Terima kasih kepada para peserta Indonesia Human Capital Study 2014 atas partisipasi dan kepercayaannya kepada kami dalam penyelenggaraan studi ini.

dokumen-dokumen yang mirip
Paparan Hasil Indonesia Human Capital Study 2014

Daftar Isi. Pendahuluan Latar Belakang Tujuan Metodologi Demografi Hasil Studi: Human Capital Index Net Promoter Score Human Capital Score

Da?ar Isi Dunamis Human Capital This document is confiden:al and intended for internal use only.

Paparan dan Sosialisasi Hasil Studi Dunamis Human Capital

Developing Talent to Face Business Challenges GENERAL RESULT

Tujuan. Pembelajaran. Benchmark. New and Better

2015 Indonesia Human Capital Study 1

Tujuan Pembelajaran Benchmark New and Better

Human Capital Index. Copyright 2009 Dunamis Consul6ng This document is confiden6al and intended for internal use only.

2013 Indonesia Human Capital Study 1

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia) adalah suatu perusahaan yang memberikan layanan di bidang jasa

Dunamis Human Capital Overview Program. 11 Februari 2016

2010 Dunamis Human Capital

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan pada hakekatnya didirikan dengan tujuan untuk

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas. Tempat

MENGUKUR KONTRIBUSI HUMAN CAPITAL TERHADAP TUJUAN PERUSAHAAN

Sumber Daya Manusia. Pelatihan dan Pengembangan Karyawan

July 16, 2014 Bali Room, Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta

BAB IV ANALISA RETURN ON INVESTMENT

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian-penelitian yang khusus mengenai Perusahaan Daerah Air

BAB II DESKRIPSI IHSG

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya pergeseran paradigma dari penekanan paradigma physical capital

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Namun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk melakukan evaluasi dalam menilai kinerja perusahaan. Seringkali penilaian

Finance for Non-Finance Manager: Balanced Scorecards

Perancangan Sistem Pengukuran Kinerja Perusahaan Menggunakan Metode Balanced Scorecard

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi ini, keberhasilan dan kegagalan suatu perusahan tidak dapat diukur

EVALUASI KINERJA KNOWLEDGE MANAGEMENT BERDASARKAN PERSPEKTIF HUMAN CAPITAL DENGAN METODE KNOWLEDGE MANAGEMENT BALANCED SCORECARD DI PT BANK X

BAB 3 METODE PENELITIAN. PT. Suryana bergerak dibidang ekspor impor bahan bahan kimia dimana

Adapun perspektif-perspektif yang ada di dalam BSC adalah sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA EMPLOYMENT STOCK OWNERSHIP PROGRAM (ESOP) Employment Stock Ownership Program (ESOP) merupakan program

STRATEGI & PENGUKURAN MANAJEMEN PENGETAHUAN

Pengembangan Model Pengukuran Kinerja Supply Chain Berbasis Balanced Scorecard (Studi Kasus PT. Semen Padang)

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Atas dasar hasil penelitian, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN. Era globalisasi telah banyak mengubah pola bisnis masa kini. Pertukaran

BAB I PENDAHULUAN. informasi mengenai aset berwujud yang bisa dinilai dengan satuan moneter,

BAB I PENDAHULUAN. kualitas jasa. Selain itu perkembangan di bidang dunia informasi saat ini begitu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS

OVERVIEW 1/29

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN. lebih terfokus pada kelayakan teknis dan kelayakan ekonomi. Adapun bobot prioritas dari kedua aspek tersebut adalah :

hendro 6/30/2010 PRESENTASI VIII :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan aset yang sangat penting bagi

9

SKOR Visi dipahami oleh anggota organisasi rumah sakit (sharedvision)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan haruslah

I. PENDAHULUAN. menguasai pasar. Perkembangan zaman yang juga diikuti perkembangan dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tinjauan Terhadap Objek Studi Profil PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dalam perkembangan dunia investasi saat ini, para investor harus lebih cermat

BAB I PENDAHULUAN. Penilaian harga pasar saham dilakukan oleh shareholders untuk

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia ,02% ,79% Sumber: Tempo, 2016

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI DSLAM PADA TELKOM MSC (MAINTENANCE SERVICE CENTER)

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan bisa bersumber dari tabungan nasional dan pinjaman luar

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang terbuka. Era globalisasi ini telah muncul sebagai fenomena baru

EVALUASI DAN PENGENDALIAN

I. PENDAHULUAN. Investasi menurut Bodie (2005) adalah suatu komitmen terhadap dana

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan saja.hal ini terjadi sejak dikeluarkannya Undang-Undang No.36

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan situs resmi Badan Usaha Milik Negara (BUMN),

ANALISIS PERBANDINGAN LAPORAN KEUANGAN

BAB IV. Analisis dan Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN. yang efektif untuk mempercepat pembangunan suatu negara. Dalam era

Human Resources Management (HRM)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PRESENTASI TUGAS AKHIR CF 1380

BAB I PENDAHULUAN. dari manajemen perusahaan. Manajemen perusahaan akan berusaha sebaikbaiknya

Factsheet. Tentang CPM. Tujuan Investasi. 5 July 2017

BAB 2 LANDASAN TEORI

Pengukuran Kinerja Sumber Daya Manusia Dengan Pendekatan Human Resources Scorecard (HRSC) (Studi kasus di PT. "X", Margomulyo - Surabaya)

BAB III METODE PENELITIAN

Strategi Menentukan Harga Jual, Sewa dan Profit produk Properti

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi era liberalisasi ekonomi Asia Pasifik (APEC) dan Masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan untuk tetap dapat bertahan di era globalisasi. Sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sentano Kertonegoro (1995 ; 3)

Factsheet. June

BAB I PENDAHULUAN. dalam mewujudkan usahanya dan menjalankan aktivitas perusahaan.

ANALISIS FUNDAMENTAL

BAB 1 PENDAHULUAN. tenaga kerja menjadi bisnis yang berdasarkan pengetahuan. menerapkan sistem manajemen pengetahuan (knowledge management) maka

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari ketersediaan sumber daya, khususnya adalah sumber daya manusia.

Factsheet. About CPM. Investment Objective. Sept

Factsheet. About CPM. Investment Objective. July

BAB II KAJIAN PUSTAKA. saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Menurut Hery (2012:3) laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi maka perusahaan dituntut untuk merubah cara kerja

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk

BAB III PERHITUNGAN DAN ANALISIS

BAB III METODE PENELITIAN. menentukan metode penelitian yang akan dipakai pada penelitiannya, karena

BAB 5 : PUSAT INVESTASI

DAFTAR TABEL. Tabel1.1: Konsep manajemen terpopuler...3 Tabel 2.1 : Faktor pendorong pencapaian tujuan keuangan...15

14,87% 17,43% 17,97% 13,69%

BAB I PENDAHULUAN. Aset tidak berwujud yang paling dasar adalah Human Capital atau sumber

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 2.1 Latar belakang Seperti yang kita ketahui bahwa perusahaan adalah suatu badan yang dibangun untuk memuaskan konsumen dengan

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia di dalam organisasi perusahaan merupakan kunci

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

Transkripsi:

General Report

Daftar Isi Pendahuluan Latar Belakang Tujuan Metodologi Peserta Hasil Studi o Human Capital Index o Net Promoter Score o Human Capital Score o Model of Employee Opinion o Human Capital Initiatives

Pendahuluan Dunamis Human Capital & Majalah Business News mengucapkan terima kasih kepada para pihak yang telah membantu penyelenggaraan Indonesia Human Capital Study 2014. Kami bangga dapat mempersembahkan studi Human Capital yang komprehensif dan saat ini telah kelima kalinya diselenggarakan di Indonesia. Terima kasih kepada para peserta Indonesia Human Capital Study 2014 atas partisipasi dan kepercayaannya kepada kami dalam penyelenggaraan studi ini. Kami berharap studi ini dapat membawa manfaat bagi perkembangan pengelolaan Human Capital di Indonesia serta mampu menjadi tolak ukur (benchmarking) ter hadap pendekatan, proses, dan hasil dari penerapan Human Capital Management System pada perusahaan perusahaan di Indonesia. Secara konsisten studi ini akan kami lakukan setiap tahunnya. Kami berharap jumlah peserta studi dan partisipasi dari perusahaan-perusahaan di Indonesia akan semakin meningkat dari tahun ke tahun sehingga studi ini akan memberikan hasil yang maksimal, komprehensif dan semakin menggambarkan perkembangan Human Capital di Indonesia. Salam, Steering Committee Indonesia Human Capital Study 2014, M. Hamdani c/o Dunamis Human Capital M. Lutfi Handayani c/o Business News

Latar Belakang Saat ini sedang terjadi transformasi besar dari era indusrti ke era pengetahuan, hal ini berdampak kepada cara-cara perusahaan dalam mengelola individu sebagai salah satu faktor penting penentu kemenangan bisnis. Bila di era industri orang disebut sebagai human resources, salah satu faktor industri yang harus dikendalikan, maka di era knowledge information, orang disebut sebagai human capital dan dianggap sebagai company most important assets. Oleh karena itu, saat ini kita pengelolaan individu/karyawan di perusahaan dikenal dengan istilah Human Capital Management System. Bila melihat kembali filosofi dasar dari pengelolaan Human Capital: o Manusia adalah aset, bukan biaya o Aset tersebut meliputi kemampuan mereka (skills), pengetahuan mereka (knowledge), dan perilaku mereka (behavior) o Setiap initisiatif-inisiatif yang berhubungan dengan pengelolaan manusia sebagai aset, harus bisa terukur dan bisa diterjemahkan kedalam bahasa-bahasa keuangan. Oleh karena itu perusahaan perlu mengelola dengan baik atas asetnya melalui suatu pengukuran atas investasi yang telah dilakukan melalui indikator-indikator atas pendekatan, proses, dan hasil dari penerapan Human Capital Management.

Tujuan Indonesia Human Capital Study merupakan studi yang dilakukan terhadap pendekatan, proses, dan hasil dari penerapan Human Capital Management di perusahaanperusahaan yang ada di Indonesia. Tujuan studi ini adalah: 1. Pembelajaran Mempercepat proses pembelajaran kolektif dalam transformasi pendekatan Human Resources menuju pendekatan Human Capital melalui knowledge flow antar perusahaan di Indonesia. 2. Benchmarking Mendapatkan data benchmark berbagai industri di Indonesia sehingga masing-masing perusahaan dapat mengetahui posisi mereka di antara pemain lain di industrinya. 3. New & Better Menemukan inovasi baru dalam meningkatkan intangible assets perusahaan.

Metodologi Studi ini melakukan penelitian atas pendekatan, proses, dan hasil dari penerapan Human Capital Management di perusahaan yang ada di Indonesia. Hasil dilihat dari dua kacamata kebutuhan stakeholder penting, yaitu management yang mewakili shareholder dan employee sebagai internal customer. Sementara itu pendekatan dan proses Human Capital Management System yang dimiliki dan diterapkan di perusahaan dikaji melalui Human Capital Score yang didapat dari persepsi karyawan dan Human Capital Initiatives yang diverifikasi oleh panelis. Untuk mengukur sejauh mana kebutuhan management telah dipenuhi dengan baik, indikator yang digunakan adalah Human Capital Index yang mencakup Human Capital Effectiveness, Investment, Valuation, dan Depletion dengan menggunakan data perusahaan dari tahun 2011-2013. Sedangkan untuk mengukur sejauh mana hasil yang diperoleh sudah memenuhi kebutuhan karyawan dengan baik sehingga menciptakan engagement dengan perusahaannya, alat ukur yang digunakan adalah Net Promoter Score dan Employee Opinion Survey, dengan responden 100 orang karyawan yang dipilih secara acak pada setiap perusahaan.

Peserta Peserta Indonesia Human Capital Study 2014 terdiri atas perusahaan-perusahaan BUMN, swasta, maupun perusahaan daerah yang dikategorikan berdasarkan industrinya. Nama Perusahaan Express Trasindo Utama Federal International Finance Garuda Indonesia Bank CTBC Indonesia Rekayasa Industri Adira Dinamika Multi Finance Tower Bersama Infrastructure Asuransi Jasa Indonesia Jakarta International Container Terminal Lippo General Insurance Telekomunikasi Indonesia Wijaya Karya Indonesia Power Wijaya Karya Realty Jasa Marga Jakarta Industrial Estate Pulogadung Perusahaan Listrik Negara Hutama Karya Pelabuhan Indonesia III PDAM Surabaya Fortune Indonesia BPR Bank Sleman Daya Adicipta Mustika BPR Bank Jogja Dahana BPR Bank Bapas 69 Magelang Semen Indonesia

Demografi 19% 27% Infrastruktur, Utilitas, dan Transportasi Aneka Industri 14% Keuangan 21% 19% Properti dan Real Estat Perusahaan Daerah n = 48 perusahaan Catatan : Selain peserta IHCS 2014, analisis Index Human Capital menyertakan perusahaan-perusahaan yang ikut serta dalam Anugerah Business Review, BUMD Award, dan Analisis Annual Report

Hasil Studi

Human Capital Index

Human Capital Effectiveness Human Capital Effectiveness mengukur seberapa efektif kinerja Human Capital di dalam suatu perusahaan. Beberapa indikator yang dikaji adalah Revenue Factor, Expense Factor, Income Factor dan Human Capital Return on Investment.

HC Effectiveness Financial Performance 2011 2012 2013 Revenue Factor Infrastrutur, Utilitas, dan Transportasi 3,000,085,547 2,994,933,184 3,587,773,645 955,826,227 1,058,794,956 1,202,652,582 2,305,111,753 3,034,553,222 3,608,660,990 3,018,701,744 3,210,779,404 3,758,622,439 1,928,879,074 2,136,655,459 2,513,984,118 364,670,098 384,216,528 412,210,934 2,837,797,002 2,714,682,193 3,108,752,712 671,387,317 760,316,615 834,968,632 1,752,360,244 2,352,876,205 2,700,601,782 2,093,186,340 2,258,574,516 2,807,180,334 263,220,988 275,851,982 285,309,043 1,523,590,378 1,672,460,302 1,947,362,501 780,209,204 970,365,767 1,183,248,327 284,438,910 298,478,341 367,683,949 552,751,509 681,677,017 908,059,208 925,515,404 952,204,887 951,442,105 101,449,110 108,364,546 126,901,891 Rata-rata seluruh industri 528,872,827 602,218,112 707,467,096 Keuangan Properti dan Real Estat Aneka Industri Perusahaan Daerah Rata-rata seluruh industri Expense Factor Infrastrutur, Utilitas, dan Transportasi Keuangan Properti dan Real Estat Aneka Industri Perusahaan Daerah Rata-rata seluruh industri Income Factor Infrastrutur, Utilitas, dan Transportasi Keuangan Properti dan Real Estat Aneka Industri Perusahaan Daerah

Revenue Factor Rata-rata seluruh industri mengalami peningkatan revenue dari tahun ke tahun. Aneka industri memperoleh revenue paling tinggi dibandingkan industri lain. Hampir di seluruh industri mengalami kenaikan revenue dari tahun ke tahun Revenue Factor Aneka Industri 3,000,000,000 Infrastruktur, Utilitas, dan Transportasi Rupiah 4,000,000,000 Properti dan Real Estat 2,000,000,000 Average Keuangan 1,000,000,000 Perusahaan Daerah 2011 2012 Tahun 2013

Expense Factor Expense factor mengukur total biaya yang dikeluarkan organisasi untuk setiap keterlibatan karyawan. Dari hasil studi dapat dilihat bahwa rata-rata indutri mengalami kenaikan biaya operasional yang dikeluarkan, walaupun industri Infrastruktur, Utilitas, dan Transportasi sempat mengalami penurunan pada tahun 2012. Expense Factor 4,000,000,000 Infrastruktur, Utilitas, dan Transportasi Aneka Industri Rupiah 3,000,000,000 Properti dan Real Estat 2,000,000,000 Average Keuangan 1,000,000,000 Perusahaan Daerah 2011 2012 Tahun 2013

Income Factor Income factor dari seluruh industri mengalami kenaikan dari tahun-tahun, akan tetapi di aneka industri sempat mengalami sedikit penurunan di tahun 2013. Income Factor 1,200,000,000 Infrastruktur, Utilitas, dan Transportasi Rupiah 1,000,000,000 Aneka Industri 800,000,000 Properti dan Real Estat 600,000,000 Average 400,000,000 Keuangan 200,000,000 Perusahaan Daerah 2011 2012 Tahun 2013

Human Capital Return on Investment Secara keseluruhan, seluruh industri mengalami kenaikan dari tahun ke tahun, akan tetapi HC ROI di aneka industri mengalami penurunan pada tahun 2012 dan 2013. Hal ini dikarenakan income factor pada aneka industri juga menurun di tahun tersebut. Human Capital ROI 8.00 Infrastruktur, Utilitas, dan Transportasi 7.00 Properti dan Real Estat Persentase 6.00 5.00 Aneka Industri 4.00 3.00 Average 2.00 Keuangan 1.00 0.00 2011 2012 Tahun 2013 Perusahaan Daerah

Human Capital Investment Human Capital Investment memberikan informasi tentang seberapa serius sebuah perusahaan melakukan pengembangan terhadap Human Capital yang dimilikinya. Adapun indikator yang dilihat adalah Development Rate, Training Investment, dan Training Cost Factor.

Development Rate Penyediaan akses kepada karyawan untuk mendapatkan pelatihan sudah sangat baik, rata-rata 75% karyawan mendapatkan pelatihan di tahun 2013. Tetapi terlihat terjadi penurunan pada tahun 2013 dibandingkan dengan tahun sebelumnya mungkin disebabkan perusahaan lebih fokus untuk memberikan pelatihan kepada karyawan yang membutuhkan peningkatan kompetensi Development Rate 100% Keuangan 90% Persentasee 80% Perusahaan Daerah 70% 60% Infrastruktur, Utilitas, dan Transportasi 50% 40% Average 30% 20% Properti dan Real Estat 10% 0% 2011 2012 Year 2013 Aneka Industri

Training Investment Rata-rata perusahaan menginvestasikan Rp 5,479,284 per karyawan untuk pengembangan kompetensi di tahun 2013, meningkat dari tahun sebelumnya yaitu Rp 4,679,438. Industri Infrastruktur, Utilitas dan Transportasi secara signifikan menambah investasi untuk pengembangan karyawan, hal ini disebabkan adanya pengembangan bisnis yang signifikan di industri tersebut. Training Investment Rupiah 10,000,000 9,000,000 Infrastruktur, Utilitas, dan Transportasi 8,000,000 Keuangan 7,000,000 6,000,000 Average 5,000,000 4,000,000 Perusahaan Daerah 3,000,000 2,000,000 Properti dan Real Estat 1,000,000 2011 2012 Tahun 2013 Aneka Industri

Training Cost Factor Rata-rata Investasi training Rp 7,551,190 per orang dan secara umum terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Rupiah Training Cost Factor 12,000,000 Infrastruktur, Utilitas, dan Transportasi 10,000,000 Average 8,000,000 Properti dan Real Estat 6,000,000 Perusahaan Daerah 4,000,000 Keuangan 2,000,000 2011 2012 Tahun 2013 Aneka Industri

Human Capital Valuation Human Capital Valuation memberikan informasi tentang seberapa baik perusahaan menghargai Human Capital yang dimilikinya. Indikator yang dilihat adalah Compensation Revenue Percent, Compensation Expense Percent, Compensation Factor, Executive Compensation Factor, dan Management Compensation Factor.

Compensation Revenue Percent Rata-rata industri mengalokasikan 7%-22% dari total revenuenya untuk biaya kompensasi karyawan. Rasio Total kompensasi dibandingkan dengan revenue perusahaan daerah paling tinggi, ini menunjukkan Perusahaan Daerah harus lebih meningkatkan produktifitas perkaryawan Compensation Revenue Percent 25% Perusahaan Daerah Persentase 20% Keuangan 15% Aneka Industri 10% Average 5% Infrastruktur, Utilitas, dan Transportasi 0% Properti dan Real Estat 2011 2012 Tahun 2013

Compensation Expense Percent Perbandingan antara kompensasi dengan biaya operasional yang dikeluarkan oleh perusahaan cenderung stabil dari tahun ke tahun, kecuali untuk Aneka Industri. Compensation Expense Percent 45% Keuangan 40% 35% Perusahaan Daerah Pesentase 30% Aneka Industri 25% 20% Average 15% 10% Infrastruktur, Utilitas, dan Transportasi 5% 0% 2011 2012 Tahun 2013 Properti dan Real Estat

Compensation Factor Rata-rata perusahaan memberikan kompensasi Rp 180,191,612 perkaryawan pertahun, Industri Infrastruktur dan Utilitas memberikan kompensasi tertinggi yaitu Rp 254,905,533 perkaryawan dan Perusahaan Daerah memberikan kompensasi terendah yaitu Rp 85,022,365 perkaryawan. Compensation Factor 300,000,000 Infrastruktur, Utilitas, dan Transportasi Rupiah 250,000,000 Properti dan Real Estat 200,000,000 Aneka Industri 150,000,000 Average 100,000,000 50,000,000 Keuangan 2011 2012 Tahun 2013 Perusahaan Daerah

Executive Compensation Factor Rata-rata perusahaan memberikan kompensasi Rp 2,240,387,118 untuk setiap eksekutif, Industri Infrastruktur dan Utilitas memberikan kompensasi tertinggi yaitu Rp 3,283,163,092 per eksekutif dan Perusahaan Daerah memberikan kompensasi terendah yaitu Rp 414,657,352 per eksekutif. Rata-rata kenaikan kompensasi eksekutif di Industri keuangan mengalami kenaikan tertinggi pertahun yaitu 14% Executive Compensation Factor 3,500,000,000 Keuangan 3,000,000,000 Infrastruktur, Utilitas, dan Transportasi Rupiah 2,500,000,000 Aneka Industri 2,000,000,000 1,500,000,000 Average 1,000,000,000 Properti dan Real Estat 500,000,000 2011 2012 Tahun 2013 Perusahaan Daerah

Management Compensation Factor Rata-rata perusahaan memberikan kompensasi Rp 305,791,656 untuk setiap manajer, Industri Infrastruktur dan Utilitas memberikan kompensasi tertinggi yaitu Rp 509,624,298 dan Perusahaan Daerah memberikan kompensasi terendah yaitu Rp 115,551,841 per manajer. Rata-rata kenaikan kompensasi manajer di Industri keuangan mengalami kenaikan tertinggi pertahun yaitu 14% Management Compensation Factor 600,000,000 Infrastruktur, Utilitas, dan Transportasi 500,000,000 Keuangan Rupiah 400,000,000 Average 300,000,000 Aneka Industri 200,000,000 Properti dan Real Estat 100,000,000 2011 2012 Tahun 2013 Perusahaan Daerah

Human Capital Depletion Human Capital Depletion memberikan informasi tentang seberapa besar terjadinya penyusutan pada Human Capital yang dimiliki oleh sebuah perusahaan. Indikator yang dilihat adalah Voluntary Turn Over, Involuntary Turn Over, dan Total Separation Rate.

Voluntary Turn Over Voluntary turn over di seluruh industri mengalami penurunan pada tahun 2013, terlebih untuk industri Keuangan yang menurun sangat drastis. Voluntary Turnover 15% Keuangan 13% Aneka Industri Persentase 11% 9% Average 7% 5% Properti dan Real Estat 3% Infrastruktur, Utilitas, dan Transportasi 1% -1% 2011 2012 Tahun 2013 Perusahaan Daerah

Involuntary Turn Over Involuntary turn over di industri Keuangan mengalami penurunan yang sangat signifikan pada tahun 2013 sehingga menyebabkan rata-rata seluruh industri juga menurun di tahun 2013. Involuntary Turnover 6% Keuangan Persentase 5% Aneka Industri 4% Average 3% Properti dan Real Estat 2% 1% Infrastruktur, Utilitas, dan Transportasi 0% 2011 2012 Tahun 2013 Perusahaan Daerah

Total Separation Rate Voluntary dan involuntary di industri keuangan yang menurun drastis di tahun 2013 menyebabkan rata-rata angka Total Separation Rate di seluruh industri menurun juga. Total Separation Rate 20% Keuangan 18% Persentase 16% Aneka Industri 14% 12% Average 10% 8% Properti dan Real Estat 6% 4% Infrastruktur, Utilitas, dan Transportasi 2% 0% 2011 2012 Tahun 2013 Perusahaan Daerah

Net Promoter Score

Net Promoter Score Seluruh Industri Seberapa besar kecenderungan Anda untuk merekomendasikan perusahaan tempat anda bekerja kepada orang lain?

Alasan Promoter Image perusahaan yang baik menjadi alasan utama karyawan memberikan rekomendasi (sebesar 34.2%). Promoter 34.2% 26.7% 16.3% 10.2% 7.7% 5.1%

Alasan Detractor Reward dan benefit (14.2%) menjadi alasan tertinggi karyawan tidak merekomendasikan tempat mereka bekerja. Detractor 14.2% 10.0% 3.8% Kompensasi dan benefit Jenjang karir Kualitas manajemen 3.5% Visi/misi perusahaan 3.3% Kinerja 2.9% Beban kerja

Human Capital Score

Sub Sistem Infrastruktur, Utilitas & Keuangan Transportasi Aneka Properti & Perusahaan Average Average Industri Real Estate Daerah 2014 2013 Struktur Organisasi 7.44 7.79 6.73 7.35 8.12 7.48 7.93 Sistem Rekruitment 7.47 7.55 6.95 7.28 8.08 7.47 7.84 Sistem Manajemen Kompetensi 7.27 7.7 6.55 7.17 7.96 7.33 7.85 Sistem Manajemen Kinerja 7.14 7.57 6.32 6.77 7.97 7.16 7.66 Sistem Penghargaan 7.04 7.49 6.34 6.88 7.81 7.11 7.68 Sistem Pelatihan & Pengembangan 7.39 7.7 6.71 7.29 8.23 7.45 7.67 Sistem Pengelolaan Karir 6.98 7.56 6.21 7.04 7.86 7.11 7.77 Sistem Pengelolaan Bakat 7.09 7.64 6.28 7.12 7.89 7.20 8.01 Sistem Pelayanan Karyawan 7.87 7.93 7.05 7.36 8.11 7.72 8.12 Sistem Hubungan Industrial 7.29 7.52 6.5 7.15 7.88 7.28 7.75

Kesimpulan HC Score Kepuasan karyawan di tahun 2014 tidak lebih baik dibandingkan tahun 2013, artinya perusahaan kurang memperhatikan pengelolaan Human Capital yang tercermin dalam inisiatif-inisiatif yang dilakukan. Sub sistem yang dipersepsikan dengan baik pengelolaannya di tahun 2014 adalah adalah Sistem Pelayanan Karyawan. Sub sistem pengelolaan Human Capital Management yang mempunyai nilai persepsi karyawan rendah di semua industri adalah Sistem Manajemen Kinerja, Sistem Penghargaan, dan Sistem Pengelolaan Karir. Oleh karena itu, perusahaan harus mencari inisiatif-inisiatif yang lebih baik lagi dalam mengelola sub sistem tersebut.

Model of Employee Opinion

Komitmen Afektif Upaya 76.35% Kinerja 85.45% Engagement Drivers Komitmen Rational 59.43% Niat bertahan 71.45% Indonesia Human Capital Study 2014 Tetap di perusahaan

Human Capital Initiatives

Perbaikan Talent, Reward, dan Performance Management System (PMS) menjadi inisiatif yang banyak dilakukan oleh perusahaan di tahun 2014 dan masih menjadi inisiatif yang akan dilakukan di tahun 2015. Talent Management System Performance Management System Reward Management System 2015 2014 Corporate Culture 2013 Career Management Knowledge Management 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70%

Simpulan Rencana Insiatif perbaikan sistem Human Capital telah selaras dengan HC Score, yaitu area perbaikan utama yang diharapkan karyawan yaitu : Sistem Pengelolaan Karir Sistem Penghargaan Sistem Manajemen Kinerja