BAB III PERHITUNGAN DAN ANALISIS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III PERHITUNGAN DAN ANALISIS"

Transkripsi

1 BAB III PERHITUNGAN DAN ANALISIS Bab ini memuat input data dan hasil perhitungan rasio, pembandingan dengan rasio rata-rata industri tambang serta analisisnya Perhitungan Sebelum melakukan perhitungan rasio, maka perlu dikumpulkan data-data terlebih dahulu Data Berikut data-data yang digunakan dalam perhitungan rasio, bersumber dari Laporan neraca dan Laporan Laba Rugi PTBA periode : Tabel 3.1 Data-data Perhitungan Rasio dari Neraca dan Laba Rugi (Laporan Keuangan an PTBA tahun 2006) Item Periode (Jutaan Rupiah) Penjualan Harga Pokok Produksi Laba Kotor Laba Sebelum Pajak Penghasilan Laba Bersih Modal(Owners Equity) Assets Piutang Inventory(Persediaan) Aktiva Lancar - persediaan Aktiva Lancar Kewajiban Lancar Total Kewajiban Data yang diambil diluar Laporan Neraca dan Laba Rugi: III - 1

2 Tabel 3.2 Data-data Perhitungan Rasio selain Neraca dan Laba Rugi Item Employee (Jumlah Pegawai) Jumlah Saham(dalam Jutaan Lembar) (Laporan an PTBA tahun 2006) Periode , , , , Hasil Perhitungan Setelah dihitung dengan menggunakan persamaan (2) sampai dengan (16) pada bab II, maka hasilnya dapat diringkas ke dalam tabel berikut: Tabel 3.3 Hasil Perhitungan Rasio Rasio 1. Rasio Likuiditas a Current Ratio 3,60 3,78 4,51 5,44 b Quick Test Ratio 3,18 3,42 3,98 4,84 2. Rasio Solvabilitas a Debt to Asset Ratio 0,33 0,29 0,27 0,26 b Debt to Equity Ratio 0,49 0,41 0,38 0,35 3. Profitabilitas a Gross Margin 32,81% 39,83% 38,63% 37,78% b Pre-tax Margin 11,59% 22,07% 21,78% 18,93% c Net Profit Margin 9,21% 16,06% 15,58% 13,74% d Return On Asset 10,11% 17,60% 16,45% 15,63% e Return On Equity 15,10% 24,85% 22,75% 21,16% f Earning per Share (Rupiah) 98,71 196,69 202,71 210,78 4. Aktivitas a Receivable Turnover 4,59 6,08 5,09 4,56 b Inventory Turnover 10,12 10,12 7,48 8,41 c Total Asset Turnover 109,83% 109,61% 105,60% 113,70% 5. Management Efficiency a Income/Employee (ribuan Rupiah) b Revenue/Employee (ribuan Rupiah) III - 2

3 3.1.3 Pembandingan rasio Suatu rasio yang berdiri sendiri tidak akan mempunyai makna yang berarti tanpa adanya angka pembanding. Misalkan suatu nilai profit margin tertentu baru dapat dikatakan baik apabila angka ini dibandingkan dengan suatu standar, misalnya rata-rata industri. Dengan demikian, suatu rasio akan bermakna hanya apabila telah dibandingkan dengan suatu standar atau angka pembanding. Salah satu standar yang dapat digunakan adalah angka rata-rata industri tambang. Dalam penelitian ini menggunakan standar rasio dari rata-rata industri dari 40 perusahaan pertambangan terbaik dunia yang diambil dari konsultan internasional, PriceWaterHouseCoopers. Berikut rasio rata-rata industri tersebut: Tabel 3.4 Rasio Rata-rata Industri Tambang (PriceWaterHouseCoopers, 2005 dan 2007) Rasio Periode Current Ratio 1,30 1,59 1,66 1,70 Quick Test Ratio 0,88 1,13 1,27 1,31 Debt to Asset Ratio(DAR) 0,52 0,48 0,47 0,48 Debt to Equity Ratio (DER) 1,07 0,91 0,89 0,92 Gross Margin 24,84% 29,69% 36,80% 43,53% Pre-Tax Margin 13,87% 20,14% 30,58% 37,59% Net Profit Margin 9,99% 15,17% 22,48% 26,91% Return on Assets 4,98% 8,83% 12,61% 14,75% Return on Equity 10,20% 16,90% 23,82% 28,26% Inventory Turnover 5,19 5,82 5,85 5,23 Asset Turnover 0,50 0,58 0,56 0,55 Rasio yang tidak ditemukan pada tabel diatas adalah rasio Income per Employee, Revenue per Employee, Earning per Share serta Receivable Turnover. Ini disebabkan oleh tidak tersedianya data yang sesuai dengan rumusan rasio yang digunakan pada publikasi PriceWaterHouseCoopers. Untuk analisis dari ketiga rasio tersebut, maka akan digunakan acuan peningkatan/penurunan nilai rasio tahun-tahun yang lalu dari masing-masing rasio serta pertimbangan lainnya yang berhubungan. III - 3

4 3.2 Analisis Berikut analisis perhitungan rasio-rasio pada tabel 3.1 yang kemudian dibandingkan dengan rasio rata-rata industri tambang dunia pada tabel Current Ratio Grafik 3.1 Current Ratio Current Ratio PTBA Periode Current Ratio Standard Ratio Grafik 1.1 Current Ratio PTBA Periode Dari grafik terlihat bahwa pada tahun 2006 PTBA memberikan margin yang terbesar dibandingkan tahun-tahun sebelumnya yaitu sebesar 5,44. Nilai ini bisa diartikan bahwa untuk setiap satu rupiah kewajiban dijamin dengan 5,44 rupiah aktiva lancar. Ini berarti kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendek semakin besar pada tahun 2006 dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Bila dibandingkan dengan rasio rata-rata industri, maka nilai current ratio PTBA berada diatasnya. Perbedaan sangat tinggi pada tahun 2006 sebesar 3,74. Secara umum, current ratio PTBA telah memberikan peningkatan yang cukup signifikan bahkan melampaui rasio rata-rata industri tambang selama kurun waktu Berikut nilai kenaikan dan penurunan current ratio PTBA: III - 4

5 Tabel 3.5 Peningkatan/penurunan Current Ratio Current Ratio No Periode Meningkat Selisih ,17% 0, ,26% 0, ,59% 0, ,25% 1, Quick Test Ratio Grafik 3.2 Quick Test Ratio Quick Test Ratio PTBA Periode Rasio Cepat Standard Ratio Peniadaan persediaan dikarenakan persediaan memerlukan jangka waktu yang agak lama untuk dikonversi menjadi kas. Dari hasil perhitungan Rasio Cepat didapatkan, bahwa pada tahun 2006 PTBA memberikan margin yang terbesar dibandingkan tahun-tahun sebelumnya yaitu sebesar 4,84. Nilai ini bisa diartikan bahwa untuk setiap satu rupiah hutang dijamin dengan 4,84 aktiva yang cepat diuangkan. Perbedaan Quick Test Ratio dengan rasio rata-rata industri pada tahun 2006 yaitu sebesar 3,53. Ini berarti kemampuan PTBA untuk membayar kewajiban yang jatuh tempo dalam jangka pendek cukup memadai dibandingkan dengan rasio rata-rata industri tambang lainnya. Secara umum, rasio cepat PTBA telah memberikan peningkatan yang cukup signifikan selama kurun waktu , bahkan melampaui rasio rata-rata industri. Berikut nilai kenaikan dan penurunan quick test ratio PTBA periode : III - 5

6 Tabel 3.6 Peningkatan/penurunan Quick Test Ratio Quick Test Ratio No Periode Meningkat Selisih ,81% 0, ,25% 0, ,47% 0, ,24% 1,66 Current Ratio dan Quick Ratio termasuk ke dalam rasio Likuiditas. Peningkatan/penurunan rasio Likuiditas dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti pada tabel berikut: Tabel 3.7 Faktor-faktor yang mempengaruhi rasio Likuiditas No Jenis Rasio faktor utama yang mempengaruhi Faktor turunan yang mempengaruhi 1 Current Ratio Aktiva Lancar Kas dan Setara kas Piutang Usaha Utang Lancar 2 Quick Test Ratio Persediaan Aktiva Lancar Utang Lancar Debt to Asset Ratio Grafik 3.3 Debt to Asset Ratio Debt to Asset Ratio PTBA Periode DAR Standard Ratio 0.00 III - 6

7 Dari grafik terlihat bahwa pada tahun 2003 PTBA memberikan persentase terbesar dibandingkan tahun-tahun lainnya. Sedangkan yang terkecil pada tahun Terjadinya penurunan dalam DAR menunjukkan bahwa kinerja perusahaan semakin meningkat dengan semakin menurunnya porsi hutang dalam pendanaan aktiva. Dengan semakin kecilnya nilai rasio DAR menunjukkan bahwa sebagian besar investasi didanai oleh aktiva.. Untuk mendukung rasio ini, maka perlu diperhatikan stabilitas laba perusahaan. Pada analisis rasio berikutnya diketahui bahwa laba bersih PTBA selalu mengalami peningkatan dari tahun Secara umum, Debt to Asset Ratio PTBA telah memberikan penurunan yang cukup signifikan dibandingkan dengan rasio DAR rata-rata industri tambang selama kurun waktu Berikut nilai kenaikan dan penurunan debt to asset ratio PTBA periode : Tabel 3.8 Peningkatan/penurunan Debt to Asset Ratio Debt to Asset Ratio(DAR) No Periode Menurun Selisih ,76% -0, ,99% -0, ,87% -0, ,09% -0, Debt to Equity Ratio III - 7

8 Grafik 3.4 Debt to Equity Ratio Debt to Equity Ratio PTBA Periode DER Standard Ratio Dari grafik terlihat bahwa pada tahun 2006 PTBA memberikan DER yang terkecil dan terjadi penurunan rasio ini yang berarti porsi pemegang saham semakin besar dalam menjamin investasi kreditor. Sejalan dengan hasil perhitungan pada rasio hutang dibandingkan aktiva yang mengalami penurunan menunjukkan bahwa sebagian besar investasi yang dilakukan oleh perusahaan didanai dari ekuitas pemegang saham. Pada tahun 2006, selisih nilai DER dengan rasio rata-rata industri adalah sebesar 0,57. Hal ini menunjukkan bahwa nilai DER PTBA berada dibawah rasio DER rata-rata industri tambang. Secara umum rasio debt to equity PTBA telah memberikan penurunan yang cukup signifikan selama kurun waktu Tabel 3.9 Peningkatan/penurunan Debt to Equity Ratio Debt to Equity Ratio (DER) No Periode Menurun Selisih ,54% -0, ,91% -0, ,89% -0, ,44% -0,14 Pihak kreditor umumnya lebih menyukai angka debt to equity ratio yang kecil untuk peminjaman jangka panjang. Makin kecil angka rasio ini, berarti makin besar jumlah aktiva yang didanai oleh pemilik perusahaan, III - 8

9 dan makin besar penyangga(jaminan) risiko kreditor apabila suatu saat jika perusahaan dilikuidasi. Debt to Assets Ratio dan Debt to Equity Ratio termasuk kedalam rasio Solvabilitas, yang mana peningkatan/penurunan nilai DAR dan DER dipengaruhi oleh beberapa hal seperti dalam tabel berikut: Tabel 3.10 Faktor-faktor yang mempengaruhi rasio Solvabilitas No Jenis Rasio Faktor utama yang mempengaruhi Faktor turunan yang mempengaruhi 1 Debt to Asset Ratio Utang Aset 2 Debt to Equity Ratio Utang Asset Equity Pinjaman Investasi Gross Margin Grafik 3.5 Gross Margin Gross Margin PTBA Periode % 45.00% 40.00% 35.00% 30.00% 25.00% 20.00% 15.00% 10.00% 5.00% 0.00% Profit Margin Standard Ratio Dari grafik terlihat bahwa nilai rasio profit margin PTBA pada tahun 2004 merupakan yang terbesar dibandingkan tahun-tahun lainnya, yang berarti di tahun 2004 PTBA mampu menekan beban pokok penjualan sehingga III - 9

10 setelah dikurangkan dengan nilai penjualan maka akan diperoleh gross margin tertinggi. Berdasarkan teori gross margin dapat diambil kesimpulan bahwa gross margin sangat ditentukan oleh dua faktor, yaitu penjualan dan harga pokok produksi. Apabila nilai penjualan yang terus meningkat jika tidak diimbangi dengan pengendalian nilai beban pokok penjualan, maka nilai rasio gross margin akan menurun. Data penjualan PTBA dari selalu meningkat. Asumsi yang sering dipakai adalah jika penjualan terus meningkat maka nilai gross margin serta laba sebelum pajak juga meningkat. Akan tetapi ketika dianalisa dengan menggunakan rasiogross margin rasio dari tahun 2004 ke 2006 malah mengalami penurunan. Pembandingan dengan rasio gross margin rata-rata industri memperlihatkan bahwa pada periode , gross margin PTBA berada diatas rasio rata-rata industri. Namun pada tahun 2006 nilai gross margin menjadi turun sehingga berada dibawah rasio rata-rata industri yang mempunyai selisih sebesar 5,75%. Tabel 3.11 Peningkatan/penurunan Gross Margin Gross Margin No Periode Meningkat Menurun Selisih ,42% 7,03% ,01% -1,20% ,20% -0,85% ,18% 4,98% Berikut ditampilkan hubungan penjualan, beban pokok penjualan, laba kotor dan laba bersih: III - 10

11 Grafik 3.6 Tingkat Penjualan, Harga Pokok Produksi, Keuntungan Kotor dan Laba Bersih Tingkat Penjualan, Beban Pokok Penjualan, Laba Kotor dan Laba bersih Rupiah (Triliun) Sales COGS Gross profit Net Income Dengan melihat grafik diatas, diketahui bahwa penjualan terus meningkat pada periode , sedangkan kenaikan biaya pokok produksi nyaris tetap pada tahun 2004, sehingga menimbulkan lonjakan keuntungan kotor (Gross Profit) perusahaan. terlihat bahwa tingkat pendapatan perusahaan cenderung stabil. Laba bersih perusahaan pada tahun 2006 relatif tidak berubah, padahal kenaikan terjadi pada penjualan, biaya pokok produksi serta kentungan kotor. Hal ini disebabkan adanya pembayaran atas laba bersih anak perusahaan yang belum dibayar pada tahun 2004 dan 2005 sehingga peningkatan laba bersih tidak signifikan pada tahun Akan tetapi secara keseluruhan, keuntungan bersih PTBA terus meningkat selama periode Dilihat dari harga rata-rata penjualan batubara per-tahun yang terus naik (lihat grafik 3.7), penjualan batubara PTBA sangat terpengaruh oleh hal ini. Rasio profitabilitas PTBA tertinggi terjadi pada tahun 2004, yang disebabkan lonjakan harga batubara namun harga pokok penjualan relatif tidak naik. Namun pada periode , harga penjualan batubara untuk ekspor yang cenderung stabil dan kenaikan harga batubara di dalam negeri III - 11

12 malah diiringi oleh kenaikan beban penjualan yaitu masalah naiknya tarif pengangkutan batubara dengan kereta api terlebih lagi di tahun Kenaikan penjualan di tahun 2006 juga dipengaruhi oleh peningkatan komposisi penjualan batubara ekspor yaitu 27% atau sebesar ton dari tahun 2005, sedangkan penjualan domestik turun 2% yaitu sebesar ton. Kenaikan ongkos jasa angkutan kereta api sangat signifikan sebesar 78% dari tahun 2005 ke tahun 2006 sehingga memberikan kontribusi terhadap beban pokok penjualan dari 22% menjadi 34% atau naik sekitar 12%. Volume penjualan PTBA relatif tetap selama periode Grafik 3.7. Harga Penjualan Batubara Domestik dan Ekspor (Presentasi PTBA di Hong Kong, Juni 2007) Pre-Tax Margin III - 12

13 Grafik 3.8 Pre-Tax Margin Pre-Tax Margin PTBA Periode % 35.00% 30.00% 25.00% 20.00% 15.00% 10.00% 5.00% 0.00% Pre-Tax Margin Standard Ratio Dari hasil perhitungan pre-tax margin didapatkan, bahwa pada tahun 2004 PTBA memberikan margin yang terbesar dibandingkan tahun 2003, 2005, dan 2006 yang berarti di tahun 2004 PTBA mampu menekan total biaya(pengeluaran) baik produksi maupun beban usaha sebelum kena pajak, dibandingkan dengan tahun-tahun lainnya. Penurunan rasio terjadi pada periode Sedangkan posisi pre-tax margin PTBA berada dibawah rata-rata industri tambang pada tahun 2005 dan Berikut rasio peningkatan/penurunan pre-tax margin PTBA pada tahun : Berikut nilai kenaikan dan penurunan pre-tax margin PTBA periode : Tabel 3.12 Peningkatan/penurunan Pre-Tax Margin Pre-Tax Margin No Periode Meningkat Menurun Selisih ,38% 10,48% ,30% -0,29% ,78% -2,85% ,22% -3,14% Net Profit Margin III - 13

14 Grafik 3.9 Net Profit Margin Net Profit Margin PTBA Periode % 25.00% 20.00% 15.00% 10.00% 5.00% Net Profit Margin Standard Ratio 0.00% Dari grafik terlihat bahwa pada tahun 2004 PTBA memberikan net profit margin yang tertinggi dibandingkan dengan tahun-tahun lainya, yang berarti pada tahun 2004 PTBA mampu menekan harga pokok produksi, pengeluaran pajak, dan biaya-biaya lain. Penurunan nilai net profit margin terjadi pada periode Pembandingan dengan rasio rata-rata industri menunjukkan nilai 13,16% pada tahun 2006 dibawah kurva. Hal ini berarti profit margin PTBA berada dibawah rasio profit margin rata-rata industri tambang. Berikut nilai kenaikan dan penurunan net profit margin PTBA periode : Tabel 3.13 Peningkatan/penurunan Net Profit Margin Net Profit Margin No Periode Meningkat Menurun Selisih ,39% 6,85% ,00% -0,48% ,75% -1,83% ,28% 4,54% Return on Asset (ROA) III - 14

15 Grafik 3.10 Return on Asset Return On Asset PTBA Periode % 15.00% 10.00% Return On Asset Standard Ratio 5.00% 0.00% Nilai Return On Asset menunjukkan nilai seberapa efektif perusahaan dapat memanfaatkan total aset yang dimilikinya untuk menghasilkan profit bersih. Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa PTBA telah menghasilkan peningkatan Return On Asset yang cukup signifikan selama periode Terdapat hal yang menarik pada Nilai Return On Asset yang dimiliki PTBA pada tahun dibandingkan dengan nilai Return On Equitynya. Nilai Return On Equity PTBA jauh lebih tinggi dibandingkan Return On Assetsnya. Maka dapat disimpulkan bahwa PTBA telah berhasil memanfaatkan aktiva yang dimiliki untuk meningkatkan share/keuntungan. Nilai rasio ROA PTBA selalu berada diatas nilai rasio rata-rata industri tambang selama periode Penurunan nilai ROA pada tahun disebabkan oleh semakin besarnya nilai asset PTBA serta peningkatan laba bersih yang tidak signifikan sehingga asset tersebut harus dikelola dengan lebih baik untuk meningkatkan keuntungan bagi perusahaan. Secara umum PTBA telah memberikan peningkatan yang cukup signifikan dari perjalanan bisnisnya selama kurun waktu , terutama pada saat operasi bisnis pada tahun Berikut nilai kenaikan dan penurunan ROA PTBA periode : III - 15

16 Tabel 3.14 Peningkatan/penurunan ROA Return On Assets No Periode Meningkat Menurun Selisih ,06% 7,49% ,55% -1,15% ,98% -0,82% ,55% 5,52% Return on Equity (ROE) Grafik 3.11 Return on Equity Return On Equity PTBA Periode % 25.00% 20.00% 15.00% 10.00% 5.00% Return On Equity Standard Ratio 0.00% Nilai Return On Equity menunjukkan nilai seberapa besar atau seberapa efisien perusahaan dapat memanfaatkan modal yang dimilikinya untuk menghasilkan profit bersih. Dari dari grafik diatas terlihat bahwa nilai ROE tertinggi terjadi pada tahun Nilai Return On Equity yang dimiliki PTBA pada periode tersebut jika dipandang dari sudut pandang kelayakan usaha pertambangan dengan pertimbangan resiko yang besar masih menguntungkan, karena nilainya jauh berbeda dengan bunga bank dengan resiko di bidang pertambangan yang cukup tinggi, maka nilai Return On Equity tersebut menjanjikan jika dipandang dari sudut pandang investasi. Penurunan nilai ROE PTBA terjadi pada periode III - 16

17 Pada tahun , nilai ROE PTBA berada diatas rasio rata-rata industri. Namun pada tahun nilai ROE PTBA menurun sehingga berada di bawah rasio rata-rata industri. Hal ini dipengaruhi oleh tingkat laba bersih yang tidak bertambah signifikan dan jumlah ekuitas yang terus bertambah tiap tahun. Berikut nilai kenaikan dan penurunan ROE PTBA periode : Tabel 3.15 Peningkatan/penurunan ROE Return On Equity No Periode Meningkat Menurun Selisih ,62% 9,75% ,44% -2,10% ,01% -1,60% ,15% 6,06% Earning per Share (EPS) Grafik 3.12 Return on Asset Earning Per Share PTBA Periode Rupiah EPS - Dari grafik terlihat bahwa nilai rasio EPS relatif naik setiap tahun selama periode Rasio terbesar terdapat di tahun 2006 yaitu 210,78, yang berarti untuk setiap satu lembar saham, laba yang diperoleh adalah Rp210,78. Para Investor biasanya lebih tertarik dengan ukuran III - 17

18 profitabilitas dengan menggunakan dasar saham yang dimiliki. Dengan mempertimbang kenaikan dan besaran rasio diatas tentunya lebih menarik bagi para investor untuk menanamkan modalnya di perusahaan. Namun yang terpenting adalah kenaikan EPS dibandingkan dengan tahun yang lalu selalu diperhatikan. Jika nilai rasio EPS turun, maka investor biasanya relatif menjadi tidak berminat dengan saham yang dijual. Berikut tabel peningkatan/penurunan EPS PTBA periode : Tabel 3.16 Peningkatan/penurunan EPS Earning per Share (EPS) dalam Rupiah No Periode Meningkat Selisih ,89% 97, ,30% 6, ,40% 8, ,60% 112,08 Rasio gross margin, pre-tax margin, net profit margin, ROA. ROE dan EPS termasuk kedalam jenis rasio profitabilitas. Berikut faktor-faktor yang mempengaruhi rasio profitabilitas: Tabel 3.17 Faktor-faktor yang mempengaruhi Profitabilitas No Jenis Rasio Faktor utama yang mempengaruhi Faktor turunan yang mempengaruhi 1 Gross Margin Penjualan Harga Pokok Produksi 1. Pemakaian Bahan 2. Jasa penambangan bijih 3. Gaji, Upah, Bonus, dan kesejahteraan karyawan 4. Penyusutan 5. Iuran Eksploitasi 6. Transportasi 7. Sewa 8. Tenaga Kerja tidak langsung 9. Jasa pengolahan III - 18

19 2 Pre-Tax Margin Penjualan Harga Pokok Produksi Beban Usaha Pendapatan / Beban Lain-lain 10. Biaya penutupan tambang 11. Air dan listrik 12. Asuransi 13. Pemeliharaan dan perbaikan 14. Rumah tangga 15. Pajak dan retribusi 16. Pengamanan 17. Lain-lain Seperti pada perhitungan Gross Margin diatas Umum dan Administrasi Penjualan Dan Pemasaran Eksplorasi Pendapatan Bunga Beban Bunga dan Keuangan Laba / Rugi akibat selisih kurs Lain-lain-bersih 3 Net Profit Margin Penjualan Seperti pada perhitungan Gross Harga Pokok Produksi Margin diatas Seperti pada perhitungan Gross Beban Usaha Margin diatas Seperti pada perhitungan Gross Pendapatan / Beban Lain-lain Margin diatas Pajak Penghasilan Hak Minoritas 4 Return on Asset Net Profit Penjualan Harga Pokok Produksi Beban Usaha Pendapatan / Beban Lain-lain Pajak Penghasilan Hak Minoritas Total Aset Equity Liability Pinjaman Investasi III - 19

20 5 Return on Equity Net Profit Equity Biaya Beban yang Harus Dibayar (Hutang Lancar) Seperti pada perhitungan Return On Asset diatas Receivable Turn Over Grafik 3.13 Receivable Turn Over Receivable Turn Over PTBA Periode Receivable Turnover Nilai receivable turn over menunjukkan nilai seberapa besar rasio penjualan terhadap nilai piutang. Nilai rasio ini berguna untuk melihat prestasi pembayaran dari penjualan yang dilakukan. Semakin besar nilai rasio receivable turn over berarti semakin baik sitem pembayaran yang dilakukan dalam penjualan, dengan kata lain nilai piutang jauh lebih kecil dibanding nilai penjualannya. Dengan Receivable Turn Over yang tinggi, besar kemungkinan perusahaan tersebut memiliki aliran kas yang baik, karena penjualan tidak banyak meninggalkan piutang. Dengan melihat data diatas maka PTBA memiliki angka Receivable Turn Over terbaik pada tahun 2004, dan pada tahun 2005 dan 2006 Receivable Turn Over PTBA mengalami penurunan. Ini berarti bahwa PTBA lebih mengutamakan tingkat penjualan yang tinggi untuk menghasilkan III - 20

21 keuntungan, tetapi dalam proses pembayarannya PTBA lebih memberikan toleransi kepada pembelinya sehingga tingkat piutangnya besar. Berikut tabel peningkatan/penurunan Receivable Turn Over PTBA periode : Tabel 3.18 Peningkatan/penurunan Receivable Turn Over Receivable Turnover No Periode Meningkat Menurun Selisih ,51% 1, ,20% -0, ,40% -0, ,50% -0, Inventory Turn Over Grafik 3.14 Inventory Turn Over Inventory Turnover PTBA Periode Receivable Turnover Standard Ratio Nilai inventory turn over menunjukkan nilai seberapa besar rasio harga pokok penjualan/nilai pokok penjualan barang yang berhasil terjual terhadap nilai inventory, nilai ini menggambarkan seberapa cepat perusahaan tambang memutarkan barang yang diproduksi, semakin besar inventory turn over berarti semakin cepat perusahaan dapat memutarkan produknya, karena inventory turn over yang besar menunjukkan nilai pokok penjualan yang tinggi dengan inventory/persediaan yang kecil, III - 21

22 sehingga dapat disimpulkan bahwa barang atau produk tersebut berputar dengan cepat atau dengan kata lain jarang terjadi persediaan yang besar karena selalu cepat terjual. Dengan melihat data diatas maka PTBA memiliki angka Inventory Turn Over terbaik pada tahun 2003 dan Pada tahun 2005 Inventory Turn Over PTBA mengalami penurunan paling rendah. Maka dapat disimpulkan bahwa PTBA lebih mengutamakan tingkat penjualan yang tinggi untuk menghasilkan keuntungan sehingga tingkat produksi juga ditingkatkan dan hal ini menimbulkan peningkatan jumlah persediaan, sehingga tingkat inventory turn overnya menjadi turun pada periode tersebut. Nilai rasio inventory turn over PTBA selalu berada diatas rasio rata-rata industri tambang, yang berarti aktivitas pengelolaan persediaan PTBA relatif lebih baik dibandingkan dengan industri tambang pada umumnya. Pada tahun 2006, nilai Inventory Turn Over kembali meningkat, namun secara keseluruhan terjadi penurunan dari rasio ini. Tabel 3.19 Peningkatan/penurunan Inventory Turn Over Inventory Turnover No Periode Meningkat Menurun Selisih , ,05% -2, ,44% 0, ,86% -1, Assets Turn Over III - 22

23 Grafik 3.15 Assets Turn Over Assets Turnover PTBA % % 80.00% 60.00% 40.00% 20.00% 0.00% Asset Turnover Standard Ratio Nilai Assets Turn Over menunjukkan nilai seberapa efektif perusahaan memanfaat aset yang dimilikinya untuk dapat menciptakan penjualan. Semakin besar persentase Assets Turnover berarti semakin besar rasio penjualan terhadap nilai total aset yang dimiliki perusahaan, yang artinya perusahaan memiliki kinerja yang baik dalam mengefektifkan aset yang dimiliki (Equity + Liability) untuk menciptakan penjualan. Dari hasil perhitungan diperoleh rasio total asset turnover tertinggi pada tahun 2006 sebesar 114% atau 1,14 yang berarti untuk setiap satu rupiah aktiva, perusahaan menghasilkan 1,14 rupiah penjualan. Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa PTBA telah mampu memaksimalkan potensi asset untuk menghasilkan penjualan. Terlihat dengan nilai penjualan yang lebih besar daripada nilai asset sepanjang periode Nilai Asset Turn over terus naik yang menandakan kinerja yang sangat baik dalam perjalanan bisnisnya selama periode Jika dibandingkan dengan nilai rasio rata-rata industri, maka rasio assets turn over PTBA jauh berada diatasnya. Pada tahun 2006 selisih rasio assets turn over PTBA dengan rasio rata-rata industri sebesar 58,89%. Ini berarti bahwa PTBA mampu mengelola aset yang dimiliki untuk menghasilkan penjualan dan juga menunjukkan sebagai perusahaan yang produktif. III - 23

24 Berikut tabel peningkatan/penurunan Assets Turn Over PTBA periode : Tabel 3.20 Peningkatan/penurunan Asset Turn Over Asset Turn Over No Periode Meningkat Menurun Selisih ,19% -0,21% ,66% -4,02% ,67% 8,10% ,53% 3,87% Berikut faktor-faktor yang mempengaruhi rasio Aktivitas: Tabel 3.21 Faktor-faktor yang mempengaruhi Aktivitas No Jenis Rasio Faktor utama yang mempengaruhi Faktor turunan yang mempengaruhi 1 Receivable Turn Over Penjualan Piutang 2 Inventory Turn Over Harga Pokok Produksi 1. Pemakaian Bahan 2. Jasa penambangan bijih 3. Gaji, Upah, Bonus, dan kesejahteraan karyawan 4. Penyusutan 5. Iuran Eksploitasi 6. Transportasi 7. Sewa 8. Tenaga Kerja tidak langsung 9. Jasa pengolahan 10. Biaya penutupan tambang 11. Air dan listrik 12. Asuransi 13. Pemeliharaan dan perbaikan 14. Rumah tangga 15. Pajak dan retribusi 16. Pengamanan 17. Lain-lain III - 24

25 Persediaan 3 Assets Turn Over Penjualan Aset Current Assets Fixed Assets Income per Employee Grafik 3.16 Income per Employee Income per Employee PTBA Periode Rp160,000,000 Rp140,000,000 Rp120,000,000 Rp100,000,000 Rp80,000,000 Rp60,000,000 Rp40,000,000 Rp20,000,000 Rp- Income / employee Nilai rasio income per employee menunjukkan nilai seberapa besar kontribusi rata-rata setiap pegawai terhadap terciptanya sebuah keuntungan bersih, nilai ini berhubungan dengan efisiensi pegawai, semakin besar keuntungan dengan jumlah pegawai yang minimal maka nilai income per employee akan semakin besar. Melihat data diatas maka dapat disimpulkan PTBA mengalami peningkatan yang signifikan dalam efisiensi pegawai dalam periode Berikut tabel peningkatan/penurunan income per employee PTBA periode : III - 25

26 Tabel 3.22 Peningkatan/penurunan Income per Employee Income per Employee No Periode Meningkat Selisih ,61% Rp ,88% Rp ,51% Rp ,24% Rp Revenue per Employee Grafik 3.17 Revenue per Employee Revenue per Employee PTBA Periode Rp1,200,000,000 Rp1,000,000,000 Rp800,000,000 Rp600,000,000 Rp400,000,000 Rp200,000,000 Rp- Revenue / Employee Angka revenue per employee diatas menunjukkan besar kontribusi ratarata setiap pegawai terhadap penjualan perusahaan, sehingga menggambarkan kontribusi jumlah pekerja terhadap penjualan. Melihat data diatas maka dapat disimpulkan PTBA mengalami peningkatan yang signifikan dalam efisiensi pegawai dalam periode Berikut tabel peningkatan/penurunan revenue per employee PTBA periode : III - 26

27 Tabel 3.23 Peningkatan/penurunan Revenue per Employee Revenue per Employee No Periode Meningkat Selisih ,80% Rp ,43% Rp ,56% Rp ,37% Rp Apabila kedua rasio Income per Employee dan Revenue/Employee digabung, maka akan menghasilkan grafik seperti berikut: Grafik 3.18 Management efficiency PTBA Periode Rasio Income dan Revenue/Employee PTBA Periode Rp1,200,000,000 Rp1,000,000,000 Rp800,000,000 Rp600,000,000 Rp400,000,000 Rp200,000,000 Rp- Income/Employee Revenue/Employee Disini terlihat bahwa disimpulkan bahwa rasio Revenue/Employee PTBA telah mengalami peningkatan yang signifikan selama periode Peningkatan tertinggi tercapai pada tahun Akan tetapi gradien rasio Income/employee relatif tidak konsisten dengan gradien Revenue/employee. Ini menandakan tingkat biaya sangat berpengaruh pada rasio ini. Hal lain yang berpengaruh pada Revenue per employee adalah semakin naiknya harga penjualan batubara. Faktor-faktor yang mempengaruhi rasio management efficiency adalah: III - 27

28 Tabel 3.24 Faktor-faktor yang mempengaruhi Rasio Management Efficiency No Jenis Rasio Faktor utama Faktor turunan yang mempengaruhi yang mempengaruhi 1 Income / Employee Net Profit Penjualan Harga Pokok Produksi Beban Usaha Pendapatan/Beban lain-lain Pajak Penghasilan Hak Minoritas Jumlah Pegawai 2 Revenue/ Employee Total Penjualan Jumlah Pegawai III - 28

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Mayora Tbk maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil kinerja Likuiditas dilihat dari rasio

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Kalbe Farma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 36 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Rasio PT United Tractors, Tbk Informasi yang ada pada laporan keuangan hanyalah informasi yang berupa angka-angka yang merupakan rekaman dari transaksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kinerja perusahaan dalam suatu periode produksi perlu dilakukan evaluasi untuk melihat dan mengetahui pencapaian yang telah dilakukan perusahaan baik dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laba 2.1.1 Pengertian Laba Laba merupakan elemen yang paling menjadi perhatian pemakai karena angka laba diharapkan cukup kaya untuk merepresentasi kinerja perusahaan secara

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Laporan keuangan merupakan media yang penting untuk menilai prestasi serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat mengambil suatu keputusan

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Febriyanto, S.E., M.M.

LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Febriyanto, S.E., M.M. LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN Febriyanto, S.E., M.M. LAPORAN KEUANGAN Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT. Kimia Farma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Penilaian Kinerja PT Tambang Batu Bara Bukit Asam, Tbk dan PT

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Penilaian Kinerja PT Tambang Batu Bara Bukit Asam, Tbk dan PT BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Penilaian Kinerja PT Tambang Batu Bara Bukit Asam, Tbk dan PT Aneka Tambang, Tbk Informasi yang ada pada laporan keuangan adalah informasi yang berupa angka-angka

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Anggarini (2009) melakukan penelitian dengan judul Analisis Hubungan Likuiditas dan Leverage Terhadap Profitabilitas Pada PT. Perkebunan Nusantara II (Persero)

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Laporan Keuangan Dalam menganalisis permohonan kredit modal kerja, peneliti menggunakan data dari aspek keuangan yaitu menggunakan rasio keuangan dan metode

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Salah satu cara untuk mengetahui kondisi keuangan suatu perusahaan adalah dengan melakukan analisis terhadap laporan keuangan perusahaan tersebut. Analisis yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. perusahaan serta proyeksi keuangan, dan harus mengevaluasi akuntansi. untuk meramalkan laba, deviden, dan harga saham.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. perusahaan serta proyeksi keuangan, dan harus mengevaluasi akuntansi. untuk meramalkan laba, deviden, dan harga saham. BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Tujuan manajemen keuangan yakni memaksimalkan harga saham, bukan memaksimalkan laba per saham. Data akuntansi sangat mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Pada hakekatnya laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengukomunikasikan

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP. 1. Penilaian kinerja keuangan bertujuan untuk mengetahui kemampuan. perusahaan untuk mencapai tingkat penjualan setiap tahunnya.

BAB 5 PENUTUP. 1. Penilaian kinerja keuangan bertujuan untuk mengetahui kemampuan. perusahaan untuk mencapai tingkat penjualan setiap tahunnya. BAB 5 PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan uaraian yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Penilaian kinerja keuangan bertujuan untuk mengetahui kemampuan perusahaan

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN DEPRESIASI

LAPORAN KEUANGAN DEPRESIASI LAPORAN KEUANGAN www.mercubuana.ac.id DEPRESIASI PENGERTIAN Laporan keuangan merupakan hasil pencatatan transaksi yang terjadi pada periode tertentu yang berguna untuk evaluasi dan perencanaan. Laporan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan pembahasan bab sebelumnya dengan menggunakan teknik analisis laporan keuangan, yaitu analisis horizontal, analisis vertikal, dan analisis rasio, dapat

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Menurut Brigham dan Houston,

II. LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Menurut Brigham dan Houston, 18 II. LANDASAN TEORI 2.1 Rasio Likuiditas Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. seluruh kewajiban lancarnya. Rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. seluruh kewajiban lancarnya. Rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Rasio Likuiditas Sebelum dan Sesudah memperoleh Sistem Manajemen Mutu Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajiban lancarnya.

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. TOKO GUNUNG AGUNG, Tbk TAHUN

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. TOKO GUNUNG AGUNG, Tbk TAHUN ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. TOKO GUNUNG AGUNG, Tbk TAHUN 2008-2012 NAMA : DEWI KUSUMASTUTI KELAS : 3EB15 NPM : 21210905 FAKULTAS : EKONOMI JURUSAN : AKUNTANSI Latar Belakang Masalah Analisis laporan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba a. Pengertian Laba Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba. Laba merupakan indikator prestasi atau kinerja perusahaan yang besarnya tampak

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Dalam dunia bisnis, tingginya tingkat persaingan membuat setiap perusahaan akan senantiasa meningkatkan kinerjanya agar dapat bertahan. Oleh karena itu, setiap perusahaan akan selalu berusaha memperoleh

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Keuangan Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk memperoleh modal yang semurah murahnya dan menggunakan seefektif, seefisien,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis untuk menjelaskan hubungan tertentu antara elemen yang satu dengan elemen yang lain dalam suatu laporan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Setelah melakukan analisis terhadap laporan keuangan, maka dapat diketahui secara jelas mengenai gambaran kondisi perusahaan dan langkahlangkah apa saja yang

Lebih terperinci

Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun

Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun 2007-2010 Tugas Manajemen Keuangan Lanjutan Dosen: Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME Oleh: Junita Nelly Panjaitan NIM. 127019020 Kelas A Pararel

Lebih terperinci

Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode

Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode tertentu. Dengan melihat laporan keuangan suatu perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu 50 BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang penting dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu perusahaan. Salah satu

Lebih terperinci

RASIO LAPORAN KEUANGAN

RASIO LAPORAN KEUANGAN RASIO LAPORAN KEUANGAN NERACA (BALANCED SHEET) Terdiri dari elemen pokok : Asset, Hutang, dan Modal. Pengukuran terhadap elemen-elemen Neraca biasanya menggunakan historical cost LAPORAN RUGI-LABA (INCOME

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Disini penulis akan menyimpulkan hasil kinerja PT Telkom Tbk dan PT Indosat Tbk yang keduanya merupakan perusahaan yang terdaftar di BEJ setelah dianalisis dengan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Salah satu cara yang dapat digunakan untuk menilai perkembangan kinerja keuangan Haneda Decorations adalah dengan melakukan analisis terhadap

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. suatu perusahaan dalam periode tertentu. Salah satu cara dalam penilaian

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. suatu perusahaan dalam periode tertentu. Salah satu cara dalam penilaian 58 BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN 4.1 Analisis Rasio Keuangan PT. XYZ Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang penting dan dapat dipercaya untuk menilai kondisi keuangan dan hasil

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Indofarma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas perusahaan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Ace Hardware Indonesia Tbk adalah sebagai berikut: 1. Rasio likuiditas PT Ace Hardware Indonesia Tbk bila dilihat dari current

BAB V PENUTUP. Ace Hardware Indonesia Tbk adalah sebagai berikut: 1. Rasio likuiditas PT Ace Hardware Indonesia Tbk bila dilihat dari current BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Simpulan rinci yang didapatkan dari perhitungan analisis rasio keuangan yang telah dilakukan sebagai salah satu dasar penilaian kinerja keuangan pada PT Ace Hardware Indonesia

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN. Laporan keuangan peruahaan merupakan sumber informasi bagi pihakpihak

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN. Laporan keuangan peruahaan merupakan sumber informasi bagi pihakpihak BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN 4.1 Analisis Laporan Keuangan Perusahaan Laporan keuangan peruahaan merupakan sumber informasi bagi pihakpihak yang berkepentingan untuk menilai kerja dan posisi keuangan

Lebih terperinci

Financial Performance (2)

Financial Performance (2) Financial Performance (2) Modul ke: Liquidiity Ratio Solvability Ratio Activity Ratio Profitability Ratio Market Ratio Fakultas Pascasarjana Dr. Sawarni Hasibuan Program Studi Magister Teknik Industri

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. 44 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan PT. HM Sampoerna Tbk, didirikan di Indonesia pada tanggal 19 Oktober 1963 berdasarkan Akta Notaris Anwar Mahajudin, S.H., No. 69.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Pengertian laporan keuangan menurut Feriansya (2015:4) : Laporan keuangan merupakan tindakan pembuatan ringkasan dan keuangan perusahaan. Laporan

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA PADA PT. UNILEVER INDONESIA Tbk PERIODE

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA PADA PT. UNILEVER INDONESIA Tbk PERIODE ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA PADA PT. UNILEVER INDONESIA Tbk PERIODE 2011-2015 Disusun oleh : Nama : Dilla Marta Yulia NPM : 22213462 Jurusan : Akuntansi Dosen Pembimbing : Bani Zamzami,

Lebih terperinci

BAB III PERHITUNGAN DAN ANALISIS RASIO FINANSIAL PT. ANEKA TAMBANG,Tbk PERIODE

BAB III PERHITUNGAN DAN ANALISIS RASIO FINANSIAL PT. ANEKA TAMBANG,Tbk PERIODE 27 BAB III PERHITUNGAN DAN ANALISIS RASIO FINANSIAL PT. ANEKA TAMBANG,Tbk PERIODE 2003-2006 Pada bab sebelumnya telah dijelaskan tentang pengertian dari rasio finansial dan fungsinya didalam mengevaluasi

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. PT. Kimia Farma Tbk merupakan salah satu perusahaan di Indonesia yang

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. PT. Kimia Farma Tbk merupakan salah satu perusahaan di Indonesia yang BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1 Simpulan PT. Kimia Farma Tbk merupakan salah satu perusahaan di Indonesia yang bergerak di bidang industri farmasi dimana kegiatan utamanya menyediakan produk dan jasa pelayanan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba a. Pengertian Laba Laba didefinisikan dengan pandangan yang berbeda-beda. Pengertian laba secara operasional merupakan perbedaan antara pendapatan yang

Lebih terperinci

ANALISIS PERKEMBANGAN PT ANEKA TAMBANG DITINJAU DARI ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN

ANALISIS PERKEMBANGAN PT ANEKA TAMBANG DITINJAU DARI ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN ANALISIS PERKEMBANGAN PT ANEKA TAMBANG DITINJAU DARI ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Analisa laporan keuangan adalah suatu proses yang dapat digunakan untuk memeriksa data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Objek yang dipilih adalah PT Mitra Adiperkasa Tbk. PT Mitra Adiperkasa Tbk adalah perusahaan yang bergerak dalam operasi berbagai merek toko ritel

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Rasio Keuangan Rasio yang menggambarkan suatu hubungan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha saat ini semakin pesat, menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha saat ini semakin pesat, menimbulkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha saat ini semakin pesat, menimbulkan banyaknya perusahaan sejenis bermunculan dan mengakibatkan semakin ketatnya persaingan. Perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

BAB 11 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN

BAB 11 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN BAB 11 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN A. Arti Penting Analisis Laporan Keuangan Analisis terhadap laporan keuangan suatu perusahaan untuk mengetahui tingkat profitabilitas (keuntungan) dan tingkat

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEUANGAN PT. SIANTAR TOP (PERSERO) TBK. : Sovia Yohana Lumban : 1A214419

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEUANGAN PT. SIANTAR TOP (PERSERO) TBK. : Sovia Yohana Lumban : 1A214419 ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEUANGAN PT. SIANTAR TOP (PERSERO) TBK Nama NPM Kelas Fakultas Jurusan Pembimbing : Sovia Yohana Lumban : 1A214419 : 3EA39 : Ekonomi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan Kinerja keuangan merupakan hasil kegiatan operasi perusahaan yang disajikan dalam bentuk angka-angka keuangan. Hasil kegiatan perusahaan periode saat ini harus

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1 Analisis Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini dalam suatu periode tertentu (Kasmir,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan catatan informasi keuangan suatu perusahaan dalam suatu periode tertentu yang disusun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan tambahan modal ialah dengan menawarankan kepemilikan

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan tambahan modal ialah dengan menawarankan kepemilikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era ekonomi yang modern saat ini, eksistensi pasar modal yang terdapat di Indonesia memiliki peran besar bagi perekonomian negara. Salah satu cara untuk

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1. Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab 4 yaitu penilaian kinerja keuangan PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk yang akan dibandingkan dengan rata-rata

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kinerja Keuangan PT. Lippo Karawaci Tbk tahun 2009 sampai dengan tahun 2012 Dalam Bab ini penulis akan melakukan analisis terhadap laporan keuangan dengan menggunakan

Lebih terperinci

V. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

V. ANALISIS DAN PEMBAHASAN V. ANALISIS DAN PEMBAHASAN Analisis Rasio Keuangan Analisis yang akan diuraikan dalam rasio keuangan ini meliputi : analisis likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, aktivitas, pertumbuhan, dan analisis

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT. MANDOM INDONESIA TBK.

ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT. MANDOM INDONESIA TBK. ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT. MANDOM INDONESIA TBK. Nama : Annisa Damayanti Puspitasari NPM : 21213127 Kelas : 3EB03 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dini

Lebih terperinci

Lampiran 1. Rasio Market PT. Indoritel Makmur Internasional Tbk dan PT. Sumber Alfaria Trijaya Tbk Tahun 2013 dan 2014.

Lampiran 1. Rasio Market PT. Indoritel Makmur Internasional Tbk dan PT. Sumber Alfaria Trijaya Tbk Tahun 2013 dan 2014. L A M P I R A N 41 Lampiran 1. Rasio Market PT. Indoritel Makmur Internasional Tbk dan PT. Sumber Alfaria Trijaya Tbk Tahun 2013 dan 2014. 2013 MARKET RATIO PER 31,09 31,56 DY 2% 3% PBV 1,58 6,52 2014

Lebih terperinci

BAB IV. Analisis dan Pembahasan. dan 2012 terdapat analisis keuangan sebagai berikut :

BAB IV. Analisis dan Pembahasan. dan 2012 terdapat analisis keuangan sebagai berikut : BAB IV Analisis dan Pembahasan Berdasarkan laporan keuangan PT. Astra Internasional pada tahun 2011 dan 2012 terdapat analisis keuangan sebagai berikut : 1. Rasio Likuiditas Rasio ini menunjukkan kemampuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan memberikan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan Analisis Laporan Keuangan pada PT. Pupuk Kalimantan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan Analisis Laporan Keuangan pada PT. Pupuk Kalimantan 40 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Pelaksanaan Analisis Laporan Keuangan pada PT. Pupuk Kalimantan Timur. Sesuai dengan analisis dan metode penelitian yang digunakan maka data yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. profitabilitas yang tinggi. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. profitabilitas yang tinggi. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Tujuan utama dari pendirian sebuah perusahaan adalah mendapatkan tingkat profitabilitas yang tinggi. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba (Sartono,2002).

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan

TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rasio Likuiditas Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan

Lebih terperinci

Bab 9 Teori Rasio Keuangan

Bab 9 Teori Rasio Keuangan D a s a r M a n a j e m e n K e u a n g a n 123 Bab 9 Teori Rasio Keuangan Mahasiswa diharapkan dapat memahami mengenai jenis dan pembagian laporan keuangan serta mengerti tentang perhitungan tentang rasio

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Perhitungan Rasio Keuangan Perusahaan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Perhitungan Rasio Keuangan Perusahaan BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Perhitungan Rasio Keuangan Perusahaan Dalam bab ini akan dibahas mengenai data yang diperoleh dan penyajian hasil perhitungan sejumlah rasio dan kemudian dianalisis.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. khususnya bagi pemegang saham sebagai pemilik perusahaan, dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. khususnya bagi pemegang saham sebagai pemilik perusahaan, dengan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tujuan perusahaan didirikan adalah mendapatkan laba yang maksimal khususnya bagi pemegang saham sebagai pemilik perusahaan, dengan memanfaatkan seluruh sumber

Lebih terperinci

Dalam menganalisa laporan keuangan terdapat beberapa metode yang bisa dijadikan tolak ukur untuk menilai posisi keuangan perusahaan antara lain:

Dalam menganalisa laporan keuangan terdapat beberapa metode yang bisa dijadikan tolak ukur untuk menilai posisi keuangan perusahaan antara lain: Analisis Rasio Laporan Keuangan Perusahaan Rasio Keuangan atau Financial Ratio adalah merupakan suatu alat analisa yang digunakan oleh perusahaan untuk menilai kinerja keuangan berdasarkan data perbandingan

Lebih terperinci

BAB IV RASIO KEUANGAN

BAB IV RASIO KEUANGAN BAB IV RASIO KEUANGAN 1. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio) A. Rasio Lancar (Current Ratio) Aktiva Lancar Current Ratio = -------------------------- Hutang Lancar Rasio lancar sangat berguna untuk mengukur

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Price Earnig Ratio Price Earning Ratio merupakan salah satu ukuran paling besar dalam analisis saham secara fundamental dan bagian dari rasio penilaian untuk mengevaluasi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan investasi pihak di luar

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan investasi pihak di luar BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Teori Pesinyalan (Signalling theory) Signalling theory menekankan kepada pentingnya informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan

Lebih terperinci

Analisa Rasio Keuangan

Analisa Rasio Keuangan Analisa Rasio Keuangan Untuk menilai kondisi keuangan dan prestasi perusahaan, analis keuangan memerlukan beberapa tolak ukur. Tolak ukur yang sering dipakai adalah rasio atau atau indeks, yang menghubungkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laba Setiap perusahaan berusaha untuk memperoleh laba yang maksimal. Laba yang diperoleh perusahaan akan berpengaruh terhadap kelangsungan hidup perusahaan tersebut.

Lebih terperinci

Analisis Rasio Keuangan pada PT Citra Tubindo Tbk.

Analisis Rasio Keuangan pada PT Citra Tubindo Tbk. Jurnal Akuntansi, Ekonomi dan Manajemen Bisnis Vol. 2, No. 1, July 2014, 45-54 p-issn: 2337-7887 Article History Received May, 2014 Accepted June, 2014 Analisis Rasio Keuangan pada PT Citra Tubindo Tbk.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal mempunyai peranan penting dalam pembangunan ekonomi suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal mempunyai peranan penting dalam pembangunan ekonomi suatu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal mempunyai peranan penting dalam pembangunan ekonomi suatu negara. Pasar modal juga menjadi sumber dana bagi pelaku dunia usaha dimana sumber dana

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Tbk dari tahun 2002 hingga tahun 2004 dengan menggunakan metode analisis horizontal

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Tbk dari tahun 2002 hingga tahun 2004 dengan menggunakan metode analisis horizontal BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1. Simpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap neraca dan laporan laba-rugi PT Astra Otoparts Tbk dari tahun 2002 hingga tahun 2004 dengan menggunakan metode analisis horizontal

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI DAN TINJAUAN UMUM PT. BUKIT ASAM

BAB II DASAR TEORI DAN TINJAUAN UMUM PT. BUKIT ASAM BAB II DASAR TEORI DAN TINJAUAN UMUM PT. BUKIT ASAM Dalam bab ini akan dibahas mengenai dasar teori mengenai model finansial, neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal dan penjelasan mengenai

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis rasio keuangan PT Gudang Garam Tbk tahun 2012-2014 pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan kinerja keuangan PT Gudang Garam Tbk tahun 2012-2014

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aset 2.1.1 Pengertian Aset Aset merupakan bentuk dari penanaman modal perusahaan yang bentuknya dapat berupa hak atas kekayaan atau jasa yang dimiliki perusahaan yang bersangkutan.

Lebih terperinci

Analisis Laporan Keuangan

Analisis Laporan Keuangan Bahan Kuliah Manajemen Keuangan Bisnis I Pertemuan IV Analisis Laporan Keuangan Dosen : Suryanto, SE., M.Si Analisis Laporan Keuangan Analisis Indeks Analisis Common Size Analisis Rasio Keuangan Analisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (investor) yang kemudian disalurkan kepada sektor-sektor yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (investor) yang kemudian disalurkan kepada sektor-sektor yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian di Indonesia salah satunya dipengaruhi oleh transaksi saham yang berlaku dalam lantai bursa pasar modal. Hal ini dimungkinkan karena

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 8 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Pengertian merupakan hak pemegang saham biasa (common stock) untuk mendapatkan bagian dari keuntungan perusahaan. Jika perusahaan memutuskan untuk membagi keuntungan dalam

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan 1. Pelaksanaan Analisis Laporan Keuangan Pada Perusahaan Industri Kertas 1) PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk Analisis laporan keuangan pada PT. Indah Kiat Pulp & Paper

Lebih terperinci

MODUL ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

MODUL ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BAB IV Analisis Rasio A. Tujuan Instruksional : 1. Umum : Mahasiswa dapat memahami teknik dan aspek dalam menilai kinerja suatu perusahaan 2. Khusus : - Mahasiswa dapat menghitung berdasarkan ratio likuiditas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 20 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Keuangan Pengertian manajemen keuangan menurut beberapa pendapat, yaitu: Segala aktifitas yang berhubungan dengan perolehan, pendanaan, dan pengelolaan aktiva dengan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan uraian-uraian teori, hasil penelitian, dan analisis baik secara

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan uraian-uraian teori, hasil penelitian, dan analisis baik secara BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Berdasarkan uraian-uraian teori, hasil penelitian, dan analisis baik secara deskriptif maupun verifikatif menggunakan analisis regresi linier berganda mengenai

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan

BAB III PEMBAHASAN. A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan Manajemen keuangan merupakan salah satu dari sistem manajemen secara keseluruhan. Manajemen yang baik dan

Lebih terperinci

: Ahmad Zaky Mubarok NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dr. Sigit Sukmono, SE., MM FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA JAKARTA 2015

: Ahmad Zaky Mubarok NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dr. Sigit Sukmono, SE., MM FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA JAKARTA 2015 ANALISIS FUNDAMENTAL SEBAGAGAI DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI PADA PERUSAHAAN FARMASI PT. KALBE FARMA TBK, PT KIMIA FARMA TBK DAN PT. MERCK TBK. Nama : Ahmad Zaky Mubarok NPM : 20212494 Jurusan

Lebih terperinci

Nama : Martha Romadoni NPM : Kelas : 3EA13

Nama : Martha Romadoni NPM : Kelas : 3EA13 ANALISA KINERJA KEUANGAN PT. PEGADAIAN Tbk BERDASARKAN RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN PROFITABILITAS Nama : Martha Romadoni NPM : 16209473 Kelas : 3EA13 LATAR BELAKANG Mengingat pegadaian merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu tujuan lain perusahaan. Untuk meningkatkan laba,

BAB I PENDAHULUAN. satu tujuan lain perusahaan. Untuk meningkatkan laba, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan utama perusahaan menurut Brigham dan Houston (2009) adalah untuk memaksimalkan kekayaan bagi para pemegang sahamnya atau kepada pemilik perusahaan (stakeholder).

Lebih terperinci

Analisa Laporan keuangan

Analisa Laporan keuangan Laporan keuangan Analisa Laporan keuangan Minggu ke -2 By : Bambang Wahyudi Wicaksono Laporan keuangan diumumkan secara periodik untuk menyediakan informasi mendasar tentang kinerja keuangan suatu perusahaan,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 99 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Setelah dilakukan penghitungan dan analisis terhadap kinerja keuangan PT. MCP, maka pada bab ini akan diberikan kesimpulan dari pembahasan dan analisis diatas serta saran-saran

Lebih terperinci

Latar Belakang Masalah. 1. Keuangan Perusahaan 2. Laporan Keuangan 3. Penilaian Kinerja Perusahaan

Latar Belakang Masalah. 1. Keuangan Perusahaan 2. Laporan Keuangan 3. Penilaian Kinerja Perusahaan ANALISA LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN MELALUI TINGKAT LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, AKTIVITAS, DAN PROFITABILITAS PADA PT. UNILEVER INDONESIA TBK Nama Jurusan Pembimbing : Fika Fitrianti

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR. DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR. DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR ISI KATA PENGANTAR. DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN i iii vi vii viii I. PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang 1 B. Identifikasi Masalah 5 C. Batasan Masalah 6 D. Rumusan Masalah.

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan. Memahami Kondisi dan Kinerja Keuangan Perusahaan. Basharat Ahmad. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Manajemen Keuangan. Memahami Kondisi dan Kinerja Keuangan Perusahaan. Basharat Ahmad. Modul ke:  Fakultas Ekonomi dan Bisnis Manajemen Keuangan Modul ke: Memahami Kondisi dan Kinerja Keuangan Perusahaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Basharat Ahmad Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Materi Pembelajaran Analisa Rasio Keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan perusahaan. ROA merupakan salah satu indikator untuk mengukur

BAB I PENDAHULUAN. keuangan perusahaan. ROA merupakan salah satu indikator untuk mengukur BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era persaingan yang sangat ketat, keunggulan kompetitif telah berkembang dan melibatkan pada pentingnya kinerja keuangan perusahaan. Oleh karena itu sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut melalui suatu analisis yang dapat dijadikan pedoman untuk menilai

BAB I PENDAHULUAN. tersebut melalui suatu analisis yang dapat dijadikan pedoman untuk menilai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan ekonomi di suatu Negara dapat dilihat dan diukur dari kinerja perusahaan, yaitu melihat perkembangan dan pertumbuhan perusahaan tersebut melalui

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Hamidullah (2004) melakukan penelitian dengan judul Analisis Rasio Keuangan Sebagai Dasar Untuk Memprediksi Kondisi Keuangan Perusahaan Pada PT. Agro Max

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. dan pembahasan dapat disimpulkan kinerja keuangan PT Indofood Tbk adalah

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. dan pembahasan dapat disimpulkan kinerja keuangan PT Indofood Tbk adalah BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis rasio keuangan yang telah dibahas pada bab analisis dan pembahasan dapat disimpulkan kinerja keuangan PT Indofood Tbk adalah sebagai berikut:

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 51 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan membahas analisa kinerja keuangan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. dan kemudian dilakukan penelitian berdasarkan teori-teori dan konsep yang tercantum

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Penggabungan usaha (business combination) adalah pernyataan dua atau lebih

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Penggabungan usaha (business combination) adalah pernyataan dua atau lebih BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Penggabungan Usaha Penggabungan usaha merupakan salah satu strategi untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan menegmbangkan perusahaan. Berdasarkan

Lebih terperinci