PERILAKU ANTISOSIAL REMAJA DI SMA SWASTA RAKSANA MEDAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja merupakan suatu periode yang disebut sebagai masa strum and drang,

POLA ASUH ORANG TUA DAN PERKEMBANGAN SOSIALISASI REMAJA DI SMA NEGERI 15 MEDAN

PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG IDENTITAS DIRI REMAJA PADA SISWA SMA KARTIKA I-2 MEDAN

POLA ASUH KELUARGA DAN TIPE KEPRIBADIAN REMAJA DI SMPN 7 MEDAN

POLA ASUH ORANG TUA PADA REMAJA YANG MEMILIKI PERILAKU MEROKOK DI SMPN I MOJOANYAR JABON MOJOKERTO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. psikis, maupun secara sosial (Hurlock, 1973). Menurut Sarwono (2011),

POLA KOMUNIKASI KELUARGA DAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI KELURAHAN PADANG BULAN MEDAN

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. peralihan dari satu tahap anak-anak menuju ke tahap dewasa dan mengalami

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bagi sebagian besar orang, masa remaja adalah masa yang paling berkesan

DUKUNGAN DENGAN BEBAN KELUARGA MENGIKUTI REGIMEN TERAPEUTIK ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI HALUSINASI

BAB I PENDAHULUAN. adalah aset yang paling berharga dan memiliki kesempatan yang besar untuk

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga merupakan perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh

DUKUNGAN PSIKOSOSIAL KELUARGA DALAM PENYEMBUHAN PASIEN NAPZA DI RUMAH SAKIT JIWA PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan orang lain, atau dengan kata lain manusia mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Di era sekarang perceraian seolah-olah menjadi. langsung oleh Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama Mahkamah

MEKANISME KOPING PADA ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK DOWN SYNDROME DI SDLB NEGERI LUBUK PAKAM KABUPATEN DELI SERDANG

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini peneliti akan membahas tentang sampel penelitian, hasil

BABI. Kehidupan modem saat ini belum memungkinkan orangtua. sepenuhnya mencurahkan perhatian kepada anak. Kebutuhan ekonomi

BAB I. saja kesukaran pada individu yang bersangkutan, tetapi juga bagi orang. tuanya. Hal ini disebabkan karena masa remaja merupakan masa transisi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. keluarga itu adalah yang terdiri dari orang tua (suami-istri) dan anak. Hubungan

BAB III KERANGKA KONSEP. dan dependen (Nursalam, 2008, hal. 55). Variabel independen dalam penelitian ini

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN KELUARGA KARENA KENAKALAN REMAJA DI RT RW VI KELURAHAN DARMO SURABAYA

GAYA PEMECAHAN MASALAH YANG DIMILIKI SISWA SMA NEGERI I PARONGPONG BANDUNG. Cesarina Silaban Dosen Akademi Perawatan Surya Nusantara Pematangsiantar.

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadi perbaikan perilaku emosional. Kematangan emosi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan periode transisi antara masa anak-anak ke masa dewasa

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KECENDERUNGAN PERILAKU DELIKUEN SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa.

HUBUNGAN POLA ASUH DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK KARTIKA X-9 CIMAHI 2012

BAB I PENDAHULUAN. sampai pelanggaran status hingga tindak kriminal (Kartono, 2013:6).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Intany Pamella, 2014

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN. : Pola Asuh Otoriter Orang Tua Dan Perilaku Agresif Remaja. di STM Raksana Medan

PERSEPSI ORANGTUA TERHADAP PENDIDIKAN SEKS BAGI REMAJA DI LINGKUNGAN XVII KELURAHAN TANJUNG REJO, MEDAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS HASIL

SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Keluarga adalah sekelompok individu yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Remaja adalah tahap umur berikutnya setelah masa kanak-kanak berakhir, ditandai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kekayaan sumber daya alam di masa depan. Karakter positif seperti mandiri,

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu komponen dalam sistem pendidikan adalah adanya siswa, siswa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada masa transisi yang terjadi di kalangan masyarakat, secara khusus

HUBUNGAN PROGRAM PELAYANAN POSYANDU LANSIA TERHADAP TINGKAT KEPUASAN LANSIA DI DAERAH BINAAN PUSKESMAS DARUSSALAM MEDAN

PENGETAHUAN IBU HAMIL DAN MOTIVASI KELUARGA DALAM PELAKSANAAN ANTENATAL CARE DI PUSKESMAS UJUNG BATU RIAU

SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN. : Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Perkembangan

BAB II TINJAUAN TEORI. yang luas, dari tingkah laku yang tidak dapat diterima secara sosial

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keluarga merupakan kesatuan sosial yang terdiri atas suami istri dan anakanaknya,

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan. Bahkan hubungan seksual yang sewajarnya dilakukan oleh

PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA TENTANG PENCEGAHAN KEJADIAN JATUH PADA LANSIA DI KELURAHAN PAHLAWAN BINJAI

keberhasilan belajar yang semakin tinggi dan tanggung jawab terhadap perilaku

Gambaran Karakteristik Partisipan Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak usia 0-6 tahun disebut juga sebagi usia kritis dalam rentang perkembangan

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERILAKU ANTISOSIAL PADA REMAJA DI SMA GITA BAHARI SEMARANG. Ira Puspitasari*).

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. penilaian Frankl Behavior Rating Scale pada responden yang berjumlah 44

BAB 1 PENDAHULUAN. Kenakalan remaja adalah perilaku jahat secara social pada anak-anak dan

BAB I PENDAHULUAN. juga adalah apa yang dikerjakan oleh organisme tersebut, baik dapat diamati secara langsung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menimbulkan konflik, frustasi dan tekanan-tekanan, sehingga kemungkinan besar

BAB I PENDAHULUAN. menjadi perhatian serius bagi orang tua, praktisi pendidikan, ataupun remaja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KURANGNYA PERHATIAN PADA LANSIA DI DESA SENGKLEYAN JENGGRIK KEDAWUNG SRAGEN. Oleh : Ade Pratiwi

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN KENAKALAN REMAJA KELAS XI DI SMK MUHAMMADIYAH 4 KECAMATAN LAMONGAN KABUPATEN LAMONGAN. Ida Safitri * Sulistiyowati **

BAB I PENDAHULUAN. memfungsikan secara maksimal fungsi fisik maupun psikisnya. pergolakan dalam dalam jiwanya untuk mencari jati diri.

BAB I PENDAHULUAN. yang menjembatani masa kanak-kanak dengan masa dewasa. Pada usia ini individu

PERILAKU REMAJA DALAM HAL PERUBAHAN FISIOLOGIS PADA MASA PUBERTAS DI SMP YAYASAN PENDIDIKAN SHAFIYYATUL AMALIYYAH MEDAN TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. proses perkembangan yang serba sulit dan masa-masa membingungkan

BAB I PENDAHULUAN. yang sering digambarkan sebagai masa yang paling indah dan tidak

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kota Magelang terletak di tengah-tengah Kabupaten Magelang,

BAB I PENDAHULUAN. norma-norma yang berlaku di masyarakat (Shochib, 2010). keluarga merupakan kelompok sosial yang pertama di mana anak dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. manusia, ditandai dengan perubahan-perubahan biologis, kognitif dan sosial-emosional

I. PENDAHULUAN. pendidikan formal dan pendidikan nonformal. Pendidikan formal

BAB I PENDAHALUAN. A. Latar Belakang Masalah. status sebagai orang dewasa tetapi tidak lagi sebagai masa anak-anak. Fase remaja

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang Memasuki era globalisasi yang penuh dengan persaingan dan tantangan, bangsa Indonesia dituntut untuk meningkatkan Sumber

BAB I PENDAHULUAN. No. Skripsi : 091/S/PPB/2013 pertengahan dan akhir masa anak-anak.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berbicara tentang siswa sangat menarik karena siswa berada dalam kategori

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN. Gambaran Pengetahuan Perawat Tentang Discharge Planning Pada Pasien

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

KARAKTERISTIK, HAMBATAN WANITA USIA SUBUR MELAKUKAN PAP SMEAR DI PUSKESMAS KEDAI DURIAN

BAB I PENDAHULUAN. menyenangkan. Apalagi pada masa-masa sekolah menengah atas. Banyak alasan. sosial yang bersifat sementara (Santrock, 1996).

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KENAKALAN REMAJA. NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi

BAB III PENYAJIAN DATA. A, B, C, D, E, dimana masing-masing alternatif jawaban mempunyai kategori

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. faktor yang secara sengaja atau tidak sengaja penghambat keharmonisan

BAB III KERANGKA PENELITIAN. pada anggota keluarga yang mengalami halusinasi. Di dalam penelitian ini

Universitas Sumatra Utara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam kehidupan remaja, karena remaja tidak lagi hanya berinteraksi dengan keluarga

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi hampir bersamaan antara individu satu dengan yang lain, dan

BAB III METODE PENELITIAN. berada pada tingkatan sekolah menengah pertama. Penelitian dilakukan di

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN : STUDI DESKRIPTIF POLA ASUH ORANG TUA PADA REMAJA DI KELAS XI SMK ISLAM AL HIKMAH MAYONG JEPARA

PROFIL PENYESUAIAN DIRI REMAJA YANG PUTUS SEKOLAH DENGAN TEMAN SEBAYA DI KAMPUNG KAYU GADANG KECAMATAN SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. adalah masa remaja. Masa remaja merupakan masa transisi dari anak-anak

BAB I PENDAHULUAN. dijalanan maupun ditempat-tempat umum lainnya (Huraerah, 2007).

HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PERILAKU AGRESIF PADA REMAJA

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI PADA REMAJA DI JAKARTA BAB 1 PENDAHULUAN

BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Deli Serdang. Berada di jalur lintas Sumatera, desa ini terletak diantara dua kota besar di

PENGALAMAN REMAJA DALAM MENERIMA PENDIDIKAN SEKS

METODE PENELITIAN. SMP Negeri 1 Dramaga. Siswa kelas 8 (9 kelas) Siswa kelas 8.4 dan 8.6 n= siswa laki-laki 30 siswa perempuan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia (SDM) yang dilakukan secara berkelanjutan.kualitas sumber. daya manusia (SDM) memainkan peran penting dalam pembangunan

Transkripsi:

PERILAKU ANTISOSIAL REMAJA DI SMA SWASTA RAKSANA MEDAN Dewi S Simanullang* Wardiyah Daulay** *Mahasiswa Fakultas Keperawatan **Dosen Departemen Jiwa dan Komunitas Fakultas Keperawatan, Universitas Sumatera Utara Phone: 085288699462 E-mail: Dewi.Simanullang.0814@gmail.com Abstrak Remaja yang mengalami masa peralihan dari satu tahap perkembangan ke perkembangan berikutnya secara berkesinambungan banyak mengalami masalah, seperti tidak tercapainya tugas perkembangan atau masalah dalam keluarga yang berdampak pada timbulnya perilaku antisosial. Dampaknya adalah mengabaikan norma dan konvensi sosial, impulsif, gagal membina komitmen interpersonal dan pekerjaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi perilaku antisosial dan faktor faktor yang mempengaruhi perilaku antisosial pada remaja SMA Swasta Raksana Medan serta mengetahui faktor yang mempengaruhi perilaku antisosial yang paling dominan. Desain penelitian adalah deskriptif komparatif. Pengambilan sample dengan menggunakan total sampling. Sample sebanyak 22 orang. Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2012. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuisoner perilaku antisosial dan faktor-faktor yang mempengaruhinya pada remaja yang meliputi data demografi dan pernyataan terkait perilaku antisosial dan faktor-faktor yang mempengaruhinya pada remaja. Kemudian data diolah dengan menggunakan analisa deskriptif untuk menentukan distribusi frekuensi dan persentasi serta analisis regresi linear ganda untuk faktor dominan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang paling dominan mempengaruhi perilaku antisosial adalah proses keluarga dengan nilai b = 0,667. Institusi pendidikan/sekolah agar lebih mengenal siswanya dengan memberikan perhatian yang sama ke seluruh siswa, memberikan teguran yang tegas apabila muncul kenakalan di sekolah serta mengaktifkan bimbingan dan penyuluhan bagi siswa. Kata kunci : Perilaku, Antisosial, Remaja PENDAHULUAN Masa remaja dikenal sebagai masa yang penuh kesukaran. Bukan saja kesukaran bagi individu yang bersangkutan, tetapi juga bagi orangtuanya, masyarakat bahkan seringkali pada aparat keamanan. Hal ini disebabkan masa remaja merupakan masa transisi antara masa kanak-kanak dan masa dewasa. Remaja pada masa perkembangannya harus memenuhi tugastugas perkembangan. Namun tidak semua remaja dapat memenuhi tugas-tugas tersebut dengan baik. Banyak masalah yang dialami remaja dalam memenuhi tugas-tugas tersebut (Hurlock, 2000) Salah satu wujud dari masalah-masalah tersebut adalah apa yang kemudian dikenal sebagai perilaku antisosial. Perilaku antisosial adalah gangguan penyesuaian diri terhadap lingkungan sosial yang disebabkan oleh lemahnya kontrol diri. Merupakan kasus yang paling banyak terjadi pada anak-anak dan remaja. Gangguan perilaku antisosial, angka prevalensinya 3% pada laki-laki dan <1% pada perempuan. Penelitian Kristiyarini (2000) dengan sampel 152 remaja, memperoleh hasil penderita antisosial sebanyak 29 orang (19.07%), peneliti menyatakan bahwa angka prevalensi perilaku antisosial ini berada di urutan ke tiga dari semua gangguan perilaku. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) angka kejadian perilaku antisosial di Indonesia ada 193.155 kasus. Hasil penelitian Baskoro (2010) menyatakan distribusi perilaku antisosial sebagai berikut, dari jumlah total responden 37 responden yang terdiri dari 18 responden laki-laki dan 19 responden perempuan, didapatkan bahwa dari 18 responden laki-laki yang 1

mengalami gangguan perilaku antisosial adalah sebanyak 15 responden (40,5%). Sedangkan pada 19 responden perempuan yang mengalami gangguan perilaku antisosial adalah sebanyak 9 responden (24,3%). Gambaran betapa banyaknya masalah yang dialami remaja masa kini yang berdampak timbulnya perilaku antisosial. Faktor lain yang dapat menimbulkan perilaku antisosial juga dapat disebabkan oleh kondisi keluarga yang tidak harmonis, ketidakkonsistenan dalam pengasuhan anak, orangtua yang terlalu permisif dan kurang memperhatikan perilaku anak yang tidak benar, orangtua yang tidak menunjukkan kasih sayang, pendidikan yang didapat kurang memadai. Peneliti melakukan wawancara pada guru bimbingan konseling di sekolah ini, didapatkan keterangan bahwa tingkat kenakalan remaja di sekolah ini memang tinggi. Rata rata siswa yang nakal ditiap kelas 5-10 orang. Mulai dari bolos pada jam pelajaran, melawan guru, menyontek, tawuran, melakukan perjudian di kantin sekolah, merokok, tidak mengerjakan pekerjaan rumah, geng motor dan masih banyak lagi.berdasarkan uraian diatas, maka peneliti berkeinginan untuk melakukan penelitian tentang perilaku antisosial dan faktor faktor yang mempengaruhinya pada remaja di SMA Swasta Raksana Medan. Faktor- faktor yang mempengaruhi perilaku antisosial terkait dengan kecenderungan kenakalan remaja adalah faktor tidak tercapainya identitas peran yaitu menggabungkan motivasi, nilainilai, kemampuan dan gaya yang dimiliki remaja dengan peran yang dituntut dari remaja. Faktor kontrol diri yang tidak kuat, faktor usia biasanya terjadi pada 16-17 tahun, faktor jenis kelamin yang kebanyakan dialami oleh laki-laki, faktor harapan terhadap pendidikan dan nilainilai di sekolah rendah, faktor proses keluarga biasanya karena kurangnya dukungan keluarga seperti kurangnya perhatian orangtua terhadap aktivitas anak, kurangnya penerapan disiplin yang efektif dapat menjadi pemicu timbulnya kenakalan remaja. Faktor pengaruh teman sebaya memberi pengaruh pada sikap, pembicaraan, minat maupun tingkah laku, remaja biasanya akan selalu berusaha memenuhi aturan-aturan kelompok agar tetap dapat diterima di kelompok sebayanya. Faktor kelas sosial ekonomi yang rendah serta faktor kualitas lingkungan tempat tinggal rendah yang ditandai dengan tingkat kriminalitas yang tinggi. (Sumiati dkk, 2009) Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi perilaku antisosial pada remaja SMA Swasta Raksana Medan, mengidentifikasi faktor faktor yang mempengaruhi perilaku antisosial pada remaja SMA Swasta Raksana Medan, menganalisa faktor mana yang paling dominan dari semua faktor faktor yang mempengaruhi perilaku antisosial pada ramaja SMA Swasta Raksana Medan. METODE Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif komparatif dengan jumlah responden sebanyak 22 siswa yang berperilaku antisosial yang diperoleh setelah melakukan identifikasi perilaku antisosial pada 112 siswa yang dipilih secara acak dari populasi sebanyak 951 siswa. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah total sampling. Pengolahan data untuk faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku antisosial pada remaja SMA disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi dan persentase dalam bentuk tabel sedangkan untuk mengetahui faktor dominan penyebab perilaku antisosial, metode statistik yang digunakan adalah regresi linear ganda dengan metode backward. Memakai program komputerisasi yaitu memasukkan semua variabel kedalam model, tetapi kemudian satu persatu variabel independen di keluarkan dari model berdasarkan kriteria kemaknaan statistik tertentu. 2

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil 1. Karakteristik responden Tabel 1. Distribusi frekuensi karakteristik siswa dengan perilaku antisosial Data Demografi Frekuensi Persentase (%) Jenis Kelamin Laki-laki 15 68,2 Perempuan 7 31,8 Agama Islam 7 31,8 Kristen 9 40,9 protestan Khatolik 1 4,5 Hindu 3 13,6 Budha 2 9,1 Suku Batak 10 45,5 Jawa 3 13,6 Melayu 2 9,1 Minang 1 4,5 Lain-lain 6 27,3 Kelas X 6 27,3 XI IPA 5 22,7 XI IPS 11 50 Usia 16 tahun (Remaja Pertengahan) 17 tahun (Remaja akhir) (Mean= 16,5 ; SD= 0,51) 12 54,5 10 45,5 Tabel 2. Distribusi frekuensi berdasarkan perilaku siswa Perilaku Siswa Berperilaku antisosial Tidak berperilaku antisosial Frekuensi Persentase (%) 22 19,6 90 80,4 Jumlah responden yang tergolong berperilaku antisosial dalam penelitian ini adalah 22 orang. Adapun karakteristik responden yang akan dipaparkan mencakup jenis kelamin, umur, agama, suku, dan kelas. Dari data yang diperoleh bahwa usia siswa yang paling muda yaitu 16 tahun dan yang paling tua 17 tahun dengan nilai mean 16,5. Mayoritas responden berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 15 orang (68,2 %). Jumlah agama Kristen protestan lebih banyak dari yang lainnya yaitu 9 orang (40,9 %) dan agama Islam di urutan ke dua yaitu 7 orang (31,8 %). Suku yang paling banyak adalah suku batak dengan jumlah 10 orang (45,5 %) dan mayoritas berasal dari kelas XI IPS sebanyak 11 orang (50 %). 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku antisosial pada remaja di SMA Swasta Raksana Medan Tabel 3. Distribusi Frekuensi Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Antisosial Pada Remaja No. Faktor-Faktor Persentase(%) 1. Proses Keluarga 40,25 2. Lingkungan 38,68 3. Ekonomi 37 4. Kontrol diri 35,2 5. Harapan terhadap 34,67 sekolah 6. Identitas 32,5 7. Pengaruh teman 32,25 sebaya Faktor faktor yang mempengaruhi perilaku antisosial pada remaja di SMA Swasta Raksana Medan ada 9 faktor. Faktor usia dan jenis kelamin ada di data demografi dan 7 faktor yang diteliti adalah, identitas, kontrol diri, harapan terhadap pendidikan dan nilai-nilai di sekolah, proses keluarga, pengaruh teman sebaya, kelas sosial ekonomi, kualitas lingkungan sekitar tempat tinggal. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa yang paling banyak mempengaruhi perilaku antisosial pada remaja di SMA Swasta Raksana Medan adalah faktor proses keluarga yaitu sebanyak 40,25% 3

siswa remaja memilih melalui pernyataan faktor tersebut. 3. Faktor Dominan Yang Mempengaruhi Perilaku Antisosial Pada Remaja Di SMA Swasta Raksana Medan Tabel 4. Hasil uji regresi linear ganda dengan metode ( Backward ) tentang Perilaku Antisosial Dan Faktor Faktor Yang Mempengaruhinya Mode B P value (sig) Proses 0,667 0,685 Keluarga Persamaan regresi: Y = a + bx Y = 0,167 + 0,667X Dari hasil uji regresi, hasil interpretasinya adalah faktor proses keluarga memiliki kontribusi 0,667 kali mempengaruhi perilaku antisosial. Faktor ini sekaligus menjadi faktor yang paling dominan mempengaruhi perilaku antisosial pada remaja di SMA Swasta Raksana Medan. Pembahasan Dari 112 Remaja di SMA Swasta Raksana Medan, yang berperilaku antisosial 22 orang (19,6 %) dan yang tidak berperilaku antisosial 90 orang (80,4 %). Penelitian Baskoro (2010) menyatakan bahwa dari jumlah total 37 responden, diperoleh sebanyak 23 responden mengalami perilaku antisosial. Faktor proses keluarga adalah faktor yang paling dominan yang mempengaruhi perilaku antisosial pada remaja. Proses keluarga mencakup dukungan keluarga, penerapan disiplin yang efektif, sikap orangtua, pola asuh anak yang diterapkan, peran orangtua serta konflik dalam keluarga Hasil ini sesuai dengan penelitian Yudriansyah (2010) yang menyimpulkan bahwa pola asuh orang tua sangat mempengaruhi bagaimana kelak anak berperilaku. Faktor proses keluarga ini juga diperjelas dari hasil penelitian Dianita (2009), menyimpulkan bahwa persepsi pola asuh orang tua otoriter berpengaruh cukup besar pada perilaku antisosial, pola asuh demokratis memiliki pengaruh negatif, persepsi pola asuh permisif orang tua cukup mempengaruhi perilaku antisosial anak. Melihat hal ini berarti persepsi pola asuh orang tua memberikan sumbangan yang besar terhadap perilaku antisosial pada remaja. Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya (Suprajitno, 2004). Situasi keluarga yang memungkinkan timbulnya perilaku antisosial pada anak diantaranya adalah disharmoni dalam keluarga dan rumah tangga berantakan. Rumah tangga yang berantakan disebabkan oleh kematian ibu atau bapak, perceraian diantara mereka, hidup terpisah, poligami, ketidak cocokan dan sering konflik, merupakan sumber munculnya perilaku antisosial pada anak. Selain itu anak yang tidak dibiasakan dengan disiplin dan kontrol diri yang baik dirumah sesuai dengan norma-norma yang ada dalam kehidupan masyarakat maupun norma-norma agama. Hal ini disebabkan karena ibu atau bapak atau keduanya tidak dapat menjalani fungsinya dengan baik bagi pendidikan anak. Pola kriminal orang tua juga dapat menyebabkan perilaku antisosial pada anak. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan penelitian kesimpulan yang dapat diambil adalah faktor dominan yang mempengaruhi perilaku antisosial pada remaja Di SMA Swasta Raksana Medan adalah proses keluarga. Saran yang bisa diberikan dalam menindaklanjuti hasil penelitian ini adalah: perlu diberikan penekanan materi tentang faktor-faktor perilaku antisosial pada remaja, para guru juga harus mengenali faktor perilaku antisosial pada siswa remaja. DAFTAR PUSTAKA Hurlock, E. B. (2000). Psikologi Perkembangan- Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang 4

Kehidupan. (Edisi 5). Jakarta: Erlangga Sumiati dkk. (2009). Kesehatan Jiwa Remaja Dan Konseling. Jakarta : Trans Info Media. Badan Pusat Statistik (2010). Data_SP2010_menurut_kelompo k_umur. http://www.bps.go.id/download_f ile/data_sp2010_menurut_kelom pok_umur.pdf Kristiyarini, E. (2000). Kecenderungan gangguan kepribadian pada remaja dan dewasa awal di desa Sedeng Pacitan. September 03, 2011. http://www.itb.ac.id/gdl.php 2000-evi-5658-remaja Baskoro, P. (2010). Hubungan antara depresi dengan perilaku antisosial pada remaja di sekolah. Agustus 27, 2011. http://www.undip.ac.id/departm ent of Medicine" and Year is 2010 Yudriansyah. (2010). Hubungan Antara Pola Asuh Permisif dengan Perilaku Antisosial Remaja di kecamatan Bekasi Selatan. Juni 23, 2012. http://library.gunadarma.ac.id/re pository/view/1899/hubunganantara-pola-asuh-permisif dengan-perilaku-antisosialremaja.html/ Dianita. (2009). Pengaruh Persepsi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Perilaku Antisosial Pada Remaja. Juli 01, 2012. http://alumni.unair.ac.id=psikolo gi Suprajitno (2004). Asuhan Keperawatan Keluarga Aplikasi dalam Praktik. EGC: Jakarta 5