APLIKASI COMMODITY SYSTEM ASSESSMENT METHOD PADA PENANGANAN PASCAPANEN JERUK KEPROK (Citrus reticulata) DARI KECAMATAN PUPUAN SAMPAI DENPASAR.
|
|
- Lanny Tan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 APLIKASI COMMODITY SYSTEM ASSESSMENT METHOD PADA PENANGANAN PASCAPANEN JERUK KEPROK (Citrus reticulata) DARI KECAMATAN PUPUAN SAMPAI DENPASAR. Sri Mulyani, Bambang Admadi H dan I Gede Nyoman Arya Suyasa R Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana Koresponden : moel_pstp@yahoo.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk: mengetahui sistem penanganan, mengidentifikasi faktor penyebab kerusakan dan dampak penanganan pasca panen jeruk keprok dari Kecamatan Pupuan sampai Denpasar. Populasi terdiri atas petani jeruk keprok di Kecamatan Pupuan, Tabanan. Sampel diambil dengan metode purposive sampling terhadap 62 petani dari tiga desa. Pengumpulan data dilakukan dengan kuisioner kepada pelaku pasar penanganan jeruk keprok dari petani sampai pengecer. Hasil menunjukkan bahwa tingkat penanganan terbanyak dilakukan di tingkat supplier lalu petani selanjutnya pengecer. Faktor penyebab kerusakan jeruk keprok yang teridentifikasi di tingkat petani adalah pada proses sortasi, di tingkat pengepul pada proses pembongkaran dan sortasi, ditingkat pengecer pada pemajangan. Dampak kehilangan pasca panen di tingkat petani mencapai 10%, supplier 11% dan pengecer 18%. Kata Kunci: Jeruk Keprok, CSAM, Pupuan PENDAHULUAN Sampai saat ini produksi buah jeruk di Bali masih kurang, sehingga banyak didatangkan dari luar Bali (Anon, 2010). Salah satu varietas jeruk yang diproduksi dan dikembangkan di Kabupaten Tabanan Bali adalah jeruk varietas keprok. Di Bali, jeruk menjadi salah satu komoditi unggulan, hal ini disebabkan selain untuk konsumsi sehari- hari, masyarakat di Bali biasa mempergunakan buah jeruk untuk keperluan sarana upacara. Berdasarkan data keperluan buah, keperluan buah jeruk di Bali terus mengalami peningkatan. Data menunjukkan keperluan jeruk pada tahun 2000 mencapai lebih dari 7000 ton, tahun 2005 lebih dari ton dan tahun 2010 sudah mencapai ,80 ribu ton (Anon, 2010). Dalam pemasaran jeruk salah satu masalah yang dihadapi adalah tingginya prosentase kehilangan dan kerusakan jeruk dalam rantai pemasaran. Sampai saat ini ternyata petani kurang memperhatikan masalah tersebut, hal ini disebabkan kurangnya pengetahuan petani 163
2 dalam sistem penangan pasca panen jeruk. Jeruk yang dihasilkan oleh petani mengalami beberapa jalur distribusi sebelum sampai ke tangan konsumen. Jalur distribusi yang berbeda akan menyebabkan penanganan yang berbeda sehingga kerusakan pada tiap jalur distribusi juga berbeda. Dengan semakin panjangnya jalur distribusi, maka makin banyak variasi penanganan yang dialami sehingga makin besar pula tingkat kerusakannya (Admadi, 2008). Penerapan CSAM (Commodity System Assessment Method) bertujuan mengidentifikasi dan mendeskripsikan masalah serta mengidentifikasi dan memformulasikan pemecahan masalah yang tepat dari faktor-faktor dan cara-cara penanganan yang mempengaruhi mutu, kehilangan, kerusakan, kerugian secara ekonomi dalam rantai distribusi atau pemasaran produk hortikultura ( Admadi, 2008). Penerapan CSAM dan dengan diperkuatnya rantai distribusi maka akan dapat diperoleh produk - produk hortikultura bermutu yang mampu bersaing di pasaran. Penerapan sistem tersebut sangat penting mengingat mutu produk hortikultura khususnya di Bali sangat bervariasi dengan tingkat kehilangan produksi berkisar 20-50% (Admadi, 2008). Tujuan dilakukannya penelitian ini untuk mengetahui penanganan pascapanen, mengidentifikasi faktor penyebab kerusakan dan mengetahui dampak penangana jeruk keprok pada jalur distribusi dari petani di Kecamatan Pupuan Tabanan sampai Denpasar. Diharapkan adanya evaluasi ini maka nantinya penanganan pascapanen jeruk keprok sejak pemetikan sampai pemasarannya bisa dipantau agar tingkat kehilangan komoditas bisa dikurangi. METODOLOGI Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kecamatan Pupuan, Kabupaten Tabanan hingga ke Denpasar. Pengambilan sampel dimulai dari Maret sampai Mei Populasi adalah seluruh petani dan stakeholder yang terlibat dalam distribusi buah jeruk keprok dari Pupuan sampai ke Denpasar. Sampel diambil 30 % dari seluruh petani jeruk yang berada di 3 desa yaitu : Desa Batungsel 17 petani, Desa Bangsing 31 petani dan Desa Belimbing 14 petani. (Singarimbun dan Effendi, 1989). Untuk pengepul, supplier dan pengecer digunakan teknik snowball sampling (Sugiyono, 1997). 164
3 HASIL DAN PEMBAHASAN Sistem Penanganan Pascapanen Jeruk dari Petani Pupuan sampai Denpasar Di Kecamatan Pupuan terdapat 3 kelompok tani yang menanam jeruk keprok dengan jumlah petani sebanyak 62 orang. Pengepul di tingkat desa ada 4 orang tetapi yang mendistribusikan sampai ke Denpasar hanya 2 orang. Terdapat 7 pengecer yang menjual jeruk sampai ke Denpasar. Pada Tabel 1 ditampilkan Tahapan penanganan pascapanen jeruk keprok dari petani sampai ke pengecer di Denpasar. Identifikasi Faktor Penyebab Kerusakan pada Pasca Panen Jeruk Keprok Pada tingkat petani faktor yang teridentifikasi sebagai penyebab kerusakan adalah pada saat sortasi. Pemanenan jeruk dilakukan pagi hari, adanya embun mengakibatkan permukaan jeruk basah, hal ini menyebabkan buah jeruk mudah berjamur. Adanya jamur akan menyebabkan buah mudah mengalami kerusakan. Pemanenan yang dilakukan tanpa gunting pangkas juga menyebabkan lepasnya tangkai buah, sehingga buah mengalami cacat/kerusakan, hal-hal tersebut akan menyebabkan dampak kehilangan pada saat sortasi. Pada tingkat pengepul faktor-faktor penyebab kerusakan yang teridentifikasi adalah pada tahap pembongkaran dan sortasi. Pengemasan dengan keranjang bambu dan penanganan setelah pembongkaran diduga menyebabkan kerusakan yang signifikan. Setelah jeruk tiba di gudang penerimaan, jeruk akan diturunkan dari pickup dan dilakukan pembongkaran untuk disortasi serta dipilah-pilah menurut ukuran buah (pengkelasan). Penanganan pada tahap ini menyebabkan buah sering mengalami benturan sehingga buah memar atau cacat sehingga saat sortasi buah akan banyak tersortir. Pada tingkat pengecer faktor yang teridentifikasi sebagai penyebab kerusakan adalah pada saat pemajangan. Hal ini disebabkan karena pedagang pengecer memajang produk tanpa dilindungi atau tanpa pengemas, bahkan kadang-kadang terkena sinar matahari langsung. Kondisi pemajangan yang memang diudara terbuka akan menyebabkan buah cepat mengalami kemunduran mutu dan kerusakan. Dari hasil pengamatan diperoleh data bahwa rata-rata kerusakan jeruk keprok yang lolos pada tingkat petani mencapai 10%, di tingkat pengepul mencapai 11% di tingkat pengecer mencapai 18%. Tingginya produk rusak di di tingkat pengecer ini disebabkan karena tidak ada pengaturan suhu selama pemajangan dan cara pemajangan yang tidak tepat sehingga mengakibatkan jeruk rusak atau mengalami susut berat. 165
4 Tabel 1 : Tahapan penanganan jeruk keprok dari petani sampai ke pengecer Pelaku Sistem penanganan pascapanen Penanganan Petani Jara Waktu Penanganan k (m) (jam) Pemanenan ± Dengan : gunting pangkas atau dengan tangan 2.Pengumpulan ± Wadah keranjang bambu atau karung plastik 3. Pengangkutan ± diangkut dengan pickup menuju gudang 4. Sortasi ± Dibersihkan dari kotoran dan yang cacat 5. Pengemasan ± Dikemas dalam keranjang bambu Pengepul Pengangkutan ± Dengan pickup menuju pengepul, atau 2.Pengepul yang datang 2. ± Keranjang diturunkan dari mobil pickup Pembongkaran 3.Sortasi dan pengkelasan mutu ± Di gudang penerimaan, disortir berdasarkan ukuran, ketuaan dan cacat lalu dipisahkan menurut kelasnya yaitu : A, B, C dan D. 4 Penimbangan ± Penimbangan masing-masing kelas 5 Pengemasan ± Di kemas dengan keranjang plastik atau keranjang bambu yang dilapisi koran. 6. Penyimpanan ± jam Disimpan dalam gudang penyimpanan, kemudian keesokan harinya dikirim ke pengecer. 7..Pengangkutan ± 10 Pagi atau sore hari Pengecer a. Pembongkaran Pagi atau sore Dibawa ke pengecer menggunakan mobil pick up. Jeruk dikeluarkan dari keranjang plastik atau keranjang bambu Jeruk diperiksa, apabila ada yang rusak langsung dikembalikan ke pengepul ±2-3 hari b. Pemeriksaan Pagi atau sore hari c. Pemajangan Pagi sampai sore Dengan keranjang bambu atau keranjang plastik dipajang tanpa ditumpuk. 166
5 Dampak penanganan terhadap pascapanen Jeruk Keprok Dampak penanganan pascapanen jeruk keprok dalam distribusinya, menunjukkan variasi kehilangan pada tiap-tiap tingkatan distribusi. Dampak penanganan pascapanen jeruk keprok berdasarkan tingkat kehilangan pascapanen dapat di lihat pada Tabel 2. Dari Tabel tersebut menunjukkan bahwa secara signifikan dampak penanganan berpengaruh terhadap kehilangan pascapanen jeruk dengan prosentase yang berbeda. Kehilangan tertiggi pada adalah pada tingkat pengecer sebesar 18%, pada tingkat pengepul 11% sedangkan pada tingkat petani sebesar 10%. Tabel 2. Persentase dampak penanganan terhadap kehilangan pascapanen. Tidak Signifikan Signifikan Sangat Signifikan A. Tingkat Petani 1. Panen 2. Transportasi V 3. Sortasi dan pembersihan V V(10%) 4. Pengemasan V B. Tingkat Pengepul 1. Pengangkutan V 2. Pembongkaran V (5%) 3. Sortasi V(6%) 4.Pengkelasan mutu V 5. Pengemasan V 6. Penyimpanan V 7. Pengangkutan V C. Tingkat Pengecer 1. Pembongkaran V 2. Pemeriksaan V 3. Pemajangan V (18%) Keterangan : Tidak Signifikan : < 5% Signifikan : 5-30% Sangat Signifikan : > 30% (La Gra, 1999) 167
6 Kesimpulan KESIMPULAN DAN SARAN 1. Sistem penanganan, pasca panen jeruk keprok dari Pupuan sampai Denpasar ada beberapa tingkat, tingkat penanganan terbanyak dilakukan di tingkat supplier (7 tingkat), petani (5 tingkat) dan selanjutnya pengecer (3 tingkat). 2. Faktor penyebab kerusakan yang teridentifikasi dalam penanganan pascapanen jeruk keprok di tingkat petani adalah pada sortasi, pengepul pada pembongkaran dan sortasi, tingkat pengecer adalah pemajangan. 3. Dampak penanganan terhadap kehilangan pasca panen jeruk keprok di tingkat petani adalah Saran 10%, di tingkat pengepul: 11%, dan di tingkat pengecer : 18%. Perlu instansi yang berwenang menyampaikan kepada pelaku usaha jeruk keprok tentang tentang tahap-tahap yang menyebabkan kerusakan atau kehilangan produk, sehingga pelaku usaha lebih berhati-hati dalam penanganan pasca panen produk, sehingga dengan berkurangnya kehilangan produk maka harga produk bisa lebih murah dengan demikian produk jeruk keprok akan mampu bersaing dengan produk jeruk import. DAFTAR PUSTAKA Admadi, H., B (Orasi Ilmiah) Pentingnya Penerapan Commodity System Assessment Method (CSAM) Pada Penanganan Dan Distribusi Produk Hortikultura. UNUD. Badung. Anonimus, Rancang Bangun Pembangunan Hortikulura Tahun Di Bali. Kotler, P. dan G. Amstrong, Prinsip-Prinsip Pemasaran. Edisi Kedelapan. Erlangga. Jakarta. La Graa, A Commodity System Assessment Methodology for Problem and Project Identification. Postharvest Institute for Parishable, College of Agriculture. University of Idaho, Moscow. Rukmana, H., R., Oesman, Y., Y Usaha Tani Jeruk Keprok. Anggota IKAPI. Penerbit CV. Aneka Ilmu. Semarang. Singarimbun dan Efendi Metode Penelitian Survei. LP3ES. Jakarta. Sjaifullah Petunjuk Memilih Buah Segar. Cetakan ke-2. Penebar Swadaya. Jakarta. Sugiyono, Statistika untuk Penelitian. Penerbit Alfabeta. Bandung Suyamto, A. Suprianto, A. Agustian, A. Triwiratno, M. Winarno Prospek Dan Arah Pengembangan Agribisnis Jeruk. Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian, Jakarta. Utama, S. et., al., Teknologi Pascapanen Hortikultura. Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Udayana. Denpasar Wibawa, W., D., Profil Jeruk Keprok. Direktorat Budidaya Tanaman Buah dan Direktorat Jenderal Hortikultura Departemen Pertanian. Jakarta 168
APLIKASI COMMODITY SYSTEM ASSESSMENT METHOD
APLIKASI COMMODITY SYSTEM ASSESSMENT METHOD (CSAM) DALAM DISTRIBUSI SAWI PAKCOY (Brassica rapa L) DARI PETANI DI KECAMATAN BATURITI KE PENGECER Putu Eka Suwarjana 1, I.G.A Lani Triani 2, Bambang Admadi
Lebih terperinciABSTRACT PENDAHULUAN. Jurnal REKAYASA DAN MANAJEMEN AGROINDUSTRI ISSN : X, Vol 5, No 1, Maret 2017 (12-20)
APLIKASI COMMODITY SYSTEM ASSESSMENT METHOD (CSAM) DALAM DISTRIBUSI KUBIS (Brassica oleraceae var. capitata) DARI PETANI DI KECAMATAN PETANG KE PENGECER. I Gede Budiastra 1, I.G.A Lani Triani 2, Amna Hartiati
Lebih terperinciTeknologi Penanganan Panen Dan Pascapanen Tanaman Jeruk
Teknologi Penanganan Panen Dan Pascapanen Tanaman Jeruk Penanganan pascapanen sangat berperan dalam mempertahankan kualitas dan daya simpan buah-buahan. Penanganan pascapanen yang kurang hati-hati dan
Lebih terperinciMEMPELAJARI JALUR DISTRIBUSI DAN PENANGANAN PASCAPANEN STRAWBERRY DARI KECAMATAN BATURITI KE KOTA DENPASAR.
MEMPELAJARI JALUR DISTRIBUSI DAN PENANGANAN PASCAPANEN STRAWBERRY DARI KECAMATAN BATURITI KE KOTA DENPASAR I Gusti Made Dwi Sapta Nugraha 1, A.A.P. Agung Suryawan Wiranatha 2, L.P. Wrasiati 2.,. 1 Mahasiswa
Lebih terperinciABSTRACT
ANALISIS EKONOMI DAN PENANGANAN PASCAPANEN PADA JALUR DISTRIBUSI SELADA (Lactuca sativa L) DARI DESA CANDIKUNING, KECAMATAN BATURITI SAMPAI KOTA DENPASAR Ni Putu Rima Yanti 1, I.G.A.Lani Triani 2,I Wayan
Lebih terperinciProsiding Seminar Nasional, Program Studi Teknologi Industri Pertanian bekerjasama dengan Asosiasi Profesi Teknologi Agroindustri (APTA)
JALUR DISTRIBUSI, MARGIN PEMASARAN DAN MARGIN KEUNTUNGAN PADA PEMASARAN DAUN POTONG HIAS DARI KABUPATEN KARANGASEM DAN TABANAN KE KOTA DENPASAR DAN SEKITARNYA Ida Ayu Mahatma Tuningrat, A.A.P. Agung Suryawan
Lebih terperinciDISTRIBUSI DAN PENANGANAN PASCAPANEN KACANG PANJANG
DISTRIBUSI DAN PENANGANAN PASCAPANEN KACANG PANJANG (Vigna sinensis L.) DARI KECAMATAN BATURITI KE KOTA DENPASAR A A Gede Ary Gunada 1, Luh Putu Wrasiati 2, Dewa Ayu Anom Yuarini 2 Fakultas Teknologi Pertanian,
Lebih terperinciANALISIS JALUR DISTRIBUSI PENJUALAN BUAH JERUK SIAM (Citrus nobilis) DI DESA TARO, KECAMATAN TEGALALANG, KABUPATEN GIANYAR
ANALISIS JALUR DISTRIBUSI PENJUALAN BUAH JERUK SIAM (Citrus nobilis) DI DESA TARO, KECAMATAN TEGALALANG, KABUPATEN GIANYAR Prasetya Dwitama 1, A.A.P.Agung Suryawan 2, I Wayan Gede Sedana Yoga 2 Email :Prasetyadwitama@ymail.com
Lebih terperinciPeluang Usaha Budidaya Cabai?
Sambal Aseli Pedasnya Peluang Usaha Budidaya Cabai? Potensinya terbuka, baik pasar bebas maupun industri. Kebutuhan cabai perkapita (2013) adalah 5 Kg/ tahun. Dengan jumlah penduduk 230 juta jiwa, maka
Lebih terperinciPENANGANAN PASCA PANEN
PENANGANAN PASCA PANEN Pasca Panen Sayuran yang telah dipanen memerlukan penanganan pasca panen yang tepat agar tetap baik mutunya atau tetap segar seperti saat panen. Selain itu kegiatan pasca panen dapat
Lebih terperinciPENANGANAN PASCAPANEN
43 PENANGANAN PASCAPANEN Pascapanen Penanganan pascapanen bertujuan untuk mempertahankan kualitas buah yang didapat. Oleh karena itu pelaksanaannya harus dilakukan dengan mempertimbangkan kualitas buah
Lebih terperinciANALISIS EKONOMI JALUR DISTRIBUSI BUNGA GEMITIR (Tagetes erecta L.) DI KECAMATAN PETANG KABUPATEN BADUNG ABSTRACT
ANALISIS EKONOMI JALUR DISTRIBUSI BUNGA GEMITIR (Tagetes erecta L.) DI KECAMATAN PETANG KABUPATEN BADUNG Ninik Indah Purwati 1, Sri Mulyani 2, I Wayan Arnata 2. 1 Mahasiswa Jurusan Teknologi Industri Pertanian
Lebih terperinciBAB. 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian Kecamatan Ambarawa Kecamatan Bandungan Kecamatan Sumowono 4824 ha. Sumowono. Bawen. Bergas.
BAB. 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Wilayah Penelitian Secara administratif Kabupaten Semarang terbagi menjadi 19 Kecamatan, 27 Kelurahan dan 208 desa. Batas-batas Kabupaten Semarang adalah
Lebih terperinciPASCAPANEN MANGGA GEDONG GINCU
PASCAPANEN MANGGA GEDONG GINCU Mangga merupakan salah satu komoditas yang banyak dibudidayakan dan diusahakan Varietas mangga yang banyak dibudidayaka adalah Mangga Arum Manis, Dermayu dan G Komoditas
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada tiga desa di Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur yaitu Desa Ciherang, Cipendawa, dan Sukatani. Pemilihan lokasi dilakukan
Lebih terperinciAPLIKASI COMMODITY SYSTEM ASSESSMENT METHOD (CSAM) DALAM DISTRIBUSI KUBIS (Brassica Oleracea Var Capitata) DARI PETANI DI KECAMATAN PETANG KE PENGECER
APLIKASI COMMODITY SYSTEM ASSESSMENT METHOD (CSAM) DALAM DISTRIBUSI KUBIS (Brassica Oleracea Var Capitata) DARI PETANI DI KECAMATAN PETANG KE PENGECER S K R I P S I Skripsi ini diajukan sebagai salah satu
Lebih terperinciPENANGANAN PASCA PANEN YANG BAIK (GOOD HANDLING PRACTICES/GHP) RIMPANG
PENANGANAN PASCA PANEN YANG BAIK (GOOD HANDLING PRACTICES/GHP) RIMPANG Balai Besar Pelatihan Pertanian Ketindan Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementerian Pertanian (2017) TUJUAN PEMBELAJARAN
Lebih terperinciA. WAKTU DAN TEMPAT B. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT Penelitian dilakukan di Kabupaten Sukabumi, Banyumas, Kebumen dan Boyolali. Pemilihan sample pada keempat lokasi tersebut dilakukan secara sengaja (purposive)
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Persentase Produk Domestik Bruto Pertanian (%) * 2009** Lapangan Usaha
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumber pertumbuhan ekonomi yang sangat potensial dalam pembangunan sektor pertanian adalah hortikultura. Seperti yang tersaji pada Tabel 1, dimana hortikultura yang termasuk
Lebih terperinciSALURAN DISTRIBUSI JAMUR TIRAM PUTIH DI P4S CIJULANG ASRI DALAM MENINGKATKAN KEUNTUNGAN. Annisa Mulyani 1 Sri Nofianti 2 RINGKASAN
SALURAN DISTRIBUSI JAMUR TIRAM PUTIH DI P4S CIJULANG ASRI DALAM MENINGKATKAN KEUNTUNGAN Annisa Mulyani 1 Sri Nofianti 2 RINGKASAN Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan dalam memasarkan sebuah
Lebih terperinciKUISIONER. 1. Apakah Anda membudidayakan koro pedang selama 1 tahun terakhir? ( ) Ya ( ) Tidak
Lampiran 1. Kuisioner Petani Kepada Yth. Ibu/Bapak/Saudara Responden Di tempat Dengan hormat, Saya mahasiswa dari UNIKA Soegijapranata Semarang, saat ini sedang melakukan penelitian yang merupakan salah
Lebih terperinciRANTAI NILAI RUMPUT LAUT DI KABUPATEN KLUNGKUNG
RANTAI NILAI RUMPUT LAUT DI KABUPATEN KLUNGKUNG I Wayan Gede Sedana Yoga 1), Dewa Ayu Anom Yuarini 2) PS. Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana. Jl. Kampus Bukit
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1. Sistem dan Pola Saluran Pemasaran Bawang Merah Pola saluran pemasaran bawang merah di Kelurahan Brebes terbentuk dari beberapa komponen lembaga pemasaran, yaitu pedagang pengumpul,
Lebih terperinciAPLIKASI COMMODITY SYSTEM ASSESSMENT METHOD (CSAM) DALAM DISTRIBUSI SAWI PAKCOY (Brassica rapa L) DARI PETANI DI KECAMATAN BATURITI KE PENGECER
APLIKASI COMMODITY SYSTEM ASSESSMENT METHOD (CSAM) DALAM DISTRIBUSI SAWI PAKCOY (Brassica rapa L) DARI PETANI DI KECAMATAN BATURITI KE PENGECER SKRIPSI Oleh: PUTU EKA SUWARJANA 1111205050 JURUSAN TEKNOLOGI
Lebih terperinci. Lampiran 1. Perkembangan volume ekspor buah Volume Ekspor (Ton) 1 Nanas %
48 . Lampiran 1. Perkembangan volume ekspor buah 2007-2011 NO KOMODITAS Volume Ekspor (Ton) 2007 2008 2009 2010 2011 Rata rata Pertumbuhan 2007 2011 1 Nanas 110.112 269.664 179.310 159.009 189.223 30%
Lebih terperinciAPLIKASI COMMODITY SYSTEM ASSESSMENT METHOD
APLIKASI COMMODITY SYSTEM ASSESSMENT METHOD (CSAM) PADA PENANGANAN PASCAPANEN SAWI HIJAU (Brassica rapa I. Subsp. Perviridis Bayley) DARI PETANI DI KECAMATAN BANJARANGKAN SAMPAI PENGECER I Made Dwi Kayana
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Sawi pakcoy adalah jenis sayuran yang termasuk keluargan Brassicaceae.
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sawi pakcoy (Brassica rapa L) Sawi pakcoy adalah jenis sayuran yang termasuk keluargan Brassicaceae. Sayuran sawi pakcoy berasal dari Cina dan telah dibudidayakan secara luas setelah
Lebih terperinciBAB IX ANALISIS PEMASARAN PEPAYA SPO DAN PEPAYA NON SPO. memindahkan suatu produk dari titik produsen ke titik konsumen.
BAB IX ANALISIS PEMASARAN PEPAYA SPO DAN PEPAYA NON SPO Pemasaran adalah suatu runtutan kegiatan atau jasa yang dilakukan untuk memindahkan suatu produk dari titik produsen ke titik konsumen. Kelompok
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Pola Distribusi Pemasaran Cabai Distribusi adalah penyampaian aliran barang dari produsen ke konsumen atau semua usaha yang mencakup kegiatan arus barang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya didukung oleh pertanian. Salah satu produk pertanian Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar perekonomiannya didukung oleh pertanian. Salah satu produk pertanian Indonesia adalah buah-buahan yaitu buah
Lebih terperinciPendahuluan. Setelah diketahui bahwa buah sudah cukup tua untuk dipanen, panen dapat segera dilakukan dan buah harus
CARA PANEN BUAH Pendahuluan Setelah diketahui bahwa buah sudah cukup tua untuk dipanen, panen dapat segera dilakukan dan buah harus dikumpulkan di lahan secepat mungkin. Panen harus dilakukan secepat mungkin,
Lebih terperinciANALISIS MARJIN PEMASARAN JERUK SIAM (Citrus nobilis) PETANI DI DESA MUARA RENGAS KECAMATAN MUARA LAKITAN
ANALISIS MARJIN PEMASARAN JERUK SIAM (Citrus nobilis) PETANI DI DESA MUARA RENGAS KECAMATAN MUARA LAKITAN Nenny Wahyuni, SP. 1 (nennywahyuni@ymail.com) ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
Lebih terperinciVI. HASIL DAN PEMBAHASAN
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Saluran Pemasaran Cabai Rawit Merah Saluran pemasaran cabai rawit merah di Desa Cigedug terbagi dua yaitu cabai rawit merah yang dijual ke pasar (petani non mitra) dan cabai
Lebih terperinciPERUBAHAN KUALITAS BUAH MANGGIS (Garcinia mangosiana L.) SETELAH PROSES TRANSPORTASI DAN PENYIMPANAN DINGIN
PERUBAHAN KUALITAS BUAH MANGGIS (Garcinia mangosiana L.) SETELAH PROSES TRANSPORTASI DAN PENYIMPANAN DINGIN (Changes in the quality of mangosteen fruits (Garcinia mangosiana L.) after transportation and
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Buah-buahan merupakan komoditas yang mudah sekali mengalami kerusakan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Buah-buahan merupakan komoditas yang mudah sekali mengalami kerusakan (perishable), seperti mudah busuk dan mudah susut bobotnya. Diperkirakan jumlah kerusakan
Lebih terperinciPASCA PANEN CABE MERAH Oleh : Isnawan BP3K Nglegok. 1.. Pengangkutan
PASCA PANEN CABE MERAH Oleh : Isnawan BP3K Nglegok 1.. Pengangkutan I. Latar Belakang Pengangkutan merupakan mata rantaipenting dalam penanganan pascapanen dan Pada tahap ini transportasi memiliki peranan
Lebih terperinciPANEN DAN PASCA PANEN DURIAN
PANEN DAN PASCA PANEN DURIAN Oleh : drh. Linda Hadju Widyaiswara Madya BALAI PELATIHAN PERTANIAN JAMBI 2012 PANEN DAN PASCA PANEN DURIAN Oleh : drh. Linda Hadju Widyaiswara Madya BALAI PELATIHAN PERTANIAN
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA Sawi Hijau (Brassica rapa I. Subsp. Perviridis Bayley)
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sawi Hijau (Brassica rapa I. Subsp. Perviridis Bayley) Sawi hijau merupakan suku sawi-sawian atau Brassicaceae merupakan jenis sayuran yang cukup populer. Dikenal pula sebagai
Lebih terperinciPENANGANAN PASCA PANEN CABAI Oleh: Masnun, S.Pt., M.Si.
PENANGANAN PASCA PANEN CABAI Oleh: Masnun, S.Pt., M.Si. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cabai segar mempunyai daya simpan yang sangat singkat. Oleh karena itu, diperlukan penanganan pasca panen mulai
Lebih terperinciSOP PENANGANAN PASCAPANEN MENTIMUN
SOP PENANGANAN PASCAPANEN MENTIMUN DIREKTORAT BUDIDAYA DAN PASCAPANEN TANAMAN SAYURAN DAN OBAT DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA 2012 KATA PENGANTAR Dalam rangka pengembangan komoditas mentimun yang berdaya
Lebih terperinciTEKNOLOGI PASCAPANEN BAWANG MERAH LITBANG PASCAPANEN ACEH Oleh: Nurbaiti
TEKNOLOGI PASCAPANEN BAWANG MERAH LITBANG PASCAPANEN ACEH Oleh: Nurbaiti Bawang merah merupakan salah satu komoditas sayuran unggulan yang memiliki arti penting bagi masyarakat, baik dilihat dari penggunaannya
Lebih terperinciPENANGANAN PASCA PANEN MANGGIS. Nafi Ananda Utama. Disampaikan dalam siaran Radio Republik Indonesia 20 Januari 2017
7 PENANGANAN PASCA PANEN MANGGIS Nafi Ananda Utama Disampaikan dalam siaran Radio Republik Indonesia 20 Januari 2017 Pengantar Manggis merupakan salah satu komoditas buah tropika eksotik yang mempunyai
Lebih terperinciANALISIS TATANIAGA KENTANG DARI DESA JERNIH JAYA KECAMATAN GUNUNG TUJUH KABUPATEN KERINCI KE KOTA PADANG OLEH MEGI MELIAN
ANALISIS TATANIAGA KENTANG DARI DESA JERNIH JAYA KECAMATAN GUNUNG TUJUH KABUPATEN KERINCI KE KOTA PADANG OLEH MEGI MELIAN 06114023 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2011 ANALISIS TATANIAGA
Lebih terperinciEFISIENSI PEMASARAN JERUK PAMELO DALAM WILAYAH MAGETAN (CITRUS GRANDIS L. OSBEK)
HABITAT Volume XXII, No. 1, Bulan April 2011 ISSN: 0853-5167 EFISIENSI PEMASARAN JERUK PAMELO DALAM WILAYAH MAGETAN (CITRUS GRANDIS L. OSBEK) (MARKETING EFFICIENCY ANALYSIS OF PAMELO ORANGES FOCUS IN MAGETAN
Lebih terperinciVII ANALISIS PEMASARAN KEMBANG KOL 7.1 Analisis Pemasaran Kembang Kol Penelaahan tentang pemasaran kembang kol pada penelitian ini diawali dari petani sebagai produsen, tengkulak atau pedagang pengumpul,
Lebih terperinciPASCA PANEN BUNGA POTONG (KRISAN)
PASCA PANEN BUNGA POTONG (KRISAN) Post 04 Desember 2014, By Ir. Elvina Herdiani, MP. bbpplbungapotperkembangan bisnis bunga potong meningkat dengan cukup pesat dari waktu ke waktu, hal ini menunjukkan
Lebih terperinci4 KEADAAN UMUM UKM. Pulau Pasaran SKALA 1:
29 4 KEADAAN UMUM UKM 4.1 Lokasi dan Keadaan Umum Pengolah Unit Pengolahan ikan teri nasi setengah kering berlokasi di Pulau Pasaran, Lingkungan 2, Kelurahan Kota Karang, Kecamatan Teluk Betung Barat,
Lebih terperinciRANTAI NILAI BUNGA POTONG Heliconia caribaea DESA KERTA, KECAMATAN PAYANGAN, KABUPATEN GIANYAR, PROVINSI BALI.
RANTAI NILAI BUNGA POTONG Heliconia caribaea DESA KERTA, KECAMATAN PAYANGAN, KABUPATEN GIANYAR, PROVINSI BALI K. Ayu Novita 1, I Ketut Satriawan 2, Dewa Ayu Anom Yuarini. 2 1 Mahasiswa Jurusan Teknologi
Lebih terperinciANALISIS PEMASARAN LADA PERDU (Studi Kasus di Desa Marga Mulya Kecamatan Kawali Kabupaten Ciamis) Abstrak
ANALISIS PEMASARAN LADA PERDU (Studi Kasus di Desa Marga Mulya Kecamatan Kawali Kabupaten Ciamis) Oleh: Erwin Krisnandi 1, Soetoro 2, Mochamad Ramdan 3 1) Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Galuh
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
METODOLOGI PENELITIAN Metode Penentuan Daerah Sampel Penelitian ini dilakukan di Desa Namoriam dan Desa Durin Simbelang, Kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Penentuan daerah
Lebih terperinciVI HASIL DAN PEMBAHASAN
VI HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Saluran dan Lembaga Tataniaga Dalam menjalankan kegiatan tataniaga, diperlukannya saluran tataniaga yang saling tergantung dimana terdiri dari sub-sub sistem atau fungsi-fungsi
Lebih terperinciJERUK SIAM PONTIANAK DAN KEPROK TERIGAS UNTUK MENINGKATKAN. E.M.Rachmat S., Titik Purbiati, John David H, Tomy Purba dan Melia Puspitasari
TEKNOLOGI PEMETIKAN, PENYIMPANAN DAN PENGEMASAN JERUK SIAM PONTIANAK DAN KEPROK TERIGAS UNTUK MENINGKATKAN UMUR DAYA SIMPAN >15 HARI O l e h : E.M.Rachmat S., Titik Purbiati, John David H, Tomy Purba dan
Lebih terperinciINSTRUKSI KERJA PENANGANAN PASCAPANEN MANGGA GEDONG GINCU
PENANGANAN PENDAHULUAN Instruksi kerja merupakan dokumen pengendali yang menyediakan perintah-perintah untuk pekerjaan atau tugas tertentu dalam penanganan pascapanen mangga Gedong Gincu. 1. Struktur kerja
Lebih terperinciTATA NIAGA SALAK PONDOH (Salacca edulis reinw) DI KECAMATAN PAGEDONGAN BANJARNEGARA ABSTRAK
56 TATA NIAGA SALAK PONDOH (Salacca edulis reinw) DI KECAMATAN PAGEDONGAN BANJARNEGARA Agus Trias Budi, Pujiharto, dan Watemin Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purwokerto Jl. Raya Dukuhwaluh
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Desa Kertawangi, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Pemilihan lokasi tersebut sebagai lokasi penelitian
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN
V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Identitas Petani Pemasaran melinjo di Desa Kepek Kecamatan Saptosari menerapkan sistem kiloan yaitu melinjo dibeli oleh pedagang dari petani dengan satuan rupiah per kilogram.
Lebih terperinciANALISIS EKONOMI JALUR DISTRIBUSI BUNGA GEMITIR (Tagetes erecta L.) DI KECAMATAN PETANG KABUPATEN BADUNG SKRIPSI
ANALISIS EKONOMI JALUR DISTRIBUSI BUNGA GEMITIR (Tagetes erecta L.) DI KECAMATAN PETANG KABUPATEN BADUNG SKRIPSI Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Teknologi Pertanian
Lebih terperinciSTANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PASCAPANEN BUNCIS
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PASCAPANEN BUNCIS DIREKTORAT BUDIDAYA DAN PASCAPANEN SAYURAN DAN TANAMAN OBAT DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA 2012 1 KATA PENGANTAR Dalam rangka pengembangan komoditas buncis
Lebih terperinci: Saluran, Pemasaran, Buah, Duku, Kabupaten Ciamis
ANALISIS SALURAN PEMASARAN BUAH DUKU (Suatu Kasus di Desa Karanganyar Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis) Oleh: 1 Eman Badruzaman, 2 Soetoro, 3 Tito Hardiyanto 1 Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas
Lebih terperinciANALISIS MARGIN PEMASARAN CABAI RAWIT MERAH DI KECAMATAN LEMBANG KABUPATEN BANDUNG BARAT
ANALISIS MARGIN PEMASARAN CABAI RAWIT MERAH DI KECAMATAN LEMBANG KABUPATEN BANDUNG BARAT MARKETING MARGIN ANALYSIS OF RED CHILI IN LEMBANG WEST BANDUNG DISTRICT Nur Fitri Az-Zahra 1), Marlinda Apriyani
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. IDENTIFIKASI KERUSAKAN BUAH APEL FUJI SUN MOON. IDENTIFIKASI KERUSAKAN MERUPAKAN TAHAPAN AWAL PENANGANAN SORTASI BUAH
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. IDENTIFIKASI KERUSAKAN BUAH APEL FUJI SUN MOON. IDENTIFIKASI KERUSAKAN MERUPAKAN TAHAPAN AWAL PENANGANAN SORTASI BUAH BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Identifikasi Kerusakan
Lebih terperinciBAB III SARANA PRASARANA
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 217 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN BAB III SARANA PRASARANA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
Lebih terperinciVI SALURAN DAN FUNGSI TATANIAGA
VI SALURAN DAN FUNGSI TATANIAGA 6.1. Lembaga Tataniaga Nenas yang berasal dari Desa Paya Besar dipasarkan ke pasar lokal (Kota Palembang) dan ke pasar luar kota (Pasar Induk Kramat Jati). Tataniaga nenas
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Identifikasi Kerusakan Buah Apel Fuji Sun Moon. Identifikasi kerusakan merupakan tahapan awal penanganan sortasi buah
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Identifikasi Kerusakan Buah Apel Fuji Sun Moon Identifikasi kerusakan merupakan tahapan awal penanganan sortasi buah apel fuji sun moon di Hypermart Gorontalo. Tahapan sortasi
Lebih terperinciSTANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PASCAPANEN BUNCIS
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PASCAPANEN BUNCIS STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PASCAPANEN BUNCIS DIREKTORAT BUDIDAYA DAN PASCAPANEN SAYURAN DAN TANAMAN OBAT DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA 2012 1 KATA PENGANTAR
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pangan, tanaman hias, hortikultura, perkebunan dan kehutanan. Potensi ekonomi
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang mempunyai peranan strategis dalam struktur pembangunan. Sebagian besar penduduk Indonesia bermata pencaharian sebagai petani. Peningkatan
Lebih terperinciMEMPELAJARI JALUR DISTRIBUSI PAPRIKA (Capsicum annuum Var. Grossum) SERTA MARGIN PEMASARAN DAN KEUNTUNGANNYA DARI KECAMATAN BATURITI KE KOTA DENPASAR
MEMPELAJARI JALUR DISTRIBUSI PAPRIKA (Capsicum annuum Var. Grossum) SERTA MARGIN PEMASARAN DAN KEUNTUNGANNYA DARI KECAMATAN BATURITI KE KOTA DENPASAR Muhammad Ansori 1, Sri Mulyani 2, Bambang Admadi. H
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PEPAYA SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN DAERAH INSTITUT PERTANIAN BOGOR
PENGEMBANGAN PEPAYA SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN DAERAH Pusat Kajian Hortikultura Tropika INSTITUT PERTANIAN BOGOR PROLOG SOP PEPAYA PEMBIBITAN TIPE BUAH PENYIAPAN LAHAN PENANAMAN PEMELIHARAAN PENGENDALIAN
Lebih terperinciTEKNOLOGI PENGEMASAN DAN PASCA PANEN BUNGA
TEKNOLOGI PENGEMASAN DAN PASCA PANEN BUNGA Ir Sitawati, MS Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Malang Disampaikan dalam Kegiatan Pelatihan Pengembangan Model Pemasaran Tanaman Hias/Bunga di Kota Batu
Lebih terperinciKUESIONER 7. LAMPIRAN. Lampiran 1. Kuesioner untuk Petani Kepada Yth. Ibu/Bapak/Saudara Responden Di tempat
7. LAMPIRAN Lampiran 1. Kuesioner untuk Petani Kepada Yth. Ibu/Bapak/Saudara Responden Di tempat Dengan hormat, Saya mahasiswa dari UNIKA Soegijapranata Semarang, saat ini sedang melakukan penelitian yang
Lebih terperinciE-Jurnal Agribisnis dan Agrowisata ISSN: Vol. 4, No. 2, April 2015
Kontribusi Usahatani Jeruk Siam (Citrus nobilis) Terhadap Pendapatan Rumah Tangga di Poktan Gunung Mekar, Desa Taro, Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar. NYOMAN TONY ANGGA WIJAYA, RATNA KOMALA DEWI,
Lebih terperinciSOAL PELATIHAN PENANGANAN PASCA PANEN CABE MERAH Oleh : Juwariyah BP3 K Garum. Berilah Tanda Silang (X) Pada Jawaban Yang Saudara Anggap Paling Benar!
SOAL PELATIHAN PENANGANAN PASCA PANEN CABE MERAH Oleh : Juwariyah BP3 K Garum Berilah Tanda Silang (X) Pada Jawaban Yang Saudara Anggap Paling Benar! 1. Apa yang anda ketahui tentang GHP... a. Good Agriculture
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN. ditanam di lahan kering daerah pengunungan. Umur tanaman melinjo di desa ini
V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Profil Usahatani Tanaman Melinjo Tanaman melinjo yang berada di Desa Plumbon Kecamatan Karagsambung ditanam di lahan kering daerah pengunungan. Umur tanaman melinjo di desa ini
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
50 HASIL DAN PEMBAHASAN Produktivitas Kebun Air sangat diperlukan tanaman untuk melarutkan unsur-unsur hara dalam tanah dan mendistribusikannya keseluruh bagian tanaman agar tanaman dapat tumbuh secara
Lebih terperinciTEKNOLOGI DAN SARANA PASCA PANEN MANGGIS
TEKNOLOGI DAN SARANA PASCA PANEN MANGGIS Dr.Y. Aris Purwanto Pusat Kajian Hortikultura Tropika Institut Pertanian Bogor arispurwanto@gmail.com 08128818258 ... lanjutan Proses penanganan buah yang baik
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.
III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode ini secara garis besar merupakan kegiatan penelitian yang hendak membuat gambaran
Lebih terperinciKINERJA PEMASARAN JERUK SIAM DI KABUPATEN JEMBER, JAWA TIMUR (Marketing Work of Tangerine in Jember Regency, East Java)
KINERJA PEMASARAN JERUK SIAM DI KABUPATEN JEMBER, JAWA TIMUR (Marketing Work of Tangerine in Jember Regency, East Java) Lizia Zamzami dan Aprilaila Sayekti Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tomat termasuk tanaman sayuran buah, yang berasal dari benua Amerika
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tomat termasuk tanaman sayuran buah, yang berasal dari benua Amerika dan kini telah menyebar di kawasan benua Asia termasuk di Indonesia. Tomat biasa ditanam di dataran
Lebih terperinci5 AKTIVITAS DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN
5 AKTIVITAS DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN Aktivitas pendistribusian hasil tangkapan dilakukan untuk memberikan nilai pada hasil tangkapan. Nilai hasil tangkapan yang didistribusikan sangat bergantung kualitas
Lebih terperinciANALISIS EFISIENSI PEMASARAN DURIAN DI DESA WONOAGUNG, KECAMATAN KASEMBON, KABUPATEN MALANG
HABITAT Volume XXII, No. 1, Bulan April 2011 ISSN: 0853-5167 ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN DURIAN DI DESA WONOAGUNG, KECAMATAN KASEMBON, KABUPATEN MALANG (MARKETING EFFICIENCY ANALYSIS OF DURIAN IN WONOAGUNG
Lebih terperinciTEKNOLOGI PENANGANAN PASCAPANEN BUAH-BUAHAN DAN SAYURAN
TEKNOLOGI PENANGANAN PASCAPANEN BUAH-BUAHAN DAN SAYURAN Oleh : Usman Ahmad Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2013 Hak Cipta 2013 pada penulis, Hak Cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak atau
Lebih terperinciANALISIS USAHATANI PEPAYA DI KABUPATEN MUARO JAMBI. Refa ul Khairiyakh. Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi
ANALISIS USAHATANI PEPAYA DI KABUPATEN MUARO JAMBI Refa ul Khairiyakh Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi ABSTRACT This research aimed to determine farm income and feasibility of papaya
Lebih terperinciANALISIS EFISIENSI PEMASARAN JAMBU AIR DI DESA MRANAK KECAMATAN WONOSALAM KABUPATEN DEMAK
KODE : Sosial Humaniora ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN JAMBU AIR DI DESA MRANAK KECAMATAN WONOSALAM KABUPATEN DEMAK Zakkiyatus Syahadah 1*, Wiludjeng Roessali 2, Siswanto Imam Santoso 3 1 2 3 Program Studi
Lebih terperinciAGRISTA : Vol. 3 No. 3 September 2015 : Hal ISSN ANALISIS PEMASARAN SEMANGKA DI KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO
AGRISTA : Vol. 3 No. 3 September 2015 : Hal. 310 320 ISSN 2302-1713 ANALISIS PEMASARAN SEMANGKA DI KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO Hedita Ashilina, Setyowati, Bekti Wahyu Utami Program Studi Agribisnis
Lebih terperinciTEKNIK PASCAPANEN UNTUK MENEKAN KEHILANGAN HASIL DAN MEMPERTAHANKAN MUTU KEDELAI DITINGKAT PETANI. Oleh : Ir. Nur Asni, MS
TEKNIK PASCAPANEN UNTUK MENEKAN KEHILANGAN HASIL DAN MEMPERTAHANKAN MUTU KEDELAI DITINGKAT PETANI Oleh : Ir. Nur Asni, MS Peneliti Madya Kelompok Peneliti dan Pengkaji Mekanisasi dan Teknologi Hasil Pertanian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ditingkatkan nilai tambah, daya saing dan ekspornya adalah produk hortikultura.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu produk pertanian yang memiliki potensi cukup tinggi untuk ditingkatkan nilai tambah, daya saing dan ekspornya adalah produk hortikultura. Komoditas hortikultura
Lebih terperinciFORM D. A. Uraian Kegiatan. Deskripsikan Latar Belakang Permasalahan: Deskripsikan Maksud dan Tujuan Kegiatan Litbangyasa :
FORM D A. Uraian Kegiatan Deskripsikan Latar Belakang Permasalahan: 1. Pemanenan jeruk kisar yang dilakukan petani di Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD) masih tradisional, diantaranya tingkat kematangan,
Lebih terperinciPENANGANAN PASCA PANEN HORTIKULTURA
Oleh: Puji Lestari, S.TP Widyaiswara Pertama I. PENDAHULUAN PENANGANAN PASCA PANEN HORTIKULTURA Kebanyakan pasca panen produk hortikultura segar sangat ringkih dan mengalami penurunan mutu sangat cepat.
Lebih terperinciAGRISTA : Vol. 3 No. 2 Juni 2015 : Hal ISSN ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN KEDELAI DI KABUPATEN GROBOGAN
AGRISTA : Vol. 3 No. 2 Juni 2015 : Hal.63-70 ISSN 2302-1713 ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN KEDELAI DI KABUPATEN GROBOGAN Cindy Dwi Hartitianingtias, Joko Sutrisno, Setyowati Program Studi Agribisnis Fakultas
Lebih terperinciSOP PENANGANAN PASCAPANEN JAMUR TIRAM
SOP PENANGANAN PASCAPANEN JAMUR TIRAM KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA DIREKTORAT BUDIDAYA DAN PASCAPANEN SAYURAN DAN TANAMAN OBAT 2011 PENGARAH : Dr. Ir. Yul Harry Bahar Direktur
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undangan Teks tidak dalam format asli. LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 60, 2009 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4997)
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai salah satu negara yang mempunyai iklim tropis, berpeluang besar bagi pengembangan budidaya tanaman buah-buahan, terutama buah-buahan tropika.
Lebih terperinciSumber Pustaka Hilman. Y. A. Hidayat, dan Suwandi Budidaya Bawang Putih Di Dataran Tinggi. Puslitbang Hortikultura. Jakarta.
PANEN BAWANG PUTIH Tujuan : Setelah berlatih peserta terampil dalam menentukan umur panen untuk benih bawang putih serta ciri-ciri tanaman bawang putih siap untuk dipanen 1. Siapkan tanaman bawang putih
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. ke konsumen membentuk suatu jalur yang disebut saluran pemasaran. Distribusi
27 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Dalam memasarkan suatu produk diperlukan peran lembaga pemasaran yang akan membentuk suatu jalur yang disebut saluran pemasaran. Untuk mengetahui saluran
Lebih terperinciANALISIS PEMASARAN KEDELAI (Suatu Kasus di Desa Langkapsari Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis) Abstrak
ANALISIS PEMASARAN KEDELAI (Suatu Kasus di Desa Langkapsari Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis) Oleh: Yepi Fiona 1, Soetoro 2, Zulfikar Normansyah 3 1) Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Galuh
Lebih terperinciANALISIS SISTEM RANTAI NILAI KOMODITI STROBERI SEGAR (Fragaria x ananassa L.) DI DESA CANDI KUNING
1 ANALISIS SISTEM RANTAI NILAI KOMODITI STROBERI SEGAR (Fragaria x ananassa L.) DI DESA CANDI KUNING Oleh: Novel Pardosi 0911305010 Pembimbing Ir. I Gusti Ngurah Apriadi Aviantara, MT Dr. Ir. I Wayan Widia,
Lebih terperinciTEKNIK PENANGANAN PASCA PANEN R i n i Y u l i a n i n g s i h
TEKNIK PENANGANAN PASCA PANEN R i n i Y u l i a n i n g s i h Tujuan Instruksional Umum Mahasiswa memahami hal-hal yang menyebabkan kerusakan dan kehilangan serta memahami teknologi penanganan pasca panen
Lebih terperinciLampiran 1. Perhitungan Premium Nilai Tukar dan Nilai Tukar Bayangan Tahun 2009
LAMPIRAN Lampiran 1. Perhitungan Premium Nilai Tukar dan Nilai Tukar Bayangan Tahun 2009 Uraian Jumlah (Rp) Total Ekspor (Xt) 1,211,049,484,895,820.00 Total Impor (Mt) 1,006,479,967,445,610.00 Penerimaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Tabanan menunjukkan, produksi tomat kecamatan Baturiti pada tahun adalah sebesar 98% produksi kabupaten Tabanan.
SN BB I PNHULUN 1.1 Latar Belakang Komoditas hortikultura merupakan komoditas potensial yang mempunyai nilai ekonomi dan permintaan pasar yang tinggi. Tomat adalah komoditas yang tingkat produksinya paling
Lebih terperinciPENGERINGAN PADI Oleh : M Mundir BP3K Nglegok
PENGERINGAN PADI Oleh : M Mundir BP3K Nglegok I. LATAR BELAKANG Kegiatan pengeringan merupakan salah satu kegiatan yang penting dalam usaha mempertahankan mutu gabah. Kadar air gabah yang baru dipanen
Lebih terperinci