Teknologi Penanganan Panen Dan Pascapanen Tanaman Jeruk Penanganan pascapanen sangat berperan dalam mempertahankan kualitas dan daya simpan buah-buahan. Penanganan pascapanen yang kurang hati-hati dan kurang tepat akan memperbesar jumlah kerusakan, selain kerusakan mekanis dan biologis, kehilangan susut bobot selama dalam penanganan mulai dari panen sampai ke pemasaran cukup tinggi berkisar antar 5% 25% pada buah segar. 1. Pemanenan Jeruk Buah jeruk tidak matang secara bersamaan/serentak, sehingga panen buah jeruk tidak dapat dilakukan sekaligus. Pemetikan buah jeruk diutamakan pada buah-buah yang sudah matang optimal dengan tanda-tanda sebagai berikut : a. Kulit buah telah menguning (hijau kekuning-kuningan) dengan warna yang menarik, sehat dan segar. b. Permukaan kulit buah halus dan tekstur agak lunak. Pemetikan buah jeruk dapat dilakukan pada tiga tingkat kematangan (Gambar 1.). Pemetikan buah jeruk pada keadaan matang hijau dilakukan bila lokasi pemasaran jauh. Bila lokasi pemasaran dekat, pemetikan buah sebaiknya dilakukan pada keadaan matang kuning. Gambar 1. Buah jeruk pada tiga tingkat kematangan Gambar 2. Panen Jeruk dengan gunting Pemetikan buah jeruk yang tepat adalah dengan menggunakan gunting panen yang tajam dan menyisakan 2-3 mm tangkai buah untuk menghindari kerusakan (Gambar 2). Jika dipetik dengan tangan, kulit buah pada bagian tangkai akan terkelupas, luka pada buah akan menyebabkan buah mudah terinfeksi jamur dan busuk. Buah jeruk yang telah dipetik langsung dimasukkan kedalam wadah berupa keranjang plastik/bambu berkapasitas maksimum 50 kg dan dikumpul ditempat yang teduh agar tidak terkena sinar matahari langsung untuk menghindari percepatan proses penguapan buah jeruk. Panen buah jeruk
dilakukan pada pagi hari, setelah embun yang menempel pada permukaan buah jeruk dan daun sudah menguap. 2. Sortasi Buah yang baru datang dari kebun dibersihkan dari kotoran seperti sisa obat-obatan dan tanah yang menempel pada buah jeruk, dengan menggunakan kain lap yang bersih tujuannya agar buah jeruk bersih, segar, mengkilat dan lebih menarik. Bersamaan dengan itu buah di sortasi atau memisahkan buah yang rusak, memar, busuk, dari buah yang segar, bagus, normal dan bermutu baik. 3. Grading Grading adalah kegiatan pengelompokan buah jeruk kedalam kelas-kelas kualitas menurut ukuran besarnya buah, dan tingkat kematangan. Dengan demikian, grading bertujuan untuk mendapatkan keseragaman buah didalam setiap kelompok atau kelas kualitas. Selain itu, tujuan dilakukan grading antara lain : untuk memudahkan pengiriman sesuai dengan permintaan konsumen, untuk meningkatkan harga jual, dan untuk mempermudah penyimpanan. 4. Penyimpanan Pada umumnya penyimpanan buah jeruk dilakukan ditingkat pedagang besar (grosir) yang memiliki permodalan cukup besar. Kegiatan penyimpanan dilakukan bila keadaan produk melimpah dan situasi harga yang kurang menguntungkan. Fungsi penyimpanan adalah untuk mempertahankan kesegaran buah jeruk sebelum sampai kepasar tujuan atau ketangan konsumen. 5. Pengemasan Pengemasan bertujuan untuk melindungi buah dari bantingan, tekanan, goncangan selama penanganan, penyimpanan dan pemasaran buah, memudahkan pengangkutan, memudahkan konsumen didalam pembelian sesuai kebutuhan, menambah penampilan agar lebih menarik, dan untuk melindungi buah dari kerusakan mekanis maupun fisiologis. a. Pengemasan untuk konsumen menggunakan kantong-kantong jala Poly Ethylene (dalam 1 kemasan), dapat berisi 2-4 kg buah jeruk yang memiliki kualitas yang sama. b. Pengemasan untuk pengangkutan menggunakan keranjang plastik dan kayu sengon atau kayu pinus berkapasitas sekitar 20 kg karena bahan tersebut kuat, ringan dan harga relatif murah. Papan dibuat dengan ketebalan 0.5 cm, dan lebar 8 cm. Didalam pembuatan kemasan, jarak antara papan yang satu dengan papan yang lain 1.5 cm
yang berfungsi sebagai ventilasi yang sangat diperlukan untuk sirkulasi udara dan untuk mengeluarkan panas yang dihasilkan dari proses respirasi buah jeruk. Dengan demikian, kerusakan buah jeruk karena proses fisiologis selama pengangkutan dapat dicegah. Karung plastik atau karung plastik jala dan keranjang bambu tidak dianjurkan untuk mengemas jeruk karena tidak dapat melindungi buah dari benturan dan kerusakan mekanis serta jeruk mudah memar dan rusak. Tetapi keranjang bambu dapat dipakai untuk jenis jeruk yang berkulit tebal, jika diberi lapisan jerami atau daun pisang. c. Kemasan yang biasa digunakan petani untuk pengangkutan yaitu karung jala kuning berkapasitas 50-60 kg tidak dianjurkan (Gambar 4). Mengisi buah jeruk dalam kemasan harus dilakukan dengan hati-hati dan pengaturan buah harus rapat agar buah tidak bergerak. Sebelum buah jeruk dimasukkan kedalam kemasan, dasar kemasan harus diberi alas berupa potongan-potongan kertas agar buah jeruk tidak langsung bersinggungan dengan kemasan. Hal ini bertujuan untuk menghindari kerusakan dan memar pada buah jeruk waktu pengangkutan. Didalam kegiatan pengemasan buah jeruk, beberapa hal yang harus diperhatikan, adalah sebagai berikut : Kebersihan alat pengemasan Alat pengemasan yang terbuat dari papan kayu, keranjang atau krat-krat plastik, karton sebelum digunakan harus dibersihkan terlebih dulu dengan kain lap. ini untuk mencegah pembusukan buah yang diakibatkan oleh sisa-sisa komoditi yang membusuk yang tertinggal didalam kemasan yang dapat merupakan sumber kontaminasi mikroba. Pelapisan wadah Penggunaan pelapis wadah bertujuan untuk memperhalus dinding kemasan dan penyaringan aliran udara kedalam kemasan. Penggunaan pelapis wadah sangat berpengaruh terhadap susut bobot dan kerusakan mekanis selama pengangkutan. Dengan menggunakan pelapis wadah maka susut bobot dan kerusakan mekanis selama pengangkutan dapat ditekan. Penyusunan buah jeruk Penyusunan buah jeruk dalam wadah berpengaruh terhadap susut bobot dan kerusakan mekanis selama pengangkutan. Penyusunan buah didalam kemasan harus diperhatikan. Kemasan harus diisi rapat, tidak sampai melebihi batas kemasan. Setiap kemasan diisi buah jeruk yang ukurannya sama, varitasnya sama, dan kualitasnya sama. Kapasitas kemasan maksimal 20 kg.
Gambar 3. Kemasan yang digunakan dalam pengangkutan Gambar 4. Kemasan yang biasa digunakan petani untuk pengankutan 6. Pengangkutan Fungsi pengangkutan adalah untuk mengangkut barang dari gudang-gudang penyimpanan atau pusat-pusat produksi ketempat-tempat pemasaran. Beberapa hal yang harus mendapat perhatian dalam pengangkutan untuk komoditas jeruk adalah : Penyusunan kemasan Penyusunan wadah-wadah pengemasan didalam alat pengangkutan harus diperhatikan. Kemasan yang telah berisi buah jeruk harus disusun teratur dan rapi sehingga kedudukannya kuat. Kondisi alat pengangkutan Alat pengangkutan yang digunakan kondisinya harus baik agar tidak terjadi keterlambatan pengiriman barang ketempat tujuan. Keterlambatan pengiriman barang menyebabkan kerusakan pada buah jeruk. Penanganan bongkar muat Penanganan bongkar muat dalam pengangkutan buah jeruk harus dilakukan dengan hati-hati. Penanganan yang kasar dapat menimbulkan kerusakan pada kemasan dan buah jeruk yang ada didalamnya. Penggunaan jenis alat pengangkutan Penggunaan jenis alat pengangkutan harus disesuaikan dengan tujuan pengiriman buah jeruk. Dengan memperhatikan jarak tujuan pengiriman buah jeruk, maka pengguanaan sarana transportasi akan lebih efisien, baik dari segi penggunaan waktu maupun penggunaan biaya. Kelengkapan ruang pendingin
Untuk tujuan pengiriman jarak jauh, yang akan memakan waktu berhari-hari, sebaiknya menggunakan alat pengangkutan yang telah dilengkapi dengan ruang pendingin. Dengan demikian, dapat lebih menjamin kesegaran buah jeruk selama pengangkutan. Pemanfaatan Teknologi Teknologi penanganan panen dan pascapanen jeruk telah diaplikasikan di Desa Plompek Kecamatan Gunung Tujuh Kabupaten Kerinci, pada kegiatan Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing dan Ekspor (Teknologi Penanganan Segar) Komoditas Hortikultura di Provinsi Jambi pada tahun anggaran 2013. Dari hasil penerapan teknologi panen dan pascapanen (panen menggunakan gunting panen yang tajam, dipanen pada umur matang optimal, di sortasi dan grading, dan dikemas dengan keranjang plastik/kardus berventilasi yang bersih dan dilapisi dengan guntingan kertas koran sebelah bawah dan atas, dan berkapasitas 20 kg, dapat menekan kehilangan hasil dan memperpanjang umur simpan. Kemasan jeruk untuk transportasi darat jarak jauh disarankan menggunakan peti kayu dan keranjang plastik karena mampu melindungi buah jeruk terhadap goncangan dan himpitan yang terjadi selama transportasi dan dapat melindungi buah dari kerusakan mekanis Ir. Nur Asni, MS Kelompok Peneliti dan Pengkaji Mekanisasi dan Teknologi Pasca Panen BPTP Jambi Sumber : diolah dari berbagai sumber