandung dari tahun 2011 sampai 2015 mengalami fenomena urban sprawl. Sama halnya untuk tingkat kecamatan, seluruh kecamatan di Kabupaten Bandung mengalami fenomena urban sprawl di tahun 2015. Hasil perhitungan yang diperoleh dari perhitungan urban sprawl memperlihatkan hasil yang berbeda. Selama lima tahun, dari tahun 2011-2015 58

fenomena urban sprawl di Kabupaten Bandung semakin meningkat. Dari hasil yang diperoleh, di setiap tahunnya angka urban sprawl semakin menurun. Menurunnya angka tersebut mengindikasi fenomena urban sprawl semakin buruk. Sedangkan di tingkat kecamatan, untuk beberapa kecamatan yang berbatasan langsung dengan Kota Bandung memiliki angka urban sprawl yang besar. Hal ini mengindikasi bahwa rasio lahan terbangun dengan rasio penduduknya hampir sama besar. Akan tetapi, meskipun memiliki rasio yang besar, daerah-daerah tersebut tetap mengalami urban sprawl. Selain pembuktian fenomena urban sprawl, dalam penelitian ini juga menghitung jumlah backlog perumahan di Kabupaten Bandung. Backlog perumahan di Kabupaten Bandung bersifat fluktuatif dari tahun 2011 sampai 2015. Pada tahun 2011 sampai 2012 mengalami penurunan jumlah backlog perumahan (memiliki dan menghuni). Hal ini disebabkan oleh peningkatan jumlah tempat tinggal di Kabupaten Bandung dalam rentang waktu tersebut. Sayangnya, setelah tahun 2012 sampai 2015 jumlah backlog perumahan (memiliki dan menghuni) terus mengalami peningkatan. Perhitungan backlog perumahan juga dilakukan pada tingkat kecamatan. Pada tahun 2015, backlog perumahan baik menghuni dan memiliki terbesar terletak pada Kecamatan Baleendah. Hal ini menunjukkan bahwa tingginya jumlah rumah tangga di Kecamatan Baleendah tidak diimbangi dengan jumlah tempat tinggalnya. Lain halnya dengan Kecamatan Nagreg yang merupakan kecamatan dengan tingkat backlog perumahan menghuni dan memiliki terkecil dari seluruh kecamatan di Kabupaten Bandung. Rendahnya angka backlog perumahan di kecamatan tersebut menandakan jumlah tempat tinggal yang tersedia di Kecamatan Nagreg tidak menyebabkan gap yang terlalu besar dengan jumlah rumah tangganya. Dari hasil perhitungan yang sudah diperoleh, dapat disimpulkan bahwa fenomena urban sprawl terbukti terjadi Kabupaten Bandung. Fenomena urban sprawl sendiri terjadi karena meningkatnya aktivitas di daerah pusatnya yang dalam penelitian ini adalah Kota Bandung. Selain itu, fenomena urban sprawl membawa dampak pada berkurangnya lahan permukiman di pusat kota. Berkurangnya lahan permukiman ini yang menyebabkan penduduk melakukan sprawling ke daerah penyanggnya. Sprawling ini dilakukan penduduk untuk memenuhi kebutuhan mereka, dalam kasus ini adalah kebutuhan tempat tinggal (rumah). Hal ini terbukti dari hasil perhitungan 59

yang menyatakan jumlah backlog perumahan di Kabupaten Bandung dari tahun 2012 sampai 2015 terus mengalami peningkatan. 5.2. Saran Untuk Penelitian Selanjutnya Topik urban sprawl dan backlog perumahan merupakan topik yang masih jarang dibahas. Hal ini merupakan salah satu kendala yang dialami penulis dalam menyusun penelitian ini. Terbatasnya data dan justifikasi untuk memperkuat argumen penulis masih sulit ditemukan. Terbatasnya tahun penelitian dan wilayah yang diteliti pada penelitian ini juga merupakan kendala yang penulis rasakan karena terbatasnya data yang dipublikasikan. Pada penelitian ini, penulis hanya menggunakan rasio lahan terbangun dan rasio penduduk untuk analisis urban sprawl. Pada kenyataannya, terdapat beberapa komponen urban sprawl lain yang tidak berhasil dimasukkan padan penelitian ini. Salah satu komponen yang tidak dapat dimasukkan adalah jumlah bangunan di Kabupaten Bandung. Apabila komponen jumlah bangunan dapat dimasukkan, maka hasil perhitungan urban sprawl diharapkan semakin baik. Keterbatasan data juga terjadi pada perhitungan backlog perumahan. Pada penelitian ini, penulis hanya menggunakan dua metode perhitungan yang dipakai oleh PUPR dan BPS, yang pada perhitungannya hanya menggunakan komponen jumlah rumah tangga dan jumlah rumah (milik dan sewa). Sedangkan untuk mencapai hasil yang baik, dalam perhitungan backlog perumahan seharusnya memerhatikan beberapa komponen (Rosa, 2013). Komponen-komponen yang belum berhasil dimasukkan pada penelitian ini dibagi menjadi 3 faktor, yaitu: - Faktor Penambah: jumlah rumah rusak ringan, jumlah rumah rusak berat, dan jumlah rusak hancur. - Faktor Pengurang: jumlah rumah yang dibangun oleh pengembang maupun swadaya, jumlah rumah yang diperbaiki, jumlah rumah kosong. - Faktor Eksternal: jumlah rumah yang terkena bencana, dan jumlah rumah rusak karena program kebijakan pemerintah. 60

Masih banyak komponen yang belum berhasil dihitung dalam penelitian ini diharapkan dapat dikembangkan lagi pada penelitian selanjutnya. Penulis menyarankan untuk menggunakan lebih banyak komponen yang tersedia agar penelitian mengenai urban sprawl dan backlog perumahan mendapatkan hasil yang lebih baik. Banyaknya komponen yang nantinya digunakan untuk mengembangkan penelitian ini diharapkan mampu memunculkan kebijakan-kebijakan untuk mencegah atau memperbaiki dampak yang dihasilkan dari urban sprawl dan backlog perumahan. 61

DAFTAR PUSTAKA Apriani, V. I., & Asnawi. (2015). Tipologi tingkat urban sprawl di Kota Semarang bagian Selatan. Jurnal Teknik PWK, 4(3), 405-416. Ardiwijaya, V. S., Soemardi, T. P., Suganda, E., & Temenggung, Y. A. (2014). Bandung urban sprawl and idle land: spatial environmental perspectives. APCBEE Procedia, 10, 208-213. Ardiwijaya, V. S., Soemardi, T. P., Suganda, E., & Temenggung, Y. A. (2015). Rejuvenating idle land to sustainable urban form: case study of Bandung metropolitan area, Indonesia. APCBEE Procedia, 28, 176-184. Badan Pusat Statistik (2016). Kabupaten Bandung dalam angka 2016. Kabupaten Badan Pusat Statistik (2016). Kecamatan Arjasari dalam angka 2016. Kabupaten Badan Pusat Statistik (2016). Kecamatan Baleendah dalam angka 2016. Kabupaten Badan Pusat Statistik (2016). Kecamatan Banjaran dalam angka 2016. Kabupaten Badan Pusat Statistik (2016). Kecamatan Bojongsoang dalam angka 2016. Kabupaten Badan Pusat Statistik (2016). Kecamatan Cangkuang dalam angka 2016. Kabupaten Badan Pusat Statistik (2016). Kecamatan Cicalengka dalam angka 2016. Kabupaten Badan Pusat Statistik (2016). Kecamatan Cikancung dalam angka 2016. Kabupaten 62

Badan Pusat Statistik (2016). Kecamatan Cilengkrang dalam angka 2016. Kabupaten Badan Pusat Statistik (2016). Kecamatan Cileunyi dalam angka 2016. Kabupaten Badan Pusat Statistik (2016). Kecamatan Cimaung dalam angka 2016. Kabupaten Badan Pusat Statistik (2016). Kecamatan Cimenyan dalam angka 2016. Kabupaten Badan Pusat Statistik (2016). Kecamatan Ciparay dalam angka 2016. Kabupaten Badan Pusat Statistik (2016). Kecamatan Ciwidey dalam angka 2016. Kabupaten Badan Pusat Statistik (2016). Kecamatan Dayeuhkolot dalam angka 2016. Kabupaten Badan Pusat Statistik (2016). Kecamatan Ibun dalam angka 2016. Kabupaten Badan Pusat Statistik (2016). Kecamatan Katapang dalam angka 2016. Kabupaten Badan Pusat Statistik (2016). Kecamatan Kertasari dalam angka 2016. Kabupaten Badan Pusat Statistik (2016). Kecamatan Kutawaringin dalam angka 2016. Kabupaten Badan Pusat Statistik (2016). Kecamatan Majalaya dalam angka 2016. Kabupaten Badan Pusat Statistik (2016). Kecamatan Margaasih dalam angka 2016. Kabupaten 63

Badan Pusat Statistik (2016). Kecamatan Margahayu dalam angka 2016. Kabupaten Badan Pusat Statistik (2016). Kecamatan Nagreg dalam angka 2016. Kabupaten Badan Pusat Statistik (2016). Kecamatan Pacet dalam angka 2016. Kabupaten Badan Pusat Statistik (2016). Kecamatan Pameungpeuk dalam angka 2016. Kabupaten Badan Pusat Statistik (2016). Kecamatan Pangalengan dalam angka 2016. Kabupaten Badan Pusat Statistik (2016). Kecamatan Paseh dalam angka 2016. Kabupaten Badan Pusat Statistik (2016). Kecamatan Rancaekek dalam angka 2016. Kabupaten Bandung:: BPS Badan Pusat Statistik (2016). Kecamatan Solokanjeruk dalam angka 2016. Kabupaten Badan Pusat Statistik (2016). Kecamatan Soreang dalam angka 2016. Kabupaten Badan Pusat Statistik (2016). Statistik daerah Kecamatan Arjasari 2016. Kabupaten Badan Pusat Statistik (2016). Statistik daerah Kecamatan Baleendah 2016. Kabupaten Badan Pusat Statistik (2016). Statistik daerah Kecamatan Banjaran 2016. Kabupaten Badan Pusat Statistik (2016). Statistik daerah Kecamatan Bojongsoang 2016. Kabupaten 64

Badan Pusat Statistik (2016). Statistik daerah Kecamatan Cangkuang 2016. Kabupaten Badan Pusat Statistik (2016). Statistik daerah Kecamatan Cicalengka 2016. Kabupaten Badan Pusat Statistik (2016). Statistik daerah Kecamatan Cikancung 2016. Kabupaten Badan Pusat Statistik (2016). Statistik daerah Kecamatan Cilengkrang 2016. Kabupaten Badan Pusat Statistik (2016). Statistik daerah Kecamatan Cileunyi 2016. Kabupaten Badan Pusat Statistik (2016). Statistik daerah Kecamatan Cimaung 2016. Kabupaten Badan Pusat Statistik (2016). Statistik daerah Kecamatan Cimenyan 2016. Kabupaten Badan Pusat Statistik (2016). Statistik daerah Kecamatan Ciparay 2016. Kabupaten Badan Pusat Statistik (2016). Statistik daerah Kecamatan Ciwidey 2016. Kabupaten Badan Pusat Statistik (2016). Statistik daerah Kecamatan Dayeuhkolot 2016. Kabupaten Badan Pusat Statistik (2016). Statistik daerah Kecamatan Ibun 2016. Kabupaten Badan Pusat Statistik (2016). Statistik daerah Kecamatan Katapang 2016. Kabupaten Badan Pusat Statistik (2016). Statistik daerah Kecamatan Kertasari 2016. Kabupaten 65

Badan Pusat Statistik (2016). Statistik daerah Kecamatan Kutawaringin 2016. Kabupaten Badan Pusat Statistik (2016). Statistik daerah Kecamatan Majalaya 2016. Kabupaten Badan Pusat Statistik (2016). Statistik daerah Kecamatan Margaasih 2016. Kabupaten Badan Pusat Statistik (2016). Statistik daerah Kecamatan Margahayu 2016. Kabupaten Badan Pusat Statistik (2016). Statistik daerah Kecamatan Nagreg 2016. Kabupaten Badan Pusat Statistik (2016). Statistik daerah Kecamatan Pacet 2016. Kabupaten Badan Pusat Statistik (2016). Statistik daerah Kecamatan Pameungpeuk 2016. Kabupaten Badan Pusat Statistik (2016). Statistik daerah Kecamatan Pangalengan 2016. Kabupaten Badan Pusat Statistik (2016). Statistik daerah Kecamatan Paseh 2016. Kabupaten Badan Pusat Statistik (2016). Statistik daerah Kecamatan Pasirjambu 2016. Kabupaten Badan Pusat Statistik (2016). Statistik daerah Kecamatan Rancabali 2016. Kabupaten Badan Pusat Statistik (2016). Statistik daerah Kecamatan Rancaekek 2016. Kabupaten Bandung:: BPS Badan Pusat Statistik (2016). Statistik daerah Kecamatan Solokanjeruk 2016. Kabupaten 66

Badan Pusat Statistik (2016). Statistik daerah Kecamatan Soreang 2016. Kabupaten Badan Pusat Statistik (2016). Kecamatan Pasirjambu dalam angka 2016. Kabupaten Badan Pusat Statistik (2016). Kecamatan Rancabali dalam angka 2016. Kabupaten Bhatta, B. (2010). Analysis of urban growth and sprawl from remote sensing data. In G. I. Science, Causes and consequences of urban growth and sprawl (pp. 174436). Berlin: Springer. Bhatta, Saraswati, & Bandyopadhyay. (2010). Urban sprawl measurement from remote sensing data. Applied Geography, 30, 731-740. Bisnis.com. (2014, 29 September). Perumahan : backlog di Kabupaten Bandung capai 50.000 unit. Diunduh dari Bisnis.com: http://kabar24.bisnis.com- /read/20140929/78/260841/javascript Direktorat Jendral Anggaran Kementerian Keuangan. (2015). Peranan APBN dalam mengatasi backlog perumahan bagi masyarakat berpenghasilam rendah (MBR). Direktorat Jendral Anggaran Kementerian Keuangan, 1-35. Harmadi, S. H. (2008). Analisis arah pergerakan aktivitas ekonomi Jakarta terhadap daerah sekitarnya dengan menggunakan pendekatan urban sprawl. Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Indonesia, 71-92. Herdiana, I. (2013, 9 April). Ini penyebab Bandung Selatan menjadi wilayah langganan banjir. Diunduh dari SIndonews: https://daerah.sindonews.com- /read/736135/21/ini-penyebab-bandung-selatan-menjadi-wilayah-langgananbanjir-1365493812 Hilman, M. (2004). Perkembangan lokasi perumahan di wilayah Gedebage Kota Bandung akibat pemekaran kota. Dimensi Teknik Arsitektur, 9(1), 157-160. 67

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. (n.d.). Konsep Backlog. Diunduh dari Pusat Pengelolaan Dana Pembiayaan Rumah: http://ppdpp.id/konsep-backlog/ Kompas. (2017). Kondisi 22 Daerah Aliran Sungai Kritis. Jakarta: Kompas. Litynski, P., Holuj, A., & Zotic, V. (2015). Polish urban sprawl. an economic perspective. Journal of Settlement and Spatial Planing, 6(2), 95-105. Liu, W. E. (1996). Study of housing demand model. Hongkong: Research and Library Services. Morcol, G. (2012). Urban sprawl and public policy: a complexity theory perspective. E:CO Issue, 14, 1-16. Mustofa. (2016). Karakteristik spasial urban sprawl kecamatan Pontianak Utara. Sosial Horizon: Jurnal Pendidikan Sosial, 3(1), 114-125. Nilayanti, V. D., & Brotosunaryo, P. (2012). Pengaruh perkembangan aktivitas ekonomi terhadap struktur ruang kota di swp iii Kabupaten Gresik. Jurnal Teknik PWK, 1(1), 76-86. Patacchini, E., & Zenou, Y. (2009). Urban sprawl in Europe. Brookings-Wharton Papers on Urban Affairs, 2009, 125-147. Pemerintah Bandung. (2013). Konsep awal pengembangan metropolitan Bandung Raya. Bandung: Pemerintah Bandung. Pemerintah Kabupaten Bandung. (2012, 4 Januari). Peta dan topografi. Diunduh dari Pemerintah Kabupaten Bandung: http://www.bandungkab.go.id/arsip/petadan-topografi Putra, E. P. (2015, 21 Juni). Pertumbuhan ekonomi Kota Bandung capai 8,5 persen. Diunduh dari republika.co.id: http://www.republika.co.id/berita- /nasional/daerah/15/06/21/nqabe4-kota-bandung-akan-miliki-hologram-7- dimensi-ala-dubai 68

Rosa, Y. (2013). Rumusan metode perhitungan backlog rumah. Jurnal Permukiman, 8(2), 58-68. Rudi, A. (2015, 12 Febuari). Ketika daerah resapan air dijadikan perumahan elite. Diunduh dari Kompas.com: http://megapolitan.kompas.com- /read/2015/02/12/08521131/ketika.daerah.resapan.air.dijadikan.perumaha n.elite. Sidipurwanty, E. (2016). Pengendalian alih guna tanah sawah ke nonpertanian di Kabupaten bandung, Jawa Barat melalui peraturan desa. Jurnal Masyarakat & Budaya, 18(3), 387-414. Sinar Harapan. (2017, 5 Mei). 5 alasan Cimenyan, Cilengkrang, dan Cileunyi bergabung ke Kota Bandung. Diunduh dari Sinar Harapan : http://sinarharapan.net/2017/05/5-alasan-cimenyan-cilengkrang-dan-cileunyibergabung-ke-kota-bandung/ Sudawanto, B., Pandelaki, E. E., & Soetomo, S. (2014). Pencapaian perumahan berkelanjutan 'pemilihan indikator dalam penyusunan kerangka kerja berkelanjutan'. Modul, 14(2), 105-112. Sugiyono. (2003). Metode penelitian bisnis. Bandung: Pusat Bahasa Depdiknas. Suistainable Development Knowledge Platform. (n.d.). Green economy. Diunduh dari Suistainable Development Knowledge Platform: https://- sustainabledevelopment.un.org/index.php?menu=1446 Uni, H. (n.d.). Perumahan dan pembangunan berkelanjutan. Diunduh dari Academia: https://www.academia.edu/9823284/perumahan_dan_pembangun AN_BERKELANJUTAN Vajiranivesa, P. (2008). A housing demand model: a case study of the Bangkok Metropolitan Region, Thailand. RMIT University, 1-9. 69