BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT BANK SYARIAH MANDIRI Tbk CABANG DEPOK. Nama : Septiani Sukma D Kelas : 4EA12 NPM :

BAB IV PEMBAHASAN. variabel independen dengan dependen, apakah masing-masing variabel

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kesadaran masyarakat dalam membayar PBB di Desa Kadirejo.

Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Komunikasi Internal Terhadap Kinerja Pegawai Pada Kantor Panti Sosial Bina Remaja Taruna Jaya di Tebet

Andry Wirawan Analisis Pengaruh Produk dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Warung Ayam Monyet.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. PHYTO KEMO AGUNG FARMA

BAB IV ANALISIS DATA A. PENGUJIAN HIPOTESIS

II. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Kualitas Pelayanan Karyawan Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Minimarket Indomaret Di Jl.Kemakmuran Depok 2 Tengah

Nama : Neneng Badriah NPM : Jurusan : Manajemen Pembimbing : Dr. Harjanto Sutedjo, SSi.MMSi

BAB IV HASIL PENELITIAN. Tabel 5.1. Deskriptif Struktur Organisasi

: Zerry Olander Npm : Jurusan : Manajemen Pembimbing : Lies Handrijaningsih., SE.,MM

Rudi Aditia Hartono Manajemen Ekonomi 2013

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV. HASIL dan PEMBAHASAN

ANALISIS BAURAN PEMASARAN (7P) TERHADAP PEMILIHAN PEGADAIAN SEBAGAI SARANA MEMPEROLEH DANA JANGKA PENDEK (STUDI PADA MASYARAKAT CONDET,JAKARTA TIMUR)

BAB V PEMBAHASAN. Pembahasan ini diarahkan untuk menganalisis pengaruh variabel. independen (motivasi) terhadap variabel dependen (kinerja) pada BPRS

BAB IV PENGARUH KONDISI EKONOMI ORANG TUA TERHADAP TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI DESA SIGAYAM KECAMATAN WONOTUNGGAL BATANG

BAB IV ANALISIS DATA. telah ada pada pokok bahsan bab awal. Hipotesa penulis adalah : Komunikasi IAIN Sunan Ampel Surabaya.

ANALISIS PENGARUH JUMLAH MODAL TERHADAP SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI PASAR TEBET TIMUR

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH KUALITAS PRODUK, TEMPAT, DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN DIMSUM GALAXY SATRIO

PENGARUH BIAYA PROMOSI DAN POTONGAN HARGA TERHADAP VOLUME PENJUALAN MOBIL: STUDI KASUS PADA PT. SERASI AUTO RAYA

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN ALAM WISATA RESTO. Ahmad Mustakim

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT BERWIRAUSAHA PADA WIRAUSAHA DI WILAYAH KOTA BOGOR

ANALISIS PENGARUH KESEJAHTERAAN, LINGKUNGAN KERJA DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN HOTEL MELEAWAI

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PUSAT ADMINISTRASI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA

Nama : Marissa Marla Matulandi NPM : Kelas : 3EA01

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. LABITRA BAHTERA PRATAMA YOGI TRI SETIAWAN

Sena Aradea Manajemen Ekonomi 2013

X. ANALISA FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUSAHAAN LAHAN SAWAH

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PENGANGGURAN, KEMISKINAN DAN PENDIDIKAN TERHADAP PEMBANGUNAN MANUSIA DI PROVINSI DKI JAKARTA PERIODE

Bab IV Analisis Penelitian. Analisis penelitian dilakukan terhadap data, proses pengolahannya, hasil penelitian dan metode yang dipakai.

PENGARUH RETURN ON ASSET (ROA) DAN RETURN ON EQUITY (ROE) TERHADAP CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) TBK

ARGEN PURNAREZKA EA01

BAB IV HASIL PENELITIAN. Dalam penelitian ini data yang dianaisis adalah Fasilitas belajar (X 1 ),

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal,

Yuniar Amalia S Manajemen Ekonomi 2015

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA, DAN MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN HANDPONE SAMSUNG (STUDY KASUS MAHASISWA UNIVERSITAS GUNADARMA)

BAB IV ANALISIS DATA. valid jika berkorelasi signifikan terhadap skor total. 27. Tabel 4.1 Uji Validitas Variabel kekayaan (X 1 ) dan Moral (X 2 )

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. perjalanan yang terjadi pada lokasi penelitian pada hari kerja adalah

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. penelitian yang dilakukan terhadap 50 orang karyawan pada perusahaan Filter PT.

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Sejarah berdirinya Yayasan Taruna Surabaya. Perguruan Tinggi bahkan Pascasarjana.

Lampiran 1. Peta HPGW

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Nama : Faisal Chanif Aziz NPM : Fakultas : Ekonomi Jurusan : Manajemen Pembimbing : Lisna Kustamtinah, SE., MM

Nama : Ayu Agustina NPM : Jurusan : Manajemen (S1) Pembimbing : Dr. Herry Sussanto, SE., MM.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

VII. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBIAYAAN AGRIBISNIS PADA KOPERASI BAYTUL IKHTIAR

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN Analisis Rasio ROI, ROE, NPM, DAR dan DER pada Perusahaan

Tulus Yulianti Manajemen Ekonomi 2013

ANALISIS PENGARUH KOMPENSASI DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. SUMBER FAJAR INTI ABADI SKRIPSI

BAB IV PEMBAHASAN. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah 15 (lima belas) Wajib

Nama : Tri Yuni Rahmawati NPM : Dosen Pembimbing : Sri Rachmawati, SE, MM

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

: Septiani Permata Sari NPM : Pembimbing : Supriyo Hartadi W, SE., MM

Hubungan Linier Jumlah Penduduk Yang Bekerja dengan Belanja Langsung

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. populasi responden sebanyak 42 responden masyarakat yang mengkonsumsi atau

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. berada di meruya selatan. dengan total 100 kuesioner yang diantarkan langsung

PENGARUH BAURAN PEMASARAN PADA KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK KECANTIKAN ORIFLAME

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. tahun terakhir yaitu tahun 2001 sampai dengan tahun Data yang. diambil adalah data tahun 2001 sampai 2015.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. diperoleh dari penyebaran kuesioner pada konsumen.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA JAKARTA 2016

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMILIHAN KARIR MAHASISWA AKUNTANSI UNTUK MENJADI AKUNTAN PUBLIK (STUDI EMPIRIS PADA MAHASISWA UNIVERSITAS GUNADARMA

Pengaruh Media Iklan, Kepercayaan, Kesesuaian Harga dan Kualitas Pelayanan terhadap Keputusan Pembelian Toko Online Zalora

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

UNIVERSITAS GUNADARMA

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. agar model tersebut menjadi valid sebagai alat penduga.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. nama awalnya Perum Pelabuhan Jakarta Cengkareng berdiri sejak tahun 1984.

Annisa Rafida Manajemen Ekonomi 2016 Darmadi, SE. MM

Surat Pemberitahuan (SPT) BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Deskriptif

: Didi Hariawan NPM : Dosen Pembimbing : Sariyati, SE., MM

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Program Studi Pendidikan Ekonomi FE UNY

ANALISIS PENGARUH KEPERCAYAAN DAN KESENANGAN PELANGGAN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN (STUDI KASUS TAKSI BLUE BIRD)

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Data penelitian ini diperoleh melalui penyebaran kuesioner (angket) yang

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH MOTIVASI DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA PT PEGADAIAN (PERSERO) CABANG CIBINONG

BAB IV ANALISIS PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ANAK DI DESA PROTO KEDUNGWUNI PEKALONGAN

Regresi Linear Sederhana (Tunggal)

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Dengan rasio aktivitas, kita dapat mengetahui tingkat persediaan,

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN DAN HARGA TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PADA PT. AR-REHAB TOUR AND TRAVEL

Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Transkripsi:

29 5.1 Hasil BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1.1 Karakteristis Responden Karakteristik responden yang diukur dalam penelitian ini adalah kelompok umur, tingkat pendidikan, jumlah anggota keluarga, jarak pemukiman responden ke Kawasan TNGP, pendapatan masyarakat dari luar kawasan TNGP, tingkat pekerjaan dan kepemilikan lahan. Data tentang karakteristik responden tersebut disajikan pada Tabel 8. Tabel 8 Karakteristik responden Desa Cinagara (MDK) dan Pasir Buncir (non MDK) No 1 2 3 4 5 Karakteristik Umur < 25 25-50 >50 Pendidikan formal Tidak tamat/tamat SD SLTP/SMU PT/Akademi Jumlah anggota keluarga Kecil : < 5 orang Sedang : 5-7 orang Besar : > 7 orang Pekerjaan Berhubungan dengan hutan Berhubungan tidak langsung Tidak berhubungan Jarak Dekat Sedang Jauh 6 Tingkat pendapatan per-bulan <Rp 5.000.000,- Rp 5.000.000,-- Rp 10.000.000,- >Rp 10.000.000,- 7 Kepemilikan lahan < 0,25 ha 0,25-0,5 ha >0,5 ha Jumlah (MDK) 0 26 4 9 20 1 10 14 6 5 2 23 13 13 4 5 12 13 22 6 2 Persentase MDK) 0 86,67 13,33 30 66,67 3,33 33,33 46,67 20 16,67 6,67 76,33 43,33 43,33 13,33 16,67 40 43,33 73,33 20 6,67 Jumlah (nonmdk) 4 22 4 8 18 4 14 14 2 11 3 16 13 15 2 6 11 13 18 11 1 Persentase (nonmdk) 13,33 73,33 13,33 26,67 60 13,33 46,67 46.67 6,67 36,67 10 53,33 43,33 50 6,67 20 36,67 43,33 60 36,67 3,33

30 5.1.2 Nilai Sumberdaya Hutan Nilai sumberdaya hutan adalah nilai manfaat yang diperoleh dari penggunaan sumberdaya hutan. Dari hasil penelitian di Desa Cinagara (MDK) dan Desa Pasir Buncir (Non MDK), jenis-jenis hasil hutan yang dimanfaatkan yaitu kayu bakar, buah-buahan, kayu pertukangan, lahan kosong di luar kawasan berhutan dan sebagian kecil masyarakat memanfaatkan getah pinus. Jenis hasil hutan yang paling dominan dikonsumsi adalah kayu bakar, karena 100 % responden terpilih mengambil kayu bakar di Kawasan TNGP. Berikut adalah tabel nilai manfaat sumberdaya hutan (Tabel 9). Tabel 9 Nilai kontribusi sumberdaya hutan Desa Jenis Sumberdaya Hutan Nilai Sumberdaya Hutan (Rp/tahun) Persentase (%) Kayu Bakar 1.506.000,00 47,60 Buah-buahan 331.733,33 10,49 Cinagara (MDK) Kayu Pertukangan 126.666,67 4,00 Lahan Kosong 124.000,00 3,92 Getah Pinus 1.075.200,00 33,99 Rata Rata/rumah tangga 3.163.600 100,00 Kayu Bakar 1.340.000,00 37,65 Buah-buahan 139.333,33 3,91 Pasir Buncir (Non MDK) Kayu Pertukangan 21.333,33 0,60 Lahan Kosong 1.146.333,33 32,66 Getah Pinus 704.000,00 19,78 Bambu 192.000,00 5,39 Rata Rata/rumah tangga 3.559.000 100,00 5.1.3 Kontribusi Sumberdaya Hutan Terhadap Pendapatan Masyarakat Pada bagian ini membahas tentang kontribusi sumberdaya hutan terhadap penghasilan total rumah tangga. Penghasilan total rumah tangga diperoleh dari

31 kegiatan pengelolaan hasil hutan, kegiatan pertanian, upah kerja dan kegiatan lainnya yang dapat menambah penghasilan total rumah tangga. Sedangkan tingkat ketergantungan terhadap sumberdaya hutan diukur dari kontribusi sumberdaya hutan dan kontribusi dari luar kawasan hutan. Tabel 10 Persentase pendapatan dan manfaat hasil hutan Penghasilan Rata -Rata (Rp/tahun) Total Persentase Desa Rata - Rata (%) Dari Dalam TNGP Dari Luar TNGP (Rp/tahun) Cinagara 3.163.600 12.440.200,00 15.603.800,00 20,27 Pasir Buncir 3.559.000 10.461.333,33 14.020.333,33 25,38 5.2 Pembahasan 5.2.1 Umur Responden Terpilih Pengelompokan umur responden dalam penelitian ini bertujuan untuk melihat sebaran umur masyarakat Desa Cinagara dan Desa Pasir Buncir. Dari data hasil penelitian, usia produktif kerja masyarakat Desa Cinagara dan Desa Pasir Buncir adalah pada umur 25-50 tahun. Umur responden akan berpengaruh terhadap kemampuan fisik untuk bekerja baik di sektor pertanian maupun non pertanian. Sebaran umur antara Desa Cinagara dan Pasir Buncir relatif sama. Berdasarkan Tabel 8, usia responden di Desa Cinagara didominasi oleh usia antara 25-50 tahun dengan persentase 86,67% kemudian selanjutnya kelas terbanyak kedua adalah pada usia >50 tahun dengan persentase 13,33% dan responden pada kelas usia <25 tahun dengan persentase 0%. Tidak jauh berbeda pada Desa Pasir Buncir, usia responden yang paling banyak adalah pada kelas usia antara 25-50 tahun dengan persentase 73,33% selanjutnya terbanyak kedua adalah pada kelas usia >50 tahun dengan persentase 13,33% dan responden yang berusia <25 tahun sebanyak 4 orang dengan persentase 13,33%. Hal ini dimungkinkan karena responden yang diambil adalah kepala rumah tangga dan usia produktif kerja untuk Desa Cinagara dan Desa Pasir Buncir adalah usia antara 25-50 tahun (Gambar1).

32 Gambar 1 Histogram untuk umur responden 5.2.2 Karakteristik Pendidikan Responden Pendidikan merupakan salah satu kriteria dan tolak ukur kualitas sumberdayaa manusia. Pengelompokan responden terpilih pada masing-masing desa penelitian berdasarkan tingkatt pendidikann dapat dilihat pada Tabel 8. Dari segi tingkat pendidikan responden di Desa Cinagara, responden dengan pendidikan tidak tamat/tamat SD sebanyak 9 orang (30%), pendidikan SLTP/SMU ada 20 orang (66,67%) dan hanya 1 orang (3,33%) lulusan Akademi atau Perguruan Tinggi. Tingkat pendidikan responden pada Desa Pasir Buncir mayoritas pendidikan SLTP/SMU sebanyak 18 orang (60%), responden berpendidika an tidak tamat/tamat SD yaitu sebanyak 8 orang (26,67%),, dan ada 4 orang (13,33%) responden yang lulusan Akademi atau Perguruan Tinggi (Gambar 2).

33 Gambar 2 Histogram untuk tingkat pendidikan Sebaran responden berdasarkan pendidikan di kedua desa tersebut hampir sama, mayoritas responden memiliki tingkat pendidikan SLTP/SMU. Namun, jika dilihat dari tingkat pendidikan Akademik atau Perguruan Tinggi antara Desa Cinagara dan Desa Pasir Buncir memiiliki perbedaan persentase sebesar 3,33% untuk Desa Cinagara dan 13,33% untuk Desa Pasir Buncir. Hal ini disebabkan, aksesibilitas s untuk menjangkau tempat pendidikan tingkat Akademik atau Perguruan Tinggi di Desa Pasir Buncir lebih mudah jika dibandingkan dengan Desa Cinagara. 5.2.3 Karakteristik Jumlah Anggota Keluarga Jumah anggota keluarga pada responden yang terpilih sangat beragam mulai dari <5 orang sampai > 7 orang. Jumlah anggota keluarga responden di Desa Cinagara yang termasuk kategori keluargaa kecil memiliki persentase 33,33% atau 10 orang, kemudian yang termasuk kategori keluarga sedang 46,67% atau 14 orang dan yang termasuk kategori keluarga besar 20% atau 6 orang. Sedangkan di Desa Pasir Buncir yang termasuk kategori keluarga kecil dan keluarga sedang, masing-mas ing memiliki persentase 46,67% atau 14 orang, sedangkan yang termasuk keluarga besar 6,67% atau 2 orang.

34 Persentase 50 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0 Kecil : <5 orang Sedang : 5 7 orang Kelas Besar : >7 orang Cinagara Pasir Buncir Gambar 3 Histogram untuk jumlah anggota keluarga Mayoritas jumlah keluarga dari kedua desa tersebut, masuk dalam kategori keluarga sedang dengan jumlah anggota keluarga 5-7 orang. Terkait dengan hal tersebut jumlah anggota keluarga akan mempengaruhi besar kecilnya pemanfaatan sumberdaya hutan. 5.2.4 Karakteristik Pekerjaan Jenis pekerjaan responden akan mempengaruhi penghasilan total rumah tangga. Dari segi pekerjaan atau mata pencaharian utama masyarakat, terbagi kedalam tiga kategori yaitu kategori yang berhubungan langsung dengan hutan, kategori yang tidak berhubungan langsung dengan hutan dan kategori yang sama sekali tidak berhubungan dengan hutan. Berdasarkan data hasil penelitian, yang termasuk dalam kategori berhubungan langsung dengan hutan sebanyak 5 responden (16,67%) untuk Desa Cinagara dan 11 responden (26,67%) untuk Desa Pasir Buncir. Responden yang mempunyai keterkaitan tidak langsung dengan hutan sebanyak 2 orang (6,67%) untuk Desa Cinagara dan 3 orang (10%) untuk Desa Pasir Buncir yang pada umumnya adalah buruh tani non lahan TNGP dan juga karyawan serta masyarakat yang hanya menggunakan akses jalan hutan atau terkadang saja melakukan kegiatan di dalam hutan. Responden yang mempunyai pekerjaan tidak berhubungan dengan hutan yang bergerak dibidang perdagangan, PNS, dan wiraswasta sebanyak 23 orang (76,67%) untuk Desa Cinagara dan hanya 16 orang (53,33%) untuk Desa Pasir Buncir.

35 Persentase 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Berhubungan dengan hutan Berhubungan tidak langsung Kelas Tidak berhubungan Cinagara Pasir Buncir Gambar 4 Histogram untuk tingkat pekerjaan. 5.2.5 Karakteristik Jarak Aksesibilitas masyarakat ke hutan ditentukan oleh jarak yang harus ditempuh ke hutan. Jarak pada kedua desa didominasi jarak dekat dan sedang, untuk jarak jauh hanya beberapa responden. Jarak kurang dari 1 kilometer termasuk dalam kategori dekat sebanyak 13 orang ( 43,33%) begitujuga untuk desa Pasir Buncir. Jarak yang termasuk kategori sedang berkisar antara 1-2 kilometer sebanyak 13 orang (43,33%) untuk Desa Cinagara dan 15 orang (50%) untuk Desa Pasir Buncir. Sedangkan untuk jarak jauh lebih dari 2 Kilometer hanya 4 orang (13,33%) untuk Desa Cinagara dan 2 orang (6,67%) untuk Desa Pasir Buncir.

36 Gambar 5 Histogram untuk jarak. 5.2.6 Karakteristik Tingkat Penghasilan dari Luar Kawasan TNGP Tingkat pendapatan dari luar Kawasan TNGP bersumber dari beberapa jenis pekerjaan atau mata pencaharian yang tidak bersumber dari hasil hutan, antara lain: pegawai, buruh pabrik, berdagang dan lain-lain. Rata-rata tingkat penghasilan masyarakat dari luar kawasan TNGP untuk Desa Cinagaraa dan Desa Pasir Buncir adalah lebih dari Rp. 10.000.000 per tahun. Padaa penelitian ini, pendapatan adalah sejumlah uang yang diterima responden selama satu tahun. Tingkat pendapatan responden dari luar kawasan TNGP diukur dengan 3 tingkatan yaitu di bawah Rp 5.000.000,- per tahun sebanyak 5 orang (16,67%), sebanyak 12 orang (40%) berpendapatan Rp 5.000.000,- sampai Rp 10.000.000,,- per tahun dan sebanyak 13 orang (46,33%) berpendapat tan di atas Rp 10.000.000,- per tahun. Pada Desa Pasir Puncir didominasi pendapatan diatas Rp 10.000.000,- per tahun yaitu sebanyak 13 orang (43,33%). Kisaran pendapatan Rp 5.000.000,- per tahun sampai Rp 10.000.000,- per tahun sebanyak 11 orang (36,67%), sedangkan untuk pendapatan dibawah Rp 5.000.000,- sebayak 6 orang (20%) dapat di lihat pada Gambar 6.

37 Persentase 50 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0 Desa Cinagara Desa Pasir Buncir Kelas Gambar 6 Histogram untuk tingkat pendapatan dari Luar Kawasan. Sebaran pendapatan untuk Desa Cingara dan Desa Pasir Buncir mayoritas pendapatannya di atas Rp 10.000.000 per tahun. Jika dilihat dari pendapatan masing-masing desa tersebut, Desa Cinagara berada di atas UMR (Upah Minimum Regional) Kabupaten Bogor yaitu sekitar Rp 12.000.000 per tahun sedangkan untuk Desa Pasir Buncir, rata-rata pendapatan masyarakatnya di bawah UMR Kabupaten Bogor. Tingkat pendapatan masyarakat dari luar kawasan TNGP dipengaruhi oleh pekerjaan yang dimiliki oleh responden. 5.2.7 Karakteristik Kepemilkan Lahan Berdasarkan Tabel 8, sebaran kepemilikan lahan hampir sama pada kedua desa yaitu didominasi lahan di bawah 0,25 ha, diikuti kisaran 0,25-0,5 ha dan terkecil lahan di atas 0,5 ha. Hal ini disebabkan karena sebagian besar masyarakat hanya menggarap lahan milik TNGP sebesar 1-2 patok dimana satu patok luasnya 400 m². Kepemilikan lahan di bawah 0,25 ha sebanyak 22 orang (73,33%) pada Desa Cinagara dan 18 orang (60%) pada Desa Pasir Buncir, diikuti kisaran 0,25-0,5 ha sebanyak 6 orang (20%) pada Desa Cinagara dan 11 orang (36,67%) pada Desa Pasir Buncir dan terkecil lahan di atas 0,5 ha sebanyak 2 orang (6,67%) pada Desa Cinagara dan hanya 1 orang (3,33%) pada Desa Pasir Buncir.

38 Gambar 7 Histogram untuk jumlah kepemilikan lahan. 5.2.8 Nilai Sumberdaya Hutan Nilaii manfaat sumberdaya hutan yang dimanfaatkan oleh Desa Pasir Buncir sebagai non model desa konservasi lebih tinggi di bandingkan dengan Desa Cinagara sebagai model desa konservasi yaitu Rp. 3.559.000 per tahun sedangkan nilai manfaat Desa Cinagara adalah Rp. 3.163600 per tahun. Terlihat bahwa, baik Desa Cinagara sebagai Model Desa Konservasi (MDK) maupun Desa Pasir Buncir sebagai Non Model Desa Konservasi masih sama-sama memanfaatk kan sumberdaya hutan, terutama sumberdaya hutan jenis kayu bakar. Jumlah pemanfaatan kayu bakar masing-masingg desa adalah 47,60% untuk Desa Cinagara dan 37,65% untuk Desa Pasir Buncir. Dari total pemanfaatan sumberdaya hutan, jenis hasil hutan yang dimanfaatka an yang memiliki persentase terendah untuk Desa Cinagara adalah lahan garap dengan rata-rata Rp 124.000 per tahun memiliki persentase 3,92%. Sedangkan di Desa Pasir Buncir adalah kayu pertukangan dengan rata-rata Rp 21.333,33 per tahun memiliki persentase 0,60% dari total sumberdaya hutan yang dimanfaatka an. Jika dilihat dari jumlah pemanfaaatan lahan kosong di Kawasan TNGP, antara Desa Cinagara dan Desa Pasir Buncir memilki perbedaan persentase yang sangat signifikan, hal ini dikarenakan kepemilikan lahan di Desa Cinagara lebih besar daripada Desa Pasir Buncir (Tabel 8) dan jarak pemukiman pada Desa Cinagara lebih jauh jika dibandingkan dengan Desa Pasir Buncir (Tabel 8). Sehubungan dengan hal tersebut, kepemilikan lahan masyarakat akan mempengaru uhi jumlah pemanfaatann lahan garapan yang ada di Kawasan TNGP.

39 Karena jika jumlah kepemilikan lahan masyarakat besar maka jumlah pemanfaatan lahan garapan yang ada di kawasan TNGP semakin kecil. Sama halnya dengan faktor jarak. Jika dilihat dari total pemanfaatan sumberdaya hutan menunjukan bahwa dalam tingkat konsumsi sumberdaya hutan Desa Cinagara (MDK) lebih rendah jika dibandingkan dengan Desa Pasir Buncir (Non MDK). Namun, hal tersebut tidak menunjukan perbedaan yang mencolok karena Desa Cinagara yang dibentuk sebagai Model Desa Konservasi tidak menunjukan adanya perubahan dalam meminimalisir pemanfaatan sumberdaya hutan. 5.2.9 Kontribusi Sumberdaya Hutan Terhadap Pendapatan Masyarakat Berdasarkan Tabel 10, kontribusi sumberdaya hutan terhadap pendapatan masyarakat Desa Cinagara sebesar 20,27 % sedangkan Desa Pasir Buncir sebesar 25,38 %. Berdasarkan hasil tersebut, konstribusi sumberdaya hutan yang dimanfaatkan terhadap penghasilan total rumah tangga masyarakat Desa Cinagara (MDK) persentasenya lebih rendah jika dibandingkan dengan Desa Pasir Buncir (Non MDK). Terlihat dari hasil tersebut, perbedaan antara Desa Cinagara dan Desa Pasir Buncir tidak terlalu signifikan karena kedua desa tersebut masih samasama memanfaatkan sumberdaya hutan. Pemanfaatan tersebut terkait dengan tingkat ketergantungan masyarakat terhadap sumberdaya hutan. Menurut Ramelgia (2009) tingkat ketergantungan dibagi ke dalam beberapa kategori, antara lain : tidak tergantung (0% - <10%), relatif tergantung (10% - <20%), tergantung (20% - <40%), lebih tergantung (40% - <75%) dan sangat tergantung (75% - 100%). Jadi dapat disimpulkan bahwa antara Desa Cinagara sebagai Model Desa Konservasi (MDK) dan Desa Pasir Buncir sebagai Non Model Desa Konservasi, tingkat ketergantungannya termasuk kategori tergantung terhadap sumberdaya hutan. Jika dilihat dari tujuan program MDK yaitu dengan adanya model desa konservasi, ketergantungan masyarakat terhadap sumberdaya hutan dapat diminimaliris, sehingga mempermudah para pengelola TNGP dalam mengelola kawasan hutan konservasi. Namun berdasarkan data hasil penelitian, program tersebut belum bisa membantu dalam pengelolaan kawasan TNGP karena Desa Cinagara sebagai MDK masih mengandalkan hutan sebagai tempat pemenuh

40 kebutuhan. Dalam program MDK terdapat beberapa program untuk menunjang keberhasilan pola pemberdayaan masyarakat tersebut, seperti pemberian domba bergulir dan pemberian bibit pohon. Namun, program tersebut tidak terlihat hasilnya karena pihak pengelola TNGP menyerahkan program tersebut lagsung pada pejabat desa. Berdasarkan hasil wawancara dengan responden, programprogram tersebut pernah disosialisasikan, akan tetapi pada kenyataannya masyarakat tidak merasakan adanya manfaat dari program-program yang telah dibentuk, hal ini tidak sesuai dengan tujuan program tersebut agar masyarakat bersama-sama mengelola program yang diberikan pihak pengelola TNGP untuk mendapatkan manfaat secara merata di kalangan masyarakat, sehingga masyarakat tetap menjaga kelestarian kawasan TNGP. 5.2.10 Fakkto-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Nilai Sumberdaya Hutan Desa Cinagara (MDK) dan Desa Pasir Buncir (non-mdk) 1. Uji Korelasi Dari tujuh karakteristik responden Desa Cinagara dan Desa Pasir Buncir hanya dua karakter yang akan diuji dengan menggunakan pengujian regresi linear berganda, diduga dua karakter tersebut akan mempengaruhi nilai sumberdaya hutan yaitu tingkat pendidikan responden dan pendapatan dari luar kawasan TNGP. Pemilihan dua karakter tersebut karena dalam pengujian korelasi, karakter responden tersebut berpengaruh nyata terhadap nilai sumnberdaya hutan. Pada Desa Cinagara, tingkat pendidikan memiliki nilai p-value 0,014 < 0,05 dan tingakat pendapatan dari luar kawasan TNGP memiliki p-value 0,000 < 0,05. Pada Desa Pasir Buncir, tingkat pendidikan memiliki nilai p-value 0,000 < 0,05 dan tingkat pendapatan dari luar kawasan TNGP memiliki nilai p-value 0,000<0,05. Data tersebut menunjukan bahwa pengaruh tingkat pendidikan dan tingkat penghasilan dari luar Kawasan TNGP sangat nyata. Selain itu pengujian karakter tersebut akan dijelaskan dengan menggunakan analisis regresi. Tujuan menggunakan pengujian tersebut adalah untuk mengetahui pengaruh karakteristik responden.

41 Tabel 11 Uji korelasi karakteristik responden terhadap nilai sumbedaya alam Karakteristik responden Tingkat Nyata dan Tidak Nyata Variabel (p-value) Nilai Sumberdaya Hutan Desa Cinagara Desa Pasir Buncir Umur 0,060 0,180 Pendidikan 0,040 0,000 Jumlah Anggota Keluaga 0,093 0,593 Pekerjaan 0,110 0,214 Jarak ke Kawasan TNGP 0,115 0,660 Penghasilan dari Luar TNGP 0,000 0,000 Kepemilikan Lahan 0,112 0,513 2. Uji Regresi a. Koefisien Determinasi Langkah pertama adalah menentukan koefisien determinasi yang bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel karakteristik responden tersebut menjelaskan nilai sumberdaya hutan terletak pada Tabel 12, nilai R Squer dikatakan baik jika nilai nya di atas 0,5 karena nilai R Squer bekisar antara 0 samapai 1. Tabel 12 Model Summary(b) desa Cinagara dan desa Pasir Buncir Desa R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Cinagara 0,799(a) 0,638 0,612 0,53623 Pasir Buncir 0,878 (a) 0,772 0,755 0,37883 Output hasil uji regresi pada Desa Cinagara dan Desa Pasir Buncir memiliki nilai koefisien determinasi masing-masing sebesar 0,612 dan 0,755. Artinya, 61,20% dan 75,50% variabel bebas adalah nilai sumberdaya hutan di jelaskan oleh variable-variabel tidak bebas adalah tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan dari luar kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, sisanya 38,80% (100%-61,20%) dan 24,50% dijelaskan oleh variable lain di luar variable yang digunakan. Model regresi linear berganda layak untuk penelitian karena sebagian besar variable dependen nilai sumberdaya hutan dapat dijelaskan oleh

42 variabel variabel tidak bebas tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan masyarakat dari luar kawasan. b. Uji Masing-Masing Variabel Independen terhadap Variabel Dependen Nilai uji ini dapat dilihat dari nilai p-value (sig) dan level of significant. Jika nilai p-value < level of significant maka masing-masing variabel tidak bebas tersebut mempengaruhi variabel dependen. Selain itu, pengujian ini menggunakan penerimaan dan penolakan hipotesis yaitu Ho 1 = diduga tingkat pendidikan tidak mempengaruhi nilai sumberdaya hutan, Ha 1 = diduga tingkat pendidikan mempengaruhi nilai sumberdaya hutan, Ho 2 = diduga tingkat pendapatan masyarakat dari luar kawasan TNGP tidak mempengaruhi nilai sumberdaya hutan Ha 2 = diduga tingkat pendapatan dari luar kawasan TNGP mempengaruhi nilai sumberdaya hutan. Seperti terlihat pada Tabel 13 berikut ini. Tabel 13 Coefficients(a) Desa Cinagara dan Desa Pasir Buncir Desa Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients B Std. Error Beta Cinagara (Constant) 4.367 0.381 11.470 0.000 Pendidikan -0.208 0.177-0.141-1.175 0.003 PDL -0.864 0.138-0.750-6.251 0.000 Pasir (Constant) Buncir 4.345 0.263 16.513 0,000 Pendidikan -0.645 0.116-0.560-5.549 0.000 PDL -0.545 0.114-0.484-4.789 0.000 T Sig. Dari tabel di atas menunjukan bahwa pada variabel tingkat pendidikan Desa Cinagara memilliki p-value 0,003 < 0,005 dan Desa Pasir Buncir p-value 0,000 < 0,05 yang berarti signifikan. Signifikan di sini artinya Ha1 diterima dan tolak Ho1. Jadi dapat disimpulkan bahwa kedua desa tersebut memiliki tingkat pendidikan secara parsial yang berpengaruh terhadap nilai sumberdaya hutan. Pada variabel tingkat pendapatan masyarakat dari luar kawasan TNGP memiliki p-value 0,000 < 0,005 yang berarti signifikan. Signifikan di sini artinya Ha 2 diterima dan tolak Ho 2. Jadi dapat disimpulkan bahwa tingkat pendapatan masyarakat dari luar kawasan TNGP secara parsial berpengaruh terhadap nilai sumberdaya hutan.

43 R-square untuk tingkat pendidikan 0,53 ( Desa Cinagara) dan 0,68 (Desa Pasir Buncir), artinya sebesar 53% (Desa Cinagara) dan 68% (Desa Pasir Buncir) secara signifikan nilai sumberdaya hutan dapat di definisikan atau diterangkan oleh tingkat pendidikan. R-square tingkat pendapatan dari Luar Kawasan TNGP 0,62 (Cinagara) dan 0,81 (Pasir Buncir), artinya 62% (Desa Cinagara) dan 81% (Desa Pasir Buncir) secara signifikan nilai sumberdaya hutan dapat diterangkan oleh tingkat pendapatan dari Luar Kawasan TNGP. Terlihat bahwa dari masingmasing persentase variabel tersebut, tingkat pendapatan dari Luar Kawasan TNGP lebih besar pengaruhnya terhadap nilai sumberdaya hutan jika dibandingkan dengan tingkat pendidikan. Berdasarkan Tabel 23 persamaan regresi Desa Cinagara dapat dirumuskan dengan Y = 4,37 0,208 (tingkat pendidikan) 0,864 (tingkat pendapatan masyarakat dari luar kawasan) + e atau Y = 4,37 0,208 X 1 0,864 X 2 dan persamaan regresi Desa Pasir Buncir dapat dirumuskan dengan Y = 4,345 0,645 (tingkat pendidikan) 0,545 (tingkat pendapatan masyarakat dari luar kawasan) + e atau Y = 4,345 0,645 X 1 0,545 X 2 + e Hubungan antar variabel tersebut adalah berbanding terbalik, maksudnya jika nilai variabel tidak bebas (tngkat pendidikan dan tingkat pendapatan dari luar kawasan TNGP) naik maka nilai dependen (nilai sumberdaya hutan) akan turun. 5.2.11 Persentase Karakteristik Responden terhadap Nilai Sumberdaya Hutan 5.2.11.1 Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan responden Desa Cinagara yang nilai manfaat sumberdaya hutan paling tinggi adalah tidak tamat/tamat SD sebesar Rp. 3.957.778 per tahun sedangkan nilai manfaat sumberdaya hutan yang paling rendah adalah Perguruan Tinggi sebesar Rp. 1.800.000 per tahun dan pada kelas SLTP/SMA sebesar Rp. 2.993.778 per tahun. Pada Desa Pasir Buncir untuk kelas tidak tamat/tamat SD memiliki nilai manfaat sumberdaya hutan paling tinggi adalah Rp. 4.110.000 per tahun sedangkan nilai sumberdaya hutan paling kecil di Desa Pasir Buncir pada tingkat pendidikan adalah Perguruan Tinggi Rp. 2.518.000 per tahun (Tabel 14).

44 Tabel 14 Tingkat pendidikan terhadap nilai sumberdaya hutan Desa Cinagara Kelas Jumlah Responden Rata-Rata Nilai Manfaat SDH (Rp/tahun) Persentase (%) Tidak tamat/tamat SD 9 3.957.778 30 SLTP/SMA 20 2.993.778 60 PT/akademik 1 1.800.000 10 30 100 Tabel 15 Tingkat pendidikan terhadap sumberdaya hutan Desa Pasir Buncir Kelas Jumlah Responden Rata-Rrata Nilai Manfaat Hutan (Rp/tahun) Persentase (%) Tidak tamat/tamat SD 8 4.110.000 26,67 SLTP/SMA 18 3.364.333 60,00 PT/akademik 4 2.518.000 13,33 30 100,00 Dari tabel di atas menunjukan jika tingkat pendidikan lebih tinggi maka tingkat konsumsi sumberdaya hutan lebih rendah karena tingkat penddikan akan mempengaruhi pola pikir masyarakat dalam menyikapi perubahan. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka akan membentuk seseorang dalam daya adaptasi terhadap perubahan yang ada. Tingkat pendidikan juga menentukan kelas sosial dalam masyarakat. Sehingga tingkat pendidikan akan berpengaruh besar dalam pemanfaatan sumberdaya hutan karena semakin tinggi tingkat pendidikan kemudahan dan peluang untuk mendapatkan pekerjaan yang layak pun terbuka lebar dan pada akhirnya tidak ada yang merambah hutan. 5.2.11.2 Tingkat Penghasilan dari Luar Kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango Karakteristik tingkat penghasilan dari luar Kawasan TNGP di bagi ke dalam tiga kelas, yaitu: kurang dari Rp. 5.000.000 per tahun yang memiliki nilai manfaat sumberdaya hutan tertinggi sebesar Rp. 2.816.000 pertahun dan nilai sumberdaya hutan paling rendah adalah penghasilan lebih dari Rp. 10.000.000 per tahun sebesar Rp. 3.118.615. Sama hal nya dengan Desa Cinagara, maka Desa Pasir Buncir memiliki nilai sumberdaya hutan yang paling tinggi adalah pada kelas kurang dari Rp. 5000.000 yang memiliki nilai sumberdaya hutan Rp.

45 4.580.000 per tahun dan nilai sumberdaya hutan paling rendah adalah penghasilan lebih dari Rp. 10.000.000 per tahun sebesar Rp. 3.118.615 per tahun. Data hasil selengkapnya ada pada tabel di bawah ini. Tabel 16 Tingkat penghasilan dari luar kawasan TNGP terhadap nilai sumberdaya hutan Desa Cinagara Kelas Jumlah responden Rata-rata Nilai Manfaat Hutan (Rp/tahun) Persentase (%) < Rp 5.000.000 5 2.816.000 16.67 Rp 5.000.000 Rp 10.000.000 12 2.752.308 40.00 > Rp 10.000.000 13 2.665.231 43.33 Total 30 100.00 Tabel 17 Tingkat penghasilan dari luar kawasan TNGP terhadap nilai sumberdaya hutan Desa Pasir Buncir Kelas Jumlah responden Rata-rata nilai manfaat hutan (Rp/tahun) Persentase (%) < Rp 5.000.000 6 4.580.000 20.00 Rp 5.000.000 Rp 10.000.000 11 3.226.182 36.67 > Rp 10.000.000 13 3.118.615 43.33 30 100.00 Sumber penghasilan responden terpilih dari luar kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango bermacam-macam, antara lain: berwiraswasta, kuli bangunan, bertani, PNS, dan karyawan. Dari tabel di atas dapat terlihat bahwa penghasilan dari luar hutan dapat mempengaruhi besar kecil nya nilai sumberdaya hutan terhadap masyarakat. Jika tingkat penghasilan dari luar kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango meningkat maka konsumsi terhadap sumberdaya hutan lebih rendah. Sehubungan dengan hal tersebut tingkat penghasilan dari luar kawasan yang tinggi akan mempengaruhi sikap masyarakat terhadap simberdaya hutan.