Manajemen Teknik Lingkungan. Sistem Manajemen Mutu

dokumen-dokumen yang mirip
TL-4103 Manajemen Teknik Lingkungan AUDIT LINGKUNGAN

Manajemen Konstruksi

Disusunoleh: Prof. Prayatni Soewondo dan Emenda Sembiring

Disusun oleh: Prof. Prayatni Soewondo dan Emenda Sembiring

PERENCANAAN DAN PEMANTAUAN PROYEK

BAB VII METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BELT TRUSS. Belt truss merupakan salah satu alternative struktur bangunan bertingkat tinggi.

AUDIT SML SML

BAB V SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN

BAB VII MANAJEMEN KONSTRUKSI

INTERNAL AUDIT K3 TJIPTO S.

1. INPUT : KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN 2. PROCESS: IMPLEMENTASI DAN OPERASI 3. OUTPUT : EVALUASI DAN TINJAU ULANG

Daftar Periksa Audit SMM ISO 9001:2008. Memeriksa Ada struktur organisasi

PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 DI PERUSAHAAN KONSTRUKSI

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. panjang dan di dalamnya dijumpai banyak masalah yang harus diselesaikan.

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. Data ketidaksesuaian atau defect atau punch list yang terjadi pada 8 proyek yang

1. PROJECT MANAGER (PM)

PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) KONSTRUKSI

ISO 1001 By: Ryan Torinaga

BAB V ANALISIS SISTEM MANAJEMEN MUTU

AUDIT INTERNAL SNI ISO 9001:2015. Oleh: Ade Khaerudin Taufiq & Sik Sumaedi

BAB III PEMBAHASAN. 3.1 Tinjauan Teori

Sistem Manajemen Lingkungan (SML) Dr. Ir. Katharina Oginawati MS

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA BADAN PENJAMINAN MUTU

KEMAJUAN PEKERJAAN & PENGENDALIAN PROYEK. Dalam setiap kemajuan proyek, perlu adanya suatu laporan mengenai

LAMPIRAN SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : SE-63/PJ/2011 TENTANG : PENJAMINAN KUALITAS PROYEK TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kata penghambat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diterjemahkan

PERANAN KONSULTAN MANAJEMEN KONSTRUKSI PADA PELAKSANAAN BANGUNAN KONSTRUKSI DI KOTA BANDUNG ABSTRAK

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. digunakan dalam pelaksanaan pembangunan proyek, oleh karena itu dibutuhkan

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB 5 TEMUAN DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN

BENTUK RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (RK3K) I. BENTUK RK3K USULAN PENAWARAN DAFTAR ISI

Advance Internal Audit Lingkungan IEA/ 1/Rev-0/HSE-Division Copyrights, Sentral Sistem Feb 07

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MANAJEMEN LAB LECTURE 3. By Djadjat Tisnadjaja, Universitas Nusa Bangsa, Bogor

BAB V KESIMPULAN & SARAN

MODUL STEBC 07 : PERMASALAHAN PELAKSANAAN JEMBATAN

BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI KELAS I FRANS KAISIEPO BIAK PEDOMAN MUTU PEDOMAN MUTU

PROSEDUR KERJA PENGENDALIAN DOKUMEN

MANUAL PROSEDUR PENGENDALIAN PRODUK YANG TIDAK SESUAI GUGUS JAMINAN MUTU

PERANAN KONSULTAN MANAJEMEN KONSTRUKSI PADA PELAKSANAAN BANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT

BAB 1 PENDAHULUAN. Bangunan gedung biasanya dibangun dengan metode konvensional dimana

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK. (specification) biaya dan waktu yang direncanakan. Manajemen proyek

PENERAPAN STANDAR ISO 9001 DAN ISO SECARA BERSAMAAN

RK3K (RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK)

Manual Prosedur Pelaksanaan Audit Internal

ANALISIS PENERAPAN ISO TS DALAM PELAKSANAAN AUDIT MUTU INTERNAL PADA PT HONDA LOCK INDONESIA

10/21/2016. Titan Parama Yoga, S.Kom, M.Kom



5. TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN 6. MANAJEMEN SUMBER DAYA 7. REALISASI PRODUK 8. PENGUKURAN,ANALISA & PERBAIKAN

G U B E R N U R SUMATERA BARAT

J udul Dokumen : R IWAYAT REVISI MANUAL SISTEM MANAJEMEN K3 MANUAL K3 M - SPS - P2K3. Perubahan Dokumen : Revisi ke Tanggal Halaman Perubahan

KENDALI MANAJEMEN MUTU

Model Rencana Impelementasi Pengembangan SML-14001

COST CONTROL Rencana Anggaran Pelaksana

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil evaluasi penerapan manajemen pengendalian proyek South

MANUAL PROSEDUR AUDIT INTERNAL PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

BAB II PROSES BISNIS PT. INDONESIA POWER UBP KAMOJANG

Standard Operating Procedure AUDIT INTERNAL MUTU (AIM)

DATA INFORMASI DALAM RANGKA MONITORING/ EVALUASI/ KOORDINASI/ FASILITASI KEGIATAN PEMBANGUNAN APBD/ APBN PROVINSI SUMATERA BARAT

MANUAL PROSEDUR PROSEDUR AUDIT INTERNAL

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. proyek atau pekerjaan dan memberikannya kepada pihak lain yang mampu

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

Departemen Teknik Sipil Universitas Indonesia 2016

Manual Prosedur Audit Internal

ANALISIS PENENTUAN STRUKTUR ORGANISASI KONTRAKTOR PADA PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI

PROSEDUR AUDIT INTERNAL SISTEM MUTU DAN SAFETY

PENERAPAN MANAJEMEN MUTU DIPANDANG DARI ASPEK BIAYA

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

Sumber: ISO Environmental Management System Self-Assesment Checklist, GEMI (1996)

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

-1- DOKUMEN STANDAR MANAJEMEN MUTU

Tulis yang Anda lewati, Lewati yang Anda tulis..

Manual Prosedur Audit Internal

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. sesuai standar ISO 9001 di PT X. dan rekomendasi dari penulis kepada

CONTOH (SAMPLE) Penerapan Sistem K3LM Proyek Konstruksi

1.4 Manfaat Manajemen Konstruksi

BIMBINGAN TEKNIK PERENCANAAN PRESERVASI JEMBATAN

Pertemuan ke - 7 FUNGSI DAN PROSES PERENCANAAN SERTA PENGENDALIAN

Standar Operasional Prosedur AUDIT INTERNAL Nomor : SOP /OT 01 02/ISN 6

Lampiran 1. Perancangan Sistem Manajemen Mutu. Pada PT. Garuda Indonesia. Pedoman Mutu. Sistem Manajemen Mutu Perusahaan

Quality Control (QC) dan Quality Assurance (QA) Mata Kuliah : Rancangan Produk Industri (2 SKS) Dosen : Kuni Zu aimah B.,S.Farm., M.Farm., Apt.

Sistem manajemen mutu Persyaratan

MANUAL PROSEDUR AUDIT INTERNAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KEPENTINGAN DAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (STUDI KASUS PROYEK GEDUNG P1 DAN P2 UKP)

Manual Prosedur Audit Internal

PELATIHAN AHLI SUPERVISI KONSTRUKSI JARINGAN IRIGASI

7.1.Project Control. Schedule kunjungan ke lapangan dan partisipasi audit. Meninjau ulang temuan audit dan pelaporan perbaikan

31

Manual Prosedur Audit Internal

Lampiran A. 2. Apakah organisasi anda telah menggunakan standar dalam proses pengembangan dan penentuan kualitas perangkat lunak?

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

PED OMAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI

Transkripsi:

Manajemen Teknik Lingkungan Sistem Manajemen Mutu

SIKLUS HIDUP MANAJEMEN PROYEK KONSTRUKSI PERSYARATAN KONTRAK & SPESIFIKASI ACTION Kajian Kinerja Manajemen Konstruksi 1. Pengawasan Konstruksi 2. Pengujian Mutu Konstruksi 3. Tindakan Perbaikan 4. Pencatatan dan Pelaporan 5. Pemeriksaan 1. Rencana Kegiatan Konstruksi 2. Rencana Pengadaan SDM 3. Rencana Pengadaan Alat 4. Rencana Pengadaan Bahan 5. Rencana Penyerapan Dana 6. Rencana Penyerahan Pekerjaan CHECK PLAN DO 1. Struktur Organisasi & Tanggung Jawab 2. Pelatihan 3. Komunikasi 4. Asbuilt Drawing 5. Pengendalian Dokumen Proyek 6. Pengendalian Konstruksi

SIKLUS HIDUP MANAJEMEN LINGKUNGAN (ISO-14000) 4. KEBIJAKAN LINGKUNGAN ACTION 4.6 Pengkajian Manajemen 4.5.1 Pemantauan & Pengukuran 4.5.2 Ketidak sesuaian, Tindakan koreksi dan Pencegahan 4.5.3 Rekaman SML 4.5.4 Audit SML 4.3.1 ASPEK LINGKUNGAN 4.3.2 PERSYARATAN PERUNDANG UNDANGAN & PERSYARATAN LAINNYA 4.3.3 TUJUAN & SASARAN 4.3.4 PROGRAM MANAJEMEN LINGKUNGAN CHECK PLAN DO 4.4.1 Struktur & Tanggung Jawab 4.4.2 Pelatihan, Kepedulian dan Kompetisi 4.4.3 Komunikasi 4.4.4 Dokumentasi SML 4.4.5 Pengendalian Dokumen 4.4.6 Pengendalian Operational 4.4.7 Kesiapan dan Tanggap darurat

SIKLUS HIDUP MANAJEMEN MUTU (ISO-9001) KEBIJAKAN DAN SASARAN MUTU ACTION 1. PERENCANAAN & REALISASI PRODUK 2. PERENCANAAN PROSES (PENENTUAN DAN TINJAUAN PERSYARATAN) 3. DISAIN DAN PENGEMBANGAN (INPUT, OUTPUT, TINJAUAN, VERIVIKASI, VALIDASI, PERUBAHAN DISAIN) PLAN DO Rapat Tinjauan Manajemen CHECK 1. Pemantauan & Pengukuran 2. Pengendalian Produk Tak Sesuai 3. Tindakan koreksi 4. Tindakan Pencegahan 5. Rekaman Mutu 6. Audit Mutu Internal 1. Struktur Org & Tanggung Jawab 2. Pengendalian Produksi dan Penyediaan Jasa 3. Validasi Produksi dan Penyediaan Jasa 4. Identifikasi dan Mampu telusur 5. Pelatihan 6. Pengadaan 7. Pengendalian Dokumen 8. Penendalian Proses Proses 9. Pengendalian Sarana Pantau

Quality Assurance dan Quality Assurance (QA) Quality Control Quality Control (QC) Sebuah manual system dari proses kegiatan konstruksi untuk memastikan apakah proses tersebut telah berjalan sesuai rencana Mengendalikan proses setiap sector kegiatan agar tidak terjadi kesalahan spesifikasi teknis Auditor merupakan sebutan untuk petugas QA Suatu proses untuk memeriksa apakah kualitas konstruksi telah sesuai standard yang diberlakukan Bertanggung jawab kepada hasil pemeriksaan kualitas konstruksi sesuai spesifikasi teknis setiap sector kegiatan Inspektor merupakan sebutan untuk petugas QC Mengadakan evaluasi apakah QC telah berjalan dan menemukan kelemahankelemahannya Mengadakan evaluasi bila terjadi ketidaksesuaian

Dasar Penilaian Kinerja Konstruksi Untuk menentukan kinerja paket pekerjaan kontraktor, maka dilakukan penilaian di lapangan terhadap : Kualitas (Quality/Q) Ketidaksesuaian (Non Conformities/NC)

Dasar Penilaian Kinerja Konstruksi Quality dibagi berdasarkan tahapan kegiatan, mulai dari : - Preparation - Construction - Services - Demobilisation

Tahap Persiapan (Preparation) dibagi menjadi : Method Statement, atau cara/metoda kontraktor akan memulai pekerjaan (misal: apakah ada Pre Construction Meeting, format laporan dst) Safety Site Clearance Site Facilities Supervision

Tahap Construction dibagi menjadi : Progress Man Power Material on Site Fondation Structure Finishes

Tahap Services dibagi menjadi ketersediaan : Electrical Water Sewerage Tahap Demobilisasi yang dinilai : Site Clearance

Case Study : Penanggulangan Gempa di Sumbar Adapun tahapan pekerjaan team teknis dibagi menjadi 3 (tiga) tahapan: 1. Rapid assesment 2. Detail asssesment 3. Reconsruction 1. Rapid Assessment Referensi : Applied Technology Council (ATC-20): Standard of post earthquake safety review and tagging structure. Intinya adalah visual check dan memasang semacam sticker berupa : Tag Hijau : Bangunan aman dan dapat ditempati Tag Kuning : Bagian Bangunan ada yang mengalami kerusakan dan perlu assesment lebih detail Tag Merah : Harus Ditutup/tidak layak dimasuki sampai ada perbaikan atau pembongkaran Prosedur ini sudah diterapkan oleh para Insinyur Sipil indonesia pada saat gempa Yogyakarta dan gempa Tasikmalaya.

Team eksekutor yang bekerja di lapangan adalah Mahasiswa yang diberikan pembekalan pengetahuan sederhana dengan semacam form check list. Hasil koordinasi awal adalah sbb : Rapid assessment mulai dilakukan pada bangunan pemerintahan dan fasilitas sosial (jumlah tenaga kerja saat ini sangat terbatas namun area bencana cakupannya sangat luas) Untuk bangunan sosial dan rumah penduduk diperkirakan diperlukant tenaga kerja 700 orang. Saat ini total baru ada 200-an. (Berbeda dengan Yogya dan Tasikmalaya, jarak ke kota Padang relatif cukup jauh dan relatif mahal biayanya dari Jakarta ataupun dari Bandung) Koordinator di lokasi? Harus ditentukan Team perusahaan kami (Civil engineers dan juga Safety engineers) akan bisa bersinergi dengan team ini. Informasi khusus : Rakyat sangat mengharapkan bantuan dari team teknis ini sesegera mungkin. Mereka sangat antusias dan membutuhkan bantuan assesment ini. Saat team bekerja mengevaluasi fasilitas kantor dan mesjid, mereka ditarik-tarik untuk diminta bantuannya mengevaluasi rumah para warga disekitarnya.

2. Detail dan additional assessment Team Perusahaan kami yang sedang berada di Padang, saat ini sedang terus memotret satu-persatu kerusakan Gedung dan Bangunan di kota Padang. Silahkan di-download sebagian fotofotonya (760kb). Kami sedang mencoba mengkategorikan skala kerusakan yang terjadi, sebagai contoh berapa % yang runtuh karena kemungkinan Soil liquefaction dan berapa % yang runtuh karena strukturnya tidak kuat (kemungkinan akibat belum memperhitungkan resiko gempa sampai 7.6 SR). Kedua kategori utama yang sedang dianalisa oleh team kami : 1. Kerusakan akibat kurang kuatnya struktur bangunan yang mengalami keruntuhan akibat gempa murni, dengan melihat misalnya terjadi kegagalan sutruktur bangunan secara individual seperti Kolom dan Balok yang retak atau patah. 2. Kerusakan atau keruntuhan karena hilangnya daya dukung tanah (fenomena Soil Liquefaction). Terlihat dari amblasnya (settlement) bangunan ke dalam tanah secara utuh atau serentak, seperti yang terjadi pada: Hotel Inna, Hotel Hariani, Kantor Subkon kita Lubuk Minturun, Kemungkinan juga gedung Bimbingan Belajar Primagama. Tahapan ini memerlukan keahlian yang lebih tinggi. Civil engineers perusahaan kami juga bisa siap bersinergi dengan team manapun untuk detail assesment ini.

3. Reconstruction Dari media yang beredar, Pemda merencanakan pembangunan kembali kota Padang dilakukan oleh masyarat sendiri. Kami berencana untuk menggunakan data-data pada fase detail assesment (no:2 diatas) untuk melakukan training and sharing sebagai program Corporate Social Responsibility (CSR) kami kepada para anggota Asosiasi Konsultan Perencana, Pengawas dan Kontraktor di Kota Padang. Tentunya juga kepada para mahasiswa Sipil serta kepada para tenaga pengajar di Universitas Andalas. Insya Allah, kami juga berencana akan memberikan Training serupa kepada jajaran Dinas PU Pemda Sumbar serta jajaran Tata kota Pemkot Kota Padang, bila tentunya mereka-mereka berkenan mendengarkannya, dengan materi-materi training sbb : 1. Membaca dan mengevaluasi data-data tanah untuk mendeteksi adanya kemungkinan Soil Liquifaction 2. Mengajarkan cara-cara untuk mengatasi kondisi Soil Liquifaction 3. Mengevaluasi apakah upaya dan cara-cara untuk mengatasi Soil Liquifaction, yang diusulkan atau telah dilakukan, sudah cukup memadai untuk menopang bangunan bila terjadi gempa 4. Menghitung rancangan Struktur agar bisa memenuhi persyaratan SNI Zona-5 (tahan sampai dengan gempa 8 s/d 9 Skala Richter dan mempertimbangkan siklus 200 tahunan) 5. Cara-cara mengevaluasi perhitungan kekuatan struktur apakah sudah memenuhi persyaratan SNI tersebut.