BAB VI ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK ANGGOTA DAN RELASI GENDER DALAM KOWAR

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB VIII ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK PESERTA PRODUK PEMBIAYAAN DAN KESETARAAN GENDER DALAM BMT SWADAYA PRIBUMI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB VII HUBUNGAN SOSIALISASI PERAN GENDER DALAM KELUARGA ANGGOTA KOPERASI DENGAN RELASI GENDER DALAM KOWAR

ANALISIS GENDER TERHADAP TINGKAT PERLINDUNGAN TENAGA KERJA DAN HUBUNGANNYA DENGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU BURUH LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN CV TKB

TINGKAT KESEJAHTERAAN BURUH DAN HUBUNGANNYA DENGAN ANALISIS GENDER TERHADAP SUMBER DAYA PERLINDUNGAN TENAGA KERJA

ANALISIS RELASI GENDER DAN KEBERHASILAN ORGANISASI KOPERASI WARGA (KOWAR) SMP NEGERI 7 BEKASI

BAB VI HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN TINGKAT KETERDEDAHAN

BAB IV PEMBAHASAN. Penelitian dilakukan di SMA Swasta se-kota Salatiga, dengan subyek

BAB V TERPAAN TAYANGAN JIKA AKU MENJADI DAN FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

BAB IX ANALISIS KEBERHASILAN BMT SWADAYA PRIBUMI

BAB VII HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK RESPONDEN DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN TINGKAT KESUKAAN PADA IKLAN MARJAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB VIII ANALISIS KEBERHASILAN KOWAR

BAB VI KONFLIK PERAN WANITA BEKERJA

BAB VI ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN DAN FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

BAB III PENDEKATAN LAPANGAN

SIKAP PETANI TERHADAP KONVERSI LAHAN PERTANIAN

BAB IV HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB VIII SIKAP PEMILIH PEMULA DI PEDESAAN TERHADAP PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN 2009

BAB 4 ANALISIS HASIL Gambaran umum responden. bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai identitas responden.

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI DENGAN AKSESIBILITAS TERHADAP MEDIA KOMUNIKASI CYBER EXTENSION

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENILAIAN TERHADAP PELAYANAN YAYASAN DHARMA BHAKTI ASTRA DAN FAKTOR YANG BERHUBUNGAN

Pengujian Korelasi untuk Data Nominal

BAB III METODE PENELITIAN

BAB VI HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN, TINGKAT KEPEDULIAN DAN EKUITAS MEREK

V. KARAKTERISTIK, MOTIVASI KERJA, DAN PRESTASI KERJA RESPONDEN

BAB V PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KESADARAN GENDER

BAB IV HASIL PENELITIAN. Senam Kegel pada primigravida trimester III, kemudian melakukan pencatatan

BAB 4 ANALISA HASIL. Tabel 4.1 Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Frekuensi Persentase.

PENYAJIAN DATA DUA VARIABEL ATAU LEBIH. Disiapkan untuk Materi Perkuliahan Statistik Sosial Program Sarjana Departemen Ilmu Administrasi

BAB VII OUTPUT PEMBELAJARAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG PERNIKAHAN USIA DINI DENGAN SIKAP SISWA TERHADAP PERNIKAHAN USIA DINI DI SMA NEGERI 2 BANGUNTAPAN BANTUL TAHUN 2015

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Bank Jabar Banten KCP Dramaga dan juga

Skala pengukuran dan Ukuran Pemusatan. Ukuran Pemusatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. parameter yang ditanyakan kepada responden yaitu: lama

III. METODE PENELITIAN. secara sistematis yang faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta

BAB V HASIL PENELITIAN

Judul...i. Pengesahan Pembimbing...ii. Abstrak...iii. Kata Pengantar...iv. Daftar Isi...vii. Daftar Tabel...xi. Daftar Bagan...xii

BAB IV HASIL PENELITIAN

SPSS Psikologi. Bulek_niyaFn

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

ANALISIS DATA KATEGORIK

BAB VI PERSEPSI MASYARAKAT SEKITAR HUTAN TERHADAP PHBM

BAB III METODE PENELITIAN

UJI CHI SQUARE. (Uji data kategorik)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan

BAB V11 KESEJAHTERAAN KELUARGA PEKERJA PEREMPUAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

BAB V GAMBARAN UMUM RESPONDEN

VI KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan desain penelitian deskriptif korelatif yaitu untuk

BAB IV ANALISIS DATA. Untuk menentukan produk apa yang akan dijadikan sebagai obyek penelitian,

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini kuantitatif

BAB VI PERSEPSI RELAWAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Rumah Makan Waroeng Steak & Shake

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Crosstab dan Chi-Square: Analisis Hubungan Antarvariabel Kategorikal

BAB III METODE PENELITIAN

BAB VI PENILAIAN IMPLEMENTASI PROGRAM CSR

III. METODE PENELITIAN

BAB VI HUBUNGAN FAKTOR INTERNAL DAN FAKTOR EKSTERNAL DENGAN EFEK KOMUNIKASI DALAM PEMASARAN LANTING UBI KAYU

IDENTITAS RESPONDEN Mohon kesediaan teman-teman untuk mengisi daftar pertanyaan serta memberikan tanda silang (X) pada tempat yang tersedia

BAB V KETERDEDAHAN, PENILAIAN RESPONDEN TERHADAP PROGRAM SIARAN RADIO, DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

ABSTRAK. pendidikan formal yang ada di Bandung menghadapi persaingan yang semakin

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. berjumlah 60 orang, untuk karyawan divisi keuangan berjumlah 20 orang dan

p. ISSN: e. ISSN: Jurnal Elektronik Sistem Informasi Dan Komputer VOL 1 No.2 Juli-Desember 2015

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian sebaiknya dilakukan pengujian terlebih dahulu

STATISTIK DESKRIPTIF. Abdul Rohman, S.E

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. perilaku yang berbeda. Informasi yang disajikan memberi peluang bagi produsen

BAB VII OPINI KHALAYAK LANGSUNG ACARA MUSIK DERINGS TRANS TV DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

MEMBACA HASIL ANALISIS DENGAN SPSS

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

BAB VII MANFAAT PROGRAM PEMBINAAN

BAB IV PENUTUP. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh antara

BAB IV HASIL PENELITIANN DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN INTERPRETASI HASIL

BAB IV HASIL PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. Proses pengambilan data dilakukan pada Oktober 2015 di SMP Negeri 1

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Sekolah di Kota Bogor SMAN 1. Kelas Bertaraf Internasional. 12 Laki-laki 24 Perempuan 12 Laki-laki 25 Perempuan

III. METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA BADAN PERTANAHAN NASIONAL KOTA MEDAN

Tabel 4.1 Tabel Integratif Gambaran Umum Partisipan

BAB VII HUBUNGAN BAURAN PROMOSI TERHADAP EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PEMASARAN HONEY MADOE

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian

HUBUNGAN KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA DAN KONDISI SOSIAL EKONOMI DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM RUMAH TANGGA PERIKANAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB V KARAKTERISTIK PETANI DAN HUBUNGANNYA DENGAN TINGKAT PARTISIPASI DALAM PROGRAM SL-PTT

Transkripsi:

BAB VI ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK ANGGOTA DAN RELASI GENDER DALAM KOWAR Karakteristik setiap anggota koperasi berbeda satu sama lain. Karakteristik ini dapat dilihat dari umur, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, dan status pernikahan responden. Perbedaan karakteristik masing-masing responden ini diduga mempunyai hubungan yang nyata/signifikan dengan relasi gender yang diukur dengan tingkat kesetaraan gender dalam KOWAR. Hubungan antara tingkat kesetaraan gender dengan karakteristik responden yang mencakup umur, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, dan status pernikahan responden dianalisis menggunakan tabulasi silang dan kemudian dilakukan uji statistik non parametrik Chi Square dan Rank Spearman. Uji-uji tersebut menggunakan skala nominal dan ordinal, serta skala ordinal dan ordinal, dalam bentuk angka dan frekuensi yang berupa data nilai. Patokan pengambilan keputusan berdasarkan nilai Asymp. Sig adalah jika nilai Asymp Sig (2-sided) lebih kecil dari =(0,05), maka Ho ditolak, yang berarti bahwa tidak terdapat hubungan nyata/signifikan antara variabel-variabel yang diuji. Hubungan karakteristik responden dengan tingkat kesetaraan gender dalam KOWAR dapat dilihat pada Tabel 10 berikut ini: Tabel 10. Hasil analisis Uji Statistik Chi Square dan Rank Spearman antara Karakteristik Responden terhadap Tingkat Kesetaraan Gender dalam KOWAR, Tahun 2009 Karakteristik Asymp. Sig. (2-sided) / p-value Keterangan Responden Umur 0,872 Tidak Signifikan Tingkat Pendidikan 0,938 Tidak Signifikan Jenis Pekerjaan 0,896 Tidak Signifikan Status Pernikahan 0,377 Tidak Signifikan Keterangan: signifikan jika p-value < alpha (0,05) Dapat dikatakan bahwa variabel-variabel karakteristik responden tidak memiliki hubungan dengan tingkat kesetaraan gender dalam KOWAR. Secara lebih mendetail, hubungan antara variabel karakteristik responden dan tingkat

kesetaraan gender akan dijelaskan dalam tabel-tabel hubungan antar variabel dalam bentuk tabulasi silang. 6.1 Hubungan Umur dengan Relasi Gender dalam KOWAR Komposisi umur anggota koperasi pada penelitian ini dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok 45 tahun ke atas, serta kelompok dibawah 45 tahun. Sebanyak responden perempuan dan laki-laki berumur 45 tahun ke atas sebanyak 18 orang (60 persen), sedangkan responden perempuan dan laki-laki yang berumur dibawah 45 tahun sebanyak 12 orang (40 persen). Responden diberikan pertanyaan mengenai penempatan posisi, akses, dan kontrol dalam memperoleh sumberdaya dan manfaat dalam KOWAR. Responden yang menjawab tingkat kesetaraan gender dalam KOWAR setara maupun tidak setara dilihat berdasarkan variabel umur. Berikut data mengenai jumlah dan persentase hubungan umur responden dengan tingkat kesetaraan gender dalam KOWAR: Tabel 11. Jumlah dan Persentase Hubungan Umur Responden dengan Tingkat Kesetaraan Gender dalam KOWAR, Tahun 2009 Umur (tahun) Tingkat Kesetaraan Gender Jumlah (n) 45 (n) < 45 (n) Setara 9 (75) 10 (55,56) 19 (63,33) Tidak Setara 3 (25) 8 (44,44) 11 (36,67) Total 12 (100) 18 (100) 30 (100) Keterangan: p-value: 0,872 Taraf Nyata: 0,05 Dapat dilihat bahwa sebagian besar responden perempuan dan laki-laki berumur 45 tahun ke atas dan dibawah 45 tahun relatif mengatakan bahwa tingkat kesetaraan gender dalam KOWAR adalah setara. Hal ini menunjukkan bahwa umur responden perempuan dan laki-laki tidak berhubungan dengan tingkat kesetaraan gender dalam KOWAR. Hal ini juga diperkuat dengan hasil uji Rank Spearman yang menunjukkan tidak ada hubungan yang nyata/signifikan antara umur dengan tingkat kesetaraan gender dalam KOWAR. Secara khusus, umur anggota koperasi tidak serta merta menentukan setaranya tingkat kesetaraan gender dalam KOWAR.

Umur berkaitan dengan lama hidup seseorang yang tidak lepas dari latar belakang budayanya. Budaya yang tertanam pada masing-masing individu yang berumur lebih tua cenderung menganggap bahwa perempuan lebih rendah posisinya dibanding pria, sehingga anggota KOWAR yang berumur 45 tahun ke atas masih memiliki pandangan bahwa posisi perempuan lebih rendah daripada laki-laki, sehingga tingkat kesetaraan gendernya tidak setara. Namun pandangan tersebut telah memudar seiring dengan perkembangan zaman. Hal ini dibuktikan dengan responden berumur kurang dari 45 tahun yang telah memiliki pengetahuan bahwa laki-laki dan perempuan memiliki posisi yang setara, sehingga tingkat kesetaraan gendernya setara. Maka, dapat disimpulkan bahwa umur responden perempuan dan laki-laki belum mampu menunjukkan ada hubungan dengan tingkat kesetaraan gender dalam KOWAR. 6.2 Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Relasi Gender dalam KOWAR Pada penelitian ini guru dan karyawan SMPN 7 Bekasi dikelompokkan menjadi dua kelompok responden, yang terdiri dari 26 orang (86,67 persen) responden laki-laki dan perempuan lulusan SMA ke atas, serta empat orang (13,33 persen) responden laki-laki dan perempuan lulusan dibawah SMA. Responden diberikan pertanyaan mengenai penempatan posisi, akses, dan kontrol dalam memperoleh sumberdaya dan manfaat dalam KOWAR. Responden yang menjawab tingkat kesetaraan gender dalam KOWAR setara maupun tidak setara dilihat berdasarkan variabel tingkat pendidikan. Berikut data mengenai jumlah dan persentase hubungan tingkat pendidikan responden dengan tingkat kesetaraan gender dalam KOWAR: Tabel 12. Jumlah dan Persentase Hubungan Tingkat Pendidikan Responden dengan Tingkat Kesetaraan Gender dalam KOWAR, Tahun 2009 Tingkat Pendidikan Tingkat Kesetaraan Gender Jumlah (n) SMA (n) < SMA (n) Setara 18 (69,23) 1 (25) 19 (63,33) Tidak Setara 8 (30,76) 3 (75) 11 (36,67) Total 26 (100) 4 (100) 30 (100) Keterangan: p-value: 0,938 Taraf Nyata: 0,05

Dapat dikatakan bahwa sebagian besar responden perempuan dan laki-laki yang tingkat pendidikannya SMA ke atas relatif mengatakan bahwa tingkat kesetaraan gender dalam KOWAR adalah setara. Namun, sebagian besar responden perempuan dan laki-laki yang tingkat pendidikannya dibawah SMA relatif mengatakan bahwa tingkat kesetaraan gender dalam KOWAR adalah tidak setara. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan mempunyai hubungan dengan tingkat kesetaraan gender. Semakin tinggi tingkat pendidikan responden, maka tingkat kesetaraan gender dalam KOWAR juga semakin setara. Namun, hasil uji Rank Spearman menunjukkan tidak adanya hubungan yang nyata/signifikan antara tingkat pendidikan dengan tingkat kesetaraan gender dalam KOWAR. Secara khusus, tingkat pendidikan anggota koperasi tidak serta merta menentukan setaranya tingkat kesetaraan gender dalam KOWAR. Tingkat pendidikan seseorang berhubungan dengan pendidikan formal yang telah dilalui oleh anggota KOWAR perempuan dan laki-laki. Seseorang yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi cenderung memiliki posisi yang lebih tinggi dibandingkan orang yang berpendidikan lebih rendah. Posisi yang tinggi ini membuat akses untuk memperoleh sumberdaya dan manfaat lebih tinggi. Akses yang tinggi ini membuat pengambilan keputusan (kontrol) dalam sumberdaya dan manfaat tersebut juga tinggi. Posisi yang setara, akses dan kontrol yang tinggi ini menunjukkan bahwa relasi gender telah setara. Maka, dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan anggota perempuan dan laki-laki berhubungan dengan relasi gender dalam KOWAR. 6.3 Hubungan Jenis Pekerjaan dengan Relasi Gender dalam KOWAR Responden dalam penelitian ini dibagi ke dalam dua jenis pekerjaan, yaitu guru dan karyawan SMPN 7 Bekasi. Jumlah guru yang menjadi responden dalam penelitian ini berjumlah 23 orang (76,67 persen), sedangkan karyawan sekolah berjumlah tujuh orang (23,33 persen). Responden diberikan pertanyaan mengenai penempatan posisi, akses, dan kontrol dalam memperoleh sumberdaya dan manfaat dalam KOWAR. Responden yang menjawab tingkat kesetaraan gender dalam KOWAR setara maupun tidak setara dilihat berdasarkan variabel jenis

pekerjaan. Berikut data mengenai jumlah dan persentase hubungan jenis pekerjaan responden dengan tingkat kesetaraan gender dalam KOWAR: Tabel 13. Jumlah dan Persentase Hubungan Jenis Pekerjaan Responden dengan Tingkat Kesetaraan Gender dalam KOWAR, Tahun 2009 Jenis Pekerjaan Tingkat Kesetaraan Jumlah (n) Guru (n) Karyawan Sekolah (n) Gender Setara 17 (73,9) 2 (28,57) 19 (63,33) Tidak Setara 6 (26,1) 5 (71,43) 11 (36,67) Total 23 (100) 7 (100) 30 (100) Keterangan: p-value: 0,896 Taraf Nyata: 0,05 Dapat dikatakan bahwa sebagian besar guru cenderung relatif mengatakan bahwa tingkat kesetaraan gender dalam KOWAR adalah setara, namun sebagian besar karyawan sekolah cenderung relatif mengatakan bahwa tingkat kesetaraan gender dalam KOWAR adalah tidak setara. Hal ini menunjukkan bahwa jenis pekerjaan responden perempuan dan laki-laki tidak berhubungan dengan tingkat kesetaraan gender dalam KOWAR. Hasil uji Chi Square juga menunjukkan tidak adanya hubungan yang signifikan antara jenis pekerjaan dengan tingkat kesetaraan gender dalam KOWAR. Secara khusus, jenis pekerjaan anggota koperasi tidak serta merta menentukan setaranya tingkat kesetaraan gender dalam KOWAR. Jenis pekerjaan berkaitan dengan tingkat pendidikan seseorang. Seseorang dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi cenderung memiliki pekerjaan yang lebih bagus dibanding seseorang dengan tingkat pendidikan yang rendah. Tingkat pendidikan seseorang berhubungan dengan setaranya tingkat kesetaraan gender. Maka, dapat disimpulkan bahwa jenis pekerjaan responden perempuan dan lakilaki sudah menunjukkan ada hubungan dengan tingkat kesetaraan gender dalam KOWAR. 6.4 Hubungan Status Pernikahan dengan Relasi Gender dalam KOWAR Anggota koperasi yang sudah menikah dalam penelitian ini berjumlah 28 orang (93,3 persen), sedangkan yang belum menikah berjumlah dua orang (6,7 persen). Responden diberikan pertanyaan mengenai penempatan posisi, akses, dan

kontrol dalam memperoleh sumberdaya dan manfaat dalam KOWAR. Responden yang menjawab tingkat kesetaraan gender dalam KOWAR setara maupun tidak setara dilihat berdasarkan variabel status pernikahan. Berikut data mengenai jumlah dan persentase hubungan status pernikahan responden dengan tingkat kesetaraan gender dalam KOWAR: Tabel 14. Jumlah dan Persentase Hubungan Status Pernikahan Responden dengan Tingkat Kesetaraan Gender dalam KOWAR, Tahun 2009 Status Pernikahan Tingkat Kesetaraan Jumlah (n) Sudah Menikah (n) Belum Menikah (n) Gender Setara 17 (60,7) 2 (100) 19 (63,33) Tidak Setara 11 (39,3) 0 (0) 11 (36,67) Total 28 (100) 2 (100) 30 (100) Keterangan: p-value: 0,377 Taraf Nyata: 0,05 Berdasarkan Tabel 14 diatas, maka dapat dikatakan bahwa sebagian besar anggota KOWAR perempuan dan laki-laki yang sudah menikah relatif mengatakan bahwa tingkat kesetaraan gender dalam KOWAR setara, begitu juga dengan responden perempuan dan laki-laki yang belum menikah relatif mengatakan bahwa tingkat kesetaraan gender dalam KOWAR setara. Hal ini menunjukkan bahwa status pernikahan responden perempuan dan laki-laki tidak berhubungan dengan tingkat kesetaraan gender dalam KOWAR. Hasil uji Chi Square juga menunjukkan tidak adanya hubungan yang nyata/signifikan antara status pernikahan dengan tingkat kesetaraan gender dalam KOWAR. Secara khusus, status pernikahan anggota koperasi tidak serta merta menentukan setaranya tingkat kesetaraan gender dalam KOWAR. Sebelumnya telah dijelaskan bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan seseorang dengan tingkat kesetaraan gender, maka apapun status pernikahan seseorang tidak akan mempengaruhi setaranya tingkat kesetaraan gender tersebut. Walaupun seseorang belum menikah tetapi ia memiliki pengetahuan dan pendidikan mengenai tingkat kesetaraan gender yang tinggi, maka akan memiliki tingkat kesetaraan gender yang setara, begitu juga sebaliknya, walaupun seseorang sudah menikah tetapi tidak memiliki pengetahuan

dan pendidikan mengenai tingkat kesetaraan gender yang tinggi, maka akan memiliki tingkat kesetaraan gender yang tidak setara. Maka, dapat disimpulkan bahwa status pernikahan responden perempuan dan laki-laki belum mampu menunjukkan adanya hubungan dengan tingkat kesetaraan gender dalam KOWAR. 6.5 Ikhtisar Berdasarkan hasil analisis data mengenai hubungan karakteristik anggota dengan tingkat kesetaraan gender dalam KOWAR diatas, dapat disimpulkan bahwa: 1. Umur anggota koperasi perempuan dan laki-laki tidak berhubungan dengan tingkat kesetaraan gender dalam KOWAR. 2. Tingkat pendidikan anggota koperasi perempuan dan laki-laki berhubungan dengan tingkat kesetaraan gender dalam KOWAR. 3. Jenis pekerjaan anggota koperasi perempuan dan laki-laki berhubungan dengan tingkat kesetaraan gender dalam KOWAR. 4. Status pernikahan anggota koperasi perempuan dan laki-laki tidak berhubungan dengan tingkat kesetaraan gender dalam KOWAR.