PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN EVALUASI KINERJA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA SALATIGA TAHUN 2017

dokumen-dokumen yang mirip
DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KOTA CIMAHI TAHUN ANGGARAN 2015

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA SALATIGA TAHUN 2017

SASARAN Uraian Sasaran Indikator Satuan 1 2. Formulasi perhitungan: (Jumlah siswa usia tahun dijenjang SD/MI/Paket A,

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN AGAM TAHUN ANGGARAN 2014

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

! "## Pelayanan Administrasi Perkantoran Dinas Pendidikan

Rapat - rapat Koordinasi dan Konsultasi ke luar daerah - 846,200, ,200,000.00

1 Penyediaan jasa surat menyurat 95, Penyediaan jasa komunikasi;sumber daya air dan listrik

ANGGARAN 2015 URUT PROGRAM KEGIATAN

PENETAPAN KINERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

MATRIK RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2015

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 ESELON III BIDANG PAUDNI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. Renja Dinas Pendidikan Kab. Sampang Tahun 2017

BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

FORM II : DAFTAR INFORMASI YANG DIKUASAI BADAN PUBLIK : Drs. T. Angkasa : Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Banda Aceh

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KOTA PARE PARE TAHUN ANGGARAN 2013

PENETAPAN KINERJA TAHUN 2013 DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR Manajemen Pendidikan TK / RA 915,000,000

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

DOKUMEN PELAKSANAAN PERUBAHAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH. PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL Tahun Anggaran 2012

Lampiran 1 PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH. Tahun Anggaran : Anggaran (Rp.)

PEMERINTAH KABUPATEN BLORA RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN TAHUN ANGGARAN 2015

PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL REKAPITULASI BELANJA MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH ORGANISASI, PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 2012

PENETAPAN KINERJA BUPATI TEMANGGUNG TAHUN ANGGARAN 2014 NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET (Usia 0-6 Tahun)

RENCANA KERJA ANGGARAN AS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN BANDU Tahun Anggaran 2015

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

MATRIK RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2014

Rencana Kerja Dinas Pendidikan Kota Bandung Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN. Undang Undang No. 25 tahun 2004 tentang Sistem

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH. PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT Tahun Anggaran 2016

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kabupaten Kepahiang Tahun 2016

1. SKPD : DINAS PENDIDIKAN

Grafik 3.2 Angka Transisi (Angka Melanjutkan)

DOKUMEN PELAKSANAAN PERUBAHAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH. PEMERINTAH KOTA SUNGAI PENUH Tahun Anggaran 2016

DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BOJONEGORO. Jl. Pattimura No. 09 Bojonegoro

PEMERINTAH KOTA SUNGAI PENUH RINCIAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA. NOMOR 129a/U/2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PENDIDIKAN

PEMERINTAH KOTA SUNGAI PENUH REKAPITULASI REALISASI ANGGARAN BELANJA DAERAH MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PROGRAM DAN KEGIATAN

Tabel 7.3 Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Misi 3. INDIKATOR KINERJA (outcome) Pemberian beasiswa bagi gakin dan penggunaan dana BOS

PEMERINTAH KABUPATEN KEBUMEN DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAH RAGA Jl. Pahlawan No. 175 Telepon , Fax (0287) K E B U M E N 54311

RINCIAN RANCANGAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

C. ANALISIS CAPAIAN KINERJA

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

PEMERINTAH KOTA PAREPARE RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH,ORGANISASI, PENDAPATAN,BELANJA DAN PEMBIAYAAN TAHUN ANGGARAN 2015

PROGRAM/KEGIATAN PRIORITAS K A B. S A M PA NG TA H UN 2 019

Penanggung Jawab Pembuatan atau Penerbitan informasi. Waktu dan tempat pembuatan informasi. Banda Aceh, 2012

1. SKPD : DINAS PENDIDIKAN

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 ESELON IV BIDANG PAUDNI SEKSI PAUD DAN TENAGA PENDIDIK DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN

Target Rp (ribu) Target Rp (ribu) Target Rp (ribu) Target Rp (ribu) Target Rp (ribu) Target Rp (ribu)

PEMERINTAH KOTA PARE PARE RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH,ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN TAHUN ANGGARAN 2016

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016 KATA PENGANTAR. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) disusun sebagai bentuk

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH. PEMERINTAH KABUPATEN BANGLI Tahun Anggaran 2015

INDIKATOR KINERJA UTAMA

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI TAHUN ANGGARAN 2014

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Ringkasan Eksekutif

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA - SKPD) TAHUN ANGGARAN 2016

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

PENGUMUMAM RENCANA UMUM PENGADAAN DINAS PENDIDIKAN KOTA TEBING TINGGI JLN. KOM.YOS.SUDARSO TEBING TINGGI

PAPARAN SAKIP SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BLITAR

RENCANA KERJA DINAS PENDIDIKAN TAHUN

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

Mewujudkan Peningkatan Pendidikan yang berkualitas tanpa meninggalkan kearifan lokal.

Rencana Tahun Kebutuhan dana/pagu indikatif. Disdikbud Kab dan 38 UPTD. Disdikbud Kab dan 38 UPTD. Disdikbud Kab dan 38 UPTD

REALISASI ANGGARAN DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2015

Rekapitulasi Anggaran Belanja Langsung Berdasarkan Program dan Kegiatan. Sumber Dana I II III IV =

BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

Rumusan Rencana Program dan Kegiatan SKPD Tahun 2014 dan Prakiraan Maju Tahun 2015 Kabupaten Agam. Indikator Kinerja Program /Kegiatan.

PEMERINTAH KABUPATEN KOLAKA RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH,ORGANISASI, PENDAPATAN,BELANJA DAN PEMBIAYAAN TAHUN ANGGARAN 2014

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan temuan-temuan penelitian

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kotabaru

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Kata Pengantar

RENCANA AKSI TAHUN 2017 DINAS PENDIDIKAN KOTA BLITAR (PER INDIKATOR KINERJA UTAMA) TARGET 2017 PROGRAM PENDIDIKAN PAUD PROGRAM PENDIDIKAN NON FORMAL

DOKUMEN PELAKSANAAN PERUBAHAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH. PEMERINTAH KABUPATEN SERANG Tahun Anggaran 2016

INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN 2017 (Berdasarkan Format : PERMENPAN Nomor 53 Tahun 2014 dan PERMENPAN & RB Nomor: PER/20/menpan/II/2008)

B. URUSAN WAJIB YANG DILAKSANAKAN 1. URUSAN PENDIDIKAN

Rencana Tahun Target Capaian Urusan : Pendidikan. Banda Aceh 1 Tahun DAU Rutin 1 Tahun

BAB VI INDIKATOR KINERJA DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR YANG MENGACU PADA RPJMD PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN LAKIP DINAS PENDIDIKAN KOTA MOJOKERTO

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) & INDIKATOR KINERJA INDIVIDU (IKI)

PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2016

RENCANA UMUM PENGADAAN. Melalui Swakelola. Sumber Dana Rp ,00 APBD awal: akhir: Rp ,00 APBD awal: akhir:

RINGKASAN RENJA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KOTA TANGERANG TAHUN 2015

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

PAPARAN SAKIP SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2015

SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG REKAPITULASI PERUBAHAN BELANJA MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 2015

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DINAS PENDIDIKAN JL. PANDU KELURAHAN BINTANG HULU SIDIKALANG TELP./FAX KODE POS 22212

PENGUKURAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

Tabel 5.1 Rencana Program dan Kegiatan Prioritas Daerah Tahun 2017 Kota Surakarta

PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI DINAS PENDIDIKAN

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI REKAPITULASI REALISASI ANGGARAN BELANJA MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI,

LKIP (LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH THN 2016)

I. ANGGARAN BELANJA LANGSUNG DINAS PENDIDIKAN KOTA PONTIANAK TAHUN ANGGARAN 2013

Transkripsi:

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN EVALUASI KINERJA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA SALATIGA TAHUN 2017

AKUNTABILITAS KINERJA A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI Pengukuran kinerja digunakan untuk penilaian atas keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan kegiatan/program/kebijaksanaan. Pengukuran kinerja mencakup penetapan indikator kinerja dan penetapan capaian indikator kinerja. Rincian pengukuran kinerja berisi indikator kinerja yang dipakai, rencana dan realisasinya serta pembobotan masing-masing kegiatan untuk menetapkan capaian indikator kinerja, dilampirkan dalam laporan ini dalam bentuk Formulir Pengukuran Kinerja. Penetapan indikator kinerja yang dipakai didasarkan pada kelompok : masukan (inputs), proses (process), keluaran (output) dan hasil (outcomes). Selanjutnya setiap indikator kinerja ditetapkan satuannya seperti, orang, rupiah, buah, hari dan sebagainya. Pengukuran kinerja sebagai dasar untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi instansi pemerintah. Dalam bab ini diuraikan mengenai pengukuran kinerja terhadap tingkat pencapaian sasaran instansi pemerintah yang merupakan tingkat pencapaian target (rencana tingkat capaian) darimasing-masing indikator sasaran.pengukuran kinerja Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga diukur dari tingkat keberhasilan pencapaian Indikator Kinerja Utama. Mengacu pada penetapan anggaran setelah perubahan, pada Tahun Anggaran 2016, Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah raga Kota Salatiga mendapatkan anggaran belanja sebesar Rp. 294.625.005.000,- Alokasi belanja tersebut terdiri belanja tidak langsung sebesar Rp.232.378.112.000,- serta belanja langsung sebesar Rp. 62.246.893.000,-. Adapun realisasi penggunaan anggaran setelah perubahan pada tahun anggaran 2016, sebesar Rp.213.660.575.000,- atau 72,52% dengan perincian : untuk belanja tidak langsung terealisasikan sebesar Rp. 189.855.929.556,- atau 81,70% serta 2

untuk belanja langsung sebesar Rp. 23.804.646.304,-,-. Atau 38,24 %.Dengan demikian, secara keseluruhan pada tahun anggaran 2016, terdapat sisa pembiayaan anggaran sebesar Rp 80.964.429.140,- atau jika diprosentase sebesar 27.48%. Sisa belanja tidak langsung Rp. 42.522.182.444.- atau 18.3 % dan sisa belanja langsung Rp. 38.442.246.696,- atau 61,76 %. Dibandingkan dengan tahun 2015 dalam rangka mencapai sasaran tersebut program kegiatan yang dibiayai dari berbagai sumber sebesar Rp. 300.998.353.000,-yang pada tahun anggaran 2015 terealisasi sebesar Rp. 207.579.424.899,- atau 68,96%, pencapaian realisasi lebih tinggi pada tahun 2016 sebesar 3,56%. Pengukuran Pencapaian Indikator Kinerja Utama adalah sebagai berikut : 1. Sasaran : Meningkatnya angka partisipasi jenjang SD/MI/Paket A IKU: Prosentase penduduk usia 7-12 tahun yang bersekolah di SD/MI/Paket A 1) SD/MI/Paket A baik APM maupun APK tercapai sangat baik yaitu 101,41% dari jumlah siswa SD/MI/Paket A yaitu 16.817 orang dan APK sebesar 118,46%. 2) Dibandingkan dengan tahun 2015 APM 99,58% dan APK 115,53% maka APM mengalami kenaikan 1,83% dan APK sebesar 2,93 %. Dibandingkan tahun 2014 dengan APM 94,18% dan APK 110,20% maka APM dan APK mengalami kenaikan sebesar 6,83% dan 8,26% Namun bila dibandingkan dengan pencapaian tahun 2013 APM 100,58% dan APK sebesar 117,68%, APM mengalami kenaikan sebesar 1,41% dan APK sebesar 0,78.%. Secara rinci bisa dilihat pada tabel 1.1 3) Pada Tahun 2017 APM maupun APK SD/MI/PaketA ditargetkan sebesar 100 % sedangkan tahun 2018 ditargetkan tercapai 100.% 4) Beberapa penyebab naiknya APM dan APK antara lain : 3

Besarnya dukungan pemerintah Kota Salatiga dalam mendukung pendidikan anak jenjang SMP melalui penyediaan anggaran berbagai program dan kegiatan, Fasilitas belajar mengajar yang semakin memenuhi SPM, Terpenuhinya tenaga PTK, Kualitas mutu pendidikan semakin meningkat Kesadaran masyarakat semakin baik dalam merespon pendidikan bagi anak. 5). Efisiensi Sumber Daya Dalam rangka mencapai sasaran strategis terjadi efisiensi sumberdaya antara lain: SDM Keuangan 6), Program dan Kegiatan yang menunjang keberhasilan/kegagalan pencapaian sasaran strategis yaitu : Program : Wajib Belajar Sembilan Tahun Kegiatan : 1 Penambahan Ruang Kelas Sekolah 2 Pembangunan Taman, Lapangan Upacara dan Fasilitas parker 3 Pembangunan Ruang Ibadah 4 Pembangunan perpustakaan sekolah 5 Pembangunan sarana air bersih dan sanitary 6 Pengadaan Buku-buku dan Alat Tulis Siswa 7 pengadaan alat praktek dan peraga siswa 8 Pengadaan Mebeluer Sekolah 9 Pemeliharaan Rutin/Berkala Bangunan sekolah Pemeliharaan rutin/berkala rumah dinas kepala sekolah,guru, penjaga 10 sekolah Pemeliharaan rutin/berkala taman,lapangan upacara dan fasilitas parker 11 12 Pemeliharaan Rutin/Berkala Alat Praktik dan Peraga Siswa 13 Rehabilitas Sedang/Berat sedang berat rumah dinas Kepala Sekolah.Guru, Penjaga sekolah 14 Rehabilitasi sedang/berat ruang kelas sekolah 15 Rehabilitas Sedang/Berat Ruang Guru Sekolah 16 Rehabilitasi sedang/berat taman,lapangan upacara dan fasilitas parkir 4

17 18 19 20 21 22 23 22 23 Rehabilitasi sedang/berat perpustakaan sekolah Rehabilitasi sedang/berat sarana air bersih dan sanitary Pelatihan kompetensi tenaga pendidik Pelatihan penyusunan kurikulum Pembinaan SMP Terbuka Penyediaan BOS Jenjang SD/MI/SDLB dan SMP/MTs Penyelenggaraan Kejar paket A setara SD Penyelenggaraan Kejar Paket B Setara SMP Pembinaan Kelembagaan dan Manajemen Sekolah dengan Penerapa Manajemen berbasis Sekolah (MBS) di Satuan Pendidikan Dasar 24 Pembinaan Minat Bakat dan Kreativitas Siswa 25 Pengembangan Materi Belajar Mengajar & Metode Pembelajaran dengan menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi 26 27 28 29 30 31 Penyebarluasan dan Sosialisasi Berbagai Informasi Pendidikan Dasar Penyelenggaraan akreditasi Sekolah Dasar Penyediaan bantuan operasional manajemen mutu (BOMM) Try Out UN/UASBN Pembelajaran Wisata Edukasi Pemeliharaan rutin/berkala Buku perpustakaan sekolah 2. Sasaran : Meningkatnya angka partisipasi jenjang SMP/MTs IKU : Prosentase penduduk usia 13-15 tahun yang bersekolah di SMP/MTs. 1) SMP/MTs/Paket B baik APM maupun APK tercapai sangat baik yaitu 88,62% dari jumlah siswa SMP/MTs/Paket B yaitu 7.630 orang dan APK sebesar 123,01%. 2) Dibandingkan dengan APM maupun APK tahun 2015 sebesar 84,70% dan APK sebesar 125,43% maka mengalami kenaikan sebesar 3,92% dan penurunan APK sebesar 2,42% Dibandingkan dengan APM dan APK tahun 2014 sebesar 81,98% dan 114,95% mengalami kenaikan2,72% dan 8,06%. Namun bila dibandingkan dengan tahun 2013 pencapaian APM sebesar 87,23% mengalami kenaikan sebesar 1,39 % dan tahun 2013 APK sebesar 125,% mengalami penurunan sebesar 1,99%. 5

3) Pada Tahun 2017 APM maupun APK SMP/MTs ditargetkan sebesar 100% sedangkan tahun 2018 ditargetkan tercapai 100%. 4) Beberapa penyebab naiknya APM dan APK antara lain : Besarnya dukungan pemerintah Kota Salatiga dalam mendukung pendidikan anak jenjang SMP melalui penyediaan anggaran berbagai program dan kegiatan, Fasilitas belajar mengajar memenuhi SPM Terpenuhinya tenaga PTK, Kualitas mutu pendidikan semakin meningkat Kesadaran masyarakat semakin baik dalam merespon pendidikan bagi anak Meningkatnya animo masyarakat dalam mengikuti program kesetaraan Paket B 5) Efisiensi Sumber Daya Dalam rangka mencapai sasaran strategis terjadi efisiensi sumberdaya antara lain: SDM Keuangani 6).Program dan Kegiatan yang menunjang keberhasilan/kegagalan pencapaian sasaran strategis yaitu : Program : Wajib Belajar Sembilan Tahun Kegiatan : 1 Penambahan Ruang Kelas Sekolah 2 Pembangunan Taman, Lapangan Upacara dan Fasilitas parker 3 Pembangunan Ruang Ibadah 4 Pembangunan perpustakaan sekolah 5 Pembangunan sarana air bersih dan sanitary 6 Pengadaan Buku-buku dan Alat Tulis Siswa 7 pengadaan alat praktek dan peraga siswa 8 Pengadaan Mebeluer Sekolah 9 Pemeliharaan Rutin/Berkala Bangunan sekolah 10 Pemeliharaan rutin/berkala rumah dinas kepala sekolah,guru, penjaga sekolah 11 Pemeliharaan rutin/berkala taman,lapangan upacara dan fasilitas parker 6

12 Pemeliharaan Rutin/Berkala Alat Praktik dan Peraga Siswa Rehabilitas Sedang/Berat sedang berat rumah dinas Kepala Sekolah.Guru, 13 Penjaga sekolah 14 Rehabilitasi sedang/berat ruang kelas sekolah 15 Rehabilitas Sedang/Berat Ruang Guru Sekolah 16 Rehabilitasi sedang/berat taman,lapangan upacara dan fasilitas parker 17 Rehabilitasi sedang/berat perpustakaan sekolah 18 Rehabilitasi sedang/berat sarana air bersih dan sanitary 19 Pelatihan kompetensi tenaga pendidik 20 Pelatihan penyusunan kurikulum 21 Pembinaan SMP Terbuka 22 Penyediaan BOS Jenjang SD/MI/SDLB dan SMP/MTs 23 Penyelenggaraan Kejar paket A setara SD 22 Penyelenggaraan Kejar Paket B Setara SMP 23 Pembinaan Kelembagaan dan Manajemen Sekolah dengan Penerapa Manajem berbasis Sekolah (MBS) di Satuan Pendidikan Dasar 24 Pembinaan Minat Bakat dan Kreativitas Siswa 25 Pengembangan Materi Belajar Mengajar & Metode Pembelajaran dengan menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi 26 27 28 29 30 31 Penyebarluasan dan Sosialisasi Berbagai Informasi Pendidikan Dasar Penyelenggaraan akreditasi Sekolah Dasar Penyediaan bantuan operasional manajemen mutu (BOMM) Try Out UN/UASBN Pembelajaran Wisata Edukasi Pemeliharaan rutin/berkala Buku perpustakaan sekolah 3. Sasaran : Meningkatnya Angka Partisipasi jenjang SMA/SMK/MA IKU : Angka prosentase penduduk usia 16-18 tahun yang bersekolah di SMA/SMK/MA/Paket C 1). APM dan APK SMA/SMK/MA/Paket C tercapai sangat baik yaitu 113,29% dari jumlah siswa SMA/SMK/MA yaitu 10.423 orang dan APK sebesar 163,88.%. APK dan APM melebihi 100% yang artinya Kota Salatiga mampu menampung dari daerah sekitar. 7

Dibandingkan pada tahun 2015 APM dan APK SMA/SMK/MA tercapai sangat baik yaitu 112,16% dan APK sebesar 159,07% maka APM dan APK mengalami kenaikan yaitu 1,13% dan 4,81% 2). Pada tahun 2014 pencapaian APM dan APK adalah 95,11% dan 138,81%. Bila dibandingkan dengan pencapaian tahun 2016 maka APM dan APK mengalami kenaikan sebesar 18,18% dan 24,48%. 3). Demikian pula bila dibandingkan dengan capaian pada tahun 2013 APM 105,37% dan APK 146,31% mengalami kenaikan 7,92% dan 17.57% 4). Beberapa penyebab naiknya APM dan APK antara lain : Besarnya dukungan pemerintah Kota Salatiga dalam mendukung pendidikan anak jenjang SMA/SMK melalui penyediaan anggaran berbagai program dan kegiatan, Fasilitas belajar mengajar memenuhi SPM Terpenuhinya tenaga PTK, Meningkatnya animo masyarakat pada untuk mengikuti program keaksaraan Paket C. 6). Efisiensi Sumber Daya Dalam rangka mencapai sasaran strategis terjadi efisiensi sumberdaya antara lain: SDM Keuangan, 7) Program dan Kegiatan yang menunjang keberhasilan/kegagalan pencapaian sasaran strategis yaitu : Program :Pendidikan Menengah Kegiatan : 1 Pembangunan Laboratorium dan Ruang Praktek Sekolah 2 Pembangunan Taman, Lapangan Upacara dan Fasilitas Parkir 3 Pembangunan perpustakaan sekolah 4 Pengadaan Buku-buku dan Alat Tulis Siswa 5 Pengadaan Alat Paraktik dan Peraga Siswa 6 Rehabilitasi sedang/ berat bangunan sekolah 7 Rehabilitasi sedang/ berat sarna air bersih dan sanitary 8 Pelatihan penyusunan kurikulum 8

9 10 11 12 13 14 15 16 17 Penyediaan Bantuan BOMM Penyelenggaraan Paket C Setara SMA Peningkatan Kerjasama dengan DUDI Penyebarluasan & Sosialisasi Berbagai Informasi Dikmen Penyelenggaraan akreditasi sekolah menengah Pemberian beasiswa bagi siswa berprestasi Pengembangan Kota Vokasi Penyelenggaraan penerimaan peserta didik Try Out UN Pengalihan kewenangan bidang Dikmen Pada tahun 2016 realisasi pencapaian APM maupun APK mengalami kenaikan secara rinci bisa dilihat pada tabel III.1 TABEL III.1 APM DAN APK SD/MI, SMP/MTS,SMA/SMK/MA TAHUN 2011 S/D 2016 No. Jenjang 2011 100,29 2012 108,88 APM (%) 2013 2014 100,58 94,18 2015 99,58 2016 101,41 2011 117,85 2012 118,02 APK (%) 2013 2014 117,68 110,2 0 2015 115,53 2016 118,46 1. SD/MI/ Paket A 2. SMP/MTs/ Paket B 94,37 85,13 87,23 81,98 84,70 101,41 131,6 116,35 118,44 114,9 5 125,43 123,01 3. SMA/SMK/ MA 166,72 139 105,37 95,11 112,16 88,62 234,88 256 146,31 138,8 1 159,07 163,88 Sumber : Laporan PUS 2013& database disdikpora 2016 1. Sasaran IKU : Meningkatnya angka partisipasi jenjang TK/RA : Prosentase penduduk usia 4-6 tahun yang bersekolah di TK/RA/Penitipan Anak (PAUD) 1) APK TKRA tercapai cukup berhasil yaitu 119,79% dari jumlah siswa TK/RA adalah 9.993 orang. 2) Dibandingkan dengan tahun 2015, APK TK/RA tercapai cukup berhasil yaitu 72,34% Mengalami kenaikan 47,45% Bila dibandingkan dengan tahun 2014, APK TK/RA adalah61,14%, mengalami kenaikan 58,38% Dibandingkan tahun 2013, pencapaianapk 66,39% mengalami kenaikan 53,4%. 3). Berapa penyebab naiknya APM dan APK antara lain : 9

Besarnya dukungan pemerintah Kota Salatiga dalam mendukung pendidikan anak jenjang SMA/SMK melalui penyediaan anggaran berbagai program dan kegiatan, Fasilitas belajar mengajar yang semakin meningkat, Kualitas mutu pendidikan semakin meningkat, TK/RA di Kota Salatiga memiliki siswa yang berasal dari dalam dan luar Kota Salatiga, Meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya Pendidikan TK/RA dan penitipan anak 4). Efisiensi Sumber Daya Dalam rangka mencapai sasaran strategis terjadi efisiensi sumberdaya antara lain: SDM Keuangan 5). Program dan Kegiatan yang menunjang keberhasilan/kegagalan pencapaian sasaran strategis yaitu : Program : Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Terdiri dari kegiatan : Pembangunan Gedung Sekolah 1 2 Pembangunan Sarana dan Prasarana Bermain 3 Pelatihan kompetensi tenaga pendidik 4 Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini 5 6 Pengembangan Data dan Informasi Pendidikan Anak Usia Dini 7 Pengembangan kurikulum, Bahan Ajar dan Model Pembelajaran Anak Usia Dini Apresiasi PTK PAUD Breprestasi 2. Sasaran : Meningkatnya angka transisi TK/RA ke SD/MI IKU : Prosentase lulusan TK/RA yang diterima SD/MI 1). Angka transisi TK/RA ke SD/MI tercapai sangat baik yaitu 101,19% dari jumlah lulusan TK/RA 3.373 orang. Bila dibandingkan tahun 2015 angka transisi TK/RA ke SD/MI yaitu 104,71% mengalami penurunan 3,524 10

2). Bila dibandingkan tahun 2014 angka transisi TK/RA ke SD/MI yaitu 117,39% mengalami penurunan 16,21%. 3). Dibandingkan tahun 2013 dengan angka transisi 116.97% mengalami penurunan 15.78 %. 4) Sekolah SD/MI mampu menampung seluruh lulusan TK/RA di Kota Salatiga. 5). Beberapa penyebab turunnya angka transisi TK/RA ke SD/MI antara lain : Fasilitas belajar mengajar yang semakin meningkat di wilayah Kota Salatiga sekitar Menurunnya jumlah lulusan TK/RA Pendidikan TK/RA tidak menjadi persyaratan utama untuk diterima di jenjang SD/MI 6). Efisiensi Sumber Daya Dalam rangka mencapai sasaran strategis terjadi efisiensi sumberdaya antara lain: SDM Keuangan, terdapat efisiensi sebesar 30,75% dari (Rp. 732.095.000,-) 7). Program dan Kegiatan yang menunjang keberhasilan/kegagalan pencapaian sasaran strategis yaitu : Program :Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) 1 2 3 4 5 6 7 Pembangunan Gedung Sekolah Pembangunan Sarana dan Prasarana Bermain Pelatihan kompetensi tenaga pendidik Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini Pengembangan Data dan Informasi Pendidikan Anak Usia Dini Pengembangan kurikulum, Bahan Ajar dan Model Pembelajaran Anak usia dini Apresiasi PTK PAUD Breprestasi 3. Sasaran : Meningkatnya angka transisi SD/MI ke SMP/MTs. IKU : Prosentase lulusan SD/MI yang diterima SMP/MTs. 11

1) Angka transisi SD/MI yaitu 115,68% dari jumlah lulusan siswa SD/MI 3.017 orang. 2) Dibandingkan tahun 2015Angka transisi SD/MI yaitu 131,58% dari jumlah lulusan siswa SD/MI 2.820 orang mengalami penurunan 15,89% Dibandingkan tahun 2014 angka transisi SD/MI adalah 128,52%, mengalami penurunan 12,84%. Dibandingkan tahun 2013, pencapaian Angka transisi 128,51% mengalami penurunan sebesar 12,83 %. 4). Pada Tahun 2017 angka transisi ditargetkan sebesar 100% sedangkan tahun 2018 ditargetkan tercapai 100.% 5). SMP/MTs di Kota Salatiga mampu menampung seluruh lulusan SD/MI Kota Salatiga 6). Beberapa penyebab turunnya angka transisi antara lain : SMP/MTs di Kota Salatiga memiliki siswa yang berasal dari dalam dan luar Kota Salatiga, Banyaknya siswa yang melanjutkan sekolah ke sekolah sekitar Kota Salatiga Banyaknya sekolah yang berdiri di sekitar Kota Salatiga yang menjadi pilihan alternatif karena alasan keterjangkauan dan persaingan nilai yang lebih rendah. Menurunnya jumlah lulusan SD/MI 7). Efisiensi Sumber Daya Dalam rangka mencapai sasaran strategis terjadi efisiensi sumberdaya antara lain: SDM Keuangan 8). Program dan Kegiatan yang menunjang keberhasilan/kegagalan pencapaian sasaran strategis yaitu : Program : Wajib Belajar Sembilan Tahun Program Pendidikan Menengah 12

Kegiatan : Penyebarluasan dan sosialisasi berbagai informasi pendidikan dasar Pemberian Beasiswa Miskin Pendampingan BOS SD/MI, SMP/MTs Pembinaan Minat bakat dan prestasi siswa Pelatihan kompetensi siswa Penerimaan peserta didik baru 4. Sasaran : meningkatnya angka transisi SMP/MTs ke SMA/SMK/MA IKU : Prosentase lulusan SMP/MTs yag diterima di SMA/SMK/MA 1). Angka transisi SMP/MTs tercapai cukup berhasil yaitu 161,85% dari jumlah lulusan 3.071 orang. 2). Dibandingkan Tahun 2015 Angka transisi SMP/Mts tercapai cukup berhasil yaitu 159,11% dari jumlah lulusan 3.174 siwa SMP/MTs. Mengalami kenaikan 2.74 % Dibandingkan dengan tahun 2014 angka transisi SMP/MTs yaitu 157.55%, mengalami kenaikan 4,3% Dibandingkan tahun 2013, pencapaian Angka transisi 128,46% mengalami kenaikan sebesar 33,39% 3). Pada Tahun 2017 angka transisi ditargetkan sebesar 100% sedangkan tahun 2018 ditargetkan tercapai 100% 4). SMA/SMK/MA di Kota Salatiga mampu menampung seluruh lulusan SMP/MTs Kota Salatiga 5). Beberapa penyebab naiknya angka transisi antara lain : SMA/SMK/MA di Kota Salatiga memiliki siswa yang berasal dari dalam dan luar Kota Salatiga, Besarnya dukungan pemerintah Kota Salatiga dalam mendukung pendidikan anak jenjang SMP/MTs dan SMA/SMK melalui penyediaan anggaran berbagai program dan kegiatan, Fasilitas belajar mengajar memenuhi SPM Terpenuhinya tenaga PTK 13

Tingginya kesadaran dan minat masyarakat terhadap pentingnya pendidikan menengah. 6). Efisiensi Sumber Daya Dalam rangka mencapai sasaran strategis terjadi efisiensi sumberdaya antara lain: SDM Keuangan, 7). Program dan Kegiatan yang menunjang keberhasilan/kegagalan pencapaian sasaran strategis yaitu : Program : Program Wajib Belajar Sembilan Tahun Program Pendidikan Menengah Kegiatan : Pembinaan Kelembagaan dan Managemen Berbasis Sekolah dengan penerapa MBS di satuan pendidikan dasar 5. Penyebarluasan dan sosialisasi berbagai informasi pendidikan Pemberian beasiswa miskin Dikdasmen Sasaran : Menurunnya angka putus sekolah disemua jenjang pendidikan IKU : Prosentase siswa putus sekolah jenjang SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA. a). SD/MI 1). Prosentase siswa putus sekolah SD/MI adalah 0,0107 % dari jumlah siswa SD/MI tahun sebelumnya 18.752 orang. Jumlah siswa SD/MI yang putus sekolah adalah 2 orang. 2). Dibandingkan pada tahun 2015 prosentase siswa putus sekolah SD/MI adalah 0,0118 % lebih rendah 0,00108%. Dibandingkan tahun 2014 prosentase siswa putus sekolah SD/MI adalah0,01078 % lebih rendah 0,00008% 14

Dibandingkan tahun 2013, prosentase siswa putus sekolah 0,07%, mengalami penurunan sebesar 0,06%. 4). Pada Tahun 2017 prosentase siswa putus sekolahditargetkan sebesar 0,001% sedangkan tahun 2018 ditargetkan 0,007%. 5). Beberapa penyebab menurunnya angka putus sekolah antara lain : Adapun penyebab siswa putus sekolah karena terpengaruh pergaulan buruk. 6). Efisiensi Sumber Daya Dalam rangka mencapai sasaran strategis terjadi efisiensi sumberdaya antara lain: SDM Keuangan 7). Program dan Kegiatan yang menunjang keberhasilan/kegagalan pencapaian sasaran strategis yaitu : Program : Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun Kegiatan : Pemberian beasiswa kurang mampu (SD) Pembinaan minat, bakat dan kreativitas siswa (SD) Kejar Paket A Pendampingan BOS SD/MI b.smp/mts. 1). Pada tahun 2016 prosentase siswa putus sekolah SMP/MTs adalah 0,22 % dari jumlah siswa SMP/MTs tahun sebelumnya 10.488 orang. Jumlah siswa SMP/MTs yang putus sekolah adalah 23 orang. Pada tahun 2015 Prosentase siswa putus sekolah SMP/MTs adalah 0,21 % dari jumlah siswa SMP/MTs tahun sebelumnya 9.245 orang. Jumlah siswa SMP/MTs mengalami kenaikan 0,01% atau 4 orang. yang putus sekolah adalah 19 orang, 2). Dibandingkan dengan tahun 2014 prosentase siswa putus sekolah SMP/MTsadalah 0,20%. Jumlah siswa SMP/MTs yang putus sekolah 15

adalah 20 orang. Dengan demikian mengalami kenaikan jumlah siswa putus sekolah 0,02% atau 3 orang. 3). Dibandingkan tahun 2013, prosentase siswa putus sekolah 0,13 %, mengalami kenaikan 0,09% 4). Pada Tahun 2017 prosentase siswa putus sekolahditargetkan sebesar 0,02 % sedangkan tahun 2017 ditargetkan 0,18%. 6) Beberapa penyebab meningkatnya angka putus sekolah antara lain : - Terpengaruh pergaulan buruk. 7). Efisiensi Sumber Daya Dalam rangka mencapai sasaran strategis terjadi efisiensi sumberdaya antara lain: SDM Keuangan 8). Program dan Kegiatan yang menunjang keberhasilan/kegagalan pencapaian sasaran strategis yaitu : Program : Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun Kegiatan : b. Pemberian beasiswa kurang mampu (SMP) Pembinaan minat, bakat dan kreativitas siswa (SMP) Bantuan Pendampingan BOS Kejar paket B Pembinaan SMP Terbuka SMA/MA 1). Prosentase siswa putus sekolah SMA/SMK adalah 1,94 % dari jumlah siswa SMA/SMK tingkat yang sama pada tahun sebelumnya 14.339 orang.jumlah siswa SMA/SMK yang putus sekolah adalah 278 orang. Pada tahun 2015 prosentase siswa putus sekolah SMA/SMK adalah 2,18 % dari jumlah siswa SMA/SMK tingkat yang sama pada tahun sebelumnya 13.332 orang.jumlah siswa SMA/SMK yang putus 16

sekolah adalah 269 orang, mengalami penurunan 0,24%. Namun dari jumlah siswa mengalami kenaikan 9 orang 2). Bila dibandingkan tahun 2014 jumlah siswa putus sekolah SMA/SMK adalah 236 orang atau 1,68 %, mengalami penurunan 0,26% atau 42 orang. 3). Bila dibandingkan tahun 2013, prosentase siswa putus sekolah adalah 2,18% atau 303 orang atau mengalami penurunan 0,196% 4). Pada Tahun 2017 prosentase siswa putus sekolahditargetkan sebesar 0,20 % sedangkan tahun 2018 ditargetkan 0,20 %. 6). Beberapa penyebab menurunnya angka putus sekolah antara lain : Terpengaruh pergaulan buruk/sosial Keterbatasan perekonomian 7). Efisiensi Sumber Daya Dalam rangka mencapai sasaran strategis terjadi efisiensi sumberdaya antara lain: SDM Keuangan 8). Program dan kegiatan yang menunjang keberhasilan/kegagalan pencapaian sasaran strategis yaitu : Program : Pendidikan Menengah Kegiatan : Pemberian beasiswa bagi siswa keluarga kurang mampu (Dikmen) Pemberian beasiswa bagi siswa berprestasi Pengembangan Kota Vokasi Peningkatan kerjasama dan Dudi Penyebarluasan berbagai informasi pendidikan menengah 17

6. Sasaran : Meningkatkan angka lulusan disemua jenjang pendidikan IKU : Prosentase siswa yang lulus ujian nasional a). SD/MI 1). Prosentase siswa lulus ujian nasional adalah 100% dari jumlah peserta ujian nasionalsd/mi 3.017 orang. Kondisi ini sama dengan tahun 2015 prosentase siswa lulus ujian nasional adalah 100%. 2) Dibandingkan tahun 2014 prosentase siswa lulus ujian nasional adalah 99,97% mengalami kenaikan 0,13%. 3). Dibandingkan tahun 2013, prosentase siswa lulus ujian adalah 100 %, 4). Pada Tahun 2017 prosentase siswa lulus ujian nasionalditargetkan sebesar 100% sedangkan tahun 2018 ditargetkan 100%. 5). Beberapa penyebab meningkatnya prosentase siswa lulus ujian nasional : Adanya penyediaan sarana prasarana penunjang, Perbaikan cara mengajar guru, Upaya meningkatkan kualitas dengan kegiatan try out ujian bagi siswa Bantuan penyelenggaraan ujian dari kota, propinsi dan pusat, 6). Efisiensi Sumber Daya Dalam rangka mencapai sasaran strategis terjadi efisiensi sumberdaya antara lain: SDM Keuangan 7). Program dan Kegiatan yang menunjang keberhasilan pencapaian sasaran strategis yaitu : Program : Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun Kegiatan : Pembangunan Laboratorium Dan Ruang Praktek Sekolah 18

Pembangunan Perpustakaan Sekolah Pengadaan Buku-Buku Dan Alat Tulis Siswa Pengadaan Alat Praktik Dan Peraga Siswa Pengadaan Mebeluer Sekolah Pemeliharaan Rutin/Berkala Alat Praktik Dan Peraga Siswa Pemeliharaan Rutin/Berkala Perlengkapan Sekolah Rehabilitas Sedang/Berat Ruang Kelas Sekolah Pelatihan Kompetensi Siswa Berprestasi Pelatihan Penyusunan Kurikulum Penyediaan BOS Jenjang SD/MI/SDLB Dan SMP/Mts Penyediaan Buku Pelajaran Untuk SD/MI/SDLB Dan SMP/Mts Penyelenggaraan Kejar Paket A Setara SD Pengembangan Materi Belajar Mengajar & Metode Pembelajaran Dengan Menggunakan Teknologi Informasi Dan Komunikasi Penyebarluasan Dan Sosialisasi Berbagai Informasi Pendidikan Dasar Penyelenggaraan Akreditasi Sekolah Dasar Try Out UN/UASBN c. SMP/MTs 1). Prosentase siswa lulus ujian nasional SMP/Mts adalah 99,94% dari jumlah peserta ujian 3.248 orang 19

Dibandingkan tahun 2015 prosentase siswa lulus ujian nasional SMP/Mts adalah 99,91% mengalami peningkatan 0,03% 2). Dibandaingkan dengan tahun 2014 Prosentase siswa lulus Ujian Nasional SMP/MTs adalah 99,97 % mengalami penurunan sebesar 0,03%. 3). Dibandingkan tahun 2013, prosentase siswa lulus ujian nasional adalah 99,93%, mengalami kenaikan sebesar 0,01% 4). Pada Tahun 2017 prosentase siswa lulus ujian nasionalditargetkan sebesar 100% sedangkan tahun 2018 ditargetkan 100%. 5). Beberapa penyebab naiknya prosentase siswa lulus ujian nasional disebabkan karena: Penyediaan sarana dan prasarana penunjang Perbaikan cara mengajar guru Bantuan penyelenggaraan ujian dari Kota, Propinsi dan Pusat Latihan/try out ujian 6). Efisiensi Sumber Daya Dalam rangka mencapai sasaran strategis terjadi efisiensi sumberdaya antara lain: SDM Keuangan 7). Program dan Kegiatan yang menunjang keberhasilan/kegagalan pencapaian sasaran strategis yaitu : Program : Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun Kegiatan : Penyediaan buku pelajaran untuk SD/MI/SDLB/SMP/MTs Pengembangan materi belajar mengajar dan metode pembelajaran dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi. Penyediaan bantuan operasional manajemen mutu (BOMM) Try out UN/UASBN. Penyelenggaraan akreditasi sekolah 20

Pelatihan penyusunan kurikulum. d. SMA/MA 1) Prosentase siswa lulus ujian nasional SMA/SMK adalah 99,95% dari jumlah siswa 3853 orang. 2) Dibandingkan tahun 2015 prosentase siswa lulus ujian nasional SMA/SMK adalah 99,94% lebih rendah 0,68% Bila dibandingkan tahun 2014 prosentase siswa lulus adalah 99,96%, mengalami penurunan 0,7%. Bila dibandingkan tahun 2013, prosentase siswa lulus ujian nasional adalah 99,88%, mengalami penurunan sebesar 0,62% 3).Pada Tahun 2017 prosentase siswa lulus ujian nasionalditargetkan sebesar 100% sedangkan tahun 2018 ditargetkan 100%. 4). Beberapa penyebab menurunnya prosentase siswa SMA/SMK lulus ujian nasional antara lain : Terbatasnya kemampuan siswa Siswa tidak mengikuti ujian nasional 5). Efisiensi Sumber Daya Dalam rangka mencapai sasaran strategis terjadi efisiensi sumberdaya antara lain: SDM Keuangan 6). Program dan Kegiatan yang menunjang keberhasilan/kegagalan pencapaian sasaran strategis yaitu : Program : Pendidikan Menengah Kegiatan : Penyediaan Bantuan Operasional Manajemen Mutu (BOMM). Tryout/UASBN 21

7. Sasaran : Meningkatkan rata-rata nilai ujian nasional pada semua jenjang pendidikan IKU : Angka rata-rata nilai Ujian Nasional SD,SMP, SMA dan SMK sederajat. a. SD/MI 1). Pada tahun 2016 Angka rata-rata ujian nasional siswa SD adalah 7,75 Dibandingkan dengan tahun 2015 angka rata-rata ujian nasional siswa SD adalah 7,24 mengalami peningkatan 0,51 2). Dibandingkan tahun 2013 dan 2014, angka rata-rata ujian sekolah siswa SD adalah 7,59 dan 7,68 mengalami peningkatan 0,16 dan 0,07 3). Pada Tahun 2017 angka rata-rata lulus ujian nasional/sekolahditargetkan sebesar 7,25 sedangkan tahun 2018 ditargetkan 7,25. 4). Beberapa penyebab angka rata-rata ujian nasional mengalami kenaikan adalah: Adanya penyediaan sarana prasarana penunjang,perbaikan cara mengajar guru, Upaya meningkatkan kualitas dengan kegiatan try out ujianbagi siswa dan bantuan penyelenggaraan ujian dari kota, propinsi dan pusat, 5). Efisiensi Sumber Daya Dalam rangka mencapai sasaran strategis terjadi efisiensi sumberdaya antara lain: SDM Keuangani 6). Program dan Kegiatan yang menunjang keberhasilan/kegagalan pencapaian sasaran strategis yaitu : Program : Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun Kegiatan : Pelatihan kompetensi siswa berprestasi Pelatihan penyusunan kurikulum 22

Latihan try out/uasbn b.smp/mts 1). Angka rata-rata ujian nasional siswa SMP/Mts adalah 6,24 Dibandingkan pada tahun 2015 angka rata-rata ujian nasional siswa SMP/Mts adalah 6,79 mengalami penurunan 0,55 2).Dibandingkan tahun 2014, angka rata-rata ujian nasional adalah 6,84 mengalami penurunan 0,6 3) Dibandingkan tahun 2013 angka rata-rata ujian nasional 6,84 mengalami penurunan 0,6 4).Pada Tahun 2017 angka rata-rata lulus ujian nasional/sekolah ditargetkan sebesar 7 sedangkan tahun 2018 ditargetkan 7,25. 5).Beberapa penyebab angka rata-rata ujian nasional tidak mengalami kenaikan adalah: Menyesuaikan kemampuan siswa 6). Efisiensi Sumber Daya Dalam rangka mencapai sasaran strategis terjadi efisiensi sumberdaya antara lain: SDM Keuangan 7).Program dan Kegiatan yang menunjang keberhasilan/kegagalan pencapaian sasaran strategis yaitu : Program : Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun Kegiatan : Pelatihan kompetensi siswa berprestasi Pelatihan penyusunan kurikulum Penyediaan bantuan operasional manajemen mutu (BOMM) Dikdas Try out UN/UASBN. c. SMA/MA/SMK 1).Angka rata-rata ujian nasional siswa SMA adalah 7,58 dan SMK 6,22 23

2).Dibandingkan pada tahun 2015Angka rata-rata ujian nasional siswa SMA adalah 6,58, mengalami kenaikan 1. Sedangkan siswa SMK 6,57 mengalami penurunan 0,35 Dibandingkan tahun 2014, angka rata-rata nilai ujian nasional SMA adalah 6.71 dan 6.97, mengalami kenaikan 0,87 dan penurunan 0,75 (untuk jenjang SMK. 3).Pada Tahun 2017 angka rata-rata nilai ujian nasional/sekolahditargetkan sebesar 7,25 sedangkan tahun 2018 ditargetkan 7,25. 4). Beberapa penyebab angka rata-rata nilai ujian nasional mengalami kenaikan (SMA) dan penurunan (SMK) adalah: Menyesuaikan kemampuan siswa Adanya penyediaan sarana prasarana penunjang, Perbaikan cara mengajar guru, Upaya meningkatkan kualitas dengan kegiatan try out ujianbagi siswa Bantuan penyelenggaraan ujian dari kota, propinsi dan pusat, 5). Efisiensi Sumber Daya Dalam rangka mencapai sasaran strategis terjadi efisiensi sumberdaya antara lain: SDM Keuangan 6). Program dan Kegiatan yang menunjang keberhasilan/kegagalan pencapaian sasaran strategis yaitu : Program : Pendidikan Menengah Pendidikan Dasar Sembilan Tahun Kegiatan : Pelatihan kompetensi tenaga pendidik Dikmen Pelatihan penyusunan kurikulum Dikmen Penyediaan bantuan operasional manajemen mutu (BOMM) Dikdas 24

Try out UN/UASBN. 8. Sasaran :Meningkatkan kualifikasi kelayakan serta kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan di semua jenjang pendidikan. IKU : Prosentase guru layak mengajar. a. SD 1). Prosentase guru SD layak mengajar adalah (S1) adalah 88,87% dari jumlah guru SD 1.186 orang. 2). Dibandingkan tahun 2015 prosentase guru SD layak mengajar adalah (S1) adalah 83,07% mengalami kenaikan sebesar 5,8%. Bila dibandingkan tahun 2014 prosentase guru SD layak mengajar (S1) adalah 79,40% mengalami kenaikan sebesar 9,47% 3). Bila dibandingkan tahun 2013, prosentase guru layak mengajar adalah 68,99% mengalami kenaikan sebesar 19,88% 4). Pada Tahun 2017 prosentase guru layakmengajarditargetkan sebesar 90% sedangkan tahun 2018 ditargetkan 92%. 5). Beberapa penyebab naiknya prosentase guru layak mengajar antara lain adalah karena: Dukungan dari bantuan pembiayaan dari pemerintah bagi guru SD yang belum S1 melalui peningkatan kualifikasi S1/D4 Sebagian guru telah menyelesaikan pendidikan S1 Adanya guru baru berpendidikan S1 yang bekerja di SD swasta. 6). Efisiensi Sumber Daya Dalam rangka mencapai sasaran strategis terjadi efisiensi sumberdaya antara lain: SDM Keuangan 7). Program dan Kegiatan yang menunjang keberhasilan/kegagalan pencapaian sasaran strategis yaitu : Program : 25

Peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan. Kegiatan : Pelaksanaan Sertifikasi Pendidik Pelaksanaan Uji Kompetensi Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Pelatihan Bagi Pendidik Untuk Memenuhi Standar Kompetensi Tenaga Kependidikan Pengembangan Mutu Dan Kualitas Program Pendidikan Dan Pelatihan Bagi Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Pengembangan Sistem Pendataan Dan Pemetaan Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Pengembangan Sistem Penghargaan Dan Perlindungan Terhadap Profesi Pendidik Penyelenggaraan Pelatihan Pendidik Dan Tenaga (PTK) Kependidikan Formal b. SMP 1). Prosentase guru SMP layak mengajar adalah 92,3% dari jumlah guru SMP 637 orang. 2). Dibandingkan tahun 2015 prosentase guru SMP layak mengajar adalah 90,01% mengalami kenaikan 2,29%. Namun bila dibandingkan pada tahun 2014 Prosentase guru SMP layak mengajar adalah 89,52%,Dibandingkan dengan tahun 2016 maka mengalami kenaikan 2.78 3). Bila dibandingkan tahun 2013, prosentase guru SMP layak mengajar adalah 90,34%, mengalami kenaikan sebesar 1,96%. 4). Pada Tahun 2017 prosentase guru SMP layak mengajar ditargetkan sebesar 95% sedangkan tahun 2018 ditargetkan 95%. 5). Beberapa penyebab naiknya prosentase guru SMP layak mengajar adalah karena: 26

Dukungan dari bantuan pembiayaan dari pemerintah bagi guru SMP yang belum S1 melalui peningkatan kualifikasi S1/D4 Sebagian guru telah menyelesaikan pendidikan S1 dengan biaya sendiri Adanya guru baru berpendidikan S1 yang bekerja di SMP swasta. 6). Efisiensi Sumber Daya Dalam rangka mencapai sasaran strategis terjadi efisiensi sumberdaya antara lain: SDM Keuangan 7). Program dan Kegiatan yang menunjang keberhasilan/kegagalan pencapaian sasaran strategis yaitu : Program : Peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan. Kegiatan : Pelaksanaan Sertifikasi Pendidik Pelaksanaan Uji Kompetensi Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Pelatihan Bagi Pendidik Untuk Memenuhi Standar Kompetensi Tenaga Kependidikan Pendidikan Lanjutan Bagi Pendidik Untuk Memenuhi Standar Kualifikasi Pengembangan Mutu Dan Kualitas Program Pendidikan Dan Pelatihan Bagi Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Pengembangan Sistem Pendataan Dan Pemetaan Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Pengembangan Sistem Penghargaan Dan Perlindungan Terhadap Profesi Pendidik Penyelenggaraan Pelatihan Pendidik Dan Tenaga (PTK) Kependidikan Formal 27

c. SMA/SMK 1). Prosentase guru SMA/SMK yang layak mengajar adalah 96,48% dari jumlah guru SMA/SMK dengan jumlah 1.079 orang. 2). Dibandingkan pada tahun 2015 prosentase guru SMA/SMK yang layak mengajar adalah 94,11% mengalami kenaikan 2,36%. Bila dibandingkan dengan pencapaian ditahun 2014 prosentase guru SMA/SMK yang layak mengajar (S1) adalah 95,74%, mengalami kenaikan 0,74% Namun bila dibandingkan tahun 2013, prosentase guru layak mengajar adalah 94,76% mengalami kenaikan sebesar 1,7%. 3).Pada Tahun 2017 prosentase guru layakmengajarditargetkan sebesar 95% sedangkan tahun 2018 ditargetkan 100%. 4). Beberapa penyebab naiknya prosentase guru layak mengajar antara lain karena: Sebagian guru telah menyelesaikan pendidikan S1 dengan biaya sendiri 5). Efisiensi Sumber Daya Dalam rangka mencapai sasaran strategis terjadi efisiensi sumberdaya antara lain: SDM Keuangan 6). Program dan Kegiatan yang menunjang keberhasilan/kegagalan pencapaian sasaran strategis yaitu : Program : Peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan. Kegiatan : Pelaksanaan Sertifikasi Pendidik Pelaksanaan Uji Kompetensi Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Pelatihan Bagi Pendidik Untuk Memenuhi Standar Kompetensi Tenaga Kependidikan 28

Pendidikan Lanjutan Bagi Pendidik Untuk Memenuhi Standar Kualifikasi Pengembangan Mutu Dan Kualitas Program Pendidikan Dan Pelatihan Bagi Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Pengembangan Sistem Pendataan Dan Pemetaan Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Pengembangan Sistem Penghargaan Dan Perlindungan Terhadap Profesi Pendidik Penyelenggaraan Pelatihan Pendidik Dan Tenaga (PTK) Kependidikan Formal 12.Sasaran : Mengurangi buta huruf IKU : Prosentase penduduk buta huruf 1). Prosentase penduduk buta huruf adalah 0,61% atau 736 orang dari jumlah penduduk usia 15-59 tahun 121.560 orang. 2). Dibandingkan dengan tahun 2015 prosentase penduduk buta huruf adalah 0,021%, mengalami kenaikan 0,59 %. Dibandingkan dengan tahun 2014 prosentase penduduk buta huruf adalah 0,027% mengalami kenaikan 0,58%.. Bila dibandingkan tahun 2013, prosentase penduduk buta huruf adalah 0,04 % mengalami kenaikan sebesar 0,57 % 3). Pada Tahun 2017 prosentase penduduk buta huruf ditargetkan sebesar 0,6% sedangkan tahun 2017 ditargetkan 0,6%. 4). Beberapa penyebab naiknya prosentase penduduk buta huruf adalah antara lain adalah karena : Penduduk buta huruf tersebut merupakan sasaran penduduk buta huruf tahun 2016 Domisili penduduk buta huruf yang menyebar di beberapa kelurahan yang berbeda Terbatasnya tenaga lapangan pendidikan masyarakat. 29

Usia sasaran sudah tidak memenuhi persyaratan untuk mengikuti proram keaksaraan dasar dan lanjutan. 5). Efisiensi Sumber Daya Dalam rangka mencapai sasaran strategis terjadi efisiensi sumberdaya antara lain: SDM Keuangan 6). Program dan Kegiatan yang menunjang keberhasilan/kegagalan pencapaian sasaran strategis yaitu : Program : Pendidikan Non Formal Pendidikan wajib belajar pendidikan dasar Kegiatan : Pemberdayaan tenaga pendidik non formal Pembinaan pendidikan kursus dan kelembagaan Pengembangan pendidikan keaksaraan Pengembangan pendidikan kecakapan hidup Penyediaan sarana dan prasarana pendidikan non formal Pengembangan data dan informasi pendidikan non formal Pengembangan kebijakan pendidikan non formal Publikasi dan sosialisasi pendidikan non formal Pengarusutamaan gender. Kejar Paket A 30

Prosentase Penduduk Melek Huruf 1). Prosentase penduduk melek huruf adalah 99,03% dari jumlah penduduk usia 15 ke atas yaitu 121.560 orang. 2). Dibandingkan tahun 2015 prosentase penduduk melek huruf adalah 99,97% mengalami penurunan 0,94%. Dibanding tahun 2014 prosentase penduduk melek huruf adalah 99,97% mengalami penurunan 0,94. Demikian pula bila dibandingkan tahun 2013, prosentase penduduk melek huruf adalah99,70 % mengalami penurunan sebesar 0,67 % 3). Pada Tahun 2017 prosentase penduduk melek huruf ditargetkan sebesar99,03 % sedangkan tahun 2018 ditargetkan 99,03 %. 4). Beberapa penyebab naiknya prosentase penduduk melek huruf adalah antara lain adalah karena penduduk buta huruf merupakan sasaran penduduk buta huruf tahun 2015, domisili penduduk buta huruf yang menyebar di beberapa kelurahan yang berbeda dan terbatasnya tenaga lapangan pendidikan masyarakat. 5). Efisiensi Sumber Daya Dalam rangka mencapai sasaran strategis terjadi efisiensi sumberdaya antara lain: SDM Keuangan, terdapat efisiensi sebesar...% dari 6). Program dan Kegiatan yang menunjang keberhasilan/kegagalan pencapaian sasaran strategis yaitu : Program : Pendidikan Non Formal Pendidikan Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun Kegiatan : Pembinaan Pendidikan Kursus Dan Kelembagaan Pengembangan Pendidikan Keaksaraan Pengembangan Pendidikan Kecakapan Hidup 31

Penyediaan Sarana Dan Prasarana Pendidikan Non Formal Pengembangan Data Dan Informasi Pendidikan Non Formal Pengembangan Kebijakan Pendidikan Non Formal Publikasi Dan Sosialisasi Pendidikan Non Formal Pegarustamaan Gender Bidang Pendidikan 13. Sasaran :Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana pendidikan IKU : Prosentase ruang kelas yang layak Secara keseluruhan prosentase ruang kelas yang layak SD/SMP/SMA/SMK tahun 2016 adalah 91,68% a. SD/MI 1). Prosentase ruang kelas yang layak adalah 88,07% dari jumlah ruang kelas SD 654. 2). Dibandingkan tahun 2015 prosentase ruang kelas yang layak adalah 82,49% mengalami kenaikan 5,58%. Dibandingkan tahun 2014 prosentase ruang kelas yang layak adalah 86,06% mengalami kenaikan 2,01%. Namun bila dibandingkan tahun 2013, prosentase ruang kelas yang layak adalah 88,27% mengalami penurunan sebesar 0,2%. 3).Pada Tahun 2017 prosentase ruang kelas yang layak ditargetkan sebesar 85% sedangkan tahun 2018 ditargetkan 86%. 4). Beberapa penyebab naiknya prosentase ruang kelas yang layak disebabkan karena: Rehab ruang kelas/pembangunan ruang dapat terlaksana Tersedianya anggaran pemeliharaan 5) Efisiensi Sumber Daya Dalam rangka mencapai sasaran strategis terjadi efisiensi sumberdaya antara lain: SDM Keuangani 32

6). Program dan Kegiatan yang menunjang keberhasilan/kegagalan pencapaian sasaran strategis yaitu : Program : Wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun Kegiatan : Penambahan Ruang Kelas Sekolah Pemeliharaan Rutin/Berkala Taman, Lapangan Upacara Dan Fasilitas Parkir Pemeliharaan rutin/berkala bangunan sekolah Rehabilitas Sedang/Berat Ruang Kelas Sekolah b. SMP/MTs 1). Prosentase ruang kelas yang layak adalah 92,60% dari jumlah ruang kelas SMP yaitu 338 ruang. 2). Dibandingkan tahun 2015 Prosentase ruang kelas yang layak adalah 87,76%, mengalami kenaikan 4,84%. Bila dibandingkan pada tahun 2014, prosentase ruang kelas yang layak adalah 89,92% maka mengalami kenaikan 2.68%.. Namun bila dibandingkan tahun 2013, prosentase ruang kelas yang layak adalah 92,68% mengalami penurunan sebesar 0,08%. 4). Pada Tahun 2017 prosentase ruang kelas yang layak ditargetkan sebesar 88% sedangkan tahun 2018 ditargetkan 89%. 5). Beberapa penyebab naiknya prosentase ruang kelas yang layak karena: Terdapat ruang kelas yang difungsikan untuk ruang penunjang belajar. Rehab ruang kelas/pembangunan ruang dapat terlaksana. Terdapatnya anggaran pemeliharaan rutin/berkala bangunan sekolah. 6). Efisiensi Sumber Daya 33

Dalam rangka mencapai sasaran strategis terjadi efisiensi sumberdaya antara lain: SDM Keuangan 7). Program dan Kegiatan yang menunjang keberhasilan/kegagalan pencapaian sasaran strategis yaitu : Program : Wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun Kegiatan : Penambahan Ruang Kelas Sekolah Pemeliharaan Rutin/Berkala Taman, Lapangan Upacara Dan Fasilitas Parkir Rehabilitas Sedang/Berat Ruang Kelas Sekolah c. SMA/SMK 1). Prosentase ruang kelas yang layak adalah 95,97% dari jumlah ruang SMA dan SMK 273 ruang. 2). Dibandingkan tahun 2015 prosentase ruang kelas yang layak adalah 94,73% mengalami kenaikan 1,24% Dibandingkan pada tahun 2014 prosentase ruang kelas yang layak adalah93,15% dibandingkan dengan tahun 2016, mengalami kenaikan 2,82%. Bila dibandingkan tahun 2013, prosentase ruang kelas yang layak adalah 94,46% mengalami kenaikan sebesar 1,51%. 3). Pada Tahun 2017 prosentase ruang kelas yang layak ditargetkan sebesar 100% sedangkan tahun 2018 ditargetkan 100%. 4). Beberapa penyebab naiknya prosentase ruang kelas antara lain adalah karena: Menurunnya jumlah ruang kelas rusak; Tersedianya anggaran untuk Rehab ruang kelas/pembangunan ruang kelas yang dibiayai oleh pemerintah; 34

Tersedianya anggaran untuk biaya pemeliharaan ruang kelas/bangunan dari komite sekolah; 5). Efisiensi Sumber Daya Dalam rangka mencapai sasaran strategis terjadi efisiensi sumberdaya antara lain: SDM Keuangan. 6). Program dan Kegiatan yang menunjang keberhasilan/kegagalan pencapaian sasaran strategis yaitu : Program : Pendidikan Menengah Kegiatan : Penambahan kelas sekolah (Dikmen) Rehab sedang/berat ruang kelas sekolah (Dikmen) 14.Sasaran : meningkatkan peran pemuda IKU : Jumlah keterlibatan pemuda dalam kegiatan pemuda 1) Jumlah pemuda yang terlibat dalam kegiatan pemuda adalah 160 orang. 2) Dibandingkan tahun 2015 Jumlah pemuda yang terlibat dalam kegiatan pemuda adalah 269, mengalami penurunan 106 orang. Bila dibandingkan pada tahun 2014 jumlah pemuda yang terlibat dalam kegiatan pemuda adalah210 orang mengalami penurunan 59 orang. 3). Bila dibandingkan tahun 2013, jumlah pemuda yang terlibat dalam kegiatan pemuda adalah 150 orang mengalami kenaikan sebanyak 10 orang 4). Beberapa penyebab meningkatnya jumlah pemuda yang terlibatdalam kegiatan pemuda adalah: 35

Terdapat program dan kegiatan yang harus menyesuaikan dan mengacu dengan Dinpora Propinsi Jatenag. 6). Efisiensi Sumber Daya Dalam rangka mencapai sasaran strategis terjadi efisiensi sumberdaya antara lain: SDM Keuangan. 7). Program dan Kegiatan yang menunjang keberhasilan/kegagalan pencapaian sasaran strategis yaitu : Program : Pengembangan dan keserasian kebijakan pemuda Peningkatan peran serta kepemudaan Kegiatan : Pendataan potensi kepemudaan Pembinaan organisasi kepemudaan Pendidikan dan pelatihan dasar kepemimpinan 15. Sasaran : Meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan olahraga. IKU : Prosentase siswa yang berpartisipasi dibidang olahraga. 1) Prosentase siswa yang berpartisipasi dibidang olahraga adalah 73,68% dari seluruh siswa yang berprestasi 19 siswa ke tingkat karesidenan, propinsi dan nasional. 2) Dibandingkan pada tahun 2015 prosentase siswa yang berpartisipasi dibidang olahraga adalah 68,63% mengalami kenaikan 5,05%. Dibandingkan tahun 2014 prosentase siswa yang berpartisipasi dibidang olahraga adalah 35,53%, mengalami kenaikan 38,15%. 3). Bila dibandingkan tahun 2013, prosentase siswa yang berprestasi adalah77,61% mengalami penurunan sebesar 3,93%. 36

4). Beberapa penyebab naiknyaprosentase siswa berprestasi dalam kegiatan olahraga antara lain adalah karena: Adanya persiapan lomba bagi peserta Adanya penghargaan bagi siswa yang berprestasi dibidang olahraga. Dukungan pemerintah Kota Salatiga dalam pembinaan bidang pora penyediaan program, kegiatan dan anggaran. 5). Efisiensi Sumber Daya Dalam rangka mencapai sasaran strategis terjadi efisiensi sumberdaya antara lain: SDM Keuangani 6). Program dan Kegiatan yang menunjang keberhasilan/kegagalan pencapaian sasaran strategis yaitu : Program :pengembangan kebijakan manajemen olahraga Program pembinaan dan pemasyarakatan olahraga Program peningkatan sarana dan prasarana olahraga Kegiatan : Peningkatan mutu organisasi dan tenaga keolahragaan Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pengembangan olahrag Peningkatan kesegaran jasmani dan rekreasi Pembinaan olahraga yang berkembang di masyarakat Pembibitan dan pembinaan olahragawan berbakat Penyelenggaraan kompetisi olahraga Pemberian penghargaan bagi insane OR yang berdedikasi dan berprestasi. Peningkatan pembangunan sarana dan prasarana olahraga. Pemantauan evaluasi pembangunan sarana dan prasarana olahraga Pemeliharaan rutin/berkala sarana dan prasarana olahraga. 37

B. PEMENUHAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) 16. Sasaran : Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana pendidikan IKU : Jumlah Peserta Didik dalam setiap rombongan belajar untuk SD/MI tidak melebihi 32 orang dan untuk SMP tidak melebih 36.Untuk setiap rombongan belajar tersedia 1 (satu) ruang kelas yang dilengkapi dengan meja dan kursi yang cukup untuk Peserta Didik dan guru, papan tulis. a. Prosentase SD/MI yang semua rombelnya tidak melebihi 32 siswa. 1). Prosentase sekolah jenjang SD yang semua rombelnya tidak melebihi 32 siswa adalah 68,09 atau 64 sekolah dari 94 sekolah. 2). Dibandingkan dengan tahun 2015 prosentase sekolah jenjang SD yang semua rombelnya tidak melebihi 32 siswa adalah 70,01%, mengalami penurunan 1,92%. Dibandingkan tahun 2014 prosentase sekolah jenjang SD yang semua rombongan belajar tidak melebihi 32 siswa adalah 71%.mengalami penurunan 2,91 % 3). Pada tahun 2017 prosentase sekolah jenjang SD yang semua rombongan belajar tidak melebihi 32 orang ditargetkan 100% dan tahun 2018 ditargetkan 100%. 4). Beberapa penyebab naiknyaturunnya prosentase sekolah jenjang SD yang rombongan belajar tidak melebihi 32 siswa adalah: Besarnya minat masyarakat terhadap sekolah tertentu. Rendahnya kesadaran sekolah dan masyarakatuntuk mematuhi aturan yang telah ditetapkan dalam juknis dan kuota penerimaan peserta didik. Terdapat sekolah yang memiliki rombel siswa kurang dari 32 anak karena terbatasnya pendaftar. Terdapat sekolah yang telah regrouping. 3) Efisiensi Sumber Daya 38

Dalam rangka mencapai sasaran strategis terjadi efisiensi sumberdaya antara lain: SDM Keuangan 6). Program dan Kegiatan yang menunjang keberhasilan/kegagalan pencapaian sasaran strategis yaitu : Program :Pendidikan dasar sembilan tahun Program : Pendidikan menengah Kegiatan : b. Penyebarluasan berbagai informasi pendidikan dasar Penerimaan peserta didik baru Prosentase jumlah SD/MI yang telah memenuhi 1 ruang kelas yang dilengkapi dengan meja dan kursi yang cukup untuk peserta didik dan guru, dan papan tulis. 1). Prosentase jumlah SD yang telah memenuhi 1 ruang kelas yang dilengkapi dengan meja dan kursi yang cukup untuk peserta didik dan guru, papan tulis adalah 68,09% dari jumlah SD 94 sekolah. Dibandingkan pada tahun 2015 prosentase jumlah SD yang telah memenuhi 1 ruang kelas yang dilengkapi dengan meja dan kursi yang cukup untuk peserta didik dan guru, papan tulis adalah 70,1%. Mengalami penurunan 2,01% 2). Dibandingkan tahun 2014 prosentase yang dicapai adalah 73,2%, lebih rendah 5,11% 3) Pada tahun 2017 prosentase yang ditargetkan adalah 100% dan tahun 2018 adalah 100%. 4). Beberapa penyebab menurunnya prosentase jumlah SD yang telah memenuhi 1 ruang kelas yang dilengkapi dengan meja dan kursi yang cukup untuk peserta didik dan guru, papan tulis adalah: 39

Pengalihan pemanfaatan ruang kelas menjadi ruang guru atau ruang penunjang belajar lainnya. Pengadaan mebeleur belum dilaksanakan secara maksimal 5). Efisiensi Sumber Daya Dalam rangka mencapai sasaran strategis terjadi efisiensi sumberdaya antara lain: SDM Keuangani 7). Program dan Kegiatan yang menunjang keberhasilan/kegagalan pencapaian sasaran strategis yaitu : Program Pendidikan Dasar Sembilan Tahun Kegiatan c Pengadaan Mebeluer Sekolah Prosentase jumlah SMP/MTs yang semua rombelnya tidak melebihi 36 orang 1). Prosentase jumlah SMP yang semua rombelnya tidak melebihi 36 orang adalah 100% dari jumlah SMP 24 sekolah. Dibandingkan tahun 2015 prosentase jumlah SMP/MTs yang semua rombelnya tidak melebihi 36 orang adalah 96%, mengalami kenaikan 4 %. 2). Dibandingkan tahun 2014 realisasinya adalah 100%, tidak mengalami perubahan. 3). Pada tahun 2017 prosentase jumlah SMP/MTs yang semua rombelnya tidak melebihi 36 orang ditargetkan 100% dan tahun 2018 adalah 100% 4). Penyebab menurunnya prosentase jumlah SMP/MTs yang semua rombelnya tidak melebihi 36 orang adalah karena: Besarnya minat masyarakat terhadap sekolah tertentu. Sekolah tidak mematuhi aturan yang telah ditetapkan dalam kuota penerimaan peserta didik. 40