PENGANTAR BIOTEKNOLOGI

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN HASIL OBSERVASI PEMBUATAN TEMPE

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

PRAKTIKUM PRAKARYA KIMIA PEMBUATAN TEMPE

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS PEMBUATAN TEMPE. Disusunoleh: Nama: Yulia Nur Isnaini Kelas : S1 TI 2I NIM :

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Dalam SNI tempe didefinisikan sebagai produk makanan

TEMPE. Sub Pokok Bahasan

KUALITAS TEPUNG BERAS SEBAGAI BAHAN BAKU CAMPURAN RAGI TEMPE (Rhizopus oligosporus) DILIHAT DARI HASIL PRODUKSI TEMPE KEDELAI ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

Penggunaan Tepung Tempe, Tepung Kedelai dan Campurannya. sebagai Media Usar Tempe

PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK BONGGOL DAN KULIT NANAS PADA PROSES FERMENTASI TEMPE

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN

FERMENTASI KEDELAI PEMBUATAN TEMPE, TEMPE GEMBUS DAN ONCOM HITAM

BAB I PENDAHULUAN. kehidupannya, harus memenuhi kebutuhan akan pangan. 1. mengalami penguraian, sehingga nilai gizi dan kelezatannya akan

PEMBUATAN TEMPE LAPORAN PRAKTIKUM

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. diinkubasi dengan pembungkus daun Jati (Tectona grandis L.). Koji lamtoro yang

BAHAN MAKANAN SETENGAH JADI

3. Untuk mempermudah bagi mereka mereka yang berminat untuk mendirikan industri rumah tangga yang mengspesialisasikan pembuatan tempe. C.

PENGOLAHAN KEDELAI MENJADI TEMPE KEJO SECARA SEDERHANA

BAB I PENDAHULUAN. komposisi senyawanya terdiri dari 40% protein, 18% lemak, dan 17%

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dan merupakan hasil olahan dari kacang kedelai yang kaya akan

Pertumbuhan Kapang Tempe pada Fermentasi Tempe Bergaram (Growth of Tempe Moulds in Salt Tempe Fermentation)

I. PENDAHULUAN. Tempe merupakan produk pangan tradisional Indonesia berbahan dasar kacang

II. Tujuan : Setelah melakukan percobaan ini praktikan dapat mengetahui proses pembuatan dan proses fermentasi pada tape singkong.

FERMENTASI TEMPE MATERI KULIAH BIOINDUSTRI NUR HIDAYAT

INOVASI PEMBUATAN SUSU KEDELE TANPA RASA LANGU

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Lama Waktu Perendaman Biji Kedelai dan Lama Waktu. Fermentasi Terhadap Kualitas Fisik Tempe Kedelai

I PENDAHULUAN. khas serta berwarna putih atau sedikit keabu-abuan. Tempe dibuat dengan cara

BAB V PEMBAHASAN. Cempedak Terhadap Kualitas Fisik Dan Organoleptik. Proses fermentasi tempe dimulai dari fase pertumbuhan cepat (0-30 jam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. antara kacang-kacangan tersebut, kedelai paling banyak digunakan sebagai bahan

KECAP KEDELAI 1. PENDAHULUAN

LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN TEMPE YANG TAHAN DISIMPAN. Disusun Oleh :

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tempe merupakan makanan khas Indonesia yang cukup populer dan

BAB I PENDAHULUAN. kuning melalui proses fermentasi jamur yaitu Rhizopus oryzae, Rhizopus stolonifer, atau Rhizopus oligosporus. Tempe dikenal sebagai

FERMENTASI TEMPE MATERI KULIAH MIKROBIOLOGI INDUSTRI NUR HIDAYAT

TINJAUAN PUSTAKA. Kacang merah atau kacang jogo tergolong pangan nabati. Kacang merah

BAB I PENDAHULUAN. bahan pangan tetapi sebagian besar biasanya diperoleh dari karbohidrat dan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. B.

OLEH: YULFINA HAYATI

PENDAHULUAN. segar mudah busuk atau rusak karena perubahan komiawi dan kontaminasi

UJI ORGANOLEPTIK FRUITGHURT HASIL FERMENTASI LIMBAH BUAH ANGGUR (Vitis vinifera) OLEH Lactobacillus bulgaricus SKRIPSI

Kecap Asin/Manis CARA MEMBUAT:

BAB V PEMBAHASAN. A. Deskripsi Hasil Penelitian Berdasarkan Parameter

BAB I PENDAHULUAN. dua, yaitu, bioteknologi konvensional (tradisional) dan bioteknologi

T E M P E 1. PENDAHULUAN

UJIAN AKHIR SEMESTER 1 SEKOLAH MENENGAH TAHUN AJARAN 2014/2015 Mata Pelajaran : Biotek

Pembuatan Yogurt. 1. Pendahuluan

II. TINJAUAN PUSTAKA. disertai dengan proses penggilingan dan penjemuran terasi. Pada umumnya

BAB I PENDAHULUAN. dapat digunakan sebagai pangan, pakan, maupun bahan baku industri.

PELATIHAN PEMBUATAN TAUCO BAGI IBU-IBU KELOMPOK LINGKUNGAN DUSUN CANDI, JATI AYU, KARANG MOJO GUNUNG KIDUL

KERUSAKAN BAHAN PANGAN TITIS SARI

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan produk pangan menggunakan bahan baku kacang-kacangan

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu penelitian yang dilakukan dengan memberikan perlakuan (treatment)

BAB I PENDAHULUAN. menjadi pasar kedelai terbesar di Asia. Konsumsi tempe rata-rata per orang per

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang dilakukan dengan memberikan perlakuan (treatment) terhadap

SUSU KEDELAI 1. PENDAHULUAN

... TAPE. Yuniar Lidyawati ( ) Anita Novalia ( ) Dyan Fitrisari ( )

Bioteknologi Pembuatan Tempe

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya

BAB I PENDAHULUAN. memfermentasi kedelai (Nakajima et al., 2005); tempe yang biasa dikenal oleh

(Canavalia ensiformis)

Prinsip-prinsip Penanganan dan Pengolahan Bahan Agroindustri

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

LAPORAN BIOINDUSTRI FERMENTASI TAPE CAMPURAN BERAS KETAN HITAM DAN PUTIH

PEMBUATAN SUSU DARI KULIT PISANG DAN KACANG HIJAU

LAPORAN RESMI PEMBUATAN TEMPE KEDELAI DAN TAPE SINGKONG

I. PENDAHULUAN. Singkong ( Manihot esculenta) merupakan salah satu komoditas yang memiliki

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: Latar belakang, Identifikasi masalah,

BAB III METODE PELAKSANAAN

BAB I PENDAHULUAN. difermentasikan menggunakan kapang rhizopus ( ragi tempe ). Selain itu

TEKNOLOGI FERMENTASI PANGAN. Agroindustrial Departement, Faculty of Agricultural Technology, Brawijaya University

V. LANDASAN TEORI ALAT DAN BAHAN. 1 Panci. 2 Singkong. 3 Kompor. 4 Ragi tape. 5 Ayakan Tepung. 6 Daun pisang. 7 Nampan. 8 Kantong plastik.

LAPORAN ILMU TEKNOLOGI PANGAN Pembotolan Manisan Pepaya. Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. Beras adalah salah satu bagian paling penting di dunia untuk konsumsi

TINJAUAN PUSTAKA. kacang-kacangan lainnya yang dibuat secara tradisional dengan bantuan jamur

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi

Menerapkan Teknik Pengolahan Menggunakan Media Penghantar Panas. KD 1. Melakukan Proses Pengolahan Abon Ikan

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu penelitian yang dilakukan dengan memberikan perlakuan (treatment)

Analisis Usaha Diversifikasi Produk Olahan Tempe. Oleh Siti Marwati Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UNY

PENGGUNAAN PESTISIDA NABATI

PERBANDINGAN BERAT KACANG KEDELAI BERGERMINASI DAN BIJI NANGKA DAN KONSENTRASI LARU PADA PEMBUATAN TEMPE

LAPORAN PRAKTEK TEKNOLOGI MAKANAN PEMBUATAN SUSU KEDELAI

LOGO BAKING TITIS SARI

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Statistik pada tahun 2011 produksi tanaman singkong di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya terkandung senyawa-senyawa yang sangat diperlukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Protein (KEP). KEP merupakan suatu keadaan seseorang yang kurang gizi

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kondisi Umum Penelitian. Tabel 3. Pertumbuhan Aspergillus niger pada substrat wheat bran selama fermentasi Hari Fermentasi

BAB I PENDAHULUAN. tropis terutama di Indonesia, tanaman nangka menghasilkan buah yang

Inovasi Olahan dan Limbah Meningkatkan SDM dan Ekonomi Petani


Pemanfaatan Limbah Cair Produksi Pati Kasava Sebagai Substrat Pembuatan Nata De Cassava

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS TAPE SINGKONG

Teknologi pangan adalah teknologi yang mendukung pengembangan industri pangan dan mempunyai peran yang sangat penting dalam upaya mengimplementasikan

BAB I PENDAHULUAN. tampilan dan teksturnya mirip dengan tahu yang berwarna putih bersih

BAB I PENDAHULUAN. menjadi pasar kedelai terbesar di Asia. Sebanyak 50% dari konsumsi kedelai

TINJAUAN PUSTAKA. Daging ayam juga merupakan bahan pangan kaya akan gizi yang sangat. diperlukan manusia. Daging ayam dalam bentuk segar relatif

Chemistry In Our Daily Life

PENGARUH KONSENTRASI RAGI TERHADAP UJI ORGANOLEPTIK TAPE UBI JALAR

UJI PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK PADA TEMPE DENGAN BAHAN DASAR JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata)

Metode penelitian Rancangan penelitian (reseach Design) Rancangan Percobaan

Transkripsi:

PENGANTAR BIOTEKNOLOGI ( TEMPE ) DISUSUN OLEH : Nama : Nurul Muhlishah NIM : 1214140008 Kelas : B Kelompok : VII (tujuh) Asisten : Gabriella Natalica P JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR 2015

HALAMAN PENGESAHAN Laporan Lengkap Praktikum Pengantar Bioteknologi dengan Judul Pembuatan Tempe yang disusun oleh: Nama : Nurul Muhlishah NIM : 1214140008 Kelas/ Kelompok : B/ VII telah diperiksa dan dikoreksi oleh Asisten dan Koordinator Asisten, maka dinyatakan diterima. Makassar, 2015 Koordinator Asisten, Asisten, Juni Nurfajriah Hamka Gabriella Natalica P NIM. 1114140051 NIM. 1114140052 Mengetahui, Dosen Penanggung Jawab Hartono, S.Si., S.Pd., M.Biotech NIP. 19800624 200812 1 003

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Tempe adalah makanan yang populer di negara kita. Meskipun merupakan makanan yang sederhana, tetapi tempe mempunyai atau mengandung sumber protein nabati yang cukup tinggi. Tempe adalah makanan yang dibuat dari fermentasi terhadap biji kedelai atau beberapa bahan lain yang menggunakan beberapa jenis kapang Rhizopus, seperti Rhizopus oligosporus, Rh. oryzae, Rh. stolonifer (kapang roti), atau Rh. arrhizus, sehingga membentuk padatan kompak berwarna putih. Sediaan fermentasi ini secara umum dikenal sebagai ragi tempe. Warna putih pada tempe disebabkan adanya miselia jamur yang tumbuh pada permukaan biji kedelai. Tekstur kompak juga disebabkan oleh mise1ia jamur yang menghubungkan biji-biji kedelai tersebut. Banyak sekali jamur yang aktif selama fermentasi, tetapi umumnya para peneliti menganggap bahwa Rhizopus sp merupakan jamur yang paling dominan. Jamur yang tumbuh pada kedelai tersebut menghasilkan enzim-enzim yang mampu merombak senyawa organik kompleks menjadi senyawa yang lebih sederhana sehingga senyawa tersebut dengan cepat dapat dipergunakan oleh tubuh. Tempe banyak dikonsumsi di Indonesia, tetapi sekarang telah mendunia. Kaum vegetarian di seluruh dunia banyak yang telah menggunakan tempe sebagai penggantidaging. Akibatnya sekarang tempe diproduksi di banyak tempat di dunia, tidak hanya diindonesia. Berbagai penelitian di sejumlah negara, seperti Jerman, Jepang, dan Amerika Serikat. Indonesia juga sekarang berusaha mengembangkan galur (strain) unggul Rhizopusuntuk menghasilkan tempe yang lebih cepat, berkualitas, atau memperbaiki kandungan gizi tempe. Beberapa pihak mengkhawatirkan kegiatan ini dapat mengancam keberadaan tempe sebagai bahan pangan milik umum karena galur-galur ragi tempe unggul dapat didaftarkanhak patennya sehingga penggunaannya dilindungi undangundang (memerlukan lisensi dari pemegang hak paten).

Pada dasarnya proses pembuatan tempe merupakan proses penanaman mikroba jenis jamur Rhizopus sp pada media kedelai, sehingga terjadi proses fermentasi kedelai oleh ragi tersebut. Hasil fermentasi menyebabkan tekstur kedelai menjadi lebih lunak, terurainya protein yang terkandung dalam kedelai menjadi lebih sederhana, sehingga mempunyai daya cerna lebih baik dibandingkan produk pangan dari kedelai yang tidak melalui proses fermentasi. B. Tujuan Untuk mengetahui bagaimana prosedur dari pembuatan tempe. C. Manfaat praktikum Mahasiswa mampu mengetahui bagaimana prosedur dari pembuatan tempe.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Fermentasi bahan pangan adalah hasil kegiatan dari beberapa spesies mikroba seperti bakteri, khamir dan kapang. Mikroba yang melakukan fermentasi dengan memberikan hasil yang dikehendaki dapat dibedakan dari mikroba-mikroba penyebab penyakit dan penyebab kerusakan. Mikroba fermentasi mendatangkan hasil akhir yang dikehendaki, misalnya bakteri akan menghasilkan asam laktat, khamir menghasilkan alkohol, kapang menghasilkan tempe (Rahayu, 1989). Fermentasi biasanya dilakukan dengan menggunakan kultur murni yang dihasilkan di laboratorium. Kultur ini dapat disimpan dalam keadaan kering atau dibekukan, misalnya kultur murni dari bakteri asam laktat untuk membuat keju. Kadang-kadang tidak digunakan kultur murni untuk fermentasi sebagai laru (starter). Misalnya pada pembuatan tempe atau oncom digunakan hancuran tempe dan oncom yang sudah jadi (Schlegel, 1994). Jenis kapang digunakan dalam khususnya bagi beberapa jenis kayu dan fermentasi bahan pangan khususnya di Asia, seperti kecap, miso, tempe dan lainlainnya. Jenis kapang yang banyak memegang peranan penting dalam fermentasi bahan makanan tersebut adalah Aspergillus, Rhizopus dan Penicillium (Weiser, 1971). Pada dasarnya proses pembuatan tempe merupakan proses penanaman mikroba jenis jamur Rhizopus sp pada media kedelai, sehingga terjadi proses fermentasi kedelai oleh ragi tersebut. Hasil fermentasi menyebabkan tekstur kedelai menjadi lebih lunak, terurainya protein yang terkandung dalam kedelai menjadi lebih sederhana, sehingga mempunyai daya cerna lebih baik dibandingkan produk pangan dari kedelai yang tidak melalui proses fermentasi. Tempe terbuat dari kedelai dengan bantuan jamur Rhizopus sp. Jamur ini akan mengubah protein kompleks kacang kedelai yang sukar dicerna menjadi protein sederhana yang mudah dicerna karena adanya perubahan-perubahankimia pada protein, lemak, dan karbohidrat. Selama proses fermentasi kedelai menjadi tempe,

akan dihasilkan antibiotika yang akan mencegah penyakit perut seperti diare (Prescott, 1959). Komposisi gizi tempe baik kadar protein, lemak, dan karbohidratnya tidak banyak berubah dibandingkan dengan kedelai. Namun, karena adanya enzim pencernaan yang dihasilkan oleh tempe, maka protein, lemak, dan karbohidrat pada tempe menjadi lebih mudah dicerna di dalam tubuh dibandingkan yang terdapat dalam kedelai. Oleh karena itu, tempe sangat baik untuk diberikan kepada segala kelompok umur (dari bayi hingga dewasa), sehingga bisa disebut sebagai makanan semua umur (Setiadi, 2002). Untuk memperoleh tempe yang berkualitas baik, maka kedelai yang digunakan juga harus yang berkualitas baik dan tidak tercampur dengan biji-bijian yang lain, seperti jagung, kacang hijau dan biji-bijian lainnya. Selain itu, prosedur pengolahan harus dilakukan dengan cermat. Proses pembuatantempepada dasarnya adalah proses menumbuhkan spora jamurtempe, yaitu Rhizopus sp., pada biji kedelai (Steinkraus, 1983).

BAB III METODE PRAKTIKUM A. Waktu dan Tempat Hari/tanggal : Senin, 25 mei 2015 s.d 27 mei 2015 Waktu : Pukul 09.00 s.d seleai Tempat : Laboratorium Biologi Lantai II Barat FMIPA UNM B. Alat dan Bahan 1. Alat a. Kompor b. Panci c. Talang d. Sendok kayu e. Kardus f. Lilin g. Tusuk sate 2. Bahan a. Kedelai b. Jagung c. Petai d. Kacang putih e. Kacang hijau f. Kacang tanah g. Ragi Tempe h. Kacang panjang i. Plastik bening j. Daun pisang C. Prosedur Kerja 1 Kacang kedelai a. Membersihkan kedelai dari kotoran kotoran kemudian merendam dengan air bersih selama 24 jam. b. Setelah 24 jam merebus biji kedelai selama 5 menit (setengah matang). c. Melepaskan kulit biji kedelai yang telah lunak, kemudian mencuci sampai bersih dengan menggunakan air bersih. d. Merendam kembali biji kedelai yang sudah dilepaskan kulitnya dengan air bersih sampai berbusa. e. Mengukus/merebus biji kedelai bersama dengan air rendamannya selama 10 menit. f. Setelah mendidih, biji kedelai ditiriskan lalu biji-biji tersebut dituang kedalam talang yang telah dibersihkan, kemudian diangin-anginkan dengan kipas angin sambil diaduk hingga biji-biji tersebut terasa hangat. g. Menaburkan ragi tempe yang telah disiapkan sedikit demi sedikit sambil diaduk menggunakan sendok supaya merata.

h. Menyiapkan kantong plastik dan daun pisang untuk membungkus. Sebelum digunakan kantong atau kemasan plastik terlebih dahulu dilubangi dengan menggunakan jarum pentul. i. Memasukkan kedelai yang telah diberikan ragi tempe ke dalam kemasan atau kantong plastik dan daun pisang, dengan mengatur ketebalannya sesuai dengan selera. j. Menyimpan di dalam kardus untuk proses fermentasi selama 24 jam. k. Membuka kardus dan menyimpannya sampai tertutupi oleh miselium (jamur). 2 Kacang tanah a. Menyiapkan kacang tanah yang telah dihilangkan kulitnya, lalu mencuci kacang tanah b. Merenadam kacang tanah selama 24 jam hingga ph 4,5-5,0 c. Merendam di air steril semalaman sampai berbusa d. Merebus hingga lunak, kemudiam meniriskan. e. Menunggu hingga dingin f. Menaburkan ragi tempe, lalu mngaduk menggunkan sendok g. Memasukkan ke dalam plastik gula dan daun pisang h. Menyimpan ke dalam kardus untuk proses fermentasi selama 2 hari 3 Kacang hijau a. Membersihkan kacang hijau sampai bersih b. Merendam kacang hijau selama 24 jam c. Merebus kacang hijau selama 5 menit d. Melepaskan kulit kacang hijau yang telah lunak, kemudian mencuci sampai bersih dengan menggunakan air bersih. e. Merendam kacang hijau sampai berbusa f. Memasak kacang hijau bersama air rendamannya selama 10 menit g. Menyimpan di atas talang sampai dingin, dan mengangin-anginkan h. Menaburkan ragi tempe yang telah disiapkan sedikit demi sedikit sambil diaduk menggunakan sendok supaya merata. i. Membungkus kacang hijau dengan plastik gula dan daun pisang, kemudian member lubang pada plastik gula dengan lidi j. Menyimpan di dalam kardus yang tertutup selama 24 jam k. Membuka kardus dan menyimpannya sampai tertutupi oleh miselium. 4 Kacang panjang a. Membersihkan biji kacang panjang dari kotoran-kotorannya. b. Merebus biji kacang panjang selama beberapa menit. c. Mengupas kulit ari kacang panjang.. d. Menebar diatas talenan, lalu memberi ragi setelah dingin. e. Mengemas kacang panjang ke dalam plastik bening dan daun pisang.

f. Menyimpan ke dalam kardus dan di tempat pada suhu ruang selama 2-3 hari. 5 Petai a. Melepaskan kulit biji petai b. Mengukusnya ± 30 menit sampai agak lunak c. Merendam pete selama 11 jam, kemudian memotong-motongnya menjadi bentuk dadu d. Mengukusnya ± 15 menit e. Menuangkan biji-biji petai pada talang yang telah dibersihkan, lalu mengangin-anginkan sambil mengaduknya hingga biji-biji tersebut terasa hangat f. Menaburkan ragi tempe yang telah disiapkan sedikit demi sedikit sambil mengaduk-aduknya hingga rata g. Membungkus pete dengan daun pisang dan plastik bening yang telah dilubangi h. Memasukkan ke dalam kardus dan diperam ± 24 jam i. Setelah 24 jam membuka kardus dan mengamati perubahan yang terjadi. 6 Jagung a. Jagung ditumbuk 1) Membersihkan biji-biji jagung dari kotoran 2) Mencuci dan merendam biji jagung selama semalaman 3) Menumbuk biji-biji jagung hingga kecil-kecil tapai jangan sampai hancur 4) Melakukan pencucian yang kedua kalinya 5) Mengukus biji jagung yang telah dicuci selama 1 jam 6) Mendinginkan sambil menaburkannya dengan ragi tempe 7) Memasukkan jagung yang telah diberi ragi pada daun pasing dan plastik 8) Menyimpannya dalam kardus 9) Melakukan pengamatan setelah 24 jam b. Jagung tidak ditumbuk 1) Merebus air hingga mendidih dan setelah itu memasukkan jagung ke dalam rebusan air 2) Mendiamkan hingga suhu air hangat. Selanjutnya memisahkan air dan jagung sambil memisahkan juga kulit arinya hingga bersih 3) Merebus kembali jagung hingga airnya berbuih, setelah itu memisahkan jagung dan airnya 4) Mendinginkannya di dalam talang dan menambahkan ragi sambil mengaduk-aduknya hingga ragi merata

5) Memasukkan jagung ke dalam plastik yang telah terlebih dahulu dilubangi dan direkatkan. 6) Memasukkan jagung ke dalam daun pisang 7) Memasukkan ke dalam kardus, dan diperam selama 24 jam 8) Setelah 24 jam, kardus dibuka dan mengamati perubahan yang terjadi. 7 Jagung + Kedelai a. Memanaskan air hingga mendidih kemudian memasukkan jagung, perebusan berlangsung selama 2 jam b. Membuang air rebusan, lalu mengupas kuli ari jagung c. Mencuci jagung lalu merebus jagung selama 15 menit d. Meniriskan jagung hingga kering e. Membersihkan kedelai dari kotoran kotoran kemudian merendam dengan air bersih selama 24 jam. f. Setelah 24 jam merebus biji kedelai selama 5 menit (setengah matang). g. Melepaskan kulit biji kedelai yang telah lunak, kemudian mencuci sampai bersih dengan menggunakan air bersih. h. Merendam kembali biji kedelai yang sudah dilepaskan kulitnya dengan air bersih sampai berbusa. i. Mengukus/merebus biji kedelai bersama dengan air rendamannya selama 10 menit. j. Setelah mendidih, biji kedelai ditiriskan lalu biji-biji tersebut dituang kedalam talang yang telah dibersihkan, kemudian diangin-anginkan dengan kipas angin sambil diaduk hingga biji-biji tersebut terasa hangat. k. Mencampur jagung dan kedelai l. Menaburkan ragi tempe yang telah disiapkan sedikit demi sedikit sambil diaduk menggunakan sendok supaya merata. m. Menyiapkan kantong plastik dan daun pisang untuk membungkus. Sebelum digunakan kantong atau kemasan plastik terlebih dahulu dilubangi dengan menggunakan jarum pentul. n. Memasukkan kedelai dan jagung yang telah diberikan ragi tempe ke dalam kemasan atau kantong plastik dan daun pisang, dengan mengatur ketebalannya sesuai dengan selera. o. Menyimpan di dalam kardus untuk proses fermentasi selama 24 jam. p. Membuka kardus dan menyimpannya sampai tertutupi oleh miselium (jamur). 8 Kacang putih a. Membersihkan kacang putih dari kotoran kotoran kemudian merendam dengan air bersih selama 24 jam.

b. Setelah 24 jam merebus biji kacang putih selama 5 menit (setengah matang). c. Melepaskan kulit biji kacang putih yang telah lunak, kemudian mencuci sampai bersih dengan menggunakan air bersih. d. Merendam kembali biji kacang putih yang sudah dilepaskan kulitnya dengan air bersih sampai berbusa. e. Mengukus/merebus biji kacang putih bersama dengan air rendamannya selama 10 menit. f. Setelah mendidih, biji kacang putih ditiriskan lalu biji-biji tersebut dituang kedalam talang yang telah dibersihkan, kemudian dianginanginkan dengan kipas angin sambil diaduk hingga biji-biji tersebut terasa hangat. g. Menaburkan ragi tempe yang telah disiapkan sedikit demi sedikit sambil diaduk menggunakan sendok supaya merata. h. Menyiapkan kantong plastik dan daun pisang untuk membungkus. Sebelum digunakan kantong atau kemasan plastik terlebih dahulu dilubangi dengan menggunakan jarum pentul. i. Memasukkan kacang putih yang telah diberikan ragi tempe ke dalam kemasan atau kantong plastik dan daun pisang, dengan mengatur ketebalannya sesuai dengan selera. j. Menyimpan di dalam kardus untuk proses fermentasi selama 24 jam. k. Membuka kardus dan menyimpannya sampai tertutupi oleh miselium (jamur). BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil pengamatan Tabel pengamatan N Bahan Hasil o Daun Plastik 1 Kedelai Berhasil Berhasil 2 Kacang tanah Berhasil Berhasil 3 Kacang hijau Berhasil Gagal 4 Kacang putih Berhasil Berhasil 5 Kedelai + jagung Berhasil Berhasil 6 Jagung Berhasil Berhasil

7 Petai Gagal Gagal 8 Kacang panjang Gagal Gagal B. Pembahasan Tahapan fermentasi tempe dimulai dengan proses pencucian bahan dasar, yakni kedelai, jagung, petai, kacang tanah, kacang putih, kacang hijau dan kacang panjang. Jamur akan mudah tumbuh pada permukaan bahan yang bersih, empuk, dan berair sehingga pencucian dan pengkulitan biji kedelai dimaksudkan agar jamur mudah tumbuh. Proses pengkulitan dapat dilakukan setelah pemasakan. Setelah itu, dilakukan prafermentasi yaitu biji derendam semalam pada suhu kamar 25 C. Dalam hal ini biji akan mengalami hidrasi dan terjadi penyerapan air. Proses perendaman ini untuk menurunkan ph biji menjadi 4,5 5,3 sehingga menghambat tumbuhnya bakteri kontaminan yang bersifat membusukkan dan memberi kesempatan tumbuhnya bakteri asam laktat. Proses hidrasi juga memacu pertumbuhan jamur.setelah prafermentasi, dilakukan proses perebusan untuk membunuh bakteri kontaminan dan membantu membebaskan senyawa dalam biji untuk pertumbuhan jamur. Kemudian dilakukan pendinginan yang bertujuan untuk mengurangi kadar air yang berlebih sehingga pertumbuhan jamur tidak terhambat dan mencegah pertumbuhan bakteri kontaminan penyebab pembusukan. Setelah pendinginan dilakukan inokulasi. Inokulasi dapat dilakukan dengan ragi tempe. Ragi tempe dibuat dari tempe yang telah ditumbuhhi oleh jamur Rhizopus oligosporus yang telah berspora, dikeringkan dan ditumbuk halus menjadi tepung. Pembungkusan dapat dilakukan dengan plastik, daun waru, daun jati, dan daun pisang. Setelah pembungkusan, biji kedelai diinkubasi pada suhu 32 C atau 25 37 C selama 1-2 hari sehingga terjadi perubahan komponen dalam biji kedelai (Frazier andwesthoff, 1984). Fermentasi meningkatkan kualitas nutrisi dari kedelai. Selain menghancurkan penghambat tripsin dan lektin asam sitrat yang mengganggu, nutrisi mineral juga direduksi hingga sepertiganya. Dalam proses pembuatan tempe ada 3 halyang harus diperhatikan dalam rangka pertumbuhan jamur Rhizopus sp yaitu aerasi,kelembaban dan suhu lingkungan.

Dari hasil pengamatan, dengan bahan dasar kedelai, kacang tanah, campuran jagung dan kedelai dan jagung menunjukkan hasil positif yaitu miselium tumbuh dengan baik pada bungkusan plastik maupun daun, akan tetapi pertumbuhan miselium pada daun lebih cepat dibandingkan dengan plastik. Adapun dari kelompok IV yang berbahan dasar kacang putih keberhasilannya ditunjukkan dengan adanya pertumbuhan miselium, akan tetapi jumlah miselium yang tumbuh sangat sedikit baik pada bungkusan plastik dan daun hal ini diakibatkan karena penggunaan ragi yang sangat sedikit. Pada kelompok III yang berbahan dasar kacang hijau ternyata pertumbuhan miselium hanya terjadi pada bungkusan daun saja, hal ini dapat di mungkinkan pada suhu yang tidak sesuai pada bunkusan plastik. Selanjutnya untuk kelompok VII dan VIII dengan berbahan petai dan kacang panjang ternyata tidak berhasil hak ini dapat dimungkinkan pada proses pembuatannya yang kurang steril atau pada ragi yang diberikan. Tempe daun tampak lebih padat, keras, dan miselium lebih banyak jika dibandingkan tempe yang dibungkus plastik. Hal ini disebabkan karena jamur Rhizopus sp lebih banyak tumbuh. Dalam pengujian organoleptik terdapat aroma khas seperti asam. Hal ini dikarenakan pada proses fermentasi tempe, Rhizopus oryzae membentuk senyawa-senyawa asam fumarat, asam laktat dan asam suksinat yang bereaksi dengan senyawa lain hasil penguraian substrat dan menghasilkan senyawa yang memberikan aroma atau bau yang khas. Hal ini didukung oleh Rhizopus oryzae yang mampu hidup pada kondisi ph asam yaitu sekitar 5,5. Nilai gizi tempe bungkus daun lebih tinggi daripada tempe plastik karena Rhizopus sp yang tumbuh lebih banyak sehingga protein (asam amino) yang didegradasi oleh jamur juga lebih banyak. Selain itu lemak yang diubah menjadi asam lemak juga lebih banyak., tempe yang dibungkus daun memiliki rasa yang enak dan gurih karena daun dapat memperkuat aroma pada tempe. Tempe mengandung antioksidan yang mencegah tempe menjadi cepat tengik, namun hanya bertahan selama dua hari. Sampai terjadinya sporulasi yang akan menyebabkan tempe berbau amonia. Karena baunya yang tidak

sedap bisa dikatakan tempe busuk. Selain karena sporulasi, tempe dapat busuk karena aktivitas bakteri. BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Jenis kamir yang umum digunakan dalam pembuatan tempe adalah Rhizopus oryzae yang bersifat anaerob. Dari berbagai macam bahan dasar ada 5 kelompok yang berhasil sepenuhnya yang berbahan dasar seperti kedalai, kacang tanah, jagung, kacang putih dan campuran antara jagung serta kedelai. Adapun pada kacang hijau hanya menunjukkan keberhasilan dengan bungkusan daun sedangkan pada bahan dasar petai dan kacang panjang tidak menunjukkan adanya keberhasilan. Jika dilihat warna, kenampakan, bau dan rasa tempe dan memiliki banyak keunggulan daripada tempe plastik. B. Saran Untuk praktikum pembuatan tempe selanjutnya sebaiknya para praktikan mempelajari prosedur pembuatan tempe beberapa hari sebelum dilakukannya praktikum agar praktikum dapat berjalan dengan lancar.

C.

DAFTAR PUSTAKA Prescott, S.C. and C. G. Dunn. 1959. Industrial Microbiology Third Edition. McGraw-Hill Book Company, Inc: Tokyo. P432. Rahayu, K. K dan Sudarmadji, S. 1989. Mikrobiologi Pangan. Pusat antar Universitas Pangan dan Gizi UGM. Yogyakarta. pp. 217-282. Setiadi. 2002. Kepekaan Terhadap Pengolahan Pangan. Pusat Dinamika Pembangunan UNPAD: Bandung. Schlegel, H. G. 1994. Mikrobiologi Umum Edisi Keenam. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta. Hal. 307. Steinkraus, K.H., 1983. Indonesian Tempeh and Related Fermentation. Dalam: Handbook of Indigenous Fermented Foods. UGM: Yogyakarta. Weiser, H. H., G. J. Mountney, and W. A. Gould. 1971. Practical Food Microbiologyand Technology. 2nd ed. The AVI Publ Company. Connecticut. pp. 148-149.

LAMPIRAN A. Gambar Tempe Yang Berhasil Jagung yang ditumbuk Jagung yang tidak ditumbuk Kacang tanah di plastik Kacang tanah didaun Jagung + Kedelai Jagung + Kedelai

B. Gambar Tempe Yang Tidak Berhasil Kedelai petai Kacang panjang didaun