30 BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Perkembangan Perusahaan Pada awalnya PT. Jabatex adalah sebuah industri rumah tangga yang didirikan oleh Effendi Gunawan pada tahun 1964. Pertamakali beroperasi perusahaan hanya menggunakan satu mesin rajut dengan volume produksi + 50 kg per hari. Seiring dengan perkembangan perusahaan, setahun kemudian perusahaan menambah mesin rajutnya menjadi enam unit dan pada tahun 1969 perusahaan telah menggunakan 30 mesin rajut dan 20 mesin jahit serta melakukan kegiatan pada bidang pencelupan. Status badan hukum perusahaan adalah berbentuk Perseroan Terbatas (PT) dengan disahkan oleh akta notaris Henk Limanaow No. 41 tanggal 27 Januari 1974 dan telah mendapatkan pengesahan oleh Menteri Kehakiman dengan Surat Keputusan No. Y.A.5/423/20 tertanggal 5 Oktober 1976 serta mendapatkan fasilitas Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) pada tanggal 29 Juli 1975 berdasarkan surat Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) No. B.53/A/S/P01/BKPN. Kantor PT. Jabatex pertamakali beralamat di Jalan Sawah Lio II No. 29-37 Tambora, Jakarta Barat. Sekarang perusahaan menempati komplek Ruko yang beralamat di Jalan Pangeran Tubagus Angke No. 10, Komplek BBD Blok F32-48, Jakarta Barat 11460. Pada saat ini PT. Jabatex mempunyai 200 mesin rajut yang menghasilkan berbal-bal kain rajut per tahun. Dan produk yang dihasilkan PT. Jabatex terdiri dari empat jenis kain, yaitu: 1. Single Knit Mercerized merupakan jenis kain berpola rajutan satu benang-satu benang sehingga agak tipis. Jenis kain ini biasanya digunakan oleh pelanggan untuk membuat kaos katun dalam berbagai bentuk, celana dalam dan androk untuk wanita.
31 2. Single Jersey adalah jenis kain yang lebih tebal daripada Single Knit yang biasanya digunakan pelanggan untuk membuat kaos yang bahannya lebih tebal atau sweat shirt untuk musim dingin. 3. Interlock merupakan jenis kain yang berserat dua benang-dua benang di mana benang yang satu dengan benang yang lainnya tampak lubang kecil. Jenis kain ini digunakan untuk membuat kaos dengan berbagai variasi yang dapat dipergunakan bolak-balik. 4. Pique merupakan jenis kain yang berserat dua benang-dua benang dan rapat dengan benang-benang yang sangat kecil. Dibandingkan dengan jenis Interlock, jenis kain ini dapat dipergunakan untuk membuat kaos oblong dan wangki. Kegiatan produksi perusahaan melewati tahapan-tahapan berikut ini: 1. Proses perajutan (knitting) Dalam proses knitting ini, bahan baku yang berupa benang, digulung pada kelosan benang untuk kemudian dirajut menjadi kain polos dengan masing-masing pola rajutan berbeda. Kain yang dirajut tersebut akan menghasilkan kain mentah berwarna broken white sehingga kain tersebut harus dicelup jika ingin mendapatkan warna sesuai yang diinginkan. 2. Proses pencelupan (dyeing) Setelah mengalami proses knitting, kain mentah dicelup dalam bahan-bahan kimia tertentu yang merupakan zat pewarna sehingga menghasilkan kain berwarna sesuai yang diinginkan oleh pelanggan. 3. Proses penyelesaian (finishing) Proses finishing ini dapat dijabarkan sebagai berikut: - pencucian, kain yang berwarna dicuci dan diperas di mesin cuci - blowing atau pengeringan kain yang telah diperas tadi dengan menggunakan mesin pengering (dryer machine)
32 - penyeterikaan dengan menggunakan mesin seterika dengan zat kimia agar kain menjadi lurus dan licin - akhirnya, kain menjadi lurus dan licin serta ukurannya tidak berubah 3.2 Kondisi Bisnis Perusahaan kondisi bisnis PT. Jabatex dapat diketahui dari lima elemen kekuatan Michael Porter. Yang mana adalah seperti dibawah ini KAHATEX PT.INKALI PT.PRIMATEX Ancaman Pendatang Baru PT.DJONI TEXTINDO PT.EFFENDI TEXTINDO PT.GUNAWAN TEXTINDO Kekuatan Penawaran Pemasok PT Kurniatex PT Budi muaratex Ayoetex Argopantes Central Asia Knitting Ancaman Produk/ Jasa Pengganti Kulit Plastik Perusahaan konveksi Toko Kekuatan Penawaran Pembeli Gambar 3.1 Elemen Struktur Industri 1. Kekuatan persaingan di antara industri sejenis Ancaman utama yang dihadapi oleh PT. Jabatex datang dari pesaing yang bergerak di bidang yang sama, yaitu tekstil. Perusahaan-perusahaan tersebut menawarkan produk yang relatif sama dengan PT. Jabatex. Adapun pesaing utama dari PT. Jabatex antara lain PT. Kurniatex, Central Asia Knitting, PT. Budi Muaratex, Ayoetex dan Argopantes. 2. Ancaman pendatang baru Ancaman yang muncul dari pendatang baru untuk memasuki pasar yang sama dengan PT. Jabatex adalah cukup sulit karena PT. Jabatex mempunyai beberapa kelebihan yang akan dihadapi pendatang baru tersebut. Di antaranya adalah mesin-
33 mesin produksi, karena PT. Jabatex mempunyai kelebihan dengan desain mesin yang khusus (special purpose machine) untuk knitting yang berbeda dengan mesin jahit pada umumnya. Produk PT. Jabatex pun unik karena (khususnya) untuk kain yang berjenis Interlock merupakan bahan untuk pembuatan kaos yang dapat dibolak-balik dan pembuatannya membutuhkan proses yang berbeda dengan cara pembuatan kain pada umumnya. 3. Ancaman produk subtitusi Ancaman selanjutnya adalah datang dari produk subtitusi. Bagi produk kain PT. Jabatex, ancaman produk subtitusi berasal dari penggunaan bahan kain yang sifatnya dapat dipertukarkan. Contohnya kain jenis Single Jersey yang digunakan untuk membuat kaos dapat digantikan dengan bahan woven atau produk pakaian yang ada saat ini tidak terbatas hanya pada kain saja, tetapi juga dengan kulit dan plastik. 4. Kekuatan pemasok Supplier PT. Jabatex merupakan supplier benang dan bahan kimia, yang mana supplier PT. Jabatex berjumlah banyak dan jelas dapat dilihat bahwa untuk daya tawar pemasok berada pada PT. Jabatex yang dapat memilih supplier yang diinginkannya dan apabila supplier tertentu memutuskan hubungan dengan perusahaan, perusahaan tidak akan merasa dirugikan karena mereka mempunyai banyak supplier lain untuk dijadikan pilihan selanjutnya. Sedangkan bagi supplier mereka mengharapkan PT. Jabatex untuk membeli bahan baku dari perusahaan mereka dikarenakan bahan baku yang akan dibeli PT. Jabatex merupakan produk inti dari perusahaan yang dapat menghasilkan pendapatan bagi supplier dari penjualan bahan baku tersebut. 5. Kekuatan pembeli PT. Jabatex memasarkan produknya kepada pelanggan mereka yang berjumlah sangat banyak, yaitu para distributor, perusahaan konveksi atau garment, toko-toko. Dan dalam hal ini, PT. Jabatex telah terkenal dengan pembuatan kain yang sangat bermutu, terutama untuk bahan cotton sehingga pelanggan lebih suka untuk membeli dari PT.
34 Jabatex. Dan juga pelanggan ini, baik distributor, perusahaan konveksi maupun tokotoko selalu membeli dalam jumlah besar. 3.2.1 Keadaan Permodalan PT. Jabatex terakhir kali mengalami perubahan akte pada tanggal 12 Juni 1990 berdasarkan akte No. 203 dari notaris Herry Setiawan. Dalam akte ini disebutkan bahwa modal dasar perseroan adalah sebesar Rp 15.000.000,00 (lima belas milyar rupiah) yang terbagi atas 15.000 (lima belas ribu) lembar saham dengan masing-masing saham bernilai nominal Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah). Kepemilikan saham dimiliki oleh Effendi Gunawan sebanyak 11.250 lembar saham dan Djoni Gunawan sebanyak 3.750 lembar saham. 3.2.2 Fasilitas Produksi Perusahaan PT. Jabatex mempunyai fasilitas produksi untuk setiap divisinya berupa mesin-mesin yang berteknologi tinggi, yaitu sebagai berikut : 1. Divisi Knitting - Fukuhara C4S : 30 unit - Fukuhara 3S : 40 unit - Fukuhara FXZ : 30 unit - Meyer and Cie Relangit : 50 unit - Meyer and Cie Terrot : 50 unit 2. Divisi Dyeing - Cotton Machine : 35 unit - Tetra Cotton Machine : 2 unit - Cheap Value Cotton Machine : 5 unit - Tetra Rayon Machine : 3 unit - Polyester Machine : 12 unit
35 - Rayon Machine : 2 unit - Acrylic Machine : 4 unit 3. Divisi Finishing - Opened : 2 unit - Dryer Wet Calendar : 3 unit - Weiss Calendar : 2 unit - Fleece : 4 unit - Stantering : 2 unit 3.2.2 Rencana Perkembangan Bisnis di Masa Mendatang Di masa mendatang, PT. Jabatex bermaksud mengintegrasikan supplier mereka dengan e-supply Chain Management via web, hal ini bertujuan agar bahan baku yang diinginkan oleh PT. Jabatex dapat segera diterima dan selain itu akan lebih mempercepat aliran informasi dari perusahaan kepada supplier mereka serta dapat menghemat biaya karena PT.Jabatex tidak perlu lagi menerbitkan PO (Purchase Order) secara paper based seperti yang selama ini dilakukan. Di samping keinginan untuk mengintegrasikan para supplier-nya, PT. Jabatex juga mempunyai rencana lain di masa depan, yaitu di bidang perajutan, PT. Jabatex memproyeksikan produksi kain rajut secara bertahap akan meningkat untuk dijual ke pasar luar negeri dan untuk mengantisipasi pasar global dan tuntutan kualitas produk yang semakin tinggi, maka PT. Jabatex akan memperluas bidang produksinya berupa produk kain rajut 60'S, 80'S, Yarn Mercerized dan Top Dye.
36 3.3 Struktur Organisasi dan Uraian Pekerjaan PT. Jabatex menggunakan sistem organisasi fungsional dalam struktur organisasinya. Struktur ini disusun berdasarkan macam-macam fungsi yang harus dilaksanakan. Di bawah ini merupakan struktur organisasi yang digunakan di PT. Jabatex, struktur organisasinya adalah sebagai berikut: Komisaris Dewan Direksi Manajer Keuangan Manajer Produksi Manajer Pemasaran dan Pembelian Manajer Sumber Daya Manusia Manajer Sistem Informasi Manajemen Kabag Akuntansi Kabag Pabrik Kabag Pemasaran Kabag Keuangan Gudang Kabag Pembelian Quality Control Gambar 3.2 Struktur Organisasi PT. Jabatex Sumber : PT. Jabatex (2003) Secara lebih rinci, dijelaskan tugas dan tanggungjawab dari fungsi- fungsi yang ada di organisasi PT. JABATEX berikut ini: 1. Komisaris a. Mengesahkan rencana-rencana direktur b. Memberikan pengarahan kepada direktur c. Mengarahkan dan mengevaluasi semua aktivitas direktur d. Menentukan tujuan dan kebijakan umum perusahaan
37 2. Dewan Direksi a. Menentukan garis-garis besar pedoman umum untuk mencapai tujuan perusahaan b. Mengambil kebijakan-kebijakan yang tidak mungkin dilimpahkan kepada bawahannya c. Menerima laporan dari masing-masing Manager yang dipimpinnya 3. Manajer Keuangan a. Mengawasi dan mengkoordinir transaksi keuangan perusahaan b. Menyetujui dan menolak pengeluaran uang 4. Manajer Produksi a. Menyusun rencana kerja pabrik b. Mengatur jumlah bahan baku yang diperlukan c. Mengatur dan mengawasi proses produksi d. Mengadakan penelitian tentang gerak dan waktu kerja seluruh proses produksi 5. Manajer Pemasaran dan Pembelian a. Bertanggungjawab terhadap pemasaran b. Membuat perencanaan pemasaran termasuk cara pengiriman dan packaging c. Menangani keluhan pelanggan d. Mengesahkan laporan pemasaran dan pembelian 6. Manajer Sumber Daya Manusia a. Merekrut dan memberhentikan pegawai b. Menyusun anggaran SDM yang dibutuhkan c. Mengadakan program pelatihan karyawan d. Melakukan pembayaran gaji karyawan
38 7. Manajer Sistem Informasi Manajemen a. Menjamin kelancaran informasi di perusahaan b. Memperhatikan tools yang digunakan di perusahaan, seperti Electronic Data Interchange dan Enterprise Resource Planning c. Menyusun anggaran terhadap sistem/information tools iyang digunakan 8. Kepala Bagian Akuntansi a. Bertanggungjawab kepada Manajer Akuntansi dan Keuangan b. Membuat laporan keuangan bulanan dan tahunan c. Memperhatikan jatuh tempo utang dan piutang 9. Kepala Bagian Keuangan a. Bertanggungjawab kepada Manajer Akuntansi dan Keuangan b. Merumuskan kebijakan keuangan seperti kas kecil, penyetoran dan penagihan c. Mengotorisasi setiap pengeluaran uang 10. Kepala Bagian Pabrik a. Bertanggungjawab terhadap kelancaran arus produksi b. Meninjau desain baru dan modifikasi yang diinginkan pelanggan c. Mengawasi proses produksi d. Mengesahkan pengiriman barang jadi ke gudang 11. Bagian Gudang a. Menerima dan mengelola persediaan barang di gudang b. Bertanggungjawab terhadap jadwal pengiriman barang masuk dan keluar c. Membuat laporan persediaan barang yang ada di gudang 12. Quality Control a. Memeriksa mutu bahan baku b. Menyetujui bahan baku yang akan dipakai adalah baik c. Mengadakan pengawasan terhadap mutu barang yang diproduksi dan mesin yang digunakan
39 13. Kepala Bagian Pemasaran a. Bertanggungjawab kepada Manajer Pemasaran dan Pembelian b. Merencanakan tentang penjualan produk c. Menerima pesanan dari pelanggan d. Menagih pembayaran dari pelanggan e. Membuat laporan tentang barang yang telah dipasarkan 14. Kepala Bagian Pembelian a. Bertanggungjawab kepada Manajer Pemasaran dan Pembelian b. Melakukan pembelian bahan baku c. Menyeleksi pemasok yang akan dibeli bahan bakunya d. Membuat laporan pembelian