BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4. Sejarah Umum Perusahaan Perusahaan CV. Double Cola Cake merupakan perusahaan Kue keluarga yang berdiri pada tahun 995. Perusahaan CV. Double Cola Cake semula diberi nama Double Cola Cake yang hanya memproduksi satu macam kue lapis. Perusahaan ini pertama kali berlokasi di Bidara Raya Jembatan dua dibawah pimpinan Bpk Hadi Saputra. Tetapi pada tahun 2004, perusahaan Double Cola Cake berkembang menjadi CV dan memperluas lokasi di Jl. Bidara Raya RT 02/04 No. 2-4 Jembatan Dua Sinar Budi, Penjaringan, Jakarta Utara. Perusahaan CV. Double Cola Cake dipimpin oleh Bapak Denny Awan anak dari Bpk Hadi. Saputra yang berperan sebagai pemilik perusahaan. Mengembangkan usaha dengan karyawan yang awalnya 0 orang pada tahun 2004, dan jumlah karyawan bertambah sejak tahun 2009. Jumlah pekerja saat ini berjumlah 5 orang untuk Pekerja tetap, 0 orang untuk Pekerja kontrak, serta 30 orang untuk pekerja harian hinga pada saat ini. Jenis-jenis kue yang diproduksi oleh perusahaan CV. Double Cola Cake ada jenis kue dan diantaranya adalah yaitu, Group Bolen ( Bolen ), Group Bolu ( Bolu Chiffon, Bolu Gulung ), Group 39
Brownies ( Brownies Kukus dan Panggang ), Group Lapis ( Lapis Legit dan Lapis Surabaya ). 4..2 Hasil Produksi Secara Umum CV. Double Cola Cake merupakan suatu perusahaan yang mempunyai kegiatan di bidang usaha industri pembuatan kue. Konsumen dari CV. Double Cola Cake pun bervariasi dari yang hanya membeli secara satuan sampai yang membeli dengan skala yang besar yaitu seperti toko-toko kue yang berada disekitar Jakarta maupun yang berada diluar Jakarta. CV. Double Cola Cake mempunyai dua pabrik menurut fokus produksinya, yaitu:. Pabrik : Berfokus pada pembuatan kue yang tidak berpengaruh terhadap suhu panas 2. Pabrik 2 : Berfokus pada pembuatan kue yang sangat berpengaruh terhadap suhu panas. Saat ini jenis produk dari CV. Double Cola Cake pun semakin bervariasi yang terdiri dari : Group Bolen - Bolen Group Bolu - Bolu Chiffon - Chiffon Pandan - Chiffon Ketan Hitam - Bolu Gulung - Bolu Gulung Catur - Bolu Rainbow 40
Group Brownies - Brownies Panggang - Brownies Kukus Group Lapis - Lapis Legit - Lapis Surabaya - Lapis Rainbow 4..3 Pemasaran Produk Metode pemasaran di perusahaan CV. Double Cola Cake dilakukan dengan dua cara yaitu pertama dengan cara pembelian dengan sekla besar atau untuk pendistribusian ke toko-toko lain, dan kedua menjual kue secara eceran di outlet langsung CV. Double Cola Cake yang ada di Jl. Bidara Raya RT 02/04 No. 2-4 Jembatan Dua Sinar Budi, Penjaringan, Jakarta Utara. Di outlet tersebut juga berfungsi sebagai display atau contoh kue yang di produksi oleh perusahaan CV. Double Cola Cake sehingga masyarakat mengetahui contoh Kue yang di produksi. 4..4 Penjelasan Produk Penyediaan jenis bahan baku air, garam, mentega, tepung terigu, dan bahan pembantu, seperti ragi roti, gula,susu, telur, pisang, coklat dan keju, secara umum didatangkan langsung dari supplier-supplier besar dari masing-masing produk yang akan dijadikan bahan baku pembuat bolen. 4
4..4. Proses Produksi Bolen Tahapan Proses Produksi Roti Pisang a) Penyiapan Bahan Menyiapkan semua bahan-bahan yang akan digunakan dalam proses pembuatan roti pisang, baik bahan baku maupun bahan penunjang. b) Penimbangaan Semua bahan ditimbang sesuai dengan formula/resep. Penimbangan bahan harus di lakukan dengan benar agar tidak terjadi kesalahan dalam penggunaan bahan. Untuk jenis bahan baku tepung terigu cakra kembar, mentega, garam dan bahan penunjang lainnya yang merupakan bahan yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit, tetapi sangat penting agar roti yang dihasilkan dapat berkualitas baik sehingga dalam penimbangaannya harus teliti. c) Pencampuran Tahap selanjutnya adalah pencampuran yaitu mencampur semua bahan kedalam mixer. Langkah pertama yaitu memasukkan semua bahan kering dan kuning telur, diaduk dengan kecepatan rendah lalu air dimasukkan sedikit demi sedikit. Setelah tercampur rata kemudian ragi roti dan mentega dimasukkan. Adonan diaduk dengan kecepatan sedang hingga kalis. Penggadukkan dihentikan setelah adonan menjadi kalis. Kalis adalah pencapaian pengadukan maksimum sehingga terbentuk permukaan film pada adonan. Tanda-tanda adonan roti telah kalis adalah jika adonan tidak lagi 42
menempel di wadah atau di tangan atau saat adonan dilebarkan, akan terbentuk lapisan tipis yang elastis. d) Pemotongan dan Pembentukan Adonan Kemudian adonan ditimbang dengan berat 50g, dan di roll pin. Pada tahap ini adonan yang telah homogen dibentuk lembaranlembaran mengunakan roll pin press sampai mencapai lembaran adonan. Proses produksi dalam fase ini adalah tebal tipisnya lembaran adonan antara adonan yang satu dengan adonan yang lain diusahakan sama, agar supaya tingkat kematangan dan ukuran Bolen sama. Untuk penempatan coklat sebelum dioven, adonan di gulungkan pada pisang, setelah itu adonan yang sudah di satukan dengan pisang, berikan coklat. e) Pengolesan Proses pengolesan permukaan atas kue bolen dengan kuning telur f) Pengovenan Pada proses pengovenan Bolen ini suhu yang digunakan 20-250ºC untuk suhu atas dan suhu bawah 250-287ºC selama 0 menit. Proses pengovenan dapat dikatakan selesai apabila kulit atas dari bolen telah berwarna coklat. Hal itu dapat terjadi dikarenakan reaksi browning yang terjadi antar protein dan karbohidrat. bolen yang dihasilkan dapat berkualitas baik apabila bagian dalam roti berwarna putih dan empuk dan kulit bagian atas berwarna coklat. Proses produksi pada fase ini adalah pada lamanya waktu pengovenan, jika waktu pengovenen terlalu lama maka 43
menyebabkan bolen menjadi gosong, jika terlalulu pendek maka menyebabkan bolen menjadi kurangg masak, sehinga waktu pengovenan diusahakan tepat. 4..5 Mesin dan Peralatan 4..5. Mesin Mixer Mekanisme kerja Mixer adalah mengaduk atau mencampur bahan yang digunakan untuk membuat bakery (seperti tepung terigu, telor mentega, air dan lain-lain) dimasukkan secara bersamaan kemudian mixer dinyalakan menggunakan fase (kecepatan rendah) dan dilanjutkan dengan menggunakan fase 2 (kecepatan tinggi) sehingga adonan yang terbentuk menjadi kalis dan siap untuk dicetak, kemudian mesin dimatikan. Gambar 4. Mesin Mixer 44
4..5.2 Timbangan Mekanisme kerja melakukan pengaturan padaa skala yangg digunakann pada timbangan seesuaii dengan ukuran bahan pada pembuatan bakery. Gambar 4. Mesin Timbangan 4..5.3 Oven Oven merk Golden Star mekanisme kerja menyalakan oven dengan menggunakan listrik dan gas,kemudian menyetel suhu yang diinginkan untuk pemanggangan bolen. Kemudian bahan yang akan dioven d dimasukkan kedalam oven pemanas selama 5 menit, sehingga produk matang m dan dikeluarkan dari oven. Oven yang digunakan ini dapat diguanakan untuk berbagai macam bahan bakery yang dilakukan secara bertahap dan dilakukan secara bertahap dan dilakukan pengaturan suhu pemanasan pada oven supaya produk yang dihasilkan bagus atau maksiamal. 45
Gambar 4.3 Mesin Oven 4..5.4 Loyang Spesifikasi Loyang ukuaran panjang dan lebar, 30 cm dan tinggi 6, 5 cm, loyang ukuaran panjang dann lebar, 30 cm dan tinggi 4 cm, loyang ukuran panajang dan lebar, 2 cm dan tinggi 5 cm. Mekanisme kerja loyang berfungsi untuk meletakan adonan setelah pencetakan. 46
Gambar 4.3 Rak Loyang 4..5.5 Mesin Rolling Mesin Rolling berfungsi untuk mengkalisk kan adonan n agar mencapai ketebalan yang di inginkann sehingga dapat dii bentuk atau di gulung. Mekanisme mesin rolling yaitu menggilas adonan caranya cukup memasukan adonann kedalam mesin rollingg sampai adonan menjadi lembaran-lembarann kulit bolen. Gambar 4.4 Mesin Rollingg 47
4..6 Manajemen Perusahaan 4..6. Struktur Perusahaan Struktur organisasi berfungsi untuk kinerja disuatu perusahaan supaya lebih terarah, dan akan diketahui sampai dimana wewenang dan tanggung jawab yang dimiliki oleh karyawan dalam menjalankan tugas. Struktur organisasi dari perusahaan CV.Double Cola Cake dapat dilihat pada gambar 4.5. Pimpinan ( Denni Awan. S ) Staff Keuangan & HRD (Nunun) Staff Marketing (Ika) Staff Produksi (M. Ilham) Staff Pengiriman Barang ( Usuf ) ( Iman ) Gambar 4.5 Struktur Organisasi Perusahaan CV.Double Cola Cake Secara singkat, tugas dan tanggung jawab dari masing-masing bagian dapat diuraikan sebagai berikut :. Pimpinan Pemimipin bertugas memimpin perusahaan dan bertanggung jawab terhadap seluruh kelangsungan perusahaan dalam menjalankan tugas. Seorang pemimpin tertinggi dalam suatu badan perusahaan yang bertugas mengembangkan serta memajukan perusahaan. Selain itu pimpinan perusahaan juga bertugas membuat perencanaan jangka panjang dan jangka pendek perusahaan, mengorganisasi seluruh divisi serta bawahan, melakukan pengawasan ( controlling ) terhadap kinerja seluruh karyawan. 48
2. Produksi Tugas bagian produksi adalah menjalankan proses produksi, bertanggung jawab dalam masalah bahan baku dan barang produksi. 3. Keuangan Menyelenggarakan administrasi personalia dan menyelesaikan masalahmasalah perburuhan, Menyelenggarakan administrasi tata usaha dan surat menyurat, Melaksanakan pembukuan administrasi keuangan perusahaan. 4. Marketing Bagian marketing berperan sebagai pengarah program pemasaran produksi kepada konsumen, dengan sistem marketing hasil produksi akan berjalan. 5. Pengiriman Barang Pengiriman barang bertugas mengantar produk hingga sampai ke tangan konsumen. Serta bertanggung jawab atas kelancaran proses tersebut. 4..6.2 Tenaga Kerja dan Pengupahan a) Cara perekrutan karyawan Perekrutan karyawan CV. Double Cola Cake dilakukan dengan cara memberikan surat lamaran dengan cara datang kepabrik. Para karyawan yang mendaftar biasanya datang atas rekomendasi dari karyawan terdahulu, karyawan yang direkrut tidak berdasar dari dari pendidikan yang dimilikinya, tetapi berdasar dari kemampuan, kecakapan dan tanggung jawab yang dimilikinya. b) Sistem penggajian Sistem penggajian pada pabrik CV. Double Cola Cake dilakukan secara bulanan. Untuk sistem penggajian secara bulanan 49
diberikan pada akhir bulan. Dalam pemberian gaji, perusahaan juga memperhatikan kemampuan bekerja dan massa kerja karyawannya, yang tentunya telah disesuaikan dengan kemampuan perusahaan. Selain itu perusahaan juga memberikan bonus pada saat mendapatkan permintaan pesanan yang banyak, setiap hari raya, para karyawan juga mendapatkan THR sebesar gaji yang diterima karyawan. c) Jam Kerja Hari kerja pada perusahaan CV.Double Cola Cake yaitu hari senin sampai sabtu untuk staff yang dimulai dari 08.00 sampai 6.00 sedangkan untuk karyawan produksi yaitu hari senin sampai minggu yang dimulai dari 06.00 sampai 6.00 WIB. 4..7 Data Jenis Cacat Berdasarkan pengamatan dan pemeriksaan yang di lakukan, data jenis cacat berdasarkan proses produksi pembuatan produk Bolen periode bulan Januari Februari 203 adalah sebagai berikut : No Jenis Cacat % Cacat Bentuk Tidak Rata 22,29% 2 Sompel 8,68% 3 Hangus 8,2% 4 Pecah 7,75% 5 Lapisan luar terlalu tipis 2,25% 6 Kematangan tidak merata 0,9% Tabel 4. Data Presentase Jenis cacat Periode Bulan Januari Februari 203 50
4..8 Data Jumlah Produksi dan Jumlah Cacat Berdasarkan dari hasil pengamatan dan pemeriksaan yang telah dilakukan, maka diperoleh data sebagai berikut: Tgl Tabel 4. 2 Jumlah Produksi dan Jumlah Cacat Produksi Jumlah Produk Cacat 0/0/203 5.000.200 /0/203 5.000.50 2/0/203 5.000.20 3/0/203 5.000.250 4/0/203 5.000.300 5/0/203 7.500.320 6/0/203 7.500.050 7/0/203 5.000.020 8/0/202 5.000 985 9/0/203 5.000 920 20/0/203 5.000 945 2/0/203 5.000 975 22/0/203 7.500 950 23/0/203 7.500 978 24/0/203 5.000.00 25/0/203 5.000.05 26/0/202 5.000.25 27/0/203 5.000.68 28/0/203 5.000.75 29/0/203 7.500.074 30/0/203 7.500.025 3/0/203 5.000 935 0/02/203 5.000 922 02/02/203 5.000 95 03/02/203 5.000 905 04/02/203 5.000 898 05/02/203 7.500 887 06/02/203 7.500 876 07/02/203 5.000 869 08/02/203 5.000 858 09/02/203 5.000 840 Sumber : Data Perusahaan 5
4..9 Data Jumlah Cacat per Jenis Cacat Di bawah ini adalah data cacat per jenis cacat pada bagian produk Bolen Tabel 4. 3 Jumlah Cacat per Jenis Cacat Tgl Produksi Σ Xi Xi % Jenis Cacat BTR SM HS PC TL KTM 0/0/203 5.000.200 24 267 224 27 23 47 3 /0/203 5.000.50 23 256 25 208 204 4 25 2/0/203 5.000.20 22,4 250 209 203 99 37 22 3/0/203 5.000.250 25 279 234 227 222 53 36 4/0/203 5.000.300 26 290 243 236 23 59 42 5/0/203 7.500.320 7,6 294 247 239 234 62 44 6/0/203 7.500.050 4 234 96 90 86 29 5 7/0/203 5.000.020 20,4 227 9 85 8 25 8/0/202 5.000 985 9,7 220 84 78 75 2 07 9/0/203 5.000 920 8,4 205 72 67 63 3 00 20/0/203 5.000 945 8,9 2 77 7 68 6 03 2/0/203 5.000 975 9,5 27 82 77 73 9 06 22/0/203 7.500 950 2,67 22 77 72 69 6 04 23/0/203 7.500 978 3,04 28 83 77 74 20 07 24/0/203 5.000.00 22 245 205 99 95 35 20 25/0/203 5.000.05 20,3 226 90 84 80 24 26/0/202 5.000.25 22,5 25 20 204 200 38 23 27/0/203 5.000.68 23,36 260 28 22 207 43 27 28/0/203 5.000.75 23,5 262 29 23 209 44 28 29/0/203 7.500.074 4,32 239 20 95 9 32 7 30/0/203 7.500.025 3,67 228 9 86 82 26 2 3/0/203 5.000 935 8,7 208 75 69 66 5 02 0/02/203 5.000 922 8,44 206 72 67 64 3 0 02/02/203 5.000 95 8,3 204 7 66 62 2 00 03/02/203 5.000 905 8, 202 69 64 6 99 04/02/203 5.000 898 7,96 200 68 63 59 0 98 05/02/203 7.500 887,83 98 66 6 57 09 97 06/02/203 7.500 876,68 95 64 59 55 07 96 07/02/203 5.000 869 7,38 94 62 57 54 06 95 08/02/203 5.000 858 7,6 9 60 55 52 05 94 09/02/203 5.000 840 6,8 87 57 52 49 03 92 Σ 75.000 3.750 580,6 7.077 5.93 5.753 5.636 3.889 3.464 Sumber : Data Perusahaan 52
No. Tabel 4. 4 Keterangan Simbol Jenis Cacat Simbol No. Jenis Cacat Simbol 2 3 Bentuk Tidak Rata Sompel Hangus BTR SM HS 4 Pecah 5 Terlalu Lembut Kematangan 6 Tidak Merataa PC TL KTM 4.2 Pengolahan Data 4.2. Pengolahann Data dengan Diagram Pareto Berikut adalah tabel hasil perhitungan untuk diagram d pareto berdasarkan masing-masing jenis cacat produk Bolen pada bulann Januari February 203. Tabel 4. 5 Perhitungan untuk Diagram Pareto No. 2 3 4 5 Jenis Cacat Bentuk Tidak Rata Sompel Hangus Pecah Terlalu Lembut Simbol BTR SM HS PC TL 6 Kematangan tidak t merata KTM Σ Cacat (f) f % fk % Kumulatif 7.077 22,29% 22,29% 5.93 8,68% 40,97% 5.753 8,2% 59,09% 5.636 7,75% 76,84% 3.889 2,25% 89,09% 3.464 0,9% 00, 00% 7.077 3.008 8.76 24.397 28.286 3.750 3.750,00 00.00% 00.00% 90.00% 90.00% 80.00% 80.00% 70.00% 70.00% 60.00% 50.00% 40.00% 60.00% 50.00% 40.00% f % fk % 30.00% 30.00% 20.00% 20.00% 0.00% 0.00% 0.00% BTR SM HSS PC LLTT KTM 0.00% 53
Gambar 4. Diagram Pareto Berikut ini penjelasan mengenai penyebab terjadi kecacatan-kecacatan dalam persentasenya :. Bentuk Tidak Rata (BTR) : persentase cacat 22,29 % Penyebab : cacat ini terjadi dikarenakan pada saat proses lembaran tipis adonan digulungkan dengan isian pisang dilakukan secara manual oleh pekerja dengan demikian hasil bentuk bolen dari pekerja satu ke pekerja lainnya berbeda. 2. Sompel (SM) : persentase cacat 8,68 % Penyebab : cacat ini terjadi dikarenakan tidak sempurnanya proses penggilingan adonan kulit bolen, sehingga mengakibatkan kulit bolen menjadi tipis dan mengakibatkan permukaan atas bolen retak saat pembakaran. 3. Pecah (PC) : persentase cacat 7,75 % Penyebab : cacat ini terjadi disebabkan pada saat proses pencampuran bahanbahan adonan bolen kandungan air yang redapat dalam adonan terlalu banyak sehingga saat pembakaran bolen menjadi pecah. 4. Hangus (HS) : persentase cacat 8,2 % Penyebab : cacat ini terjadi disebabkan pada saat proses pembakaran operator terlalu lama mengeluarkan bolen dari oven sehingga permuakaan atas bolen menjadi hangus. 5. Kematangan Tidak Merata ( KTM ) : persentase cacat 0,9 % Penyebab : cacat ini terjadi disebabkan pada saat proses pembakaran suhu panas terlalu tinggi sehingga dasar bolen sudah matang tetapi permukaan atas bolen tidak matang sehingga kematangan bolen tidak sempurna. 6. Terlalu Lembut ( TL) : persentase cacat 2,25 % Penyebab : pada saat adonan bolen didiamkan selama selama jam, tetapi pada saat adonan bolen didiamkan melebihi batas waktu yg ditentukan maka pada saat bolen dipanggang, bolen menjadi terlalu lembut walaupun permukaan atas dan bawah bolen sudah kering. 54
4.2.2 Pengolahan Data dengan Peta Kendali P Di bawah ini adalah hasil pengolahan data dengan menggunakan peta kendali P dengan nilai p, UCL dan LCL: NO Tgl Tabel 4. 6 Perhitungan dengan Peta Kendali P Jumlah Produksi Cacat p (CL) UCL Proporsi LCL 0/0/203 5.000.200 0,84 0,978 0,2400 0,75 2 /0/203 5.000.50 0,84 0,978 0,2300 0,75 3 2/0/203 5.000.20 0,84 0,978 0,2240 0,75 4 3/0/203 5.000.250 0,84 0,978 0,2500 0,75 5 4/0/203 5.000.300 0,84 0,978 0,2600 0,75 6 5/0/203 7.500.320 0,84 0,948 0,760 0,763 7 6/0/203 7.500.050 0,84 0,948 0,400 0,763 8 7/0/203 5.000.020 0,84 0,978 0,2040 0,75 9 8/0/202 5.000 985 0,84 0,978 0,970 0,75 0 9/0/203 5.000 920 0,84 0,978 0,840 0,75 20/0/203 5.000 945 0,84 0,978 0,890 0,75 2 2/0/203 5.000 975 0,84 0,978 0,950 0,75 3 22/0/203 7.500 950 0,84 0,948 0,267 0,763 4 23/0/203 7.500 978 0,84 0,948 0,304 0,763 5 24/0/203 5.000.00 0,84 0,978 0,2200 0,75 6 25/0/203 5.000.05 0,84 0,978 0,2030 0,75 7 26/0/202 5.000.25 0,84 0,978 0,2250 0,75 8 27/0/203 5.000.68 0,84 0,978 0,2336 0,75 9 28/0/203 5.000.75 0,84 0,978 0,2350 0,75 20 29/0/203 7.500.074 0,84 0,948 0,432 0,763 2 30/0/203 7.500.025 0,84 0,948 0,367 0,763 22 3/0/203 5.000 935 0,84 0,978 0,870 0,75 23 0/02/203 5.000 922 0,84 0,978 0,844 0,75 24 02/02/203 5.000 95 0,84 0,978 0,830 0,75 25 03/02/203 5.000 905 0,84 0,978 0,80 0,75 26 04/02/203 5.000 898 0,84 0,978 0,796 0,75 27 05/02/203 7.500 887 0,84 0,948 0,83 0,763 28 06/02/203 7.500 876 0,84 0,948 0,68 0,763 29 07/02/203 5.000 869 0,84 0,978 0,738 0,75 30 08/02/203 5.000 858 0,84 0,978 0,76 0,75 3 09/02/203 5.000 840 0,84 0,978 0,680 0,75 75.000 3.750 0,84 0,970 0,873 0,754 Data : Hasil Olahan 55
Cara Perhitungan Untuk menentukan batas kendali atas (UCL) dan batas kendali bawah (LCL), maka diperlukan nilai rata-rata bagian cacat dengan perhitungan sebagai berikut :. Rata-rata bagian cacat ( p ) cacat p = = produksi Σpn Σn 3750 p atau CL = = 0,84 75000 2. Menentukan batas-batas kendali (UCL dan LCL) serta proporsi cacat (P) untuk masing-masing data : *. Untuk tanggal 0 Januari 203 (hari ) p 200 Proporsi P = = = 0,24 n 5000 p( p) BKA atau UCL = p +3 n = 0,84+ 3 0,84( 0,84) 5000 = 0,978 p( p) BKB atau LCL = p - 3 n = 0,84-3 0,84( 0,84) 5000 = 0,75 56
*. Untuk tanggal Januari 203 (hari 2) p 50 Proporsi P = = = 0,23 n 5000 p( p) BKA atau UCL = p +3 n = 0,84+ 3 0,84( 0,84) 5000 = 0,978 p( p) BKB atau LCL = p - 3 0,26 n 0,24 0,84( 0,84) 0,22 = 0,84-3 5000 0,20 UCL=0,978 = 0,75 _ 0,8 P=0,84 0,6 LCL=0,65 *. Dan seterusnya sampai data ke 3 atau hari ke 9 Februari 203. 0,4 Berdasarkan hasil dari perhitungan batas kendali atas (UCL) dan batas 0,2 kendali bawah (LCL), maka data diatas dapat digambarkan dengan peta kendali P sebagai 0,0 berikut : 4 7 0 3 6 9 22 25 28 3 Sample Proportion Tests performed with unequal sample sizes P Chart of Cacat Gambar 4. 2 Peta Kendali P Peta kendali p di atas menunjukan bahwa data Tgl. 0,, 2, 3, 4, 6, 7, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 05 dan Tgl.06 berada diluar batas control bawah (LCL) dan batas control atas (UCL). 57
Agar proses tersebut tetap dalam pengendalian control, maka perlu adanya revisi dengan cara mengeluarkan nilai data pada Tgl. 0,, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 05 dan Tgl. 06. kemudian dilakukan perhitungan ulang. Perhitungan tersebut dirangkum dalam tabel 4.7. Tabel 4. 7 Perhitungan dengan Peta Kendali P (Revisi) NO 2 3 4 5 6 7 8 9 0 2 3 Tgl 5/0/203 8/0/203 9/0/203 20/0/203 2/0/203 3/0/203 0/02/203 02/02/203 03/02/203 04/02/203 07/02/203 08/02/203 09/02/203 Jumlah p Produksi Cacat (CL) UCL Proporsi LCL 7.500.320 0,820 0,954 0,760 0,687 5.000 985 0,820 0,984 0,970 0,657 5.000 920 0,820 0,984 0,840 0,657 5.000 945 0,820 0,984 0,890 0,657 5.000 975 0,820 0,984 0,950 0,657 5.000 935 0,820 0,984 0,870 0,657 5.000 922 0,820 0,984 0,844 0,657 5.000 95 0,820 0,984 0,830 0,657 5.000 905 0,820 0,984 0,80 0,657 5.000 898 0,820 0,984 0,796 0,657 5.000 869 0,820 0,984 0,738 0,657 5.000 858 0,820 0,984 0,76 0,657 5.000 840 0,820 0,9840 0,680 0,657 67.500 2.287 0,8 0,20 0,8 0,7 Data : Hasil Olahan 58
0,200 0,95 P Chart of Cacat UCL=0,9840 0,90 Proportion 0,85 0,80 0,75 _ P=0,8203 0,70 0,65 LCL=0,6566 2 3 4 5 6 7 8 Sample 9 0 2 3 Tests performed with unequal sample sizes Gambar 4. 3 Peta Kendali P (Revisi) Dari perhitungan sebelumnya didapat p : 0,84. Ini berarti kemampuan proses dalam menghasilkan produk cacat sekitar 8,4 %. Keadaan ini belum cukup baik untuk produk Bolen, oleh karena itu perusahaan menghendaki agar kualitas produk Bolen yang bebas cacat atau tidak ada produk yang cacat dari hasil produksi. 59