BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Responden 1. Response Rate Data pada penelitian ini diperoleh dengan cara membagikan kuesioner dan teknik sampling yang digunakan adalah teknik accidental sampling kepada mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purwokerto yang menggunakan kartu Indosat Ooredoo. Tabel 4.1 Perincian Response Rate terhadap Kuesioner No Keterangan Jumlah Dalam (%) 1 Kuesioner yang dibagi 110 100 2 Kuesioner yang tidak kembali - - 3 Kuesioner yang tidak layak untuk dianalisis - - 4 Response Rate 110 100 Sumber : Lampiran 1 Berdasarkan tabel 4.1 dapat diperoleh gambaran bahwa dari 110 kuesioner yang dibagikan kepada responden semua kuesioner layak untuk dianalisis (Response Rate) yaitu sebanyak 110 kuesioner (100%). Peneliti membagikan kuesioner dengan cara mendatangi pengguna kartu Indosat Ooredoo secara langsung ke semua Fakultas-fakultas yang ada di Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Untuk mengurangi kemungkinan kuesioner yang dibagikan tidak hilang atau rusak, maka peneliti menunggu responden yang sedang mengisi kuesioner tersebut hingga responden selesai mengisi semua item pertanyaan maupun pernyataan yang telah disediakan. 36 36
2. Karakteristik Responden Karakteristik dari 110 responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini dapat dideskripsikan berdasarkan fakultas, jenis kelamin, umur, uang saku, lama pemakaian kartu Indosat Ooredoo dan pembelian pulsa (bulan). Deskripsi karakteristik responden disajikan secara lengkap pada tabel 4.2. Tabel 4.2 Fakultas Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid FKIP 35 31.8 31.8 31.8 FEB 20 18.2 18.2 50.0 FTEKNIK 12 10.9 10.9 60.9 PAI 3 2.7 2.7 63.6 HUKUM 4 3.6 3.6 67.3 PERTANIAN 3 2.7 2.7 70.0 Psikologi 5 4.5 4.5 74.5 Farmasi 9 8.2 8.2 82.7 Sastra 2 1.8 1.8 84.5 Fikes 14 12.7 12.7 97.3 kedokteran 3 2.7 2.7 100.0 Total 110 100.0 100.0 Suber : Lampiran 2 Berdasarkan perhitungan data responden dilihat dari segi Fakultas menyimpulkan bahwa program studi FKIP merupakan yang paling mendominasi dibandingkan Fakultas lainnya yaitu dengan jumlah responden sebanyak 35 responden (31,8%), kemudian diurutan kedua Fakultas Ekonomi dan Bisnis yaitu sebanyak 20 responden (18,2), diurutan ketiha Fakultas FIKES yaitu sebanyak 14 responden (12,7%), selanjutnya berurutan yaitu Fakultas Teknik sebanyak 12 responden (10,9%), Farmasi 37
sebanyak 9 responden (8,2%), Fakultas Fsikologi sebanyak sebanyak 5 responden (4,5%), Fakultas Hukum sebanyak 4 responden (3,6%), Fakultas PAI, Fakultas Pertanian dan Kedokteran sebanyak 3 responden (2,7%), dan yang terakhir Fakultas Sastra 2 responden (1,8%). Tabel 4.3 Jenis Kelamin Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid laki-laki 47 42.7 42.7 42.7 perempuan 63 57.3 57.3 100.0 Total 110 100.0 100.0 Sumber : Lampiran 2 Berdasarkan perhitungan data responden menurut jenis kelamin, disini terlihat yang lebih mendominasi adalah responden berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 63 responden (57,3%) dan sisanya responden berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 47 responden (42,7%). Tabel 4.4 Umur Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid 16-20 11 10.0 10.0 10.0 21-25 96 87.3 87.3 97.3 26-30 3 2.7 2.7 100.0 Total 110 100.0 100.0 Sumber : Lampiran 2 Berdasarkan perhitungan data responden menurut umur, disini terlihat yang lebih mendominasi adalah usia di kisaran 21-25 tahun yaitu sebanyak 96 responden (87,3%), kemudian usia di kisaran 16-20 tahun yaitu 38
sebanyak 11 responden (10%), dan sisanya pada kisaran 26-30 tahun yaitu sebanyak 3 responden (2,7%). Tabel 4.5 Uang Saku Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid < Rp. 50.000 22 20.0 20.0 20.0 Rp. 550.000 - Rp. 1.000.000 67 60.9 60.9 80.9 Rp. 1.050.000 - Rp. 1.500.000 11 10.0 10.0 90.9 Rp. 1.550.000 - Rp. 2.000.000 5 4.5 4.5 95.5 > Rp. 2.000.000 5 4.5 4.5 100.0 Total 110 100.0 100.0 Sumber : Lampiran 2 Berdasarkan perhitungan data responden dilihat dari segi uang saku perbulan menyimpulkan bahwa uang saku perbulan dengan nominal Rp. 550.000 Rp. 1.000.000 merupakan yang paling mendominasi diandingkan uang saku yang diterima mahasiswa lainnya yaitu sebanyak 67 responden (60,9%), kemudian diurutan kedua yaitu uang saku mahasiswa sebesar < Rp. 50.0000 yaitu 22 responden (20%), diurutan ketiga yaitu uang saku mahasiswa sebesar Rp. 1.050.000 Rp. 1.500.000 dan sisanya uang saku sebesar Rp 1.550.000 Rp. 2.000.000 dan uangsaku sebanyak > Rp. 2.000.000 masing masing yaitu 5 responden (4,5%). 39
Tabel 4.6 Lama Pemakaian Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid <1 bulan 72 65.5 65.5 65.5 2 bulan 22 20.0 20.0 85.5 3 bulan 10 9.1 9.1 94.5 > 3 bulan 6 5.5 5.5 100.0 Total 110 100.0 100.0 Sumber : Lampiran 2 Berdasarkan perhitungan data responden berdasarkan lama pemakaian kartu Indosat Ooredoo, disini terlihat bahwa yang lebih mendominasi adalah responden yang menggunakan kartu Indosat Ooredoo < 1 bulan yaitu sebanyak 72 responden (65,5%), selanjutnya diposisi kedua adalah yang menggunakan kartu Indosat Ooredoo selama 2 bulai yaitu sebanyak 22 responden (20%), diposisi ketiga adalah yang menggunakan kartu Indosat Ooredoo selama 3 bulan yaitu sebanyak 10 responden (9,1%) dan diposisi keempat adalah yang menggunakan kartu Indosat Ooredoo selama > 3 bulan yaitu sebanyak 6 responden (5,5%). Tabel 4.7 Pembelian Pulsa Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid < Rp.50.000 30 27.3 27.3 27.3 Rp. 50.000-Rp.100.000 64 58.2 58.2 85.5 Rp. 100.000-Rp.150.000 9 8.2 8.2 93.6 > Rp. 150.000 7 6.4 6.4 100.0 Total 110 100.0 100.0 Sumber : Lampiran 2 40
Berdasarkan perhitungan data responden menurut pembelian pulsa Indosat Ooredoo, disini terlihat bahwa yang lebih mendominasi adalah responden yang mengeluarkan biaya untuk pembelian pulsa sebesar Rp.50.000 - Rp.100.000 yaitu sebanyak 64 responden (58,2%), selanjutnya diposisi kedua adalah responden yang mengeluarkan biaya untuk pembelian pulsa sebesar < Rp.50.000 yaitu sebanyak 30 responden (27,3%), selanjutnya diposisi ketiga adalah responden yang mengeluarkan biaya untuk pembelian pulsa sebesar Rp.100.000 - Rp.150.000 yaitu sebanyak 9 responden (8,2%), dan selanjutnya diposisi keempt adalah responden yang mengeluarkan biaya untuk pembelian pulsa sebesar >Rp.150.000 yaitu sebanyak 7 responden (6,4%). B. Uji Instrumen Penelitian 1. Uji Validitas Validitas digunakan untuk menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur itu mampu mengukur apa saja yang ingin diukur. Kuesioner sebagai alat ukur harus diuji validitasnya. Kuesioner yang tidak valid akan berakibat pada hasil pengukuran yang tidak tepat. Semakin tinggi validitas alat ukur, maka semakin tepat alat ukur itu digunakan. Perhitungan validitas kuesioner disajikan pada tabel 4.8 41
Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas t hitung t tabel Signifkansi Keterangan Item pertanyaan CM1 0,604 1.98260 0,000 Valid CM2 0,659 1.98260 0,000 Valid CM3 0,723 1.98260 0,000 Valid CM4 0,723 1.98260 0,000 Valid PM1 0,559 1.98260 0,000 Valid PM2 0,763 1.98260 0,000 Valid PM3 0,725 1.98260 0,000 Valid PM4 0,723 1.98260 0,000 Valid KPR1 0,551 1.98260 0,000 Valid KPR2 0,611 1.98260 0,000 Valid KPR3 0,584 1.98260 0,000 Valid KPR4 0,388 1.98260 0,000 Valid KPR5 0,591 1.98260 0,000 Valid KP1 0,756 1.98260 0,000 Valid KP2 0,806 1.98260 0,000 Valid KP3 0,684 1.98260 0,000 Valid KP4 0,780 1.98260 0,000 Valid KP5 0,786 1.98260 0,000 Valid Sumber : Lampiran 3 Tabel 4.8 diatas menunjukkan bahwa korelasi positif total skor pernyataan pada setiap variabel menunjukkan hasil yang signifikan dengan nilai signifikan kurang dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa setiap variabel memiliki indikator pernyataan yang valid. 2. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas adalah uji yang digunakan untuk mengukur tingkat keandalan kuesioner. Semakin tinggi reliabilitas, maka semakin tinggi tingkat kemantapan hasil pengukuran. Kriteria pengujian reliabilitas juga 42
dapat menggunakan tabel kriteria indeks koefisien reliabilitas sebagai berikut. Tabel 4.9 Indeks Koefisien Reliabilitas No Interval Kriteria 1 <0,200 Sangat lemah 2 0,200 0,399 Rendah 3 0,400 0,599 Cukup Tinggi 4 0,600 0,799 Tinggi 5 0,800 1,000 Sangat tinggi Sumber : Lampiran (Arikunto, 1997) Hasil analisis reliabilitas citra merek, perluasan merek, kualitas produk dan keputusan pembelian yang telah diuji dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 4.10 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Cronbach Alpha Keterangan Citra Merek 0,606 Tinggi Perluasan Merek 0,641 Tinggi Kualitas Produk 0,714 Tinggi Keputusan Pembelian 0,820 Sangat Tinggi Sumber : Lampiran 4 Tabel 4.10 diatas menunjukkan bahwa variabel citra merek memiliki indeks koefisien reliabilitas yang tinggi yaitu sebesar 0,606, variabel perluasan merek memiliki indeks koefisien reliabilitas yang tinggi yaitu sebesar 0,641, variabel kualitas produk memiliki indeks koefisien reliabilitas yang tinggi yaitu sebesar 0,714 dan variabel keputusan pembelian memiliki indeks koefisien reliabilitas yang sangat tinggi sebesar yaitu sebesar 0,798. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kuisioner dalam penelitian ini reliabel. 43
C. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel pengganggu atau residualnya memiliki distribusi yang normal atau tidak. Hal ini dapat dilakukan dengan melihat pada bentuk distribusi data melalui analisis grafik, yaitu pada histogram maupun normal probability plot (Ghozali, 2013). Pada histogram, data dikatakan memiliki distribusi yang normal jika data tersebut berbentuk seperti lonceng. Sedangkan pada normal probability plot, data dikatakan normal jika ada penyebaran titik-titik di sekitar garis diagonal dan penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Gambar 4.1 Uji Normalitas Sumber : Lampiran 5 Berdasarkan gambar histogram 4.1 diatas dapat dilihat bahwa hasil perhitungan data penelitian tersebut berbentuk seperti lonceng, maka dapat dikatakan bahwa data tersebut berdistribusi normal. 44
Gambar 4.2 Uji Normalitas Sumber : Lampiran 5 Dari gambar grafik 4.2 di atas dapat dilihat bahwa hasil perhitungan data penelitian memiliki penyebaran dan distribusi yang normal karena data memusat pada nilai rata-rata dan median atau nilai plot PP terletak digaris diagonal, maka dapat dikatakan bahwa data tersebut berdistribusi normal. 2. Uji Multikolinieritas Penelitian dilakukan pengujian terhadap data bahwa data harus terbebas dari gejala multikolinieritas, gejala ini ditunjukan dengan korelasi antar variabel independen. Pengujian dalam uji multikolinieritas dapat dikatakan tidak terjadi gejala multikolinieritas jika nilai tolerance > 0,10 dan nilai VIF (Variance Inflation Factor) < 10 maka tidak terjadi, hal ini akan dijelaskan sebagai berikut: 45
Tabel 4.11 Pengujian Multikolinieritas Coefficients a Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Collinearity Statistics Model B Std. Error Beta T Sig. Tolerance VIF 1 (Constant) -.239.233-1.026.307 RATA2CM.062.081.052.760.449.474 2.108 RATA2PM.180.080.161 2.231.028.427 2.340 RATA2KPR.852.087.713 9.774.000.420 2.379 a. Dependent Variable: RATA2KP Sumber : Lampiran 5 Berdasarkan tabel di atas dapat dipastikan tidak terjadi gejala multikolinieritas, karena data di atas menunjukan bahwa citra merek memiliki nilai tolerance 0,474 > 0,10 dan nilai VIF 2.108 < 10, variabel perluasan merek memiliki nilai tolerance 0,427 > 0,10 dan nilai VIF 2.340 < 10 dan variabel kualitas produk memiliki nilai tolerance 0,420 > 0,10 dan nilai VIF 2,379 < 10. Keadaan seperti itu dapat dikatakan bahwa data tersebut telah lolos uji. 3. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan variance atau tidak dari residual pada satu pengamatan ke pengamatan yang lainnya, apabila pengamatan tetap disebut homokedastisitas dan jika pengamatan berbeda disebut heteroskedastisitas (Ghozali, 2013). Sebelum berlanjut kepada langkah penelitian berikutnya peneliti akan melakukan pengujian heteroskedatisitas untuk memastikan bahwa 46
data dapat menghasilkan asumsi yang baik. Adapun uji heteroskedatisitas ini akan dilakukan melalui pengujian scatter plot atau grafik sebar, sebagai berikut: Gambar 4.3 Scatter Plot (Uji Heteroskedatisitas) Sumber : Lampiran 5 Pada gambar di atas terlihat bahwa titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y dan tidak terlihat pola tertentu. Dengan demikian pada persamaan regresi linier berganda dalam model ini tidak ada gejala heteroskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. D. Analisis Data 1. Analisis Regresi Berganda Analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis regresi berganda, dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Berikut ini merupakan hasil analisis regresi berganda. 47
Tabel 4.12 Persamaan Regresi Berganda dan Uji t Coefficients a Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Model B Std. Error Beta t Sig. 1 (Constant) -.239.233-1.026.307 RATA2CM.062.081.052.760.449 RATA2PM.180.080.161 2.231.028 RATA2KPR.852.087.713 9.774.000 a. Dependent Variable: RATA2KP Sumber : Lampiran 6 Berdasarkan tabel 4.12 diatas maka dapat dibuat persamaan regresi berganda sebagai berikut: Y= -0,239 + 0,062 X 1 + 0,180 X 2 + 0,852 X 3 + e Keterangan: Y X 1 X 2 X 3 α = Keputusan Pembelian = Citra Merek = Perluasan Merek = Kualitas Produk = Konstanta Persamaan regresi tersebut diatas dapat dijabarkan sebagai berikut: α = Koefisien-koefisien persamaan regresi linier berganda di atas dapat diartikan koefisien regresi untuk konstan sebesar -0,239 menunjukkan bahwa jika variabel citra merek, perluasan merek dan 48
kualitas produk bernilai nol maka nilai keputusan pemilihan adalah - 0,239 satuan, dengan catatan variabel lain dianggap konstan. β 1 = Nilai variabel citra merek 0,062 menunjukkan bahwa jika variabel citra merek meningkat 1 satuan maka akan meningkatkan keputusan pemilihan sebesar 0,062 satuan, dengan catatan variabel lain dianggap konstan. β 2 = Nilai variabel perluasan merek 0,180 menunjukkan bahwa jika variabel perluasan merek meningkat 1 satuan maka akan meningkatkan keputusan pemilihan sebesar 0,180 satuan, dengan catatan variabel lain dianggap konstan. β 3 = Nilai variabel kualitas produk 0,852 menunjukkan bahwa jika variabel kualitas produk meningkat 1 satuan maka akan meningkatkan keputusan pemilihan sebesar 0,852 satuan, dengan catatan variabel lain dianggap konstan. 2. Pengujian Hipotesis a. Uji Determinasi (R 2 ) Uji Koefesien determinasi dilakukan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel citra merek, perluasan merek dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian. Uji ini dapat dilakukan melalui pengujian nilai adjusted R² (adjusted R-Squared) sebagai berikut: 49
Tabel 4.13 Persamaan Determinasi R 2 Model Summary b Adjusted R Std. Error of the Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson 1.873 a.763.756.296 1.893 a. Predictors: (Constant), RATA2KPR, RATA2CM, RATA2PM b. Dependent Variable: RATA2KP Sumber : Lampiran 6 Berdasarkan tabel 4.13 di atas maka dapat diambil sebuah kesimpulan bahwasanya penelitian ini memiliki nilai adjusted R² (adjusted R Squared) sebesar 0,756. Nilai tersebut dapat digunakan untuk melihat besarnya pengaruh variabel citra merek, perluasan merek dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian dengan menghitung koefesien determinasi, sebagai berikut: KD = 0,756 x 100 =75,6% Koefesien determinasi tersebut memiliki arti bahwa pengaruh variabel independen (secara keseluruhan) terhadap variabel dependen adalah sebesar 75,6%. Sisanya sebesar 24,4% dipengaruhi faktor lain selain dalam penelitian ini.. b. Uji t (Parsial) Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh dari setiap variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial, maka dapat dilakukan melalui Uji t. Untuk t tabel bisa dihitung pada tabel t-test, dengan α = 0,05, karena digunakan hipotesis dua arah, ketika mencari t tabe l, nilai α dibagi dua menjadi 0,025, dan df = 106 (didapat dari rumus 50
n-k, dimana n adalah jumlah data, 110-4 = 106) sehingga diperoleh nilai t tabel sebesar 1.98260. 1) Pengaruh Citra Merek terhadap Keputusan Pembelian Berdasarkan tabel 4.12 terlihat bahwa variabel citra merek memiliki nilai derajat probabilitas signifikansi atau p-value 0,449 > 0,05 artinya tidak signifikan, sedangkan t hitung < t tabel, (0,760 < 1.98260) maka Ha ditolak atau Ho diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa koefisien citra merek secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian dengan demikian hipotesis pertama ditolak. Gambar 4.4 Kurva Penerimaan Hipotesis Pertama Daerah penolakan Ho Daerah penolakan Ho Daerah Penerimaan Hipotesis 0-1.98260 0,760 1.98260 2) Pengaruh Perluasan Merek terhadap Keputusan Pembelian Berdasarkan tabel 4.13 terlihat bahwa variabel perluasan merek memiliki nilai p-value 0,028 < 0,05 artinya signifikan, sedangkan t hitung > t tabel (2,231 > 1,98260) maka Ha diterima dan Ho ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa koefisien perluasan 51
merek secara parsial berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian dengan demikian hipotesis kedua diterima. Gambar 4.5 Kurva Penerimaan Hipotesis Kedua Daerah penolakan Ho Daerah penolakan Ho Daerah Penerimaan Hipotesis -1,98260 0 1,98260 2,231 3) Pengaruh Kualitas Produk terhadap Keputusan Pembelian Berdasarkan tabel 4.13 terlihat bahwa variabel kualitas produk memiliki nilai p-value 0,000 < 0,05 artinya signifikan, sedangkan t hitung > t tabel (9,774 > 1,98260) maka Ha diterima dan Ho ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa koefisien kualitas produk secara parsial berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian dengan demikian hipotesis ketiga diterima. Gambar 4.6 Kurva Penerimaan Hipotesis Ketiga Daerah penolakan Ho Daerah penolakan Ho Daerah Penerimaan Hipotesis -1,98260 0 1,98260 9,774 52
c. Uji F (Simultan) Untuk menguji pengaruh variabel independen (citra merek, perluasan merek dan kualitas produk) terhadap variabel dependen (keputusan pembelian) kartu Indosat Ooredoo secara bersama-sama digunakan Uji F yang diperoleh dari analisis regresi berganda sebagai berikut. Pada uji ini berlaku kriteria sebagai berikut : 1) Jika nilai F hitung > nilai F tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Jika nilai F hitung nilai F tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak. 2) Apabila nilai derajat probabilitas signifikansi atau p value < 0,05 atau 5%, maka hipotesis dapat diterima, sebaliknya apabila nilai p value > 0,05 maka hipotesis akan ditolak. Model Sum of Squares Tabel 4.14 Uji F ANOVA b Df Mean Square F Sig. 1 Regression 29.947 3 h9.982 113.653.000 a Residual 9.310 106.088 Total 39.257 109 a. Predictors: (Constant), RATA2KPR, RATA2CM, RATA2PM b. Dependent Variable: RATA2KP Sumber : Lampiran 6 df1 = k - 1 df2 = n - k = 4-1 = 110-4 = 3 = 106 Berdasarkan tabel 4.14 nilai F hitung pada model penelitian diketahui sebesar 113.653 sedangkan F tabel sebesar 2,69. Sehingga diketahui F hitung > F tabel yaitu 113,653 > 2,69 dengan taraf signifikan 53
sebesar 0,000 berada dibawah 0,05 yang menunjukkan bahwa citra merek, perluasan merek dan kualitas produk secara simultan berpengaruh signifikan terhadap terhadap keputusan pembelian, sehingga hipotesis diterima. Dengan demikian hipotesis keempat diterima. Gambar 4.7 Kurva Penerimaan Hipotesis Keempat Daerah Penolakan H o Daerah Penerimaan Hprotesis 113,653 2,69 E. Pembahasan 1. Pengaruh Citra Merek, Perluasan Merek dan Kualitas Produk secara simultan terhadap Keputusan Pembelian Citra merek, persepsi merek dan kualitas produk secara simultan atau bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian kartu Indosat Ooredoo di Universitas Muhammadiyah Purwokerto dengan pengujian hipotesisnya yang menunjukkan nilai F hitung > F tabel yaitu 113,653 > 2,69 dan tingkat signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 yang berarti pengujian hipotesis diterima. Secara parsial variabel citra merek tidak berpengaruh secara signifikan terhadap 54
keputusan pembelian. Sedangkan perluasan merek dan kualitas produk secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian. Berdasarkan hasil uji R 2 diperoleh nilai Adjusted R Square sebesar 0,756 (75,6%), ini menunjukkan bahwa keputusan pembelian kartu Indosat Ooredoo di Universitas Muhammadiyah Purwokerto 75,6% dipengaruhi oleh variabel perluasan merek dan kualitas produk dan sisanya sebesar 24,4 % dipengaruhi faktor lain selain dalam penelitian ini. 2. Pengaruh Citra Merek secara parsial terhadap Keputusan Pembelian Secara parsial citra merek tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian kartu Indosat Ooredoo di Universitas Muhammadiyah Purwokerto, ditunjukkan dengan pengujian hipotesisnya yang menunjukkan tingkat signifikan sebesar 0,449 lebih besar dari 0,05 yang berarti hipotesis pertama ditolak. 3. Pengaruh Perluasan Merek secara parsial terhadap Keputusan Pembelian Secara parsial perluasan merek memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian kartu Indosat Ooredoo di Universitas Muhammadiyah Purwokerto, ditunjukkan dengan pengujian hipotesisnya yang menunjukkan tingkat signifikan sebesar 0,028 lebih kecil dari 0,05 yang berarti hipotesis kedua diterima. 55
4. Pengaruh Kualitas Produk secara parsial terhadap Keputusan Pembelian Secara parsial kualitas produk memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian kartu Indosat Ooredoo di Universitas Muhammadiyah Purwokerto, ditunjukkan dengan pengujian hipotesisnya yang menunjukkan tingkat signifikan sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 yang berarti hipotesis ketiga diterima. Dengan melihat hasil penelitian diatas dapat dikatakan bahwa penelitian ini memperoleh hasil yang lebih baik dibandingkan dengan penelitian-penelitian tersebut, hal ini dapat dilihat dari hasil pengujian hipotesis. Hasil pengujian hipotesis dalam penelitian ini yaitu diperoleh nilai F hitung sebesar 113,653 dan nilai (R 2 ) sebesar 75,6% lebih besar dibandingkan dengan penelitian yang dilakukan oleh: 1. Penelitian yang dilakukan oleh Ervando (2014) yang meneliti tentang pengaruh citra merek dan perluasan merek terhadap keputusan pembelian Kopiko White Coffee yang menyimpulkan bahwa dengan menggunakan metode purposive sampling memperoleh hasil bahwa. Citra merek dan perluasan merek berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian Kopiko White Coffee. Artinya setiap kenaikan variabel citra merek dan perluasan merek akan menyebabkan kenaikan pada variabel keputusan pembelian Kopiko White Coffee. Hasil pengujian hipotesis dalam penelitian ini yaitu diperoleh nilai F hitung sebesar 67,569 dan nilai (R 2 ) sebesar 37,8% 56
2. Penelitian yang dilakukan oleh Putri (2013) Penelitian dengan judul Pengaruh Perluasan Merek dan Kualitas Produk terhadap Keputusan Pembelian sampo Dove di Semarang. Penelitian ini menyimpulkan bahwa dengan menggunakan metode accidental sampling menyimpulkan bahwa variabel perluasan merek memiliki pengaruh yang signifikan (parsial) terhadap keputusan pembelian sampo Dove di Semarang sebesar 17,5%. Variabel kualitas produk juga memiliki pengaruh signifikan (parsial) terhadap keputusan pembelian sampo Dove di Semarang sebesar 31,3%. Variabel perluasan merek dan kualitas produk memiliki pengaruh secara bersama-sama (simultan) terhadap keputusan pembelian sebesar 33,0%. 57